Anda di halaman 1dari 1

Log In

6 DESEMBER 2021 –
JIKA TIDAK
MEMILIKI MINDSET
A, SEBAIKNYA
LUPAKAN SAHAM
INI
Dec 5, 2021 | Artikel | 0 comments

Untuk mereka yang selama ini sudah


mengikuti catatan lewat IG ini – meskipun
bukan member JSP – tentu sudah tahu,
saham yang diposting kemarin di IG itu
(gambar atas) adalah Ace Hardware/ACES.
Emiten ini merupakan salah satu emiten
(small-cap) terbaik di Indonesia, yang
dapat dilihat dari sejumlah metrik emiten
ini – yang saya jelaskan di bawah.

Namun begitu, Anda perlu untuk


menjawab dulu pertanyaan ini : “Apakah
mindset – sebut saja mindset A – yang
diperlukan agar opportunity ini akhirnya
dapat membuahkan hasil yang baik –
benar-benar sudah Anda miliki?”

Apabila pesyaratan mindset itu


tidak/belum Anda miliki, apapun yang saya
tulis di bawah tidak akan ada gunanya. Ini
adalah soal pilihan – bukan perdebatan.
Sudah ada 23 halaman di buku CSBPM Vol
I (hal 105 s/d 128), “Beda Madzhab, So
What”, yang membahas tentang soal ini.

Apa yang disampaikan di bawah ini hanya


akan berguna, apabila Anda sudah memiliki
mindset A, Bahwa, 1) Di pasar, apabila yang
ingin membeli lebih banyak dari yang ingin
menjual, maka harga akan naik. Sebaliknya,
jika pada hari itu yang ingin menjual lebih
banyak dari yang mau membeli, maka
harga pada hari itu akan turun. Dengan
memiliki mindset A, maka 2) Turun-naiknya
harga tidak dipandang sebagai benar
tidaknya thesis investasi Anda. Turunnya
harga itu tidak lagi diperlakukan sebagai
telah terjadinya kerugian. Begitu juga
naiknya harga, tidak dianggap sama dengan
sudah terjadinya keuntungan.

Atas dasar mindset A ini, Anda hanya mau


menggunakan dana yang tidak diperlukan
minimum 3 tahun ke depan. Hal ini sangat
penting, karena di dalam jangka pendek,
pergerakan saham bisa jadi berlawanan dari
yang kita inginkan. Ada mindset lain, kita
sebut Mindset B, yang membuat apa yang
ditulis di bawah nanti, tidak ada gunanya
sama sekali. Turunnya harga, jika memakai
mindset B, merupakan sinonim dari
terjadinya kerugian. Mindset B
memusatkan perhatiannya ke saham
saham yang diperkirakan bisa segera naik di
dalam waktu dekat. Probabilita terjadinya
hal ini adalah 50:50. Tidak berbeda dengan
probabilita hasil ketika melempar koin.
Atau mengadu nasib di meja kasino.

Kemana harga saham bergerak, dengan


contoh saham ACES ini, akan mendominasi
mindset B ini. Coba perhatikan di Gb 2,
chart ACES dalam 5 tahun terakhir ini.
“Gelombang besar” kedua yang bisa
dicapai ACES, dengan bisa menyentuh all-
time high (1,880) di akhir tahun 2019,
menjadikan banyak investor tidak percaya,
bahwa harga ACES bisa turun lagi ke harga
ke Rp 1,220. Covid “menghancurkan” sikap
angkuh dan PD itu. Harga ACES di bulan
Maret 2020 anjlok ke Rp 1,110 – harga yang
pernah dilewatinya 2 tahun sebelumnya.

Saat vaksin di setujui, dan pasar mulai


pulih, harga saham ACES ikut pulih, naik
sampai ke 1,850 di bulan Desember 2020.
Untuk mereka yang memiliki mindset B,
pertanyaan yang paling penting saat itu
adalah, “Apakah dalam pendek ini, ACES
dapat kembali mencapai harga tertingginya
di 1,850?”. Saat ‘“upaya’” ini tidak mampu
dilakukan ACES (Gb 3 – memakai istilah
mereka, tidak terjadi breakout), hal ini
lantas membuat saham ACES kembali
terjun bebas. Ke mana terjun-nya? Ke harga
terendah pada saat Covid itu datang.

Di bulan Juni 2021, harga ACES kembali ke


harga 1,110 – 1,220. Harga ini menjadi target
baru untuk dapat ditest oleh mereka yang
lebih memilih mindset B ini. Jangan lupa,
mereka ini adalah pelaku dominan di pasar.
Oleh karena itu – at least pada jangka
pendek – pembentukan harga di pasar
akan ditentukan mereka yang memiliki
mindset B ini.

JikabelummemilikiMindsetA
LupakanOpportunityIni
ACEHARDWAREINDONESIAT.. IDR~
1810-70(-3.72%)
1900
1220 1225
1800
Vol64.663M

1700

1600

1500

5TAHUN 1400

1300

1220
215
145
STORES1140
STORES 1100

1000

900

800

700

017 201921Oct'19 2021

Gb 2. Price Chart – 5 tahun

Ketika ‘upaya’ untuk menembus harga


terendah ini gagal (seperti gagalnya upaya
breakout untuk menembus harga
tertingginya), para pengendali pasar di
jangka pendek ini beralih arah. Loyalitas
tidak ada dalam kamus mereka. Meskipun
baru kemarin mereka ramai ramai menjual,
gagalnya misi menghasilkan breakout itu,
membuat mereka berbalik, dan mulai
melakukan pembelian.

Pembalikan ini membuat harga ACES naik


hampir 30%, dalam waktu kurang dari 1
bulan, yaitu dari 1,220 ke harga 1,580. Coba
perhatikan di Gb 3, berapa kali upaya
dilakukan dalam 5 bulan terakhir ini untuk
bisa membuat breakout terjadi. At least ada
5X percobaan untuk bisa breakout – dan
semuanya gagal. Gagalnya upaya ini,
kembali menghasilkan misi baru : Untuk
melakukan test sebaliknya, ke bawah, di
kisaran harga saat pandemik datang : 1.120
– 1,220.

Gb 3. Price Chart YTD

Closing hari Jumat kemarin ini, merupakan


upaya yang ketiga-kalinya dari penggemar
mindset B ini untuk bisa menguji apakah
harga 1,120 – 1,220 itu mampu bertahan.
Tidak mudah untuk penganut mindset B ini
untuk dapat mengetahui apakah misi
mereka kali ini dapat berhasil, atau tidak.
Probabilitanya 50:50, meskipun potensi
kenaikan 30% dan potensi kerugian 10% –
atas dasar kecenderungan terjadinya hal
yang serupa di masa lalu – membuat
peluang lebih bias ke upside. Apakah
kegagalan ke-3 ini untuk bisa menembus
batas bawah ini – jika benar tidak bisa
berhasil lagi, akan merupakan awal dari
terjadinya “gelombang besar” ketiga dari
saham ini?.

Mereka yang bisa mengalihkan sikapnya


dari mindset B tadi ke mindset A, dapat
memanfaatkan opportunity yang saat ini
tengah ditawarkan oleh pasar di saham
ACES ini.

Seperti disampaikan di atas, ACES


merupakan salah-satu perusahaan terbaik
di BEI. ACES telah menunjukan kinerja
yang sangat baik sejak go-publik di tahun
2007 dengan harga Rp 82 (stock split
adjusted). Meskipun saat ini terjadi koreksi,
dalam 14 tahun ini harga ACES sudah naik
1,388%. Kenaikan harga ACES – di luar
dividen ini setara dengan CAGR 21.27%.
Angka ini tiga kali lebih baik dari CAGR
IHSG yang sebesar 6.4% di dalam periode
yang sama. Dengan CAGR itu, hampir
setiap 3 tahun sekali (Law of 72), harga
saham ACES menjadi dua kali lipat.

Dalam 4 tahun terakhir ini, harga saham


ACES naik 0%. Anomali ini menawarkan
peluang yang sangat baik untuk mereka
yang memiliki Mindset A. Sekarang ini,
ACES memiliki 215 outlet (diluar Toys
Kingdom). Lokasi terbaru ACES dibuka
sekitar 2 minggu lalu. Namun harga ACES
hari ini setara dengan harganya saat baru
memiliki 143 outlet ACES di tahun 2017. Di
tahun 2017, nilai penjualan ACES tercatat
Rp 5.9 Trilyun, sementara tahun 2020 nilai
penjualan ACES mencapai Rp 7.4 Trilyun.
Periode 2 tahun ini, bukan periode yang
menggembirakan pemegang saham ACES.
Penjualan, yang di tahun 2020 turun 9%
dibanding tahun 2019, diperkirakan masih
mengalami penurunan di tahun 2021 ini.
Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya,
perusahaan tidak mempublikasi perkiraan
angka penjualan. Jika memakai angka
penjualan 3 kwartal, nilai sales diperkirakan
tidak akan lebih dari Rp 7 Trilyun tahun ini,
turun 10% – 15% dari penjualan tahun lalu.

Seperti terlihat di Neraca, turunnya


penjualan telah mengakibatkan kenaikan
angka persediaan. Di tahun 2020, nilai
persediaan itu setara 7.96 bulan COGS,
tahun 2021 angkanya naik, dan setara 10.22
bulan kebutuhan COGS. Posisi inventory
yang melebihi angka normal ini,
merupakan cerminan dari penurunan sales
yang terjadi – dan tentunya juga
menimbulkan opportunity cost.

Angka penurunan laba yang cukup besar


dalam 9 bulan tahun ini, selain disebabkan
oleh turunnya angka penjualan, juga
disebabkan oleh adanya extra-ordinary loss
(Rp 130 M) dari penjualan aktiva tetap. Jika
dilakukan normalisasi maka EBITDA dalam
9 bulan tercatat Rp 848 Milyar. Jika
dianualisasi dapat mencapai Rp 1.13 Trilyun.
Di harga saat ini Market Cap ACES tercatat
Rp 20.88 Trilyun. Dengan Kas sebesar Rp
1.85 Trilyun, maka EV ACES setara dengan
Rp 19.03 Trilyun, atau 18.77 X EBITDA 2021.
Tidak murah, namun a wonderful company
memang tidak pernah murah. Tanpa ada
masalah Covid, mungkin harga ACES akan
tetap berada di kisaran 25-30X EV/EBITDA.

Perhatikan gambar Shareholders Equity


sebesar Rp 5 Trilyun ini berasal dari modal
awal hanya Rp 611 Milyar. Kenaikan modal
Rp 4.4 Trilyun diciptakan melalui laba yang
dihasilkan selama ini. Apabila ditambah
dengan nilai dividen yang dibagikan selama
10 tahun ini (Rp 2.6 Trilyun), modal awal Rp
600 Milyar itu telah berubah menjadi Rp 7
Trilyun, naik lebih dari 1,000%.

Kemampuan menghasilkan laba ini


membuat ACES dapat terus meningkatkan
jumlah outlet-nya dari 45 outlet pada
tahun 2010, menjadi 215 saat ini tanpa
perlu dana pinjaman. Bahkan saat ini ACES
memiliki saldo Kas Rp 1.8 Trilyun, yang
setara dengan 26% total Asset perusahaan.

Kalaupun ada faktor yang agak sedikit


menyebalkan dari ACES ini, adalah langkah
yang diambil perusahaan yang terkait
shares buy-back. Tahun 2015, dengan dana
yang dimilikinya, ACES melakukan shares
buy-back sebanyak 32.7 juta lembar
saham. Dengan nilai pembelian Rp 19.4
Milyar, ACES membeli kembali harga
sahamnya itu di harga rata-rata Rp 590.

Manajemen ACES ini tampak cheap-thrill,


karena di bulan Nopember, dengan
memakai BCA Securities, memutuskan
untuk menjual kembali saham Treasury itu
di pasar. Bukannya saya tidak mengerti,
bahwa dana hasil penjualan kembali saham
itu bisa dipakai untuk membiayai
pembangunan outlet baru, namun dengan
saldo kas yang dimilikinya, tidak terdapat
urgensi untuk menjual kembali saham itu
saat ini. Lebih dari itu, soal timing
(Nopember 2020), menunjukan sikap
manajemen yang menutup mata tentang
kinerja buruk di tahun 2020. Sudah buruk,
adanya penjualan saham Treasury ini juga
tentu ikut menekan harga sahamnya di
bursa. Praktek shares buy-back yang tidak
diikuti dengan dihapuskannya secara
efektif sahamnya, tampaknya masih
menjadi praktek yang normal di BEI. Makna
shares buy-back itu menjadi tidak
optimum. Apabila di pasar tampak BCA
Securities melakukan penjualan, bisa jadi
itu saham ex-Treasury Stocks. Dari sekitar
32.7 juta saham ex-Treasury Stocks, saat ini
masih ada 29.6 juta saham yang belum
dijual BCA Securities. Pemegang saham
pengendali menguasai 60% saham, dan
publik 40%. Namun sayang, dari saham
yang dimiliki publik, pemegang saham lokal
hanya memiliki 12.5% saham, dan sisanya
sebesar 87.5% dimiliki Asing.

Untuk JSP member baru, yang belum


mengalokasikan dananya di ACES bisa
memanfaatkan opportunity saat ini, bisa
mengalokasikan dana di saham ini.
Meskipun Anda tidak sempat membelinya
saat Covid datang pada Maret 2020, harga
yang sama dengan Maret 2020 saat ini
datang lagi.

SUBMIT A COMMENT
Your email address will not be published.
Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

Save my name, email, and website in


this browser for the next time I comment.

SUBMIT COMMENT

UPDATE TERBARU
6 DESEMBER 2021 – JIKA TIDAK MEMILIKI
MINDSET A, SEBAIKNYA LUPAKAN
SAHAM INI

20 OKTOBER 2021 – PERUBAHAN


TRAILING STOP SAHAM BATUBARA

BERANDA 10 JUNI 2021- UANG DINGIN.

BERANDA 8 JUNI 2021 – BARU BELI


SUDAH UNTUNG (PART 2)

BERANDA 4 JUNI 2021, MINDSET,


BERHEMAT ATAU BERINVESTASI

CONTACT US
© 2021 - JSPORTFOLIO

Anda mungkin juga menyukai