Anda di halaman 1dari 13

MODUL 8.

HITUNGAN ANGKUTAN SEDIMEN


1. Sasaran Pembelajaran
 Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme angkutan sedimen dan gaya-gaya
yang bekerja pada partikel sedimen
 Mahasiswa dapat mengetahui analisaangkutan sedimen dan penentuan
lengkung debit-sedimen.
2. Kemampuan yang mahasiswa yang menjadi prasyarat Hidrolika, Hidrologi dan
pengembangan sumber daya air.
3. Keterkaitan bahan pembelajaran dengan pokok bahasan lainnya sangat berkaitan
dan merupakan satu kesatuan yang saling menunjang
4. Manfaat atau pentingnya bahan pembelajaran ini yaitu mahasiswa mampu
memahami analisa angkutan sedimen dasar, sedimen melayang dan awal mula
gerak sedimen.
5. Petunjuk belajar mahasiswa, penjelasan tentang hal hal yang perlu dilakukan
mahasiswa dalam mempelajari materi ini yaitu dengan menampilkan beberapa
contoh dan gambar serta memberi tugas mencari paper di internet sehingga akan
memperkaya wawasan mereka.

8.1 Transpor Sedimen


Transport sedimen merupakan interaksi antara aliran air dan material dasarsaluran,
sehingga merupakan proses yang kompleks. Laju transpor sedimen biasanya diekspresikan
sebagai produk konsentrasi dan kecepatan fluida (Shibayama dan Winyu, 1993).Umumnya
transpor sedimen dikelompokkan atas tiga kelompokyakni: bed load, suspended load dan
wash load.Selama proses transpor, sedimen dapat mengalamipengendapan, hal ini disebabkan
oleh pengaruh kecepatan jatuh(Ws) sedimen.Sedimen yang ditransporkan di wilayah
pantaibiasanya mengandung partikel-partikel kerikil atau pasir sampaipartikel berukuran yang
biasa diklasifikasikan sebagai lumpur ataulempung.
Gaya luar yang bekerja pada unit massa cairan berdasarkan penyebabnya akan berbeda
untuk arus sungai, arus akibatgelombang, serta arus dan gelombang yang berintegrasi
secarabersama-sama.Gaya yang merupakan faktor utama pembangkitgerak transpor sedimen
adalah arus pasang surut, arus litoral,medan gelombang dan debit sungai. Oleh karena itu
dalammempelajari mekanisme transpor sedimen gaya-gaya penggeraktersebut perlu
diperhatikan.

8-1
Gambar 8-1. Model angkutan sedimen (Ron Parker 2002)
Gaya atau energi yang memberikan kontribusi terbesar adalah dari aliran air(tegangan
geser) terutama untuk angkutan sedimen dasar (bed load), selanjutnya turbulensi aliran
berperan dalam membentuk angkutan sedimenmelayang (suspensi). Pada partikel koloid yang
lebih berperan adalah interaksi ionik dari dalam geraksecara acak brown.
Angkutan sedimen (sediment transport) adalah mekanisme pemindahan butiran
sedimen dari tempat yang disebabkan adanya aliran air. Kecepatan perpindahan sedimen dan
volume sedimen peratuan waktu disebut debit sedimen.
Proses angkutan sedimen dapat dilihat pada gambar berikut :

h h h

Muatan Sedimen Muatan Sedimen


Muatan Bilas Dasar

Gambar 8-2.Klasifikasi angkutan sedimen

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angkutan Sedimen


Sedimen yang terangkut oleh air dipengaruhi oleh :
1. Ukuran Partikel Sedimen

Menurut besarnya ukuran sedimen dapat digolongkan seperti tabel berikut ini:
Tabel 8-1. Klasifikasi Ukuran Butir

8-2
No. Klasifikasi Ukuran Butir
1. Bongkah (Boulder) >256 mm
2. Berangkal (Couble) 64 – 256 mm
3. Kerikil (Gravel) 2 – 64 mm

4. Pasir (Sand) 62 – 2000 mm


5. Lanau (Silt) 4 – 62 mm
6. Lempung (Clay) < 4 mm

 Sumber : Pengkajian Sedimentasi Waduk, Ir. Kartini, MT

Ackers-White dan Yalin mendefinisikan parameter butir adalah :
a. Diameter partikel :
1
 S  1g 
3

D*  D50  2 
 v  5.10
Dimana
D50 = Diameter median dari material dasar
S = kerapatan jenis
V = Koefisien kekentalan kinematic

b. Transport Stage Parameter

T 
U *   u * .U 
! 2
r
2

U * .U r 2 5.11
U*’ = (g0,5 / C’). U
C’ = Koefisien Chezy
u’ = Kecepatan rata-rata

2. Bentuk Partikel

Bentuk partikel juga berpengaruh pada perhitungan angkutan sedimen, yaitu pada
kecepatan angkutan butir. NC Nown da Malaika dan Alberton mempelajari bentuk
partikel dan memberikan suatu definisi yang dapat digunakan secara praktis dan
menghasilkan hasil yang cukup baik. Faktor bentuk tersebut dinyatakan dalam :
SF = c / ( a . b )0,5 5.12
0,5
SF = (g / C’). U
a = penampang terpanjang dari partikel (mm)
b = penampang dari partikel (mm)
c = penampang terpendek dari partikel (mm)

8-3
3. Berat Spesifik Partikel Sedimen

Definisi Berat Spesifik (Spesific Weight) ialah berat persatuan volume dari bahan
angkutan sedimen.
= 5.13

Untuk menghitung kecepatan angkut partikel diasumsikan bahwa :
a. Partikel adalah Sperical (bulat)
b. Gaya percepatan fluida orde dua.
Distribusi kecepatan vertikal digunakan rumus :
u*  z 
u( z)  ln  ..................................................................................... 5.14
k  zo 
dimana : u* = kecepatan geser dasar
z = 0,05 h
k = konstanta Von Karman = (0,4)
zo = 0,11 (v/u* + 0,03 ks)
ks = kekasaran nikuradse
Rumus-rumus perhitungan angkutan sedimen baik mengenai Bed Load, maupun
suspended Load yang diperoleh dari beberapa bentuk model fisik untuk meramalkan
hubungan antara parameter-parameter yang mempengaruhi angkutan sedimen.

8.2 Angkutan sedimen dasar

A. Schoklitsch’s (1934, 1943)


Peneliti pertama yang menggunakan pendekatan debit efektif, yaitu debit
airdikurangi debit kritis qc (debit pada kondisi mulai bergeraknya sedimen)
sebagaifaktor dominan transport sedimen.
Satuan persamaan adalah metric
Persamaan tahun 1934

5.15
Persamaan tahun 1943

5.16

8-4
B. Kalinske (1947)
Transport sedimen merupakan fungsi dari kecepatan sesaat us saat
nilainyamelebihi kecepatan rata-rata kritik Vs (kecepatan saat awal butiran
bergerak).Pada kondisi aliran turbulen rerata kecepatan sesaat merupakan fungsi dari
rasiotegangan geser kritik dan tegangan geser dasar saluran. Maka dapat
diturunkanpersamaan empiris berikut

5.17
Dimana : qb = sedimen dasar (kg/s)/m lebar
tc = tegangan geser kritik
U* = kecepatan geser air

C. Meyer Peter Muller (1948)


Transport sedimen merupakan fungsi dari dari energi hilang dari aliran dalam
proporsi kemiringan energi (energy slope = (Ks/Kr)S)
Data adalah dalam satuan metrik adalah : Diameter butiran dominan d (m), tinggi
kekasaran = d90(m), debit aliran qm3/det, dan kemiringan energi aliran S, jari-jari basah
R (m), s berat jenissedimen (ton/m3) , qb debit sedimen hasil dalam satuan ton/detik
per satuanlebar .

5.18

D. Rottner (1959)

Mengasumsikan transport sedimen didominasi fungsi dari kekasaran relatif


d50/Dberdasarkan analisis dimensi dan melakukan regresi dari penelitian di sungaidan
di laboratorium

5.19
Satuan persamaan menggunakan satuan english

8-5
qb = dalam satuan berat kering sedimen per detik (lb/s)/ft
d50 = diameter butiran, kedalaman rerata dalam ft
ζ = massa jenis = s/
V = Kecepatan rata-rata ft/sec
g = grafitasi = 62,4 ft/sec2.

E. Einstein Bed Load (1950), Original


Einstein, transport sedimen sulit didekati dari awal gerakan butiran,
lebihmerupakan fungsi turbulensi aliran sehingga awal gerak butiran diturunkansebagai
fungsi probabilistik.Einstein menggunakan hanya tegangan geser dasar oleh kekasaran
butiran sajayang dipakai sehingga harus memisahkan komponen tegangan geser dasar
olehformasi dasar dari total tegangan geser.
Cari nilai jari-jari hidraulis karena kekasaran dasar R

F. Einstein Bed Load (1957), Size fraction method byVanoni & Brooks
Rumusan asli dari Einstein- Barbarosa dalam perhitungan R’ masih kurangpraktis
karena membutuhkan coba-coba berulang kali, maka untuk menyelesaikan secara
langsung persamaan untuk memperoleh U*’ disusungrafik baru Gbr. II-26 oleh Vanoni
- Brooks, selanjutnya grafik ini diperluas olehSimons dan Senturk 1976

8-6
.

8.2.1 Analisa Angkutan Sedimen Suspensi dengan Metode Sesaat


Angkutan sedimen layang yang terjadidihitung dengan rumus :
Qs=0,0864.C.Qw 5.20
Dimana : Qs = debit angkutan sedimen (ton/hari)
C = konsentrasi sedimen (mg/ltr)
Qw = debit sungai (m3/det)
Apabila dalam periode 1 hari dilaksanakan pengukuran aliran dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
1 n
Qw   Q1ti
24 1 5.21
Qw
dimana : = besar aliran harian rata-rata (m3/det)
Q1 = besar aliran yang terukur pada saat sub I (m3/det)
ti = interval waktu pengukuran aliran (jam)
n = jumlah pengukuran aliran
Sedang rata-rata konsentrasi sedimen harian dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
1 n
C  ci ti
24 1 5.22
dimana : C = konsentrasi rata-rata sedimen harian (mg/l)
ci = konsentrasi sedimen pada saat ti (mg/l)
ti = interval waktu pengukuran (jam)
8-7
n = jumlah pengukuran
Oleh karena Qi dan Ci, kedua-duanya tidak tetap selama periode waktu 24 jam, maka
besarnya rata-rata debit sedimen hariannya dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
n
0,0864C i Q wi
Qs   t i 5.23
1 24
dimana : Qs = 1rata-rata debit sedimen harian (ton/hari)
ci = konsentrasi sedimen pada saat ti (mg/l)
Qwi = besar aliran pada saat ti (m3/det)
ti = interval waktu pengukuran (jam)
n = jumlah pengukuran
Hasil akhir dari persamaan di atas akan berbeda dengan nilai debit sedimen yang
dihitung dengan persamaan : Qs = 0,0864. C . Qw

8.3 Analisa Angkutan Sedimen dengan Metode L.C. Van Rijn


Muatan sedimen layang bergerak bersama dengan aliran air sungai disamping itu dalam
sedimen layang juga terdapat sedimen bilas (wash load) yang berukuran sangat kecil (<50
mikro meter). Bagian ini akan diuraikan metode perhitungan sedimen layang berdasarkan
kajian yang sebelumnya dilakukan oleh Van Rijn.
Untuk menghitung sedimen layang, maka perlu diketahui parameter partikel (D0)
1
 S  1g 
3

Do  D50  2 
 v 5.24
dimana :
D50 = diameter median dari material dasar
S = kerapatan jenis
 = koefisien kekentalan kinematik
Stage parameter (T)

T
U   U
0
! 2
0 cr 2
U ocr 
2
5.25
g
dimana : U o!  U = kecepatan geser dihubungkan dengan ukuran butiran
C!

 12Rb 
C!  18 log 
 3D90  5.26

8-8
Rb = jari-jari hidraulis.
U0cr = kecepatan geser pada dasar sungai menurut Shields.
U = kecepatan aliran rata-rata
Dalam Perhitungan skripsi nilai Rb = y karena menurut Robert J Kodoatie apabila
sungai lebar maka nilai Rb = y
Parameter suspensi yang menyatakan pengaruh gaya air turbulen arah ke atas dan ke
bawah :
ws
z
U o 5.27
Selain itu diperkenalkan tinggi acuan (a) dimana konsentrasi sedimen dasar digunakan
sebagai acuan. Tinggi acuan (a) dinyatakan sebagai :
a= 0,5  atau a = ks (amin= 0,01 d)
Selanjutnya dihitung konsentrasi acuan (Ca), didekati dengan :

D 50 T 1 , 5
C a  0 , 015 0 ,3 5.28
aD s

Tahap selanjutnya adalah menghitung ukuran partikel sedimen layang (Ds), yang
dinyatakan sebagai :
Ds
 1  0,011( s  1)(T  25)
D50 5.29
D D 
dimana :  s   84  16  5.30
2  D50 D50 
Tahap selanjutnya adalah menghitung kecepatan jatuh (WS) sedimen layang.
Untuk kondisi yang relatif tenang dan relatif jernih serta ukuran partikel  100 mm
maka :
2
1 s  1gDs
ws  (menurut Stokes) 5.31
18 v
(17a.)
untuk partikel berukuran 100 – 1000 mm
1
 0,01( s  1) gD 3  
v 1  s
  1
Ws  10  v2   5.32
Ds  
 

8-9
untuk partikel lebih besar lagi

Ws  1,1S  1gDs 
0,5
5.33
Tahap selanjutnya adalah menghitung -faktor (menurut Kikkowa)
2
W  W
  1  2 s  untuk 0,1< s <1 5.34
U o  Uo

Kecepatan geser dihitung Uo= gds .................................

Selanjutnya menghitung j - faktor, yaitu faktor koreksi yang menampung semua


pengaruh tambahan pada bilangan suspensi akibat adanya tempat-tempat yang diisi
partikel, reduksi kecepatan jatuh dan lain-lain.
0,8 0, 4
W   C  W
j  2,5 s   a  untuk 0,01  s  1 5.35
U C
 o  o U o

Tahap berikutnya menghitung parameter suspensi z dan z!


Ws
z 5.36
U o
z!= z + j
Tahap berikutnya menghitung F – faktor
z! 1, 2
a a
 d    d 
F z!
5.37
 a

1  d  1,2  z
!

Total sedimen layang ( suspended load ) permeter lebar :
qs = F.U.d.Ca ( m3 /det per m lebar ) 5.38
Dimana :
F = faktor koreksi
U= kecepatan aliran rata-rata (m2/det)
d = kedalaman aliran (m)
Ca = konsentrasi (mg/ltr)

Sedimen Dasar (Bed Load) merupakan angkutan partikel sedimen yang disebabkan oleh
daya seret air lebih besar dibanding gaya berat sedimen, sehingga sedimen bergerak dapat
berupa menggelinding, bergeser atau dengan meloncat-loncat pada dasar saluran. Bed Load
transport (qb) adalah merupakan perkalian antara kecepatan partikel (ub ), dengan tinggi
loncatan ( b) dan konsentrasi dari bed load (cb), jadi :
qb = cb.ub . b 5.39
8-10
T
cb = co. 0,18 5.40
D*
co = 0,65 5.41
0,5 0,6
uo = 1,5 (g d50) T 5.42

b = 0,117 D*-1T 5.43

dimana :
1
3
 g 
D* = d50.  2  = parameter partikel (-)
U 
2

T =
u*'  u * cr 2 = transport stage parameter (-)
u * cr 2
u*’= (g0,5 / C’)u = kecepatan geser dasar efektif dihubungkan dengan butir (m/s)
 = (s - )/ = berat relatif (-)

 12h 
C’ = 18 log   = koefisien Chezy berhubungan dengan butir (m0,5/s)
3d
 90 
u = kecepatan aliran pada kedalaman rata-rata (m/s)
d50, d90 = diameter partikel dari material dasar (m)
v = koefisien viscositas kenematik (m2/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
qb = 0,053 (g)0,5 d501,5 D*-0,3 T2,1 5.44
3
= Bed load transport pada satu satuan lebar (m /s)

8.4 Analisa Angkutan Sedimen Dengan Metode Peter-Meyer-Muller


Persamaan ini didukung oleh data laboratorium mekanika tanah dari grafik analisa
butiran dari contoh endapan, yaitu diameter partikel yang melalui saringan D50 (mm), D90
(mm), rapat massa sedimen (kg/m3) dan angka pori. Selanjutnya langkah perhitungan adalah
sebagai berikut :
Koefisien-koefisien de Chezy :

U
C 5.45
hI
12 h
C'  18 log 5.46
D 90

8-11
m = ripple factor
1, 5
c
m  5.47
 C' 
1, 5
 U 
 
m hI  5.48
18 log 12h 
 D 90 

mhI
' 
D50 5.49
1, 5
 U 
 
 hI 
18 log 12h 
 D90 
'   5.50
D50

 = s - air
3/ 2
8 g D50
Sb  (  '0,047)3 / 2 5.51
1 
 = void ratio = 0,4
SbA
T x (24 x 3600 m3 / hari) 5.52
h
dimana :
T = tansport sedimen (m3/hari)
s = rapat massa sedimen (kg/m3)
air = rapat air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (=9,81 m/det2)
D50 = diameter partikel sedimen yang tertahan pada saringan (mm)
Ū = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
I = pelandaian memanjang
A = luas penampang basah (m2)
h = kedalaman air (m)
24 x 3600 = waktu dalam detik untuk 1 hari pengaliran.

8-12
Soal Latihan 5

1. Uraikan perbedaan bed load transport dan suspended load transpor, serta bagaimana
dampaknya terhadap kelestarian sungai?
2. Jika kecepatan aliran sebesasar 2,2 m/det dan diameter sedimen d90 = 1,2 mm, berapakah
besarnya kecepatan aliran sebesasar 2,2 m/det dan diameter sedimen d90 = 1,2 mm,
berapakah besarnya transpor sedimen? Gunakan 3 rumus sebagai pembanding.
3. Dari evaluasi sedimen sungai Palu, diketahui bahwa umumnya sedimen bercampur dalam
beberapa ukuran, yang manakah dimaksud D50?

8-13

Anda mungkin juga menyukai