PENDAHULUAN
Budidaya tanaman kopi di Aceh berkembang begitu pesat dan begitu juga
di dataran Tinggi Gayo kopi arabika di Tanah Gayo sebagaimana daerah lain
tanaman kopi sangat sesuai dengan ketinggian tanah di Gayo. Bagi masyarakat
Gayo kopi dapat dikatakan sebagai sumber utama bagi kehidupan. Mayoritas
petani dikabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menanam kopi, baik yang
dikerjakan secara tradisional maupun modern. Semua keluarga dalam tradisi dan
budaya Gayo memiliki peran dalam proses produksi kopi, mulai dari membuka
Gayo Menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di Indonesia yaitu kopi
arabica dan robusta. Produksi kopi yang di hasilkan sudah menempati posisi yang
khusus pada masyarakat Gayo sendiri hingga sampai saat ini kopi Gayo diakui
dataran tinggi gayo. Kopi arabika adalah produk berkualitas yang banyak diekspor
ke luar negeri seperti Amerika, eropa, Jepang,dan Australia. Hal ini karena kopi
jenis ini memiliki biji yang besar dan rasa asam yang khas yang berbeda dengan
kopi robusta. selain itu kopi arabika memiliki kadar caffein yang lebih rendah dari
kopi robusta.
1
itu jenis kopi ini memiliki rasa yang berbeda dengan kopi arabika, kopi ini
memiliki rasa yang sedikit pahit. Bentuk inilah yang membuat kopi robusta lebih
banyak di konsumsi atau digemari masyarakat lokal dan jarang menjadi sebuah
komoditas ekspor.
oleh pedagang dan eksportir, selain itu sebagai cadangan bila terjadi gagal panen.
Indonesia pada situasi dan kondisi pasar kopi dunia. (Yahmadi, 2005).
kopi Gayo mencakup lebih dari 90% dari total produksi kopi di Provinsi Aceh.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI 2008) menyatakan bahwa
yaitu Aceh Tengah 46.000 ha, Bener Meriah 37.000 ha, dan Gayo Lues 4.000 ha.
Produksi kopi di Kabupaten Gayo Lues baru mencapai 540 kg/ha dengan
luas tanam sekitar 3.938 ha (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gayo Lues, 2011).
Sedangkan di Aceh Tengah dan Bener Meriah produksi kopi berkisar antara 700 -
800 kg/ha dengan luas tanam sekitar 48.000 ha (Aceh Tengah) (Dinas Perkebunan
dan Kehutanan Aceh Tengah, 2011) dan 39.533 ha (Bener Meriah) (Dinas
Tabel 1.2. Luas Areal, Produksi Komoditi Kopi Arabika dan Jumlah
Perkebunan Rakyat Pada Tahun 2015.
Luas Total Jumlah
No Kab/Kota Produksi(Ton)
(Ha) Petani
1 Aceh tengah 48.000 25.187 33.474
2 Bener Meriah 39.679 14.286 27.628
Aceh 87.679 39.473 61.102
Sumber: Dinas Kehutanaan dan Perkebunan Provinsi Aceh - 2015
Bagi masyarakat Gayo yang lebih dominan yang ditanam adalah kopi
arabika. Namun bukan berarti kopi robusta menjadi komoditas yang terasing
karena jarang dilirik pasar dunia. Hal ini terlihat dari diliriknya kopi jenis ini bagi
khas.
sebagai gaya orang gayo dalam menikmati kopi. Alhasil ketika berbicara
menikmati kopi maka akan berbicara menikmati kopi robusta, sedangkan ketika
berbicara komoditas ekspor maka akan berbicara kopi arabika yang berkualitas
tinggi.
3
Gayo. Pada dasarnya, banyak hal yang terjadi terkait perkembangan kopi Arabika
Gayo yang puncaknya terjadi di tahun 2012, Harga kopi dan hasil yang cukup
baik 2011 dan 2012 memberi dampak yang sangat hebat terhadap pertumbuhan
ekonomi di dataran tinggi Gayo. Salah satu contoh efeknya adalah peningkatan
daya beli petani terhadap kenderaan bermotor, roda dua misalnya. Sempat
mengalami antrian disalah satu dealer di Takengon. Kondisi pasar kopi dunia
usaha roasting.Tumbuhnya kopi shop atau kopi retail yang saat ini sudah
berjamur dan berjumlah sedikitnya 12 kedai atau toko dengan merek Kopi Gayo
yang meyakinkan kita bahwa kopi Gayo memang sedang tumbuh dan
bermetamorfosis menuju Kopi Gayo yang lebih mantap. Disini terjadi perubahan
tentang cara menikmati kopi dimana kopi arabika mulai dilirik sebagai kopi yang
juga dinikmati, tidak sekedar sebuah komoditas ekspor. Disinilah peneliti merasa
dari selera masyarakat Gayo terhadap kopi hasil bentukan mereka. Bertolak dari
pandangan tersebut sehingga Gayo kini dapat dikatakan sebagai daerah dengan
struktur dan kultur kopi yang kuat yang ini di buktikan dengan berbagai pameran
yang diikuti oleh koperasi tani di Indonesia coffe festival 2012 dan 2013 di
Merupakan sebuah kebanggan, kopi Gayo sudah menjadi sebuah komoditas yang
pengetahuan berkembang.
langsung akan mempengaruhi persepsi masyarakat tentang kopi gayo. Hal ini
tentu akan menimbulkan sebuah perubahan yang merujuk pada perubahan fungsi
penelitian untuk mengetahui sejauh mana perubahan fungsi kopi bagi masyarakat
1.2.Perumusan Masalah
Setiap peneliitian memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah
penelitian. Hal ini sebagai dasar yang menjadikan sebuah penelitian tersebut layak
pandang.
sosial, budaya. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat guna menelusuri isu
mengenai asal-mula selera atas secangkir kopi yang diminum hari ini. Selera
merupakan hasil endapan antara proses pemaknaan atas kopi yang berujung pada
Meriah.
• Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana di
Penelitian sosial terkait tentang kopi telah banyak ditulis oleh ilmuwan.
Hal ini menyebabkan penelitian tentang kopi bukan sesuatu yang baru.untuk itu
fenomena warung kopi yang hidup di berbagai lapisan masyarakat. Hal ini tentu
saja menarik ketika melihat komoditas kopi menjadi barang yang berharga dan
saat ini warung kopi sudah mengalami pergeseran makna, dimana mengunjungi
warung kopi bukan hanya sebagai tempat sebagian orang melakukan aktivitas
konsumsi akan tetapi mengunjugi warung kopi juga sudah menjadi salah satu
perubahan fisik juga tampak pada berdirinya kedai-warung kopi yang bernuansa
mengunjungi warung kopi. Karena warung kopi ini memberikan berbagai fasilitas
baik dari segi menu maupun sarana prasarana yang berbeda dengan warung kopi
pada umumnya. Dan perbedaan yang paling menonjol adalah dari segi harga
minuman kopi yang jauh lebih mahal dibanding menu kopi di warung kopi biasa.
Kehadiran coffee shop menawarkan aktivitas ngopi yang berbeda dengan kedai-
Melihat kejadian yang ada di warung kopi kini muncul menjadi sebuah
identitas yang melekat bagi para penikmatnya, tidak hanya tingkat kenikmatan
semata, gaya hidup dan gaya yang khas tetapi kini fungsinya semakin
warung kopi juga menjadi hiburan yang tak tergantikan dari kehidupan
masyarakat. Warung kopi dijadikan sebagai wadah atau tempat yang nyaman
beragam orang, suku, agama, lembaga, status sosial dan bahkan identitas yang
multikultur.
Pandangan yang lebih luas, warung kopi juga bagian dari subkultur yang
mempertemukan berbagai budaya dan identitas baru. Tetapi ngopi juga bukan
luang dan tempat untuk istirahat dari kepenatan ”. Namun perkembangannya kini
warung kopi menjadi sebuah tempat yang penting untuk menghabiskan waktu
luang maupun waktu beraktifitas sehari - hari . Dari berbagai suku yang berbeda
warung kopi memiliki peran yang benar-benar memberikan ruang untuk berkreasi,
dalam beberapa hal, warung kopi juga didirikan dengan latar belakang yang
berbeda, Lebih jauh lagi, aktifitas warung kopi ini, membentuk kultur dan
kebiasaan baru dalam berbagai sektor kehidupan, misalnya ekonomi dan sosial.
Bagi sebagian pecinta kopi, menikmati secangkir kopi mungkin hal yang
biasa dilakukan di waktu senggang dan bisa dilakukan dimana saja. Namun bagi
manis dan pahit, tetapi bagaimana muatan yang menyertai aktifitas itulah yang
secangkir kopi dengan menjalankan aktifitas dengan relasi bisnisnya. Begitu juga
warung kopi yang diselingi dengan diskusi kecil. Dan orang tua sekalipun
menjadikan warung kopi salah satu daya tarik yang tidak lepas dari kehidupan
sehari – hari bahkan warung kopi menjadi rumah kedua bagi mereka
mulai dari buruh bangunan hingga para pejabat. Tidak ada sekat dalam hal siapa
peminat kopi. Ini membuktikan bahwa warung kopi mempunyai potensi kultural
yang dapat menggiring masyarakat ke arah pembauran sosial. Ini tidak lepas dari
salah satu manfaat warung kopi yaitu sebagai tempat menemukan ide dan
gagasan. Bahkan, bagi para penikmat kopi, warung kopi adalah sumber informasi
dan inspirasi.
diantara penikmat kopi. Ruang bebas dimana obrolan yang terjadi bisa menjadi
begitu cair. Hal ini terlihat ketika satu dua orang bercengkrama satu sama lain
permasalah bola, namun dapat begitu cairnya ketika dibawa obrolan hingga ke
Penelitian tentang perubahan fungsi kopi Gayo ini memberikan sebuah pemaparan
tentang adanya sebuah pembaharuan fungsi kopi Gayo yang awalnya hanya
dipandang sebagai komoditas tanaman, kini kopi Gayo mampu hidup menjadi
sebuah Identitas.
lambat dan ada perubahan yang berjalan dengan cepat. Perubahan dapat mengenai
dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu. Namun, sekarang perubahan-
yang menghadapinya
mengalami perubahan itu, akan tetapi perubahan antara masyarakat yang satu
tidak dapat diterangkan oleh dan berpegang pada faktor yang tunggal. Pendapat
10
bahwa perubahan itu hanya disebabkan oleh suatu macam rangkaian faktor saja.
(1993;338) perubahan sosial adalah normal dan berkelanjutan tetapi menurut arah
yang berbeda dan tingkat kehidupan sosial dengan berbagai tingkat kecepetan.
sosial, karena keseluruhan aspek kehidupan sosial terus menerus berubah dengan
cepat.
manusia dan perubahan, dalam lembaga ini akan mempengaruhi segi- segi
11
masyarakat Gayo.
kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat dimana unsur itu terdapat. Dengan kata
setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan,setiap kepercayaan dan sikap
meneliti fungsi dari suatu sistem. Hal ini karena keutuhan kerja masyarakat/
Malinowski, peranan yang dimainkan oleh fakta tersebut dapat menjaga sistem
bahwa semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu
12
setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam
bersangkutan.
kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para
kebutuhan jenis kedua (derived needs), kebutuhan sekunder yang harus juga
yang membentuk satu pola ketika berinteraksi satu sama lain. Pola ini menjadikan
sistem ini berbeda dengan lingkungannya. Bagian-bagian sistem ini terkait secara
manusia dan pranata sosial dalam masyarakat. Dalam konteks perubahan fungsi
kopi gayo, fungsi sosial ini terlihat dari bagaimana pengetahuan dan cara
13
gayo.
Teori perubahan berguna untuk melihat tentang aspek atau hal yang berubah dari
kajian dan fungsi yang melihat tentang sistem ataupun tatanan yang berlaku.
Sedangkan perubahan fungsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah
tatanan ataupun sistem yang ada dari kopi gayo. Sistem yang dilihat berubah
dalam penelitian ini tentang perubahan fungsi terkait mengkonsumsi kopi dan
Pola konsumsi dan penyajian kopi sesuai dengan yang dikatakan Yasraf
amir piliang (dalam Subandy, 1997) tidak lagi sekedar bersifat fungsional, yaitu
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kini, lebih dari itu, konsumsi bersifat
14
Kopi Gayo
Fungsi Sosial
(Gaya Hidup)
konsumsi kopi
Penyajian kopi
pekerjaan yang mendripsikan suatu kebudayaan tujuan utama aktifitas ini adalah
dalam buku Clifford (1992) tentang “Writing New Culture” mencoba menuliskan
15
menjadi fokus kajian kritis. Sehingga tidak sekedar sebuah deskripsi tentang
komunitas sosial tertentu. Yang lebih menarik sejatinya metode ini merupakan
akar dari lahirnya ilmu antropologi yang kental dengan kajian masyarakatnya itu.
budaya sebagai yang diamati dalam etnografi. Selain itu juga sebagai proses
Spardley tidak lagi menganggap etnografi sebagai metode untuk meneliti Other
culture (masyarakat kecil) yang terisolasi, namun juga masyarakat kita sendiri,
bahasa, baik dalam melakukan proses penelitian maupun saat menuliskan hasilnya
dapat digunakan secara luas pada ranah ilmu yang lain. Penulis meletakkan
pemikiran Spradley ini di bagian awal dengan maksud agar kita memperoleh
pemahaman awal mengenai metode etnografi yang masih murni, umum, yang
pendekatan. Etnografi tidak dilihat sebagai alat untuk mengumpulkan data tetapi
sebuah cara untuk mendekati data dalam meneliti fenomena komunikasi. Menurut
Hammersley dan Atkinson (1983: 2 dalam Jansen and jankowski, 1991: 153),
hidup manusia. Oleh Greetz disebut sebagai “informal logic of actual life”.
secara detail dari pengalaman kongkrit dengan latar budaya dan aturan sosial
tertentu, pola-pola yang ada di dalamnya bukan berpatokan pada hukum yang
secara langsung tingkah laku yang rutin dari seluruh karakteristik individu yang
hati, tidak gegabah, perlu juga memberikan perlakuan spesial terhadap hasil
Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena di Desa ini hampir 90%
penduduknya bekerja sebagai petani kopi dan penikmat kopi di tambah lagi
perkebunan kopi masyarakat daerah ini sangat luas, Panen kopinya juga sangat
bagus dan bermutu hingga terkenal sampai ke Manca Negara. Selain itu tempat ini
menjadi salah satu daerah yang menjadi pusat perhatian karena setiap tahunnya
hasil dari panen kopi semakin meningkat. Penikmat kopi juga semakin banyak,
18
kopi tradisional menjadi modern secara otomatis akan berdampak pada perubahan
kopi, dan harga yang di tawarkan beragam. Selain itu hal ini akan berdampak
sesuai dengan realitas yang ada. Tekhnik ini juga berguna sebagai bentuk
implementasi teori dan metode yang telah dipaparkan sebelumnya. Teori dan
metode yang digunakan akan menjadi jelas dan sesuai dengan penjelasan dari
yang dikaji menjadi sebuah keharusan. Untuk tahap awal pemahaman konstruksi
masing-masing pihak akan bisa digali seobjektif mungkin tentu dengan bantuan
ragam contoh yang bisa dilihat dari aktivitas sosial yang ada.
19
perubahan fungsi kopi Gayo yang dilakukan di Desa Blang Tampu Kecamatan
Bukit Kabupaten Bener Meriah. Selain itu wawancara dengan berbagai pakar kopi
seperti Gayo Cuppers Team, barista, hingga anggota forum kopi Indonesia juga
dilakukan, namun demikan fokus utama jelas ada pada berbagai informan dari
berbagai latar yang merupakan masyarakat Gayo seperti koperasi kopi, pedagang
kopi, pegawai negeri, petani,dan beberapa informan yang dirasa penting untuk
perempuan Gayo dan generasi muda. Diharapkan dari ragam informan akan
terungkap pengalaman khas yang dapat menghasilkan data yang objektif. Baik
dari sisi intern maupun pandangan para ahli dalam menganalisis permasalahan ini.
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan
20
yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang diselidiki. Dalam
fungsi sosial kopi Gayo.Untuk itu peneliti melakukan observasi dibanyak tempat
kesulitan sewaktu meminta data penduduk dan profil desa Blang Tampu dalam
waktu yang bersamaan peneliti mendatangi rumah keuchik (kepala Desa) yang
rumahnya tidak jauh dari lokasi tempat tinggal peneliti, setelah peneliti sampai di
rumah keuchik (Kepala Desa) melapor dan memberikan surat izin penelitian
akhirnya di berikan izin untuk meneliti di desa Blang Tampu, kemudian peneliti
datang ke rumah sekdes untuk meminta data penduduk Desa dan profil Desa,
ternyata data profil desa yang ada sama sekdes semua hilang dengan alasan
komputer rusak. Sehingga peneliti di suruh untuk menunggu selama dua minggu
Dan akhirnya data yang di mintapun ada walaupun data yang di berikan
tidak begitu lengkap sehingga peneliti mencari orang yang dituakan di desa Blang
Tampu yaitu Awan Abddullah ( kakek) kebetulan rumah awan Abdullah tidak
begitu jauh dari tempat tinggal peneliti, akan tetapi kendala lainnya awan(kakek)
21
berkebun, sehingga beberapa kali peneliti mendatangi rumahnya pada siang hari
tidak ada ditempat, awan (kakek) berada dirumah hanya pada malam hari saja.
sejarah Desa Blang Tampu dan akhir Awan menjawab semua pertanyaan
walaupun tidak begitu sempurna tapi inti dari permasalahan terkait sejarah Desa
Blang Tampu sudah didapat. Kendala lainnya adalah ketika mencari informan,
peneliti sedikit kesulitan dalam mencari ,sebab peneliti terkendala dengan bahasa
yang digunakan terkadang mereka mecampurkan dua bahasa yaitu Gayo dan
Bahasa indonesia, jadi ketika beberapa kali peneliti melakukan wawancara selalu
mengambil keputusan untuk membawa saudara yang kebetulan adalah asli orang
Gayo. Hal ini dapat membantu peneliti dalam berinteraksi. Kemudahan yang
didapat oleh peneliti adalah tidak begitu sulit untuk mencari informan yang dapat
memberikan informasi dalam kegiatan penelitian. Hal ini karna peneliti berasal
dari suku Gayo, sehingga mereka begitu bersemangat untuk membantu peneliti.
tradisional, ketika peneliti akan berjalan mencari warung kopi terdekat dengan
tujuan melakukan penelitian di warung kopi tidak jauh dari tempat tinggal
peneliti, terdapat warung kopi biasa masyarakat desa menyebut warung tesebut
dengan “warung kopi kita” warung kopi ini sudah berjalan sekitar 10 tahun dan
penikmat kopi yang sudah berlangganan di warung kopi tersebut sudah banyak,
22
warung kopi tersebut, warung kopi ini tidak lah begitu besar ukuran 5x5meter
hanya cukup menaruh 2 steling, 4 meja, 8 kursi panjang. Warung ini hampir setiap
warung kopi tersebut, inilah mengapa peneliti tertarik mengunjungi “warung kopi
kita” pada saat peneliti pertama kali datang di warung kopi tersebut peneliti hanya
konsumen dan dengan berbagai macam pembahasan yang cukup menarik, seperti
pembahasan mengenai politik yang di indonesia dan kepemimpinan yang ada saat
ini, ada juga yang berbicara mengenai pengalaman hidupnya, ada juga yang
perbincangkan di warung kopi ini,warung kopi ini sudah seperti saksi bisu
semangat terkadang ada yang sampai memukul meja, berdiri, dan mengeluarkan
suara keras.
23
menanyakan apa saja yang dijual di warung kopi ini dan ternyata di warung kopi
ini hanya menjual kopi tubruk dan selingan makanan lain seperti roti dan goreng-
gorengan tidak banyak yang di jual diwarung ini karena yang berjualan adalah
laki-laki jadi menjual yang simple- simple saja. Penghasilan yang didapat dari
penjualan kopi ini lumayan menguntungkan biasanya dalan sehari pemilik warung
kopi kita bisa mendapatkan keutungan 200 ribu per hari nya. Dalam penelitian ini
peneliti tidak begitu kesulitan hanya saja peneliti sedikit bingung dengan bahasa-
bahasa yang mereka gunakan hanya sedikit-sedikit saja pokok pembicaraan yang
24