Ekonomi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani, oikonomos, yang berarti pengatur
rumah tangga. Sementara sebagai sebuah ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai ilmu
mengenai bagaimana masyarakat mengelola sumber daya (resources) yang bersifat langka
(scarce). Adanya kelangkaan (scarcity) inilah yang membuat kita ga bisa memenuhi semua
keinginan kita. Bagaimana sumber daya yang terbatas itu dialokasikan, bergantung pada aksi
tiap komponen masyarakat, yang secara umum dibagi menjadi dua kubu: rumahtangga
(household) dan perusahaan (firm).
Secara umum, para ekonom berusaha mempelajari bagaimana orang mengambil keputusan
yang berkaitan dengan pengalokasian sumber daya. Pekerjaan apa yang dipilih, barang dan
jasa apa yang dibeli, seberapa banyak yang disimpan. Para ekonom juga mempelajari
bagaimana orang berinteraksi satu sama lain. Seperti bagaimana pembeli dan penjual
membentuk pasar dan menetapkan harga. Dan akhirnya, para ekonom menganalisa berbagai
faktor serta kecenderungan yang berlaku pada ekonomi secara keseluruhan. Tingkat kenaikan
harga (inflasi), pertumbuhan pendapatan rata-rata, juga tingkat pengangguran.
Jadi, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan kita sehari-hari, hanya saja dengan
kacamata yang berbeda. Sepuluh Prinsip Ekonomi merupakan sejumlah ide pokok yang
mendasari ilmu tersebut. Dibagi ke dalam tiga bagian sesuai deskripsi wilayah kerja ekonom di
atas, artikel ini dimulai dengan kelompok yang pertama, yaitu bagaimana orang mengambil
keputusan. Di sini kita akan mengamati ekonomi dalam kacamata seorang individu pelaku
ekonomi.
Prinsip I: Tiap orang menghadapi tarik-ulur (trade-off)
Tidak ada yang gratis di dunia ini, setuju? Ketika kita memilih sesuatu, sesuatu yang lain pasti
kita korbankan. Pengorbanan ini bisa berupa waktu, uang, konsentrasi, apapun. Menulis blog
membuat saya kehilangan waktu untuk bersantai ria. Melanjutkan s1 berarti pengorbanan
kesempatan bekerja dengan gaji yang layak.
Contoh klasik adalah tarik-ulur antara senjata dan mentega (gun and butter). Semakin besar
pengeluaran negara/pemerintah untuk membangun pertahanan (senjata), semakin sedikit
sumber daya yang tersisa untuk memproduksi barang konsumsi (mentega) untuk meningkatkan
standar hidup masyarakat. Begitu pula sebaliknya.
Prinsip II: Biaya (cost) adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu
Terkadang kita melupakan pengertian biaya atau harga yang sebenarnya dari pilihan yang kita
ambil. Konsep yang sering dilupakan adalah biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu
kesempatan yang hilang demi menjalankan suatu pilihan. Oleh karena itu, harga yang harus
saya bayar untuk s1 bukan cuma biaya kuliah, buku, dan biaya hidup saja. Biaya kesempatan
yang timbul akibat kehilangan kesempatan bekerja dengan gaji yang layak seharusnya ikut
masuk pertimbangan. Terkadang, biaya kesempatan untuk melanjutkan kuliah bisa jadi teramat
tinggi.
Contohnya seorang pemain NBA, Le Bron James, yang memutuskan untuk tidak melanjutkan
ke perguruan tinggi karena menganggap biaya kesempatan kuliah terlalu tinggi, dibanding
biaya kesempatan berkarier sebagai atlet profesional.
Prinsip III: Orang rasional berpikir pada marjin (margin)
Konsep orang rasional berarti seseorang akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan,
sesuai kesempatan yang ada. Sementara marjin disebut juga sebagai garis tepi atau batas.
Untuk memaksimalkan sesuatu (entah keuntungan bagi perusahaan atau kepuasan bagi
rumahtangga), orang rasional akan selalu mempertimbangkan perubahan marjinal, perubahan
yang terjadi karena perubahan kecil pada suatu aksi. Contoh, keuntungan marjinal adalah
perubahan keuntungan yang kita dapatkan atas penjualan ekstra satu barang atau jasa. Secara
umum, orang akan membandingkan manfaat marjinal dan biaya marjinal ketika menentukan
keputusan. Pertanyaan klasik mengapa berlian jauh lebih mahal daripada air bisa Anda jawab
menggunakan konsep manfaat marjinal.
Prinsip IV: Orang bereaksi terhadap insentif (incentive)
Insentif adalah sesuatu (seperti kemungkinan akan hadiah atau hukuman) yang bisa membujuk
seseorang untuk bertindak. Dalam ilmu ekonomi, insentif merupakan hal yang sangat krusial.
Pengetahuan mengenai insentif dan apa reaksi orang terhadap insentif tersebut sangat penting
untuk mengetahui kerja dan gerakan pasar, juga bagi para pembuat kebijakan.
Seseorang biasanya akan lebih aktif saat seseorang tersebut mendapatkan keuntungan
tambahan dari apa yang ia kerjakan. Contohnya seseorang akan bekerja sessua porsi saat
penghasilannya tetap, tetapi saat ada insentif maka ia akan bekerja secara ekstra dari
sebelumnya.
Prinsip V: Pertukaran barang dapat menguntungkan semua pihak
Suatu Negara akan memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal ( biaya produksi
rendah, kemampuan produksi tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu menjualnya ke Negara
lain yang tidak optimal produksinya dari barang tersebut dan barang produksi yang tidak bisa
dihasilkan secara optimal maka Negara tersebutpun akan membeli dari Negara lain yang
produksinya lebih optimal.
Contohnya:
Saya teringat sebuah joke menarik mengenai ini. Alkisah sebuah pabrik mobil yang berpusat di
Oklahoma, USA. Setelah sekian lama memonopoli pasar mobil di USA, muncul sebuah pabrik
pesaing, yang ajaibnya terletak di tengah lautan. Jika pabrik Oklahoma membutuhkan biaya
sebesar $25rb untuk mendisain, meproduksi parts dan merakit sebuah mobil hingga jadi, maka
pabrik San Fransisco dengan ajaibnya hanya membutuhkan 50 ton gandum seharga $12rb.
Prosesnya pun terbilang cukup mudah. Cukup mengirim gandum ke pabrik melalui kapal, voila!
mobil dengan setengah harga pasar pun tersedia. The factory is called HONDA. Yup, pabrik
ajaib kita adalah perusahaan ekspor impor.Apakah perdagangan gandum-mobil di atas
menguntungkan USA-Jepang? We could say so. Konsumen mobil USA bisa mendapatkan
mobil dengan murah.Konsumen Jepang bisa mendapatkan gandum kualitas tinggi. Pabrik
Oklahoma akan merugi akibat persaingan tentu saja. Akan tetapi, dengan sejumlah inovasi dia
bisa bangkit, kembali ke pasar, dan memberikan suplai mobil dengan kualitas dan harga yang
lebih menguntungkan konsumen.
Prinsip VI: Mekanisme Pasar merupakan metode yang cocok untuk mengatur kegiatan
ekonomi.
Masih ingat dengan perang dingin?Salah satu ideologi yang dipertentangkan adalah ekonomi
pasar melawan ekonomi terpusat.Salah satu kelemahan ekonomi terpusat adalah, tidak adanya
insentif yang cukup untuk maju dan berbuat lebih.Semua sudah diatur oleh pemerintah.Di sini
bisa kita lihat kelemahan kedua.Pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengalokasikan
sumber daya secara tepat. Di lain pihak, mekanisme pasar bertumpu pada keputusan kolektif
rumah tangga dan perusahaan dalam pengalokasian sumber daya. Dibandingkan pemerintah,
tak ayal lagi, pasar memiliki kemampuan lebih.Pasar memunculkan permintaan barang maupun
jasa; Pasar pula lah yang mengumpulkan perusahaan maupun rumah tangga untuk
menyediakan penawaran.Ekonom menyebut mekanisme ini sebagai tangan gaib (invisible
hand).
Prinsip VII: Pemerintah dapat meningkatkan kinerja pasar
Anda mungkin bertanya, jika mekanisme pasar dapat mengalokasikan sumber daya secara
efektif dan efisien, apa perlunya pemerintah? Salah satunya adalah untuk memastikan
mekanisme pasar bekerja dengan baik melalui penegakan hukum dan penyediaan sarana
prasarana.Apa gunanya mekanisme pasar kalau pencurian merajalela, perjanjian dagang tidak
ditepati dan jalur transportasi buruk (dan tidak ada cukup insentif bagi pasar untuk menyediakan
jalur transportasi)? Peran pemerintah tidak hanya berhenti sebagai fasilitator.Terkadang
intervensi terhadap mekanisme pasar diperlukan, karena si tangan gaib kita memang bisa
mengatur ekonomi, tetapi bukan berarti mahakuasa. Di sini pemerintah dapat melakukan dua
hal: meningkatkan efisiensi dan keadilan. Salah satu penyebab ketidakefisienan pasar adalah
eksternalitas, yaitu pengaruh suatu tindakan terhadap khalayak umum.
Contoh:eksternalitas (negatif) yang paling umum adalah polusi.Ada pula faktor kekuatan pasar,
di mana suatu kekuatan tunggal (atau segelintir orang) memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap pasar.Bisa juga disebut monopoli.Pemerintah memiliki peran untuk mencegah
timbulnya faktor-faktor tersebut yang bisa mengakibatkan gagalnya kerja mekanisme
pasar.Kemudian berbicara mengenai keadilan, mekanisme pasar hanya bisa mengatur alokasi
sumber daya berdasarkan kemampuan memproduksi sesuatu yang mana orang mau
membayar untuk itu.Si tangan gaib tidak menjamin tiap orang bisa punya pekerjaan, bisa
makan cukup atau bisa berobat jika sakit.Pemerintah lah yang bertanggung jawab atas keadilan
bagi seluruh rakyat, dengan mekanisme pajak, subsidi dan program kesehatan atau sembako
murah.
Contoh lain: Seperti dalam kasus krisis perekonomian seperti sekarang diamana banyak
perisahaan yang bangkrut dan terjadi kegagalan pasar, pemerintah dapat turun tangan dan
menyelamatkan perusahaan tersebut dari kebangkrutan, dan menjaga kemampuan produksi
sekaligus meminimalisir angka pengangguran dengan cara melakukan buyout, atau
pembelian/pengambil alihan sebuah perusahaan oleh pemerintah. Walau begitu pemerintah
tidak selalu harus melakukan hal tesebut.
(Source: Gregory Mankiw, Principles of Economics 4th edition, 2007)
Prinsip VIII: Standar hidup suatu negara bergantung pada kemampuan memproduksi
barang dan jasa
Contoh: Fakta menunjukkan perbedaan standar hidup yang cukup mencolok antarnegara yang
ada di dunia. Bank Dunia membagi tingkat pendapatan suatu negara menjadi Low Income (LIC)
untuk di bawah $785, Lower Middle Income (LMC) untuk $766-$3035, Upper Middle Income
(UMC) untuk $3036-$9385, dan High Income untuk di atas $9386. Indonesia sendiri terletak
pada tingkatan LMC. Perbedaan tingkat pendapatan mengakibatkan pula perbedaan standar
hidup: kepemilikan akan barang-barang elektronik, akses layanan pendidikan dan kesehatan,
ketersediaan nutrisi, hingga tingkat harapan hidup (life expectancy). Faktor apa yang menjadi
penentu tingkat standar hidup suatu negara? Produktivitas, yaitu jumlah barang dan jasa yang
diproduksi tiap satu jam kerja. Semakin produktif masyarakat suatu negara, semakin besar
kemampuan mereka menikmati standar hidup yang lebih baik. Konsep produktivitas dan
standar hidup ini akan berdampak pula pada kebijakan publik. Kebijakan publik yang bertujuan
meningkatkan standar hidup masyarakat harus mampu menjawab pertanyaan kunci,
bagaimana meningkatkan produktivitas masyarakat?Untuk itu, diperlukan pendidikan yang
baik, fasilitas yang memadai, kebijakan yang tepat dan dukungan teknologi yang mumpuni.
Prinsip IX: Harga akan naik ketika pemerintak mencetak terlalu banyak
uang
Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri, menyebabkan
nilai dari uang tersebut menjadi semakin kurang berharga yang berdampak pada terjadinya
inflasi. Sehingga harga barang naik karena niali dari uang tersebut menurun.
Contoh: Mungkin kalian masih ingat dengan inflasi gila-gilaandisebut juga hiperinflasidi
Zimbabwe, sampai-sampai terbit duit kertas bertuliskan 10 milyar. Kini, setelah mengalami 3 kali
devaluasipenurunan nilai mata uangsejak 2006, dolar Zimbabwe dinyatakan tidak berlaku,
alih-alih mata uang internasional lah yang berlaku di negara tersebut. Tahukah kalian apa
penyebab inflasi? Secara umum, inflasi atau kenaikan tingkat keseluruhan harga disebabkan
terutama oleh jumlah uang yang beredar di masyarakat.Seperti di Jerman periode awal 20an di
mana harga-harga naik 3 kali lipat tiap bulannya, jumlah uang tercatat meningkat 3 kali tiap
bulannya.
Prisip X: Masyarakat menghadapi tarik-ulur jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran
Meskipun dalam jangka panjang inflasi merupakan efek utama dari jumlah uang beredar, dalam
jangka pendek mencetak uang banyak-banyak malah bisa mengurangi pengangguran.Lho?
Berikut alur analisisnya.Peningkatan jumlah uang beredar dapat menstimulasi kemampuan
belanja sehingga tingkat permintaan pun meningkat. Kenaikan tingkat permintaan memang
berpotensi menaikkan harga, akan tetapi ia juga akan menarik minat pengusaha untuk
meningkatkan produksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk itu,
diperlukan lebih banyak pekerja. Secara umum lapangan pekerjaan akan meningkat dan
pengangguran pun menurun. Jadi, dalam skala keseluruhan ekonomi terdapat pula tarik-ulur
(trade off), yaitu antara inflasi dan pengangguran.Para penentu kebijakan dapat memanfaatkan
tarik-ulur jangka pendek ini untuk menentukan kombinasi inflasi dan pengangguran yang dirasa
pas.Caranya dengan mengatur pengeluaran pemerintah, tingkat pajak dan jumlah pencetakan
uang.Hal ini, tentu saja, menjadi subjek perdebatan yang tidak pernah berhenti.
Contoh: Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat
berlangsung menahun. Dinegara tertentu meningkatnya inflasi akan mengurangi
pengangguran. Namun hal tersebut tampaknya tidak terjadi di Indonesia. Kenapa?
(Source: kliksorminlab.wordpress.com)
N Perbandin
Pilihan Tradeoff Penjelasan
o gan
Karena saya
membutuhkan tas
untuk kuliah maka
1 Uang Tas Tas - Uang
saya merelakan uang
saya untuk membeli
tas
Karena butuh banyak
biaya untuk kebutuhan
hidup maka memilih
Kerja Kerja Penghasilan - kerja lembur
2
normal lembur Waktu santai mendapatkan hasil
lebih tetapi merelakan
waktu untuk istirahat
dan santai dirumah
Kita ingat konsep kelangkaan (scarcity) yaitu bahwa keinginan manusia relatif tidak
terbatas, sedangkan alat pemuas keinginan tersebut terbatas. Dengan kata lain alat
pemenuhan keinginan tidak cukup untuk memenuhi semua keinginan yang tidak
terbatas tersebut, sehingga untuk mendapatkan alat pemuas keinginan
memerlukan pengorbanan yang lain.
Pengorbanan ini berarti kita merelakan sesuatu yang kita sukai untuk mendapatkan
hal lain yang juga kita sukai. Merelakan tersebut berarti kita menukar (trade-of)
satu hal untuk mendapatkan hal lain.
Contoh:
Mungkin sering kita melihat atau mungkin pernah mengalami sendiri, misalnya
ketika seorang mahasiswa diberi jatah uang saku kuliah Rp50.000,-/hari. Selain
ingin membeli buku pegangan kuliah, ternyata mahasiswa tersebut juga ingin
menonton film di bioskop.
Dengan uang Rp50.000,- tadi tidak mungkin mahasiswa tersebut dapat memenuhi
keinginannya yaitu membeli buku sekaligus menonton film. Dalam kasus ini
mahasiswa dibatasi oleh besarnya uang saku.
Referensi:
Mankiw, N. Gregory; Quah, E.; Wilson P. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro: Edisi Asia.
Jakarta: Salemba Empat.