Kondisi awal :
- air bersih / tawa
- dasar rata
- bed / non kohesi
- butir material seragam
Telah disepakati klasifikasi sebagai berikut :
U
1.Lower Flow Regime ( Fr 0,4 1,0)
g .h
Phase 1 : Plane Bed (dasar rata)
Gerak butir masing-masing secara menggelinding,
menggeser atau meloncat (at random) pada
sembarang tempat. Frekuensi gerak butir bertambah.
Untuk bahan yang sangat halus dapat terjadi saltasi
(saltation) awan (clouds) suspended load.
Dasar belum mengalami deformasi.
Phase 2 : Ripple (dasar bergelombang)
Jika 0 bertambah, dibeberapa tempat secara
random dan simultan terjadi gundukan kecil. Lama
kelamaan dasar bergelombang teratur dengan
amplitudo relatif kecil terhadap panjang gelombang
Hr << Lr ripple.
Misal Hr = 1 cm, Lr = 5 – 10 cm
Kekasaran bertambah k >> d.
Bentuk ripple simetris, makin lama makin tak teratur
dan berdimensi 3.
Phase 3 : Dunes
Sisi sebelah hulu lebih landai dan sisi sebelah hilir
lebih curam. Bentuk kurang teratur dan a – simetris.
Kekasaran bertambah, Hr membesar, Lr memanjang.
Terjadi erosi di sisi sebelah hulu dan pengendapan di
bagian bawah sisi sebelah hilir, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
boil
accelerated
flow
u*
Butir mulai
w bergerak
u* .d
Re *
v
Gambar 5.4. Hubungan antara LIU’s Mobility Number dan Re*
u* 5
Menurut TSUBAKI, jika
w 3
Fr* I II III IV V
d
Gambar 5.4. Hubungan antara LIU’s Mobility Number dan Re*
Arti angka I sampai dengan V seperti pada ALBERTSON et.al.
Contoh Soal :
Pertanyaan :