Adira Adrining Ayu Akx16002 (2020) - 1-57
Adira Adrining Ayu Akx16002 (2020) - 1-57
Oleh
AKX.16.002
Latar Belakang: Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ERSD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain). Tanda dan gejala muncul ketika laju filtrasi kurang
dari 15% seperti nokturia, oliguria, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, anemia, pruritis,
hipertensi, sesak napas, edema, dan kehilangan kesadaran. Dari gejala-gejala tersebut, muncul
masalah keperawatan, masalah yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah kelebihan volume
cairan. Metode: desain yang digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang mengeksplorasi
masalah dengan batasan terperinci. Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi
masalah asuhan keperawatan untuk klien yang mengalami Penyakit Ginjal Kronis dengan
kelebihan cairan. Data yang telah dikumpulkan adalah intervensi yang telah dilakukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan klien, terutama kelebihan volume cairan. Hasil: kelebihan
volume cairan pada kasus pertama masalah dapat diatasi pada hari ke 3 karena sudah tercapainya
seluruh kriteria hasil, sedangkan pada pasien kedua masalah belum tertasi dan belum tercapainya
kriteria hasil. Diskusi: hal ini karena tingkat kepatuhan pasien terhadap pembatasan cairan dan
riwayat kesehatan yang berbeda-beda. Sehingga perawat harus melakukan perawatan yang
komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap pasien.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Chronic Kidney Disease (CKD), Kelebihan Volume Cairan.
Daftar Pustaka : 15 buku (2009-2019), 2 jurnal (2010-2019), 4 situs
ABSTRACT
Background: Chronic Kidney Disease (CKD) or end-stage renal disease (ERSD) is a progressive
and irreversible renal function disorder in which the body's ability to maintain metabolism and
fluid and electrolyte balance, causes uremia (urea retention and other nitrogenous waste in the
blood), the symptoms and signs of uremia will appear when the glomerulus filtration rate is less
than 15% such as nocturia, oliguria, loss of appetite, nausea, vomiting, anemia, pruritis,
hypertension, shortness of breath, edema, and loss of consciousness. Of these symptoms, problems
of nursing is appear, the problem who is often complained by patients is overhidration. Metode:
The design used is a case study, which is a study that explores a problem/phenomenon with
detailed limitations, has deep data collection and includes various sources of information. This
case study is a case study to explore the problem of nursing care for clients who experience
Cronic Kidney Disease with overhydration. Data that has been collected is analyzed for
interventions that have been carried out to resolve client nursing problems, especially
overhydration. Result: Overhydration: after nursing care of intervention prepared, in first cases
the problem with overhydration can resolved on the 3rd day and all of criteria is compromised,
meanwhile the second cases is not yet resolved. Discussion: this is because the second patient has
hypertension and this very influential to overhydration. CKD patient with overhydration not
always have the similar repone, this is can cause by obedience to dietary water dan the other
health condition. So that nurses must carry out comprehensive care to deal with nursing problems
in each patient.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjankan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran
Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini,
terimakasi kepada :
Kencana Bandung.
Bandung.
Medik.
4. Hj. Tuti Suprapti, S,Kp.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kepewatan.
5. A. Aep Indarna, S.Pd., S.Kep., Ners, selaku Pembimbing Utama yang telah
ilmiah ini.
terimakasih atas do’a restu dan motivasinya untuk penulis, kepada Adibah
Avillia Rahma adikku tercinta, serta keluarga besar Oo Suhaedi yang telah
besarnya dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................i
SURAT PERNYATAAN.....................................................................ii
LEMBAR PESETUJUAN...................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................v
KATA PENGANTAR.........................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................xii
DAFTAR BAGAN............................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN...................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................4
1.4 Manfaat...........................................................................................5
1.4.1 Teoritis.......................................................................................5
1.4.2 Praktis........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Klasifikasi Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) atas Dasar
Derajat Penyakit.....................................................................................................15
Tabel 2.3 Klasifikasi Penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) atas dasar
diagnosis etiologi....................................................................................................16
xi
Tabel 4.11 Implementasi.......................................................................................71
Bagan 2.1 Pathway Chronic Kidney Disease (CKD) dan Masalah Keperawatan
CKD...................................................................................................................18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran V Leaflet
Lampiran VI Jurnal
Time HB : Hemoglobin
HT : Hemotokrit
TD : Tekanan Darah
RR : Respirasi Rate
S : Suhu
N : Nadi
Na : Natrium
Ca : Kalsium
K : Kalium
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal adalah salah satu organ utama sistem perkemihan atau urinari (tractus
dari dalam tubuh. Ginjal merupakan salah satu organ terpenting bagi
masalah seperti gagal ginjal. Gagal ginjal dikategorikan menjadi dua yaitu gagal
ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Penyakit gagal ginjal yang sering dihadapi
gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease). Gagal ginjal kronik atau penyakit
renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gagal ginjal kronik dari tahun
ke tahun semakin meningkat. Penyakit gagal ginjal kronik di dunia saat ini
meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Pada tahun 2011 sekitar
diabetes dan hipertensi dengan jumlah kasus terbanyak ditemukan pada usia lebih
dari 70 tahun. Penelitian di Amerika Serikat risiko 2,3 kali mengalami PGK bagi
orang yang mengonsumsi cola dua gelas atau lebih per hari.
Penyakit gagal ginjal di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 2 per 1000
penduduk atau 499.800 (Riskesdas, 2013). Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih
tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi pada masyarakat
tertinggi adalah Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan
Registry (IRR) tahun 2017, sebanyak 99% penderita gagal ginjal menjalani terapi
penderita 476 orang, berdasarkan data ruangan Mawar II RSUD dr. Soekardjo
(Medrec, 2018)
Pada derajat awal, CKD belum menimbulkan gejala dan tanda, bahkan
hingga laju filtrasi glomerulus sebesar 60% pasien masih asimtomatik namun
sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Saat laju filtrasi
glomerulus sebesar 30%, keluhan seperti badan lemah, mual, nafsu makan
2
3
berat badan mulai dirasakan pasien. Pasien mulai merasakan gejala dan tanda
uremia yang nyata saat laju filtrasi glomelurus kurang dari 15% seperti nokturia,
sesak nafas, edema, hingga hilang kesadaran. Dari gejala-gejala tersebut maka
Pada saat dilapangan masalah yang paling sering dikeluhkan oleh pasien-
pasien CKD yaitu masalah kelebihan volume cairan (overhidrasi). Dari hasil
bahkan kematian. Wizemann menyatakan, lebih dari 15% kasus kelebihan cairan
menyebabkan kematian (Anggraini dan Putri, 2016). Maka dari itu diperlukan
suatu penangan untuk mencegah kondisi tersebut yaitu dengan melakukan asuhan
3
4
(CKD) dengan kelebihan volume cairan di ruang Mawar RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya?”
pada klien yang mengalami Crhonic Kidney Deases (CKD) dengan kelebihan
Tujuan khusus dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah penulis dapat
4
5
Kota Tasikmalaya.
a. Perawat
Manfaat praktis penulisan karya tulis ini bagi perawat yaitu untuk
keperawatan
5
6
dan intervensi yang akan diberikan pada klien CKD dengan kelebihan
volume cairan.
b. Rumah Sakit
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi rumah sakit yaitu
cairan.
c. Institusi Pendidikan
d. Klien
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi klien yaitu untuk
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
irreversible, pada suatu derajat memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap,
patofiologik yang berbeda-beda serta berkaitan dengan kelainan fungsi ginjal dan
penurunan progresif laju filtrasi glomerolus (LFG). (Jameson dan Loscalz, 2013)
Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa Chronic Kidney Disease
(CKD) merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana
7
8
elektrolit, pada suatu derajat diperlukan terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau
transplantasi ginjal.
1) Anatomi Ginjal
retroperianeal bagian atas pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat
langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah,
jumlahnya ada 2 buah yang terletak pada bagian kiri dan kanan, ginjal kiri
lebih besar dari ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ±200 gram.
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kulit
renalis).
8
9
glomerolus dan simpai bowman. Zat-zat yang terlarut dalam darah akan
masuk kedalam simpai bowman. Dari sini maka zat-zat tersebut akan
disebut apeks atau papila renis mengarah ke bagian dalam ginjal. satu
terdapat jaringan korteks yang disebut kolumna renal. Pada bagian ini
berbagai proses.
9
10
papila renis dari piramid. Kaliks minor ini menampung urine yang terus
keluar dari papila. Dari kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke
Satuan struktur dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap-
terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau
disebut dengan
10
11
menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis
disebut ansa henle atau loop of henle, karena mebuat lengkungan tajam
f) Vaskularisasi Ginjal
11
12
2) Fisiologi Ginjal
a) Penyaringan (filtrasi)
urea
12
13
lainnya.
terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini
melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi,
amonia, obat- obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain
c) Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
saluran ginjal. jika kantong kemih telah terisi urin, dinding kantong
kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin berkemih. Urin akan
13
14
adalah
14
15
air, garam, urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang
2.1.3 Etiologi
Penyebab yang sering adalah diabetes mellitus dan hipertensi. Selain itu ada
1) Glomerulonefritis
3) Polikistik ginjal
4) Renal nephrosclerosis
5) Neprolithisis
7) Aminoglikosida
Menurut IRR (Indonesian Renal Registry) pada tahun 2017 ini proporsi
etiologi CKD, urutan pertama ditempati oleh hipertensi sebanyak 36% dan
Penyebab Jumlah
Hipertensi 10482
DM 4394
Peny. Kardiovaskuler 1424
Peny. Serebrovaskuler 365
Peny. Saluran Pencernaan 374
Peny. Sakuran kencing lain 617
15
16
Tuberkulosis 184
Hepatitis B 366
Hepatitis C 679
Keganasan 123
Lain-lain 1240
Klasifikasi Chronic Kidney Disease (CKD) didasarkan atas dua hal yaitu,
atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi
atas dasar derajat penyakit dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan
Tabel 2.2. Klasifikasi Penyakit Chronic Kidney Deases (CKD) atas Dasar
16
17
Tabel 2.3. Klasifikasi Penyakit Chronic Kidney Deases (CKD) Atas Dasar
2.1.5 Patofisiologi
1) Penurunan GFR
kreatinin akan menurun, kreatinin akan meningkat, dan nitrogen urea darah
Banyak masalah muncul pada ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah
17
18
hipertensi.
4) Anemia
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling
timbal balik, jika salah satunya meningkat yang lain akan turun. Dengan
memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak
tulang.
18
19
Bagan 2.1 Pathway Chronic Kidney Disease (CKD) dan masalah keperawatan
GGK
Anemia
19
20
Tekanan vena
pulmonalis
Aliran darah ginjal turun Suplai O2 ke otak turun
Suplai oksigen
jaringan turun
20
21
Tanda dan gejala klinis pada gagal ginjal kronik dikarenakan gangguan yang
bersifat sistemik. Ginjal sebagai organ koordinasi dalam peran sirkulasi memiliki
fungsi yang banyak. Sehingga kerusakan kronis secara fisiologis ginjal akan
adalah tanda dan gejala yang ditunjukan oleh gagal ginjal kronis:
2) Kardiovaskuler
3) Respiratori sistem
Biasanya terjadi edema pulmonal, nyeri pleura, friction rub dan efusi pleura,
crackles, sputum yang kental, uremic pleuritis dan uremic lung dan sesak
nafas.
21
22
4) Gastrointestinal
lesi pada usus halus/usus besar, colitis, dan pankreatitis. Kejadian sekunder
5) Integumen
6) Neurologis
lengan dan kaki. Selain itu, juga adanya kram pada otot dan refleks kedutan,
metabolik encephalopathy.
7) Endokrin
8) Hepatopoiteic
(dampak dari dialisis), dan kerusakan platelet. Biasanya masalah yang serius
22
23
9) Muskuloskeletal
2.1.7 Penatalaksanaan
1) Konservatif
2) Dialisis
a) Peritoneal dialysis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah
b) Hemodialisis
23
24
3) Operasi
a) Pengambilan batu
b) Transplantasi ginjal
(Muttaqin, 2011)
1) Urin
a) Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tidak ada (anuria)
mereabsorpsi natrium.
24
25
2) Darah
akhir.
pH kurang dari 7, 2.
ekstravaskuler, masa.
25
26
Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonik dari CES yang
disebarkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi yang
kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu
terjadi sesudah ada peningkatan kandungan natrium tubuh total, yang pada
akhirnya menyebabkan peningkatan air tubuh total. Kelebihan volume cairan ini
Edema merupakan tanda dan gejala yang umum pada kelebihan volume
overload meliputi pemantauan tanda-tanda vital, status mental, CVP, distensi vena
leher, suara nafas, berat badan, status hidrasi, pemantauan adanya edema, asites,
2016).
26
27
2.3.1 Pengkajian
maka tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas ambang
kewajaran. Tetapi, jika kondisi ini berlanjut (kronis), maka akan menimbulkan
1) Biodata
Tidak ada spesisfikasi khusus untuk kejadian CKD, namun laki-laki sering
mengalami resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup
sehat.
2) Keluhan utama
berbau urea, dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan
27
28
Q : Qualitative suatu keluhan atau penyakit yang dirasakan. Rasa sesak akan
membuat kepala terasa sakit, nyeri dada di bagian kiri, mual-mual, dan
anoreksia.
Sesak akan membuat freukensi napas menjadi cepat, lambat dan dalam.
Chronic Kidney Disease (CKD) dimulai dengan periode gagal ginjal akut
payah jantung, penggunaan obat yang bersifat nefrotoksis, BPH dan lain
Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular dan menurun, sehingga silsilah
28
29
penyakit gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut herediter. Kaji pola
kesehatan keluarga yang diterapkan jika ada anggota keluarga yang sakit,
6) Riwayat Psikososial
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping adaptif
yang baik. Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan psikososial
terjadi pada waktu klien mengalami perubahan struktur fungsi tubuh dan
menjalani proses dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih banyak
berdiam diri (murung). Selain itu, kondisi ini juga dipicu oleh biaya yang
kecemasan.
a) Polanutrisi
atau tidak, frekuensi jumlah makan dan minum dalam sehari. Pada pasien
gagal ginjal kronik akan ditemukan perubahan pola makan atau nutrisi
mual/muntah.
b) Pola Eliminasi
warna feses dan urine. Apakah ada masalah yang berhubungan dengan
pola eleminasi atau tidak, akan ditemukan pola eleminasi penurunan urin,
29
30
Kaji kebiasaan tidur, berapa lama tidur siang dan malam, apakah ada
gangguan pola tidur akibat dari manifestasi gagal ginjal kronik seperti
d) Personal Hygiene
Kaji kebersihan diri klien seperti mandi, gosok gigi, cuci rambut, dan
memotong kuku. Pada pasien gagal ginjal kronik akan dianjurkan untuk
e) Aktifitas
Apakah klien mandiri atau masih tergantung dengan orang lain. Pada
8) Pemeriksaan fisik
fluktuatif.
30
31
2) Pemeriksaan fisik
(Kussmaull).
Stagnansi ini akan memicu retensi natrium dan air sehingga akan
Kondisi ini akan semakin parah jika zat sisa metabolisme semakin
tinggi dalam tubuh karena tidak efektif dalam ekresinya. Selain itu,
penurunan eritropoetin.
31
32
metabolisme.
kadar urea
32
33
urea di kulit.
9) Data Psikososial
a) Body image
Persepsi atau perasaan tentang penampilan diri dari segi ukuran dan
bentuk.
b) Ideal diri
c) Identitas diri
Kesadaran akan diri sendiri yang sumber dari observasi dan penilaian diri
sendiri.
d) Peran diri
Pada aspek ini perlu dikaji pola komunikasi dan interaksi interpersonal,
gaya hidup, faktor sosio kultur serta keadaan lingkungan sekitar dan rumah.
33
34
selama dirawat.
Padila, 2012 data penunjang pada pasien CKD adalah sebagai berikut:
a) Laboratorium
ureum dan kreatinin kurang 20:1. Ingat perbandingan bisa meninggi oleh
kreatinin, pada diet rendah protein dan tes klirens kreatinin yang
b) Radiologi
Foto polos abdomen untuk melihat bentuk dan besar ginjal (adanya batu
34
35
c) Ultrasonografi (USG)
d) Renogram
Untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan
e) EKG
pikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
(Nanda-
35
36
Kusuma, 2015).
2.2.3 Intervensi
36
37
Dengan kriteria :
Tabel 2.4. Intervensi dan rasional pola nafas tidak efektif (Gloria et all,
Intervensi Rasional
1. Monitor status pernafasan dan 1. Mengidentifikasi untuk mengatasi penyebab
oksigesnasi dasar dari asidosis metabolik
Dengan kriteria :
37
38
Intervensi Rasional
1. Monitor status hidrasi: hitung 1. Pemantauan tekanan darah dan nadi
denyut nadi dan tekanan darah merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui adanya peningkatan volume
cairan intravaskuler.
9. Lakukan dialisis dan catat reaksi 9. Dialisis akan menurunkan volume cairan
klien berlebih.
10. Timbang berat badan sesudah 10. Menimbang berat badan sesudah dan
dan sebelum dialisis sebelum dialisis untuk mengetahui kondisi
cairan dalam tubuh klien
mukosa mulut.
38
39
Dengan kriteria :
Intervensi Rasional
1. Kaji status nutrisi : perubahan berat 1. Menyediakan dasar untuk memantau
badan, nilai laboraturium BUN, perubahan dan mengevaluasi
kreatinin, protein, transferin, dan intervensi.
kadar besi).
2. Kaji pola diet nutrisi pasien : 2. Pola diet dahulu dan sekarang dapat
riwayat diet, makanan kesukaan, dipertimbangkan dalam menyusun
hitung kalori. menu.
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi 3. Mendorong peningkatan masukan diet.
untuk memberikan makanan
kesukaan pasien dalam batas-batas
diet, makanan yang rendah protein
dan tinggi kalori.
4. Berikan makanan sedikit tapi sering. 4. Porsi sedikit tapi sering dapat
meningkatkan masuknya makanan.
5. Anjurkan klien untuk melakukan 5. Hygiene oral yang tepat mengurangi
hygiene oral. mikroorganisme dan membantu
mencegah stomatitis.
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk 6. Pemberian obat anti emetik dan
memberikan obat antiemetik dan antasida dapat mengurangi mual
antasida. muntah dan mengurangi asam
lambung.
sampah.
Dengan kriteria :
39
40
Intervensi Rasional
metabolik sekunder.
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
40
41
2. Pantau masukkan dan hidrasi kulit dan 2. Mendeteksi adanya dehidrasi atau
membran mukosa. hidrasi berlebih yang mempengaruhi
sirkulasi dan integritas jaringan pada
tingkat seluler.
3. Inspeksi area tergantung terhadap 3. Jaringan edema lebih cenderung
edema. rusak/robek.
4. Pertahankan linen kering, bebar keriput. 4. Menurunkan iritasi dermal dan
risiko kerusakan kulit.
5. Selidiki keluhan gatal 5. Gatal dapat terjadi karena kulit
adalah rute elresi untuk produk sisa,
misalnya kristal fosfat
6. Anjurkan klien menggunakan pakaian 6. Mencegah iritasi dermal langsung
katun longgar. dan meningkatkan evaporasi lembab
pada kulit.
7. Anjurkan pasien menggnakan kompres 7. Menghilangkan ketidaknyamanan
lembab dan dingin untuk memberikan dan menurunkan risiko cedera
tekanan (dari pada garukan) pada area dermal.
pruritus. Pertahankan kuku pendek.
Dengan kriteria:
Intervensi Rasional
1. Monitor tanda-tanda vital 1. Mengindentifikasi keadaan umum
klien, menentukan intervensi yang
akan dilakukan
2. Monitor warna kulit, suhu, edema, 2. Mengidentifi kasi adanya tanda-tanda
waktu pengisian kapiler komplikasi lainnya
3. Tinggikan kaki 20˚ atau lebih tinggi 3. Mempelancar sirkulasi darah dari
dari jantung pembuluh darah di kaki ke tubuh
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam 4. Perubahan posisi dapat melancarkan
aliran darah keseluruh tubuh
5. Latihan ROM pasif dan aktif terutama 5. Meningkatkan aliran darah keseluruh
pada eksremitas bawah tubuh
41
42
2.2.4 Implentasi
dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
2.2.5 Evaluasi
42