Anda di halaman 1dari 16

Kapan (pada suatu kondisi aliran tertentu) suatu

partikel sedimen mulai bergerak?

Bagaimana memahami fenomena permulaan gerak


butiran secara teori ataupun secara eksperimen?
Istilah apa sajakah yang terkait dengan pemahaman
fenomena permulaan gerak butiran?

Incipent Motion
Initial Motion
Several Grain Moving
Weak Movement
Critical Movement
1

Gaya yang bekerja pada suatu partikel


sedimen bundar (spherical) pada suatu dasar
saluran terbuka dilukiskan seperti Gambar 1.
Pada kondisi alur alam dimana kemiringan
memanjang cukup kecil, komponen gaya
gravitasi dapat diabaikan.
Hampir setiap kriteria permulaan gerak
diturunkan dari pendekatan tegangan geser
ataupun kecepatan.
Mengingat gerakan transpor sedimen dasar
(bed load) mempunyai sifat stokastik,
pendekatan secara probabilistik juga
digunakan.
2

Gambar 1. Gaya-gaya
yang bekerja pada
partikel sedimen
yang berada pada
dasar sungai

Gaya-gaya yang bekerja: gaya drag FD,


gaya angkat FL, gaya berat submerge
Ws, dan gaya yang menahan FR.
Kondisi permulaan gerak : FL = Ws
atau FD = FR atau MO = MR.
MO = momen guling karena FD dan FR
MR = momen penahan karena FL dan Ws

Teori pendekatan permulaan gerak yang


dibicarakan dibedakan menjadi dua, yaitu
pendekatan tegangan geser (White-1940 serta
Shield-1936) serta pendekatan kecepatan
(Fortier dan Scobey-1926 serta Hjulstrom1935).
1. Pendekatan tegangan geser menurut White
2. Pendekatan tegangan geser menurut Shield
3. Pendekatan kecepatan menurut Fortier dan
Scobey

4. Pendekatan kecepatan menurut Hjulstrom

3.1. PENDEKATAN TEGANGAN GESER MENURUT WHITE


Kemiringan memanjang dan gaya angkat diabaikan
karena pengaruhnya diasumsikan kurang signifikan.
Nilai gaya drag sebanding dengan tegangan geser di
dekat dasar dan kuadrat diameter partikel :

FD = C1d2
dengan :

(1)

= tegangan geser didekat dasar


d = diameter partikel
C1 = konstanta

Apabila jarak antara titik rotasi dengan titik gerakan


sebanding dengan diameter maka momen putar Mo
adalah :

Mo = C1C2 d3 (atau FD*d*C2) .. (2)


dengan C2 = konstanta

Momen yang menahan merupakan perkalian antara


berat sub merge dari partikel C3 (s-f)d3 dengan
lengan momen C4d, atau ;

MR = C3C4 (s-f)

.. (3)

dengan C3 dan C4 adalah konstanta s-f adalah berat


spesifik dari (berturut-turut) sedimen dan air.
Partikel akan mulai bergerak apabila besarnya
tegangan geser sedemikian hingga Mo = MR, Kondisi
ini disebut tegangan geser kritik atau ;

c=C5(s-f)d

.... (4)

dengan C5 = konstanta
c = tegangan geser kritik (butir mulai bergerak)
6

CATATAN

Tegangan geser kritik sebanding dengan


diameter partikel.

Konstanta C5 merupakan fungsi rapat massa,


bentuk partikel, sifat air, serta penyusunan
partikel sedimen dipermukaan dasar.

Nilai C5 (s-f) untuk pasir di air bervariasi


antara 0,013 0,040 (sistim f.lbs.s)

Tegangan geser sebanding dengan kemiringan


dasar dan kuadrat kecepatan, berat partikel
yang dapat digerakkan oleh aliran air sebanding
dengan pangkat enam dari kecepatan yang
bekerja pada partikel. Hubungan ini selanjutnya
disebut hukum pangkat enam untuk permulaan
gerak butiran.
7

3.2. PENDEKATAN TEGANGAN GESER MENURUT SHIELD

Sangat sulit untuk menghitung secara analitik


seberapa besar gaya-gaya yang bekerja pada
partikel sedimen.

Analisis dimensi dari beberapa parameter dan


menciptakan diagram permulaan gerak butiran.

Faktor-faktor penting untuk penetapan permulaan


gerak butiran antara lain adalah :
1
2

tegangan geser ()
perbedaan rapat masa air (f) dengan rapat
massa sedimen (s)

diameter partikel (d)

angka kental kinetik ()

gaya gravitasi (g)

Hubungan persamaan tanpa dimensi adalah (lihat Gambar 2):

d s f

/ f 1 / 2

u*

d s 1
f

..

(5)

..

(6)

dimana :

s dan f = rapat massa sedimen dan air


= berat spesifik air
U* = kecepatan geser

c = tegangan geser kritik saat permulaan gerak

Gambar 2. Diagram Shield untuk permulaan gerak (Vanoni, 1975)

d s f g

c
d s / f 1

10

3.3. PENDEKATAN KECEPATAN MENURUT FORTIER & SCOBEY

Fortier dan Scobey membuat penyelidikan


tentang kecepatan maksimum ijin suatu
kecepatan rerata aliran di berbagai saluran.
Kecepatan ijin tersebut (untuk berbagai saluran
dengan kondisi material yang berbeda) disajikan
pada Tabel 1.
Walaupun belum ada suatu studi yang dilakukan
yang bersifat mendukung ataupun memverivikasi
nilai seperti disaajikan pada tebel tersebut,
namun untuk tujuan perancangan pada tingkat
pra-desain telah memadai.
11

Tabel 1. Kecepatan ijin menurut Fortier dan Scobey

12

3.4. PENDEKATAN KECEPATAN MENURUT HJULSTROM


1. Hjulstrom melakukan analisis rinci dari berbagai
data gerakan material seragam.
2. Dengan mengingat bahwa kecepatan di dekat
dasar saluran sangat sulit untuk diukur, namun
diasumsikan sangat berperan dalam menimbulkan
gerakan sedimen, maka analisis didasarkan pada
kecepatan rerata aliran.

3. Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik Hjulstrom


(lihat Gambar 3), yang menunjukkan hubungan
antara ukuran partikel sedimen dengan kecepatan
rerata aliran pada kondisi erosi, transportasi,
serta pengendapan.
13

4. Hubungan yang lain ditunjukkan oleh Vanoni


(1977) dikonfirmasi oleh American Society of
Civil Engineers, Sedimentation Task Committee,
khususnya untuk perancangan saluran stabil
(lihat Gambar 4), yang merupakan hubungan
antara kecepatan kritik menurut beberapa
peneliti dengan ukuran partikel rerata.

14

Gambar 3. Erosi-deposisi menurut Hjulstrom

15

Gambar 4. Kecepatan kritik aliran sebagai fungsi diameter butiran

16

Anda mungkin juga menyukai