TERAPI KOGNITIF
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Tingkat : III B
Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya
makalah ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Baik bersifat moril maupun materil. Oleh karenanya kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ns. Musripah, M. Kep. selaku Direktur Akademi Keperawatan Hermina Manggala
Husada Jakarta.
2. Ns. Musripah, M. Kep. selaku Koordinator mata kuliah Keperawatan Gerontik, di
Akademi Keperawatan Hermina Manggala Husada Jakarta.
3. Ns. Musripah, M. Kep selaku Dosen Pengampu mata Keperawatan Gerontik, di
Akademi Keperawatan Hermina Manggala Husada Jakarta.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Jakarta, 10 Desember 2021
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
3. Aspek-aspek kognitif
a. Orientasi
5
Orientasi dinilai dengan pengacuan pada personal, tempat dan
waktu. Orientasi terhadap personal (kemampuan menyebutkan nama
sendiri ketika ditanya) menunjukan informasi yang “overlearned”.
Kegagalan dalam menyebutkan nama sendiri sering merefleksikan
negatifism, distrakti, gangguan pendengaran, ataungangguan
penerimaan bahasa. Orientasi tepat dinilai dengan menanyakan negara,
provinsi kota, gedung dan lokasi dalam gedung. Sedangkan orientasi
waktu dinilai dengan menyakan tahun, musim, bulan, hari dan tanggal.
Karena perubahan waktu lebih sering daripada tempat, maka waktu
dijadikan indeks yang paling sensitif untuk disorientasi.
b. Bahasa
Fungsi bahasa merupakan kempuan yang meliputi 4 paramenter,
yaitu kelancaran, pemahaman, pengulangan dan naming.
1) Kelancaran
Kelancaran merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan
kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Suatu
metode yang dapat membantu menilai kelancaran klien menulis atau
berbicara secara spontan.
2) Pemahaman
Pemahaman merujuk pada kemampuan untuk memahami
suatu perkataan atau perintah, dibuktikan dengan mampunya seorang
untuk melakukan perintah tersebut.
3) Pengulangan
Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pertanyaan
atau kalimat yang diucapkan sesorang.
4) Naming
Naming merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai
suatu objek beserta bagian-bagiannya.
c. Atensi
Atensi merujuk pada kemampuan seseorang untuk merespon
stimulasi dengan mengabaikan stimulus yang lain dilingkungannya.
d. Memori
6
1) Memori verbal, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat
kembali informasi yang diperoleh.
2) Memori visual, yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat
kembali informasi berupa gambar.
e. Fungsi konstruksi
Fungsi kontruksi mengacu pada kemampuan seseorang untuk
membangun dengan sempurna. Fungsi ini dapat dinilai dengan meminta
orang tersebut untuk menyalin gambar, memanipulasi balok atau
membangun kembali sesuatu bangunan balok yang telah rusak
sebelumnya.
f. Kalkulasi
Kemampuan seseorang untuk menghitung angka
g. Penalaran
Kemampuan seseorang untuk membedakan baik buruknya suatu
hal, serta berpikir abstrak.
7
Mild congnitive impairment merupakan gejala yang lebih berat
dibandingkan dengan mudah lupa. Pada Mild congnitive impairment
sudah mulai muncul gejala gangguan fungsi memori yang menggangu
dan dirasakan oleh penderita, Mild congnitive impairment merupakan
perantara antara gangguan memori atau kognitif terkait usia dan
demensia. Keluhan pada umumnya berupa frustasi, lambat dalam
menemukan benda atau mengingat nama orang dan kurang mampu
melaksanakan aktivitas sehari-hari yang kompleks.
c. Demensia
Demensia adalah suatu sindrom penurunan kempuan intelektual
progresif yang menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional,
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan
aktivitas sehari-hari. Gejala klinis berupa kemunduran dalam hal
pemahaman seperti hilangnya kemampuan untuk emmahami
pembicaraan yang cepat, percakapan yang kompleks atau abstrak,
humor yang sarkastis atau sindiran. Dalam kemampuan bahasa dan
bicara terjadi kemunduran pula yaitu kehilangan ide apa yang sedang
dibicarakan, kehilangan kemampuan pemrosesan bahasa secara cepat,
kehilangan kemampuan penamaan dengan cepat.
8
Semakin sering seseorang menggunakan atau melatih
memorinya makan sinaps antar neuron akan semakin banyak terbentuk
sehingga kapasitas memori seseorang akan bertambah.
d. Lingkungan
Pada orang yang tinggal di daerah maju dengan sistem
pendidikan yang cukup maka akan memiliki fungsi kognitif yang lebih
baik dibandingkan pada orang dengan fasilitas pendidikan yang
minimal, semakin kompleks stimulus yang didapat makan akan
semakin berkembang pula kemampuan otak seseorang.
e. Obat-obatan
Beberapa zat seperti alkohol bersifat toksik bagi sel neuron
selain itu defesiensi vitamin B kompleks terbukti menyebabkan
penurunan fungsi kognitif seseorang.
9
Terapi kenangan adalah teknik yang digunakan untuk mengingat
dan mebicarakan tentang kehidupan seseorang. Trrapi ini digunakan
untuk lansia yang mengalami ganggua kognitif, kesepian dan
pemulihan psikologis. Terapi ini dapat diberikan pada lansia secara
individu, keluarga, maupun kelompok. Pelaksanaa kegiatan terapi
secara kelompok memberi kesempatan kepada lansia untuk mebagi
pengalamannya pada anggota kelompok, emningkatkan kemampuan
komunikasi, dan sosialisasi dalam kelompok serta efesiensi biaya
maupun efektifitas waktu. Tujuan dari terapi ini adalah meningkatkan
hubungan lansia dengan orang lain, memberi stimulus kognitif dan
meningkatkan kepuasaan hidup lansia.
g. Gangguan makan
h. Gangguan mood
i. Gangguan psikoseksual
10
b. Mengidentifikasi interpretasi yang lebih realistis mengenai diri sendiri,
nilai diri dan dunia. Dengan demikian klien membentuk nilai dan
keyakinan baru dan distress emosional menjadi hilang
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
- Identitas Pasien
1. Nama : Ny. F
2. Umur : 67 th
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : SD
12
makana Ny. F. Makan 3 kali sehari , Pola istirahat tidur Ny. F. mengatakan dapat
tidur setiap hari tanpa ada gangguan. Keluhan-Keluhan Saat Ini Ny. F mengatakan
sering lupa, dan badan gatal-gatal sudah ±3 bulan dan sering Lupa
- Pola Kebiasaan
Ny. F biasanya mengkonsumsi makanan bubur, sayur, tahu, dan
tempe 3x sehari setiap pagi,siang,dan sore. Pasien juga mengatakan
istirahatnya 2 kali sehari siang dan malam dan tidak pernah
mengalami gangguan tidur. Untuk buang besar biasanya 1 kali sehari
sedangkan buang air kecil 3-4x sehari. Kebersihan diri dilakukan
setiap hari tapi harus di jaga untuk mandi
- Hasil Observasi
Tingkat kesadaran compos mentis E: 5 V : 4 M: 6, tekanan darah 120/
80, RR 20 kali/ menit, suhu 36 °C, Nadi : 90 kali/menit. BB : 45 kg, TB
148cm.
- Tinjauan Sistem
1. Integumen : Ny F. mengalami gatal-gatal (pruritus), terdapat perubahan
pigmentasi(warna kulit menjadi seperti bersisik ), terjadinya perubahan tekstur
kulit menjadi kasar
2. Kepala : tampak berambut putih, gunting rambut pendek karena tidak cuci
rambut.Rambut tampak kotor.
3. Mata : dari hasil pengkajian didapatkan konjungtiva merah muda, sklera putih,
jika melihat jauh pandangan kabur, visus: 2/6
4. Telinga : dari hasil pengkajian Pasien mengalami perubahan pendengaran
sehingga kemampuan pasien untuk mendengar menurun pada saat pengkajian
menggunakan tessrine menggunakan garputala penghantar udara lebih lama
dari pengantar tulang tetapi tidak sampai dua kali lebih lama, kemungkinann
besar pasien mengalami masalah pendengaran.
5. Hidung : dari hasil pengkajian didapatkan hidung bersih, tidak ada luka atau
lessi, tidak ada masa.
6. Mulut dan tenggorokan :tidak ada karien gigi karena sudah ompong.
7. Leher : dari hasil pengkajian tidak ada kaku kuduk pada pasien tidak ada nyeri
tekan, benjolan atau masa pada leher, keterbatasan gerak, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
13
8. Payudara : dari hasil pengkajian payudara tidak ada benjolan pada payudara,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada bengkak, adanya perubahan puting susu
(payudara
menyusut).
9. Gastrointestinal : dari hasil pengkajian tidak ada hemoroid, tidak ada
perdarahan, rektum, peristaltik usus 24 kali/menit, napsu makan baik tidak ada
mual muntah.
10. Kardiovaskuler : dari hasil pengkajian tidak didapatkan nyeri dada, sesak
napas, bunyi jantung normal.
11. Genitalia : dari hasil pengkajian pasien sudah menopause, tidak ada nyeri
panggul,tidak adanya luka, tidak ada perdarahan. Perkemihan : BAB : 1 kali/
hari, tidak mengalami gangguan saat BAB, BAK 3-4 kali/ hari. Tidak ada
nyeri saat berkemih.
12. Riwayat Psikososial : hasil pengkajian pasien tidak mengalami cemas, tidak
menangis, tidak mudah marah.
- Pengkajian Aspek Kognitif
Pasien tidak mampu mengenal jam, hari, tanggal, bulan serta tahun. Untuk tempat,
kelurahan, kabupaten, dan provinsi tetapi lupa nama kecamatan Ny. F. megatakan
tidak tau. Pada fase registrasi, pasien mampu menyebutkan 3 dari 3 objek yang
disebutkan petugas. Pada fase peratian dan peritungan, pasien tidak mampu
menjawab 5 pertanyaan dari 5 pertanyaan pengurangan. Pada fase mengingat
kembali, pasien mampu menyebutkan 1 dari 3 benda yang ditunjuk petugas. Pada
fase pengertian verbal, pasien tidak mampu mengulang kata-kata yang diucapkan
petugas.
Pada fase pengertian verbal, pasien tidak mampu melakukan perintah yang ditulis
petugas. Pada fase perintah tertulis, pasien tidak mampu melakukan perintah yang
ditulis petugas. Pada fase menulis kalimat, pasien tidak mampu menulis
satu kalimat yang bermakna. Pada fase menggambar kontruksi, pasien
tidak menirukan gambar yang diberikan petugas. Kesimpulannya pasien
memiliki kognitif Berat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan memori
2. Defisit Perawatan diri mandi
14
3. Risiko jatuh
C. Intervensi Keperawatan
1. DX 1 Gangguan Memori
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kesadaran
klien terhadap identitas personal, waktu dan tempat meningkat atau baik
Intervensi :
Observasi :
-Identifikasi masalah memori yang dialami
-Monitor perilaku dan perubahan memori
Terapeutik :
-Recanakan metode mengajar sesuai kemampuan pasien
-Fasilitasi tugas pembelajaran dan kemampuan konsentrasi
Edukasi :
-Ajarkan teknik memori yang tepat
Kolaborasi :
-Kolaborasi pada terapi okupasi jika perlu
2. DX 2 Defisit Perawatan Diri (Mandi)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien
mampu merawat diri
Intervensi :
Observasi :
-Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
-Monitor tingkat kemandirian
Terapeutik :
-Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
-Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi :
-Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
3. DX 3 Risiko Jatuh
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, jatuh
tidak terjadi
15
Intervensi :
Observasi :
-Identifikasi faktor risiko jatuh
-Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh
-Monitor kemampuan berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan
sebaliknya
Terapeutik :
-Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
-Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda dalam kondisi terkunci
-Gunakan alat bantu berjalan
Edukasi :
-Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk berpindah
-Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membentuk klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
E. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemajuan klien terhadap
pencapaian hasil dari tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan evaluasi
meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan klien, membandingkan
respon klien dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan
masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan klien.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi kognitif mempunyai pengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia dengan
memberikan stimulus berupa merubah pemikiran lansia yang negatif terhadap
permasalahan yang mereka hadapi dengan merubah kognisi lansia yang negatif
(buruk) terhadap diri, lingkungan serta masa depan mereka sehingga menjadi kognisi
yang positif (baik). Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan tingkat depresi
dan dimensi kognitif lansia ke arah yang lebih baik setelah diberikan terapi kognitif.
B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja karena
masih banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas materi dari makalah ini.
Oleh karena itu, pembaca sebaiknya membaca dari referensi dan literatur lain untuk
menambah wawasan yang lebih luas tentang materi ini
17
DAFTAR PUSTAKA
- Suhardi. (2016). Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap Depresi Pada Lansia Di Panti
Wredha Budi Dharma Yogyakarta.
18