Disusun Oleh :
Tazqirotul Ula
NIM : 433131420111917
1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengetahuan menggosok gigi pada anak sekolah dasar
2. Mendeskripsikan kebiasaan menggosok gigi pada anak di sekolah dasar .
3. Mendeskripsikanteknik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar.
4. Menganalisis signifikasikansi kejadian karies gigi berdasarkan,pengetahuan menggosok gigi,
kebiasaan menggosok gigidan teknik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar.
5. Menganalisis angka prevelensi karies gigi berdasarkan pengetahuan, kebiasaandan teknik
menggosok gigipada anak usia sekolah dasar.
6. Menganalisis pengaruh kejadian karies gigi berdasarkan pengetahuan, kebiasaandan teknik
menggosok gigipada anak sekolah dasar.
1. Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi khususnya di sekolah tempat penelitian tentang
pengaruh pengetahuan menggosok gigi, kebiasaan menggosok gigi, dan teknik menggosok gigi terhadap
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah dasar
1.4.2 Manfaat Khusus
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi institusi pendidikan S1
keperawatan terutama di bidang kesehatan gigi dan juga sebagai data penunjang untuk penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Sebagai saranan pembelajaran dan pengetahuan baru terutama dalam penelitian yang di lakukan di
komunitas sekolah dasar tentang kejadian karies gigi dengan meneliti beberapa faktor yang
mempengaruhi seseorang tentang penyebab karies yaitu pengertahuan menggosok gigi, kebiasaan
menggosok gigidan teknik menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi sebagai salah satu pencegahan
karies gigi
Peserta pertemuan adalah seluruh anggota keluarga yang terdiri dari Bapak,Ibu,dan
Kakak,adik.
1.6 Metode
I. MATERI
1. Pengertian
Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas mikroba pada suatu karbohidrat
yang mengalami fermentasi.Gejalanya ditandai oleh adanya demineralisasi pada
jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya.
Secara umum, penyebab karies gigi adalah bakteri dan sisa makanan yang ada di mulut. Namun,
sebenarnya jika dilihat lebih detail lagi, ada beberapa penyebab secara khusus, yaitu:
1. Periode Usia
Periode usia memegang peranan yang cukup signifikan terhadap timbulnya karies gigi.
Mengapa? Hal ini sangat berkaitan erat dengan tanggung jawab dalam menjaga kesehatan gigi.
Periode usia balita hingga 10-12 tahun saat anak memiliki gigi campuran antara gigi susu dan
gigi permanen adalah yang pertama rentan terhadap karies gigi. Di periode ini, mereka belum
memiliki kesadaran lebih untuk menjaga kesehatan gigi.
Selanjutnya, periode pubertas saat usia 14 hingga 20 tahun juga rentan dengan karies gigi. Di
usia ini, sering terjadi perubahan hormonal yang berpotensi menyebabkan pembengkakan pada
gusi. Saat-saat seperti ini, kebersihan gigi sangat mungkin terabaikan. Selain itu, pengawasan
dari orang tua sering kali mulai longgar, sehingga sangat mungkin anak pada periode ini malas
menggosok gigi.
Periode usia lainnya adalah pada usia sekitar 40 hingga 50 tahun. Di usia-usia ini, sudah terjadi
retraksi pada gusi sehingga menyebabkan makanan lebih mudah masuk ke dalam sela-sela gigi
dan gusi. Akibatnya, sisa makanan jadi lebih sulit dibersihkan dan memperbesar potensi
terjadinya karies gigi.
Kondisi fisik yang berbeda pada tiap-tiap orang memungkinkan adanya perbedaan pada
morfologi gigi dan volume air ludah. Morfologi gigi yang luas dan lebar dengan bentuk gigi
yang besar-besar memiliki potensi terjadi plak yang lebih banyak jika tidak rutin menggosok
gigi. Begitu pula dengan volume air ludah, penelitian membuktikan bahwa mereka yang
memiliki volume air ludah sedikit jauh lebih rentan terhadap karies gigi daripada yang punya
volume banyak.
3. Bakteri
Tidak semua bakteri dalam mulut menjadi penyebab karies gigi. Bahkan hanya sedikit yang
menyebabkan karies gigi, lebih banyak yang berguna untuk mencerna makanan. Yang jadi
masalah adalah bakteri kariogenik atau pembawa masalah karies gigi yaitu Streptococcus mutans
dan Lactobacilli. Bakteri kariogenik adalah kunci awal mula karies gigi karena mampu
mengubah karbohidrat yang dapat diragikan menjadi asam yang merusak enamel gigi.
4. Plak Gigi
Plak gigi terbentuk dari berbagai bahan seperti sisa-sisa sel jaringan mulut, mucin, leukosit,
limposit, sampai dari sisa-sisa makanan. Plak yang tidak dibersihkan akan segera menumpuk dan
memudahkan bakteri menempel pada plak dan menyebabkan kerusakan gigi.
Karies gigi tentu merupakan hal yang harus segera Anda atasi. Untuk itu, ada beberapa cara bagi
Anda, yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi karies gigi.
Cara terbaik untuk mengatasi karies adalah lewat perawatan karies gigi oleh dokter gigi. Dokter
akan mengecek kondisi gigi Anda dengan saksama sebelum melakukan tindakan yang
diperlukan. Tergantung pada kondisi karies gigi, dokter mungkin melakukan beberapa tindakan
seperti membersihkan, menambah fluoride, serta menambal gigi yang rusak.
2. Terapi Fluoride
Dokter selalu menyarankan untuk menggunakan pasta gigi dengan fluoride, namun jika saat
pemeriksaan dirasa kurang, maka Anda bisa diberi terapi fluoride. Terapi fluoride diberikan
melalui suplemen yang memudahkan gigi untuk mendapatkan fluoride dalam jumlah yang
dibutuhkan. Untuk pengaplikasiannya, suplemen fluoride umumnya dioleskan langsung di gigi.
3. Penambalan Gigi
Gigi yang terkena karies, dibuang jaringan lunaknya yang terinfeksi dengan pengeboran dan lalu
dilakukan penutupan dengan bahan tambal gigi.
Karies yang menyerang bagian akar gigi bisa menimbulkan kerusakan serius pada kanal akar
gigi dan bagian pulpa gigi. Pada proses ini, bagian pulpa gigi akan dibersihkan dan dibuang,
kemudian dokter akan memberikan obat anti infeksi dan menunggu agar kondisi pulpa bersih
dan bebas infeksi. Setelah itu, pulpa gigi akan diganti dengan material buatan. Proses ini mirip
dengan tambal gigi, dan memang biasanya secara umum orang menyebutnya sebagai tambal gigi
saja.
5. Pencabutan Gigi
Jika dokter menganggap bahwa kerusakan gigi karena karies telah sampai tahap yang paling
parah hingga menyebabkan gigi berlubang dan sudah merusak hampir keseluruhan mahkota gigi
atau bagian struktural gigi, dokter akan menyarankan untuk mencabut gigi tersebut. Pencabutan
gigi bertujuan untuk menghentikan penyebaran karies gigi dan menghindari terjadinya masalah
gigi lain akibat gigi berlubang.
Tidak ada kebiasaan membersihkan gigi yang lebih baik dari gosok gigi. Membiasakan diri
untuk menggosok gigi minimal dua kali sehari bisa mencegah terjadinya karies gigi. Penggunaan
pasta gigi dengan fluoride juga wajib selama menggosok gigi. Fluoride pada pasta gigi akan
membantu untuk melawan pengikisan mineral penting pada permukaan gigi.
Namun perlu diingat bahwa penggunaan pasta gigi dengan fluoride bukanlah untuk memulihkan
enamel gigi yang terkikis, sebab jika enamel sudah terkikis cukup dalam, maka penggunaan
pasta gigi berfluoride tidak akan mampu untuk menutupinya. Penggunaan pasta gigi dengan
fluoride pada kondisi ini lebih bertujuan untuk memperlambat berkembangnya karies gigi. Jadi,
tindakan untuk mengatasi karies gigi lebih lanjut sangat diperlukan dan tidak boleh dilakukan
tanpa pengawasan dokter gigi demi hasil yang maksimal. Gunakan pasta gigi yang memiliki
kandungan microgranules dan zinc-citrate yang dapat memberikan perlindungan yang
menyeluruh untuk kesehatan gigi dan mulut keluarga Anda.
2. Berkumur dengan Mouthwash
Karies gigi juga bisa dihindari dengan lebih maksimal jika Anda
menggunakan mouthwash sebagai penutup setelah menggosok gigi atau setelah
makan. Mouthwash dengan kandungan pembunuh bakteri jahat di mulut sangat bermanfaat untuk
mencegah bakteri berkembang biak dan memakan sisa makanan yang ada di sela-sela gigi dan
gusi.
3. Gunakan Dental Floss
Mengingat salah satu penyebab karies gigi adalah plak, maka penggunaan dental floss sangat
disarankan untuk membantu membersihkan plak secara sempurna. Menggosok gigi saja
terkadang masih menyisakan sebagian plak yang memang menempel erat pada gigi.
Memperhatikan pola makan, diet, dan frekuensi makanan adalah salah satu cara untuk mencegah
munculnya karies pada gigi. Mengapa? Karena karies pada gigi umumnya muncul karena
makanan-makanan dengan karbohidrat tinggi serta makanan manis-manis yang mengandung
gula atau cokelat. Oleh karena itu, memakan makanan yang aman untuk gigi bisa membantu
menghindarkan karies pada gigi. Buah-buahan dan sayur merupakan makanan alami yang
tergolong aman untuk gigi.
Frekuensi memakan makanan juga perlu jadi pertimbangan. Asam yang ada di mulut
membutuhkan waktu 2 hingga 3 jam untuk dinetralkan oleh air ludah. Jika frekuensi makan
makanan asam Anda tergolong sering, maka sangat besar kemungkinannya jika asam dalam
mulut belum sempat dinetralkan sepenuhnya lalu sudah ada tambahan lagi dari makanan yang
baru masuk ke dalam mulut. Dampaknya, mulut terus menerus mengandung asam dan membuat
risiko kemunculan karies gigi meningkat.
Dewasa ini, banyak minuman yang kurang baik untuk kesehatan gigi beredar dengan luas di
masyarakat. Beberapa contoh minuman adalah minuman bersoda ataupun jenis soft
drink lainnya. Kebanyakan minuman soda atau soft drink memiliki kandungan gula yang sangat
tinggi. Hal ini memungkinkan sisa-sisa minuman di dalam mulut ikut membantu bakteri jahat di
mulut untuk berkembang biak dan merusak gaga secara perlahan. Sebaiknya Anda mengganti
kebiasaan minum minuman bersoda dan tinggi gula dengan air putih biasa saja. Air putih
memiliki kadar asam yang netral dan membantu untuk membilas mulut setelah makan.
Memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulut secara rutin ke dokter gigi adalah keharusan
yang perlu dilakukan minimal dua kali dalam satu tahun. Dengan adanya pemeriksaan rutin dari
dokter gigi, maka karies gigi bisa dibersihkan secara rutin dan bahkan mencegah karies meluas.
Dokter gigi juga bisa menyarankan tindakan-tindakan pencegahan yang paling tepat sesuai
dengan kondisi karies gigi Anda