Anda di halaman 1dari 2

Membangun Pola Kaderisasi PMII di Kampus

Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari
kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit
dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakuakan tugas-tugas
keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.

“Dan hendaknya takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan
keturunan yang lemah di belakang mereka yang khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh
sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan
tutur kata yang benar” (An-Nisa : 9).

Bung Hatta pernah bertutur mengenai kaderisasi, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan
menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada
masanya harus menanam!”.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) fungsi dasarnya adalah kaderisasi, sesuai
dengan tujuan PMII “Terbentuknya pribadi muslim yang bertakwa kepada Allah SWT,
berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya serta
komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia (AD/ART Bab IV Pasal 4).

Pola kaderisai PMII memiliki karakter dan karakteristik yang berbeda-beda sesuai denga
kondisi lingkungan dan situasi karakter mahasiswa pada jenis lembaga serta fakultas tertentu.
Oleh karena itu pemahaman tentang teritorial PMII sangat perlu untuk ditanamkan.
Berangkat dari pemahaman tersebut, pengurus komisariat maupun pengurus rayon memiliki
kultur dan tantangan yang lebih kompleks dibandingkan dengan yang ada pada kampus-
kampus yang berlatar belakang Islam. Untuk itu diperlukan formulasi kaderisasi yang matang
agar tetap mampu bertahan di tengah kondisi kampus yang heterogen. Dengan mengadakan
kajian keilmuan di kampus umum dengan berbagai fakultas yang mempelajari disiplin ilmu
dapat dijadikan modal untuk memaksimalkan pengembangan potensi kader sesuai dengan
budaya masing-masing. Melalui pengembangan potensi tersebut maka akan tercipta kader-
kader PMII yang layak dan kondusif untuk di tempatkan pada lini-lini yang terdapat di tiap
lembaga kampus. Dalam segi internal PMII, problem yang menjadi penyebab harmonisasi
antara anggota maupun kader adalah emosional, hal ini tentu menjadi tugas bersama.

Penanaman nilai-nilai keislaman dan pemahaman ke-PMII-an harus disesuaikan dengan


proses melalui ruang kaderisasi nonformal dan ruang kultural yang ada agar nilai dan
pemahaman tersebut dapat disampaikan baik secara tekstual ataupun nontekstual. Kaderisasi
nonformal bertujuan untuk membekali kader dengan pengetahuan dan keterampilan spesifik
yang dibutuhkan oleh kader, maka output yang dihasilkan pada ruang kaderisasi ini terhadap
pemahaman ke-PMII-an adalah meluluskan kader-kader yang ulil albab.

Dalam pemahaman nilai-nilai keislaman, yaitu ASWAJA sebagai Manhaj Al-fiqr PMII.
Ruang kultur sangatlah penting mengingat kampus umum sangat kering keagamaannya.
Menyalurkan kaderisasi tentu butuh yang namanya “kajian” agar tercipta sebuah
kesinambungan gerakan. Selain itu perlu adanya inovasi dan kreativitas dalam berpikir
menjalankan kaderisasi agar kaderisasi yang dilakukan tepat sasaran.

PMII Universitas Pasir Pengaraian berdiri pada tanggal 23 April 2020 merupakan kampus
perintis berdirinya PMII Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. PMII UPP adalah barometer
pergerakan dan menjadi kiblat bagi seluruh PMII di Rokan Hulu. Dari awal pendiriannya
penyusunan struktural yang dinamis dan kaderisasi ditingkat MAPABA terus dilakukan serta
kajian-kajian yang persuasif, agar tercapainya visi dan misi yang telah ditetapkan.

Dalam perjalanannya PMII UPP yang akan menginjak 2 tahun, sudah memiliki 33 Kader dan
93 Anggota serta akan terus betambah seiring dilakukannya kaderisasi. Pada tanggal 06
September 2021 telah didirikan 4 Rayon yang telah memenuhi persyaratan, hal ini bertujuan
untuk memperluas kaderisasi ditingkat fakultas.

Anda mungkin juga menyukai