ECON6098
Business Economics
Week 1
The Economic and
Business Environment
OUTLINE MATERI :
Setelah mempelajari chapter ini dapat dipahami tentang ekonomi bisnis. Dalam
ekonomi bisnis dikenal dengan 10 prinsip ekonomi yang secara garis besar diklasifikasikan
menjadi 3 prinsip ekonomi mendasar. Pelajaran mendasar tentang pengambilan keputusan
individu adalah bahwa orang dan bisnis menghadapi trade-off di antara tujuan alternatif,
bahwa biaya dari setiap tindakan diukur dalam hal peluang yang hilang, bahwa orang dan
bisnis yang rasional mengambil keputusan dengan membandingkan biaya marjinal dan
manfaat marjinal, dan bahwa individu dan perusahaan mengubah perilaku mereka sebagai
tanggapan atas insentif yang mereka hadapi.
Pelajaran mendasar tentang interaksi antara orang-orang dan perusahaan adalah
bahwa perdagangan dapat saling menguntungkan, bahwa pasar biasanya merupakan cara
yang baik untuk mengoordinasikan perdagangan antara orang-orang dan perusahaan, dan
bahwa pemerintah berpotensi dapat meningkatkan hasil pasar jika ada beberapa kegagalan
pasar.
Pelajaran mendasar tentang ekonomi secara keseluruhan adalah produktivitas adalah
sumber utama standar hidup, pertumbuhan uang adalah sumber utama inflasi, dan bahwa
masyarakat menghadapi pertukaran jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.
Pada chapter ini juga dipelajari tentang pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan adalah jantung dari ekonomi. Jutaan keputusan dibuat setiap hari oleh konsumen
dan keputusan ini memengaruhi bisnis dengan berbagai cara. Keputusan meliputi 3 bidang
yaitu (1) investasi, (2) pertumbuhan dan ekspansi, (3) mengakuisisi dan mempertahankan
pelanggan.
Aktivitas bisnis melibatkan penggunaan faktor-faktor produksi dan mengubahnya
menjadi produk yang dibeli baik oleh perusahaan lain atau konsumen akhir. Kegiatan bisnis
harus dilakukan dalam lingkungan yang internal dan eksternal. Lingkungan eksternal
meliputi faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum dan lingkungan. Perubahan dalam
lingkungan eksternal dapat memberikan peluang dan ancaman.
2. John Sloman and Elizabeth Jones, (2017), Essential Economics for Business, Fifth
edition, Pearson Education Ltd, United Kingdom, ISBN : 978-1-292-15131-1, chapter 1
ECON6098
Business Economics
Week 2
OUTLINE MATERI :
2.1.1. Penawaran
2.1.1.1. Kurva Penawaran
Jumlah penawaran (quantity supplied) adalah banyaknya barang atau jasa yang bersedia
dijual oleh penjual. Hubungan antara harga dan jumlah penawaran berhubungan positif, yaitu
jika harga tinggi, dengan faktor lain tetap (cateris paribus) maka jumlah barang ditawarkan
akan naik demikian sebaliknya jika harga rendah maka jumlah barang yang ditawarkan akan
turun. Hubungan antara jumlah penawaran dan harga ini disebut dengan hukum penawaran
(law of supply).
Tabel 2.1. menunjukkan hubungan antara harga barang dan jumlah penawaran dengan
asumsi semua hal lain yang dapat memengaruhi harga jual tetap.
Kurva Penawaran (supply curve) merupakan kurva yang menunjukkan hubungan jumlah
komoditi per satuan waktu yang akan dihasilkan dan dijual di pasar dengan harga satuan dari
komoditi tersebut. Kurva penawaran menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual
2.1.2. Permintaan
Jumlah permintaan (quantity demanded) adalah jumlah barang yang ingin dibeli oleh
konsumen dan ia mampu untuk membayarnya. Hukum permintaan (law of demand)
menyebutkan bahwa jumlah permintaan barang menurun ketika harga naik, dengan faktor
selain harga dianggap tetap, dan meningkat ketika harga turun. Hal ini dapat diartikan bahwa
permintaan berbanding terbalik dengan harga atau memiliki hubungan negatif. Untuk
mempermudah, dibuat daftar permintaan dalam tabel yang menunjukkan hubungan antara
harga suatu barang dengan jumlah permintaan dengan asumsi faktor lain yang memengaruhi
konsumen dalam membeli barang tersebut tidak berubah.
2.1.3. Keseimbangan
Titik keseimbangan atau equilibrium adalah situasi ketika harga telah mencapai
tingkat saat jumlah permintaan barang sama dengan jumlah penawaran. Harga pada titik ini
disebut dengan harga keseimbangan.
Gambar 2.5 menunjukkan keseimbangan permintaan dan penawaran benih rape, yaitu dengan
jumlah benih rape 7.000 ton dan harga €2.
Bagaimana jika harga pasar berada di atas atau di bawah harga keseimbangan? Hal ini
dapat dijelaskan melalui kurva permintaan penawaran seperti ditunjukkan pada Gambar
2.6.(a) dan 2.6 (b).
Gambar 2.6(a) menunjukkan harga pasar di atas harga keseimbangan sehingga terjadi surplus
dan Gambar 2.6(b) menunjukkan harga pasar berada di bawah harga keseimbangan.
- Surplus
• Ketika harga > harga Ekuilibrium, maka kuantitas yang ditawarkan> kuantitas
yang diminta
• Ada kelebihan penawaran atau surplus
- Kekurangan
• Ketika harga < harga ekuilibrium, maka kuantitas yang diminta> jumlah yang
ditawarkan
• Ada kelebihan permintaan atau kekurangan
Pemasok akan menaikkan harga karena terlalu banyak pembeli membeli terlalu sedikit
barang, sehingga bergerak ke arah ekuilibrium.
2.2. Elastisitas
Elastisitas adalah ukuran seberapa jauh para pembeli dan penjual bereaksi terhadap
perubahan-perubahan kondisi yang terjadi di pasar. Konsep elastisitas ini akan
memungkinkan kita menganalisis penawaran dan permintaan secara lebih tajam. Elastisitas
atau besar kecilnya perubahan dinyatakan dalam koefisien atau angka elastisitas dengan
symbol E.
Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga.
Rumus :
(𝑄𝑆1 − 𝑄𝑆0 )
𝑄𝑆0 ∆𝑄 𝑃
𝐸𝑠 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 ×
(𝑃1 − 𝑃0 ) ∆𝑃 𝑄
𝑃0
Dimana
ΔQ : perubahan jumlah penawaran
ΔP : perubahan harga barang
P : harga barang mula-mula
Bisa dilihat bahwa hasil menunjukkan nilai negative (-12). Namun nilai negatif ini diabaikan
dalam menghitung koefisien elastisitas. Nilai koefisien permintaan sapu adalah 12. Artinya,
perubahan harga sebanyak 1 % menyebabkan perubahan permintaan sebanyak 12 %.
(QDX 1 − QDX 0 )
Q / Q I Q
QDX 0 EI = =
EI = atau I / I Q I
( I1 − I 0 )
I0
Barang normal terdiri dari dua kelompok barang, yaitu barang kebutuhan pokok dan barang
mewah. Barang kebutuhan pokok dan barang mewah memiliki elastisitas permintaan yang
positif. Namun, keduanya berbeda dalam hal respon terhadap perubahan pendapatan. Produk
mewah relatif lebih elastis daripada kebutuhan. Barang kebutuhan pokok relatif kurang
responsif terhadap perubahan pendapatan konsumen. Pada saat pendapatan konsumen
meningkat, permintaan untuk barang-barang ini meningkat tetapi dengan persentase yang
lebih rendah.
Sedangkan barang inferior memiliki elastisitas permintaan terhadap pendapatan bernilai
negatif, karena perubahan pendapatan dan perubahan jumlah barang yang dibeli bergerak ke
arah yang berlawanan, yaitu ketika pendapatan naik, permintaan akan turun.
Jika kenaikan harga suatu komoditi mengakibatkan kenaikan permintaan komoditi lain, maka
nilai elastisitas harga silangnya adalah positif, dan kedua komoditi tersebut bersubstitusi. Jika
kenaikan harga suatu komoditi menyebabkan penurunan permintaan komoditi yang lain,
maka nilai elastisitas harga silangnya adalah negatif, dan kedua komoditi tersebut dikatakan
memiliki hubungan komplementer.
2.3.2. Pajak
Semua pemerintahan menggunakan pajak untuk meningkatkan penerimaan dalam
membiayai berbagai fasilitas publik seperti jalan raya, sekolah, dan pertahanan nasional.
Karena pajak merupakan suatu perangkat kebijakan yang penting, dan karena pajak
memengaruhi kehidupan kita di berbagai segi.
Pajak suatu barang dapat dikenakan kepada penjual saja, pembeli saja atau kepada
keduanya, hal ini bergantung pada bagaimana kebijkan yang berlaku. Istilah yang sering
digunakan oleh para ahli dalam menunjukkan distritusi suatu beban pajak ini adalah
pembagian beban pajak (tax incidence).
Ketika suatu pajak sebesar $0,50 dipungut dari pembeli, kurva permintaan akan turun sebesar
$0,50 dari D1 ke D2. Jumlah keseimbangan turun dari 100 ke 90 dan harga keseimbangan
juga turun dari $3.00 ke $2.80. Harga yangdibayarkan pembeli (termasuk pajak) meningkat
dari $3.00 ke $3.30. Walaupun pejak dikenakan terhadap pembeli, pembeli dan penjual
berbagi beban pajak tersebut. Saat pajak dikenakan, pendapatan penjual berkurang sebesar
$0.20 untuk setiap unit produknya. Pembeli membayar harga yang lebih rendah ($2.80),
tetapi sebenarnya harga efektif termasuk pajak meningkat menjadi $3.30 maka pajak juga
menambah pembelanjaan pembeli.
Berdasarkan perbandingan dari pajak yang dikenakan terhadap penjual dan pembeli,
maka dapat diketahui bahwa pajak mempengaruhi penjual dan pembeli terlepas kepada siapa
pajak tersebut dikenakan. Pada keseimbangan baru, tampak bahwa penjual dan pembeli
sama-sama menanggung beban pajak. Perbedaannya hanyalah terletak pada siapa yang harus
membayar pajak tersebut. Mempelajari beban pajak menunjukkan bahwa pemerintah tidak
dapat dengan mudah membuat kebijakan terkait dengan distribusi beban pajak. Hal ini dapat
dilihat dari pembelajaran tentang pajak penghasilan dimana ketika pemerintah menetapkan
pajak, perusahaan harus membayar upah tenaga kerja lebih tinggi, namun pada kenyataannya,
besaran pajak yang diterima oleh tenaga kerja justru berkurang.
Reaksi perubahan harga, pendapatan, atau variabel lainnya yang dapat mempengaruhi
permintaan-penawaran dijelaskan melalui elastisitas permintaan-penawaran.
Perekonomian diatur oleh dua jenis hukum: hukum penawaran dan permintaan, dan hukum
yang ditetapkan oleh pemerintah. Pengendalian harga dan pajak merupakan hal biasa di
berbagai pasar dalam perekonomian. Kebijakan pemerintah dalam perekonomian tersebut
bertujuan untuk mempengaruhi bekerjanya mekanisme pasar, yang bertujuan mengendalikan
keseimbangan (ekuilibrium) pasar.
ECON6098
Business Economics
Week 3
OUTLINE MATERI :
• Consumer behavior
• Behavioural economics
• Advertising dan Branding
• Asymmetric Informatiom
1. John Sloman and Elizabeth Jones, (2017), Essential Economics for Business, Fifth
edition, Pearson Education Ltd, United Kingdom, ISBN : 978-1-292-15131-1, chapter
3
ECON6098
Business Economics
Week 4
OUTLINE MATERI :
Ingat bahwa biaya kesempatan (opportunity cost) dari sesuatu mengacu pada semua
hal yang harus dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu itu. Biaya produksi mencakup
seluruh biaya kesempatan untuk membuat barang dan jasa.
Biaya produksi yang dikeluarkan ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Biaya eksplisit adalah segala biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli
input dari pemasok, termasuk didalamnya adalah upah tenaga kerja, membayar listrik,
membayar bunga, asuransi, perlengkapan, gedung, dan harga pembelian bahan
mentah serta barang setengah jadi. Pembayaran berupa uang.
2. Biaya implisit (biaya tersembunyi) merupakan taksiran pengeluaran terhadap faktor-
faktor produksi yang dimiliki perusahaan. Biaya implisit tidak memerlukan
pembayaran secara tunai. Biaya implisit meliputi gaji tertinggi yang dapat diperoleh
oleh si pengusaha apabila bekerja di tempat alternatif terbaiknya (misalkan mengelola
perusahaan lain), dan pendapatan tertinggi yang dapat diperoleh perusahaan dari
menginvestasikan modalnya dalam alternatif lain yang paling mcnguntungkan atau
- Biaya jangka pendek adalah biaya yang menunjukkan sebagian faktor produksi
tidak dapat ditambah jumlahnya. Salah satu faktor produksi bersifat tetap, yang lain
berubah.
- Biaya jangka panjang adalah biaya yang menunjukkan semua faktor produksi dapat
mengalami perubahan. Semua faktor produksi bersifat berubah.
Berdasarkan data tersebut dapat dibuat kurva fungsi produksi dan kurva biaya total seperti
digambarkan pada Gambar 4.1.
Berdasarkan fungsi produksi dapat diketahui hubungan antara Produksi Total (Q),
Produksi Marginal (MP) dan Produksi Rata-rata (AP).
- Produksi Total merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses produksi.
Pada umumnya Produksi Total dilambangkan dengan Q (Quantity).
- Marginal Product (MP) menunjukkan perubahan produksi yang diakibatkan oleh
perubahan penggunaan satu satuan faktor produksi variabel. Pada kasus ini faktor
produksi yang berubah adalah tenaga kerja, maka Marginal Product nya dikenal dengan
Marginal Product of Labor (MPL). MPL menunjukkan perubahan Q yang dihasilkan dari
setiap perubahan pemakaian L. Jika penyebab dari timbulnya Marginal Product adalah
perubahan kapital maka Marginal Product nya disebut Marginal Product of Capital
(MPK). Jika L adalah perubahan tenaga kerja dan Q adalah perubahan produksi total,
maka Marginal Product of Labor (MPL) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
MPL = Q/L
Pada saat jumlah tenaga kerja meningkat, jumlah produk marjinal menurun. Ciri inilah
yang disebut penurunan produk marginal (diminishing marginal product).
Biaya total pada kolom terakhir Tabel 4.1 merupakan penjumlahan dari biaya pabrik dan
biaya pekerja. Kurva biaya total dapat dilihat pada Gambar 4.2. Dengan meningkatnya
jumlah produksi yang dihasilkan, kurva biaya total semakin curam karena terjadinya
penurunan produk marjinal.
Apakah jika kurva LAC yang pada umumnya tidak menyinggung pada kurva-kurva SAC
pada bagian SAC terendah akan bertentangan dengan pernyataan bahwa titik persinggungan
di antara LAC dan SAC menunjukkan biaya yang paling minimum untuk memproduksi
sejumlah produksi tertentu? Jawabannya adalah sama sekali tidak. Di dalam jangka panjang,
titik terendah dari suatu SAC tidak menggambarkan biaya yang paling minimum untuk
memproduksi pada satu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produksi lain (SAC lain) yang
dapat meminimumkan biaya. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan kurva SAC1
dan SAC2. Titik A1 adalah titik terendah pada SAC1. Dengan demikian dalam jangka pendek,
produksi sebesar Qa dapat diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dari titik manapun pada
SAC1. Tetapi dalam jangka panjang biaya tersebut belum yang paling minimum, karena jika
kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi sebesar Qa dapat diproduksi
dengan biaya yang lebih rendah lagi, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh titik A pada SAC2.
Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LAC menggambarkan biaya minimum
perusahaan dalam jangka panjang.
4.5.1. Isoquant
Isoquant merupakan salah satu kurva dalam perilaku produsen yang menunjukkan
kombinasi antara dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama. Dalam
dunia perekonomian atau dalam suatu perusahaan pasti ada banyak faktor produksi yang ada
dan di sini kurva isoquant berusaha mencari kombinasi antar dua faktor produksi diantara
banyak faktor untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dalam jumlah yang sama.
Kurva isoquant juga disebut dengan kurva produksi sama.
Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki kemiringan negatif
2. Jumlah output atau hasil produk ditunjukkan dengan garis kurva yang semakin ke kanan.
3. Antara garis isoquant satu dan yang lainnya tidak pernah mengalami perpotongan.
4. Arah kurva isoquant cembung menuju titik origin atau titik asal.
Contoh sederhana dari kombinasi antara dua faktor produksi adalah kombinasi antara
tenaga kerja dan modal.
(a) (b)
Gambar 4.4. Isoquant
Gambar 4.4(b) merupakan kurva isoquant secara umum. Berdasarkan gambar 4.4 dapat
dikatakan bahwa makin ke kanan suatu isoquant, maka makin tinggi jumlah yang dapat
diproduksi. Isoquant cembung terhadap titik asal (convex to origin) sehingga slope antara
satu titik ke titik lain tidaklah sama. Slope isoquant dinamakan Marginal Rate of Technical
Substitution (MTRS) yang menunjukkan secara teknis berapa modal dan tenaga kerja dapat
saling diubah untuk menghasilkan output yang sama. MTRS dapat dituliskan sebagai :
Q
K L ; K K K ; atau MTRS = MPL
MTRS = =
L Q
1 2 3
MPK
K
Biaya Marginal memegang peranan yang sangat penting bagi seorang produsen untuk
menentukan jumlah produksi yang akan dihasilkan. Kita tahu bahwa tujuan setiap produsen
adalah memaksimumkan keuntungannya. Bila produsen telah mencapai posisi keuntungan
maksimum maka dapat dikatakan ia telah berada pada posisi equilibrium atau keseimbangan.
Pada tingkat produksi yang manakah keuntungan maksimum dicapai ? Ada dua cara yang
dapat digunakan untuk menentukannya, yaitu :
a. Dengan memproduksi barang pada tingkat dimana perbedaan di antara hasil penjualan
total dengan biaya total adalah yang paling maksimum. Jadi keuntungan total adalah
(TR – TC) yang maksimum.
b. Dengan memproduksi barang pada tingkat dimana hasil penjualan marginal = biaya
marginal.
Untuk menjelaskan dapat digunakan data pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Hubungan TR, MR, TC, AC, MC untuk mendapatkan Keuntungan Maksimum
MR > MC
MR = MC
MR< MC
Berdasarkan data pada Tabel 4.5. dapat ditunjukkan keuntungan maksimum melalui
Gambar 4.6.
Hal-hal yang bisa disimpulkan dari Tabel 4.5 dan Gambar 4.6 adalah:
a. Keuntungan total (TR-TC) yang maksimum adalah dimana jarak vertikal antara kurva
TR dan kurva TC adalah paling lebar. Posisi ini adalah dimana slope dari garis singgung
TR sama dengan slope dari garis singgung TC
b. Slope dari garis singgung TR adalah TR/Q, yang tidak lain adalah MR. Sedangkan
slope dari garis singgung TC adalah TC/Q, yang tidak lain adalah MC. Jadi posisi Q
yang menghasilkan keuntungan maksimum adalah dimana MR = MC atau kurva MR
berpotongan dengan kurva MC.
c. Posisi TR yang maksimum tidak berarti posisi keuntungan maksimum. Demikian pula
posisi AC minimum bukan berarti posisi keuntungan yang maksimum.
Contoh Kasus :
Diketahui invers dari fungsi permintaan adalah P = 230 – Q dan fungsi biaya, TC = 40 + Q2
Maka keuntungan maksimum adalah :
TR = P x Q → TR = (230 – Q) x Q
TR = 230Q – Q2
MR = 230 – 2Q sedangkan MC = 2Q
Keuntungan maksimum : MR = MC, jadi :
230– 2Q = 2Q → 4Q = 230 → Q = 57.5
4.6.2. Analisis impas (Break even)
Break Even merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana dalam operasionalnya
tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, antara
Pada tingkat output di atas QBE, misalnya Q1, TR perusahaan, yang ditunjukkan oleh
R2, lebih besar daripada TC-nya, ditunjukkan oleh C2 dan sebagai hasilnya ia membuat
keuntungan pada output ini. Jumlah keuntungan yang dihasilkan pada output Q1 diwakili oleh
segitiga berarsir B.
Jika perusahaan beroperasi di Q1 maka bisa mengalami penurunan penjualan dan
masih menghasilkan laba asalkan penjualan tidak jatuh di bawah titik impas output QBE.
Jarak antara output impas dan produksi pada Gambar 4.7 di mana TR lebih besar dari TC
disebut margin of safety.
Teori Produksi terbagi menjadi dua yaitu, Teori Produksi Jangka Pendek dan Teori
Produksi Jangka Panjang. Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara
tingkat produksi suatu komoditas dengan satu faktor froduksi yang variabel. Konsep Produksi
Jangka Pendek faktor-faktor produksi terbagi menjadi dua yaitu, fixed input dan variable
input. Dalam hubungan tersebut terdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya tidak akan
berubah. Untuk meningkatkan jumlah produksi, dalam jangka pendek perusahaan tidak dapat
menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang dianggap tetap
seperti mesin, bangunan, tanah peralatan produksi, dll. Sedangkan faktor produksi yang dapat
mengalami perubahan misalkan tenaga kerja.
Biaya produksi dapat dibedakan menjadi biaya produksi jangka pendek dan jangka panjang.
Perbedaan biaya produksi jangka pendek dan jangka panjang bukanlah ditentukan oleh
waktu, tetapi ditentukan pada fungsi produksi. Dalam jangka pendek satu atau lebih input
perusahaan dianggap tetap yang dikenal dengan biaya tetap (fixed cost), sedangkan pada
jangka panjang semua input pada proses produksi adalah variabel (variable cost).
ECON6098
Business Economics
Week 5
Market Structures
OUTLINE MATERI :
Price Quantity
=
Quantity
= Price
Jadi P = AR
b. Pendapatan marginal (marginal revenue/MR)
Pendapatan marginal adalah perubahan pendapatan total dari penjualan setiap unit
produk tambahan
MR = TR / Q
Dalam pasar persaingan sempurna harga MR = P
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat digambarkan kurva biaya marginal (MC), biaya rata-rata (AC)
dan Biaya variable rata-rata (AVC)
Gambar 5.1. Maksimalisasi keuntungan untuk perusahaan pada pasar persaingan sempurna
Gambar 5.1 menunjukkan kurva biaya marginal (MC), kurva biaya total rata-rata
(ATC), harga pasar (P) yang sama dengan pendapatan marginal (MR) dan pendapatan rata-
rata (AR). Jumlah yang dapat memaksimalkan keuntungan adalah Q terletak dimana garis
harga horizontal memotong kurva biaya marginal. Kurva biaya marginal dari suatu
perusahaan menentukan jumlah barang yang rela dijualnya pada tingkat harga berapapun.
Kurva ini yang menjadi kurva penawaran perusahaan pada pasar persaingan sempurna.
Gambar 5.3. Kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal perusahaan monopoli
Average revenue dan marginal revenue (AR dan MR) perusahaan monopoli dapat
diperoleh dari kurva permintaan pasar. Jika perusahaan monopoli menarik harga yang sama
untuk semua unit yang dijualnya, maka AR per unit adalah identik dengan harga. Jadi kurva
permintaan pasar juga merupakan AR perusahaan. Karena kurva permintaan (D curve)
slopenya negatif, maka perusahaan monopoli harus menurunkan harga untuk semua unit
untuk dapat menjual unit tambahan (an extra unit). Berarti bahwa tambahan pada
penerimaannya karena penjualan satu tambahan ekstra adalah kurang dari harga yang dia
terima untuk unit tersebut (berkurang dengan jumlah yang hilang sebagai akibat dari
pemotongan harga pada semua unit yang ia jual).
Gambar 5.4. menunjukkan kurva permintaan, kurva pendapatan marginal dan kurva
biaya untuk perusahaan monopoli. Perusahaan akan membuat tingkat produksinya
sedemikian rupa hingga mencapai Qmax, dimana pendapatan marginal (MR) sama dengan
biaya marginal (MC). Jumlah keuntungan maksimal ditentukan oleh perpotongan antara
kurva MR dan MC, yaitu pada titik A Gambar 5.4. Hal ini sama dengan yang dikemukakan
pada perusahaan kompetitif, bahwa keuntungan maksimal berada pada MR = MC juga.
Namun perbedaannya adalah bahwa MR dari perusahaan kompetitif sama dengan harganya
(MR = P), sedangkan MR untuk monopoli kurang dari harganya.
5.3. Monopolistik
Pada pasar monopolistik masing-masing perusahaan memiliki monopoli atas barang
yang diproduksinya, tetapi perusahaan-perusahaan lainnya juga membuat barang yang mirip
yang bersaing untuk mendapatkan konsumen yang sama.
5.4. Oligopoli
Suatu pasar oligopoli hanya memiliki sedikit penjual, sehingga salah satu ciri oligopoli
adalah ketegangan yang tercipta antara kerjasama dan kepentingan pribadi.
5.4.1. Duopoli
Duopoli adalah jenis oligopoli yang paling sederhana. Duopoli adalah suatu pasar di
mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua perusahaan.
Untuk menjelaskan pasar duopoli digunakan contoh tentang permintaan air minum.
Skedul permintaan air minum ditunjukkan pada Tabel 5.3. Untuk membahas bagaimana
organisasi industry air minum di kota tersebut dapat memengaruhi harga air dan jumlah air
yang terjual, maka perlu melihat tentang kompetisi, monopoli dan kartel.
Jika kita anggap kasus di atas terjadi di pasar kompetitif sempurna, maka keputusan-
keputusan produksi dari masing-masing perusahaan membuat harga sama dengan biaya
marginal (P = MC). Karena diasumsikan bahwa biaya marginal adalah nol, maka dalam pasar
persaingan sempurna harga keseimbangan air adalah nol, dan jumlah keseimbangan adalah
120 galon. (Tabel 5.3). Harga air akan mencerminkan biaya produksinya dan jumlah yang
efisien akan diproduksi dan dikonsumsi.
Jika kita anggap kasus di atas terjadi di pasar monopoli, tabel 9.1 menunjukkan
keuntungan total dapat dimaksimalkan pada jumlah 60 galon air dengan harga $60 per gallon.
Dengan keuntungan maksimal = $3.600. Dalam pasar monopoli, harga akan melebihi biaya
marginal. Hasilnya adalah ketidakefisienan, karena jumlah air yang diproduksi dan
dikonsumsi akan kurang dari tingkat efisiensinya secara sosial, yaitu 120 galon.
Keseimbangan Nash adalah situasi di mana semua pelaku ekonomi yang berinteraksi
satu sama lain, masing-masing memilih strategi terbaik mereka dengan mempertimbangkan
strategi yang telah dipilih oleh pihak lain. Dalam contoh ini, keseimbangan Nash terjadi
ketika kedua perusahaan masing-masing memproduksi 40 galon dengan harga $50.
Keuntungan yang didapatkan setiap perusahaan adalah $2.000.
5.4.4. Bagaimana Ukuran Oligopoli memengaruhi Hasil Pasar
Anda mungkin ingin menunjukkan bahwa ekuilibrium Nash akan (n/n + 1) dari output
kompetitif. Oleh karena itu, dengan dua pemasok, output gabungan (80 unit) akan ada dua-
pertiga dari ekuilibrium kompetitif (120 unit). Ini menjelaskan bahwa jumlah perusahaan
dalam pasar meningkat, output pasar dengan cepat mendekati hasil kompetitif.
Ketika suatu perusahaan dalam oligopoli secara individu memilih untuk memproduksi
suatu jumlah yang memaksimalkan keuntungan, mereka memproduksi jumlah yang lebih
besar daripada jumlah yang diproduksi oleh monopoli dan lebih sedikit dari pada jumlah
yang diproduksi oleh pasar kompetitif. Harga oligopoli lebih rendah daripada harga
monopoli, tetapi lebih tinggi dari pada harga kompetitif (yang sama dengan biaya marginal).
Akan tetapi jika mereka tidak membentuk kartel karena undang-undang antitrust
melarangnya, maka setiap perusahaan harus menentukan berapa banyak produk yang
diproduksi.
Dalam menentukan keputusan ini mereka harus memperhatikan dua efek, yaitu:
1. Efek output: karena harga di atas biaya marginal, menjual 1 produk tambahan pada
harga yang berlaku di pasar akan meningkatkan keuntungan.
2. Efek harga: meningkatkan produksi akan meningkatkan jumlah penjualan secara
keseluruhan, sehingga harga produk akan turun dan keuntungan produk lain yang
terjual akan turun.
Pasar oligopoli yang besar pada intinya adalah sekelompok perusahaan kompetitif.
Perusahaan kompetitif hanya mempertimbangkan efek output saat memutuskan berapa
banyak barang yang akan diproduksi, karena suatu perusahaan kompetitif adalah price taker,
efek harga tidak ada. Jadi ketika jumlah penjual dalam oligopoli tumbuh lebih besar, sebuah
Teori permainan (game theory) merupakan salah satu solusi dalam merumuskan keadaan
persaingan antara berbagai pihak dan berbagai kepentingan. Pendekatan dalam teori
permainan akan memberikan suatu gambaran yang sistematis dari para pelaku persaingan
atau kita sebut para pemain, dalam memaksimumkan usaha untuk mencapai tujuannya.
Mr Blue akan memilih untuk mengaku. Alasannya, bila Mr Green diam, Mr Blue akan bebas.
Kalaupun Mr Green mengaku, Mr Green masih akan lebih baik, yakni ditahan 8 tahun
daripada 20 tahun. Dengan demikian, bukan saja fenomena keseimbangan Nash, melainkan
keseimbangan strategi dominan dapat terjadi di sini, yaitu saat kedua tahanan akan memilih
mengaku (tanpa mengetahui strategi tahanan lain). Pada akhirnya, kedua tahanan berada pada
kondisi “Mr Blue mengaku” dan “Mr Green mengaku” (8, 8). Akan tetapi, keseimbangan ini
ternyata bukan kondisi terbaik karena kedua tahanan bisa mendapatkan hasil lebih baik jika
keduanya sama-sama diam, karena masing-masing hanya dipenjara selama 1 tahun (1, 1).
Tentu saja ini hanya bisa terjadi jika keduanya dapat berkoordinasi. Karena masing-masing
mengejar kepentingannya sendiri, maka keduanya mencapai suatu hasil yang lebih buruk bagi
keduanya.
Apakah hubungan dilema tahanan dengan pasar dan kompetisi tidak sempurna? Ternyata
permainan yang dilakukan para oligopoly dalam mancapai hasil monopoli mirip dengan
permainan yang dimainkan oleh kedua tahanan dalam dilema tahanan. Dalam permainan
antara dua anggota oligopoly, keuntungan yang akan diperoleh masing-masing bergantung
pada keputusan produksinya maupun keputusan produksi anggota oligopoli lainya.
Dalam kasus ini, perusahaan BP lebih baik memproduksi lebih banyak. Jika Shell tidak
mematuhi kesepakatan dan berproduksi lebih banyak, maka perusahaan saya menghasilkan $
4 miliar jika produksi tinggi dan $ 3 miliar jika produksi rendah. Sekali lagi, BP lebih baik
dengan produksi tinggi. Jadi, terlepas dari apa yang dipilih Shell untuk dilakukan, perusahaan
saya lebih baik mengabaikan kesepakatan dan memproduksi minyak lebih banyak.
Memproduksi lebih banyak adalah strategi dominan untuk BP. Tentu saja, Shell akan
berpikiran yang sama, dengan cara yang persis sama, sehingga keduanya meningkatkan
Pasar Persaingan Sempurna adalah suatu pasar yang mana terdapat banyak pembeli dan
penjual yang memperdagangkan produk identik, sehingga masing-masing mereka akan
menjadi penerima harga. Sedangkan pasar monopoli hanya ada satu penjual dan banyak
pembeli.
Terdapat dua jenis pasar kompetitif tidak sempurna, yaitu pasar oligopoli dan pasar
persaingan monopolistik. Pasar oligopoli merupakan pasar di mana hanya terdapat sedikit
penjual dan masing-masing perusahaan menjual barang yang sama dengan yang lain.
Contohnya pasar minyak dunia. Sedangkan pasar monopolistik menjelaskan suatu struktur
pasar dimana terdapat banyak perusahaan yang menjual barang yang mirip tetapi tidak
idemtik satu sama lain.
▪ John Sloman and Elizabeth Jones, (2017), Essential Economics for Business, Fifth
edition, Pearson Education Ltd, United Kingdom, ISBN : 978-1-292-15131-1, chapter
5
ECON6089
Business Economics
Week 6
Macroeconomic Environment
OUTLINE MATERI :
Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) sering dianggap
sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian suatu negara. GDP mengukur dua hal
sekaligus, yaitu total pendapatan setiap orang dalam perekonomian dan total pengeluaran
untuk output barang dan jasa ekonomi. Jadi suatu perekonomian secara keseluruhan,
pendapatan total harus sama dengan pengeluaran total. Hal ini dapat dijelaskan melalui
sirkulasi ekonomi yang digambarkan melalui Gambar 6.1.
6.2. Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB)
Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang
diproduksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) dalam periode waktu tertentu.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-
barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi
di wilayah negara tersebut.
PDB berbeda dari PNB karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri
yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu
negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor
produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal-usul faktor produksi
yang digunakan. (http://www.bps.go.id/)
PNB = PDB + Pendapatan Neto dari luar negeri
Dari perhitungan GNP dapat dihitung juga Net National Product (NDP), National
Income (NI), Personal Income (PI) dan Disposable Income (DI).
1. Produk nasional bersih (NNP) adalah total pendapatan penduduk suatu negara (GNP)
dikurangi kerugian dari depresiasi. Atau NNP = GNP - Depresiasi
Hal ini dapat digunakan untuk membandingkan GNP suatu negara dengan ukuran
populasi yang berbeda.
1. Konsumsi (C )
Pengeluaran konsumsi (C), meliputi semua pengeluaran rumah tangga keluarga dan
perseorangan serta lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli barang dan jasa
dalam memenuhi kebutuhan.
2. Investasi (I)
Pengeluaran investasi (I) meliputi semua pengeluaran domestik (dalam negeri) yang
dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan, mesin-mesin, perlengkapan, dan
jumlah persediaan perusahaan.
3. Pengeluaran pemerintah (G)
Pengeluaran pembelian pemerintah (G), terdiri pembayaran pensiun, beasiswa,
subsidi dalam berbagai bentuk, dan transfer pemerintah.
4. Ekspor Netto (X – M)
Ekspor neto (X–M), meliputi keseluruhan jumlah barang dan jasa yang diekspor dan
diimpor.
Pada intinya PDB nominal tidak memperhitungkan inflasi sedangkan GDP riil
memperhitungkan inflasi.
GDP dihitung dengan mengalikan total output nasional suatu negara dengan harga
output.
Contoh : sebuah negara hanya menghasilkan tiga jenis output pada tahun 2019 :
A = 1000 unit
B = 2000 unit
C = 3000 unit
Jika harga A, B, dan C masing-masing adalah $100, $200, dan $150, maka GDP negara
tersebut adalah sebesar:
A = 1000 unit x $100 = $100.000
Pada contoh ini, diasumsikan harga adalah berdasarkan tahun dasar 2019. Maka selanjutnya
kita perlu menghitung deflator harga untuk 2020, yaitu:
Deflator harga 2020 = GDP nominal / GDP riil (Q) = 880.000 / 800.000 = 1,1
Tujuan menghitung PDB adalah untuk mengukur jalannya perekonomian, PDB riil
mencerminkan kemampuan perekonomian untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat orang
sehingga PDB Riil menjadi ukuran kesehatan ekonomi yang lebih baik daripada PDB
nominal.
6.4.3. PDB deflator
Dari PDB riil dan PDB nominal, kita dapat menghitung statistik ketiga yang disebut
deflator PDB, yang mencerminkan harga barang dan jasa bukan kuantitas yang diproduksi.
Definisi Deflator GDP memungkinkan kita memisahkan GDP Nominal menjadi dua bagian:
satu bagian mengukur GDP Riil dan yang lain mengukur harga deflator GDP yaitu:
Nominal GDP
GDP Deflator = 100
Real GDP
Tabel 6.3 menunjukkan bagaimana dalam menghitung indeks harga konsumen dan laju
inflasi untuk perekonomian dimana konsumen hanya membeli hot dog dan hamburger.
Pendapatan nasional adalah salah satu variabel penting dalam ekonomi makro. Variabel
ini digunakan sebagai indikator tingkat kemakmuran masyarakat sebuah perekomian, kinerja
perekonomian dari waktu ke waktu, melihat struktur perekonomian suatu negara,
membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain, dan sebagainya.
Untuk menghitung besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran,
dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan oleh keempat
sektor dalam perekonomian (4 komponen GDP), yaitu sektor konsumen, sektor perusahaan,
sektor pemerintah dan sektor perdagangan luar negeri. Atau dituliskan sebagai :
GDP = C + I + G + (X – M)
Secara sederhana, pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan cara membandingkan
perhitungan pendapatan nasional pada periode tertentu dengan periode sebelumnya. Misalnya
dengan membandingkan GNP tahun tertentu dengan tahun sebelumnya.
Indeks harga konsumen menunjukkan biaya keranjang barang dan jasa yang
berhubungan dengan biaya keranjang yang sama pada tahun basis. Indeks ini digunakan
untuk mengukur keseluruhan tingkat harga dalam perekonomian. Perubahan persentase pada
indeks harga konsumen mengukur laju inflasi harga konsumen mengukur laju inflasi.
ECON6098
Business Economics
Week 7
OUTLINE MATERI :
- economic fluctuations
- The aggregate demand curve
- The aggregate supply curve
Aktivitas ekonomi berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dalam sebagian besar tahun,
produksi barang dan jasa meningkat. Karena peningkatan tenaga kerja, peningkatan stok
modal dan kemajuan dalam pengetahuan teknologi, ekonomi dapat menghasilkan lebih
banyak dan lebih dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ini memungkinkan setiap orang untuk
menikmati standar hidup yang lebih tinggi. Namun, dalam beberapa tahun, pertumbuhan
normal ini tidak terjadi. Perusahaan menemukan diri mereka tidak mampu menjual semua
barang dan jasa yang mereka tawarkan, sehingga mereka mengurangi produksi.
Pekerja diberhentikan, pengangguran meningkat dan pabrik dibiarkan menganggur.
Dengan ekonomi yang menghasilkan lebih sedikit barang dan jasa, PDB riil dan ukuran
pendapatan lainnya turun. Periode penurunan pendapatan dan meningkatnya pengangguran
disebut resesi jika relatif ringan dan depresi jika lebih parah.
Model fluktuasi ekonomi jangka pendek merupakan perilaku dua variabel, yaitu output
barang dan jasa ekonomi, yang diukur dengan PDB riil dan tingkat harga keseluruhan, yang
diukur dengan CPI atau deflator PDB. Model penawaran agregat (Aggregate Supply/AS) dan
permintaan agregat (Aggregate Demand/AD) seringkali digunakan untuk membantu
menganalisis fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek.
Untuk menganalisis fluktuasi ekonomi secara keseluruhan digunakan model permintaan
agregat dan penawaran agregat, yang diilustrasikan dalam Gambar 7.1.
Gambar 7.4. Pertumbuhan Jangka Panjang dan Inflasi dalam Model Permintaan dan
Penawaran Agregat
Gambar 7.4 menggambarkan perubahan yang terjadi dalam perekonomian dari dekade
ke dekade. Perhatikan bahwa kedua kurva bergeser. Meskipun ada banyak kekuatan yang
mengatur ekonomi dalam jangka panjang dan pada prinsipnya dapat menyebabkan perubahan
seperti itu, dua hal yang paling penting dalam praktiknya adalah teknologi dan kebijakan
moneter.
Kemajuan teknologi meningkatkan kemampuan ekonomi untuk berproduksi barang dan
jasa, dan ini terus menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan. Pada saat
yang sama, karena bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dari waktu ke waktu,
kurva permintaan agregat juga bergeser ke kanan. Seperti yang diilustrasikan oleh gambar,
hasilnya adalah tren pertumbuhan output (seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan Y) dan
inflasi yang berkelanjutan (seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan P).
Fluktuasi jangka pendek dalam output dan tingkat harga harus dipandang sebagai
penyimpangan dari trend jangka panjang.
Yang dimaksud ‘jangka pendek’ adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga barang
dan harga bahan mentah yang akan mengalami perubahan. Karena upah dan harga
memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi perekonomian, suatu proses yang
dijelaskan dengan mengatakan bahwa upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran
agregat (AS) dalam jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas.
7.3.3.1. Kurva Penawaran Aggregat Bergradien Positif pada Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, peningkatan tingkat harga dalam perekonomian cenderung
meningkatkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Penurunan tingkat harga cenderung
mengurangi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.
Jika biaya produksi suatu output meningkat, maka keuntungan atas suatu unit output
menurun, dan jumlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga menurun.
Dapat disimpulkan bahwa kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri
ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.
Pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek berasal dari:
• tenaga kerja
• Modal
• Sumber Daya Alam.
• Teknologi.
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser adalah factor
yang mempengaruhi biaya produksi, yaitu;
1. tingkat kekakuan pasar tenaga kerja
2. perkiraan inflasi
3. upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka
4. perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).
Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan
mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.
ECON6098
Business Economics
Week 8
OUTLINE MATERI :
• Identifying unemployment
• Minimum wage laws
• The theory of efficiency wages
• Money Growth And Inflation
• The Phillips curve
8.1. Pengangguran
8.1.1. Pengertian Pengangguran
Mengapa angka pengangguran sedemikian penting? Salah satu jawabannya adalah
karena indikator ini merupakan tolak ukur keberhasilan pemerintah terkait penciptaan atau
penyediaan lapangan kerja, hak bagi setiap penduduk yang termasuk dalam usia kerja.
Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja (Usia 15-64 tahun) ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong ke
dalam kategori pengangguran.
Menurut definisi BPS pengangguran adalah:
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑇𝑃𝐴𝐾 = ∗ 100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
TPAK mengukur besarnya partisipasi angkatan kerja dalam dunia kerja. TPAK dapat
digunakan sebagai indicator tingkat kesulitan angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan.
Angka TPAK yang rendah menunjukkan kecilnya kesempatan kerja yang tersedia bagi
a. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah adalah imbalan dasar (basic salary) yang dibayarkan kepada pekerja
menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
b. Tunjangan Tetap
Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang dilakukan secara teratur dan
tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau pencapaian prestasi kerja tertentu
(penjelasan pasal 94 UU No. 13/2003). Tunjangan tetap tersebut dibayarkan dalam
satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti tunjangan isteri
dan/atau tunjangan anak, tunjangan perumahan, tunjangan daerah tertentu.
c. Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan Tidak Tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dibayarkan menurut
satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti tunjangan
transpor dan/atau tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran.
Jadi, apakah besarnya gaji yang diterima pekerja setiap bulan (gaji pokok + tunjangan
tetap + tunjangan tidak tetap) setara dengan Upah Minimum? TIDAK.
Apabila kita merujuk ke Pasal 94 Undang-Undang (UU) no.13 tahun 2003 tentang
Tenaga Kerja, komponen Upah Minimum hanya terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap.
Tunjangan tidak tetap tidak termasuk dalam komponen Upah Minimum. Besarnya gaji pokok
sekurang-kurangnya harus sebesar 75 % dari jumlah Upah Minimum (UM).
UM = GAJI POKOK(75% UM) + TUNJANGAN TETAP(25% UM)
8.4.3. Inflasi
8.4.3.1. Siklus Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang
berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat maka harga barang di dalam negeri
mengalami kenaikan. Naiknya harga barang sama dengan turunnya nilai mata uang. Dengan
demikian inflasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan
jasa secara umum. Sedangkan Tingkat inflasi menunjukkan persentase dari perubahan tingkat
harga rata-rata tertimbang untuk barang dan jasa dalam perekonomian suatu negara.
3. Inflasi fiskal: terjadi ketika ada pengeluaran pemerintah berlebih. Ini juga dapat
dianggap sebagai versi lain dari inflasi demand pull.
4. Inflasi Moneter: terjadi ketika pemerintah meningkatkan penawaran uang.
5. Pricing power inflation: terjadi ketika perusahaan menaikkan harga untuk
memaksimalkan keuntungan mereka.
6. Protective measure: terjadi ketika suatu negara, misalnya meningkatkan tarif untuk
melindungi industri dalam negeri.
1. Dampak Positif
Pengaruh positif inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase
tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah
15% per tahun dan tingkat inflasi 5%. Bagi negara maju, inflasi seperti ini akan
mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi,
karena para pengusaha/ wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan kenaikan
harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.
2. Dampak Negatif
Inflasi yang terlalu tinggi membawa dampak yang tidak sedikit terhadap
perekonomian, terutama tingkat kemakmuran masyarakat. Dampak inflasi tersebut,
antara lain:
• Dampak Inflasi terhadap Pemerataan Pendapatan
• Dampak Inflasi terhadap Output (Hasil Produksi)
• Mendorong Penanaman Modal Spekulatif
• Menyebabkan Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi
A.W Phillips seorang ekonom yang berasal dari London, melakukan pengamatan pada
kondisi perekonomian di Inggris terutama mengenai upah pekerja dan tingkat pengangguran
Inggris. Berdasarkan pengamatan tersebut, Phillip menemukan kenyataan bahwa perubahan
tingkat upah akan berbanding terbalik dengan perubahan tingkat pengangguran. Semakin
tinggi upah maka pengangguran menjadi semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah
upah, maka pengangguran juga semakin bertambah.
Kurva Philips adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengangguran
dengan tingkat inflasi di sebuah negara. Menurut Kurva Philips, hubungan keduanya adalah
berbanding negatif. Jadi ketika inflasi naik, maka pengangguran turun. Dan ketika inflasi
turun, maka pengangguran naik jumlahnya.
Gambar 8.3. Hubungan antara inflasi dan pengangguran pada kurva Phillips
Kurva Phillip bukanlah trade-off yang sudah tetap. Saat tingkat inersia dari inflasi
berubah, kurva Phillip juga ikut berubah. Edmund Phelps dan Milton Friedman kemudian
melakukan modifikasi pada teori kurva Phillips dan menemukan bahwa kurva Phillips pada
gambar 8.3 hanya menggambarkan situasi jangka pendek. Pada kondisi jangka panjang,
terdapat tingkat pengangguran minimum pada inflasi yang tetap.
Gambar 8.4. menunjukkan curva Philips jangka panjang. LRPC vertical pada tingkat
pengangguran alamiah. Kurva LRPC akan memotong kurva SRPC pada tingkat inflasi
yang diharapkan. Kurva SRPC bergeser akibat tingkat pengangguran alamiah naik atau
turun. SRPC bergeser ke atas/ bawah menunjukkan ekspektasi inflasi naik/ turun.
N. Gregory Mankiw, Mark P. Taylor, Andrew Ashwin. (2013). Business Economics, 1rd
Edition, Cengage Learning. Stamford ISBN: 9781473762770, Chapter 18,19
ECON6098
Business Economics
Week 9
OUTLINE MATERI :
• Kebijakan moneter
• Kebijakan fiskal
Dalam bagian (a) dan (b), garis 45° menghubungkan semua titik di mana pengeluaran
konsumsi akan sama dengan pendapatan nasional. Garis ini dapat dianggap setara dengan
kapasitas ekonomi -kurva penawaran agregat (AS). Keseimbangan ekonomi berada pada
garis C + I + G + (X - M) yang memotong garis 45° (Y1). Pada bagian (a) keseimbangan
yang terjadi (Y1) berada di bawah keseimbangan tenaga kerja penuh ( full employment, Yf).
Pada ekuilibrium ini ada kapasitas cadangan dalam perekonomian dan terjadi pengangguran.
Perbedaan antara output Yf dan Y1 disebut kesenjangan deflasi (deflationary gap).
Pemerintah perlu menggeser garis pengeluaran ke C + I + G + (X - M)1 untuk menghilangkan
kesenjangan deflasi seperti yang ditunjukkan pada gambar (a).
Pada bagian (b) ekuilibrium berada di atas output tenaga kerja penuh (Yf) dan dalam
hal ini ekonomi tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan. Ini akan memicu
tekanan inflasi dalam perekonomian. Perbedaan antara output pekerjaan penuh dan garis
Contoh :
Asumsikan bahwa MPC sebesar 0,5. Jadi tiap investasi bertambah sebesar 1 rupiah, maka
akan terjadi penambahan pendapatan nasional sebesar 5 rupiah. Tiap penambahan 1 rupiah
dalam pengeluaran pemerintah akan meningkatkan pendapatan nasional sebesar 5 rupiah.
Secara kolektif angka pengganda (k) adalah :
1
𝑘 = 𝑀𝑃𝑆+𝑀𝑃𝑇+𝑀𝑃𝑀 atau
1
𝑘= dimana MPW adalah Marginal Propensity to Withdraw
𝑀𝑃𝑊
Kurva permintaan agregat menunjukkan jumlah permintaan barang dan jasa dalam
perekonomian untuk sembarang tingkat harga. Kemiringan kurva permintaan agregat
bergerak menurun karena tiga alasan sebagai berikut :
1. Pengaruh kekayaan : tingkat harga yang lebih rendah menaikkan nilai riil uang yang
dipegang oleh rumah tangga, sedangkan kesejahteraan yang lebih tinggi ini mendorong
belanja konsumen.
2. Pengaruh suku bunga : tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga karena
orang berusaha untuk meminjamkan kelebihan uang yang mereka pegang, sedangkan
suku bunga yang lebih rendah mendorong pengeluaran untuk investasi.
3. Pengaruh nilai tukar : apabila tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku
bunga, investor memindahkan sebagian dari dana mereka ke luar negeri dan
menyebabkan mata uang domestik mengalami depresiasi relatif dengan mata uang asing.
ECON6098
Business Economics
Week 10
OUTLINE MATERI :
Pengertian pasar global adalah pemasaran berskala seluas dunia Internasional yang
terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Peluang pasar selalu terbuka bagi semua pelaku usaha, tak
terkecuali di pasar ekspor. Yang penting mesti kreatif dan mau berinovasi dalam
mengembangkan pasar. Pelaku bisnis yang tangguh tentu tak mudah ditenggelamkan oleh
setiap perubahan tantangan bisnis meskipun tantangan yang datang semakin berat.
Pasar global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor,
antara lain:
• Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas
dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan
• Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung
menjadi konsumen global
• Semakin banyaknya transportasi antar negara yang mempermudah distribusi produk
• Perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
pasar dunia
10.2. Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional secara sederhana adalah kegiatan perdagangan yang
dilakukan antara kedua belah pihak yang berbeda negara. Perdagangan ini bukan hanya
melibatkan antar negara saja, pihak individu maupun perusahaan yang melakukan
perdagangan dengan pihak dari negara lain juga disebut perdagangan internasional. Biasanya
pembeli dan penjual harus mendiskusikan transaksi dengan perbedaan negara ini negara ini.
Setiap negara pasti memiliki sumber daya yang berbeda-beda yang menjadi kekayaan dari
negaranya. Kemudian sumber daya–sumber daya tersebut menjadi keunggulan dari
negaranya yang membedakannya dari negara–negara yang lain. Karena hal tersebut maka ada
sifat saling membutuhkan diantara negara–negara tersebut sehingga diperlukan adanya
pertukaran untuk melengkapi kebutuhan yang ada, sebab seperti yang kita ketahui bahwa
kebutuhan manusia itu tidak terbatas.
Pada awalnya motif untuk melakukan pertukaran karena adanya manfaat dari
perdagangan itu sendiri. Sumber yang utama dari manfaat itu adalah adanya perbedaan–
perbedaan di antara tiap–tiap individu di dunia ini, misalnya saja perbedaan selera dan pola
Karena adanya kemajuan teknologi, mesin-mesin yang canggih serta tenaga kerja yang
terampil terkadang suatu negara dapat memproduksi semua barang secara efisien sehingga
menurut David Ricardo dalam hal ini maka negara tersebut hanya akan mengekspor barang
yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai
keunggulan komparatif rendah, maka dengan demikian suatu negara tidak akan mengalami
kerugian.
Dari tabel 10.2 terlihat bahwa Negara A lebih unggul dalam memproduksi beras
dibandingkan dengan Negara B. Sebaliknya, B lebih unggul memproduksi elektronik
daripada A. Berdasarkan data tersebut, seharusnya negara A melakukan spesialisasi pada
produk beras, sedangkan negara B pada produk elektronik. Jika kedua negara tersebut
melakukan perdagangan internasional, maka masing-masing dapat memperoleh
keuntungan.
Untuk Negara A, diketahui DTD 1 kg beras akan mendapatkan 1 unit elektronik,
sedangkan negara B, 1 kg beras sebanding dengan 4 unit elektronik. Apabila A
menukarkan beras dengan produk elektronik B, maka akan mendapatkan keuntungan
sebesar 3 unit elektronik yang diperoleh dari 4 unit elektronik dikurangi 1 unit
elektronik.
Sementara keuntungan untuk B dengan DTD 1 unit elektronik sebanding dengan 0,25 kg
beras, sedangkan di negara A, 1 unit elektronik sebanding dengan 1 kg beras. Jika B
melakukan barter dengan A, maka akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg beras
yang diperoleh dari 1 kg beras dikurangi 0,25 kg beras.
2. Teori Keunggulan Komparatif
Teori ini diutarakan oleh David Ricardo yang menyatakan bahwa meskipun suatu negara
tidak memiliki keunggulan mutlak dalam produksi suatu barang, negara tersebut tetap
dapat melakukan perdagangan internasional untuk barang yang paling efisien untuk
diproduksi.
Asumsi Teori keunggulan komparatif :
1. Perdagangan Internasional hanya dilakukan di antara dua negara.
2. Objek barang atau komoditi yang diperdagangkan hanya ada dua jenis saja.
3. Setiap negara hanya memiliki dua unit faktor produksi saja.
Berdasarkan data tabel 10.3, negara B unggul atas dua jenis produk, baik beras maupun
elektronik dibandingkan negara A. Namun, keunggulan tertinggi B pada produksi
elektronik. Sementara, A lemah baik pada produksi beras maupun elektronik, akan tetapi
kelemahan terkecilnya pada produksi beras. Oleh sebab itu, sebaiknya B berspesialisasi
pada produk elektronik, sedangkan A pada produk beras. Apabila kedua negara
melakukan perdagangan, maka keduanya akan sama-sama memperoleh keuntungan.
1. Tarif
Tarif adalah sebuah pajak atas barang atau jasa impor yang dibawa masuk ke dalam suatu
negara, dan dipungut oleh petugas bea dan cukai pada saat barang tersebut melewati pintu
masuk negara yang bersangkutan. Dampak dari tarif akan meningkatkan biaya
pengiriman barang ke suatu negara.Tarif yang paling umum adalah tarif atas barang-
barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor adalah
membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong
konsumen menggunakan produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara
terhadap produk domestiknya, semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Perbedaan
Contoh : pemerintah Indonesia memberlakukan tarif 100 % pada anggur yang diimpor
dari Amerika Serikat. Jadi, ketika seorang pedagang anggur Indonesia mengimpor anggur
dari AS seharga $10, maka pedagang membayar ke pemerintah Indonesia bea impor
sebesar $10.
2. Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam
kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor adalah
pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam
jumlah barang yang diproduksi, dan kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang
diekspor. Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara pengekspor, agar
dapat memperoleh harga yang lebih tinggi. Kuota produksi bertujuan untuk mengurangi
jumlah ekspor. Dengan demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat ditingkatkan.
3. Subsidi ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau
perseorangan yang menjual barang ke luar negeri. Subsidi ekspor dapat berbentuk
spesifik (nilai tertentu per unit barang) atau ad valorem (persentase dari nilai barang yang
diekspor). Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor
barang sampai batas selisih harga domestik dan harga luar negeri sama dengan nilai
subsidi.
4. Dumping
Dumping adalah keadaan suatu produk dimasukkan ke dalam pasar negara lain dengan
harga yang lebih rendah daripada harga normal. Jenis Dumping :
a. Predatory dumping, yaitu dumping yang dilakukan secara brutal. Dumping ini terjadi
jika perusahaan untuk sementara waktu membuat diskriminasi sehubungan dengan
para pembeli asing dengan tujuan untuk menghilangkan pesaing-pesaingnya, dan
setelah persaingan tidak ada lagi, harga barang dinaikkan.
b. Persistent dumping, yaitu dumping yang bersifat menetap dan dilakukan secara terus-
menerus.
Kadang kita mengelompokkan semua mata uang asing seperti dolar, euro, franc Swiss,
yen Jepang sebagai valuta asing. Valuta asing adalah semua mata uang asing selain mata
uang asing domestik suatu negara tertentu (dalam hal ini Amerika Serikat, dolar AS).
Neraca Pembayaran (Balance of payment/BOP) adalah sebuah catatan sistematis dari
semua tansaksi ekonomi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi perdagangan,
keuangan, investasi dan pinjaman sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Dapat juga dikatakan bahwa neraca pembayaran ditunjukkan sebagai laporan arus
pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara esensial
merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi
dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry bookeeping system), yaitu; tiap
transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai debit.
Rekening neraca pembayaran luar negeri pada umumnya digunakan untuk mengetahui
apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional. Dengan menggunakan
rekening pembayaran tersebut, maka pemerintah dapat mengawasi transaksi antar negara
yang telah disusun di dalamnya. Pencatatan transaksi pembayaran tersebut muncul dari
perdagangan barang dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden
dari modal yang dimiliki di satu negara dan diinvestasikan di negara lain.
10.3.2. Tujuan Neraca Pambayaran
Adapun tujuan dari Neraca pembayaran yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangna bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di
bidang ekonomi. Bidang ekonomi disini termasuk ekspor dan impor, hubungan utang
piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca
pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang
moneter dan fiskal.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan
ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
Memorandum:
- Posisi Cadangan Devisa 130,196 120,654 129,183
Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang
Luar Negeri Pemerintah 8.3 6.4 7.3
- Transaksi Berjalan (% PDB) -1.60 -2.94 -2.72
Globalisasi perekonomian dapat terjadi pada sektor swasta dan publik, dalam pasar
output maupun pasar input, dan dalam perusahaan bisnis dan rumah tangga.
Setiap negara pasti memiliki sumber daya yang berbeda-beda yang menjadi kekayaan
dari negaranya. Kemudian sumber daya–sumber daya tersebut menjadi keunggulan dari
negaranya yang membedakannya dari negara–negara yang lain. Teori perdagangan
internasional dapat terlaksana dan saling menguntungkan melalui teori-teori keunggulan
absolut dan keunggulan komparatif. Ketika Negara-negara berspekulasi dalam memproduksi
barang yang memiliki keunggulan komparatif, mereka memaksimalkan kombinasi output
mereka dan mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih efisien.
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah
dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Neraca pembayaran mencakup
neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer
payment) dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi, yaitu
transaksi debit dan transaksi kredit.
Perbedaan utama antara transaksi international dan transaksi domestik terkait dengan
adanya pertukaran mata uang. Pada saat orang-orang di negara berbeda melakukan jula beli
produk, maka pertukaran uang juga akan terjadi.
Kurs adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Valuta asing
adalah semua mata uang selain mata uang dalam negeri suatu negara. Kurs valuta asing akan
berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan
valuta asing diperlukan guna melakukan pembayaran ke luar negeri (impor), diturunkan dari
transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional.
Neraca perdagangan (ekspor bersih) harus sama dengan investasi asing bersih, yang
sebaliknya sama dengan tabungan dikurangi investasi. Tabungan ditetapkan oleh fungsi
konsumsi dan kebijakan fiskal, investasi ditetapkan oleh fungsi investasi dan tingkat bunga
1. John Sloman and Elizabeth Jones, (2017), Essential Economics for Business, Fifth
edition, Pearson Education Ltd, United Kingdom, ISBN : 978-1-292-15131-1, chapter
12, 13