49) Kamu berlari ke timur sejauh 200 meter dengan laju rata-rata 4,0 m/s
kemudian berlari ke barat sejauh 250 m dengan laju rata-rata 7,0 m/s.
Hitung a) laju rata-rata dan b) kecepatan rata-rata
50) Jika posisi awal dan kecepatan awal sebuah kendaraan diketahui dan
percepatan tiap saat dicatat, dapatlan posisi kendaraan tiap saat
ditentukan berdasarkan data tersebut? Jika ddapat, jelaskan
bagaimana caranya.
54) Tentukan vektor perpindahan kapal cepat dari objek wisata Wakatobi
di Sulawesi Tenggara ke objek wisata Raja Ampat di Papua.
161
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Bab 3
GERAK DUA DIMENSI
161
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
X
X
austinracehotels.com flickr.com
protee-united.com
Gambar 3.1 Contoh gerak dua dimensi. Lintasan benda membentuk satu bidang datar, baik bidang vertikal,
horisontal, atau miring.
162
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
the-tap.blogspot.com e2marino.wordpress.com
utexas.edu
Gambar 3.2 Contoh gerak peluru: (a) peluru kendali yang ditembakkan (the-tap.blogspot.com), (b) bola golf
yang dipukul (e2marino.wordpress.com), dan (c) roket yang diluncurkan (utexas.edu).
163
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v0 x v0 cos (3.1a)
v0 y v0 sin (3.1b)
Y
Puncak lintasan
v0
X
Lokasi Lokasi
penembakan jatuh
Gambar 3.3 Bentuk umum lintasan peluru yang ditembakkan dengan sudut elevasi terhadap sumbu datar.
Ketinggian lintasan maupun jarak tempuh (jarak dalam arah horisontal) sangat bergantung pada laju awal dan
sudut tembakan.
164
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Y
v1y = 0 v1
v1x
v2x
v0y v0
v2
v2y
v0x
X
Gambar 3.4 Komponen horisontal kecepatan peluru selalu constan tetapi komponen vertikal selalu berubah-
ubah. Perubahan komponen vertikal disebabkan oleh adanya percepatan gravitasi bumi. Komponen
kecepatan arah horisontal tidak berubah karena tidak ada percepatan dalam arah horisontal.
vx v0 cos (3.2a)
vy v0 sin gt (3.2b)
165
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v iˆxv ˆyjv
iˆv0 cos ĵ v0 sin gt (3.3)
t
r (t) r 0 vdt
0
ˆ
t ˆ
r0 iv0 cos j v0 sin gt dt
0
1
r iˆvt cos ˆj v t sin gt 2 (3.4)
0 0 0
2
dengan r0 adalah posisi peluru pada saat t = 0.
vy
tan
vx
v0 sin gt
v0 cos
166
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
gt
tan (3.5)
v0 cos
v0y = v0 sin
ax= 0
v0
ay = -g
v0x = v0 cos
X
Gambar 3.5 Peluru mendapat percepatan ke bawah (gravitasi) dan tidak mendapat percepatan arah
horizontal. Gerak peluru dapat juga dipandang sebagai dua gerak terpisah, yaitu gerak dengan percepatan
konstan arah veritak dan gerak dengan laju konstan arah horisontal.
vy
vx
Gambar 3.6 Vektor kecepatan peluru tiap saat. Arah kecepatan selalu berubah tiap saat karena besar
komponen vertikal selalu berubah (karena adanya percepatan gravitasi bumi) sedangkan besar komponen
horisontal selalu tetap (karena tidak memiliki percepatan).
167
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
gtm
tan 0
v0 cos
yang menghasilkan
v0
t cos tan
m
g
v0
sin (3.6)
g
v0y
168
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
g0
tan tan
v0 cos
atau = .
Dengan memperhatikan Gambar 3.7 jelas bahwa pada saat peluru
kembali menyentuh tanah maka sudut yang dibentuk oleh vektor
kecepatan memenuhi = -. Jika saat ini waktu tempuh adalah T maka
persamaan (3.5) dapat ditulis
gT
tan( ) tan
v0 cos
tan tan gT
v0 cos
atau
2v0
T cos tan
g
2v0
sin (3.7)
g
Dari persamaan ini tampak bahwa T = 2tm atau waktu yang diperlukan
untuk mencapai tanah kembali sama dengan dua kali waktu untuk
mencapai puncak lintsan.
1
r (t ) r iˆvt cos ˆj v t sin gt 2
m 0 0m
0 m m
2
169
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Substitusi tm dari persamaan (3.6) sehingga diperoleh
v v 1v 2
ˆj v sin sin
r (tm ) r0 iˆv0 sin cos g sin
0 0 0
g
0 g
2 g
ˆv 2
v2 2
r0 i sin cos j 0 ˆsin
0
(3.8)
g 2g
Y
v1y = 0 v1
v1x = v0 cos
v0y = v0 sin
v0
hm
v0x = v0 cos
X
R
Gambar 3.8 Ketinggian lintasan sama dengan jarak vertical dari puncak lintasan ke dasar yang sejajar dengan
titik penembakan. Jarak tempuh adalah jarak mendatar dari titik penembakan ke titik jatuh peluru.
2
0v
ym sin
2
(3.9)
2g
170
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v2
xm 0 sin cos
g
v2
0 sin 2 (3.10)
2g
1
r (T) r iˆv T cos ˆj v T sin gT 2
0 0 0
2
2v sin 2v sin 1 2v sin
2
r0 iˆv0 0
cos ˆj v 0 0 g 0
sin
g
g
2 g
2v2 sin cos
r0 ˆi 0 (3.11)
g
171
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
2
Rmaks v 0 (3.13)
g
172
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
gR
sin 2
v02
Solusinya adalah
2 arcsin gR2
v
0
atau
1 arcsin gR (3.14)
2 v2
0
Sebagai contoh, jika jarak sasaran adalah setengah dari jangkauan
maksimum peluru atau R Rmaks / 2 maka
1 1
arcsin
2 2
Tetapi arcsin(1/2) memiliki dua solusi, yaitu 30o dan 150o. Dengan
demikian, ada dua sudut yang menghasilkan solusi yaitu
30o
15o
2
dan
150o
75o
2
173
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Dengan sudut penembakan 15o atau 75o maka peluru akan jatuh pada
titik yang sama. Namun ada yang berbeda, yaitu waktu tempuh. Dengan
mengguakan persamaan (3.7) maka peluru yang ditembakkan dengan
sudut kecil akan mencapai sasaran dalam waktu yang lebih pendek. Jadi,
jika kita ingin segera mengenai sasaran maka dari dua alternatif sudut
tersebut kita memilih sudut yang kecil.
Gambar 3.9 Sudut penembakan peluru sebagai fungsi jarak sasaran agar peluru tepat mengenai sasaran.
Tampak bahwa selalu ada dua sudut untuk mencapai jarak yang sama, yang satu lebih besar dari 45o dan
yang satu lebih kecil dari 45o. Namun, jarak terjauh hanya dapat dicapai dengan satu sudut, yaitu 45o.
174
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
ˆ
t
rs (t) i X s vs dt
(3.15)
0
Karena posisi penembakan dianggap berada pada pusat koordinat maka
posisi peluru tiap saat (kita gunakan r0 0 ) memenuhi persamaan
1
r (t) iˆvt cos ˆj v t sin gt 2 (3.16)
p 0 0
2
Peluru akan mengenai sasaran setelah selang waktu T yang memenuhi
r (T ) r (T )
p s
atau
ˆ ˆ 1 2 T
ˆ
iv0T cos j v0T sin gT i X s vs dt (3.17)
2 0
Persamaan (3.17) menghasilkan dua persamaan berikut ini
175
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
1
v T sin gT 2 0 (3.18b)
0
2
2v0
T sin (3.19)
g
atau
Xs
T (3.20)
v0 cos vs
Xs 2v0
sin
v0 cos vs g
atau
gX2s sin cos vs (3.21)
2v v
0 0
Jika kita definisikan untuk sementara sin x dan
cos 1sin 1 x
2 2
maka persamaan (3.21) dapat ditulis
176
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
gX 2s x
2v 1 x2 vvs
0 0
atau
Xs vs
x 1 x2 v
2R
(3.22)
maks 0
Gambar 3.10 Sudut tembak agar mengenai sasaran yang bergerak menjauh dengan laju vs = 0,1v0. Di sini
pun tampak bahwa untuk jarak tertentu maka selalu ada dua sudut tembakan yang memenuhi syarat.
177
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
2v 1 x2 vvs
gX 2s x
(3.23)
0 0
Persamaan (3.23) juga mesti diselesaikan secara numerik.
rs Xiˆ Yˆj (3.24)
1
iˆvt cos ˆj v t sin gt 2 Xiˆ Yjˆ (3.25)
0 s 0s s
2
Jadi peluru mengenai sasaran saat vektor posisi peluru sama dengan
vektor posisi sasaran. Kita samakan suku yang mengandung verktor
satuan sejenis sehingga diperoleh
178
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
1
v t sin gt 2 Y (3.26b)
0 s
2 s
malvern-hills.co.uk
R
Y
Gambar 3.11 Peluru menembak sasaran yang memiliki ketinggian yang berbeda dengan lokasi penembakan
(sumber gambar: malvern-hills.co.uk).
X
ts (3.27)
v0 cos
2
X 1 X
v0 cos sin 2 gv cos Y
vo o
179
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
sin 1 gX 2
X Y
cos 2 v20cos2
gX 2
X sin cos 2
Y cos2 (3.28)
2v0
1
sin cos sin 2
2
1 1
cos2 cos2
2 2
1 1 1 sin2 2
2 2
180
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Xz gX Y
2
Y
2 1 z2
v0
2
gX 2 gX 2
X z 2X Y z Y Y 1 z
2 2 2 2
2 2
v0 v0
2
gX 2
2
X Y z 2X Y z Y Y 0
2 2 2
gX 2
2 2
v0 v0
v0 0
v 0
v
z1,2 (3.30)
2(X Y )
2 2
Contoh 3.1
Sasaran yang akan ditembak berada pada posisi rs 400iˆ 00 ˆj m.
Berapa sudut tembak agar peluru yang memiliki laju awal 100 m/s
mengenai sasaran?
181
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Jawab
v0
=45o
sull.tv
Gambar 3.12 Atlit lompat jauh akan melakukan lompatan terjauh jika membentuk sudut 45o. Para atlit lompat
jauh harus berlatih keras agar memiliki feeling yang kuat sehingga sudut lompatannya selalu mendekati 45 o
(sumber gambar: sull.tv)
182
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
iaaf.org
v0
Gambar 3.13 Pelompat tinggi harus membentuk sudut mendekati 90o saat melompat agar diperoleh
ketinggian maksimum. Yang harus dilatih oleh pelompat tinggi adalah bagaimana agar melompat dengan
sudut hampir 90o tetapi tidak menyentuh penghalang (sumber gambar: iaaf.org).
183
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v0
Gambar 3.14 Tank mengantur sudut penembakan agar peluru tepat jatuh di lokasi musuh. Biasanya dilakukan
denan coba-coba. Ketika tembakan pertama terlampau dekat maka sudut moncong tank diatur mendekati 90 o.
Sebaliknya jika tembakan pertama terlalu jauh maka arah moncong meriam diatur sehingga menjauhi 45o
(sumber gambar: ****)
r0 hˆj
184
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Y
v0x = v0
v0 vx v0
v0y = 0 vy gt
x v0 t
1
vx = v0 yh gt 2
v0y
2
X
Gambar 3.15 Gerakan bola yang digelindingkan dari tepi meja menempuh lintasan setengah parabola.
Kecepatan awal hanya memiliki komponen horisontal. Gerak arah vertikal menjadi gerak dengan percepatan
konstan dan laju awal nol. Gerak arah horisontal adalah gerak dengan laju konstan.
185
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v0 voiˆ
a gĵ
v (t) v0iˆ gtĵ (3.31)
1
r (t) iˆvt ˆj h gt 2 (3.32)
0
2
Saat mencapai tanah ketinggian bom adalah 0. Misalkan T adalah
waktu yang diperlukan bom untuk mencapai tanah maka terpenuhi
1
0h gT 2
2
atau
2h
T (3.33)
g
186
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
tahan adalah
R v0T (3.34)
t
n (3.35)
187
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
x v0 (3.36)
science.howstuffworks.com
v0x
v0x
vy
v0x
vy
v0x
vy
Y
Gambar 3.16 Lintasan bom yang dilepas pesawat ke sasaran di tanah (sumber gambar : *****).
188
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
a f v (3.37)
a af g
vx iˆ vy ˆj gˆj
dv
a
dt
d
ˆ ˆ
xv i vx j vx i vy g j
ˆ ˆ (3.39)
dt
dvx
v x
dt
189
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
vy g
dvx
dt
atau
dvx
dt (3.40)
vx
dvx
dt
vy g / (3.41)
Kita lakukan integral dua ruas persamaan (3.40) dan (3.41) sehingga
diperoleh
vx
t
dv
x
dt
v0 x
vx 0
y t
v dv
dt
x
v
v0 y y g / 0
v
ln x t
v0 x
190
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
vy g /
ln t
v0 y g /
atau
v (t) v et
x 0x (3.42a)
g t
vy g / v0 y e
atau
v (t) v g t g
y 0 y e
(3.42b)
x(t) vx (t)dt
0
t
t
v0 xe dt
0
v0 x e
t
dt
0
191
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v 1 e t t
0x
0
1 1
v0 x e t
v0 x
1 e t
v0 cos
1e t
(3.43)
dan
t
y(t) vy (t)dt
0
t
g g
v e t dt
0y
0
t
g t gt
1 v e
0 y
0
1 g t 1 g gt
v0 y e v0 y
1
v g
1 e t gt
0 y
1 g
v0 sin 1 e
t gt
(3.44)
192
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
g t g
0 v0 y e m
atau
g t g
v0 y e m
atau
g
e t m
v0 y g
atau
ln g
t m v g
0y
atau
v0 y g
tm ln
g
atau
1 v0 y g
tm ln
g
193
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v0 y
1
ln1
g (3.45)
1 g
v sin 1 eT
gT
0
0
atau
v sin
g
1 e gT 0
T
0
(3.46)
Contoh 3.2
Peluru ditembakkan dengan laju awal v0 = 200 m/s dengan sudut elevasi
45o terhadap arah horisontal. Besar gaya gesekan peluru dengan udara
adalah f = 0,05mv. Tentukan posisi tertinggi dan jarak tempuh peluru.
Bandingkan dengan kasus jika gesekan udara diabaikan.
Jawab
Dari bentuk persamaan gaya gesekan ini kita simpulkan = 0,05 s-1.
Waktu yang diperlukan peluru mencapai posisi tertinggi lintasannya
diberikan oleh persamaan (3.45) yaitu
194
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
v0 y
1
tm ln1
g
1 0,05 200sin 45o
ln1
0,05 9,82
= 10,85 s.
y
1
v sin
g
1 e gt
tm m
m 0
1
sin 45
200 o 9,82
1
e
0,0510,85
9,82 10,85
0,05 0,05 0,05
= 698 m
200 sin 45o
9,82
1 e 0,05T
9,82T 0
0,05
atau
337,82 1 e0,05T 9,82T 0
195
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
0,05
= 1.980 m
v02 sin2
ym
2g
= 1.018 m
Jangkauan peluru
v2 sin 2
R 0
g
= 4.073 m
196
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
b) Rudal ditembakkan dari posisi awal xr0 dan yr0 = 0. Peluru kendali
dan rudal bergerak dalam bidang vertikal yang sama
r r0 r0
2
ˆ
rp i x p (t) ĵy p (t) (3.48)
197
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
vr
Lintasan rudal
rrp
rr
vp
rp
Gambar 3.17 Rudal bergerk dalam lintasan parabola sedangkan peluru kendali selalu bergerak menuju ke
arah rudal.
r r r
rp r p
198
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
r rp
r̂rp (3.50)
rrp
di mana
2
rrp x r0
vr 0t cos x p (t)2 vr 0t sin gt 2 y (t)
1
p
(3.510
2
Karena arah gerak peluru kendali sama dengan arah vektor yang
menguhungkan peluru kendali dan rudal maka kecepatan peluru kendali
tiap saat dapat ditulis
v p v p0r̂rp
rrp
vp0 (3.52)
rrp
t
rp (t) v p dt
tp0
r
p0 t
v
rp
dt (3.53)
t p 0 rrp
199
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
r
p (3.54)
vp
t
r (t t) r (t)
v (t)
p p
t p
atau
r (t t) r (t) v (t)t (3.55)
p p p
x v t cos x (t)t
xp (t t) xp (t) r0 r0 p
(3.57a)
2
200
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
1
v t sin gt2 y (t) t
r0 p
yp (t t) yp (t) 2 (3.57b)
2
x
r0
vr 0t cos x p (t) vr 0t sin gt 2 y (t)
2 1
p
2
x R cos (3.58a)
201
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
y R sin (3.58b)
Y
v0
x X
Gambar 3.18 Lintasan benda yang melakukan gerak melingkar. Pusat lingkaran berada di pusat koordinat.
Pada gerak melingkar arah kecepatan selalu berubah. Dengan demikian gerak melingkar selalu merupakan
gerak dengan kecepatan tidak konstan. Walaupun laju benda konstan namun kecepatan tetap tidak konstan
karena arah selalu berubah.
Dengan demikian posisi benda yang bergerak melingkar tiap saat adalah
r iˆRcos ˆjRsin (3.59)
202
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
R2 x2 y2 (3.60)
Kecepatan Sudut
(3.61)
t
Y
v0
R
R
X
R
Gambar 3.19 Arah kecepatan benda yang melakukan gerak melingkar selalu menyinggung lintasan. Dengan
demikian, kecepatan benda yang bergerak melingkar selalu beubah setiap saat meskipun lajunya konstan.
203
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Y
v
t2
t = t2 – t1
R t1
t
v R
Gambar 3.20 Hubungan antara kecepatan sudut dan laju linier (besar kecepatan linier). Laju sama dengan
kecepatan sudut dikali jari-jari lintasan.
Kecepatan Linier
s R (3.62)
s
v
t
204
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
R
t
R (3.63)
dr
v
dt
d d
iˆR cos ˆjR sin
dt dt
d ˆ d
iˆR sin jR cos
dt dt
R
d
iˆsin ˆj cos
dt
Mengingat d / dt maka kita dapat menulis
v R iˆsin ˆjcos (3.64)
205
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Percepatan Sudut
t
d
(3.65)
dt
Misalkan pada saat t laju benda adalah v(t) dan pada saat t+t laju
benda adalah v(t+t). Perubahan laju adalah v = v(t+t) - v(t). Percepatan
tangelsial didefinisikan sebagai
v
aT
t
Atau dengan mengambil selang waktu yang menuju nol maka percepatan
tangensial dapat ditulis sebagai
206
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
dv
aT (3.66)
dt
d (R)
aT
dt
d
R
dt
R (3.67)
aT aT vˆ (3.68)
v
vˆ
v
207
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
R iˆsin ˆj cos
R
iˆsin ˆjcos (3.69)
aT R iˆsin ˆjcos (3.70)
v2
as
R
(R)2
R
R2
r i R cos jR sin
r ˆ ˆ
R
iˆcos ˆj sin
208
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
a a r
s s
r
R2 iˆcos ˆjsin (3.71)
a aT as
R iˆsin ˆjcos R2 iˆcos ˆjsin
iˆR sin 2 cos ˆjR cos 2 sin
Contoh 3.3
Pada Gambar 3.21 berapa percepatan total yang dialami pengunjung yang
tergantung jika alat permainan berputar dengan kecepatan sudut konstan
= 0,4 rad/s?
Jawab
209
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
a iˆR 2 cos(t) ĵR 2 sin(t)
at a gk̂
a
gkˆ
at
210
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
gtoforum.com
Gambar 3.22 Pedal gas kendaraan menghasilkan percepatan sudut positif pada roda dan pedal rem
menghasilkan percepatan sudut negatif.
Satelit Geostasioner
211
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
udel.edu
Gambar 3.23 Satelit geostasioner memiliki ketinggian orbit 36.000 km dari permukaan bumi. Disebut
geostasionar karena jika dilihat dari permukaan bumi satelit tersebut seolah-olah diam. Ini terjadi karena
peroide orbit satelit mengelilingi bumi persis sama dengan periode rotasi bumi, yaitu 1 hari.
Roda Gigi
212
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
sangat cepat sedangkan gerakan alat listrik seperti robot cukup lambat.
Bagaimana caranya agar motor yang bergerak cepat tersebut
menghasilkan gerakan lambat para peralatan listrik?
v1 v2
1R1 2 R2
atau
R1
(3.72)
2 1
R2
v1 v2
R1
R2
web.ncf.ca
Gambar 3.24 Dua roda gigi yang bersentuhan dan berbeda jari-jari memiliki kecepatan linier singgunan yang
sama namun kecepatan sudut yang berbeda.
213
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Jika R2 sepuluh kali lebih besar daripada R1 maka kecepatan sudut roda
besar menjadi sepersepuluh kecepatan sudut roda kecil.
Untuk maksud tersebut digunakan roda gigi yang yang terdiri dari
dua gigi dengan ukuran berbeda yang disatukan. Cara pemasangan
tampak pada Gambar 3.25.
cqgallop.en.made-in-china.com
214
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
R1
2 1
R2
R1
3 2
R3
R R
R 1 R1
1
3 2
R2
1 1 (3.73)
R2 R3
Misalkan R1/R2 = 10 maka dengan dua pasangan gigi pada Gambar 3.26
dihasilkan reduksi kecepatan sudut sebesar 100 kali.
R3
R2
R1
R1
Gambar 3.26 Pemasangan roda gigi untuk mereduksi kecepatan sudut dengan faktor yang besar (sumber
gambar: footage.shutterstock.com).
215
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Belt
Gambar 3.27 Sabuk yang digunakan pada mesin kompresor memberikan kecepatan sudut yang lebih kecil
pada katup. Katup tersebut digerakkan oleh motor yang memiliki kecepatan sudut sangat besar.
216
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Gambar 3.28 Rantai yang digunakan pada sepeda memberikan kecepatan sudut lebih besar pada roda.
Kecepatan sudut putar pedal oleh kaki tidak terlalu pesar. Dengan menempelkan gigi ukuran kecil pada roda
dan menghungkan gigi tersebut dengan gigi pedal menggunakan rantai maka kecepatan sudut putar roda
lebih besar daripada kecepatan sudut putar pedal.
2
= 7,3 10-5 rad/s
86.400
Walapun kecepatan sudut tiap titik di bumi sama, namun karena jarak
titik-titik tersebut ke sumbu rotasi bumi berbeda-beda maka kecepatan
sudut tiap titik berbeda. Jarak terbesar adalah titik di khatulistiwa dan
jarak terkecil adalah titik di kutub (utara dan selatan). Perhatikan ilustrasi
217
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
R
= sudut lintang
Khatulistiwa
Lintang selatan
Gambar 3.29 Jarak tiap titik di permukaan bumi ke sumbu bumi bergantung pada sudut lintang. Makin besar
sudut lintang maka jarak makin kecil.
v Rcos (3.74)
218
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
sciencenerdcolletion.wikispaces.com
Gambar 3.30 Akibat rotasi bumi maka di belahan bumi utara angin berputar sesuai dengan arah putaran
jarum jam dan di belahan bumi selatan angin berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
219
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Searah
jarum jam
220
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
vp
h a
vd
g
Gambar 3.32 Benda yang dijatuhkan dari suatu ketinggian akan menyimpang dari posisi vertikal akibat
adanya rotasi bumi.
221
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
1
h gT 2
2
Atau atau waktu yang diperlukan benda untuk menyentuh tanah adalah
2h
T (3.75)
g
a g sin (3.76)
sin t (3.77)
222
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
a g t (3.78)
t t
1
h gt 2 (3.79)
2
1
T T
1
x vdt h gt 2 dt hT gT 3
0 0 2 6
1 1 1
gT 2 T gT 3 gT 3 (3.80)
2 6 3
Soal-Soal
1) Seorang atlet lompat jauh mencatat lompatan sejauh 5,2 m. Setelah
diukur berdasarkan rekaman video ternyata sudut lompatan adalah
50o. Andaikan atlit tersebut melompat dengan sudut 45o berapakan
jarak lompatan yang dapat dia capai?
2) Rekor lompat tinggi putra dunia dicatat oleh Javier Sotomayor setinggi
2,45 meter pada 27 Juli 1993 di Salamanca, Spanyol. Jika perlombaan
dilakukan di kota yang memiliki percepatan gravitasi bumi 0,4% lebih
kecil dari percepatan gravitasi di kota Salamanca, berapa harusnya
ketinggian lompatan yang dapat dibuat?
223
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
4) Pesawat pengebom sedang bergerak dengan laju 250 m/s dalam arah
membentuk sudut 15o terhadap horisontal. Pada saat itu ketinggian
pesawat dari tanah adalah 2 km dan bom dilepas dengan laju awal nol
relatif terhadap pesawat. Tentukan:
b) Posisi bom tiap saat terhadap pesawat dan terhadap tanah dengan
asumsi bahwa pesawat tidak mengubah kecepatan sejak melepas
bom
d) Jarak tempat jatuh bom diukur dari posisi tepat di bawah pesawat
saat pesawat melepas bom. Anggap bahwa tempat bom jatuh dan
posisi di bawah pesawat saat bom dilepas berada pada bidang
horisontal.
224
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Gambar 3.33 Air mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta (www.cnnindonesia.com)
Gambar 3.34 Curug Cinulang di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
(www.sgdnews.com)
225
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
Rn = 0,4 + 0,3 2n
n Rn Planet
0 0,7 Venus
1 1 Bumi
2 1,6 Mars
4 5,2 Jupiter
5 10 Saturnus
s ds
0
226
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
ds
dy
t=0 dx
t=T
x
T 0 0
s v2 2v gt sin g 2t 2 dt
0
11) Sebuah benda ditembakkan vertikal ke atas dari suatu bangunan yang
memiliki ketinggian h dari permukaan tanah. Laju awal benda adalah
v0. Buktikan bahwa jarak jatuh benda dari dasar bangunan adalah
x hT gT 3 / 6 dengan kecepatan sudut rotasi bumi dan T
adalah Waktu yang diperlukan benda menyentuh tanah memenuhi
persamaan h v0 T gT 2 / 2 0 . Asumsi bahwa selama benda bergerak
besar percepatan gravitasi selalu konstan. Ambil jari-jari bumi R
(Petunjuk: saat ditembakkan maka benda memiliki komponen
kecepatan arah vertikal v0 dan komponen kecepatan arah horisontal
(R+h). Kaki bangunan sendiri hanya memiliki kompoen kecepatan
arah horisontal R. Selama bergerak benda mengalami percepatan
arah horisontal ke belakang yang merupakan proyeksi percepatan
227
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
12) Jarak antara pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk di selat Bali adalah
5,1 km. Arus laut di selat Bali cukup kencang yaitu sekitar 12 cm/s ke
arah selatan. Sebuah ferry akan menyeberang dari Ketapang ke
Gilimanuk (dari barat ke timur). Laju ferry tersebut adalah 25 km/jam.
Jika ferry harus bergerak lurus ke timur tentukan: a) kecepatan ferry
terhadap daratan. b) kecepatan ferry terhadap air laut. c) waktu yang
diperlukan ferry untuk mencapai pelabihan Gilimanuk.
14) Sebuah satelit mengorbit bumi pada orbit lingkaran yang brada pada
ketinggian 10 ribu km dari tanah. Orbit sateit berimpit dengan garis
bujur 30o BT. Jika saat t = 0 satelit berada pada koordinat )o lintang
dan 30o BT, tentukan vektor kecepatan satelit tiap saat.
15) Sebuah senapan melontarkan peluru dengan laju 275 m/s. Senapan
tersebut digunakan untuk menembak sasaran yang berada pada posisi
50 meter lebih tinggi dan memiliki jarak horisontal 400 m. Berapakah
sudut keluar peluru agar mengenai sasaran?
17) Gambar 3.34 adalah elektron yang sedang bergerak dalam selektro
kecepatan. Elektron keluar dari filamen dengan kecepatan yang
bermacam-macam. Elektron melewati lorong hingga mencapai ujung
kiri selektron kecepatan sehingga dianggap elektron hanya memiliki
komponen kecepatan arah horisontal. Di dalam selektron kecepatan
terdapat medan listrik E yaang mengarah ke atas. Elektron yang berada
dalam selektron kecepatan memiliki percepatan ke arah bawah sebesar
a = eE/m dengan e muatan elektron dan m adalah massa elektron.
Percepatan yang diakibatkan oleh gravitasi bumi dapat diabaikan
228
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
1 eEx 2
v0
2 my
-
Sumber
elektron
y
E
+
Gambar 3.36 Gambar untuk soal 17
18) Tentukan kecepatan sudut putaran jarum jam, jarum menit, dan
jarum detik jam dinding.
19) Ukuran ban mobil Daihatsu Xenia adalah 175/65 R14. Mobil tersebut
menempuh perjalanan Bandung-Jakarta sejauh 135 km dalam waktu
3 jam. A) Berapa kali putaran rosa selama perjalanan? B) berapa
kecepatan sudut rata-rata putaran roda.
229
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
d 1 v
1
dt r1
d2 v
2
dt r2
d1
dn
2
1
d2
dn
2
2
Satu keliling menambah ketebalan gulungan sebesar h. Dengan demikian
perubahan jari-jari gulungan menjadi
d 1
dr1 h
2
d 2
dr2 h
2
230
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
R0
r0
2
1
r2 r1
v1
Tanda positif diberikan kepada dr1 karena jari-jari makin besar sedangkan
untuk dr2 diberi tanda negatif karena jari-jari makin kecil. Buktikan
persamaan berikut ini
hv
r dr dt
1 1
2
231
Bab 3 Gerak Dua Dimensi
hv
r dr dt
2 2
2
Dengan melakukan integral persamaan r1 dari r0 sampai r1 sembarang dan
t = 0 sampai t sembarang butikan
hv
r1 r02 t
Butikan bahwa waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gulungan
total, T, adalah
T
R 2
0
r2
0
hv
232