Anda di halaman 1dari 25

PANDUAN SINGKAT

SISTEM INFORMASI GEMPABUMI

JISVIEW
Versi 1.2 MQ

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


JAKARTA, 15 Mei 2016
Panduan SIngkat JISView 1.2

I. JISView OVERVIEW

JISView merupakan paket sistem informasi berbasis DBMS dan GIS yang
menyajikan bentuk analisa sinyal digital seismik menjadi informasi gempabumi.
JISView melakukan pengolahan sinyal baik secara real-time maupun offline,
melakukan komputasi parameter gempabumi dan focal mechanism, mengelola dan
menampilkannya dalam bentuk informasi spasial.

Konsep GUI JISView


Paket software JISView terbagi menjadi 3 graphical user interface (GUI) utama
yaitu, JIStream, Linuh dan Data Manager. JIStream merupakan aplikasi yang
berfungsi untuk melakukan akuisisi data seismik dengan berbasis pada protokol
seedlink. JIStream mampu mengakses berbagai jaringan seismograph yang terhubung
ke portal data seedlink baik melalui jaringan internet maupun server seedlink lokal.
JIStream mampu mendeteksi secara otomatis setiap kejadian gempabumi yang
terekam di dalam stream data dan sekaligus menentukan parameter gempabumi
tersebut. Aplikasi Linuh memiliki fungsi utama sebagai media analisa gempabumi
manual yang mampu mengenali format data seismik Miniseed dan menyediakan fitur
akses data tersebut yang terhubung pada server penyedia data seismik arclink via
internet. Linuh juga berperan sebagai sarana quality control untuk mengevaluasi
setiap kejadian gempabumi yang terekam secara otomatis oleh JIStream. Disamping
itu juga, Linuh memiliki berbagai fitur tambahan yang dapat menunjang operasional
pengamatan gempabumi. Aplikasi yang terakhir yaitu Data |Manager berperan untuk
melakukan manajemen data gempabumi dan focal mechanism sekaligus pemetaan
seismisitas. Data Manager juga menyediakan fitur penentuan parameter gempabumi
dengan menggunakan input data secara manual dari sumber bacaan phase eksternal.

1
Panduan SIngkat JISView 1.2

II. AKUSISI DATA DENGAN JIStream


2.1 Pengenalan GUI

JIStream dapat dipanggil dengan mengklik shortcut pada start menu atau
dapat juga langsung mengklik dari folder ..\JISView\JIStream/JIStream.exe. Ketika
JIStream diaktifkan maka akan muncul tampilan GUI sebagai berikut :

Tampilan GUI JIStream

Berikut penjelasan tentang beberapa item yang ada pada GUI JIStream :

a. Menu Bar
Berisi menu operasi file aplikasi.
b. Blok Waveform
Merupakan blok display yang menampilkan waveform signal dari masing-masing
channel sensor/seismograph. Blok waveform ini juga memiliki sumbu y yang
telah dinormalisasi agar dapat menampilkan ukuran waveform tetap proporsional.
c. Channel ID
Channel ID adalah pengenal atau kode sensor dari waveform yang ditampilkan.
Channel ID secara berurutan terdiri dari pengenal kode sensor, jenis komponen,
kode jaringan dan kode lokasi.
d. Toolbar
Panel ini berisi tombol-tombol fungsional dari aplikasi JIStream serta link ke sub
program pendukung.
Identitas tombol dalam setiap panel yang ada dalam GUI sistem ini
menggunakan mekanisme tooltips, sehingga untuk memunculkannya pengguna perlu
menempatkan kursor di atas tombol tersebut hingga muncul label nama tombol
tersebut.

2
Panduan SIngkat JISView 1.2

2.2 Seleksi Server dan Sensor

JIStream mengakuisisi waveform secara real-time melalui protocol


SEEDLINK untuk mengakses server penyedia data seismik. JIStream memiliki fitur
yang mensupport mekanisme switching server. Mekanisme tersebut memungkinkan
sistem untuk mengalihkan akses ke server terafiliasi lainnya manakala server utama
drop atau terjadi gangguan.
Pengguna dapat memilih server seedlink tertentu untuk dapat diset sebagai
server utama penghubung data masing-masing sensor. Demikian, sebelum memulai
proses akuisisi data, pengguna perlu memilih server dan channel sensor yang mana
yang akan diakses dan diakuisisi. Langkah untuk melakukan tahapan tersebut dimulai
dengan menekan tombol Station Management . Pengguna perlu memiliki hak
akses sebagai administrator dan perlu melalui halaman login untuk menggunakan
fitur ini. Mengenai hak akses administrator akan dibahas pada sub bab 2.3. Sistem
akan memanggil sub program Station Manager setelah otentifikasi pengguna telah
berhasil. Tampilan GUI dari sub program Stasiun Manager sebagai berikut:

Tampilan GUI Station Manager

Sub program Station Manager memiliki peranan dalam melakukan proses


manajemen data stasiun atau sensor, jaringan dan server. Peta yang ada dalam GUI
tersebut menunjukkan titik-titik sensor yang dapat diakses melalui JISView.
Pengguna selanjutnya dapat menetapkan sensor dan server yang akan diakusisi
dengan menekan tombol Set Seedlink Session (Real Time) untuk memanggil
Form Seleksi Channel.

3
Panduan SIngkat JISView 1.2

Tampilan Form Seleksi Channel

Form Seleksi Channel menampilkan peta serupa dengan peta pada tampilan
GUI Station Manager yang menunjukkan titik-titik sensor atau stasiun yang
disediakan aksesnya oleh server seedlink. Pengguna dapat memilih stasiun-stasiun
yang akan diakses datanya dengan cara mengklik titik stasiun pada peta dan menekan
tombol Add Channel. Setiap stasiun yang dipilih akan didaftarkan pada tabel
Requested Channel di sisi kanan form dan titik stasiun tersebut akan ditandai di peta
dengan warna hijau. Untuk menghapus sebuah stasiun dari tabel tersebut, dilakukan
dengan menekan tombol Delete channel, sedangkan untuk keseluruhan stasiun
dengan menekan tombol Reset Selection. Katalog stasiun di seluruh dunia yang dapat
diakses dapat ditampilkan dengan cara menekan tombol Show All Station List. Tekan
save selection untuk menyimpan pilihan channel dan server, serta selanjutnya tutup
form-form yang terbuka tersebut hingga kembali ke GUI utama JIStream.

2.3 Hak Akses Administrator


Sistem memiliki sekuritas untuk membatasi pengguna tertentu saja sebagai
administrator yang dapat melakukan pengaturan atau manajemen data stasiun yang
akan diakses melalui JIStream. Sistem akan meminta memasukkan username dan
password ke dalam form login yang muncul ketika akan mengaktifkan fitur Station
Manager.

Form Login

4
Panduan SIngkat JISView 1.2

Sistem akan meminta password super administrator bila belum ada pengguna
yang terdaftar atau ketika sistem pertama kali diaktifkan. Password defaultnya adalah
„jisviewbmkg2016‟. Setelah proses otentifikasi super administrator, maka sistem akan
meminta pengguna untuk mendaftarkan pengguna yang akan diberi hak akses
administrator melalui form manajemen pengguna. Berikut tampilan tersebut:

Tampilan form manajemen pengguna

2.4 Memulai Proses Akusisi

JIStream mengendalikan stream data seedlink melalui form Seedlink


Manager. Melalui form tersebut pengguna dapat memantau dan mengatur
konektivitas ke server arclink. Untuk membuka form tersebut dilakukan dengan cara
menekan tombol Seedlink Manager pada GUI utama .

Tampilan form Seedlink Manager


Pengguna dapat mengaktifkan koneksi tiap sensor dengan cara memilih sensor
pada list kemudian menekan tombol Connect. Untuk praktisnya, pengguna juga dapat
mengaktifkan koneksi seluruh sensor secara sekaligus dengan cara menekan tombol
Connect All.

5
Panduan SIngkat JISView 1.2

JIStream secara periodik akan menginspeksi setiap koneksi channel yang idle
dan belum menerima paket data sama sekali, sehingga akan diputus koneksinya
secara otomatis, untuk mengefisiensikan bandwidth data. Pengguna dianjurkan untuk
member centang di pojok kiri atas, agar JIStream melakukan pengecekan dan
pengkoneksian ualng dari masing-masing channel yang sebelumnya terputus
koneksinya.
Waveform dari channel yang telah terhubung selanjutnya akan dimuat pada
blok waveform pada GUI setelah sistem sukses mengirimkan request command dan
kemudian menerima paket data yang kita request tersebut dari server SEEDLINK.

2.5 Autopicking dan Autolocating

Algoritma pendeteksian event gempabumi dengan metode STA/LTA akan


aktif setelah stream data diterima. Data waveform di tingkat background sistem akan
direkondisi secara otomatis selama proses pendeteksian. Rekondisi waveform berupa
DC removal dan filtering.

Diagram alir Algoritma Autopicking dan Autolocating

6
Panduan SIngkat JISView 1.2

Trigger phase gelombang P yang tertangkap akan disimpan oleh sistem.


Ketika jumlah trigger terkumpul melebihi batas minimumnya (5 trigger) dalam
periode kurang dari 5 menit, sistem akan mengaktifkan prosedur perhitungan
parameter gempabumi dan focal mechanism berdasarkan kumpulan trigger tersebut.
Setiap penambahan trigger baru sebelum mencapai waktu ekspired-nya (20 menit)
akan dievaluasi dengan model travel-time gelombang P dari parameter gempabumi
awal. Ketika antara observed travel time dan model travel time gelombang P memiliki
kecocokan dan berada dalam toleransi yang diijinkan (< 30 s), maka tambahan trigger
tersebut akan mengupdate parameter gempabumi sebelumnya.
Setiap phase waktu tiba dan parameter gempabumi dari proses autopicking
dan autolocating akan tersimpan di dalam database dan dapat diperiksa melalui log
yang disediakan JIStream dengan cara menekan tombol Trigger Log dan EQ
Detection . Disamping itu pula pengguna juga dapat memantau log tersebut
melalui fitur serupa dalam aplikasi analisa LINUH. Untuk menjaga kestabilan proses
akuisisi, membuka log deteksi melalui JIStream sebaiknya diminimalisir. Demikian,
Pengguna dianjurkan untuk membuka log deteksi melalui aplikasi LINUH.

III. ANALISA INTERAKTIF DENGAN LINUH


3.1 Pengenalan GUI

LINUH merupakan software berbasis DBMS dan SIG yang mengintegrasikan


akses data online, pengolahan sinyal seismik, komputasi dan manajemen data waktu
kejadian, lokasi hypocenter dan focal mechanism gempabumi dalam satu alur proses.
Perangkat lunak LINUH dapat dijalankan dengan cara mengklik file executable
Linuh.exe dari directory utama program atau melalui dengan mengklik shortcut pada
start menu. GUI LINUH utama merupakan ruang kerja (workspace) bagi pengguna
dalam melakukan pengolahan sinyal seismik dan menjadi panel utama dalam
komputasi parameter gempabumi serta focal mechanism.

GUI Utama LINUH

7
Panduan SIngkat JISView 1.2

Sejumlah komponen yang terdapat pada GUI utama dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a. Menubar
Menubar tersusun atas dua pilihan menu, yaitu menu File yang berisi sub menu
Keluar yang berfungsi untuk keluar dari program dan menu Window yang berisi
sejumlah menu untuk mengaktifkan dan menonaktifkan form Info Channel dan
form Info Parameter Gempabumi dan Focal Mechanism.
b. Blok Waveform
Merupakan blok display yang menampilkan rekaman sinyal seismik (waveform)
dari masing-masing channel atau sensor. Waveform ditampilkan menggunakan
skala dinamis berdasarkan rentang amplitudo tertinggi dan terendah. Informasi
awal dan akhir waktu data ditampilkan pada tiap lajur blok waveform ini sesuai
dengan masing-masing channel.
c. Channel ID
Merupakan kode pengenal dari waveform yang ditampilkan. Struktur Channel ID
secara berurutan tersusun atas kode pengenal stasiun, komponen, jaringan dan
lokasi. Waveform yang sedang aktif atau terpilih diindikasikan dari kotak Channel
ID yang bewarna hijau.
d. Form Info Channel
Menampilkan informasi atribut channel yang dipilih, berupa waktu awal dan
akhir data, durasi data, frekuensi sampling, jumlah sampel data, nilai sampel
minimum dan maksium.
e. Form Info Parameter Gempabumi dan Focal mechanism
Menampilkan informasi parameter gempabumi dan focal mechanism dari hasil
komputasi terakhir.
f. Statusbar
Menampilkan sejumlah informasi pendukung, seperti penunjuk waktu acuan
dalam Coordinated Universal Time (UTC), jumlah channel yang dimuat, nama
file sinyal seismik dan kode channel terpilih.
g. Toolbar

Memuat sejumlah tombol-tombol fungsional sistem dan berperan sebagai


terminal untuk memanggil sub-sub program.

8
Panduan SIngkat JISView 1.2

3.2 Mengakses data online via protokol Arclink

Sistem LINUH ini didesain untuk memungkinkan pemuatan data archive


waveform secara online dengan menggunakan protokol Arclink. Sistem mampu
mengakses server layanan data seismik online yang disediakan oleh institusi BMKG,
GFZ dan IRIS/USGS. Disamping itu fitur ini juga mensupport untuk memuat data
dari buffer lokal yang disediakan oleh JIStream.
Proses permintaan data dengan menggunakan protokol Arclink dimulai
dengan menekan tombol Arclink WF Request pada toolbar GUI utama. Ketika tombol
tersebut ditekan, maka akan tampil form Arclink Waveform Request sebagai berikut.

Form Arclink Waveform Request

.Mekanisme pemilihan sensor atau stasiun yang akan diakses serupa dengan
mekanisme pemilihan sensor yang akan diakusisi pada JIStream. Tambahan fitur
seleksi yang menjadi perbedaan adalah adanya fasilitas seleksi berdasarkan area
rectangular dan circular.
Terdapat dua opsi metode akses data yang disediakan form Arclink Waveform
Request yaitu opsi Direct Fetch dan opsi HTTP Fetch. Opsi Direct Fetch merupakan
metode akses data secara langsung pada port Arclink yang disediakan, yaitu port
18001. Opsi HTTP Fetch melakukan akses data dengan menggunakan port HTTP
standar yaitu 80 sebagai antisipasi bila metode Direct Fetch tidak dapat dilakukan,
seperti misalnya terhalang oleh firewall. Namun demikian metode HTTP Fetch hanya
dapat digunakan untuk mengakses stasiun BMKG saja. Ketika seluruh stasiun yang
diinginkan sudah dipilih, maka pengguna dapat memulai akses data dengan menekan

9
Panduan SIngkat JISView 1.2

tombol Start request data to Arclink. Tombol Exit digunakan untuk menutup form
ketika proses permintaan data selesai.
Sub program komunikasi data protokol Arclink akan dipanggil ketika tombol
Start request data to Arclink ditekan. Sub program tersebut yaitu Arclink Direct
Fetch dan IRISWebFetch. Hal ini berlaku bagi sensor yang diset ke server selain
server lokal. Sub program Arclink Direct Fetch digunakan untuk mengakses server
BMKG dan GFZ, sedangkan sub program IRISWebFetch digunakan untuk
mengakses server IRIS/USGS. Sub program yang aktif akan menampilkan sebuah
form console yang menyajikan alur proses komunikasi data dengan server Arclink
sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Kelancaran dan keberhasilan
proses permintaan data dengan protokol Arclink ini sangat dipengaruhi oleh
kestabilan jaringan internet yang digunakan. Ketika proses permintaan data berhasil
maka waveform akan ditampilkan pada blok waveform pada GUI utama dan
pengguna akan ditawarkan untuk menyimpan file seismik ke tempat yang terpisah
yang diinginkan.

Form console komunikasi data dengan server Arclink

Sistem LINUH memungkinkan pengguna untuk mengatur ulang konfigurasi


alamat URL dan port server Arclink yang disediakan oleh BMKG, GFZ dan
IRIS/USGS. Form Arclink Server Setting dapat dipanggil dengan cara menekan
tombol Arclink Server Setting pada toolbar GUI utama. Melalui form tersebut,
pengguna dapat merubah URL dan port dari masing-masing server. Namun
demikian, perlu kehati-hatian dalam merubah konfigurasi tersebut, karena kesalahan
pengisian dapat menyebabkan sistem tidak dapat terhubung dengan server Arclink.

10
Panduan SIngkat JISView 1.2

Form Arclink Server Setting

3.3 Memulai sesi analisis waveform

Sesi analisis waveform dimulai ketika sistem melakukan pemuatan sinyal


seismik, baik melalui fitur akses data online menggunakan protokol Arclink maupun
melalui file seismik secara offline. Setiap waveform yang dimuat dengan
menggunakan kedua metode pemuatan data tersebut, akan ditampilkan pada blok
waveform GUI utama. Setiap stasiun yang ada pada waveform tersebut, ditampilkan
titik lokasinya pada peta dalam form Informasi Parameter Gempabumi dan Focal
mechanism di sisi kanan GUI utama. Stasiun urutan pertama pada blok waveform
akan terpilih secara otomatis menjadi channel aktif dan ditandai dengan ID Channel
bewarna hijau. Setiap channel yang aktif akan ditampilkan atribut sinyalnya pada
form Info Channel di sisi kanan atas GUI utama.

Form daftar event terkorelasi


Sistem LINUH secara otomatis akan menampilkan hasil picking terakhir pada
waveform bilamana telah dilakukan komputasi parameter gempabumi dan focal
mechanism pada file seismik tersebut sebelumnya. Setiap file waveform yang dibuka
akan dianggap sebagai sesi event baru oleh sistem. Untuk melakukan sesi updating
atau re-analisis dari waveform yang pernah dianalisa sebelumnya, pengguna dapat

11
Panduan SIngkat JISView 1.2

menekan tombol Check Channel Phase pada toolbar GUI Utama. Sistem akan
melakukan pemindaian pada tiap channel apakah sudah terdapat phase yang
terkorelasi dengan channel tersebut pada basis data. Jika ditemukan, maka sistem
akan menampilkan form yang berisi daftar event yang terkorelasi.
Pengguna dapat memilih sebuah event terkorelasi pada daftar tersebut untuk
ditampilkan kembali hasil analisanya. Setiap event yang dipilih, maka sistem secara
otomatis akan menampilkan kembali data yang tersimpan dalam basis data terkait
event tersebut, yang berupa data picking phase pada blok waveform, parameter hasil
analisis terakhir pada form Informasi Parameter Gempabumi dan Focal Mechanism
serta indeks event pada statusbar.
3.4 Analisis picking phase waktu tiba dan polaritas awal
Tahap analisis picking phase waktu tiba dan polaritas awal untuk masing-
masing channel dilakukan pada sebuah form Analisis Picking Phase yang memuat
waveform secara individual, seperti ditampilkan pada gambar di bawah ini. Pada form
tersebut, pengguna dapat secara leluasa melakukan berbagai navigasi tampilan sinyal
di antaranya menggeser, memperlebar, memampatkan, memperbesar dan
memperkecil waveform. Pengguna juga dapat memanfaatkan tombol mouse tengah
untuk melakukan dragging pada area waveform yang akan diperbesar tampilannya.

Form Analisis Picking Phase

Pengguna dapat memilih channel mana yang akan dimuat secara terpisah pada
form Analisis Picking Phase dengan cara melakukan klik ganda pada lajur chanel di
blok waveform atau pada melalui kotak ID Channel. Pengguna juga dapat berpindah
tampilan dari channel satu ke channel lainnya secara berurutan dengan cara menekan
tombol panah ke atas dan ke bawah pada keyboard.

12
Panduan SIngkat JISView 1.2

Picking phase dipilih dengan cara melakukan klik kiri pada posisi awal waktu
tiba gelombang seismik dalam waveform dan disusul dengan klik kanan hingga
muncul popup menu yang berisi pilihan jenis dan polaritas awal phase. Pengguna
dapat memilih jenis phase dan polaritas awal yang sesuai melalui popup menu
tersebut. Posisi waktu tiba phase yang telah dilakukan picking ditandai dengan garis
vertikal pada form.

Popup menu Picking Phase


Data waktu tiba dan polaritas awal phase yang telah dilakukan picking oleh
pengguna akan didaftarkan pada tabel tabulasi dalam form Phase list sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Untuk menampilkan form tersebut, dilakukan
dengan cara menekan tombol List Phase pada GUI utama.

Form Phase list


3.5 Melakukan filtering waveform
Pengguna terkadang perlu melakukan filtering untuk mereduksi kandungan
derau (noise) pada waveform. Melalui filtering, sinyal rekaman kejadian gempabumi
dapat lebih diperjelas sehingga memudahkan dalam proses analisis picking phase.
Sistem menyediakan filter Butterworth untuk melakukan operasi pemfilteran sinyal
digital baik menggunakan highpass filter, bandpass filter maupun lowpass filter.

13
Panduan SIngkat JISView 1.2

Proses pemfilteran sinyal dimulai dengan menekan tombol Butterworth Filter


pada GUI utama untuk membuka form Butterworth Filter seperti ditunjukkan pada
gambar 5.14. Melalui form tersebut, pengguna dapat merubah parameter filter sesuai
kebutuhan. Ketika tombol OK ditekan, maka sistem akan mengenakan filter
Butterworth pada sinyal.

Form Butterworth Filter


Sistem juga menyediakan fitur cepat untuk melakukan pemfilteran sinyal
dengan cukup menekan tombol Filter Default pada GUI Utama tanpa harus mengatur
kembali parameter filter pada form Butterworth filter. Tentunya pengguna perlu
terlebih dahulu mendefinisikan parameter filter sebagai default dan memberikan
tanda centang pada checklist “Simpan parameter sebagai filter default dalam form
Butterworth filter”.
3.6 Penentuan lokasi gempabumi dan focal mechanism
Tahap komputasi penentuan lokasi gempabumi dan focal mechanism dapat
dilakukan dengan menggunakan minimal lima data waktu tiba dan polaritas awal
phase. Tahap tersebut dimulai dengan cara menekan tombol Komputasi pada GUI
utama. Sistem akan memproses seluruh waktu tiba dan polaritas awal phase yang
terdaftar pada form List Phase dan mengirimnya ke sub program EQProcessing. Sub
program tersebut menjadi modul utama yang mengendalikan proses perhitungan
parameter gempabumi dengan menggunakan Hypo2000 dan parameter focal
mechanism menggunakan AZMTAK.
Hasil analisis parameter gempabumi dan focal mechanism ditampilkan dalam
bentuk bentuk peta lokasi epicenter yang disertakan diagram bola fokusnya. Garis
berwarna merah yang menghubungkan antara titik epicenter dengan stasiun
menunjukkan radiasi gelombang P yang bersifat kompresi sedangkan garis bewarna
biru menunjukkan radiasi radiasi gelombang P yang bersifat dilatasi. Informasi waktu
kejadian, koordinat epicenter dan kedalaman hypocenter disajikan bersama hasil
analisis jarak dan azimuth sepuluh kota terdekat dari lokasi epicenter. Sistem mampu
mendeteksi lokasi epicenter apakah terjadi di laut atau di darat. Parameter focal
mechanism dari dua bidang nodal disajikan di bawah keterangan lokasi terdekat.

14
Panduan SIngkat JISView 1.2

Contoh hasil komputasi parameter gempabumi dan focal mechanism

Pengguna dapat memeriksa berbagai informasi yang menyangkut data input


dan tingkat kesalahan komputasi yang ditunjukkan melalui nilai RMS dan waktu
residual masing-masing stasiun, dengan cara menekan tab Detail Komputasi di
bagian atas form. Tampilan informasi waktu residual tiap stasiun dalam tab Detail
Komputasi sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini, disajikan dalam
bentuk tabel maupun diagram yang dapat diplot berdasarkan jarak maupun azimuth.
Tab Detail Komputasi juga menyajikan diagram bola fokus beserta plot posisi dan
simbol polaritas awal masing-masing stasiun.

Contoh tampilan informasi dalam tab Detail komputasi

Pengguna dapat memilah kembali data waktu tiba dengan memberikan atau
menghilangkan centang di sisi kiri tiap data pada tabel yang ada pada tab Detail
Komputasi. Pengguna juga dapat memberikan nilai awal kedalaman tertentu yang

15
Panduan SIngkat JISView 1.2

menjadi parameter awal iterasi komputasi parameter gempabumi. Komputasi ulang


perlu dilakukan untuk melihat perubahan yang dilakukan pengguna melalui tab ini,
yaitu dengan cara menekan tombol Rekalkukasi. Pengguna dapat menyimpan hasil
analisis ke dalam basis data bila hasil tersebut dirasa sudah cukup memuaskan,
sehingga dapat dipanggil kembali sewaktu-waktu dan dapat ditampilkan dalam
pelaporan. Untuk melakukan hal tersebut, pengguna perlu menekan tombol Save EQ
to database yang terletak di sisi kiri bawah form dalam tab Info Gempabumi.

3.7 Penentuan parameter magnitude


Penentuan parameter magnitude hanya dapat dilakukan setelah diperoleh
lokasi epicenter gempabumi dari proses komputasi sebelumnya. Untuk memulai
proses penentuan magnitude dilakukan dengan menekan tombol Pick Amp. Pada GUI
utama. Ketika tombol tersebut ditekan, maka sistem akan memanggil sub program
MagnitudePicker yang berperan dalam menyediakan fasilitas interaktif picking
amplitude sebagai input komputasi parameter magnitude. Ketika sub program
tersebut dipanggil, maka GUI utama secara otomatis akan ter-halt sementara
menantikan penentuan magnitude selesai. GUI utama akan aktif kembali ketika
proses penentuan magnitude selesai dan sub program MagnitudePicker ditutup.

GUI MagnitudePicker

MagnitudePicker menyediakan berbagai jenis magnitude seperti Mlv, Mlh,


Ms_BB, MB, MB(Ms) dan MbLg. Teknik pengambilan amplitude dari masing-
masing jenis magnitude memiliki prosedur yang berbeda-beda. Disamping itu pula,
penggunaan masing-masing magnitude bergantung pada kondisi jarak sensor serta
kedalaman fokus gempabumi. Untuk kepentingan praktis, MagnitudePicker
menyediakan fasilitas picking seluruh jenis magnitude secara otomatis. Untuk

16
Panduan SIngkat JISView 1.2

melakukan hal tersebut, dilakukan dengan cara menekan menu Amp  Auto  All
Channel. Setelah menu tersebut ditekan, maka sistem akan secara otomatis
memproses tiap sinyal yang ada dan menentukan secara otomatis jenis-jenis yang
reliable dengan kondisi sensor dan kedalaman hypocenter.

Sistem akan menentukan secara otomatis, jenis magnitude mana yang akan
menjadi magnitude utama yang akan diteruskan GUI LINUH. Namun demikian,
pengguna juga dapat mengevaluasi dan menentukan sendiri jenis magnitude yang
dianggap paling relevan untuk diteruskan ke GUI utama. Untuk melakukan hal
tersebut, pengguna perlu menekan tombol di sebelah kiri salah satu nilai magnitude
dari jenis yang ingin dievaluasi. Tombol tersebut akan mengaktifkan form Magnitude
Details. Form tersebut menyajikan tampilan grafis dan statistik hasil perhitungan
magnitude untuk masing-masing sensor. Untuk menetapkan jenis magnitude tersebut
untuk menjadi magnitude utama, dilakukan dengan cara menekan tombol Set As Main
Mag. pada form tersebut.

Form Magnitude Details

IV. MANAJEMEN DATA DENGAN DATA MANAGER

Sistem memisahkan proses pengelolaan, pemetaan data dan pencetakan


laporan hasil analisis ke dalam sebuah sub program yang disebut dengan
DataManager. Untuk mengaktifkan sub program tersebut, dilakukan dengan cara
menekan tombol Data Manager pada GUI utama sehingga muncul halaman muka
sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

17
Panduan SIngkat JISView 1.2

Tampilan halaman muka sub program DataManager

Halaman muka sub program DataManager memuat daftar riwayat parameter


gempabumi dan focal mechanism yang telah dianalisis. Terdapat panel utama di sisi
kanan halaman muka yang terdiri atas tombol-tombol berfungsi untuk melakukan
manajemen, pelaporan dan pemetaan data serta sejumlah aktivitas penyajian data
lainnya.

4.1 Pengelolaan data

Sistem menyediakan fasilitas pengelolaan data yang tersedia di dalam basis


data. Kegiatan pengelolaan data pada prinsip terdiri atas kegiatan penambahan,
pengubahan (editing) dan penghapusan data. Pengelolaan aspek data seperti
parameter gempabumi, waktu tiba phase dan polaritas awal serta focal mechanism
disediakan dalam modul tersendiri pada sub program DataManager. Melalui masing-
masing modul tersebut, pengguna dapat melakukan penambahan, pengubahan dan
penghapusan data.
Pengelolaan data parameter gempabumi dapat dilakukan dengan cara
menekan tombol Gempabumi pada panel untuk memanggil form Manajemen Data
Parameter Gempabumi. Pengguna melalui form tersebut dapat melakukan
penambahan, pengubahan dan penghapusan data parameter gempabumi secara
interaktif. Fasilitas pengelolaan aspek data lainnya seperti waktu tiba phase dan
polaritas awal serta focal mechanism, disediakan melalui form Manajemen Data
Waktu Tiba Phase dan Polaritas Awal dan form Manajemen Data Focal Mechanism.
Untuk memanggil form Manajemen Data Waktu Tiba Phase dan Polaritas Awal dari
panel halaman muka, dilakukan dengan cara menekan tombol Phase, sedangkan form
Manajemen Data Focal Mechanism dipanggil dengan cara menekan tombol Focal
Mech.

18
Panduan SIngkat JISView 1.2

(a)

(b) (c)

Tampilan form Pengelolaan Data: (a) form Manajemen Data Parameter


Gempabumi, (b) form Manajemen Data Waktu Tiba Phase dan Polaritas Awal dan
(c) form Manajemen Data Focal Mechanism
Tampilan isian penambahan maupun pengubahan data secara interaktif
memiliki bentuk dan fitur yang bervariasi, disesuaikan dengan karakteristik data
parameter yang menjadi input. Gambar (a) di bawah ini menunjukkan isian
penambahan dan pengubahan input phase secara manual yang dipanggil dari form
Manajemen Data Waktu Tiba Phase dan Polaritas Awal. Gambar (b) dan gambar (c)
masing-masing merupakan isian penambahan dan pengubahan data parameter
gempabumi yang dipanggil dari form Manajemen Data Parameter Gempabumi dan
isian pengubahan data parameter focal mechanism yang dipanggil dari form
Manajemen Data Focal Mechanism.

(a)

19
Panduan SIngkat JISView 1.2

(b) (c)

Tampilan isian penambahan dan pengubahan data interaktif: (a) input phase
manual, (b) parameter gempabumi dan (c) focal mechanism

Pengelolaan data stasiun pada sistem LINUH dipisahkan ke dalam sub


program tersendiri. Hal ini dilakukan mengingat proses penambahan, pengubahan
dan penghapusan data stasiun memiliki keterkaitan dengan basis data spasial yang
rentan terhadap kegagalan sistem. Untuk memanggil sub program dan form
Manajemen Data Katalog Stasiun di bawah ini dilakukan dengan cara menekan
tombol Stations pada panel GUI utama.

Tampilan form Manajemen Data Katalog Stasiun

4.2 Pelaporan data


Pelaporan merupakan sebuah bentuk keluaran dari sebuah sistem informasi.
Dokumen yang dihasilkan dapat digunakan dalam kegiatan publikasi maupun sebagai
sebagai bahan pertimbangan di tingkat pengambil keputusan. Pengarsipan dokumen
dalam bentuk hardcopy sangat penting dilakukan sebagai antisipasi bilamana di
kemudian hari terjadi kegagalan sistem.
Parameter gempabumi dan focal mechanism hasil analisis yang dimuat pada
halaman muka sub program DataManager, dapat dicetak sewaktu-waktu dalam
bentuk laporan. Namun demikian, pengguna terkadang perlu terlebih dahulu
melakukan pemilahan data sesuai dengan kriteria yang diinginkan sebelum dilakukan

20
Panduan SIngkat JISView 1.2

pencetakan. Sistem menyediakan fasilitas pemilahan atau penseleksian data sesuai


dengan kriteria batas yang diinginkan. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
dengan menekan tombol Query Data untuk mengaktifkan form Query/Seleksi Data
sebagaimana ditampilkan pada gambar di bawah ini. Untuk menetapkan kriteria data
yang diinginkan, pengguna selanjutnya dapat menekan tombol Filter Data di kanan
atas form.

Tampilan form Query/Seleksi Data

Form berikutnya yang muncul setelah pengguna menekan tombol Filter data
adalah form Query Data Gempabumi. Melalui form interaktif ini, pengguna dapat
menetapkan kriteria data yang akan ditampilkan, baik dari segi waktu kejadian, bujur,
lintang dan kedalaman hypocenter. Gambar (a) di bawah ini menampilkan contoh
kriteria data yang ditetapkan pada form tersebut untuk menampilkan data kejadian
gempabumi yang terjadi pada bulan Desember 2014 dan berlokasi pada rentang bujur
antara 120 hingga 130. Untuk mengeksekusi kriteria yang telah tetapkan maka
pengguna dapat menekan tombol Proses. Hasil penseleksian data akan ditampilkan
pada form Query/Seleksi Data (b). Pengguna selanjutnya dapat menekan tombol OK
untuk menyetujui data hasil seleksi, sehingga sistem akan menampilkannya di
halaman muka sebagai hasil final (c).

(a)

21
Panduan SIngkat JISView 1.2

(b) (c)

Contoh tampilan proses seleksi data: (a) Penetapan kriteria data pada form Query
Data Gempabumi, (b) Data hasil seleksi pada form Query/Seleksi Data dan (c)
Halaman muka yang memuat data hasil seleksi

Data yang dimuat pada halaman utama baik keseluruhan data dalam basis data
maupun data yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu, dapat dicetak dalam bentuk
laporan dengan cara menekan tombol Cetak Laporan. Sistem akan menampilkan
halaman print preview terlebih dahulu ketika tombol tersebut ditekan. Untuk memulai
proses pencetakan, pengguna dapat menekan tombol bergambar printer di kanan atas
halaman tersebut.

Halaman print preview pencetakan laporan data parameter gempabumi dan focal
mechanism hasil analisis
Terdapat fasilitas pencetakan laporan pada form Manajemen Data Parameter
Gempabumi dan form Manajemen Data Waktu Tiba Phase yang dapat dipanggil
dengan menekan tombol pencetakan laporan bergambar printer di sisi bawah kedua
form tersebut. Gambar (a) di bawah ini menunjukkan tampilan print preview yang
dipanggil dari form Manajemen Data Parameter Gempabumi dan gambar (b)
dipanggil dari form Manajemen Data Waktu Tiba Phase.

22
Panduan SIngkat JISView 1.2

(a) (b)
Halaman print preview laporan (a) parameter gempabumi beserta keterangan kota
terdekat dan (b) waktu tiba phase

4.3 Pemetaan distribusi epicenter gempabumi dan focal mechanism


Sistem LINUH memungkinkan untuk melakukan proses kompilasi data
parameter gempabumi dan focal mechanism yang dimuat pada halaman muka sub
program DataManager serta meng-overlay-kannya ke dalam modul pemetaan
berbasis SIG sewaktu-waktu. Peta distribusi epicenter gempabumi dan focal
mechanism yang dihasilkan, merupakan salah satu keluaran dari sistem ini.
Sebelum memulai sesi pemetaan, ada baiknya untuk melakukan sinkronisasi
data spasial terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena basis data spasial yang dimuat
dalam sistem SIG ini memiliki wadah yang terpisah dari basis data MYSQL induk,
sehingga perlu adanya penyesuaian antara basis data spasial dengan basis data induk.
Sistem akan selalu menawarkan pilihan untuk melakukan sinkronisasi data setiap kali
pengguna memanggil modul pemetaan. Namun demikian, proses sinkronisasi data
akan cukup memakan waktu, bila data yang dikompilasi cukup banyak. Pengguna
dapat mengaktifkan modul pemetaan dengan cara menekan tombol Analisis
Informasi Geografis pada halaman muka sub program DataManager. Sistem akan
menampilkan form FocalPlotMap sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawa ini,
ketika modul tersebut diaktifkan.

Tampilan form FocalPlotMap dalam modul pemetaan berbasis SIG

23
Panduan SIngkat JISView 1.2

Operasi spasial dan manipulasi peta dapat dilakukan dengan menggunakan


fitur-fitur yang telah disediakan oleh toolbar dalam form tersebut. Informasi data
spasial juga dapat ditampilkan dengan mengatur setting Map Tips di sisi kanan layar.
Selanjutnya, gerakkan mouse di atas feature spasial pada peta, maka seketika akan
muncul kotak tips yang berisi informasi spasial dari feature tersebut. Disamping itu,
pengguna juga dapat mengklik masing-masing titik epicenter untuk menampilkan
data parameter gempabumi dan focal mechanism dari kejadian gempabumi yang
diklik tersebut.
Modul pemetaan ini juga menyediakan fasilitas sajian informasi statistik dari
kumpulan data gempabumi tertentu pada peta yang dibatasi oleh sebuah kurva
cluster. Kurva tersebut dapat dibuat dengan cara menekan tombol Create Cluster di
sisi kanan layar dan dilanjutkan dengan menetapkan titik-titik penghubung garis
kurva pada peta. Gambar (a) di bawah ini menunjukkan contoh kurva cluster yang
membatasi lokasi gempabumi di pantai barat pulau Sumatra. Form Informasi Statistik
(gambar b) ditampilkan dengan cara menekan tombol Register Cluster di sisi kanan
layar. Form tersebut menampilkan prosentase kategori jenis sesar, lokasi epicenter
dan kedalaman hypocenter dari kejadian gempabumi yang ada dalam kurva cluster.

(a) (b)

24

Anda mungkin juga menyukai