Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS PADA MASYARAKAT DI TLOGOMAS KECAMATAN


LOWOKWARU KOTA MALANG

DISUSUN

OLEH

KELOMPOK 1O

1. Yesita Dangga Lero (2018610064)


2. Isabel Fatima Soares (2018610065)
3. Olviana Claudia Bili (2018610066)
4. Noviana Inya Bura (2018610067)
5. Elisabeth Redegonda Leto (2018610068)
6. Clara Ata Jeju (2018610069)
7. Maria Marningsi Malo (2018610070)
8. Megiwati Inka Wello (2018610071)
9. Ardian Fredianto Bili (2018610072)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masyrakat di Tlogomas
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

i
DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................i

Kata Pengantar........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................2
C. Manfaat .......................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................3

A. Pelayanan Kesehatan Utama.......................................................3


B. Konsep Keperawatan Komunitas................................................6
C. Peran Perawat Komunitas...........................................................10
D. Asuhan keperawan Komunitas....................................................13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.......................... 18

A. Pengkajian................................................................................... 18
B. Analisa Data................................................................................ 31
C. Intervensi..................................................................................... 36
D. Play Of Action.............................................................................38
E. Implementasi............................................................................... 41
F. Evaluasi....................................................................................... 44

BAB IV PENUTUP................................................................................ 48

A. Kesimpulan.................................................................................. 48
B. Saran............................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................50

ii
i
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
(Riyadi, 2013).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif
dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil
keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2011).

Praktik keperawatan komunitas akan berfokus kepada pemberian asuhan


keperawatan komunitas pada masalah kesehatan yang banyak diderita oleh komunitas
tersebut. Dengan terlebih dahulu melakukan screening kesehatan untuk mengetahui
masalah kesehatan apa yang banyak diderita oleh masyarakat. Masalah kesehatan
adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah –
masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan
masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi
– segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut
(Sumijatun, 2012).

Selama 22 juni – 25 juni 2021 mahasiswa Program Studi Keperawatan


Universitas Trinuwana Tunggadewi Malang akan menjalani praktik keperawatan
komunitas dan keluarga di wilayah tlogo mas untuk memberikan asuhan keperawatan
komunitas dan keluarga secara holistic untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat setempat.

1
B.Tujuan

1.Tujuan Umum

Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah


diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan
Komunitas di kelurahan tlogomas

2.Tujuan Khusus

1) Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di kelurahan


tlogomas
2) Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di kelurahan
tlogomas
3) Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di
kelurahan tlogomas
4) Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di kelurahan tlogomas
5) Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di
kelurahan tlogomas
6) Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di kelurahan
tlogomas

C.Manfaat

1. Bagi pendidikan
Sebagai sarana untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mengerti dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada
dan mencoba menanggulanginya serta masyarakat dapat mengerti gambaran
tentang status kesehatannya.
3. Untuk mahasiswa
Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat diperkuliahan dengan keadaan
permasalahan yang ada dimasyarakat untuk mendapatkan pengalaman belajar
mengenai masalah dimasyarakat dan mampu menentukan langkah-langkah
penyelesaiannya.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Pelayanan Kesehatan Utama

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan me`melihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2011).

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman
(2010) dalam Anderson (2013) untuk melihat masalah pasien, model komunitas
sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut
telah diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan
filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya. Secara lebih rinci
dijabarkan sebagai berikut :

1.Tingkat individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut


mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan keperawatan
pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada
rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut
yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas,
penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian
individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.

2.Tingkat keluarga

Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan keluarga


memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial

3
ekonomi rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit menular
dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan
lembaga yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga
tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggotanya.

3. Tingkat komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam


lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat
yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan
sebagainya. Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas
sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang mencakup tiga
aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok
dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh
keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada
pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:

4.Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit


sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat
kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum
mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.

Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi


individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling
umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan
gizi bayi dan balita.

a. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
b. Pencegahan tersier

4
Mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan
stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar
dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang. Selanjutnya agar dapat
memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini diuraikan falsafah
keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2011):
1) Falsafah Keperawatan
Kesehatan Komunitas Keperawatan kesehatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-
psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan
memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada
paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu;
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
2) Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman meliputi
peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial melalui
birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi sosial berdasarkan
kejadian saat itu (social action) (Mubarak, 2011). Pelaksanaan
pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Tahap persiapan Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang
menjadi prioritas, menentukan cara untuk berhubungan dengan
masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian Dengan persiapan pembentukan kelompok
dan penyesuaian dengan pola yang ada dimasyarakat dengan
pembentukan kelompok kerja kesehatan.
c. Tahap pendidikan dan pelatihan Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan
teratur dengan kelompok masyarakat melalui pengkajian, membuat
pelayanan keperawatan langsung pada individu, keluarga dan
masyarakat.
d. Tahap formasi kepemimpinan Memberikan dukungan latihan dan
mengembangkan keterampialan yang mengikuti perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan pendidikan
kesehatan.
e. Tahap koordinasi Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya
memandirikan masyarakat

5
f. Tahap akhir Supervisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan
pemberian umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan
untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.

B.Konsep Keperawatan Komunitas

1. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun, 2010). Misalnya di dalam kesehatan
di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan
lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat
petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya (Mubarak, 2011).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2011). Proses keperawatan
komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat
melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010)

2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut.

6
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,
dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

2)Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general


community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami


2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).

b.Fungsi keperawatan komunitas

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi


kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2011).

3.Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

a.Proses kelompok (group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah


belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan

7
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan
dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.

b.Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,


dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

c.Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan


masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya
ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

4.Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:

a.Sekolah atau Kampus

Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan


pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.
Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan
untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan

8
misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan
pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang
lebih spesifik.

b.Lingkungan kesehatan kerja

Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi


pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawatan menjalankan
program yang bertujuan untuk:

1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi


jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
dan pendidikan kesehatan.
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2011).

c.Lembaga perawatan kesehatan di rumah

Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang


dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga
dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata
melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang
bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel,
berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan
klinik yang kompeten.

d.Lingkungan kesehatan kerja lain

Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan
memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat
mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di
bidang pendididkan, penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain
sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat
ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2011).

9
C.Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan


masyarakat diantaranya adalah:

a.Penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah


keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b.Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan


mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan
perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai
hasil yang telah didapat (Mubarak, 2011).

c.Role Model

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang


baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.

10
d.Advokasi (Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat


komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2011).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab


membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
petugas kesehatan (Mubarak, 2011).

e.Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai


kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f.Kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara


bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2011).

g.Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani


perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

11
h.Penemu masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi


pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak
terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan,
observasi dan pengumpulan data.

i.Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,


merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien
menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2011).

j.Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and


Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif


merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan
adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan
kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran
membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu
selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase
ini (Mubarak, 2011).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.


Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2011).

k.Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care


Provider and Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan


kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan

12
pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga
merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

D.Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang


merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun
yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan
lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat
diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2011).

Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan


melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan
antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada
seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2012).

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas


dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada
proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien
yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2010). Asuhan
keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah (Mubarak,
2011):

a.Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis


terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut

13
permasalah pada fisiologis,psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan
ditentukan.

1)Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain

a)Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas
usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b)Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:

1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya


karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat
tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering
mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
4) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang,
sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan
5) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
6) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
7) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan
penyakit
8) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan,
apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi
(UMR) atau sebaliknya.
9) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya
dapat dijangkau masyarakat.

2)Jenis Data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif
(Mubarak, 2011):

14
a. Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b. Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran
c. Sumber Data
1. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok,
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
d. Cara Pengumpulan Data
1. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
2. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
3. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4. Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
e. Analisa Data

Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan


kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.

f. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah


keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah
kesehatan.

g. Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki


kebutuhan Abraham H Maslow:
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

15
h. Diagnosa Keperawatan

Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan


baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan
memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen,
yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).

i. Perencanaan/Intervensi
1) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah (Mubarak, 2011):
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
3) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
4) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
5) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
6) Lakukan olahraga secara rutin
7) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
8) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

j. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang


telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus
bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak
puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2011). Perawat
bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat (Efendi, 2009), yaitu:

1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit


2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

16
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas

k. Penilaian/Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.


Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan
dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan
yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2011). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:

1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan


intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

17
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
1. Pengkajian inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Wawancara Kelurahan Tlogomas merupakan salah
satu kelurahan yang berada di Kecamatan
Lowokwaru dengan luas wilayah 167.59
Data sekunder Hektar. Kelurahan Tlogomas ini berada
di Utara dari wilayah Kota . Kelurahan
Tlogomas merupakan kelurahan yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten
Malang. Kelurahan Tlogomas menjadi
gerbang pintu masuk menuju wilayah
Kota Malang dari arah sisi barat,
sehingga menjadi kelurahan yang cukup
strategis dalam mengangkat
perkembangan aspek Kota Malang secara
besar.

18
b. Data demografi

jenis Kelamin
laki-laki perempuan

40.00%
60.00%

Usia
Balita Remaja
Dewasa Pertengahan
Lansia

6.00%
13.00% 23.00%
40.00% 18.00%

Agama
Islam Kristen Khatolik
hindu Budha

10.00% 5.00%
15.00% 50.00%
20.00%

19
Pendidikan
SD SMP SMA PT

7.00%
12.00%
30.00%
51.00%

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Sekunder 1. Usia
(angket, KK) Balita : 17
Remaja : 66
Dewasa : 52
Pertengahan : 116
Lansia : 37
2. Jenis Kelamin
Laki-laki : 60 % (7856
jiwa)
Perempuan : 40 % (7814
jiwa)
3. Suku Bangsa : Jawa
4. Agama :
Islam : 50 % (14.870 jiwa)
Kristen: 20 % (406 jiwa)
Katholik: 15 % (334 jiwa)
Hindu: 10% (30 jiwa)
Budha: 5 % (20 jiwa)
5. Tingkat Pendidikan :

20
SD: 12 %
SMP: 30%
SMA: 51%
PT: 7%

c. Statistik Vital

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer Berdasarakan hasil pengkajian melalui
(Angket) angket didapatkan hasil :
- mayoritas warga mengalami
masalah kesehatan hipertensi,
DM, Stroke dan Kecemasan
terkait COVID -19. Dan
sebagian kecil hanya
mengalami masalah kesehatan
seperti batuk dan flu.
- lansia mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan
dan cara menangani penyakit
seperti : hipertensi,diabetes
mellitus.
Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan hasil :
- Ketua Lurah mengatakan dari

21
jumlah penduduk orang
dewasa mayoritas mempunyai
riwayat HT .
- Warga Tlogomas mengatakan
belum dilakukan senam rutin
hipertensi
Data Sekunder Dari hasil wawancara didapatkan
(catatan medis Puskesmas) - Masyarakat tlogomas jarang
berkonsultasi kepihak tenaga
kesehatan tentang penyakit
yang sering dialami, sehingga
minimnya pengetahuan terkait
penyakit-penyakit yang
dialami dan bagaimana
mencegah atau meminimalisir
penyakit yang dialami.

jenis Penyakit
Hipertensi Kecemasan Akibat Covi
DBD Flu dan Btuk
Stroke DM
10.00%
10.00% 35.00%
5.00%
25.00% 15.00%

2. Pengkajian Sub sistem Komunitas


a. Lingkungan

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer - Keadaan lingkungan

22
- Observasi rumah mayoritas kurang
- Wawancara bersih dan ada beberapa
yang bersih
- Keadaan perumahan
cukup bersih dan terdapat
genangan air
- Jarak antar rumah satu
dengan yang lain sangat
dekat, dan ada beberapa
rumah yang memiliki
pagar dan ada juga yang
tidak memiliki pagar
rumah.
- Kualitas air bersih berasal
dari sumur dan PDAM
- Kualitas udara kurang baik
yang disebabkan oleh
polusi kendaraan lalu
lintas dan dekat sungai
- Pengkajian sampah :
Ada beberapa rumah yang
terdapat tong sampah dan
ada beberapa rumah yang
Tidak terdapat tong
sampah di setiap rumah
warga, pembuangan
sampah per 3 hari dikelola
oleh petugas TPA. Tetapi

23
masyarakat tidak
melakukan pemilahan
sampah bahkan kadang
membakarnya (5%).
Lalu masyarakat juga
sering membuang sampah
sembarangan
- Terdapat vektor nyamuk
(35%), tikus (30%), kecoa
(25%), dan kucing (10%).
Serta saat dilakukan
pemeriksaan ditemukan
jentik nyamuk pada
beberapa rumah warga.

Bangunan Rumah
Permanen Semi Permanen

5.00%

95.00%

Vektor
Nyamuk Tikus
kecoa Kucing
10.00%
25.00% 35.00%
30.00%

24
Pembuangan Sampah
Diambil Petugas sampah
Di bakar
5.00%
95.00%

b. Pendidikan

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer Dikelurahan tlogomas terdapat
- Observasi beberapa institusi pendidikan yaitu:
- Wawancara - TK
- PAUD
- Taman Bacaan
- SD
- MTS
- MAN
- SMA
- SMK
- Universitas

c. Keamanan dan Transpotasi.

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer - Masyarakat menggunakan
- Angket/kuisioner transportasi pribadi 88% dan
kendaraan umum 12% dalam

25
mobilisasi
- Akses mendapatkan
transportasi mudah dekat
dengan jalan raya, pasar, dan
penggunaan aplikasi online.
- Observasi - Kondisi lalulintas jalan ramai
lancar dan kondisi jalanan
baik.
- Dekat dengan Pertamina dan
SatpolPP
- Ada beberapa rumah warga
yang memliki alat pemadam
kebakaran dan ada juga yang
tidak memiliki
- Wawancara Kondisi lingkungan sekitar warga
aman.

d. Politik dan pemerintah

Teknik Pengkajian Hal yang dikaji


Data Primer Kegiatan politik yang ada di
- Wawancara masyarakat :
- Kebijakan kesehatan oleh
Puskesmas Tlogomas
difasilitasi oleh kader
kesehatan per RT
- Masyarakat ikut serta dalam
pengambilan keputusan
melalui musyawarah warga
- Jenis pelayanan kesehatan

26
posyandu lansia dan balita,
dilakukan sebulan sekali yang
diikuti seluruh lansia dan balita
disetiap RT/RW.
- Angket - masyarakat ikut serta dalam
posyandu lansia dan balita
- ikut serta dalam kegiatan
posyandu 1 kali sebulan
- masyarakat ikut serta dalam
JKN
- Observasi - Akses menuju pelayanan
kesehatan mudah dan dekat

e. Komunikasi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer Mendapatkan informasi layanan
- Angket kesehatan dari kader posyandu
- Observasi - Perkumpulan warga melalui
acara pengajian dan PKK
- Penyebaran informasi melalui
grup whatsapp masing-masing
kader atau pertemuan
posyandu lansia dan balita

27
Komunikasi
Perkumpulan RT/RW TV
Edaran
10.00%
20.00%

70.00%

f. Ekonomi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer Tingkat ekonomi rendah-menengah
- Angket dengan penghasilan rata-rata > Rp.
1.668.700,-
- Observasi Dekat dengan kawasan Mall Dinoyo,
pertokoan dan dekat dengan Pasar
Dinoyo.

pendapatan
< Rp.1.500.000 > Rp. 1.500.000

25.00%

75.00%

g. Rekreasi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer - Masyarakat sering
- Angket menghabiskan waktu
- Wawancara luang dengan menonton

28
TV (90%)
- Dan 10 % masyarakat
menghabiskan waktu
luang dengan berjalan-
jalan ke taman

- Observasi - Anak-anak bermain di


tanah kosong dekat rumah
warga
- Terdapat taman bermain
untuk anak-anak.

Rekreasi
Nonton TV
Jalan-jalan Ke Taman

10.00%

90.00%

3. Persepsi

Teknik Pengkajian Hasil yang dikaji


Data Primer - Masyarakat mengatakan
- Wawancara dengan pentingnya bersosialisasi
Ketua Lurah, Petugas antar warga dalam suatu
Puskesmas dan beberapa komunitas
masyarakat - Masyarakat mengatakan jika
sumber kekuatan yang
dimiliki adalah dukungan dan
kerjasama dari semua warga

29
Tlogomas
- Masalah kesehatan yang
sering dialami dan
dikeluhkan warga yaitu
hipertensi, DM, Stroke dan
kecemasan terkait Covid -19.

Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Diagnosa Keperawatan


1 DS : Kurang Defisit Kesehatan
- Ketua Lurah Terpapar komunitas
mengatakan bahwa Informasi
posyandu lansia
diadakan 1x sebulan.
- Lansia mengatakan
tidak tahu bagaimana
menjaga kesehatan
dan cara menangani
penyakit seperti
hipertensi
- Ketua Kader Tlogomas
mengatakan dari jumlah
penduduk, mayoritas
lansia mempunyai
riwayat HT .
- Warga Tlogomas
mengatakan belum
dilakukan senam rutin

30
hipertensi
DO :
- setelah dilakukan
pemeriksan TD rata-
rata warga lansia
Tlogomas mengalami
hipertensi
2 DS : Resiko Kesiapan Peningkatan
- Salah satu warga Tingkat Koping komunitas

tlogomas penyakit
mengatakan jika di
lingkungannya
sudah disediakan
tempat sampah,
tetapi tidak dapat
memilah jenis
sampah dan
kadang
membakarnya di
dekat lahan
DO :
- Terdapat jentik
nyamuk di
beberapa rumah
warga
- Lingkungan
sekitar rumah
tampak kurang
bersih

31
- Terdapat vektor
nyamuk 35%,
kecoa 15%,
tikus 30% dan
kucing 10% di
lingkungan
sekitar

Prioritas Diagnosa Keperawatan 1

Kriteria Bobot Perhitunga Skor Pembenaran


n

Sifat masalah: (skor/angka 3 9 Sesuai data dari


a. Actual tertinggi) x 2 pengkajian
b. Resiko 3 bobot 1 bahwa tingkat
c. Potensial penyakit
tertinggi di
daerah tlogomas
adalah
hipertensi
dengan
presentase 35 %
dan TD
190/100. Maka
untuk defisit
kesehatan
komunitas kami
ambil aktual
karena dengan

32
TD 190/100
dapat
menyebabkan
komplikasi
penyakit lain
seperti stroke,
pembuluh darah
pecah dan
penyakit
lainnya.

Kemungkinan masalah (skor/angka untuk hipertensi


dapat di ubah : tertinggi) x 2 di ketahui
4
a. Mudah bobot 1 terjadi karena
seluruhny 2 0 kurangnya
a pengetahuan
b. Sebagian jadi mudah di
c. Tidak ubah karena bisa
dapat di lakukan
penyuluhan
kesehatan

Potensial masalah dapat di (skor/angka 3 9 Untuk hipertensi


cegah 3 tertinggi) x 2 masalah dapat di
a. Tinggi bobot 1 cegah dengan
b. Cukup mengatur pola
c. Rendah hidup sehat.
jadi kami
memilih
potensial

33
masalah dapat di
cegah tinggi

Menonjolnya masalah: (skor/angka 2 4 Hipertensi dapat


a. Di rasakan dan tertinggi) x 1 segera di
segera di tangani bobot 0 tangani dengan
b. Di rasakan tapi tidak 2 pemberian terapi
perlu segera di komplementer
tangani serta dengan
c. Tidak di rasakan menganjurkan
untuk istirahat
yang banyak

SKOR 26

Prioritas Diagnosa keperawatan 2

Kriteria Bobot Perhit Skor Pembenara


ungan n

Sifat masalah: (skor/angk 3 6 Karena


d. Actu a 2 banyaknya
al 2 tertinggi) 1 genangan
e. Resi x bobot air dan
ko pembuanga
f. Pote n sampah
nsial secara
sembaranga
n maka

34
dapat
menyebabk
an resiko
DBD

Kemungkinan masalah (skor/a Masalah


dapat di ubah : ngka 2 dapat di
4
d. Mudah tertingg 1 ubah karena
seluruhny 2 i) x 0 masih
a bobot resiko dan
e. Sebagian dan juga
f. Tidak dapat di
dapat ubah
sebagian
karena kita
bisa
menganjurk
an untuk
pemilahan
sampah
yang
benar
,walaupun
kita tidak
bisa
menyiapkan
tempat
pembuanga
n sampah.

35
Potensial masalah dapat di (skor/a 3 6 DBD
cegah 2 ngka 2 potensial
d. Tinggi tertingg 1 masalahnya
e. Cukup i) x dapat di
f. Rendah bobot cegah
cukup,
karena kita
bisa
menganjurk
an untuk
memilah
sampah-
sampah
akan tetapi
kita tidak
bisa
menyiapkan
tempat
pembuanga
n
sampahnya
kecuali dari
desa atau
kelurahan
tersebut
mau
membuat
tempat

36
pembuanga
n sampah

Menonjolnya masalah: (skor/a 2 4 DBD bisa


d. Di rasakan dan 2 ngka 1 menyebabk
segera di tangani tertingg 0 an kematian
e. Di rasakan tapi tidak i) x akan tetapi
perlu segera di bobot karena ini
tangani masih
f. Tidak di rasakan dalam
kategori
resiko maka
perlu
adanya
penanganan
. Jadi saat di
rasakan
langsung di
lakukan
penanganan
atau
pencegahan.

SKOR 26

37
Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI

Kode Diagnosis Kode Diagnosis Kode Intervensi

( D.0110) Deficit (L.1210 Setelah dilakukan (I.14515 Manajeman lingkungan M


9) penyuluhan selama 30
kesehatan ) komunitas
menit diharapkan deficit
komunitas kesehatan komunitas 1.lakukan skrining
Dengan Kriteria Hasil :
resiko gangguan
status kesehatan kesehatan lingkungan
komunitas
2.identifikasi factor
1. ketersediaan
program promosi resiko kesehatan yang
kesehatan
di ketahui
2. partisipasi
dalam program 3.libatkan partisipasi
kesehatan komunitas
masyarakat dalam
3. kepatuhan terhadap
standar kesehatan memelihara keamanan
lingkungan
lingkungan
4. pemantauan standar
kesehatan komunitas 4. promosi kebijakan
5. prevalensi penyakit
pemerintah untuk
mengurangi resiko
penyakit
5. berikan pendidikan
kesehatan untuk
kelompok resiko
6.informasi layanan
kesehatan ke individu,
keluarga, kelompok
bersiko dan masyarakat

D.(0091) Kesiapan (L.0908 Setelah dilakukan (I.1454 Pencegahan resiko M

38
peningkatan 9) tindakan selama 30 5) lingkungan m
koping komunias menit diharapkan
Perilaku kesehatan 1.identifikasi adanya
cenderung beresiko resiko lingkungan yang
dapat teratasi dengan dapat merusak atau
Kriteria Hasil : membahayakan
kesehatan
Status koping komunitas 2.identifikasi pihak-
1. keberdayaan pihak yang dapat
komunitas membantu masyarakat
2. perencanaan untuk perlindungan dari
komunitas bahaya lingkungan
3. pemecahan 3. analisis tingkat
masalahkomunitas resiko terkait dengan
4.sumber daya lingkungan(mis.
komunitas Perumahan,air,
5. partisipasi masyarakat makanan, readiasi)
6. insiden masalah 4. bekerja sama dengan
kesehatan dalam pihak-pihak terkait
komunitas untuk meningkatkan
7.konflik komunitas keamanan lingkungan
8. tingkat kejadian 5. fasilitasi anggota
penyakit masyarakat untuk
melakukan modifikasi
lingkungan yang aman
6. informasikan padsa
populasi yang beresiko
terkait bahaya yang
mungkin di peroleh
dari lingkungan sekitar

39
40
PLAN OF ACTION ( POA ) INTERVENSI MASALAH KESEHATAN
Diagnos
Sumber Daya
a
No.
Kepera Strategi Program Tujuan (SLKI)
Dx Sasara Media
watan Bentuk Kegiatan Waktu dan Tempat PJ
n
(SDKI)
1 Deficit  Komunikasi Melakukan Setelah diakukan Masyar 1. Ukur tekanan Setiap hari dan Posko Leafle Mahasi
Informasi pemeriksaan akat darah. kesehatan
kesehata  tindakan t swa
tekanan darah
n komu  Edukasi keperawatan dan
dan edukasi
kesehatan 2. Mengadakan Minggu
nitas selama 4 minggu di Tokoh
dan mengajak 14 Maret 2020 dan
Kelurahan Masyar
lansia untuk Lapangan
tlogomas akat
mengikuti
kecamatan
senam
lowokwaru Hipertensi
diharapkan :
Diharapkan Mahasi
meningkat derajat 3. Melakukan swa
kegiatan
kesehatan dan
penyuluhan
masyarakat Kader

41
kesehatan

Mahasi
swa
dan
warga
kader

2. Kesiapan  Komunik Pemantauan Setelah diakukan Masaya 1.Lakukan Setiap hari dan Leafle Mahasi
asi jentik nyamuk posko kesehatan t
peningka tindakan rakat pemantauan swa
tan  Informasi keperawatan untuk
 Edukasi
koping selama 4 minggu di menentukan
komunita Kelurahan kebutuhan
s Tlogomas rujukan
Kecamatan
Lowokwaru 2.Bantu
diharapkan : kelompok untuk Mahasi
untuk merubah swa
-Masyarakat perilaku Kader

42
memelihara tempat terhadap rencana
pembuangan air tindakan (kerja
limbah. bakti).
1.Tidak ada air
limbah yang 3.Ajarkan warga Mahasi
untuk melakukan Tanggal 23 maret
tergenang swa
2020
2.Tidak ada lagi PHBS dengan cuci
tangan 6 langkah
media untuk
4. Pemantauan
perkembangbiakan
jentik nyamuk
nyamuk
3. Masyarakat
mampu
menerapkan Setiap minggu
perilaku hidup
bersih dan sehat

Implementasi Keperawatan

No Hari/Tangga Waktu Jenis Kegiatan Evaluasi Formatif

43
l
1 Jumat, 6 08.00 WIB Melakukan Evaluasi Struktur :
Maret 2020 pemeriksaan tekanan - Pemeriksaan dilakukan oleh
darah mahasiswa praktikan yang bertempat
di posko kesehatan
- Kegiatan dilakukan setiap hari
Evaluasi Proses :
- Pengecekan tekanan darah
menggunakan sphygnomanometer dan
stetoskop
- Setelah dilakukan pemeriksaan
kemudian diberikan pendidikan
kesehatan.
Evaluasi Hasil :
- Masyarakat sangat antusias dan
mendatangi posko kesehatan untuk
pengecekan tekanan darah
- Tekanan darah pasien 140/90 mmHg
- Dilakukan pengukuran berat badan,
dan pendidikan kesehatan hipertensi

44
2 Minggu, 8 10.00 WIB Pemantauan jentik Evaluasi Struktur :
Maret 2020 nyamuk - Pemeriksaan dilakukan bersama
dengan ibu kader PKK dan mahasiswa
- Pemeriksaan ditujukan bagi seluruh
rumah warga kelurahan tlogomas
- Mahasiswa ceklist pemeriksaan
Evaluasi Proses :
- Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB
- Kelompok dibagi menjadi 3 tim untuk
melakukan pengecekan rumah di 3
wilayah pembagian. Masing-masing
tim ditemani oleh ibu kader PKK
Evaluasi Hasil :
- Ditemukan dibeberapa rumah warga
terdapat jentik nyamuk
- Warga dihimabau untuk
memperhatikan kebersihan
lingkungan
- Warga diberikan ceklist pemeriksaan
jentik yang ditempelkan pada depan

45
rumah

46
Evaluasi KeperawatanS

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1 Defisit kesehatan komunitas S:
- Lansia mengatakan sudah menegtahui bagaimana menjaga kesehatan
dan cara menangani penyakit seperti hipertensi
- Warga Tlogomas mengatakan sudah dilakukan senam rutin hipertensi
O:
- setelah dilakukan pemeriksan TD rata-rata warga lansia Tlogomas
sudah tidak mengalami hipertensi

O : TD 190/100 mmHg, saat ditanya riwayat darah tinggi pasien


mampu menjawab
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
2 Kesiapan peningkatan S : warga tlogomas mengatakan sudah bisa memilah sampahnya dan
koping komunitas mengatakan jika dirumahnya sudah tidak ada nyamuk lagi
O : tidak lagi terdapat jentik nyamuk di air, di kamar mandi, dan di
wadah penyimpanan air
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

47
48
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan pengkajian pada masyarakat
Kecematan Lowokwaru, kelurahan Tlogomas, terdapat beberapa masalah
lingkungan yang memunculkan diagnose keperawatan deficit kesehatan
komunitas (D.0110) dan kesiapan peningkatan koping komunitas (D.0091).
Sehingga untuk menentukan prioritas masalah dilakukan kegiatan
musyawarah desa 2 (MW 2) yang melibatkan warga dan tokoh masyarakat.
Pada musyawarah desa 2 menghasilkan prioritas masalah pertama yaitu
deficit kesehatan komunitas dan yang kedua kesiapan peningkatan koping
komunitas. Pada diagnose deficit kesehatan komunitas kami melakukan
intervesi pemberian pendidikan kesehatan, mengadakan senam hipertensi,
dan pengecekan kesehatan. Untuk diagnose kesiapan peningkatan koping
komunitas kami menyetujui untuk melakukan kerja bakti, pendidikan
kesehatan.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat
diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi
dalam meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan.
2. Bagi Pemerintah
Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat kelurahan
tlogomas untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang
diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih
ditingkatkan karena berdasarkan survey yang dilakukan banyak
pernyataan dari masyarakat yang mengeluh dalam pelayanan tenaga
kesehatan yang ada di puskesmas.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat kelurahan
tlogomas.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam
penerapanya pada proses pendidikan

50
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F & Makfudli, 2009. Keperawatan kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medi

Wulan Widiyastuti, veronica, dkk (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan


Tentang Senam Lansia dengan Keaktifan Mengikuti Senam Lansia di Unit
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan Vol.1/no.1/2012 Juni.Semanrang.

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar


dan Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal, 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV


Sagung seto.

Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV


Sagung Seto.

Almatsier, S. 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Garmedia : Jakarta. Amran Y,


Satriani S, Nadimin, Fadliyah F. 2010. Pengaruh Tambahan Asupan kalium
Dari Diet Terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik dan Diatolik Tingkat
Sedang Pada Lanjut Usia. Artikel Penelitian: Universitas Islam Negeri
Syarif Hasanuddin Jakarta.

Andarini. 2012. Terapi Nutrisi Pasien Usia Lanjut yang Dirawat di Rumah Sakit.
Di dalam: Harjodisastro D, Syam AF, Sukrisman L, editor. Dukungan
Nutrisi pada Kasus Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran UI.

Aris, S. 2007. Mayo Clinic. Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT


Intisari Mediatama : Jakarta.

51
Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC :
Jakarta. Armilawati, dkk. 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam
Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS : Makassar.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Defenisi Dan Indikator


diagnostik.,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Defenisi Dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

52

Anda mungkin juga menyukai