DATAR
BAB I
PENDAHULUAN
Gerak dipercepat yang paling sederhana adalah gerak lurus dengan percepatan
tetap, yaitu dimana kecepatan berubah secara teratur selama gerak benda itu
berlangsung. Grafik kecepatan waktu merupakan garis lurus (line ar) artinya besar
pertambahan kecepatan rata-rata sama besar dalam selang waktu yang sama besar
pula. Gerak lurus beraturan memiliki percepatan sama dengan nol.
4-2 GERAK PELURU (PROYEKTIL)
Gerak peluru adalah gerak sebuah peluru yang dilemparkan dengan arah yang tidak
vertikal, sehingga geraknya hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi dan
lintasan berupa parabola.
Gambar 4.2
Misalkan sebuah peluru dilemparkan dari titik 0 dengan kecepatan V o dengan arah
terhadap horizontal, maka lintasan peluru akan berada dalam satu bidang datar dan
berbentuk lengkung (bukan garis lurus) berarti akan mencapai titik tertinggi (A) dan
titik terjauh (B) terhadap titik pelemparan (0). (Lihat gambar 4.2). Karena gerak ini
berada dalam bidang datar berarti merupakan resultan dari dua gerak yaitu pada arah
vertikaldan horizontal. Jika bidang datar ini adalah bidang X O Y, maka arah
horizontal = arah X dan arah vertikal = arah Y. Dalam perjalanannya peluru tersebut
hanya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi yang arah vertikal ke bawah berarti
// sumbu Y, sedangkan pada arah horizontal tidak ada percepatan, jadi pada
permulaan geraknya pada arah vertrikal peluru mendapat perlambatan, karena
percepatan dan kecepatan arahnya berlawanan. Pada suatu titik jika v y = 0, peluru
akan berhenti dan kemudian jatuh kembali dengan di percepat. Komponen gerak pada
arah Y adalah gerak lurus dipercepat beraturan dengan kecepatan awal, sedangkan
pada arah X terdapat gerak lurus beraturan. Di sini pengaruh udara diabaikan.
Gerak dalam arah sumbu x adalah gerak lurus beraturan karena percepatan a x = 0 di
sini :
Dan
Gerak dalam arah sumbu Y adalah gerak lurus berubah beraturan dengan percepatan
ay = - g di sini :
V= ( 4- 6 )
Arah kecepatan peluru menyinggung lintasannya dinyatakan dengan :
Tg ¸ = ( 4-7 )
Vy = 0 = Vo Sin ¸ - gt
atau
t (maks) = ( 4-8 )
Ymaks = ( 4-9 )
Dan
V = Vx = Vo Cos ¸ ( 4-10 )
Y = 0 = Vo Sin ¸ t²
Atau
tx(maks) = ( 4-11 )
Xmaks= ( 4-12 )
Dari persamaan ( 4-12 ) ini da pat dilihat bahwa jarak mendatar terjauh diperoleh bila
sin 2 ¸ = 1 artinya sudut lemparan ( elevasi ) = 45. Syarat -syarat yang harus
dipenuhi pada gerak peluru adalah :
Gambar 4-2
Arah semua g ke pusat bumi. Lintasan ini tidak lagi parabola, tapi elips. Jika gerak
peluru dipengaruhi gesekan udara lintasannya berubah.
Gambar 4-3
Lintasan ( 1 ) : lintasan sebenarnya di udara.
Contoh yang umum dari gerak dengan percepatan konstan adalah jatuhnya suatu
benda kebumi . Bila tidak ada gesekan udara, ternyata bahwa setiap benda
bagaimanapun ukuran dan berapapun beratnya, jatuhnya dititik yang sama di
permukaan bumi akan terjadi dengan kecepatan yang tidak berbeda, dan apabila jarak
jatunya tidak terlalu besar, percepatan akan tetap konstan selama jatuh. Efek gesekan
udara dan berkurangnya percepatan akibat tinggi letak kita abaikan.
Gerak yang diidealisasikan seperti ini sering disebut dengan jatuh bebas. Walaupun
pengertiannya berlaku untuk gerak ke atas dan kebawah.
Percepatan benda jatuh bebas disebut dengan percepatan akibat gaya berat dan diberi
simbol huruf ( g ). Nilai g = 980 cm/s2 atau 9.8 m/s2 = 32 ft/s2.
Harga-harga yang lebih tepat dimuka bumi tergantung pad letak lintang dan tinggi
letaknya di permukaan bumi.
Catatan :
Besaran g kadang-kadang untuk mudahnya disebut saja berat yang diakibatkan oleh
gaya percepatan gravitasi bumi.
Contoh Soal:
1. Seorang penerbang menerbangkan pesawatnya dengan kecepatan 15 m/s dalam
arah datar pada ketinggian 100 m. Lihat pada gambar 4.7. berapa meter di depan
sasaran karung beras harus dilepas agar karung tepat mengenai sasarannya ?
Jawab :
2. Bola tenis dilempar dengan kecepatan awal 100m/s yang memebentuk sudut 30
ke atas. Lihat Gambar 4-8. berapa jauh dari titik awal, bola akan mencapai
ketinggiannya semula ?
Jawab :
Dalam soal ini bagian vertikal dipisahkan dari bagian horisontalnya. Dengan arah ke
atas dihitung positif diperoleh
3. Seorang anak melempar batu dengan kecepatan al 12.5 m/s dan sudut 30 o
terhadap bidang horizontal. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, Tentukan waktu
yang diperlukan batu tersebut mencapai tanah ?
Jawab :
Untuk gerak dengan lintasan berbentuk parabola, waktu yang dibutuhkan untuk
sampai ketanah adalah :
4. Bola
dilempar dari atap bangunan lain sejauh 50 ft dari bangunan pertama kecepatan awal:
20 ft/s pada sudut 40 . Di mana (di atas bawah ke tinggian semula) bola akan
mengenai bangunan yang lebih tinggi itu? Lihat gambar berikut:
Kita peroleh:
= = 15,3 ft/s
1. Gerak beraturan adalah gerak yang percepatannya sama dengan nol (a =
0) atau gerak yang kecepatannya konstan.
Pada kesempatan ini hanya akan kita bahas tentang gerak lurus saja.
Gerak lurus sendiri dibagi menjadi 2 :
s = v.
Keterangan :
Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu kita bahas
tentang perbedaan perpindahan dan jarak tempuh.
Perpindahan adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal menuju
titik akhir sedangkan Jarak tempuh adalah Panjang lintasan yang
ditempuh benda selama bergerak.
Apabila perpindahan dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan
kelajuan juga berbeda.
Karena dalam hal ini yang kita bahas adalah gerak lurus maka besarnya
perpindahan dan jarak yang ditempuh adalah sama. Berdasarkan pada
alasan ini maka untuk sementara supaya mudah dalam membahas,
kecepatan dan kelajuan dianggap sama.
Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan rata-
rata. Kecepatan rata-rata didefinisikan besarnya perpindahan yang
ditempuh dibagi dengan jumlah waktu yang diperlukan selama benda
bergerak.
a. GLBB dipercepat
b. GLBB diperlambat
BAB III
CONTOH SOAL
2. Sebuah BOLA kasti di ikat dengan seutas tali dan di putar melingkar
beraturan dengan jari-jari 0,5 m di atas sebuah meja. Bola kasti
melakukan 2 kali putaran setiap detiknya . Berapakah laju linear kasti
tersebut ?
Penyelesaian :
Dik : f = 2 Hz ; R = 0,5 m
v = 2π R f = 2(3,14)(0,5 m)
(2 sˉ¹)
v = 6,28 msˉ¹
Penyelesaian :
Dik : α = 2 radsˉ² ; t = 8 s
Oleh karena ω₀ = 0 (roda mulai dari keadaan diam) sehingga
ѳ = ω₀t + ½ αt² ѳ = 0 + ½ (2 radsˉ²)(8 s)² = 64 radian
Jadi, jumlah putarannya adalah
n = 64 radian ₓ 1 putaran
2π radian
= 32 putaran = 10,2 putaran.
π
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan
sendiri didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.
Gerak bersifat relatif artinya gerak suatu benda sangat bergantung pada titik
acuannya. Benda yang bergerak dapat dikatakan tidak bergerak, sebgai contoh meja
yang ada dibumi pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada dibumi. Tetapi
bila matahari yang melihat maka meja tersebut bergerak bersama bumi mengelilingi
matahari.
Contoh lain gerak relatif adalah B menggedong A dan C diam melihat B berjalan
menjauhi C. Menurut C maka A dan B bergerak karena ada perubahan posisi
keduanya terhadap C. Sedangkan menurut B adalah A tidak bergerak karena tidak ada
perubahan posisi A terhadap B. Disinilah letak kerelatifan gerak. Benda A yang
dikatakan bergerak oleh C ternyata dikatakan tidak bergerak oleh B. Lain lagi
menurut A dan B maka C telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang diam tetapi seolah-olah bergerak karena gerakan
pengamat. Contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika
kita naik mobil yang berjalan maka pohon yang ada dipinggir jalan kelihatan
bergerak. Ini berarti pohon telah melakukan gerak semu. Gerakan semu pohon ini
disebabkan karena kita yang melihat sambil bergerak.
2. Pembagian Gerak
Bedasarkan lintasannya gerak dibagi menjadi 3
Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia kembali ke C. Pada peristiwa
di atas Pepindahannya adalah AB – BC = 200 m – 90 m = 110 m. Sedangkan jarak
yang ditempuh adalah AB + BC = 200 m + 90 m = 290 m.
Apabila perpindahan dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan kelajuan juga
berbeda.
Kecepatan didefinisikan sebagai besarnya perpindahan tiap satuan waktu dan
Kelajuan didefinisikan sebagai besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan waktu.
Perumusan yang digunakan pada kecepatan dan kelajuan adalah sama.
Karena dalam hal ini yang kita bahas adalah gerak lurus maka besarnya perpindahan
dan jarak yang ditempuh adalah sama. Berdasarkan pada alasan ini maka untuk
sementara supaya mudah dalam membahas, kecepatan dan kelajuan dianggap sama.
Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan rata-rata. Kecepatan
rata-rata didefinisikan besarnya perpindahan yang ditempuh dibagi dengan jumlah
waktu yang diperlukan selama benda bergerak.
v rata-rata = Jumlah jarak atau perpindahan / jumlah waktu
Karena dalam kehidupan sehari-hari tidak memungkinkan adanya gerak lurus
beraturan maka diambillah kecepatan rata-rata untuk menentukan kecepatan pada
gerak lurus beraturan.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Adalah gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan yang berubah
secara teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari pohonnya, gerak benda
dilempar ke atas.
GLBB dibagi menjadi 2 macam :
a. GLBB dipercepat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB dipercepat
adalah gerak buah jatuh dari pohonnya.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB dipercepat adalah
3
Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB dipercepat
b. GLBB diperlambat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh GLBB
diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas.
Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai berikut:
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan diatas adalah saat GLBB
dipercepat tanda yang digunakan adalah + .
Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah - , catatan penting disini
adalah nilai percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat bernilai positif
karena dirumusnya sudah menggunakan tanda negatif.
4
Latihan soal
Pada tahun 1687, Isaac Newton (1642 - 1727) menyatakan tiga hukum fisika yang
menjadi dasar mekanika klasik.
1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada
gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan
gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan
kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan).
2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F
akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya
berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa
juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari
momentum linear benda tersebut terhadap waktu.
3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama,
dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya
sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda
A. F dan –F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga
terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan –F adalah
reaksinya.
5
Kalau kita lihat dengan seksama dari ketiga hukum Newton tersebut ternyata ada
keterkaitan dengan pernyataan - pernyataan ilmuwan muslim sebelumnya. Hukum
pertama Newton mirip dengan pernyatan Ibnu Sina. Hukum kedua Newton ternyata
sama dengan pernyataan Abul Barakat Hebattullah bin Malaka, dan Hukum ketiga
Newton sama dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Abul Barakat Hebattullah
bin Malaka, Ibnu Al-Hayytham, dan Fakhr El-Din Al-Razi. Walaupun demikian
Newton-lah yang pertama menyatakan ketiga hukumnya secara matematika.
Dengan demikian terlihat bahwa para ilmuwan muslim sangat berperan terhadap
perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi yang berkembang saat ini.
Berikut ini adalah sebuah balok diletakkan pada lantai licin dan ditarik dengan gaya F
ke kanan.
Analisis gaya :
1. Gaya searah sumbu X.
Setelah diberi gaya, balok yang semula diam menjadi bergerak. Gaya yang bekerja
sejajar sumbu x adalah Fcosα. Hal ini dinyatakan dengan hukum Newton sebagai:
ΣFx = m.a
Fcosα - f ges = m. a.
Keterangan :
F = gaya tarik ke kanan. (N)
f ges = gaya gesekan ke kiri (karena lantai licin maka f ges =0).
m = massa beda (m)
a = percepatan (m/s2).
6
2. Gaya searah sumbu y.
Pada sistem balok ini terdapat 3 gaya yang sejajar sumbu y yaitu N ke atas, w ke
bawah dan F.sinα ke atas. Akan tetapi balok dalam keadaan setimbang yaitu balok
tidak bergerak ke atas atau kebawah. Dalam hal ini percepatan nol(a=0). Hukum
dinyatakan sebagai :
ΣFy = m.a
N + F.sinα - w = m. a.
N + F.sinα - m. g = 0
Keterangan :
N = gaya tekan normal. (N)
w = gaya berat. (N)
m = massa beda (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2).
7
Cobalah
Sebuah balok ditarik sebuah gaya 20 N ke kiri yang membentuk sudut 60 0 terhadap
horisontal. Apabila massa balok tersebut adalah 2 kg, tentukanlah:
a. Gaya tekan normal pada balok! (Gunakan √3 = 1,7).
b. Gaya gesekan apabila μk = 0,2
c. Percepatan balok
Jawab:
a. ΣFy = m a
0
N + .sin - . = .
0
N= . - .sin
N= . - . ½.√
N= N
b. fges = k.
fges = .3
fges = N
c. ΣFx = m a
.cos - ges = a
0
. cos - = .a
- = .a
a= m/s2
Dua Balok
Dua buah balok yang berada di lantai dihubungkan dengan seutas tali. Balok kedua
ditarik dengan gaya F ke kanan yang membentuk sudut α terhadap horisontal .
Analisis gaya adalah sebagai berikut.
9
10
Cobalah
Dua balok dihubungkan dengan tali di atas lantai licin. Balok A 3 kg dan balok B 2
kg. Balok B ditarik dengan gaya 20 N ke kanan yang membentuk sudut 60 0 terhadap
horisontal. Tentukalah:
a. percepatan balok A!
b. tegangan tali
Jawab:
a. Percepatan balok A sama dengan B yaitu a.
lanatai licin: fges1 = fges2 = 0
ΣFx = m a
.cos - + = A .
+ B.
0
.cos =( A + B )
.½=( + )a
a= m/s2
b. Pada balok A berlaku
ΣFx = mA a
T = A
T= .
T= N
11
3. Gerak Parabola
Geral peluru atau parabola pada dasarnya merupakan perpaduan antara gerak
horizontal (searah dengan sumbu x) dengan vertikal (searah sumbu y). Pada gerak
horizontal bersifat GLB (Gerak Lurus Beraturan) karena gesekan udara diabaikan.
Sedangkan pada serak vertikal bersifat GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)
karena pengaruh percepatan grafitasi bumi (g).
Pengertian Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB)
Pengertian GLBB sangatlah beragam. Tergantung sumber dan pemikiran masing-
masing orang. Berikut adalah beberapa pengertian GLBB menurut beberapa sumber:
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang
tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier
melainkan kuadratik (sumber: id.wikipedia.org).
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah
mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya
percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari
keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya
karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= –) (sumber:
bebas.xlsm.org).
GLBB adalah gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan
tetap. Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan percepatan yang besar
dan arahnya tetap (sumber: sidikpurnomo.net).
Pada gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau
perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah
beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang mengalami perlambatan disebut gerak
lurus berubah beraturan diperlambat.
Benda yang bergerak semakin lama semakin cepat dikatakan benda tersebut
mengalami percepatan.
Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya
selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai
besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan
setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi jika arah
percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan. Demikian juga
sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan
selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan
lurus. Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda
konstan = arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus.Besar percepatan
konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang
secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang kita
menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan
pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah
percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan
percepatan berlawanan.
Keterangan:
Vt = kecepatan akhir atau kecepatan setelah t sekon (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
s = jarak tempuh (m)
Jawab:
Cara Saya:
Contoh GLBB
Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak benda yang jatuh dari suatu ketinggian tanpa
kecepatan awal di sekitar bumi. Gerak jatuh bebas dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Benda-benda yang jatuh bebas. Rumus ini akurat saat benda dijatuhkan di ruang
hampa.
Keterangan:
vt = kecepatan saat t sekon (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
h = jarak yang ditempuh benda (m)
t = selang waktu (s)
Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke
bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. Rumus-rumus gerak
vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.
Keterangan:
h = jarak/perpindahan (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
vt = kecepatan setelah t (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
t = selang waktu (s)
Gerak vertikal ke atas adalah gerak suatu benda yang dilempar vertikal ke atas
dengan kecepatan awal tertentu (v0) dan percepatan g saat kembali turun. Rumus
gerak vertikal ke atas adalah sebagai berikut.
Di titik tertinggi benda, kecepatan benda adalah nol. Persamaan yang berlaku di titik
tertinggi adalah sebagai berikut.
Keterangan:
tnaik = selang waktu dari titik pelemparn hingga mencapai titik tertinggi (s)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
hmaks = jarak yang ditempuh hingga titik tertinggi (m)
Saat mulai turun, persamaannya sama seperti gerak jatuh bebas. Rumusnya adalah:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa waktu saat naik sama dengan waktu saat turun
Gerak harmonik sederhana
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan[1].
Daftar isi
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas,
gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan
sebagainya.
Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis,
osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka benda akan
dian di titik keseimbangan B[2]. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka
beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A [2]. Gerakan beban akan terjadi
berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan
gerak harmonik sederhana[2].
Gerak harmonik pada pegas
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar [2]. Ketika
sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang
(bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang)[2].
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode[3].
Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu
getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik di
mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan periode
adalah sekon atau detik[3].
Frekuensi (f)
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik,
yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah getaran lengkap [3]. Satuan frekuensi
adalah hertz[3].
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik. Dengan demikian
selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah[3] :
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode. Dengan
demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi adalah sebagai
berikut[3] :
Amplitudo
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo.
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan[3].
Gaya Pemulih
Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda
elastis tersebut berubah bentuk[4]. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk menarik
kembali benda yang melekat padanya di sebut gaya pemulih[4].
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis[4]. Oleh sifat elastisnya ini, suatu pegas
yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan setimbangnya
mula- mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan[4]. Gaya pemulih pada
pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari- hari[4].
Misalnya di dalam shockbreaker dan springbed[4]. Sebuah pegas berfungsi meredam
getaran saat roda kendaraan melewati jalan yang tidak rata[4]. Pegas - pegas yang
tersusun di dalam springbed akan memberikan kenyamanan saat orang tidur[4].
Hukum Hooke
Robert Hooke
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan kembali
pada keadaan semula[5]. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan Inggris
menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas
sebanding dengan pertambahan panjang pegas[5]. Dari penelitian yang dilakukan,
didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding dengan pertambahan panjang
pegas. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai[5] :
Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah
gerak pegas tersebut.
Susunan Pegas
Seri / Deret
Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan
mengalami pertambahan panjang sebesar dan . Secara umum, konstanta
total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan persamaan[5] :
Paralel
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami
[5]
gaya tarik sebesar dan , pertambahan panjang sebesar dan .
Secara umum, konstanta total pegas yang dirangkai paralel dinyatakan dengan
persamaan[5] :
Ayunan matematis merupakan suatu partikel massa yang tergantung pada suatu titik
tetap pada seutas tali, di mana massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat
bertambah panjang[6]. Dari gambar tersebut, terdapat sebuah beban bermassa
tergantung pada seutas kawat halus sepanjang dan massanya dapat diabaikan.
Apabila bandul itu bergerak vertikal dengan membentuk sudut , gaya pemulih
[6]
bandul tersebut adalah . Secara matematis dapat dituliskan[6] :
Keterangan :
Y = simpangan
A = simpangan maksimum (amplitudo)
F = frekuensi
t = waktu
Jika posisi sudut awal adalah , maka persamaan gerak harmonik sederhana menjadi
[6]
:
, maka[6] :
...(1)
Dari persamaan :
...(2)
Keterangan :
Keterangan :
Gerak Melingkar Beraturan dapat dipandang sebagai gabungan dua gerak harmonik
sederhana yang saling tegak lurus, memiliki Amplitudo (A) dan frekuensi yang sama
namun memiliki beda fase relatif atau kita dapat memandang Gerak Harmonik
Sederhana sebagai suatu komponen Gerak Melingkar Beraturan [7]. Jadi dapat
diimpulkan bahwa pada suatu garis lurus, proyeksi sebuah benda yang melakukan
Gerak Melingkar Beraturan merupakan Gerak Harmonik Sederhana[7]. Frekuensi dan
periode Gerak Melingkar Beraturan sama dengan Frekuensi dan periode Gerak
Harmonik Sederhana yang diproyeksikan[7].
Misalnya sebuah benda bergerak dengan laju tetap (v) pada sebuah lingkaran yang
memiliki jari-jari A sebagaimana tampak pada gambar di samping [7]. Benda
melakukan Gerak Melingkar Beraturan, sehingga kecepatan sudutnya bernilai
konstan[7]. Hubungan antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut dalam Gerak
Melingkar Beraturan dinyatakan dengan persamaan[7] :
Karena jari-jari (r) pada Gerak Melingkar Beraturan di atas adalah A, maka
persamaan ini diubah menjadi :
, ... (1)
Simpangan sudut (teta) adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari
lingkaran (r), dan dinyatakan dengan persamaan :
... (2), x adalah jarak linear, v adalah kecepatan linear dan t adalah
waktu tempuh (x = vt adalah persamaan Gerak Lurus alias Gerak Linear). Kemudian
v pada persamaan 2 digantikan dengan v pada persamaan 1 dan jari-jari r digantikan
dengan A :
Pada gambar di atas, posisi benda pada sumbu x dinyatakan dengan persamaan :
...(4)
Keterangan :
A = amplitudo
= kecepatan sudut
= simpangan sudut pada saat t = 0
Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada bagian atasnya
terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka kendaraan [8]. Bagian
bawahnya, terpasang dengan silinder bagian bawah yang dipasangkan dengan as
roda[8]. Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan
relatif dari kedua ujung unit tersebut[8]. Hal ini membantu untuk mengendalikan
guncangan pada roda[8].
Jam Mekanik
Jam mekanik
Roda keseimbangan dari suatu jam mekanik memiliki komponen pegas[8]. Pegas akan
memberikan suatu torsi pemulih yang sebanding dengan perpindahan sudut dan posisi
kesetimbangan[8]. Gerak ini dinamakan Gerak Harmonik Sederhana sudut (angular)[8].
Garpu Tala
Garpu tala
Garpu tala dengan ukuran yang berbeda menghasilkan bunyi dengan pola titinada
yang berbeda[8]. Makin kecil massa m pada gigi garpu tala, makin tinggi frekuensi
osilasi dan makin tinggi pola titinada dari bunyi yang dihasilkan garpu tala[8].