BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
RAHASIA
2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup naskah Sekolah ini
membahas tentang teknik dasar radio dengan tata urut sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan.
b. Bab II Teori modulasi AM dan FM.
c. Bab III Radio pemancar AM, FM dan SSB.
d. Bab IV Radio penerima AM, FM dan SSB.
e. Bab V PLL dan synthesizer.
f. Bab VI Dasar-dasar trouble shooting
g. Bab VII Penutup.
4. Referensi.
5. Pengertian.
BAB II
TEORI MODULASI AM DAN FM
Tegangan AF
m =
Tegangan RF
4
E max – E min
m =
E max + E min
maka :
E max – E min 16 - 4 12
m = = = = 0,6
E max + E min 16 + 4 20
Di bawah ini adalah beberapa contoh gambar sinyal dengan index atau
prosentase modulasi yang berbeda.
5
m=0
% mod = 0 %
m = 0,5
% mod = 50 %
m=1
% mod = 100 %
m>1
% mod = 100 %
Gambar 2. Sinyal AM
c. Band sisi (side band). Dari proses modulasi tadi timbulah frekuensi-
frekuensi baru yang berada di atas dan di bawah frekuensi carrier (RF), yaitu:
d. Lebar Band (Band width) adalah suatu bidang frekuensi yang diduduki
oleh satu kanal gelombang AM. Lebar band (Band width) dapat dicari
dengan rumus :
BW = 2 x AF atau
BW = Frekuensi USB tertinggi - Frekuensi LSB terendah
6
BW = 2 x AF
= 2 x 1 KHz
= 2 KHz
atau
RF
BW = 2 x AF = 2 KHz
2
PAM = PRF 1+ m
2
Contoh :
2
PAM = PRF 1+ m
2
7
2
= 100 1+ 1
2
8. Single Side Band (SSB). SSB (Single Side Band) sebenarnya bukan
merupakan modulasi, melainkan SSB merupakan pengembangan dari modulasi
AM. Perbedaan dari gelombang AM (DSB = Double Side Band) dengan SSB
adalah pada gelombang AM (DSB) band sisi seluruhnya dipancarkan. Sedangkan
pada SSB yang dipancarkan hanya salah satu band sisi saja.
LSB USB
atau
FILTER SSB
USB
LSB USB FILTER
AF USB
BALANCE O/P SSB SC
MODULATOR
DSB SC LSB
FILTER
LSB
RF
BW = 1 x AF
d. Daya SSB. Daya SSB (P SSB) = P USB = P LSB, P SSB dapat dicari
dengan rumus :
PSSB = PRF . m2
4
PSSB = PRF . m2
4
= 100 . 1 2
4
= 25 Watt.
FM
Carrier
MODULATOR
AF
Rumus: m = fd
fm
Dimana :
m = Indek modulasi
fd = frekuensi deviasi (KHz)
fm = frekuensi pemodulasi (KHz)
10
BAB III
RADIO PEMANCAR AM, FM & SSB
10. Umum.
AFA
MIC
ANT
RF RF RF AM
OSILATOR BUFFER INTERMEDIATE POWER
AMPLIFIER POWER AMP. Amplifier
AF
MODULATOR
PSA
b. Rangkaian.
Ket :
L ; CV = pembangkit frekuensi RF.
14
R = Bias otomatis.
T mod = Sebagai kopling induktif sinyal AF.
17
R = Potensiometer.
R = Bias tunggal untuk basis.
R = Tahanan beban kolektor.
C & C = kondensator kopel.
a. Block diagram.
a. Block diagram.
MIC AF FM FM FM FM
AFA OSILATOR BUFFER IPA PA
AMPL
Prinsip kerjanya:
Sinyal audio dari mic dikuatkan oleh AFA, selanjutnya diberikan
ke oscillator.
Sinyal audio mempengaruhi bekerjanya oscillator sehingga
output oscillator frekuensinya berubah-ubah,sehingga terjadilah
sinyal FM. Makin besar tegangan sinyal AF makin besar
perubahan frekuensi oscillator. Output oscillator sinyal FM
diberikan ke Buffer amplifier diadakan penguatan tegangannya,
output diberikan ke IPA. Rangkaian IPA menguatkan daya
sampai daya tertentu (disebut daya menengah), output nya
diberikan ke tingkat PA untuk dikuatkan dayanya sampai daya
tertentu sesuai dengan daya pancar radio, selanjutnya
disalurkan ke antena untuk diradiasikan/dipancarkan.
MIC AF SIRKIT FM FM FM FM
OSILATOR BUFFER IPA PA
AFA REAKTANSI AMPL
Prinsip kerjanya :
Pada kenyataannya sirkit reaktansi dibuat paralel dengan
rangkaian pembangkit frekuensi di oscillator dengan sendirinya
apabila impedansi (reaktansi) berubah langsung mempengaruhi
bekerjanya oscillator. Sirkit reaktansi bisa berubah
resonansinya jika ada sinyal AF yang masuk. Jadi sinyal AF
tidak langsung ke oscillator namun terlebih dulu merubah
reaktansi dari sirkit reaktansi. Proses selanjutnya sama
dengan penjelasan pada prinsip bekerjanya pemancar FM
langsung.
25
b. Rangkaian.
1) Cara kerja tiap bagian.
C= Q_
d
1
Frek resonansi =
2 . 3,14 L . CV
Mic
PRE DRIVER
PA Ke TX
AMPL
Prinsip kerjanya :
Suara masuk ke micropon dirubah menjadi gelombang
listrik selanjutnya diberikan ke pre amplifier (sering
disebut penguat microphone). Output pre amplifier di
berikan ke driver yang penguatnya dapat diatur
selanjutnya autput diberikan ke PA setelah diadakan
penguatan oleh PA (Power Amplifier) barulah di berikan
ke bagian RF pada tingkat pembangkit frekuensi
(oscillator). Tingkat audio didalam radio pemancar
disebut modulasi.
27
Jalannya sinyal :
Sinyal audio dari microphone masuk jack mic
dikopel capasitor 1uF diberikan ke basis transistor Q1
BC 107, dikuatkan output diambil pada kolektor dikopel
oleh capasitor C 10uF diberikan ke basis transistor Q2
BC 107 dikuatkan lagi output diambil pada kolektor
dikopel capasitor C 10 uF dan resistor 10 k ohm yang
dapat diatur, yaitu untuk menyetel besarnya tegangan
audio. Output modulator sinyal audio dari resistor 10 k
ohm di kopel oleh capasitor C 10nF diberikan ke basis
transistor Q3 BC 109 yang berfungsi sebagai penguat
daya.
Output transistor diambil pada kolektor dan melalui
capasitor 47 uF disambungkan ke oscillator pemancar
guna keperluan modulasi.
BAB IV
RADIO PENERIMA AM, FM & SSB
14. Umum.
ANT
455 Khz 455 Khz
RF RX IF IF DETECTOR DRIVER
AMPL MIXER AMPL AMPL
VOLUME
DC
OSILATOR SIRKIT SP
POWER
LOKAL AVC
AMPL
b. Rangkaian.
IF a b AF
c
TRAFO
C3 AF
D d
C1 C2
VR
( Potensio Meter
)
Sirkit AVC
FILTER
RF USB
RX PRODUK
AMPL MIXER IFA DRIVER
DETEKTOR
FILTER
USB
LOKAL BFO POWER
OSCILATOR AMPL
SP
1) Fungsi tiap block. Fungsi dari block sirkit penguat (RFA, IFA,
Driver & PA), lokal oscillator dan BFO (Beat Frequency Oscillator )
adalah sama seperti penjelasan fungsi block sirkit dalam penjelasan
radio penerima AM, jadi tidak dijelaskan ulang. Perlu tambahan
penjelasan dari block sirkit berikut :
b. Rangkaian.
(1) Penjelasan.
Keterangan :
T1 kopling dari mixer ke IFA.
RFC dan C3 stabilisator tegangan kolektor.
Jalannya sinyal adalah; sinyal IF = fo1 + AF dari
T1 lewat C2 diberikan ke transistor penguat Q1, setelah
mengalami penguatan output nya keluar pada kolektor,
lewat T2 diinduksikan ke bagian sekunder yang terdiri
dari dua gulungan masing-masing dipasang filter.
Filter USB resonansi dengan frekuensi fo1 + AF dan
filter LSB resonansi dengan frekuensi fo1 – AF. Aktifnya
filter dikehendaki dari luar dengan mengoperasikan
saklar S1 (saklar mode operasi). Sesuai dengan contoh
kedudukan saklar maka sinyal IF yang dipilih adalah
yang lewat filter USB berarti = fo1 + AF. Yang
selanjutnya di berikan ke tingkat penguat audio melalui
sirkit produk detektor.
43
Keterangan :
ANT
10,7MHz 455 Khz 455 Khz
RFA MIXER IFA MIXER IFA IFA LIMITTER DISCRI-
I TINGGI II MINATOR
OSC BFO
LOKAL
NOIS NOISE PERA- SAKLAR
E FIL AMPL TA SQ
DRIVER PA
b. Rangkaian.
LIMITTER Ke Discriminator
INPUT OUTPUT
VCC
IF R1 Q Ke Discriminator
Input
R2
IC
Saturation Arus Transistor
Sinyal FM
Output
Cut Off VCC
Sinyal
FM Input
b) Tingkat audio.
BAB V
PLL DAN SYNTHESIZER
Osilator
Referensi
100 KHz DC RF Output
FILTER VCO
ERROR 40 MHz
VOLTAGE
Tegangan
b. Fungsi:
20. Synthesizer.
a. Block diagram.
Osilator
Referensi
DC RF Output
FILTER VCO
TUNE
PULSA DC VOLTAGE
DATA
PASE : X dan MICRO-
n DETECTOR :X+1 PROSESSOR
Fr Fo DATA
L.O.L PRESCALER
OPERATOR
b. Fungsi:
BAB VI
DASAR-DASAR TROUBLE SHOOTING
21. Umum. Karena dipengaruhi oleh faktor usia pakai, faktor alam (petir)
atau salah pemakaian maka suatu radio komunikasi sering terjadi kerusakan/
trouble, untuk mengatasinya diperlukan tenaga yang ahli/trampil, baik dari cara
menganalisa maupun cara memperbaikinya.
Pada umumnya kerusakan PCB diakibatkan oleh kelebihan arus yang lewat,
guncangan atau korosi, sehingga menjadi retak atau rusak. Untuk pemeriksaan
dapat dilakukan dengan penglihatan maupun dengan pengecekan jalur PCB dengan
ohm meter, dicek pada jalur-jalur PCB yang seharusnya terhubung.
RAHASIA
57
57
BAB VII
PENUTUP
23. Penutup. Demikian Naskah Sekolah disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi tenaga pendidik dan Tamtama siswa dalam proses belajar mengajar
materi teknik dasar radio pada Pendidikan Tamtama TNI AD.
Widjang Pranjoto
Brigadir Jenderal TNI
RAHASIA