Anda di halaman 1dari 33

PERSETUJUAN

Nama : Rahma Faradila

NIS/NISN : 20190035/0040614210

Program : Ilmu Pengetahuan Alam

Judul : Pengaruh Memelihara Kucing Bagi Kesehatan Mental

Pembimbing

Tristian Budiman
NIP.198403102019031010

i
PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Pengaruh Memelihara Kucing Untuk Kesehatan Mental

Nama : Rahma Faradila

NIS/NISN : 20190035/0040614210

Kelas : XII IPA 2

Program : Ilmu Pengetahuan Alam

Telah diterima dan disahkan

Pada tanggal

Wali Kelas Pembimbing

Dra. Faulina Maliki Tristian Budiman


NIP.196605222619951220001 NIP.198403102019031010

Mengetahui

Kepala MAN 1 Lampung Tengah

H. Wiratno, S.Pd.I, M.Pd.I


NIP.197103101997031006

ii
PENGUJIAN

Judul : Pengaruh Memelihara Kucing Bagi Kesehatan Mental

Nama : Rahma Faradila

NIS/NISN : 20190035/0040614210

Kelas : XII IPA 2

Program : Ilmu Pengetahuan Alam

Diuji tanggal :

Penguji

Trisadianah, S.Pd.,M.H
NIP.198403102019031010

iii
PERSEMBAHAN

Atas segala doa dan dukungan serta rahmat Allah SWT, akhirnya saya dapat

menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberi semangat kepada saya untuk

terus menggapai cita-cita.

2. Bapak dan Ibu guru yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan.

3. Keluarga XII IPA 2 yang selalu mendukung dan bersama dalam suka

maupun duka selama 3 tahun terakhir.

4. Teman-teman kelas XII MAN 1 Lampung Tengah

5. Pembaca agar karya tulis ini dapat bermanfaat

iv
MOTTO

 ِ َ‫فَبِأَيِّ آاَل ِء َربِّ ُك َما تُ َك ِّذب‬


‫ان‬

 Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-

Rahman : 13)

 Berusaha , bersabar dan, bersyukur

 Segala sesuatu sudah diatur jalannya dan pasti ada hikmahnya, tugas kita

hanya menjalani dan bersyukur.

v
RIWAYAT HIDUP

Rahma Faradila merupakan anak pertama dari 2 bersaudara buah

cinta dari pasangan Bapak Rohimat dan Ibu Bungsu Hari Martini.

Dilahirkan di Karang Endah , pada 9 November 2003.

Pendidikan pertama di TK Baiturrahman, kemudian melanjutkan

pendidikan dasar di SD Negeri 2 Karang Endah yang lulus pada tahun

2016, kemudian melanjutkan bersekolah di SMP Negeri 1 Terbanggi

Besar yang lulus pada tahun 2019, lalu melanjutkan sekolah di MAN 1

Lampung Tengah hingga sekarang.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberi taufik dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang merupakan salah satu

syarat mengikuti UN/US di Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Tengah tahun

ajaran 2021/2022. Dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan,

baik isi maupun penulisan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan keritik

yang bersifat membangun. Dalam penulisan karya tulis ini , penulis banyak

mendapatkan saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak H.Wiratno, S.Pd.I,M.Pd.I selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 1

Lampung Tengah

2. Bapak Tristian Budiman, S.Pd selaku pembimbing karya tulis yang telah

saya buat. Semoga bantuan beliau bisa menjadi amal jariyah, aamiin.

3. Ibu Dra. Faulina selaku wali kelas

4. Bapak dan Ibu MAN 1 Lampung Tengah

Terbanggi Besar, Oktober 2021


Penyusun

Rahma Faradila
NIS.20190035

vii
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ……………………………………………… i


Halaman Pengesahan ……………………………………………… ii
Halaman Pengujian………………………………………………… iii
Halaman Persembahan…………………………………………….. iv
Motto…………………………………………………………………. v
Riwayat Hidup………………………………………………………. vi
Kata Pengantar………………………………………………………. vii
Daftar Isi…………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………….... 4

1.3 Metode Penelitian…………………………………………. 4

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………… 4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengaruh………………………………………. 5

2.2 Pengertian Kucing ………………………………………… 6

2.3 Karakteristik Kucing……………………………………… 8

2.4 Jenis-jenis Kucing………………………………………….. 9

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian…………………………………………….. 13

3.2 Pembahasan………………………………………………… 13

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan……………………………………………........ 20
4.2 Saran………………………………………………………... 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 22
LAMPIRAN……………………………………………………….. 24

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kucing merupakan hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW yang

dimuliakan dalam agama Islam. Kucing bahkan hadir dalam setiap napas dan

gerak geliat perkembangan Islam.

Adil sa’di dan Abdurrahim (2008) dalam buku Fiqhun-nisa Thaharah-

shalat menjelaskan bahwa kucing adalah binatang yang jauh dari najis dan

selalu ada di sekitar manusia. Sebagaimana dikatakan dalam hadis berikut:

“Kucing tidak najis. Ia binatang yang ada di sekitar kalian,” (HR Abu

Dawud dan Tirmidzi)

“Kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu,” (HR

Muslim)

Islam telah menetapkan hukum tentang memelihara kucing. Hukum

tersebut membahas keistimewaan merawat kucing hingga hukuman bagi orang

yang menelantarkannya.

Dalam ajaran agama Islam hukumnya diperbolehkan alias tidak

diharamkan. Mengutip buku Bahan Ajar BIPA Tingkat 6 oleh Krishandini,

1
dkk. (2021), Nabi Muhammad justru berpesan untuk menyayangi kucing

peliharaan layaknya keluarga sendiri.

Kucing sendiri sudah dikenal sejak zaman kerajaan kuno sebagai binatang

yang setia menemani sang raja atau ratu. Dalam Islam, kucing disebut sebagai

hewan kesayangan, yaitu hewan yang menguntungkan untuk dikembangkan

dengan berbagai tinjauan dan bisa memberikan kebahagiaan untuk manusia.

Sebuah hadis bahkan menjelaskan bahwa hidup kucing lebih bersih dari

manusia dan air liurnya bersifat membersihkan. Rasulullah bersabda: “Kucing

adalah binatang yang badan, keringat, bekas sisa makanan, serta air liurnya

adalah suci. Air liurnya bahkan bersifat membersihkan. Hidupnya lebih

bersih dari manusia,” (HR. Malik)

Sedangkan kucing pertama kali didomestikasi di Mesir pada kisaran

10.000 tahun yang lalu setelah beberapa ekor tersesat di peternakan.

Masyarakat Mesir kuno yang berprofesi sebagai petani menghadapi masalah

untuk menjauhkan hama, seperti tikus dan ular. Sehingga disini

kucing memainkan peran penting dalam mengusir hewan pengganggu.

Orang Mesir kuno belajar bahwa kucing liar dapat menyelamatkan hasil

panen dengan memberi hewan makan terlebih dahulu. Hal ini yang

menyebabkan hubungan timbal balik symbiosis mutualisme.

Untuk saat ini kucing dipelihara bukan hanya untuk membasmi hama saja.

Pada saat ini kucing banyak dipelihara karena keimutan dan kelucuannya

untuk dijadikan hewan peliharaan yang fungsinya untuk hal hal yang

berhubungan dengan Kesehatan bahkan untuk mengisi waktu luang saja.

2
Kucing juga diistimewakan dibeberapa negara. Salah satu negara yang

mengistimewakannya adalah Turki. Turki memang salah satu negara dengan

populasi kucing terbanyak. Dikutip dari The Culture Trip, kawanan kucing

pertama kali datang ke Turki saat zaman Kekaisaran Ottoman.

Saat itu setiap kapal yang berlabuh di Konstantinopel pasti membawa

kucing untuk mengusir tikus yang sering merusak barang bawaan, terutama

yang berisi makanan. Setelah turun dari kapal, kucing-kucing itu saling

membaur dan kemudian berkembangbiak di Turki.

Indonesia juga termasuk negara yang memiliki penduduk yang menyukai

kucing. Dari survei itu terungkap bahwa sebanyak 59% orang memiliki hewan

peliharaan di rumah. Nah dari sekian banyak hewan peliharaan, kucing adalah

salah satu binatang yang paling banyak dirawat oleh orang Indonesia.

Hasil survei tersebut diketahui bahwa beragam jenis kucing yang dipilih

menjadi sahabat manusia, Indonesia menduduki peringkat pertama, sekitar

47% cat owners. Menyusul Filipina (42%), Thailand (42%), Vietnam (34%),

Malaysia (34%), dan yang paling buncit adalah Korea Selatan (9%).

Selain mengetahui banyaknya orang di Asia yang memelihara kucing, para

peneliti memahami bahwa mereka yang merawat teman berbulu ini,

berdampak positif bagi kesehatan si pemiliknya.

3
1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain :

1. Apakah kucing dapat membantu penyembuhan penyakit mental?

2. Apakah dampak positif memelihara kucing?

3. Apakah dampak negative memelihara kucing?

1.3 Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan karya tulis :

1. Metode Observasi : mengamati secara langsung serta membaca reset

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui menfaat memelihara kucing

2. Untuk mengetahui dampak positif dari kucing

3. Untuk mengetahui dampak negative kucing

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh

adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang

ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”

Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh

adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala

dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di

sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari

sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di

alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.

Pengaruh dari beberapa ahli yaitu, menurut W.J.S Poewadarmita,

pengaruh adalah suatu daya yang ada dalam sesuatu yang sifatnya dapat

memberi perubahan kepada yang sifatnya dapat memberi perubahan

kepada yang lain.

5
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian pengaruh diatas

pengaruh adalah suatu hal yang dapat merubah atau sesesuatu yang dapat

ditimbulkan baik itu pengaruh baik maupun buruk.

2.2 Pengertian Kucing

Kucing merupakan jenis mamalia golongan karnivora yang berasal

dari keluarga Felidae. Felis termasuk dalam karnivora obligat,

membutuhkan diet daging dan organ untuk bertahan hidup. Selain singa,

genus felid liar umumnya soliter; kucing domestik liar melakukannya,

tetapi, membentuk koloni kucing liar.

Felids umumnya hewan nokturnal, dan hidup di habitat yang relatif

tidak dapat diakses. Sekitar tiga perempat spesies kucing hidup di daerah

hutan, dan mereka umumnya pendaki tangkas. Namun, felid dapat

ditemukan di hampir setiap lingkungan, dengan beberapa spesies yang asli

daerah pegunungan maupun gurun. Felid liar yang asli berada di setiap

benua kecuali Australasia dan Antartika.

Habitat kucing terdapat di darat. Terkadang kucing bisa berbaur

dengan manusia sebagai peliharaan, namun bisa juga hidup secara liar.

Kucing yang memiliki garis keturunan tercatat secara resmi sebagai kucing

trah atau jalur muni (pure breed) seperti anggora, persia, siam, manx,

6
sphinx dan trah lainnya. Jumlah ras kucing seperti ini hanya sedikit hanya

1 % dari populasi kucing yang ada di dunia yang biasanya hanya

dikembang biakan di tempat pemeliharaan hewan resmi.

Kucing memiliki masa kehamilan selama 63 hari. Ketika anak

kucing lahir, mata dan telinganya masih buta dan tuli. Mata dan telinga

anak kucing biasanya mulai terbuka ketika memasuki usia 8-10 hari.

Dibandingkan dengan hewan lain, kucing termasuk hewan paling

bersih. Sebab, kucing sering membersihkan tubuhnya dengan jilatan air

liurnya. Namun, air liur ini bisa menimbulkan alergi pada manusia.

Kucing memiliki perilaku yang menggemaskan sehingga membuat

hewan ini disukai banyak orang. Perilaku kucing yang umum ditemukan

adalah mendengkur, memanjat, hingga memiliki refleks meluruskan.

Ada kemungkinan kucing mendengkur yaitu sedang merasa

senang, puas, atau bahkan kesakitan. Kemudian, kucing memijat

menggunakan telapak tangannya secara bergantian kepada kucing lain

hingga manusia. Kucing juga akan refleks meluruskan badannya ketika

terjatuh, dikarenakan memiliki tulang punggung yang fleksibel

7
2.3 Karakteristik Kucing

Adapun karakteristik hewan kucing antara lain:

1. Termasuk ke dalam golongan hewan mamalia.

2. Berkembang biak dengan cara melahirkan.

3. Mampu melahirkan 3-5 anak.

4. Hewan yang sering tidur. Waktu tidur kucing biasanya berkisar antara 12-

16 jam perhari dengan angka rata-rata 13-14 jam.

5. Memiliki kelenjar susu.

6. Memiliki sepasang mata dengan penglihatan yang tajam.

7. Memiliki warna bulu yang beragam (putih, coklat, hitam. putih-oranye,

dan masih banyk lagi)

8. Memiliki sepasang kaki depan dan kaki belakang.

9. Memiliki cakar yang tajam.

10. Memiliki gigi taring yang tajam.

11. Memiliki ekor yang panjang (terkadang ada yang pendek)

12. Memiliki sepasang telinga yang runcing.

13. Memiliki pendengaran yang tajam.

14. Memiliki berat berkisar antara 2,5 sampai 7 kg, dan jarang berat kucing

mencapai 10 kg.

15. Umur kucing berkisar antara 15 sampai 20 tahun.

8
2.4 Jenis-jenis Kucing

Kucing Ragdoll

Kucing ini memiliki badan besar, dada yang lebar, dan panggul

yang besar, dengan berat badan jantan sekitar 12-20 pon (5.4-9 kg) dan

betina 10-15 pon (5.4-6.8 kg). Bulu Ragdoll panjangnya sedang, dengan

tekstur seperti bulu pada kelinci. Selain itu, Ragdoll memiliki 4 pola

warna, yaitu bicolor (dua warna), mitted, vandan point (solid, lynx, dan

tortie).

Ragdoll merupakan kucing yang cenderung mudah beradaptasi

dengan hewan peliharaan lainnya, seperti kucing lain, anjing atau hamster.

Selain itu, Ragdoll juga dikenal lebih vokal dan bersuara atau mengeong

lebih banyak dibandingkan dengan kucing pada umumnya.

Meskipun berbadan besar ternyata Ragdoll memiliki kepribadian

yang jinak dan manja seperti sifat yang sering ditemukan pada kucing

persia.

Kucing Persia

Kucing persia termasuk dalam ras kucing domestik berbulu

panjang dengan karakter wajah bulat dan moncong pendek. Namanya

mengacu pada Persia, nama lama Iran, di mana kucing serupa ditemukan.

Sejak akhir abad 19, kucing jenis ini dikembangkan di Britania Raya dan

Amerika Serikat usai Perang Dunia II. Di Britania Raya, ras ini disebut

9
kucing bulu panjang Persia, dibagi dalam dua jenis, yaitu Chinchilla

dengan warna perak cerah dan yang agak gelap.

Kucing persia pada umumnya memiliki bentuk tubuh yang gemuk,

besar, dan tambun. Selain itu, yang menjadi khas juga dalam kucing persia

ini adalah bentuk hidungnya yang pesek, wajahnya terlihat bulat, dan

memiliki bulu yang panjang. Jika diamati dari samping, dahi, hidung, dan

dagu terlihat sangat datar. Kucing persia juga memiliki sifat yang manja.

Kucing persia hasil persilangan dengan ras kucing lainnya biasanya

beberapa ciri-cirinya hilang. Ada yang mempunyai warna bulu baru,

hidung yang sedikit mancung, bentuk tubuh yang lebih ramping dari

kucing Persia pada umumnya, dan ada pula yang mempunyai bulu yang

lebih pendek.

Kucing Siamese

Kucing siam merupakan salah satu hewan peliharaan terpopuler di

dunia. Ras kucing ini merupakan kucing keturunan jalur murni. Awal

kemunculan kucing siam di Eropa adalah pada saat ras kucing ini

dijadikan hadiah untuk duta besar Britania Raya di Thailand dan semakin

populer hingga ke Eropa pada sekitar abad ke-18.

Kucing Siamese berkembang biak dengan sangat cantik. Jenis

kucing ini memiliki mata cerah dan bulu coklat yang khas di ekor dan

anggota tubuhnya. Kucing jenis Siam ini juga cenderung memiliki

kepribadian yang sangat santai.

10
Kucing Amerikan Shorthairs

Kucing bulu pendek amerika (Bahasa Inggris: American Shorthair

cat) adalah salah satu ras kucing dari Amerika Utara yang masih

merupakan keturunan dari ras kucing bulu pendek Eropa dan kucing bulu

pendek britania raya.

Kucing ini memiliki karakteristik badan sedang dan ada yang

berbadan besar, dengan berat badan jantan sekitar 3.5-4.5 kg, dan betina

sekitar 3-4.5 kg. Kucing ini dapat mencapai tinggi badan mencapai sekitar

45-50 cm, dan panjang badan mencapai sekitar 35 cm. Bulu pendek

amerika akan dewasa ketika sudah mencapai umur 3-4 tahun, yang berarti

lebih lama dari kucing biasanya.

Kucing ini memiliki moncong yang berbentuk seperti kotak,

telinga yang, bulu yang pendek, tebal, padat, dan sedikit kaku, serta

memiliki kaki dan cakar yang kuat. Amerikan Shorthairs memiliki semua

pola dan warna bulu, kecuali colorpoint. Bulunya akan menjadi tebal jika

musim dingin tiba, dan rontok jika musim semi tiba

Kucing Birmans

Kucing ini termasuk dalam salah satu ras kucing alami yang

berasal dari Prancis. Birma adalah kucing berukuran sedang dengan berat

badan 4–6 kg. Birma hanya mempunyai warna mata biru. Pola warna

birma adalah titik warna, yaitu warna gelap pada telinga, wajah, ekor dan

11
keempat kaki, kecuali keempat telapak kaki dan cakar yang berwarna

putih.Warna yang paling sering ditemui pada birma adalah seal-

point dan blue-point.

Badannya berotot dan memiliki panjang menengah, dengan kaki

yang kuat. Kepalanya lebar dan bulat, pada hidung terdapat sedikit

lekukan, sedangkan mata hampir berbentuk bulat dan berwarna biru.

Telinga berukuran sedang dengan ujung melengkung. Bulu leher dan ekor

sangat tebal dan halus. Warna bulu badan lebih pucat dibandingkan warna

point pada kedua telinga, muka, kaki dan ekor. Birma memiliki warna

putih pada keempat jari-jari kakinya. Warna putih ini berbentuk simetris,

tidak melebihi batas pergelangan kaki.

12
BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

3.1 PEMBAHASAN

Dari observasi yang dilakukan mulai dari awal pembuatan karya

tulis ini,penulis melakukan penelitian dengan cara membaca reset yang

ada di internet atau lain-lain mengenai pokok bahasan karya tulis. Dan

observasi yang dilakukan langsung dengan mengamati kucing yang

ada dirumah sejak 2019.

3.2 HASIL PENELITIAN

1. Dampak Positif Kucing

a) Menghilangkan Stress

Hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya reset one

Australian study, pemelihara kucing memiliki kesehatan

psikologis yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak

memiliki hewan peliharaan. Para pemilik kucing mengaku

lebih bahagia, percaya diri, dan tidak mudah gugup. Bahkan

saat menghadi masalah mereka lebih tenang.

Ada sebuah studi yang menyebutkan bahwa memelihara

binatang berkaki empat efektif untuk meredakan stres. Para

13
peneliti dari Washington State University mengamati 249

mahasiswa di musim ujian.

Salah satu perwakilan peneliti juga mengungkapkan untuk

mengurangi stres secara signifikan hanya membutuhkan waktu

selama 10 menit bermain dengan binatang peliharaan.

Mengutip dari Rumah123.com, ketika kita memelihara

kucing maka kita akan lebih banyak menghabiskan waktu

dengan kucing, maka ketika itu otak akan melepas hormon

oksitosin.

Survei yang dilakukan Cats Protection terhadap 600

responden yang separuhnya memiliki masalah kesehatan

mental membuktikan, 87 persen responden yang memelihara

kucing merasakan efek positif pada kehidupan mereka.

Sebanyak 76 persen responden juga menyatakan bahwa

memelihara kucing membuat mereka jadi lebih mudah

mengatasi stres

b) Meningkatkan Empati Kepada Makhluk Hidup

Selain itu, memelihara kucing juga baik untuk anak. Dalam

sebuah survei, lebih dari 2200 anak muda berusia 11-15

memiliki ikatan emosional yang kuat dengan kucing mereka.

Sehingga kualitas hidup mereka pun menjadi jauh lebih baik. 

14
Dengan tubuhnya yang lentur saat tidur, layaknya gerakan

yoga, kucing bisa mengubah mood yang buruk menjadi lebih

baik. Dalam sebuah penelitian, pemelihara kucing memiliki

emosi negatif dan perasaan terasing yang lebih sedikit

dibanding yang tidak memelihara. 

Kucing juga ahli dalam memberi perhatian untuk

pemiliknya. Hubungan emosional antara kucing dan

pemelihara ini akan membuat pemelihara memiliki hubungan

sosial yang baik. 

Hal ini terbukti dalam sebuah penelitian. Hasil penelitian

menyebutkan pemelihara kucing sangat sensitif secara sosial.

Mereka juga lebih mudah menaruh kepercayaan terhadap orang

lain. 

Ketika seseorang atau seekor hewan peliharaan bisa

membuat kita merasa baik dan terhubung, itu akan membangun

kapasitas kebaikan terhadap orang lain. "Perasaan positif

terhadap hewan peliharaan akan menimbulkan perasaan positif

terhadap orang lain," tulis Rose Perrine dan Hannah Osbourne

dari Eastern Kentucky University.

c) Mencegah Penyakit Jantung

Sebuah riset yang melibatkan sejumlah pialang saham di

New York, AS, menunjukkan mereka yang memelihara kucing,

15
tekanan darahnya lebih stabil Dalam pengamatan tersebut,

detak jantung responden juga jauh lebih stabil ketimbang orang

yang tidak memelihara binatang

Riset turut membuktikan bahwa orang yang memelihara

kucing terhindar dari resiko penyakit kardiovaskuler atau

penyakit jantung sebesar 30%.

d) Membantu Interaksi Anak Penyandang Autisme

Para peneliti dari University of Missouri, Amerika Serikat

menemukan bahwa interaksi sosial anak penderita autisme

dapat membaik saat dikelilingi hewan peliharaan.

Dalam studi itu, hampir separuh dari total keluarga yang

diteliti memiliki kucing peliharaan. Orang tua anak-anak itu

pun melaporkan adanya ikatan kuat yang terbentuk antara

anak-anak dengan hewan peliharaannya.

Peneliti dari Research Center for Human-Animal

Interaction, Gretchen Carlisle mengatakan bahwa anak dengan

autisme dapat lebih percaya diri saat bersama hewan

peliharaan. "Jenis keterampilan sosial ini biasanya sulit bagi

anak-anak penderita autisme. Akan tetapi, studi ini

menunjukkan kepercayaan diri anak akan lebih besar bila hidup

bersama hewan peliharaan," ujar Gretchen.

16
e) Menyembuhkan Nyeri Otot Dan Sendi

Frekuensi getaran dengkuran kucing yang berada pada

kisaran 20-140 Hz, terbukti mampu menyembuhkan nyeri otot

dan sendi. Hal ini dibuktikan drngan adanya studi yang

menunjukkan frekuensi getaran antara 18-35 Hz yang berefek

positif pada persendian setelah cidera.

“Kaitan antara frekuensi dengkuran kucing dan

penyembuhan (nyeri) otot dan tulang dapat membantu bagi

sejumlah orang,” jelas Leslie A Lyons, asisten professor di

School of Veterinary Medicine, University of California.

f) Meningkatkan Kualitas Tidur

Beberapa jajak pendapat yang dilakukan di Inggris

menemukan bahwa perempuan yang kerap tidur dengan kucing

mereka memiliki kualitas tidur yang lebih baik.

Hal ini diperkuat dengan penelitian baru baru ini yang

dilakukan oleh Pusat Klinik Obat Tidur Mayo, bahwa sebesar

41% orang merasakan tidur lebih nyenyak karena ditemani

kucing peliharaan mereka.

2. Dampak Negatif Kucing

a) Toksoplasmosis

17
Kucing memang bisa menyebabkan toksoplasmosis, namun

bukan melalui bulunya, melainkan kotorannya. Toksoplasmosis

sendiri adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh parasit

protozoa Toxoplama gondii.

Parasit tersebut dapat menular dari hewan vertebrata seperti

kucing ke manusia (zoonosis), namun itu bukan satu-satunya

cara.

Manusia juga bisa terkena penyakit ini dari sayuran dan

buah-buahan mentah, kebiasaan tak mencuci tangan, hingga

konsumsi jeroan hewan.

b) Menimbulkan Alergi

Kucing memang bisa menimbulkan alergi bagi manusia,

namun hal tersebut bukan bersumber dari bulunya.

Penyebab alergi dari kucing ditimbulkan oleh sebab lainnya

seperti dari air liur kucing, air kencing, hingga serpihan kulit

kering di balik bulu kucing (dander).

Dampaknya memang bisa cukup berbahaya apalagi bila

menyentuh kulit atau terhirup masuk ke saluran pernapasan.

c) Infeksi MRSA

18
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus atau disingkat

MRSA adalah bakteri yang penyebab infeksi di banyak bagian

tubuh manusia.

Penyebabnya sendiri yaitu bakteri Staphylococcus aureus.

Faktanya, banyak manusia yang memiliki bakteri MRSA di

tubuhnya, namun tak semuanya bisa terinfeksi.

Bakteri ini akan menimbulkan gejala apabila masuk ke

tubuh melalui luka, misalnya luka akibat cakaran kucing.

d) Menulari Kutu

Penelitian dari Harvard Health menunjukkan bahwa

kemungkinan besar terdapat banyak kutu di balik bulu kucing

yang indah.

Kutu kucing ini bisa menyebar dengan mudah melalui

kontak langsung seperti tidur di satu tempat yang sama

misalnya.

Penyakit yang bisa ditimbulkan dari kutu kucing di

antaranya ehrlichiosis, babesiosis, penyakit Lyme, hingga plak

kulit.

19
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kucing merupakan mamalia golongan karnivora yang dapat hidup

berbaur sebagai hewan peliharaan serta memiliki sifat yang baik

terhadap manusia. Diantara beberapa jenis kucing yang banyak

dipelihara oleh manusia yaitu kucing Ragdoll, kucing Persia, kucing

Siamese, kucing Amerikan Shorthair, kucing Brimans.

2. Dampak positif kucing:

a) Menghilangkan stress

b) Meningkat empati kepada makhluk hidup

c) Mencegah penyakit jantung

d) Membantu interaksi anak penyandang autisme

e) Menyembuhkan nyeri otot dan sendi

f) Meningkatkan kualitas tidur

3. Dampak negative kucing:

a) Toksoplamosis

b) Menimbulkan alergi

c) Infeksi MRSA

20
d) Menulari kutu

4.2 Saran

1. Para pembaca karya tulis ini agar dapat memahami dan

mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Para siswa MAN 1 LAMPUNG TENGAH, supaya menerapkan ilmu

pengetahuan yang diterima dalam setiap pembelajaran dan kehidupan

di luar sekolah pada umumnya.

3. Pihak sekolah agar lebih menigkatkan sistem belajar dan mengajar

supaya menghasilkan lulusan dengan kualitas yang terbaik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Yosi Abdian Tindoan. Jum’at, 16 November 2012, “Bahasa dan Sastra Indonesia,

Pengertian Pengaruh”, http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/pengertian-

pengaruh.html, diakses pada 6 November 2021.

Amirul Nisa. 2 September 2021.”Manfaat Memelihara Kucing untuk

Manusia,Materi kls 3 SD Tema 2”, https://bobo.grid.id/read/082868914/manfaat-

memelihara-kucing-untuk-manusia-materi-kelas-3-sd-tema-2?page=all, diakses

pada 4 Desember 2021.

Nesya Damayanti. 20 Februari 2019.”Pengertian Kucing Adalah Hewan Mamalia

Karnivora”, https://www.kucingklik.com/kucing/, diakses pada 1 November 2021.

Nandy .Juli 2021. “ 16 Jenis-jenis Kucing Peliharaan Populer”,

https://www.gramedia.com/best-seller/jenis-kucing/, diakses pada 6 November

2021.

22
Stella Maris. 31 Maret 2021.”Indonesia Negara dengan Kucing ‘Terbanyak’di

Asia”, https://www.bola.com/ragam/read/4520217/indonesia-negara-dengan-

kucing-terbanyak-di-asia, diakses pada 22 November 2021.

Dodiek Dwiwanto. 27 Oktober 2021. “13 Manfaat Memelihara Kucing di Rumah,

Hilangkan Stress Hingga Cegah Penyakit!”, https://artikel.rumah123.com/13-

manfaat-memelihara-kucing-di-rumah-hilangkan-stress-hingga-cegah-penyakit-

79829, diakses pada 4 Desember 2021.

Elmi Rahmatika.17 Oktober 2021. “7 Bahaya Bulu Kucing Bagi Kesehatan

Manusia. Fakta atau Mitos ,Ya?” https://www.99.co/blog/indonesia/bahaya-bulu-

kucing-bagi-kesehatan/ , diakses pada 4 Desember 2021.

23
LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai