Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

Di Susun Oleh:
Fita Purnama Sari
NIM :1901010

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS KARYA HUSADASEMARANG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

A. Pengertian
Post partum merupakan masa sesudah melahirkan atau persalinan. Masa beberapa
jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai minggu ke enam setelah melahirkan,
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali keadaan yang normal pada saat sebelum hamil (Marmi, 2012).
Post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru.
(Mitayani, 2011).
Post Partum adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi
pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu
atau 40 hari (Ambarwati, 2010).
B. Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan.

Partus dibagi menjadi 4 kala :

a. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3
menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah
yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada
pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan. Kedua 17 kekuatan, His
dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu. Kepala
lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar
berlangsung kepala dipegang di bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan
bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk melahirkan sisa badan
bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya
bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya plasenta dapat ditandai dengan
uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan
terjadi perdarahan.
d. Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang dilakukan yaitu tingkat
kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadinya
perdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400
sampai 500 cc (Manuaba, 1989).
C. Manifestasi klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang
disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan (Bobak, 2004).
1) Sistem reproduksi
a. Proses involusi
b. Kontraksi
c. Tempat plasenta
d. Lochea
e. Serviks
f. Vagina dan perineum
2) Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
b. Hormon hipofisis
3) Abdomen
4) Sistem urinarius
5) Sistem cerna
a. Nafsu makan
b. Mortilitas
c. Defekasi
6) Payudara
a. Ibu tidak menyusui
b. Ibu yang menyusui
7) Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
b. Curah jantung
c. Tanda-tanda vital
8) Sistem neurologi
9) Sistem muskuluskeletal
10) Sistem integumen
D. Klasifikasi
Ruptur Perineum Menurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat
ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat derajat, yaitu :
a. Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
b. Ruptur perineum derajat dua, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) Mukosa Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
c) Otot perineum
c. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) Sebagaimana ruptur derajat dua
2) Otot sfingter ani
d. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) Sebagaimana ruptur derajat tiga
2) Dinding depan rectum

E. Tahap Masa Nifas


Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
a. Puerperium Dini Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan (Sundawati dan Yanti, 2011). Puerperium dini merupakan masa
kepulihan, pada saat ini ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
(Ambarwati, 2010).
b. Puerperium Intermedial Suatu masa dimana kepilihan dari organ-organ reproduksi
selam kurang lebih 6 minggu (Sundawati dan Yanti, 2011). Puerperium intermedial
merupakan masa kepulihan ala-alat genetalia secara menyuluruh yang lamanya sekitar
6-8 minggu (Ambarwati, 2010).
c. Remote Puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam
keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi (Sundawati dan Yanti, 2011). Remote puerpartum merupakan
masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat
berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan (Ambarwati, 2010).

F. Patofisiologi
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan,
proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos
uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira
2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium
sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang
sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai terutama akibat kompresi
pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan
pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan
membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi
uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.

G. Pathway

H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada periodepasca partum. Nilai
hemoglobin dan hematokrit seringkali dibutuhkan pada hari pertama pada
partumuntuk mengkaji kehilangan darah pada melahirkan.

b. Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau dengan
tehnik pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika cateter indwelling
di pakai selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk
menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy yang mungkin (Bobak,
2004).

I. Komplikasi
a. Pendarahan
Karena proses episiotomy dapat mengakibatkan terputusnya jaringan sehingga
merusak pembuluh darah terjadilah pendarahan.
b. Infeksi
Infeksi terkait dengan jalannya tindakan episiotomy berhubungan dengan
ketidaksterilan alat-alat yang digunakan.
c. Hipertensi
Penyakit hipertensi berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan
perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh
kehamilan.
d. Gangguan Psikososial
Kondisi psikososial mempengaruhi integritas keluarga dan menghambat ikatan
emosional bayi dan ibu. Beberapa kondisi dapat mengancam keamanan dan
kesejahteraan ibu dan bayi.

J. Penatalaksanaan
Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan dengan cara melakukan
penjahitan luka lapis demi lapis, dan memperhatikan jangan sampai terjadi ruang kosong
terbuka kearah vagina yang biasanya dapat dimasuki bekuan-bekuan darah yang akan
menyebabkan tidak baiknya penyembuhan luka. Selain itu dapat dilakukan dengan cara
memberikan antibiotik yang cukup (Moctar, 1998).
Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum spontan, dilakukan
berbagai macam penatalaksanaan, diantaranya :
1. Monitor TTV
2. Pemberian cairan intravena
3. Pemberian oksitosin Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit)
ditambahkan dengan cairan infuse atau diberikan secara intramuskuler untuk
membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum.
4. Obat nyeri Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik,
narkotik dan antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan secara
regional/ umum (Hamilton, 1995).
K. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan
denganmengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahuiberbagai
permasalahan yang ada.
a. Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama,umur (demam typhoid biasanya sering ditemukan pada
anak berumur di atas satu tahun), jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa,
agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosa
medik.
b. Keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, kurang
bersemangat, dan nafsu makan kurang
c. Riwayat penyakit sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita
pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa postpartum dan bayinya
d. Riwayat penyakit dahulu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayatatau penyakit akut,
kronis seperti : Jantung, diabetes mellitus hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi
pada masa post partumini.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruhpenyakit
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya,yaitu apabila ada penyakit
keluarga yang menyertainya, mengetahuiapakah ada riwayat penyakit menurun seperti
asma, jantung, DM dan hipertensi.
f. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus mentruasi, lamanyamenstruasi,
banyaknya darah menstruasi, teratur / tidak menstruasinya,sifat darah menstruasi,
keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasidisebut disminore.
g. Riwayat Perkawinan
Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali,usia menikah
berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama perkawinan,dan sudah mempunyai anak
belum.
h. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan yaitu jarak
antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan,dan cara melahirkan.
i. Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrapsi jenisapa, berapa
lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa
nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa
j. Riwayat Kehamilan Sekarang
Menurut Saifuddin (2006), meliputi :
1) Hari pertama, haid terakhir serta kapan taksiran persalinannya
2) Keluhan-keluhan pada trisemester I, II, III.
3) Dimana ibu biasa memeriksakan kehamilannya.
4) Selama hamil berapa kali ibu periksa
5) Penyuluhan yang pernah didapat selama kehamilan
6) Pergerakana anak pertama kali dirasakan pada kehamilan berapaminggu
7) Imunisasi TT : sudah / belum imunisasi, berapa kali telah dilakukan imunisasi TT
selama hamil.
8) Keadaan psikologis Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang, apakah ibu
merasatakut atau cemas dengan keadaan sekarang.
9) Penggunaan obat-obatan / rokokUntuk mengetahui apakah ibu mengkonsumsi obat
terlarang ataukahibu merokok

L. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3. Resiko infeksi behubungan dengan trauma jaringan/luka episiotomi post partum.
M. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi TTD

1. Nyeri b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri Fita


pengeluaran tindakan Observasi
janin keperawatan  Identifikasi
2x24jam di lokasi,karakteristik,frekuen
harapkan: si
 Keluhan nyeri
nyeri  Identifikasi skala nyeri
menurun/5  Identifikasi respon nyeri
 Kemampu non verbal
an Teraupetik :
menuntas  Berikan Teknik
kan nonfarmatologi untuk
aktivitas mengurangi nyeri
meningkat  Pertimbangkan jenis dan
/5 sumber nyeri dalam
 Meringis pemeliharaan strategi
menurun/5 meredakan nyeri
 Perasaan Edukasi :
takut  Jelaskan strategi
mengalami meredakan nyeri
cedera  Anjurkan memonitor nyeri
berulang secara mandiri
menurun/5
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
analganik, jika perlu.

2. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan Fita


pengetahuan tindakan
b.d kurang keperawatan Observasi :
terpapar 2x24jam di  Identifikasi kesiapan dan
informasi harapkan: kemampuan menerima
 Perilaku informasi
sesuai  Identifikasi faktor-faktor
anjuran yang dapat meningkatkan
meningkat dan menurunkan motivasi
/5 perilaku hidup bersih dan
 Pertanyaan sehat
tentang Terapeutik :
masalah  Sediakan materi dan media
yang pendidikan kesehatan
dihadapi  Jadwalkan pendidikan
menurun/5 kesehatan sesuai
 Persepsi kesepakatan
keliru  Berikan kesempatan untuk
terhadap bertanya
masalah/5 Edukasi :
 Jelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi
Kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
3. Resiko Setelah dilakukan Pengontrolan infeksi Fita
infeksi tindakan
berhubungan keperawatan Observasi:
dengan 2x24jam di  Monitor tanda dan gejala
trauma harapkan: infeksi
jaringan/luka  Tidak ada  Monitor adanya luka
episiotomi tanda-  Kaji adanya luka
post partum tanda Terapeutik
infeksi  Pertahankan teknik aseptik
 Status  Cuci tangan setiap sebelum
imune dan sesudah tindakan
klien  Tingkatkan intake cairan
adekuat Inspeksi kulit dan mukosa
terhadap panas, drainase
Edukasi
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
Kolaborasi
 Penggunaan analgetik
N. Evaluasi
Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Anggraini,Y. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihamma.

Bobak, Lowdermik, Jansen. (2009). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:


EGC.
Varney,H., 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta;EGC

Wahyuni, N., & Rumiatun, D. (2016). “Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan
Kebiasaan Yang Merugikan Kesehatan Ibu Nifas Seperti Nyanda Dan Pantang
Makanan Sampai Dengan 6 Minggu Post Partum”. Jurnal Medikes (Media Informasi
Kesehatan) , 3(2), 123-130.

Hadjono 2008. Keperawatan Maternitas Masa Nifas Pada Ibu.Edisi 1.EGC.Jakarta

Manuaba,Ida Bagus.2007. Ilmu Kebidanan,Penyakit kandungan, dan keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC

Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta:
TIM

Anda mungkin juga menyukai