Anda di halaman 1dari 14

Resume Mekanika Fluida II (Modul 13 dan 15)

Nama : Muhamad Rizki Ramdani


NIM : 15320068
Kelas : K-02

APLIKASI PADA BANGUNAN AIR

A. Kasus Penting
1. Sambungan/Percabangan Saluran → Jadi pada saluran terbuka terdapat sambungan
2. Saluran non-Prismatik → Untuk saluran yang bukan dibuat oleh manusia, contohnya
sungai. Harus melakukan pendekatan untuk menghitung kecepatan, dimensi, dan
kecukupan dalam implementasi perancangan saluran.
3. Multi-weir → ada di IPAM dan IPAL dengan alat ukurnya berbentuk weir dan multi.
4. Aliran melalui media berbutir.

Adanya perubahan sifat kritis aliran. Ketika aliran 1 dan 2 bergabung ada perubahan
aliran. Debit bertambah, kedalaman normal bertambah, maka akan memberikan dampak efek
bangunan bendung untuk mencapai kedalaman bendung baru. Ketika ada penggabungan aliran
1 dan 2 bergabung akan menjadi 3.

Fenomena yang terjadi:


- Perubahan Sifat Kritis
- Perubahan Profil Aliran
- Perubahan Arah Aliran
Ada kemungkinan terjadi perubahan arah aliran. Misalnya penggabungan aliran 1 dan 2.
Jika energi di 2 tidak kuat untuk menuju 3. Maka, backwater berada dalam jarak yang cukup
panjang. Jika terjadi efek bendung di hilir, tinggi muka air akan naik sampai level tertentu.
Maka yang terjadi adalah aliran 1 ke 3 dan ada sebagian energi yang kembali ke 2. Contohnya
terjadi di dekat gedung LFM di ITB.
B. Channel Junction

Asumsi
- Aliran steady
- Distribusi kecepatan tergantung pada tekanan hidrostatis. Seberapa besar kedalaman
berbanding terhadap kecepatan mempengaruhi energi aliran.
Perubahan Aliran

Keuntungan loncatan hidrolis kita bisa melakukan flushing (membersihkan aliran jika
ada sedimentasi atau endapan). Hal ini baik untuk kesehatan saluran, tetapi loncatan hidrolis
tidak bisa dilakukan secara terus-menerus karena akan menyebabkan pengerusan (jika bahan
beton tidak ada masalah, tetapi jika saluran alam akan terjadi multisasa).

Langkah Pengerjaan (Algoritma)


1) Definisikan kondisi awal.
2) Definisikan profil awal berdasarkan kondisi awal.
3) Hitung kedalaman di posisi 1 dan 2 lalu estimasi kedalaman di posisi 3.
4) Menggunakan persamaan kontinuitas dan momentum, iterasikan kedalaman akhir.
Contoh Kasus
C. Desain Multiweir

Aplikasi → pengontrol debit pada bak circular/rectangular. Alat ukur ada yang
menggunakan notch, cipoletti, dan ambang tajam. Memastikan debit yang keluar bekerja pada
debit yang spesifik karena kita tidak menggunakan pompa. WTP biasanya digunakan
menggunakan prinsip gravitasional. Contohnya v-notch kedalaman air tidak akan bisa melewati
kedalaman minimum v-notch. Karena sifatnya pengendali atas bawah makanya dia tidak bisa.

Implikasi (Penggunaan Weir yang Tidak Tepat)


- Short flow vs upflow
- Deadflow
- Submerge vs contain

Problem Desain
- Mengatasi fluktuasi debit → mengatasi kondisi maks danmin
- Expected headloss (Darcy) → jumlah weir/notch
- Untuk notch → menghindari kondisi submerge

D. Aliran di Media Berbutir

(terjadi perbedaan permukaan)


Prinsip Dasar
- Perilaku aliran di media berbutir sama dengan closed channel selama kondisinya
saturated. Percobaan darcy menunjukkan kondisi makroskopik kehilangan tekanan yang
sama.
- Terjadi gradien kecepatan. Karena melalui channel sempit, dengan debit tetap dan A nya
yang berubah, maka terjadi perubahan kecepatan.
- Fluks searah aliran mendominasi fluks lateral. Karena ini bentuknya berlubang-lubang
karena arahnya tidak searah atau multidimensi. Boleh vektor berbeda, tetapi resultan tetap
ke arah yang sama.

Problem Implementasi
- Karena gradien kecepatan menyebabkan udara terlarut akan terlepas dari matriks air
sehingga gas terjebak dalam media berbutir dalam fase campuran.
- Pada shallow-water, aliran lateral tidak bisa diabaikan.

Implementasi
- Unit filtrasi pada pengolahan air bersih
- Unit koagulasi (alternatif) pada pengolahan air bersih
- Perancangan green drainage

ALIRAN SLURRY

A. Slurry
Kalau berbucara lumpur ada 2, yaitu sludge dan slurry. Kalau sludge itu dominansi
padatnya lebih banyak dibandingkan air (padat). Kalau slurry ada padat didalamnya akan
mempegaruhi profil dari aliran fluida yang disebut non-newtonial fluid atau inviscid. Kalau di
TL itu fluida yang dialirkan tidak selalu air. Contohnya gambar di bawah yaitu, busa (gambar
kanan), plastis (gambar tengah), dan non-plastis (gambar kiri).

B. Interaksi Aliran Padat

Faktor yang Berperan


- Distribusi ukuran partikel
- Bentuk partikel
- Komposisi kimia partikel
- Kadar air
- Suhu (mempengaruhi massa jenis)
- Sifat adesif partikel
- Konsistensi properti
Fenomena yang mungkin terjadi
- Kristalisasi partikel akibat pengeringan → contohnya saat mengalirkan lumpur hasil
pengolahan dimasukkan ke dalam tangki lalu tangkinya dikeringkan dan terjadi
kristalisasi.
- Kristalisasi akibat terbentuknya slurry → kalau tanah liat diberikan air akan menjadi slurry
dan bagaimana dialirkannya, maka kristalisasi muncul.
- Kristaliasi partikel akibat pendinginan setelah pelelehan → bisa menjadi logam.
- Penyatuan partikel secara kimiawi → misalnya garam yang bentuknya masih larutan, tapi
ada beberapa garam yang bentuknya menjadi padatan, inilah kristalisasi.
- Penyatuan partikel secara biologi → adanya polimer.

Cairan dengan Kategori Non-Newtonian


- Cat - Polimerm
- Pasta gigi - Slurry-silt
- Oli - Slurry-Wastewater Residu
Interaksi Gaya Air

Kriteria Pengaliran
C. Interaksi Aliran Padat

Regim Aliran
Homogeneous
→ Dominan terdiri dari fine particles (< 50μm)
→ Berperilaku mengikuti matriks pembawaannya
- Heterogeneous
→ Ukuran dan bentuk terdistribusi pada rentang yang lebar
→ Berperilaku: densitas akan semakin membesar pada dasar saluran
Kecepatan Kritis
- Batas kecepatan campuran padat dalam matriks, sehingga berpotensi ke pengendapan atau
tidak.
- < kecepatan kritis: partikel akan cenderung mengendap
- > kecepatan kritis: partikel akan cenderung mengalir
D. Contoh Perhitungan

ALIRAN MULTIFASE

Aliran Multifase adalah campuran antara dua fluida atau dua jenis materi yang berbeda fase, yang
utamanya adalah fluida cair yang kemudian didalamnya terdapat materi padat maupun gas.

A. Regim Aliran Multifasa dalam Arah Horizontal


1. Plug Flow
2. Stratified Smooth Flow dan Stratified Wavy Flow

Antara satu layer dengan layer yang lainnya akan terseparasi, terdiri dari Smooth
Flow dan Wavy Flow. Smooth Flow ditandai oleh interaksi antara fluidanya bentuknya
seolah-olah lurus yang menggambarkan interaksi sempurna, contohnya dalam mengalirkan
oily water dalam industri migas. Kemudian, pada Wavy Flow tergantung pada interaksi
bidang dengan fluida.
3. Bubble Flow dan Slug Flow

Elonganted Bubble Flow dan Slug Flow memiliki bentuk yang tidak sempurna
seperti potongan-potongan atau parsial, kondisi pencampurannya bertahap pada tiap
bentuknya, yang berjalan secara periodik mengikuti pola tertentu.

4. Semi-annular Flow dan Annular Flow

Annular Flow berbentuk cincin , fluida pencampur berada disekeliling dari fluida,
karena kohesi adhesinya berbeda antara fluida.

5. Spray Flow

Diasumsikan seluruh pencampur terdispersi secara sempurna.

B. Regim Aliran Multifasa pada Arah Vertikal


1. Bubbly Flow, merupakan diskrit gas atau cairan gelembung dalam cairan kontinu
2. Droplet Flow, merupakan tetesan cairan diskrit dalam gas kontinyu
3. Particle-Laden Flow, merupakan partikel padat diskrit dalam cairan kontinu
4. Slug Flow, merupakan aliran berbentuk gelembung besar (hampir mengisi penampang
melintang) dalam sebuah fluida kontinu
5. Annular Flow, merupakan cairan terus menerus sepanjang dinding, gas di tengah
6. Stratified Flow, merupakan cairan yang antar lapisannya terpisah secara jelas
C. Regim Aliran : Vertical Gas-Liquid Flow

Perhitungan dilakukan dengan Superficial Velocity, saat udara mulai berinteraksi satu
sama lain terhadap liquid, sehingga kecepatan dapat diambil dari debit dibagi luas
penampang.

D. Contoh kasus multifasa


1. Pergerakan Sedimen dalam Satu Dimensi
Sedimen dipindahkan melalui suatu arus dalam cairan, terdapat dua kelas utama
yakni wash load berupa silt and clay dengan kondisi tersuspensi, lalu ada bed material load
yang posisinya tenggelam, lalu karena ada arus, menjadi bergerak ke tempat lain.
Selanjutnya ada tiga komponen bed material dapat terjadi, yang pertama contact load yakni
berpindah tapi posisinya tetap didasar, lalu ada juga material yang rolling didasar saluran.
Lalu mekanisme saltation load, bentuknya terjadi pengangkatan dari dasar lalu terangkat
dan kembali lagi kedalam, yang paling sederhana pergerakkannya berbentuk ballistic
trajectory. Lalu, terakhir Intermittent Suspension Load dimana material bergerak di tengah
kedalaman tanpa berkontak dengan dasar saluran. Faktor paling menentukan dari
pergerakan sedimen adalah pada Energi awal saat terjadi suspensi.
- Hydraulic Interpretation of Grain Size Distributions

𝐷
𝜙 = − log 2
𝐷0
Besar Butiran partikel berpengaruh juga pada perpindahan sedimen pada aliran fluida,
hubungan keduanya terlihat pada gambar diatas. Misalnya pada X, merupakan sedimen
paling kasar yang dapat dipindahkan oleh arus pada dasar saluran, dalam kasus ini besarnya
𝑋 = −1.5𝜙 atau sekitar 2.8 mm, jika alirannya melemah, maka grain size nya tidak akan
ada didalam aliran berikutnya, partikel tersebut akan bertahan pada dasar saluran. Lalu,
apabila alirannya menguat maka grain size nya akan ada dalam pola aliran, sehingga
partikel aliran dapat berpindah. Sehingga, ukuran pada titik-titik selanjutnya dapat
mengalami perubahan. Lalu, pada Y adalah sedimen paling kasar yang dapat dipindahkan
oleh arus yang tersuspensi, dalam kasus ini 𝑌 = 1.3 𝜙 atau sekitar 0.41 mm, artinya arus
harus cukup kuat untuk membawa 0.41 mm partikel agar mampu tersuspensi. Posisi untuk
X dikenal dengan sebutan Threshold for Sediment Movement. Sedangkan, posisi Y dikenal
dengan sebutan Threshold for Suspension.
- Shield’s Criterion for Initiation of Motion
Ketika memindahkan partikel dalam saluran, akan tergantung pada interaksi antar
partikel dengan partikel lain, yang bergantung pada gaya yang muncul didalamnya.

- Lift Force
Gaya untuk mengangkat partikel. Pada fluida, terjadi tekanan yang akan mereduksi
weightnya pada arah yang berlawanan, sehingga terjadi pergerakan.

ALIRAN AIR DI MEDIA BERBUTIR/POROUS

A. Dispersion Concepts
Prinsipnya adalah terjandinya perubahan mekanisme kecepatan dimana aliran air dari
terbuka lalu akan melewati media berpori. Bentuknya menyelip diantara batuan-batuan.

Macroscopic Dispersion
Bentuknya random, jadi kita tidak bisa mengatur alirannya akan mengarah mana.
Heterogenity, saat ini batasannya hanya sampai macroscopic.
Experimental Continuous Tracer
Menggunakan konsentrasi awal di tes di bagian kiri. Akan mengalami pergeseran yang
menunjukkan waktu paruh. Antara yang masuk dengan yang keluar ada di C/C0.

Experimental Pulse Tracer


Hanya satu kali konsentrasi dan setelah itu hilang. Maka profilnya di kiri ada puncak
yang berbentuk pulse (puncak jamak) akan berubah menjadi puncak tunggal.

B. Darcy Law
Berapa daya yang diperlukan oleh fluida sehingga bisa melewati media tersebut. Ada
6 faktor yang mempengaruhi.
- Q : debit
- hi : kedalaman potensial di bagian awal
- k : konduktivitas hidrolik
- L : panjang media
- A : area dari kolom
Spesific Notes for Darcy Equation

Spesific Notes for Darcy Equation


Untuk kondisi Vadose kita menghitung dengan R (Reynolds number) dan Darcy bisa
digunakan untuk vadose tapi tidak semua.

Soil Vapor Extraction


Digunakan untuk fluida gas. Ada hembusan udara di media berbutir nanti akan ada
kecepatan dan nilai Reynold number. Memungkinkan untuk menhilangkan gas dalam media
berpori.
Rangkuman
- Tergantung pada kondisi yang ada.
- High flow rates menjadi linear bergantung pada percepatan.
- Permeabilitas tergantung pada geometri media.
- Tidak ada gaya gesek sehingga aliran bisa maksimum.
Practical Approach

Bernoulli

Proprtional Direction
Biasanya milai kH > kv. Tetapi akan diasumsikan kH = kv.

C. Compressibility and Porosity

Koreksi Tekanan

Representatibe Elementary Volume

Anda mungkin juga menyukai