Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KARIES GIGI PADA ANAK

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Promosi Kesehatan

Disusun Oleh :

Tazqirotul Ula

NIM : 433131420111917

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG

TAHUN AKADEMIK 2020 – 2021

Jln. Pangkal Perjuangan KM 01 By Pass – Karawang


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karies gigi adalah salah satu penyakit yang tidak kalah penting dengan penyakit lain,karena
karies gigi dapat menggangu aktivitas seseorang dalam kehidupan seharihari. Di Indonesia
penyakit gigi dan mulut yang bersumber dari karies gigi menjadi urutan tertinggi yaitu
sebesar45,68% dan termasuk dalam 10 besar penyakit yang di derita oleh masyarakat
(Sugito,2000). Selanjutnya dari hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004
yang di lakukan oleh departemen kesehatan menyebutkan prevalensi karies gigi di indonesia
adalah 90.05% (Zatnika,2010). Dan dari penelitian yang di lakukan oleh (Astoeti 2010)
bahwa di jakarta 90% anak mengalami gigi berlubang. Angka ini di duga akan lebih parah
lagi di daerah-daerah,serta anak-anak dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Karies
merupakan istilah yang lebih di kenal dengan gigi berlubang. Dalam ilmu kedokteran
gigi,karies gigi adalah demirenalisasi yang di sebabkan oleh suatu interaksi antara
mikroorganisme,saliva,bagian-bagian yang berasal dari makanan dan email (Houwink,1994).
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yaitu email dentil dan sementum,yang di
sebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan
(Edwina,2012) .Untuk itu dapat di tarik kesimpulan bahwa karies gigi adalah gangguan
keseimbangan di sekitar email yang di sebabkan oleh berbagai faktor dan mengakibatkan gigi
menjadi berlubang. Karies gigi menjadi salah satu masalah kesehatan serius pada anak
sekolah dasar. Anak usia sekolah adalah anak berusia dalam rentang 6 sampai 12 tahun
(potter & perry, 2005). Di Indonesia prevalensi menggosok gigi mencapai 85% pada anak
usia 2 sekolah (Lukihardianti, 2011). Selain itu penelitian dahar dan bathnagar (2009) di
India 85,70% dari anak-anak yang mengalami kareis gigi membutuhkan perawatan gigi.
Dengan demikian karies gigi juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius pada
anak sekolah dasar. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi di antaranya
karena struktur gigi,mokroorganisme mulut,lingkungan substrat (makanan)dan lamanya
waktu makanan yang menempel di dalam mulut (Schuurs, 1992). Faktor lain adalah jenis
kelamin,usia,tingakt ekonomi,tingkat pendidikan,lingkungan kesadaran dan prilaku yang
berhubungan dengan kesehatan gigi (Suwelo, 1997). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Indonesia Basic Health Research) pada tahun 2007 d temukan bahwa 91,1% orang
Indonesia menggosok gigi setiap hari Namun hanya 7,3% dari keseluruhan yang melakukan
penggosokan gigi dengan benar. Menggosok gigi yang salah dapat meninggalkan sisa-sisa
makanan bahkan penumpukan sisa makanan yang dapat membentuk asam mikrobial
sehingga lama kelamaan akan menimbulkan destruksi komponen organik gigi dan
mengakibatkan gigi berlubang (Schuurs, 1992). Oleh karena itu seiring dengan kebiasaan
masyarakat indonesia dalam menggosok gigi masih kurang baik, prevelensi karies gigi di
Indonesia masih sangat tinggi. Gigi pada anak-anak merupankan gigi yang paling rentan
terkena karies, hal ini di sebabkan karena struktur gigi pada anak lebih tipis dan kecil di
bandingkan dengan orang dewasa. Sering di jumpai anak-anak di sekitar kita yang giginya
“dimakan ulat”namun orang tua sering membiarkannya begitu saja karena mereka
beranggapan bahwa gigi tersebut nantinya akan tanggal dan di ganti oleh gigi yang
baru,namun sayangnya tidak demikian,karena justru perawatan gigi pada masa balita dan
anakanak ikut menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada usia selanjutnya. 3
Olehsebab itu di anjurkan untuk membiasakan merawat dan menggosok gigi dengan tepat
sejak dini(Edwin, 2012). Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut menyikat
gigi adalah suatu prosedur yang menjadi keharusan. Dengan menggosok gigi kebersihan gigi
dan mulut pun akan terjaga,selain menghindari terbentuknya lubang-lubang gigi, penyakit
gigi dan gusi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menyikat gigi di antaranya
waktu menggosok gigi, kelembutan ketika menggosok gigi,urutan menggosok gigi, kerutinan
menggosok gigi, pemilihansikat gigi dan pasta gigi dan lamanya menggosok gigi minimal 2
sampai 3 menit (Kusumawardani, 2011) Pemerintah dan pihak swasta telah melakukan upaya
untuk menaggulangi prevalensi karies gigi yang masih tinggi di indonesia. Pemerintah
indonesia telah berkerja sama dengan pihak swasta dan dokter gigi indonesia (PPDGI) dalam
program pemerintah gigi gratis dan edukasi tentang kebersihan dan cara menggosok gigi
yang benar kepada anak-anak dan orang tua yang diselenggarakan pada bulan kesehatan gigi
nasional (Lukihardianti, 2011;Ratnadita, 2011). Melalui program tersebut masyarakat lebih
mudah memeriksa gigi dan kesadaran masyarakat tentang menjaga kebersihan gigi. Perawat
perlu menjelaskan tugas dan peranannya dalam meningkatkan teknik dan cara menggosok
gigi yang baik dan menanggulangi prevelensi karies gigi yang tinggi pada anak usia
sekolah.Sehingga peran perawat disini adalah sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan,
sebagai pendidik, dan fasilitator untuk meningkatakan status kesehatan terutama kesehatan
gigi pada anak usia sekolah dasar serta menambah pengetahuan dan kesadaran pada anak–
anak khususnya usia sekolah dasar tentang pentingnya menggosok gigi yang tepat untuk
mencegah kejadian karies gigi, selain itu peran perawat disini juga sebagai pembaharu yaitu
sebagai innovator 4 terhadap induvidu khususnya anak–anak usia sekolah dasar untuk
merubah prilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, khususnya
kesehatan gigi. (Indarwati, 2011) Hasil study pendahuluan yang dilakukan di SD 3 Dinoyo
dengan jumlah siswa 208 ditemukan kurang lebih 103 anak memiliki karies gigi. Setelah
dilakukan beberapa wawancara dengan siswa–siswi tersebut hal itu disebabkan karena
kurangnya pengetahuan mengggosok gigi, kebiasaan menggosok gigi, teknik menggosok gigi
dan pengetahuan tentang menggosok gigi, serta dari data yang kami peroleh di dinas
kesehatan kota malang karies gigi masih menjadi penyakit dengan urutan paling atas yang
sering di derita oleh anak–anak khususnya anak–anak usia sekolah dasar. Berdasarkan ulasan
di atas dapat diketahui bahwa dengan kesungguhan menggosok gigi yang benar dapat
menghambat terjadinya karies gigi. Oleh karena itu,pemeliti ingin melakukan penelitian
kepada anak-anak yang sudah mengalami karies dan yang belum mengalami karies untuk
mengetahi hubungan ketepatan menggosok gigi dengan terjadinya karis gigi pada anak
sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalahnya adalah
1. Bagaimanapengetahuan menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar ?
2. Bagaimana kebiasaanmenggosok gigi pada anak usia sekolah dasar ?
3. Bagaimana teknik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar ?
4. Bagaimana kejadian karies gigi berdasarkan,pengetahuan menggosok gigi, kebiasaan
menggosok gigi dan teknik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar
5. Berapa angka prevelensi karies gigi berdasarkan pengetahuan, kebiasaan dan teknik menggosok
gigi pada anak usia sekolah dasar ?
6. Bagaimana pengaruh kejadian karies gigi berdasarkan pengetahuan, kebiasaandan teknik
menggosok gigi pada anak sekolah dasar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
menganalisispengaruh pengetahuan menggosok gigi, kebiasaan menggosok gigidan teknik
menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi pada anak usia sekolah dasar.

1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengetahuan menggosok gigi pada anak sekolah dasar
2. Mendeskripsikan kebiasaan menggosok gigi pada anak di sekolah dasar .
3. Mendeskripsikanteknik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar.
4. Menganalisis signifikasikansi kejadian karies gigi berdasarkan,pengetahuan menggosok gigi,
kebiasaan menggosok gigidan teknik menggosok gigi pada anak usia sekolah dasar.
5. Menganalisis angka prevelensi karies gigi berdasarkan pengetahuan, kebiasaandan teknik
menggosok gigipada anak usia sekolah dasar.
6. Menganalisis pengaruh kejadian karies gigi berdasarkan pengetahuan, kebiasaandan teknik
menggosok gigipada anak sekolah dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Umum

1. Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi khususnya di sekolah tempat penelitian tentang
pengaruh pengetahuan menggosok gigi, kebiasaan menggosok gigi, dan teknik menggosok gigi terhadap
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah dasar
1.4.2 Manfaat Khusus

1. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi institusi pendidikan S1
keperawatan terutama di bidang kesehatan gigi dan juga sebagai data penunjang untuk penelitian
selanjutnya.

2. Bagi Peneliti

Sebagai saranan pembelajaran dan pengetahuan baru terutama dalam penelitian yang di lakukan di
komunitas sekolah dasar tentang kejadian karies gigi dengan meneliti beberapa faktor yang
mempengaruhi seseorang tentang penyebab karies yaitu pengertahuan menggosok gigi, kebiasaan
menggosok gigidan teknik menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi sebagai salah satu pencegahan
karies gigi

1.5 Sasaran Advokasi promosi kesehatan :

Peserta pertemuan adalah seluruh anggota keluarga yang terdiri dari Bapak,Ibu,dan
Kakak,adik.

1.6 Metode

 Ceramah dan tanya jawab


 Diskusi
1.6 Waktu dan Tempat pelaksanaan
Pertemuan diadakan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 23 oktober 2020
Pukul : 08.00 s/d selesai
Tempat : Dirumah
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN

N Waktu Kegiatan penyuluhan Respon penyuluh Metode Media


o
1 5 menit Megucapkan salam, Memperhatikan dan Ceramah
memperkenalkan nama medengarkan
pada pasien, kontrak waktu,
menjelaskan tujuan
penyuluhan
2 20 menit pengertian karies gigi,cara Mendengarkan dan Ceramah Liflet, lembar
mencegahan,cara memperhatikan balik
perawatan gigi pada anak
dari mulai 6 bulan -5
tahun

3 10 menit Megajukan pertanyaan, Menjawab,


memberikan kesimpulan, memperhatikan, dan berdiskusi dan
salam penutup mendengarkan ceramah

I.            MATERI
  

1.      Pengertian

Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas mikroba pada suatu karbohidrat
yang mengalami fermentasi.Gejalanya ditandai oleh adanya demineralisasi pada
jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya.

2.      Penyebab karies Gigi

Secara umum, penyebab karies gigi adalah bakteri dan sisa makanan yang ada di mulut. Namun,
sebenarnya jika dilihat lebih detail lagi, ada beberapa penyebab secara khusus, yaitu:

1. Periode Usia

Periode usia memegang peranan yang cukup signifikan terhadap timbulnya karies gigi.
Mengapa? Hal ini sangat berkaitan erat dengan tanggung jawab dalam menjaga kesehatan gigi.
Periode usia balita hingga 10-12 tahun saat anak memiliki gigi campuran antara gigi susu dan
gigi permanen adalah yang pertama rentan terhadap karies gigi. Di periode ini, mereka belum
memiliki kesadaran lebih untuk menjaga kesehatan gigi.

Selanjutnya, periode pubertas saat usia 14 hingga 20 tahun juga rentan dengan karies gigi. Di
usia ini, sering terjadi perubahan hormonal yang berpotensi menyebabkan pembengkakan pada
gusi. Saat-saat seperti ini, kebersihan gigi sangat mungkin terabaikan. Selain itu, pengawasan
dari orang tua sering kali mulai longgar, sehingga sangat mungkin anak pada periode ini malas
menggosok gigi.

Periode usia lainnya adalah pada usia sekitar 40 hingga 50 tahun. Di usia-usia ini, sudah terjadi
retraksi pada gusi sehingga menyebabkan makanan lebih mudah masuk ke dalam sela-sela gigi
dan gusi. Akibatnya, sisa makanan jadi lebih sulit dibersihkan dan memperbesar potensi
terjadinya karies gigi.

2. Kerentanan Permukaan Gigi

Kondisi fisik yang berbeda pada tiap-tiap orang memungkinkan adanya perbedaan pada
morfologi gigi dan volume air ludah. Morfologi gigi yang luas dan lebar dengan bentuk gigi
yang besar-besar memiliki potensi terjadi plak yang lebih banyak jika tidak rutin menggosok
gigi. Begitu pula dengan volume air ludah, penelitian membuktikan bahwa mereka yang
memiliki volume air ludah sedikit jauh lebih rentan terhadap karies gigi daripada yang punya
volume banyak.

3. Bakteri

Tidak semua bakteri dalam mulut menjadi penyebab karies gigi. Bahkan hanya sedikit yang
menyebabkan karies gigi, lebih banyak yang berguna untuk mencerna makanan. Yang jadi
masalah adalah bakteri kariogenik atau pembawa masalah karies gigi yaitu Streptococcus mutans
dan Lactobacilli. Bakteri kariogenik adalah kunci awal mula karies gigi karena mampu
mengubah karbohidrat yang dapat diragikan menjadi asam yang merusak enamel gigi.
4. Plak Gigi

Plak gigi terbentuk dari berbagai bahan seperti sisa-sisa sel jaringan mulut, mucin, leukosit,
limposit, sampai dari sisa-sisa makanan. Plak yang tidak dibersihkan akan segera menumpuk dan
memudahkan bakteri menempel pada plak dan menyebabkan kerusakan gigi.

Cara Mengatasi Karies Gigi

Karies gigi tentu merupakan hal yang harus segera Anda atasi. Untuk itu, ada beberapa cara bagi
Anda, yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi karies gigi.

1. Pembersihan di Dokter Gigi

Cara terbaik untuk mengatasi karies adalah lewat perawatan karies gigi oleh dokter gigi. Dokter
akan mengecek kondisi gigi Anda dengan saksama sebelum melakukan tindakan yang
diperlukan. Tergantung pada kondisi karies gigi, dokter mungkin melakukan beberapa tindakan
seperti membersihkan, menambah fluoride, serta menambal gigi yang rusak.

2. Terapi Fluoride

Dokter selalu menyarankan untuk menggunakan pasta gigi dengan fluoride, namun jika saat
pemeriksaan dirasa kurang, maka Anda bisa diberi terapi fluoride. Terapi fluoride diberikan
melalui suplemen yang memudahkan gigi untuk mendapatkan fluoride dalam jumlah yang
dibutuhkan. Untuk pengaplikasiannya, suplemen fluoride umumnya dioleskan langsung di gigi.

3. Penambalan Gigi

Gigi yang terkena karies, dibuang jaringan lunaknya yang terinfeksi dengan pengeboran dan lalu
dilakukan penutupan dengan bahan tambal gigi.

4. Perbaikan Saluran Akar Gigi

Karies yang menyerang bagian akar gigi bisa menimbulkan kerusakan serius pada kanal akar
gigi dan bagian pulpa gigi.  Pada proses ini, bagian pulpa gigi akan dibersihkan dan dibuang,
kemudian dokter akan memberikan obat anti infeksi dan menunggu agar kondisi pulpa bersih
dan bebas infeksi. Setelah itu, pulpa gigi akan diganti dengan material buatan. Proses ini mirip
dengan tambal gigi, dan memang biasanya secara umum orang menyebutnya sebagai tambal gigi
saja.
5. Pencabutan Gigi

Jika dokter menganggap bahwa kerusakan gigi karena karies telah sampai tahap yang paling
parah hingga menyebabkan gigi berlubang dan sudah merusak hampir keseluruhan mahkota gigi
atau bagian struktural gigi, dokter akan menyarankan untuk mencabut gigi tersebut. Pencabutan
gigi bertujuan untuk menghentikan penyebaran karies gigi dan menghindari terjadinya masalah
gigi lain akibat gigi berlubang.

Pencegahan Karies Gigi


Sebelum timbul karies gigi dan terjadi masalah yang lebih serius seperti gigi berlubang, sangat
dianjurkan untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan sejak dini. Bahkan, kebiasaan untuk
melakukan pencegahan terhadap karies gigi dan berbagai masalah gigi lainnya sebaiknya dimulai
sejak kecil. Orang tua perlu membimbing dan membiasakan anak untuk selalu menjaga
kesehatan gigi. Nah, berikut tips-tips pencegahan karies gigi yang bisa segera Anda lakukan!

1. Sikat Gigi Secara Teratur

Tidak ada kebiasaan membersihkan gigi yang lebih baik dari gosok gigi. Membiasakan diri
untuk menggosok gigi minimal dua kali sehari bisa mencegah terjadinya karies gigi. Penggunaan
pasta gigi dengan fluoride juga wajib selama menggosok gigi. Fluoride pada pasta gigi akan
membantu untuk melawan pengikisan mineral penting pada permukaan gigi.

Namun perlu diingat bahwa penggunaan pasta gigi dengan fluoride bukanlah untuk memulihkan
enamel gigi yang terkikis, sebab jika enamel sudah terkikis cukup dalam, maka penggunaan
pasta gigi berfluoride tidak akan mampu untuk menutupinya. Penggunaan pasta gigi dengan
fluoride pada kondisi ini lebih bertujuan untuk memperlambat berkembangnya karies gigi. Jadi,
tindakan untuk mengatasi karies gigi lebih lanjut sangat diperlukan dan tidak boleh dilakukan
tanpa pengawasan dokter gigi demi hasil yang maksimal. Gunakan pasta gigi  yang memiliki
kandungan microgranules dan zinc-citrate yang dapat memberikan perlindungan yang
menyeluruh untuk kesehatan gigi dan mulut keluarga Anda.

2. Berkumur dengan Mouthwash

Karies gigi juga bisa dihindari dengan lebih maksimal jika Anda
menggunakan mouthwash sebagai penutup setelah menggosok gigi atau setelah
makan. Mouthwash dengan kandungan pembunuh bakteri jahat di mulut sangat bermanfaat untuk
mencegah bakteri berkembang biak dan memakan sisa makanan yang ada di sela-sela gigi dan
gusi.
3. Gunakan Dental Floss

Mengingat salah satu penyebab karies gigi adalah plak, maka penggunaan dental floss sangat
disarankan untuk membantu membersihkan plak secara sempurna. Menggosok gigi saja
terkadang masih menyisakan sebagian plak yang memang menempel erat pada gigi.

4. Konsumsi Makanan dan Minuman yang Aman

Memperhatikan pola makan, diet, dan frekuensi makanan adalah salah satu cara untuk mencegah
munculnya karies pada gigi. Mengapa? Karena karies pada gigi umumnya muncul karena
makanan-makanan dengan karbohidrat tinggi serta makanan manis-manis yang mengandung
gula atau cokelat. Oleh karena itu, memakan makanan yang aman untuk gigi bisa membantu
menghindarkan karies pada gigi. Buah-buahan dan sayur merupakan makanan alami yang
tergolong aman untuk gigi.

Frekuensi memakan makanan juga perlu jadi pertimbangan. Asam yang ada di mulut
membutuhkan waktu 2 hingga 3 jam untuk dinetralkan oleh air ludah. Jika frekuensi makan
makanan asam Anda tergolong sering, maka sangat besar kemungkinannya jika asam dalam
mulut belum sempat dinetralkan sepenuhnya lalu sudah ada tambahan lagi dari makanan yang
baru masuk ke dalam mulut. Dampaknya, mulut terus menerus mengandung asam dan membuat
risiko kemunculan karies gigi meningkat.

Dewasa ini, banyak minuman yang kurang baik untuk kesehatan gigi beredar dengan luas di
masyarakat. Beberapa contoh minuman adalah minuman bersoda ataupun jenis soft
drink lainnya. Kebanyakan minuman soda atau soft drink memiliki kandungan gula yang sangat
tinggi. Hal ini memungkinkan sisa-sisa minuman di dalam mulut ikut membantu bakteri jahat di
mulut untuk berkembang biak dan merusak gaga secara perlahan. Sebaiknya Anda mengganti
kebiasaan minum minuman bersoda dan tinggi gula dengan air putih biasa saja. Air putih
memiliki kadar asam yang netral dan membantu untuk membilas mulut setelah makan.

5. Cek Kesehatan Gigi secara Reguler

Memeriksakan kondisi kesehatan gigi dan mulut secara rutin ke dokter gigi adalah keharusan
yang perlu dilakukan minimal dua kali dalam satu tahun. Dengan adanya pemeriksaan rutin dari
dokter gigi, maka karies gigi bisa dibersihkan secara rutin dan bahkan mencegah karies meluas.
Dokter gigi juga bisa menyarankan tindakan-tindakan pencegahan yang paling tepat sesuai
dengan kondisi karies gigi Anda

Anda mungkin juga menyukai