Anda di halaman 1dari 4

Reformasi Era Pemerintahan Jokowi

Oleh :

Mustika Syafira Tubagus

Npp. 26.05.83

Program Studi : Manajemen Pemerintahan

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Jakarta, 2017
Masa Reformasi dan Pemerintahan Jokowi

Kebijakan Sosial Politik era JOKOWI

1. Pencabutan subsidi BBB


2. Pemberlakuan hukuman mati kepada pengedar narkoba
3. Pembakaran dan Penenggelaman kapal ilegal nelayan asing
4. Pemberatasan korupsi

Kebijakan Politik Luar Negeri JOKOWI

Politik luar negeri era Jokowi merupakan kelanjutan spirit diplomasi Bung Karno
yang menggunakan TRISAKTI dan itu menjadi fondasi dari politik luar negeri indonesia saat
ini serta mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Solusinya:

1. Dalam bidang politik


2. Dalam bidang ekonomi
3. Dalam bidang hukum
4. Dalam bidang pendidikan

Agenda Reformasi 1998

1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya


2. Laksanakan amandemen UUD 1945
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI
4. Pelaksanaan otonomi daerah seluas-luasnya
5. Tegakkan supremasi hukum,
6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN

 Paket ekonomi pertama: Insentif untuk semua pemangku kepentingan

Dalam paket kebijakan pertama, pemerintah menegaskan komitmennya untuk


mendorong pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebiijakan diambil untuk memberikan
insentif dan kemudahan bagi aktivitas para pemangku kepentingan dalam perekonomian.

Ada proses deregulasi untuk investor, subsidi bunga kredit untuk sektor Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga rumah murah untuk masyarakat pekerja.
Kelemahan dari paket jilid pertama adalah sifatnya yang baru berdampak nyata dalam
jangka menengah panjang.

 Paket kebijakan ekonomi kedua: Fokus undang investasi dengan lima jurus
1. Proses perizinan yang lebih sederhana
2. Pengesahan tax allowance dan tax holiday yang lebih cepat
3. Pembebasan PPN untuk impor alat angkut tertentu
4. Pajak bunga deposito yang lebih rendah bagi eksportir
5. Pemerintah daerah siap mendukung

 Paket kebijakan ketiga: Kuatkan daya saing dunia usaha


1. Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, dan listrik
2. Perluasan wirausahawan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR)
3. Penyederhanaan izin pertanahan dalam kegiatan penanaman modal

 Paket kebijakan ekonomi keempat: Formula baru perhitungan upah minimum dan
kredit modal kerja untuk produsen barang ekspor
Produktivitas pekerja adalah salah satu fondasi untuk mendorong laju pertumbuhan
ekonomi.
Untuk memberikan insentif kepada pekerja sekaligus menjamin kesejahteraan
mereka, pemerintah meluncurkan formula baru untuk menghitung besaran kenaikan
upah minimum tahunan yang tertuang dalam PP No. 78 tahun 2015 tentang
pengupahan.

 Paket kebijakan kelima: Insentif untuk revaluasi aset dan penghapusan pajak berganda
dalam Real Estate Investment Trust (REIT)
Dalam paket kebijakan ekonomi lima ini, pemerintah memberikan insentif pajak bagi
individu atau badan usaha yang ingin melakukan revaluasi aset.
Akan ada pemotongan tarif Pajak Penghasilan (PPH) revaluasi. Jika proposal
revaluasi diserahkan sebelum akhir tahun, besaran tarif khusus revaluasi akan menjadi
3 persen dari sebelumnya 10 persen. Apabila diserahkan pada semester pertama 2016,
menjadi 4 persen dan bila pada semester kedua 2016, menjadi 6 persen.
Selain itu, instrumen investasi Real Estate Investment Trust (REIT) akan bebas dari
pajak berganda.

 Paket kebijakan Keenam : kawasan ekonomi khusus, sumber daya air dan
penyederhanaan izin impor obat.

1. Upaya menggerakkan perekonomian di wilayah pinggiran dengan pengembangan


Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
2. Penyediaan air untuk masyarakat secara berkelanjutan dan berkeadilan
3. Simplifikasi perizinan di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

 Paket Kebijakan ketujuh:Kemudahan izin investasi


1. Insentif pajak kepada industri padat karya
2. Kemudahan bagi industri tertentu yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah
besar
3. Percepatan penerbitan sertifikat tanah
 Kebijakan Ekonomi kedelapan : Memperkuat daya saing dan daya tahan ekonomi
1. Adanya “one map policy” atau satu peta pada tingkat nasional dengan skala
1:50.000
2. Membangun ketahanan energi melalui pembangunan kilang minyak
3. Kebijakan insentif sektor penerbangan

 Kebijakan Ekonomi kesembilan : Menitikberatkan kepada percepatan di sektor


kelistrikan dan stabilitas pasokan dan harga daging sapi
1. Percepatan pembangunan infrastruktur tenaga listrik
2. Stabilisasi pasokan dan harga daging sapi
3. Peningkatan sektor logistik desa-Kota

 Kebijakan Ekonomi Kesepuluh : Revisi daftar negatif investasi (DNI) yang


sebelumnya diatur dalam Perpres No 34/2014
1. Meningkatkan Investasi
2. Melindungi UMKMK

 Kebijakan Ekomoni Kesebelas : menyentuh beberapa sektor yang melibatkan


pengusaha kecil maupun industri
1. Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE)
2. Fasilitas Pajak Penghasilan dan Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan
(BPHTB) Untuk Penerbitan Dana Investasi Real Estat (DIRE)
3. Sektor Logistik
4. Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan

 Paket Kebijakan Ekonomi keduabelas : Pemerintah Pangkas Izin, Prosedur, Waktu,


dan Biaya untuk Kemudahan Berusaha di Indonesia
1. Menekankan pentingnya menaikkan peringkat Ease of Doing Business (EODB)
atau Kemudahan Berusaha Indonesia

 Paket Ekonomi Ketigabelas : Rumah Murah Untuk Rakyat


Pemerintah kembali mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) XIII
tentang Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Hal ini sejalan
dengan Program Nasional Pembangunan 1 (Satu) Juta Rumah sebagai wujud dari
butir kedua yang tertuang dalam amanah Nawacita, yakni Pemerintah tidak absen
untuk membangun pemerintahan yang efektif, demokratis dan terpercaya; dan juga
butir kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai