PERSFEKTIF SEJARAH
Oleh:
Drs. H. Hamzah, M. Pd
Sumber: http//arsipnasionalri/go/Id
Dasar pemikiran;
1. Setiap tahun kita memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia, tetapi tidak sedikit diantara kita,
kurang memehami apa sebenarnya yang terjadi di sekitar proklamasi yang membuat kita harus
memperingatinya.
2. Pelaku-pelaku langsung peristiwa sekitar proklamasi sudah semua meninggal . Yang ditinggalkan
hanya jejak – jejak peristiwa. Menjadi tugas kami sebagai guru sejarah untuk merangkai jejak itu
menjadi rangkaian kata, kalimat demi kalimat dalam bentuk narasi, agar bisa sampai kepada kita
semua. Mudah-mudahan dapat menjadi sumbangan dari saya sebagai guru sejarah.
3. Kondisi objektif dewasa ini ada kecenderungan dan disinyalir melemahnya semangat nasionalisme.
Salah satu upaya untuk mempertebal semangat nasionalisme adalah pemahaman kita terhadap proses
2. Kritik
3. Interpretasi
4. Historiografi
- Janji Koiso yang disampaikan pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang Istimewa TEIKOKU
GINKAI (Parlemen) di Tokyo, “Bahwa kekaisaran Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi
bangsa Indonesia “ kelak dikemudian hari “ Mr. Ahmad Soebardjo, Lahirnya Republik Indonesia,
- Sebagai bukti bahwa Jepang sungguh-sungguh akan janjinya, maka pengawasan terhadap kaum
- Selanjutnya sebagai bukti bahwa janji kemerdekaan itu adalah sungguh-sungguh, maka dibentuk
BPUPKI (Docuritso zoonbi chosakai) pada tanggal 1 Maret 1945. Lembaga ini bertujuan untuk mengkaji,
mendalami serta menyelidiki bentuk, dasar, sistem pemerintahan Indonesia merdeka atau dengan kata
lain mempersiapkan Indonesia merdeka, Apakah Indonesia memenuhi syarat menjadi sebuah negara
Dimana wilayahnya ?
Siapa rakyatnya?
Sumber: Wawancara Moh. Hatta dengan Dr. Z. Yasni, Bung Hatta Menjawab, Gunung Agung,
Jakarta, 1978
Ketua BPUPKI adalah Dr. Raden Tumenggung Rajiman Widyodiningrat. Kepengurusan BPUPKI dilantik
tanggal 29 April 1945 dan dibubarkan tanggal 7 Agustus 1945, selanjutnya dibentuk PPKI.
beranggotakan Soekarno sebagai Ketua, Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua, Ahmad Soebandjo
1. Rancangan UUD
2. Bentuk negara
4. Wilayah Negara
5. Kewarganegaraan
Tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hirosima dan 9 Agustus 1945
Nagasaki juga dijatuhi bom atom. Tanggal 12 Agustus 1945 Rusia menyatakan perang terhadap
Jepang.
Tanggal 9 Agustus Agustus 1945 Panglima Markas Besar Tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara
Marsekal Terauchi mengundang Soekarno, Hatta, Radjiman Widiodiningrat ke Dalat (Saigon) Vietnam.
Singapura 10 Agustus 1945 dan tiba di Saigon 11 Agustus 1945. Pertemuan di Dalat berlangsung 12
Agustus 1945. Dalam pertemuan ini disampaikan bahwa pemerintah Jepang di Tokyo memutuskan
untuk memberi kemerdekaan kepada seluruh daerah bekas wilayah Hindia Belanda tidak termasuk
Malaya serta bekas jajahan Inggris di Kalimantan. Dalam sesi istrahat, Sukarno bertanya kepada
Terauchi, “Kapan kira - kira saya bisa laksanakan proklamasi? Atas pertanyaan ini Terauchi menjawab,
“Terserah saudara, lebih cepat lebih baik. Apa bisa tanggal 25 Agustus 1945 dijawab Terauchi 24
13 Agustus 1945 meninggalkan Saigon dan sampai di Singapura menjelang petang hari bermalam
satu malam.
14 Agustus 1945 Rombongan meninggalkan Singapura menuju Jakarta. Kira-kira pukul 11.00 tiba di
Kemayoran. Mereka disambut oleh pembesar-pembesar Jepang, anggota PPKI dan rakyat yang
meneriakkan Indonesia merdeka. Mereka meminta Sukarno menyampaikan sepata kata. Soekarno
memberikan pidato dan diantara kata-katanya yang terkenal “Kalau dulu saya berkata Indonesia
merdeka sebelum jagung berbuah, sekarang saya berani katakan Indonesia merdeka sebelum
jagung berbunga”. Kira-kira pukul 14.00 setelah Hatta tiba dirumah, Syahrir sudah menunggu dan
bertanya tentang masalah kemerdekaan, Hatta berkata bahwa kemerdekaan Indonesia sudah
diserahkan kepada PPKI, Jepang sudah mengetahui kemerdekaan Indonesia. Syahrir menjawab
bahwa Jepang sudah menyerah dari Sekutu, karena itu sebaiknya kemerdekaan Indonesia tidak
melalui PPKI sebab itu buatan Jepang, Sekutu akan menganggap bahwa kemerdekaan Indonesia
buatan Jepang sebaiknya Bung Karno saja yang menyampaikan lewat corong radio. Hanya saja
Hatta Sangsi apakah Soekarno bersedia. Oleh Karena Itu, Hatta mengajak Syahrir secara bersama -
kurang begitu yakin apa yang disampaikan Syahrir dan akan mengecek dulu kepada pembesar-
pembesar Jepang. Soekarno menolak memproklamasikan kemerdekaan terlepas dari PPKI karena
bagaiman tanggapan anggota PPKI yang lain bahwa Soekarno meninggalkan PPKI dan berbuat
kantor kosong kecuali ada seorang opsir yang menjaga dan menyampaikan bahwa semua pejabat
berkumpul di markas besar tentara Jepang. Ini pemandangan luar biasa. Hatta menduga apa yang
disampaikan Syahrir benar. Lalu Soebardjo mengusulkan sebaiknya mereka bertiga bertanya kepada
Mayeda. Mereka bertiga ke rumah Mayeda dan Soekarno bertanya apa desas desus dalam
masyarakat bahwa Jepang sudah minta damai kepada sekutu benar? Mayeda tidak langsung
menjawab, setelah berdiam sejenak, Mayeda berkata berita itu disiarkan oleh Sekutu tetapi kami
belum mendapat konfirmaasi dari Tokyo, Instruksi dari Tokyo menjadi pegangan kami. Soekarno,
Hatta, Soebardjo yakin bahwa Jepang sungguh-sungguh telah kalah, karena itu Hatta usulkan
kepada Bung Karno supaya besok 16 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat. Hatta minta supaya
soebardjo menyampaikan semua anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes supaya berkumpul
di Pejambon pukul 10.00. Lalu mereka bertiga pelang ke rumah masing-masing. Sore harinya datang
dua orang pemuda, yaitu Subadyo Sastrosatomo dan Subianto ke rumah Hatta, Dua pemuda ini
menyampaikan bahwa Jepang sudah menyerah kepada Sekutu dan meminta supaya disampaikan
kepada Soekarno agar bersedia atas nama pemimpin rakyat mengumumkan lewat radio tentang
Jepang sudah mengakui kemerdekaan Indonesia yang pelaksanaannya diserahkan kepada PPKI.
Rapat PPKI akan dilaksanakan besok pukul 10 pagi di Pejambon. Kedua pemuda tersebut berkata
“Itu harus dihalangi”. Terjadi perdebatan antara Hatta dengan Soebadyo dan Subianto. Mereka
sama-sama mempertahankan pendapat masing-masing. Karena tidak ada kesepakatan, lalu dua
pemuda ini pergi sambil menggerutuh, bilang Hatta tidak bisa diharapkan kalau mau revolusi. Kira-
kira pukul 21.30 datang Mr. Soebardjo ke rumah Hatta menyampaikan bahwa dia diminta
sekelompok pemuda yang minta supaya malam itu juga diumumkan kemerdekaan melalui corong
radio. Hatta mengajak keduanya ke rumah Bung Karno. Keduanya berangkat ke rumah Bung Karno
dan menyampaikan terjadinya perdebatan antara kelompok pemuda yang dipimpin Wikana
dengan Bung Karno. Wikana berkata bahwa malam ini juga paling lambat pukul 24.00 sudah harus
ada proklamasi. Kalau tidak, akan terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah tidak bisa dielakkan.
Mendengar itu Bung Karno marah dan berkata kepada Wikana “Ini Leherku seret saya kesana,
sudahilah saya malam ini juga tidak usah tunggu besok”. Mendengar itu Wikana terperanjat dan
Bung karno tetapi orang-orang yang diduga oleh rakyat pro Belanda seperti orang-orang Ambon dan
lain-lain. Karena suasanya panas, maka perdebatan dihentikan, Hatta mengajak Bung Karno dan Mr.
Soebardjo untuk berunding menentukan sikap. Diputuskan bahwa kalau pemuda dan kawan-kawan
tetap pada pendirian, silahkan cari pemimpin lain, saya bertiga mendukung dari belakang, Silahkan
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 pagi, Hatta bangun untuk sahur, Soekarni sudah ada di ruang
tengah, dan berkata, karena tadi malam Bung Karno menolak memproklamasikan kemerdekaan,
maka kami pemuda akan bertindak sendiri. Nanti pukul 12.00 siang, 15.000 orang rakyat akan
menyerbu ke kota dan bersama mahasiswa dan PETA akan melucuti Jepang. Bung Karno dan Bung
Hatta kami bawa ke Rengasdengklok untuk meneruskan pemerintahan disana. Hatta mencoba
meyakinkan Soekarno bahwa apa yang dilakukan mereka itu sia-sia. Meskipun Jepang sudah kalah
tetapi tentaranya di Jawa masih utuh, bagaimana nasib rapat PPKI yang merencanakan rapat pukul
10.00. Apakah akan rapat tanpa pemimpin, Akhirnya Hatta menuruti kemauan Soekarni. Mereka
bersama sama menuju rumah Bung Karno. Bung Karno yang diikuti oleh ibu Fatmawati dan Guntur
yang baru berumur 9 bulan ikut serta. Setibanya di persimpangan jalan di Karawang, mereka
dipindahkan dari mobil sedan ke mobil pickup. Maksudnya supaya sopir mobil sedan tidak
mengetahui kemana kedua pemimpin ini dibawa. Sampai di Rengasdengklok, Bung karno, Bung
Hatta, ibu Fatmawati pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka dipertemukan dengan camat
Rengasdengklok. Camat Rengasdengklok bertanya ke Bung Karno, lho bapak ada juga di sini. Bung
Karno menjawab bahwa kami ditawan pemuda yang mau revolusi. Bersama camat Rengasdengklok
ditempatkan pada sebuah rumah milik orang Tionghoa. Dua jam di Rengasdengklok, tidak ada
tanda-tanda bahwa akan terjadi revolusi. Kegiatan mereka hanya bergantian memangku Guntur
kecil yang terus rewel karena lapar. Susu kaleng yang dibawa dari Jakarta tertinggal di mobil sedan
yang membawanya dari Jakarta sampai Karawang. Kira-kira pukul 12.00 Hatta minta pada pengawal
yang penjaga supaya Soekarni datang menemuinya. Soekarni datang, lalu Hatta bertanya
“Bagaimana revolusi yang anda bilang, apa sudah terjadi, apa 15.000 rakyat sudah masuk Jakarta,
apa tentara Jepang sudah dilucuti senjatanya. Untuk menjawab pertanyaan Hatta, Soekarni
Kira-kira pukul 18.00 datang Mr. Soebardjo dari Jakarta. Soebardjo mengatakan, di Jakarta tidak
terjadi apa-apa, lalu mengatakan kepada Soekarni bahwa apa penyebab seokarno – Hatta dibawa
ke sini , padahal di Jakarta banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Lalu Hatta bertanya, apakah
PPKI jadi rapat. Soebardjo menjawab, bagaimana mau rapat anda sebagai wakil ketua dan Soekarno
sebagai ketua tidak ada. Hatta menjawab untuk saya lebih baik tinggal dulu disini. Lalu Fatmawati
protes bagaimana dengan Guntur yang terus menangis karena lapar. Akhirnya mereka semua
kembali ke Jakarta. Tiba di Jakarta pukul 20.00 dan Hatta terus berusaha melanjutkan rapat PPKI
yang tertunda.
Setelah sampai di Jakarta, Hatta meminta kepada Mr. Soebardjo untuk menelpon hotel Des Indes,
berharap supaya rapat PPKI dilaksanakan malam ini juga, tetapi pihak hotel Des Indes menjawab
bahwa ada aturan lewat pukul 22.00 tidak boleh ada kegiatan. Berhubung tidak mungkin rapat di
hotel Des Indes, maka Hatta meminta kepada Mr. Soebardjo untuk menghubungi Laksamana
MudaTadashi Maeda, apakah rumahnya bisa dijadikan tempat rapat bagi anggota PPKI. Maeda
Sebelum bersama-sama ke rumah Maeda, tiba-tiba telepon di rumah Hatta berdering, yang
menelpon adalah Miyoshi seorang tentara penghubung sekaligus bertindak selaku penterjemah.
Miyoshi minta agar Sukarno dan Hatta bertemu Tuan Nishimura panglima Angkatan darat wilayah
Jawa. Sukarno, Hatta ditemani Miyoshi menemui Nishimura. Dalam pertemuan itu Nishimura
menyampaikan bahwa tadi kira-kira jam 10 pagi ada perintah dari Tokyo yang menyampaikan
bahwa Jepang sudah menyatakan kalah dari Sekutu sejak 14 Agustus 1945. Perintah dari Sekutu,
bahwa tidak boleh terjadi perubahan status quo sejak pukul 12. 00 siang 16 Agustus 1945. Sukarno,
Hatta, Soebardjo terus meyakinkan Nishimura bahwa kemerdekaan Indonesia sudah diakui oleh
Jepang sejak 12 Agustus 1945, berdasarkan pernyataan Terauchi. Berhubung tidak ada
kesepakatan, maka terpaksa Sukarno, Hatta, Soebardjo meninggalkan rumah Nishimura dan
Pukul 24.00, Sukarno, Hatta, Soebardo, disaksikan oleh Soekarni dan Sayuti Melik berkumpul di
ruang tamu rumah Maeda. Mereka hendak merumuskan pernyataan Indonesia merdeka. Sukarno
bertanya, apakah diantara mereka ada yang menghapal naskah pernyataan Indonesia merdeka
sebagaimana yang pernah dirumuskan oleh panitia Sembilan. Diantara mereka tidak satupun yang
hapal, karena itu Sukarno meminta Hatta untuk merumuskan naskah proklamasi dan Sukarno
menuliskan.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.
Sukarno – Hatta
Rumusan naskah proklamasi, tulisan tangan Sukarno selanjutnya diketik oleh Sayuti Melik. Ketikan
dari Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Sukarno Hatta itulah yang dsebut naskah proklamasi yang
sah dan asli. Naskah proklamasi tuilsan tangan Sukarno ditinggal begitu saja oleh Sayuti Melik dan
diambil oleh BM. Diah dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Tahun 1992 barulah BM. Diah
Pengansaan Timur nomor 56 Jakarta tepat pukul 10.00 pagi WIB. Dengan demikian resmi Indonesia
merdeka.
Sumber: