Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Produktivitas kopi gayo di Kabupaten Bener Meriah yang semakin tahun

semakin meningkat memberikan dampak positif terhadap peningkatan

perekonomian dan kesejahteraan terhadap masyarakat petani kopi gayo di

Kabupaten Bener Meriah, karena mayoritas masyarakat adalah petani kopi, saat

penulis melakukan pengamatan atau observasi terlihat rumah tinggal penduduk

yang kebanyakan berada di tengah rerimbunan kebun kopi, dari hasil pertanian

kebun kopi tersebut para petani masyarakat Kabupaten Bener Meriah berhasil

memberikan fasiltas pendidikan yang cukup baik bagi putra-putri mereka, bahkan

kebanyakan anak dari petani kopi memberikan pendidikan anaknya sampai keluar.

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi gayo dengan

cara menciptakan kopi gayo unggulan, ini bertujuan untuk memotivasi semua

kalangan baik masyarakat petani maupun pemerintah supaya menghasilkan bibit

kopi yang unggul, karena sampai sekarang mayoritas masyarakat Bener Meriah

berprofesi sebagai petani kopi. Sampai saat ini kopi gayo menjadi salah satu

tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di Indonesia.

Perkebunan kopi gayo di Kabupaten Bener Meriah menjadi komoditi utama dan

unggulan di Kabupaten Bener Meriah. Luas areal pertanaman kopi gayo di Bener

Meriah mencapai 42.664,84 hektar, dengan produksi per tahun mencapai lebih

dari 100.000 ton ton. Saat ini kopi gayo sudah mampu bersaing dengan kopi

1
arabika yang dihasilkan oleh negara-negara di benua Afrika, Bazil dan beberapa

negara Asia seperti Vietnam dan Thailand di pasar kopi dunia. Ini merupakan

kebanggaan serta prestasi tersendiri dari masyarakat dan negara Indonesia karena

mempunyai brand produk kopi unggulan yang sudah masuk kategori kopi terbaik

di dunia.

Kopi memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai

sumber perolehan devisa maupun sebagai sumber penghidupan petani yang

tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Kenyataan ini ditunjukkan dari total luas

areal kopi sebesar 1.2 juta hektar, 96 persen terdiri atas perkebunan rakyat dan

sisanya masing-masing sebesar 2 persen untuk perkebunan besar negara dan

perkebunan besar swasta.

Indonesia merupakan satu-satunya negara penghasil kopi terbaik serta

produsen kopi yang memiliki kopi spesialti terbanyak di dunia. Kopi Jenis

Arabika yang banyak di produksi di pulau Sumatera yakni Aceh dan Sumatera

Utara, sementara jenis kopi Robusta banyak di produksi di Bengkulu, Lampung

serta Sulawesi Selatan. Beberapa nama kopi Indonesia yang telah dikenal di

mancanegara dan menjadi bagian dari menu populer cafe di kota-kota besar dunia

diantaranya adalah Kopi Arabika Gayo (Aceh), Kopi Mandheling (Sumatera

Utara), Java Coffee, dan Toraja Coffee (Sulawesi Selatan). Sedangkan beberapa

nama yang saat ini sudah mulai dikenal diantaranya adalah Bali Kintamani Coffee

dan Flores Coffee. Disebabkan oleh meningkatnya permintaan global dan

domestik, dibutuhkan investasi di sektor kopi negara ini. Selain meningkatkan

kuantitas biji kopi, kualitas juga diprediksi akan meningkat karena inovasi-inovasi

2
teknologi. Kendati begitu, produksi kopi per hektar Indonesia masih rendah

dibandingkan dengan negara-negara utama penghasil kopi lainnya. Di 2015,

Indonesia memproduksi 741 kilogram biji robusta per hektar dan 808 kilogram

biji arabika per hektar. Di Vietnam, angka ini mencapai 1.500 kilogram per hektar

di di Brazil mencapai 2.000 kilogram per hektar.

Daerah penghasil kopi terbesar di Provinsi Aceh adalah Kabupaten Aceh

Tengah dan Bener Meriah. Luas areal perkebunan kopi di kedua Kabupaten ini

mencapai 80 persen (96 ribu hektar) dari total luas lahan kopi di Provinsi Aceh

yaitu 121 ribu hektar. Menurut data Bener Meriah dalam angka tahun 2017

jumlah produksi kopi di Kabupaten Bener Meriah tahun 2016 sebanyak

113.980,07 ton dengan luar area 42.664,84 ha. Perkebunan kopi yang ada Bener

Meriah seluruhnya merupakan perkebunan rakyat dengan jumlah petani mencapai

36.146 Kepala Keluarga (KK) (BPS 2016). Menurut ICRRI (2008), sumbangan

kopi Arabika Gayo terhadap pendapatan keluarga bervariasi antara 50 sampai 90

persen. Hal ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Aceh Tengah

dan Bener Meriah sebagian besar bertumpu pada sektor perkebunan kopi Arabika

Gayo.

Kopi Gayo dikenal sebagai jenis kopi premium dengan produksi terbatas.

Kopi Gayo ini dapat dikatakan tanpa pesaing karena harga kopi arabika dari

dataran tinggi Gayo termasuk salah satu harga kopi arabika yang dapat bersaing di

dunia, hal ini karena kopi Arabika Gayo digolongkan dalam other milds yang

memiliki mutu lebih baik dan mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki

oleh kopi yang berasal dari daerah lain. Harga kopi Arabika Gayo memiliki nilai

3
jual lebih tinggi 30 sampai 50 cent US$/lb atau setara dengan Rp 8.584 sampai Rp

11.860 per kg atau lebih mahal dibandingkan dengan harga kopi arabika lainnya

(ICO 2015).

Dampak penelitian tentang strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah dalam pemasaran kopi gayo akan berdampak pada semua pihak

yaitu pemerintah Bener Meriah dan juga para petani kopi gayo khususnya di

wilayah Kabupaten Bener Meriah tentang pengaruh pemasaran kopi gayo yang

dilakukan oleh pemerintah Bener Meriah yang akan berdampak besar tentang

penjualan hasil kopi dan akan meningkatkan omset para petani kopi.

Hasil Analisis Investasi Kopi Gayo di Kabupaten Bener Meriah oleh

Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (LP-USU) Tahun 2018, bahwa

peluang investasi berupa penyediaan sarana peningkatan produktivitas kopi

berasakan sustainable dan investasi pada pengelolaan pasca panen, di samping itu

strategi investasi dapat dilakukan dalam wadah kelompok tani yang terbentuk

dalam identitas geografis yang dapat berkembang ke berbagai sektor yang

berkaitan dengan kopi seperti sektor wisata.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Strategi Komunikasi Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah Dalam Pemasaran Kopi Gayo”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah Dalam

Pemasaran Kopi Gayo?

4
2. Bagaimana Komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah Dalam

Pemasaran Kopi Gayo?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi Komunikasi Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah Dalam Pemasaran Kopi Gayo.

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Hambatan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah

Dalam Pemasaran Kopi Gayo.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Menjadi bahan masukan dan perbandingan bagi para peneliti lain yang

berminat pada kajian tentang strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo.

b. Pengembangan khazanah pengetahuan dalam bidang komunikasi.

2. Secara Praktis

a. Bagi pemerintah Kabupaten Bener Meriah dapat mengimplementasi

pembelajaran tentang strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah dalam pemasaran kopi Gayo sehingga pemasaran kopi berkembang.

b. Bagi masyarakat, dapat memotivasi untuk lebih giat lagi menjadikan

tanaman kopi sebagai sumber kesejateraan.

c. Menumbuhkan minat usaha yang berbasiskan kopi di wilayah Kabupaten

Bener Meriah.

d. Mengembangkan Investasi yang berbasis kopi di Kabupaten Bener Meriah.

5
E. Batasan Istilah

1. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi adalah perencanaan dalam penyampaian pesan melalui

kombinasi berbagai unsur komunikasi seperti frekuensi, formalitas, isi dan

saluran komunikasi sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima dan

dipahami serta dapat mengubah sikap atau perilaku sesuai dengan tujuan

komunikasi.

2. Pemasaran

Pemasaran  merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak

lembaga (produsen, distributor, dan pembeli) yang terlibat dalam pemasaran

secara langsung. Dengan demikian, walaupun semua pihaknya terlibat dalam

pihak dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama yang

berawal dari mulai : mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai terciptanya

hubungan yang saling memuaskan.

3. Kabupaten Bener Meriah

Kabupaten Bener Meriah  adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia.

Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah dan saat

ini terdiri atas sepuluh kecamatan. Kabupaten Bener Meriah yang beribukota

di Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10

Kecamatan dan 233 desa. Penduduk terbesar di wilayah ini adalah suku

Gayo, suku Aceh, dan suku Jawa.

6
F. Kajian Terdahulu

Sebelum menjalankan penelitian ini, penulis terlebih dahulu telah

melakukan telaah tentang kajian atau penelitian sebelumnya yang berhubungan

dengan judul penulis. Penulis menjadikan penulisan-penulisan sebelum ini

sebagai rujukan dan panduan untuk melakukan penelitian. Adapun beberapa

kajian terdahulu atau karya ilmiah yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu adalah

sebagai berikut :

1. Kamaruddin (2014) dengan judul “Efektivitas Komunikasi Kelompok Tani

Kopi di Bener Meriah Dalam Pemasaran Kopi”. Penelitian ini membahas

tentang efektivitas komunikasi kelompok tani kopi di Bener Meriah dalam

pemasaran kopi. Fokus dalam penelitian ini adalah ingin mengkaji efektivitas

komunikasi kelompok tani kopi di Bener Meriah dalam pemasaran kopi.1

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu penelitian ini lebih

mengkaji efektivitas komunikasi kelompok tani kopi di Bener Meriah dalam

pemasaran kopi.

Sedangkan penelitian penulis membahas tentang strategi komunikasi

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo. Disini lebih

membahas bagaimana strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah dalam pemasaran kopi Gayo, bagaimana hambatan Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo.

2. Nurul Wahyuni (2010) dengan judul “Peran Pemerintah Aceh Dalam

Melakukan Promosi Kopi Gayo Aceh”. Penelitian ini membahas tentang peran

1
Kamaruddin, Efektivitas Komunikasi Kelompok Tani Kopi di Bener Meriah Dalam
Pemasaran Kopi (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2014), hal. 64.

7
pemerintah Aceh dalam melakukan promosi kopi Gayo Aceh. Fokus dalam

penelitian ini adalah ingin mengkaji peran pemerintah Aceh dalam melakukan

promosi kopi Gayo Aceh.2

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu penelitian ini lebih

mengkaji peran pemerintah Aceh dalam melakukan promosi kopi Gayo Aceh.

Sedangkan penelitian penulis membahas tentang strategi komunikasi

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo. Disini lebih

membahas bagaimana strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah dalam pemasaran kopi Gayo, bagaimana hambatan Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini meliputi:

1. Bab pertama merupakan pendahuluan yang di dalamnya menjelaskan

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bab dua membahas tentang Landasan Teori mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan objek penelitian.

3. Bab tiga membahas tentang metodelogi penelitian yang menguraikan

tentang gambaran umum lokasi penelitian, jenis penelitian, sumber data

penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpulan data, informan

penelitian dan teknik analisis data.

4. Bab empat tentang pembahasan mengenai, paparan data, hasil penelitian,

2
Nurul Wahyuni, Peran Pemerintah Aceh dalam Melakukan Promosi Kopi Gayo Aceh
(Banda Aceh: Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry 2010), hal. 67.

8
analisis data.

5. Bab kelima merupakan bab penutup yang membahas tentang kesimpulan

dan saran.

9
BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan

manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan.3 Strategi komunikasi

merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi

untuk mencapai suatu tujuan.4 Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif

banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak

ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama

komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh

negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan

menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang

sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan

proses komunikasi tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut

digunakan telaah model komunikasi.

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen (communications management) untuk

mencapai suatu tujuan.5 Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus

dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan,

3
Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hal.
61.
4
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007), hal. 22.
5
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1998), hal. 34.

10
dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu

tergantung dari situasi dan kondisi.

Selanjutnya strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :

a. Secara makro (Planned Multi-Media Strategy)

b. Secara mikro (Single Communication Medium Strategy).6

Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu : Menyebarluaskan

pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara

sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani

(cultural gap), misalnya suatu program yang berasal dari suatu produk

kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik

kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu

dalam dikomunikasiknnya.

Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan

yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi

komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang

dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai

efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara

memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri

khalayak dengan mudah dan cepat.7

6
Hasrullah, Beragram Perspektif Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013), hal. 41.
7
Idi Subandy Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi Seni Komunikasi Kepada Publik,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012), hal. 54

11
B. Konsep Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa latin berarti communicare ,artinya

berbicara atau menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan yang dilakukan

seseorang kepada yang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan, dari orang

lain. Komunikasi bermula dari sebuah gagasan yang ada pada diri seseorang yang

diolah menjadi sebuah pesan dan disampaikan atau dikirimkan kepada orang lain

dengan menggunakan media tertentu. Dari pesan yang disampaikan tersebut

kemudian terdapat timbale balik berupa tanggapan atau jawaban dari orang yang

menerima pesan tersebut. Dari proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis

pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan dimana seseorang

menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain dan sesudah

menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya, penerima pesan

menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang yang

menyampaikan pesan itu kepadanya.8

Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut communication, yang

berasal dari kata communication atau communis yang memiliki arti sama atau

sama ang memiliki makna pengertian bersama. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari

dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Berikut ini penjelasan pengertian komunikasi beberapa ahli tentang pengertian

komunikasi sebagai berikut.

8
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Jakarta: Erlangga,
2003), hal. 25.

12
1. Menurut Astrid, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang

mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat

dalam kegiatan komunikasi.

2. Menurut Roben J.G, komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan

penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan.

3. Menurut Davis, komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan

pengertian dari satu orang ke orang lain.

4. Menurut W. Schram, komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan

persamaan dengan orang lain.9

Komunikasi dapat dipahami sebagai proses pengiriman dan penerimaan

pesan atau informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga dapat

dipahami dengan mudah.

Sebagian sarjana komunikasi yang mengkhususkan dari pada studi

komunikasi antarmanusia (human communication) menjelaskan komunikasi

merupakan suatu transaksi, proses simbolik yang manghendaki orang-orang

mengatur lingkungannya dengan membanguan antar hubungan antar sesama

manusia melalui pertukaran informasi untuk mengingatkan sikap dan tingkah laku

orang lain serta berusaha mengubah tingkah laku itu.10

Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan

bermakna. Pada prosesnya konsep komunikasi menjadi penting karena merupakan

metode utama dalam memberikan penyampaian pesan. Beberapa ahli

menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi :

Rosmawaty, Mengenal Ilmu Komunikasi, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2010),hal. 37.


9

Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja


10

Rosdakarya, 2005), hal. 20.

13
1. Taylor mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau

proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam

komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan

penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan.

2. Burgess mengemukakan komunikasi adalah penyampaian informasi, makna,

dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti

penerusan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan dalam

komunikasi.

3. Yuwono mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian

yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan

menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.11

Dari ketiga pengertian diatas intinya adalah konsep komunikasi

merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari

komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku

komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya),

kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama.

1. Peningkatan Komunikasi

Peningkatan komunikasi dapat dilakukan oleh setiap orang. Jika ada yang

merasa tidak mampu dalam melakukan peningkatan komunikasi, hal ini lebih

karena masalah kebiasaan saja. Melatih orang berkomunikasi sederhana secara

efektif bisa dilakukan dengan langsung pada prakteknya. Walaupun sepintas

sepele, hal ini dapat membantu setiap individu untuk mencapai sebuah kesuksesan

11
Uchaja Effendy Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2005), hal. 18

14
baik di dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan karirnya. Untuk

dapat melakukan komunikasi efektif, sebuah sumber menyatakan ada beberapa

hal yang tidak boleh dilakukan yaitu menganalisa, menyalahkan, menghakimi,

menasehati, dan menginterogasi. Pentingnya dalam melakukan komunikasi efektif

adalah keterampilan mendengarkan dan bertanya.12

Dalam proses berkomunikasi, seseorang harus mampu mendengarkan dan

memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi. Sehingga tujuan

utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win solution. Tak ada

satupun orang yang mau disalahkan. Inilah konsep dasar dari komunikasi efektif.

Tidak efektif bila dalam berkomunikasi, satu pihak terus-terusan berbicara,

sementara pihak lainnya terus-terusan mendengarkan. Sehingga tidak terjadi

komunikasi dua arah. Komunikasi efektif atau dalam beberapa kasus sering

diartikan sebagai diplomasi, perlu dilakukan untuk dapat membangun sebuah

kesamaan keinginan dari sebuah informasi yang disajikan. Sehingga tujuan yang

ingin diraih dapat dicapai secara bersama-sama.

Ketika berkomunikasi dengan orang lain, lakukanlah dengan efektif. Dalam

kondisi apapun disarankan agar anda selalu dapat melakukan komunikasi secara

efektif. Contoh sederhana, lihatlah orang yang akan diajak bicara sudah siap atau

belum menerima informasi atau pertanyaan dari kita. Kalau belum, tunggulah

dulu sampai benar-benar dia siap. Dengan berkomunikasi efektif kita dapat

12
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: CV Amrico, 1994), hal. 20

15
menunjukan kepribadian yang berkarakter positif dan membuka diri untuk selalu

tumbuh dan berkembang menuju kesuksesan secara bersama-sama.13

Perbedaan antara komunikasi efektif dan tidak efektif terbagi menjadi empat

aspek proses komunikasi:

a. Perbedaan Persepsi

Ini adalah salah satu hambatan komunikasi yang umum dijumpai. Orang

yang mempunyai latar belakang pengetahuan dan pengalaman berbeda sering

menerima fenomena sama dari perspektif yang berbeda. Seandainya seorang

supervisor baru memuji seorang karyawan atas kerja yang efisisen dan bermutu

tinggi. Supervisor itu benar-benar menghargai usaha karyawan tadi dan pada saat

yang sama ingin mendorong karyawan yang lain untuk meniru contoh tersebut.

Akan tetapi, orang lain mungkin menganggap karyawan tadi membedakan diri

untuk dipuji sebagai tanda dia telah menjilat pimpinan. Mereka mungkin bereaksi

dengan menggoda atau menunjukkan permusuhan secara terbuka. Persepsi

individu mengenai komunikasi yang sama dapat berbeda secara radikal.

Cara untuk mengatasi perbedaan persepsi adalah pesan harus dijelaskan

sehingga dapat dipahami oleh penerima yang mempunyai pandangan dan

pengalaman berbeda. Kalau mungkin, kita harus mempelajari mengenai latar

belakang mereka yang akan berkomunikasi dengan kita.

b. Emosi

Reaksi emosional marah, cinta, mempertahankan pendapat, benci,

cemburu, takut, malu, dapat mempengaruhi cara kita memahami pesan orang lain

dan cara kita mempengaruhi orang lain dengan pesan kita sendiri. Pendekatan
13
Maliki, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 34

16
terbaik untuk berhubungan dengan emosi adalah menerimanya sebagai bagian dari

proses komunikasi dan mencoba untuk memahaminya ketika emosi menimbulkan

masalah.

c. Ketidakkonsistenan Antara Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

Banyak yang berpendapat bahwa bahasa lisan dan tertulis sebagai medium

utama komunikasi, tetapi pesan yang kita kirimkan dan kita terima amat

dipengaruhi oleh faktor nonverbal seperti gerakan tubuh, pakaian, jarak berdiri

antar orang yang berbicara, postur, gerakan anggota badan, ekspresi wajah,

gerakan mata, dan sentuhan badan. Bahkan pesan yang amat sederhana seperti

“Selamat pagi”, dapat di sampaikan dengan maksud berbeda-beda dengan

komunikasi nonverbal. Kunci untuk menghilangkan ketidakkonsistenan dalam

komunikasi adalah mewaspadainya dan berjaga-jaga agar tidak mengirimkan

pesan palsu. Komunikasi nonverbal harus selaras dengan pesan verbal.

d. Kepercayaan

Seorang penerima mempercayai atau mencurigai suatu pesan pada umunya

merupakan fungsi kredibilitas dari pengririm dalam pikiran penerima. Kredibilitas

pengirim dipengaruhi oleh lingkungan dalam konteks dia mengirirmkan pesan.

Pada umumnya, kredibilitasseorang pemimpin akan tinggi kalau dia dianggap

oleh orang lain berpengetahuan luas, dapat dipercaya, dan tulus menyangkut

kesejahteraan lain. Kredibilitas merupakan hasil dari proses jangka panjang yang

mana kejujuran seseorang, keadilan, dan maksud baik dikenal oleh orang lain.

Dalam berkomunikasi dituntut untuk menguasai komunikasi verbal secara

efektif. Untuk itu maka sebaiknya menyadari kelemahannya dan berusaha

17
menutupi kekurangannya dengan mengupayakan diri memperbaiki diri. Usaha

yang dapat dilakukan adalah mempraktikkan kemahiran bicaranya di pantai dan

berpidato di sana. Dia keluarkan suaranya sekeras-kerasnya melawan suara

ombak. Tentu saja, dengan seringnya berlatih demikian, maka pada saat

menghadapi audiens atau lawan bicara yang sebenarnya dia tidak mendapat

kesulitan lagi.

Usaha kedua yang dapat dilakukan adalah mengikuti training mengenai

komunikasi. Seperti disebutkan di atas, keterampilan dalam berkomunikasi secara

efektif dapat dipelajari dan dikuasai dengan latihan rutin dan berkesinambungan

secara terus menerus. Untuk itu, saat ini ada lembaga yang menyelenggarakan

training, khusus melatih pesertanya dalam keterampilan berkomunikasi efektif.14

2. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)

Bentuk-Bentuk Komunikasi Bentuk komunikasi dengan diri sendiri adalah

proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu, atau dengan kata lain

proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses disini karena

adanya seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamatinya

atau terbesit dalam pikiranya. Objek dalam hal ini bisa saja dalam bentuk

benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung arti bagi

manusia, baik yang terjadi di luar maupun di dalam diri seseorang. Mampu

berdialog dengan diri sendiri berarti mampu mengenal diri sendiri. Dengan

14
Agung Winugroho, Komunikasi Efektif Guna Meningkatkan Kinerja Organisasi
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 12

18
berkomunikasi dengan diri sendiri sehingga dapat berfungsi secara bebas di

masyarakat.

Belajar mengenal diri sendiri berarti belajar bagaimana kita berfikir dan

berasa dan bagaimana kita mengamati, menginterprestasikan dan mereaksi

lingkungan kita. Sebab itu untuk mengenal diri pribadi, kita harus memahami

komunikasi intrapribadi.Melalui komunikasi intrapribadi kita berbicara dengan

diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu,

mempertimbangkankeputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapakan

pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain.

b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai the

process of sending and receiving messages between two persons, or among a

small group of persons, with some effect and some immediate feedback (yakni,

proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantara

sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan

balik cepat).Berdasarkan definisi Devito itu, komunikasi antarpribadi dapat

berlangsung antara dua orang seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap,

atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara penyaji makalah

dengan seorang peserta seminar.

Dibandingkan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi

dinilai paling efektif dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku

komunikan karena efek atau timbal balik yang ditimbulkan dari proses

19
komunikasi tersebut dapatlangsung dirasakan. Hal ini dikarenakan komunikasi

antarpribadi umumnya berlangsung tatap muka.

Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis

menurut sifatnya yaitu :

1. Komunikasi diadik (dyadic communication); yaitu komunikasi antapribadi

yang berlangsung antara dua orang secara tatap muka misalnya dialog, atau

wawancara.

2. Komunikasi triadik (triadic communication) ; yaitu komunikasi antarpribadi

yang pelaku komunikasinya terdiri dari tiga orang, yaitu seorang

komunikator dan dua orang komunikan.

Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik

lebih efektif, kerana komunikator memusatkan perhatianya kepada seorang

komunikan sepenuhnya, sehingga ia dapat menguasai frame of refrence

komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor

yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.

c. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi publik merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan-

pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak

yang lebih besar. Dalam bentuk komunikasi publik, penyampaian pesan

berlangsung secara kontinu. Dapat diidentifikasikan siapa yang berbicara

(sumber) dan siapa pendengarnya. Interaksi antara sumber dan penerima sangat

terbatas, sehingga tanggapan balik juga terbatas. Hal ini disebabkan karena

waktu yang digunakan sangat terbatas, dan jumlah khalayak relative besar.

20
Sumber sering kali tidak dapat mengidentifikasikan satu per satu

pendengarannya.Pesan yang disampaikan dalam komunikasi publik tidak

berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.

Bentuk komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti

kuliah umum, khotbah, rapat akbar, pengarahan, ceramah, dan semacamnya.

d. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media

massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas,

siaran radio dan televisi yang ditunjukan kepada umum, dan film yang

dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Dalam bentuk komunikasi ini,

lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh sistem dimana pesan-

pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima, dan ditanggapi. Seorang

komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda

pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapanya untuk

memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa

merenggangkan kelompok lainya. Komunikasi massa menyiarkan informasi,

gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang

banyak dengan menggunakan media.Melakukan kegiatan komunikasi massa

jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpribadi.15

e. Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam

konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor diluar

orang-orang yang yang berkomunikasi, yang terdiri dari; pertama, aspek bersifat


15
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hal. 30.

21
fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan

tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang tersedia untuk

menyampaikan pesan; kedua, aspek psikologis, seperti; sikap, kecenderungan,

prasangka, dan emosi para peserta komunikasi; ketiga, aspek sosial, seperti;

norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya; dan keempat, aspek

waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi, siang, sore,

malam).16

Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan

konteksnya. Sebagaimana juga definisi komunikasi, konteks komunikasi

diuraikan secara berlainan. Istilah-istilah lain juga digunakan untuk merajuk pada

konteks ini. Selain istilah konteks (context) yang lazim, juga digunakan istilah

tingkat (level), bentuk (type), situasi (situation), keadaan (setting), arena, jenis

(kind), cara (mode), pertemuan (encounter), dan kategori. Menurut Verderber

misalnya, konteks komunikasi terdiri dari konteks fisik, konteks sosial, konteks

historis, konteks psikologis, dan konteks kultural.17

Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan

konteksnya atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi.

Maka dikenallah: komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi

antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi publik, komunikasi

organisasi, dan komunikasi massa. Salah satu pendekatan untuk membedakan

16
Hafidz Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2005),
hal. 16.
17
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), hal. 34.

22
konteks-konteks komunikasi adalah pendekatan situasional (Situational

Approach) yang dikemukakan G.R Miller.

1. Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah

komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya berpikir. Komunikasi ini

merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-

konteks lainnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci

dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi ini melekat pada

komunikasi dua orang tiga orang, dan seterusnya, karena sebelum

berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri

sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja

caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain

bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.

2. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah

komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang,

seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru murid, dan sebagainya.

Ciri-ciri komunikasi diadik adalah : pihak-pihak yang berkomunikasi berada

dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan

menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal ataupun

23
nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta 

komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan

tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons nonverbal mereka, seperti

sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat.

Meskipun setiap orang dalam komunikasi antarpribadi bebas mengubah topik

pembicaraan, kenyataannya komunikasi antarpribadi bisa saja didominasi oleh

suatu pihak. Misalnya, komunikasi suami istri didominasi oleh suami,

komunikasi dosen-mahasiswa oleh dosen, dan komunikasi atasan-bawahan

oleh atasan.

3. Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama,

yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling

kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dalam memandang mereka

sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi

punya peran berbeda. Kelompok ini  misalnya adalah keluarga, tetangga,

kawan-kawan terdekat; kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau

suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan

demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang

dilakukan kelompok kecil (small grupu communication), jadi bersifat tatap

muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih

bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi

kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena

24
itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi

kelompok.

4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara

seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa

dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,

ceramah, atau kuliah (umu). Tabligh akbar yang sering disampaikan

pendakwah kondang H.Zainuddin MZ atau Aa Gym adalah contoh komunikasi

publik yang paling kena. Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah

komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi

ini.

Komunikasi publik biasanya berlangsung secara formal dan lebih sulit

daripada komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok, karena

komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan

kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik pembicaraan

bahkan sering merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas pesan,

selain keahlian dan kejujuran pembicara. Tidak seperti komunikasi antarpibadi

yang melibatkan pihak-pihak yang sama-sama aktif, atau satu pihak

(pendengar) dalam komunikasi publik cenderung pasif. Umpan balik yang

mereka berikan terbatas, terutama umpan balik bersifat verbal. Umpan balik

nonverbal lebih jelas diberikan orang-orang yang duduk dijajaran depan,

karena merekalah yang paling jelas terlihat. Sesekali pembicara menerima

umpan balik bersifat serempak, seperti tertawa atau tepuk tangan.

25
Ciri-ciri komunikasi publik adalah; terjadi ditempat umum (publik),

misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah (masjid,gereja) atau tempat

lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan peristiwa sosial yang

biasanya telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal yang tidak

terstruktur; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan

fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya;

acara-acara lain mungkin direncanakan sebelum atau sesudah ceramah

disampaikan pembicara. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan

penerangan, menghibur, memberikan penghormatan, atau membujuk.

5. Komunikasi Organisasi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa komunikasi organisasi

(organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal

dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada

komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai

kelompok dari kelompok-kelompok. Komunikasi organisasi seringkali

melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya

juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut

struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi keatas, dan

komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada

struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk selentingan

dan gosip.

26
6. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau

orang yang dilembaga, yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang

tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat

umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media

elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada

lembaga (dalam bentuk saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi

didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya.

Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan

komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan

pesan yang disampaikan media massa ini.18

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri

dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam

organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam

organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat

resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara

sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara

individual.

18
Suprato, Tommy, Pengantar Teori dan Menjemen Komunikasi, (Yogyakarta: MedPress,
2009), hal. 53.

27
3. Teknik Komunikasi

Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar manusia terjalin

secara efektif. Pengertian teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk

melakukan sesuatu hal. Pengertian komunikasi adalah penyampaian informasi dari

komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka pengertian teknik

komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi

dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini

diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain

dan secara tepat menggunakannya.19

Beberapa teknik dalam komunikasi sebagai berikut:

a. Ucapan yang jelas dan idenya tidak ada makna ganda, utuh.
b. Berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belit
c. Memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan badan, pahami
pikiran lawan bicara.
d. Menyampaikan tidak berbelit-belit, tulus dan terbuka.
e. Sampaikan informasi dengan bahasa penerima informasi.
f. Menyampaikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima informasi
g. Sampaikan informasi dengan global dan tujuannya baru detailnya.
h. Berikan contoh nyata, lebih baik jadikan anda sebagai model langsung.
i. Sampaikan informasi dengah lembut, agar berkesan, membuat sadar dan
menimbulkan kecemasan yang mengcerahkan.
j. Kendalikan noise dan carilah umpan balik untuk meyakinkan informasi anda
diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh mengulanginya.20

Dengan adanya beberapa teknik komunikasi ini diharapkan hambatan-

hambatan dalam komunikasi dapat diminimalisasi. Bukan hanya komunikasi antar

19
Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal.
37
20
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, Citra Aditya
Bakti, 2003), hal. 10

28
individu saja yang membutuhkan teknik komunikasi, dalam berkomunikasi

dengan antar karyawan juga perlu teknik komunikasi tersendiri.21

Beberapa teknik komunikasi dalam situasi semi formal – formal :

a. Komunikasi Informatif (Informative Communication)

Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada

seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini

berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya

dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik

informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga,

pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta

komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media

bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek

atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.

b. Komunikasi Persuasif (Persuasif Communication)

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan

ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi

dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga

mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar

komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan

perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu

komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat


21
Nina W. Syam, Model-Model Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2003),
hal. 30

29
terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara

mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar

tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

c. Komunikasi Bersifat Perintah (Instruktive Communication)

Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah,

ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang

dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik

komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau

menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu

interest atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik,

perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk

menyerang lawan. Teknik ini bisa digunakan oleh atasan terhadap bawahannya

yang menuntut adanya kedisiplinan kerja karyawannya.

d. Hubungan Manusia (Human Relation)

Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation.

Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia,

namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi

saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta

unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam.

Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan

hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan

mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya

30
digunakan beberapa teknik pendekatan, yaitu pendekatan emosional (emosional

approach) dan pendekatan sosial budaya (sosio-cultur approach).22

1. Pendekatan Emosional

Dalam hubungan ini komunikator mempertaruhkan kepercayaan

komunikan terhadap fakta pesan yang disampaikan, teknik ini berujung pay off

atau reward, yaitu bujukan atau rayuan dengan cara komunikan dengan hal yang

menguntungkan atau menjanjikan harapan. Pada umumnya,emotional approach

ini menggunakan konseling sebagai senjata yang ampuh, baik secara langsung

maupun tidak langsung, hal ini bertujuan agar pesan bisa secara langsung

menyentuh perasaan komunikan.

2. Pendekatan Sosial Budaya

Salah satu tujuan komunikasi adalah tersampaikannya pesan dari

komunikator kepada komunikan, maka dianjurkan bagi komunikator terlebih

dahulu memahami perilaku sosial serta budaya masyarakat setempat yang akan

menjadi komunikan. hal ini bertujuan agar komunikan, lebih memahami serta

tidak merasa tersinggung oleh pesan yang disampaikan oleh komunikator, selain

hal tersebut masyarakat yang menjadi komunikan tidak dapat terlepas dari

budaya.23

C. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa

pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa konsep pemasaran sebagai berikut :


22
Rosmawaty, Mengenal Ilmu Komunikasi, (Bandung: Widya Padjadjaran, 2010), hal. 41
23
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 26

31
1. Konsep Produksi

Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang

tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada

produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi

produk tinggi yang didistribusi dengan luas. Disini tugas manajeman adalah

memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan

menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.

2. Konsep Produk

Konsep ini mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang

menawarkan mutu, performasi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajeman

disini adalah membuat membuat produk berkualitas karena konsumen

dianggap menyuaki produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri -

ciri terbaik.

3. Konsep Penjualan

Konsep ini berpendapat bahwa konsumen dibiarkan begitu saja maka

organisasi harus berupaya melaksanakan penjualan dan promosi yang agresif.

4. Konsep Pemasaran

Konsep ini mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri

dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan

kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para

pesaing.

5. Konsep Pemasaran Sosial

Konsep ini berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan

32
kebutuhan, keinginan dan kepentingan pesar sasaran serta memberikan

kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dari

pada para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan

konsumen dan masyarakat.

6. Konsep Pemasaran Global

Pada konsep global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor-

faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen

strategis yang mantap. Tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi

keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.Pemasaran tidak

hanya mengenai penjualan atau peningkatan volume penjualan, tetapi lebih

jauh dari itu, adalah menyampaikan nilai kepada konsumen, sehingga

diharapkan konsumen akan mengembalikan dalam bentuk nilai yang lain.

Melayani pelanggan dengan memberikan manfaat dasar dari produk yang

dihasilkan dengan tujuan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan

menjadi lebih penting, karena pada saat pelanggan merasa terpuaskan maka

visi, misi dan tujuan perusahaan akan tercapai.24

D. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran (marketing Communication) adalah usaha yang

dilakukan untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau

menyampaikan kepada publik (konsumen) mengenai keberadaan produk maupun

jasa yang dijual dan beredar di pasar agar dikenal, dibeli kemudian menjadi

pelanggan.Komunikasi pemasaran memegang peranan sangat penting bagi

pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan


24
Philip Kotler, ManajemenPemasaran, Jilid I dan II, (Jakarta. PT. Indeks, 2006), hal. 19.

33
tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Penentuan siapa saja yang

menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi.

Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif

dan efisien.

Perusahaan menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk

mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial.

Kegiatan pemasaran yang melibatkan aktivitas komunikasi meliputi iklan, tenaga

penjualan, papan nama toko, display di tempat pembelian, kemasan produk,

direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi

lainnya.25

Berikut ini beberapa definisi dan pengertian komunikasi pemasaran dari

para ahli sebagai berikut :

1. Menurut Kennedy dan Soemanagara, komunikasi pemasaran adalah kegiatan

pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan

untuk memberikan informasi kepada khalayak agar tujuan perusahaan tercapai,

yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian

produk yang ditawarkan.

2. Menurut Tjiptono, komunikasi pemasaran merupakan aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan.

25
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran., (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hal. 268.

34
3. Menurut Kotler dan Amstrong, komunikasi pemasaran perusahaan merupakan

paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan

personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk

mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun

hubungan pelanggan.

4. Menurut Kotler dan Keller, komunikasi pemasaran adalah sarana yang

digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan

mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang

produk dan merek yang mereka jual.26

E. Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk

mencapai suatu tujuan. Banyak perusahaan masih sangat mengandalkan satu atau

dua alat komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasinya. Praktik ini terus

berlangsung, meski sekarang ini terjadi disintegrasi dari pasar massal ke banyak

pasar kecil, masing-masing memerlukan pendekatan komunikasi tersendiri,

berkembangannya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen.

Alat komunikasi, pesan, dan audiens yang sangat lebih modern.Para pemasar

berkomunikasi dengan perantara, konsumen, dan berbagai kelompok masyarakat.

Kemudian perantara berkomunikasi kepada konsumennya dan masyarakat.

Konsumen melakukan lisan dengan konsumen lain dan dengan kelompok

masyarakat lain.

26
Shimp, Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu,
(Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 20.

35
Sementara itu, setiap kelompok memberikan umpan balik kepada setiap

kelompok-kelompok yang lain.Proses implementasi komunikasi pemasaran

adalah sebagai berikut :

1. Sumber (source), yaitu pesan yang menentukan tujuan komunikasi dan

menetapkan sasaran komunikasi. Pemasar membuat tujuan kampanye iklan dan

promosi dengan mengarahkan kampanye itu pada segment sasaran tertentu.

2. Proses Enconding, yaitu penyandian tujuan menjadi sebuah pesan. Agensi

iklan merancang pesan yang disandikan dalam bentuk iklan. Pesan disandikan

wiraniaga dalam bentuk presentasi penjualan.

3. Pengiriman (Tranmission), yaitu pengiriman pesan melalui media agar dapat

menjangkau audiens sasaran. Penyebaran komunikasi pemasaran bisa lewat

media massa, komunikasi getok tular dari wiraniaga, atau selebaran direct-mail

yang dikirimkan pada sasaran.

4. Proses Decoding oleh penerima agar pesan dapat dipahami dua pertanyaan

utama adalah apakah konsumen menafsirkan pesan seperti yang di inginkan

pengiklan, dan apakah pesan berdampak positif pada sikap dan perilaku

konsumen.

5. Umpan balik (feedback) atas efektivitas komunikasi pemasaran kepada

sumber.27

F. Teori Sikap (Standpoint Theory)

27
Sulaksana, Integrated Marketing Communications, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal.
45.

36
Teori sikap (standpoint theory-ST) memberikan kerangka untuk

memahami sistem kekuasaan. Teori kerangka ini dibangun atas dasar pengetahuan

yang dihasilkan dari kehidupan sehari-hari orang-orang yang mengakui bahwa

individu-individu adalah konsumen aktif dari realitas mereka sendiri dan bahwa

perspektif individu-individu itu sendiri merupakan sumber informasi yang paling

penting mengenal pengalaman mereka.Teori ini mengklaim bahwa pengalaman,

pengetahuan, dan perilaku komunikasi orang dibentuk sebagian besarnya oleh

kelompok sosial dimana mereka tergabung.

a. Dasar Sejarah Teori Sikap (StandPoint Theory)

Dimulai tahun 1807, ketika seorang filsuf Jerman Georg Wilhelm

Friedrich Hegel membahas bagaimana hubungan tuan-budak membentuk

perbedaan sikap para partisipan dalam hubungan tersebut.Hegel menulis bahwa

walaupun mereka hidup di dalam masyarakat biasa, pengetahuan mereka

mengenai masyarakat tersebut sangat berbeda.

Nancy Hartsock menggunakan ide Hegel dan teori Marxis untuk memulai

mengadaptasikan teori sikap untuk mempelajari hubungan antara wanita dan

pria.Minat Hartsock adalah untuk membuat wanita hadir dalam teori Marx dan

dengan demikian dia menghasilkan teori Marx-feminis.Ia berfokus pada klaim

Marx bahwa “visi yang benar dari masyarakat kelas yang tersedia hanya satu dari

dua posisi kelas utama yang ada didalam masyarakat kapitalis”.

Berdasarkan pernyataan ini, Hartsock mengamati, Marx mengembangkan

suatu kritik yang kuat terhadap struktur kelas.Hartsock menyatakan bahwa kritik

Marx terhadap hubungan kelas paling membantu bagi para feminis dibandingkan

37
kritiknya terhadap kapitalisme.Hartsock menerapkan konsep Hegel dan pemikiran

Marx.Ini merupakan bentuk adaptasi dari ST yang umum, dan karenanya

kebanyakan orang terkadang menyebut teori sikap sebagai teori sikap feminis

(Feminist Standpoint Theory), sebagaimana disebut oleh Nancy Hartsock pada

tahun 1983.

Feminisme (Feminism) adalah focus pada posisi social wanita dan

keinginan untuk mengakhiri dominasi berdasarkan jenis kelamin atau gender.

Dalam banyak hal teori sikap menyatakan dan membentuk kritik terhadap teori

mainstream dan pedekatan terhadap penelitian lainnya.

b. Asumsi Teori Sikap

Janet Saltzman Chafetz mengatakan bahwa :

a. Jenis kelamin atau gender merupakan focus utama teori ini.

b. Hubungan jenis kelamin atau gender dipandang sebagai suatu yang problematis

c. Teori ini berusaha untuk memahami bagaimana jenis kelamin atau gender

dipandang sebagai suatu yang dapat diubah

d. Teori feminis dapat digunakan untuk menantang status quo ketika status quo

ini meredahkan atau melecehkan wanita.

Sedangkan Hartsock mengemukakan :

a. Mengungkapkan pemikiran bahwa lokasi individu dalam struktur kelas

membentuk dan membatasi pemahaman mereka akan hubungan social.

b. Feminis teori sikap berasumsi bahwa semua sikap bersifat parsial, tetapi sifat

dari kelompok yang berkuasa dapat merugikan mereka yang berada pada

kelompok bawah.

38
c. Menyatakan bahwa kelompok yang berkuasa menyusun kehidupan sedemikian

sehingga untuk menyingkirkan beberapa pilihan dari kelompok bawah.

d. Bahwa kelompok bawaahan harus berjuang bagi visi mereka mengenai

kehidupan sosial.

e. Perjuangan ini menghasilkan visi yang jelas dan akurat bagi kelompok bawah

dibandingkan dengan kelompok yang berkuasa.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Bener Meriah  adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia.

Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah dan saat ini

terdiri atas sepuluh kecamatan. Kabupaten Bener Meriah yang beribukota

di Simpang Tiga Redelong memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10 Kecamatan

dan 233 desa. Penduduk terbesar di wilayah ini adalah suku Gayo, suku Aceh,

dan suku Jawa.

Komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Bener Meriah adalah sektor

perkebunan, terutama tanaman kopi. Jumlah produksi tahun 2016 adalah sebanyak

1.139.800,70 ton, dengan luas tanam 42.664,84 Ha. Perkebunan tanaman kopi

tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan luas tanam berkisar antara 1.500

hingga 9.600 hektar. Kecamatan yang paling luas tanaman kopinya adalah

Kecamatan Permata 9.638,48 Ha dengan jumlah produksi 62.578,12 kuintal. Pintu

Rime Gayo 8.585,85 Ha dengan jumlah produksi 43.783,45 kuintal diikuti

Timang Gajah 5.019,26 Ha dengan jumlah produksi 356.775,50 kuintal. Namun

bila dilihat berdasarkan besarnya jumlah produksi, maka Kecamatan Timang

Gajah merupakan penghasil kopi terbesar, diikuti oleh Kecamatan Wih Pesam

dengan luas tanam 3.929,30 Ha produksi sebesar 302.221,40 kuintal. Kecamatan

Syiah Utama dengan luas tanam hanya 92,73 Ha menghasilkan produksi

253.735,20 kuintal.

Nama Gayo itu sendiri adalah salah satu nama suku di Provinsi Aceh.

Daerah ini merupakan di daerah penghasil utama kopi arabika di Provinsi Aceh.

Nama daerahnya dikenal dengan sebutan Dataran Tinggi Gayo (DTG). Salah satu

40
kelebihan kopi Gayo yang berada di Kabupaten Bener Meriah adalah adanya kopi

yang dibudidayakan di lereng Gunung Burni Telong, Kabupaten Bener Meriah.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Secara teoretis, jenis penelitian deskriptif yang dilakukan dengan

menggunakan metode kualitatif dengan tehnik ada 3 (tiga) yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi.28 Namun, penulis lebih fokus kepada penelitian

lapangan. Hal ini juga berhubungan dengan data dilapangan.

Dari topik penelitian tentangkomunikasi Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah pada pemasaran kopi gayo. Penulis memakai metode kualitatif, yakni

penelitan yang tidak menggunakan angka dalam pengumpulan data dan dalam

memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Penulis memilih metode kualitatif berdasarkan pertimbangan bahwa

penelitian ini lebih menekankan pada segi makna dari pada angka-angka. Fokus

penelitian ini untuk menganalisis tentang strategi komunikasi Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data utama yang berupa tindakan-tindakan sosial dan kata-

kata dari pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. Data primer dalam

penelitian ini adalah hasil wawancara peneliti yang berhubungan langsung

28
Iskandar, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi, (Lhokseumawe: STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe, 2012), hal. 31

41
tentang strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam

pemasaran kopi Gayo.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari bahan perpustakaan yang berupa

buku, karya ilmiah, jurnal, serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan

maksud peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, dan

bahan tertulis lainnya yang menjadi data dalam penelitian tentang strategi

komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian, yaitu orang yang akan diwawancarai untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, informan dalam

penelitian sebanyak 10 orang meliputi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

sebanyak 4 orang, Dinas Perdagangan Kabupaten Bener Meriah sebanyak 3 orang

dan Kelompok Tani Kabupaten Bener Meriah sebanyak 3 orang. Objek penelitian

adalah sasaran penelitian, secara konkret telah tergambarkan dalam rumusan

penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti.29

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu metode

pengumpulan datanya dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan

dokumentasi.

1. Observasi

29
Ibid, hal. 22

42
Observasi, dapat diartikan sebagai pengamatan langsung terhadap fenomena-

fenomena yang sedang diselidiki.30 Observasi dalam penelitian ini dilakukan

untuk memperoleh informasi tentang strategi komunikasi Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran kopi Gayo, untuk mendapatkan

data-data yang jelas perlu pengamatan dan memperlihatkan kegiatan yang

dilakukan dilokasi penelitian. Kemudian, penulis bukukan dalam bentuk

catatan kegiatan yang ada di lokasi tersebut.

2. Wawancara

Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya, wawancara ini digunakan bila

ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah

responden sedikit.31

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang sudah didokumentasikan.

Dengan teknik komunikasi ini peneliti mengumpulkan data dari dokumen-

dokumen yang ada ditempat penelitian yaitu meliputi jadwal kegiatan, stuktur

organisasi, dan dokumen lainnya. Pada teknik dokumentasi, penulis

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan maksud peneliti tentang

strategi komunikasi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam pemasaran

kopi Gayo.

F. Teknik Pengolah dan Analisis Data

30
Adi Sukadana, Metode Observasi, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992, hal. 107
31
Ridwan, Skla Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, (Bandung: Rineka Cipta,
2002), hal. 29

43
Setelah keseluruhan data telah dikumpulkan, langkah berikutnya adalah

melakukan teknik analisis data, teknik analisis data merupakan suatu yang sangat

penting dalam proses pengumpulan data dari awal sampai akhir penelitian,

sehingga dapat ditemukan yang akurat atau seperti yang diinginkan oleh penulis.

Data diolah dan dianalisa secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada

usaha menemukan data hasil wawancara semua narasumber dan observasi

langsung di lapangan oleh penelitian yang bertujuan untuk menjawab masalah

penelitian.

1. Mengklarifikasikan data-data yang peneliti dapat di lapangan

2. Data yang telah dikumpulkan disajikan terlebih dahulu sebelum menarik

kesimpulan.

3. Menarik kesimpulan dari data yang sudah terkumpul dan yang telah

disajikan akan dipahami dengan mendalami untuk menarik kesimpulan.32

32
Ibid, hal. 24

44

Anda mungkin juga menyukai