8-1
Gambar 8-1. Model angkutan sedimen (Ron Parker 2002)
Gaya atau energi yang memberikan kontribusi terbesar adalah dari aliran air(tegangan
geser) terutama untuk angkutan sedimen dasar (bed load), selanjutnya turbulensi aliran
berperan dalam membentuk angkutan sedimenmelayang (suspensi). Pada partikel koloid yang
lebih berperan adalah interaksi ionik dari dalam geraksecara acak brown.
Angkutan sedimen (sediment transport) adalah mekanisme pemindahan butiran
sedimen dari tempat yang disebabkan adanya aliran air. Kecepatan perpindahan sedimen dan
volume sedimen peratuan waktu disebut debit sedimen.
Proses angkutan sedimen dapat dilihat pada gambar berikut :
h h h
Menurut besarnya ukuran sedimen dapat digolongkan seperti tabel berikut ini:
Tabel 8-1. Klasifikasi Ukuran Butir
8-2
No. Klasifikasi Ukuran Butir
1. Bongkah (Boulder) >256 mm
2. Berangkal (Couble) 64 – 256 mm
3. Kerikil (Gravel) 2 – 64 mm
D* D50 2
v 5.10
Dimana
D50 = Diameter median dari material dasar
S = kerapatan jenis
V = Koefisien kekentalan kinematic
T
U * u * .U
! 2
r
2
U * .U r 2 5.11
U*’ = (g0,5 / C’). U
C’ = Koefisien Chezy
u’ = Kecepatan rata-rata
2. Bentuk Partikel
Bentuk partikel juga berpengaruh pada perhitungan angkutan sedimen, yaitu pada
kecepatan angkutan butir. NC Nown da Malaika dan Alberton mempelajari bentuk
partikel dan memberikan suatu definisi yang dapat digunakan secara praktis dan
menghasilkan hasil yang cukup baik. Faktor bentuk tersebut dinyatakan dalam :
SF = c / ( a . b )0,5 5.12
0,5
SF = (g / C’). U
a = penampang terpanjang dari partikel (mm)
b = penampang dari partikel (mm)
c = penampang terpendek dari partikel (mm)
8-3
3. Berat Spesifik Partikel Sedimen
Definisi Berat Spesifik (Spesific Weight) ialah berat persatuan volume dari bahan
angkutan sedimen.
= 5.13
Untuk menghitung kecepatan angkut partikel diasumsikan bahwa :
a. Partikel adalah Sperical (bulat)
b. Gaya percepatan fluida orde dua.
Distribusi kecepatan vertikal digunakan rumus :
u* z
u( z) ln ..................................................................................... 5.14
k zo
dimana : u* = kecepatan geser dasar
z = 0,05 h
k = konstanta Von Karman = (0,4)
zo = 0,11 (v/u* + 0,03 ks)
ks = kekasaran nikuradse
Rumus-rumus perhitungan angkutan sedimen baik mengenai Bed Load, maupun
suspended Load yang diperoleh dari beberapa bentuk model fisik untuk meramalkan
hubungan antara parameter-parameter yang mempengaruhi angkutan sedimen.
5.15
Persamaan tahun 1943
5.16
8-4
B. Kalinske (1947)
Transport sedimen merupakan fungsi dari kecepatan sesaat us saat
nilainyamelebihi kecepatan rata-rata kritik Vs (kecepatan saat awal butiran
bergerak).Pada kondisi aliran turbulen rerata kecepatan sesaat merupakan fungsi dari
rasiotegangan geser kritik dan tegangan geser dasar saluran. Maka dapat
diturunkanpersamaan empiris berikut
5.17
Dimana : qb = sedimen dasar (kg/s)/m lebar
tc = tegangan geser kritik
U* = kecepatan geser air
5.18
D. Rottner (1959)
5.19
Satuan persamaan menggunakan satuan english
8-5
qb = dalam satuan berat kering sedimen per detik (lb/s)/ft
d50 = diameter butiran, kedalaman rerata dalam ft
ζ = massa jenis = s/
V = Kecepatan rata-rata ft/sec
g = grafitasi = 62,4 ft/sec2.
F. Einstein Bed Load (1957), Size fraction method byVanoni & Brooks
Rumusan asli dari Einstein- Barbarosa dalam perhitungan R’ masih kurangpraktis
karena membutuhkan coba-coba berulang kali, maka untuk menyelesaikan secara
langsung persamaan untuk memperoleh U*’ disusungrafik baru Gbr. II-26 oleh Vanoni
- Brooks, selanjutnya grafik ini diperluas olehSimons dan Senturk 1976
8-6
.
Do D50 2
v 5.24
dimana :
D50 = diameter median dari material dasar
S = kerapatan jenis
= koefisien kekentalan kinematik
Stage parameter (T)
T
U U
0
! 2
0 cr 2
U ocr
2
5.25
g
dimana : U o! U = kecepatan geser dihubungkan dengan ukuran butiran
C!
12Rb
C! 18 log
3D90 5.26
8-8
Rb = jari-jari hidraulis.
U0cr = kecepatan geser pada dasar sungai menurut Shields.
U = kecepatan aliran rata-rata
Dalam Perhitungan skripsi nilai Rb = y karena menurut Robert J Kodoatie apabila
sungai lebar maka nilai Rb = y
Parameter suspensi yang menyatakan pengaruh gaya air turbulen arah ke atas dan ke
bawah :
ws
z
U o 5.27
Selain itu diperkenalkan tinggi acuan (a) dimana konsentrasi sedimen dasar digunakan
sebagai acuan. Tinggi acuan (a) dinyatakan sebagai :
a= 0,5 atau a = ks (amin= 0,01 d)
Selanjutnya dihitung konsentrasi acuan (Ca), didekati dengan :
D 50 T 1 , 5
C a 0 , 015 0 ,3 5.28
aD s
Tahap selanjutnya adalah menghitung ukuran partikel sedimen layang (Ds), yang
dinyatakan sebagai :
Ds
1 0,011( s 1)(T 25)
D50 5.29
D D
dimana : s 84 16 5.30
2 D50 D50
Tahap selanjutnya adalah menghitung kecepatan jatuh (WS) sedimen layang.
Untuk kondisi yang relatif tenang dan relatif jernih serta ukuran partikel 100 mm
maka :
2
1 s 1gDs
ws (menurut Stokes) 5.31
18 v
(17a.)
untuk partikel berukuran 100 – 1000 mm
1
0,01( s 1) gD 3
v 1 s
1
Ws 10 v2 5.32
Ds
8-9
untuk partikel lebih besar lagi
Ws 1,1S 1gDs
0,5
5.33
Tahap selanjutnya adalah menghitung -faktor (menurut Kikkowa)
2
W W
1 2 s untuk 0,1< s <1 5.34
U o Uo
Sedimen Dasar (Bed Load) merupakan angkutan partikel sedimen yang disebabkan oleh
daya seret air lebih besar dibanding gaya berat sedimen, sehingga sedimen bergerak dapat
berupa menggelinding, bergeser atau dengan meloncat-loncat pada dasar saluran. Bed Load
transport (qb) adalah merupakan perkalian antara kecepatan partikel (ub ), dengan tinggi
loncatan ( b) dan konsentrasi dari bed load (cb), jadi :
qb = cb.ub . b 5.39
8-10
T
cb = co. 0,18 5.40
D*
co = 0,65 5.41
0,5 0,6
uo = 1,5 (g d50) T 5.42
dimana :
1
3
g
D* = d50. 2 = parameter partikel (-)
U
2
T =
u*' u * cr 2 = transport stage parameter (-)
u * cr 2
u*’= (g0,5 / C’)u = kecepatan geser dasar efektif dihubungkan dengan butir (m/s)
= (s - )/ = berat relatif (-)
12h
C’ = 18 log = koefisien Chezy berhubungan dengan butir (m0,5/s)
3d
90
u = kecepatan aliran pada kedalaman rata-rata (m/s)
d50, d90 = diameter partikel dari material dasar (m)
v = koefisien viscositas kenematik (m2/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
qb = 0,053 (g)0,5 d501,5 D*-0,3 T2,1 5.44
3
= Bed load transport pada satu satuan lebar (m /s)
U
C 5.45
hI
12 h
C' 18 log 5.46
D 90
8-11
m = ripple factor
1, 5
c
m 5.47
C'
1, 5
U
m hI 5.48
18 log 12h
D 90
mhI
'
D50 5.49
1, 5
U
hI
18 log 12h
D90
' 5.50
D50
= s - air
3/ 2
8 g D50
Sb ( '0,047)3 / 2 5.51
1
= void ratio = 0,4
SbA
T x (24 x 3600 m3 / hari) 5.52
h
dimana :
T = tansport sedimen (m3/hari)
s = rapat massa sedimen (kg/m3)
air = rapat air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (=9,81 m/det2)
D50 = diameter partikel sedimen yang tertahan pada saringan (mm)
Ū = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
I = pelandaian memanjang
A = luas penampang basah (m2)
h = kedalaman air (m)
24 x 3600 = waktu dalam detik untuk 1 hari pengaliran.
8-12
Soal Latihan 5
1. Uraikan perbedaan bed load transport dan suspended load transpor, serta bagaimana
dampaknya terhadap kelestarian sungai?
2. Jika kecepatan aliran sebesasar 2,2 m/det dan diameter sedimen d90 = 1,2 mm, berapakah
besarnya kecepatan aliran sebesasar 2,2 m/det dan diameter sedimen d90 = 1,2 mm,
berapakah besarnya transpor sedimen? Gunakan 3 rumus sebagai pembanding.
3. Dari evaluasi sedimen sungai Palu, diketahui bahwa umumnya sedimen bercampur dalam
beberapa ukuran, yang manakah dimaksud D50?
8-13