Anda di halaman 1dari 5

Laporan Fisika Praktikum Momen Inersia

Oleh:

Salman Alfarisi A. B.

XI MIPA 7

A. Tujuan Praktikum
 Menentukan apakah ukuran atau masa suatu benda memengaruhi kecepatan laju
benda pada bidang yang miring.

B. Teori Dasar
Momen inersia (Satuan SI: kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen
inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan
menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan
percepatan sudut, dan beberapa besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap
momen inersia, pembahasan menggunakan pendekatan tensor memungkinkan analisis
sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik. Lambang I dan kadang-kadang juga J
biasanya digunakan untuk merujuk kepada momen inersia.

Momen gaya atau bisa disebut dengan torsi, yaitu ukuran keefektifan gaya yang
diberikan atau yang bekerja pada suatu benda untuk memutar benda tersebut terhadap
suatu poros tertentu. Sederhananya sih, momen gaya (torsi) adalah seberapa besar gaya
yang diberikan untuk memutar suatu benda terhadap suatu poros tertentu (kecenderungan
gaya dalam memutar suatu benda).

Momen gaya (torsi) dilambangkan dengan τ dan merupakan besaran vektor, sehingga
dapat bernilai positif maupun negatif. Torsi akan bernilai positif jika arah putarannya
berlawanan jarum jam dan akan bernilai negatif jika arah putarannya searah jarum jam.

Rumus Torsi atau momen gaya:

τ = F.r
Ditinjau gerak rotasi terhadap pusat massa benda, torsi untuk gaya yang arahnya tegak
lurus sumbu rotasi

adalah

τ = rxF……….(2.1)

dimana : τ = torsi , F = gaya dan r = lengan gaya.

Gaya yang arahnya tegak lurus pada sumbu rotasi adalah gaya gesek f, dan lengan gaya
pada benda yang berotasi dengan sumbu putar salah satu diameternya adalah jari-jari bola
R. Persamaan (2.1) menjadi

τ = fR………(2.2)

Hubungan antara torsi τ , momen inersia I dan percepatan sudut α pada benda yang
berotasi adalah

τ = I α………(2.3)

Momen inersia sebuah bola bermassa m dan jarijari R secara umum dapat dinyatakan
dengan persamaan

I = kmR2

dimana k adalah sebuah koefisien berupa angka tertentu, sehingga persamaan (2.3) diatas
dapat dinyatakan sebagai berikut

τ =kmR2 α……….(2.4)

Dari persamaan (2.2) dan (2.4) maka diperoleh

fR =kmR2 α

f =kmR α…….(2,5)

Percepatan sudut pada gerak rotasi bola berjari-jari r dapat dinyatakan dalam persamaan
α
α = ………..(2,6)
R

dimana a adalah percepatan tangensial. Persamaan (2.5) disubtitusikan ke persamaan


(2.6) maka diperoleh
kmRα
f =
R

f =kmα ………….(2,7)

Ditinjau gerak translasi pada bola yang bergerak dibidang miringseperti pada gambai 1,
dengan asumsi bahwa semua gaya luar bekerja di pusat massa bola maka hukum II
Newton Σ Fx =mα menjadi

mgsinθ -f = mα………….(2,8)

dimana m = massa bola, g = percepatan gravitasi bumi, a = percepatan gerak bola dan θ =
sudut kemiringan bidang miring dan f = gaya gesek.Hasil subtitusi persamaan (2.7)
kedalam persamaan (2.8) maka diperoleh

mgsinθ - kmα =mα

g sinθ - kα + α

g sinθ - α (k+1)
BC
g = α (k+1)
AC

h
g = α (k+1)
s

g
α = h ……………(2,9)
s (k +1)

C. Praktikum
1. Alat dan Bahan
 Papan / Bidang miring
 Mistar
 Kelereng (5,7 g)
 Lakban (42 g)
 Stopwatch
 Gelas (250 g)
 Timbangan
2. Bukti Dokumentasi
C. Hasil dan Pembahasan

Waktu (s)
2.5

1.5

0.5

0
Kelereng Lakban Gelas

Waktu (s)

D. Kesimpulannya
Yang mementukan atau memengaruhi kecepatan benda menggelinding adalah
bentuknya. Semakin kecil konstanta momen inersia pada suatu benda maka akan semakin
cepat lajunya, begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai