Anda di halaman 1dari 41

KURSUS BTCO

IMPLEMENTASI SISTEM MONITORING PRODUKSI MIGAS


MENGGUNAKAN SCADA

BAB - 1
PENDAHULUAN SISTEM MONITORING SCADA

SCADA mempunyai singkatan Supervisory Control and Data Acquisition.


Data akuisisi (Data Acquisition) berarti mengambil data atau informasi dari
berbagai proses, Supervisory Control berarti melakukan aksi kontrol terhadap
proses-proses yang ada.
Sistem SCADA melakukan data akusisi melalui sebuah antarmuka
(Interface) yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Data-data yang diambil melalui SCADA biasanya berupa variabel-
variabel proses seperti tekanan, suhu, laju aliran cairan (flowrates), data-data
status peralatan yang ada di lapangan seperti pompa (Start/Stop), Posisi saklar
(On/Off), kemudian data-data alarm. Data akuisisi SCADA bisa dilihat pada
gambar 1.1.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 1. 1
Data Akuisisi SCADA

SCADA banyak digunakan di beberapa industri seperti berikut :


 Pembangkit tenaga listrik, baik yang konvensional atau yang bertenaga
nuklir.
 Industri pembuatan baja atau pengolahan bahan alam lainnya.
 Industri Petrokimia seperti industri pupuk, semen, plastik, bahan baku
kimia.
 Fasilitas penelitian seperti penelitian bahan-bahan nuklir.
 Industri minyak dan gas bumi, seperti untuk memonitor jumlah minyak
atau gas bumi yang tersalurkan melalui jalur transmisi minyak dan gas
bumi.
 Dan lain-lain.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Sebagai contoh berikut sistem SCADA yang digunakan untuk memonitor


pompa yang digunakan dalam sistem ESP yang banyak digunakan di industri
perminyakan seperti terlihat pada gambar 1.2 dan 1.3.

Gambar 1.2
Data Akuisisi ESP System

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 1.3
Sistem SCADA untuk Pipeline

Karena SCADA menggunakan perangkat lunak, maka SCADA


membutuhkan sistem operasi untuk menjalankan perangkat lunak. Sistem
operasi yang mendukung SCADA adalah DOS, VMS, Unix, Windows NT,
Windows 2000, serta Linux.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

BAB – 2
ARSITEKTUR SISTEM SCADA

2.1 Arsitektur SCADA

Secara umum, SCADA terdiri dari berbagai komponen, yaitu :


 Transmitter suhu, tekanan, dan instrumen pengukuran lainnya.
 Pengontrol Proses, PLC atau DCS.
 RTU (Remote Terminal Unit)
 MTU (Master Terminal Unit)
 Human Machine Interface (HMI) atau sering juga disebut Man Machine
Interface (MMI)
 Realtime Database
 Historical Database
 Reporting

Arsitektrur SCADA sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :


1. Arsitektur Perangkat Keras
2. Arsitektur Perangkat Lunak

2.2 Arsitektur Perangkat Keras

Perangkat keras ini terdiri dari data server, pengontrol proses dan
instrumen pengukuran. Aksi pengontrolan dan monitoring dilakukan di data
server. Pengontrol berhubungan dengan data server melalui suatu jaringan
tertentu yang bisa berupa jaringan LAN (Local Area Network) yang
menggunakan protokol TCP/IP, atau suatu jaringan lain yang khusus disediakan
untuk pengontrol. Setiap jenis pengontrol memiliki protokol sendiri (proprietary
protocol) untuk saling berkomunikasi dengan data server, walaupun sekarang
telah ada protokol standar yang banyak didukung oleh pembuat PLC, DCS.
Protokol-protokol yang telah menjadi standar adalah Modbus, Modbus Plus,
DH+, TCP/IP, DNP, dan sebagainya.
Sekarang ini terdapat dua jenis pengontrol proses yang paling banyak
digunakan dalam SCADA, yaitu PLC, dan DCS. Masing-masing pengontrol

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

mempunyai arsitektur SCADA yang berbeda. Berikut contoh arsitektur


perangkat keras SCADA menggunakan pengontrol PLC (gambar 2.1):

Gambar 2.1
Arsitektur perangkat keras SCADA menggunakan pengontrol PLC

Contoh arsitektur perangkat keras SCADA menggunakan pengontrol DCS


seperti terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2
Arsitektur perangkat keras SCADA menggunakan pengontrol DCS

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Arsitektur perangkat keras yang telah disebutkan diatas masih


menggunakan kabel sebagai media komunikasinya, dikarenakan karena jarak
antara peralatan-peralatan lapangan dengan ruang kontrol tidak terlalu jauh.
Akan tetapi pada kenyataan sehari-hari banyak ditemui bahwa jarak antara
lapangan dengan ruang kontrol sangat jauh, sehingga tidak mungkin
menggunakan kabel sebagai komunikasinya.
Sebagai solusi digunakan gelombang radio sebagai media
komunikasinya. Untuk keperluan ini dipergunakan alat yang disebut sebagai
RTU (Remote Terminal Unit). Karakteristik dari RTU (gambar 2.3) adalah
sebagai berikut :
 Ditempatkan di lapangan (remote).
 Terintegrasi dengan PLC ataupun DCS.
 Fungsi :
 Mengambil data-data lapangan.
 Mengirimkan data-data tersebut ke MTU (Master Terminal Unit).
 Memproses instruksi-instruksi kontrol dari MTU.

Kemudian peralatan lain yang diperlukan adalah MTU. Karakteristik MTU


ini terlihat pada gambar 2.4 sebagai berikut :
 Terkoneksi dengan Jaringan LAN.
 Dilengkapi dengan media penyimpanan, PC console, dan sebagainya.
 Fungsi :
 Mengambil data-data lapangan melalui RTU.
 Mengirimkan instruksi-instruksi kontrol ke RTU.
 Online operator MMI.
 Manajemen Alarm.
 Pembuatan report.
 Pengaman sistem.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 2.3
RTU (Remote Terminal Unit)

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 2.4
Sistem Komunikasi SCADA untuk Pipeline

Selain pengontrol, MTU, dan RTU, perangkat keras lain yang sangat
penting yang membangun sistem SCADA adalah instrumen-instrumen
pengukuran yang berada di lapangan, biasa juga disebut sebagai field
instrument. Terdapat dua tipe field instrument dilihat dari segi bagaimana field
instrument tersebut terhubung dengan pengontrol, yaitu :
1. Tipe Konvensional
 Menggunakan sinyal analog dengan arus 4-20 mA.
 Setiap field instrument terhubung dengan pengontrol melalui kabel
tersendiri.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

2. Tipe Fieldbus (gambar 2.5)


 Telah menggunakan Microprocessor.
 Sinyal yang digunakan adalah sinyal digital.
 Menyederhanakan pengkabel, karena satu kabel dapat digunakan
oleh banyak peralatan.

Conventional 4-20 mA Fieldbus

I/O
Brid ge
Modules

Gambar 2.5
Tipe-tipe Field Instrument

2.3 Arsitektur Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan bersifat multi-tasking yang berarti


perangkat lunak tersebut dapat menjalankan beberapa aplikasi dalam waktu
yang bersamaan.
Arsitektur perangkat lunak dalam SCADA juga mempunyai tempat
penyimpanan data, baik untuk data yang bersifat historis ataupun realtime.
Tempat penyimpanan data tersebut disebut sebagai Realtime Database.
Secara umum arsitektur perangkat lunak terdiri dari :
 HMI/MMI
 I/O Server
 OPC Server/Client
 Realtime Database

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

MMI (Man Machine Interface)

MMI (Man Machine Interface) atau sering disebut juga sebagai HMI
(Human Machine Interface) adalah perangkat lunak yang sangat penting dalam
sistem SCADA. MMI menyediakan tampilan gambar dan teks yang merupakan
replika dari keadaan di lapangan. Perintah-perintah pengontrolan yang
dilakukan oleh operator seperti membuka atau menutup katup, menjalankan
pompa, dan sebagainya sebenarnya dilakukan melalui MMI ini.
Perangkat lunak MMI mendukung tampilan multi layar, sehingga
beberapa gambar dapat ditampilkan dalam waktu yang bersamaan.
Perlengkapan yang diperlukan oleh MMI adalah sebagai berikut :
 Monitor
 Keyboard (Industrial/Standard)
 Mouse
 Light pen
 Track ball
 Touch screen
 Sound System
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan MMI adalah :
1. Dapat berjalan pada sistem operasi Windows NT/Windows 2000.
2. Minimum warna yang disediakan adalah 256 warna dengan resolusi
1028x768.
3. User interface menggunakan standar Windows sehingga memudahkan
pengguna.
4. Mempunyai fasilitas Export-Import gambar.
5. Mempunyai fasilitas standar aplikasi Windows lainnya seperti
Copy&Paste, Cut&Paste, Move, Zoom ,Re-Sizing, Scrolling.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Contoh tampilan MMI bisa dilihat pada gambar 2.6 berikut ini :

Gambar 2.6
Contoh tampilan sebuah MMI

Salah satu fasilitas dari MMI yang sangat penting adalah Trending.
Trending ini dapat memberikan informasi yang sangat diperlukan untuk
troubleshooting, juga sering digunakan untuk memprediksi nilai suatu besaran.
Fasilitas-fasilitas standar dalam trending yang disediakan oleh sebuah MMI
adalah sebagai berikut :
1. Setiap trending dapat menampilkan lebih dari 8 parameter.
2. Trending yang dapat ditampilkan adalah tidak terbatas. Keterbatasan
terdapat pada kemampuan PC, juga dalam hal kemudahan pembacaan.
3. Selain menampilkan data-data realtime, juga dapat menampilkan data-
data historis.
4. Terdapat fasilitas zooming dan scrolling.
5. Nilai parameter pada posisi cursor tertentu dapat ditampilkan.Berikut
contoh trending bisa dilihat pada gambar 2.7.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 2.7
Trending pada sebuah MMI untuk DCS

Untuk membangun sebuah MMI diperlukan beberapa perangkat lunak


sebagai berikut :
 Application Programming Interface (API)
• Server Application (Visual C++)
• Client Application (Visual Basic, Delphi, Power Builder, etc)
 Engineering Tools
• Engineering Configuration Tools
• Graphics Display Builder (InTouch, Lookout, WinCC, iFix, Citect)
• User Documentation
 Graphics Manipulation Software
• Bitmap : Adobe Photoshop, Corel PhotoPAINT, PaintBrush, etc
• Vector : Adobe Illustrator, Micrografx Designer, CorelDRAW, Visio,
etc.
 Web Authoring Tools

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

• Microsoft FrontPage
• Macromedia Dreamweaver
• etc.
Secara umum fungsi dari MMI adalah sebagai berikut:
 Memberikan kemudahan akses pada peralatan-peralatan yang ada di
lapangan melalui visualisasi proses, sehingga mempermudah
pengoperasian, pemeliharaan, dan pengembangan.
 Menyediakan komunikasi dengan peralatan-peralatan di lapangan,
seperti PLC, DCS atau RTU.
 Memberikan informasi lapangan secara realtime pada operator
mengenai kondisi proses di lapangan melalui gambar (GUI).

2.4 OPC (OLE for Process Control)

Beberapa tahun yang lalu, perusahaan pembuat perangkat lunak


terbesar di dunia Microsoft memperkenalkan teknologi baru dalam pembuatan
perangkat lunak, yaitu teknologi OLE (Object Linking Embedding), COM
(Component Object Model), dan DCOM (Distributed Component Object Model).
Dengan menggunakan teknologi tersebut, perangkat lunak dapat saling
berkomunikasi menggunakan modul-modul yang terdistribusi dalam suatu
jaringan computer (LAN).
Para pembuat perangkat keras serta pembuat perangkat lunak
membentuk suatu organisasi yang bertujuan untuk membuat suatu standar
dengan menggunakan teknologi dari Microsoft tadi untuk digunakan dalam
industri. Hasilnya adalah apa yang disebut sebagai OPC.
Arsitektur sistem informasi (gambar 2.8) yang berada di industri dapat
dibagi menjadi tiga level :
1. Field Management. Pada level ini terdapat peralatan-peralatan pengukur
suhu, pengukur tekanan, pengukur level, control valve, dan sebagainya.
Dengan adanya instrument-instrumen yang semakin pintar ini, maka
dapat diperoleh informasi mengenai kondisi instrument tersebut,

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

konfigurasi parameternya, besaran yang diukur, dan sebagainya.


Informasi-informasi tersebut harus dapat diakses oleh pengguna.
2. Process Management. Pada level ini terdapat PLC, DCS yang
memonitor dan mengontrol proses, juga menyediakan data-data
lapangan secara elektronis yang sebelumnya didapat secara manual.
3. Business Management. Dengan dipasangnya sistem SCADA pada suatu
proses, maka data-data lapangan dapat diintegrasikan dengan sistem
bisnis yang ada, sehingga aspek-aspek financial dari proses dapat diatur
dengan baik. Dengan terintegrasinya antara proses dalam suatu industri
dengan level managemen akan sangat memudahkan dalam
pengambilan keputusan.

Gambar 2.8
Arsitektur Sistem Informasi

Tentunya supaya integrasi antara proses dengan sistem managemen


yang ada, maka data-data yang terdapat di lapangan harus dapat diakses

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

dengan mudah. Kunci dari hal tersebut adalah arsitektur komunikasi yang
berorientasi kepada kemudahan untuk mengakses data, dan tidak tergantung
pada jenis data yang diakses. Jawaban dari tantangan tersebut adalah
menggunakan teknologi OPC. OPC menyediakan suatu standar yang
digunakan untuk mengakses data dari berbagai sumber data seperti ditunjukan
pada gambar 2.9.

Gambar 2.9
Aplikasi menggunakan beberapa OPC Server

Sebelum OPC (gambar 2.10) muncul banyak sistem integrator serta


vendor automation membuat sendiri interface-nya untuk dapat mengakses data
dari perangkat keras atau instrumen yang telah mereka buat. Hal ini
menimbulkan permasalahan :
 Setiap orang yang menginginkan untuk mengakses data dari suatu
perangkat keras, maka dia harus membuat sendiri interface-nya karena
setiap perangkat keras mempunya API (Application Progamming Interface)
yang berbeda. Hal ini berarti untuk perangkat keras yang berbeda harus
terdapat masing-masing interface.
 Perubahan pada perangkat keras akan mengakibatkan interface yang telah
dibuat menjadi tidak berfungsi, sehingga data tidak dapat diakses.
 Jika terdapat dua interface yang berbeda tapi mengakses dari sumber data
yang sama, maka akan menimbulkan konflik, sehingga data tidak dapat
diakses.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 2.10
Konfigurasi sistem sebelum menggunakan OPC

OPC (OLE for Process Control) menjembatani pembuat perangkat keras


dan pembuat perangkat lunak (gambar 2.11). OPC menyediakan suatu protokol
standar yang memungkinkan aplikasi yang berbeda dapat mengakses sumber
data yang sama.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 2.11
Konfigurasi sistem setelah menggunakan OPC

Banyak perangkat lunak dibuat menggunakan bahasa pemrograman


seperti Visual Basic, Delphi, Power Builder, dan sebagainya. Microsoft
mengantisipasi hal ini, sehingga COM/DCOM yang telah dibuat (biasanya
menggunakan bahasa C++) dapat digunakan juga oleh aplikasi yang dibuat
menggunakan Visual Basic, Delphi, dan sebagainya. Hal ini membuat OPC
sangat fleksibel, karena OPC dapat dibuat menggunakan bahasa pemrograman
apapun, selama bahasa pemrograman tersebut mendukung teknologi COM.
Visual Basic, Delphi, Power Builder adalah sebagian dari bahasa
pemgrograman yang telah mendukung teknologi COM.
OLE didesain untuk membuat aplikasi client dapat mengakses data dari
berbagai sumber data atau instrumen secara konsisten. Standar OPC telah
diterima oleh banyak pembuat perangkat keras ataupun perangkat lunak
sehingga mempunyai berbagai keuntungan :

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

 Pembuat perangkat keras hanya perlu membuat satu komponen kecil


berupa perangkat lunak, dimana komponen tersebut akan digunakan
oleh pengguna perangkat keras.
 Pembuat perangkat lunak tidak perlu lagi menulis ulang driver yang telah
dibuat apabila ada perubahan pada perangkat keras.
 Memberi kebebasan pada pengguna untuk membangun sistem
monitoring dan kontrol, karena tidak tergantung lagi pada suatu produk.

Dengan OPC, integrasi berbagai macam sistem menjadi lebih mudah,


seperti pada gambar 2.12 berikut :

Gambar 2.12
Integrasi sistem

Beberapa fasilitas yang disediakan oleh OPC, adalah :


 Online data access. Dengan menggunakan OPC, pembacaan dan
penulisan data antara perangkat lunak dengan perangkat keras atau
instrumen dapat dilakukan secara efisien.
Implementasi Sistem Monitoring SCADA
KURSUS BTCO

 Alarm and Event Handling. OPC akan memberitahu client apabila terjadi
alarm dan kondisi yang menyebabkan alam terjadi.
 Historical Data Access. Kemampuan untuk membaca, memproses dan
mengedit data historian.
 Security. Keamanan akses dan data adalah sangat penting. OPC melalui
teknologi DCOM dapat mengatur autentifikasi pengguna.
Kelebihan OPC lainnya adalah mudah dalam implementasinya serta
mudah dioperasikan.
Meskipun OPC (gambar 2.13) ditujukan untuk mengakses data melalui
jaringan (LAN), OPC dapat juga digunakan dalam banyak hal. OPC dapat
digunakan untuk mendapatkan data-data langsung dari instrument atau
peralatan lainnya dan kemudian dimasukkan kedalam system SCADA, atau
juga dapat digunakan untuk mengambil dari dari system SCADA, dan kemudian
dimasukkan ke dalam aplikasi lain seperti Microsoft Office.

Gambar 2.13
Sistem OPC

Satu OPC Client (gambar 2.14), dapat digunakan untuk mengakses


beberapa OPC Server, dimana OPC Server (gambar 1.15) tersebut dibuat oleh
vendor yang berbeda-beda.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 2.14
OPC Client

Gambar 2.15
Konfigurasi OPC Client/Server

Untuk mengakses data menggunakan OPC, terlebih dahulu harus


mengetahui konsep organisasi data dalam OPC. Data-data dalam OPC
diorganisasikan kedalam bentuk server, group, dan item. Masing-masing saling
berkaitan. Server berisi informasi mengenai status server itu sendiri, juga
bertindak sebagai kontainer bagi group. Group merupakan pengelompokkan
data-data yang saling berhubungan atau data-data yang mirip satu sama
lainnya. Item tidak lain merupakan data-data yang berada pada suatu group.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17 dibawah
ini:

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 2.16
Organisasi Data dalam OPC

Gambar 2.17
Aplikasi OPC Client

2.4.1 Realtime DataBase

Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat dalam bidang


pembuatan perangkat lunak serta perkembangan teknologi computer
mengimbas dalam perkembangan teknologi SCADA. Arsitektur SCADA
Implementasi Sistem Monitoring SCADA
KURSUS BTCO

sekarang memasukkan database sebagai salah satu bagian yang sangat vital
dalam sistem SCADA.
Realtime database mengambil dan menyimpan data proses dengan
resolusi penuh, juga menyediakan data, baik data-data realtime dan ataupun
data-data historis pada aplikasi client. Selain itu realtime database
menyediakan data-data konfigurasi, data-data summary, dan data-data event.
Data proses yang dimaksud adalah seluruh data yang berhubungan
dengan berjalannya suatu proses (gambar 2.18). Berikut adalah data-data yang
dapat dikategorikan sebagai data proses :
 Data realtime
 Data historian
 Data summary
 Data konfigurasi
 Data event

Gambar 2.18
Data Proses

Data-data yang telah diakuisisi tersebut harus dapat dianalisa, sehingga


hasilnya dapat digunakan untuk meningkatkan performansi dan kualitas dari
proses. Data-data proses dianalisa untuk hal-hal berikut :
 Analisa, optimisasi, dan diagnosa proses.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

 Pengaturan bahan-bahan yang digunakan dalam proses (Material


Management).
 Pemeliharaan peralatan (Predictive and Preventive Maintenance).
 Menentukan dan meningkatkan kualitas produksi.
 Pembuatan report (Reporting).
 Analisa kegagalan (Failure Analysis).
Realtime database digunakan untuk mengatasi kesenjangan informasi
antara pihak pengelola di lapangan dengan pihak manajemen. Untuk
memperoleh data-data proses, pihak manajemen biasanya meminta langsung
kepada operator lapangan, hal ini membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Dengan menggunakan database dalam hal ini realtime database, maka pihak
manajemen bisa mengambil data langsung dari database, baik data-data yang
bersifat realtime, atau juga data-data historian. Dengan demikian integrasi
antara proses dengan sistem bisnis yang ada menjadi semakin mudah.
Realtime database berbeda dengan database konvensional, dalam hal
ini RDBMS (Relational Database Management System), karena jika
menggunakan RDBMS maka data yang akan disimpan akan menjadi sangat
besar, dan hal ini memerlukan media penyimpanan data yang besar pula.
Disamping itu, apabila menggunakan RDBMS biasa pengambilan dan
penyimpanan data akan sangat lambat, karena RDBMS tidak didesain untuk
menyimpan data-data realtime. RDBMS dirancang untuk menyimpan data-data
yang bersifat historis.
Dalam sistem SCADA, realtime database yang digunakan harus
mempunyai kemampuan berikut :
 Mendukung arsitektur client/server.
 Konfigurasi yang mudah.
 Mendukung data-data historian.
 Mempunyai query engine yang handal.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

2.4.2 Keuntungan Penggunaan SCADA

Keuntungan utama menggunakan SCADA adalah pengerjaan sebuah


pekerjaan yang harus dilakukan pada tempat-tempat yang terpisahkan oleh
jarak yang jauh dalam waktu yang relative singkat. Hal ini berkat adanya sistem
komputerisasi dan kommunikasi pada sistem SCADA. Pekerjaan yang
sebelumnya harus dilakukan dengan berpindah-pindah tempat sehingga
memakan waktu, dapat dipersingkat waktunya dengan menggunakan teknologi
SCADA. Hal ini tentunya dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pekerjaan, baik secara personal maupun perusahaan.
Keuntungan tambahan menggunakan SCADA adalah peningkatan
kualitas dari informasi yang diperoleh, yaitu dalam hal akurasi data, waktu dan
relevansi. Laporan perjam ataupun perhari yang dibuat secara otomatis
menggunakan SCADA menyediakan hal-hal yang sangat berguna untuk
engineer atau manajemen, yaitu :
 Data produksi secara on-line dan real-time, sehinga pengambilan data
menjadi semakin mudah
 Memudahkan pengontrolan ataupun pengawasan pada daerah-daerah
operasi dalam jarak yang cukup jauh
 Akses yang lebih cepat terhadap data-data inventori
 Mengurangi timbulnya masalah dalam hal pengoperasian
 Peningkatan kemampuan sistem telekomunikasi, sehingga
kemampuan komunikasi jarak jauh menjadi semakin baik.
 Memudahkan perawatan peralatan
 Peningkatan kualitas cash-flow perusahaan
 Mempercepat pengambilan keputusan, sebab data dapat diambil
dengan mudah
 Meningkatkan keamanaan operasi
Percepatan dalam penyediaan data-data operasi seperti laju produksi
wellhead, tekanan wellhead, level dan volume tank farm pada sistem tank
gauging, kecepatan aliran pada pipeline, total volume, dan sebagainya
berkaitan langsung dengan keuntungan secara ekonomis sebab
Implementasi Sistem Monitoring SCADA
KURSUS BTCO

memungkinkan manajemen atau engineer untuk segera mendeteksi apabila


ada kesalahan dan kemudian mengubah data-data operasi supaya menjadi
lebih optimal. Kemudian juga memungkinan pihak keuangan segera
mengirimkan tagihan kepada pelanggan untuk produk yang dikirimkan melalui
jaringan pipa minyak atau gas kepada pelanggan tersebut.
Peningkatan akurasi data diperoleh melalui kalibrasi dan pemeliharaan
sistem SCADA yang dilakukan secara teratur. Dalam industri perminyakan
banyak audit yang harus dilakukan akibat dari banyaknya manual entri yang
harus dilakukan. Dengan adanya akuisisi data secara otomatis melalui SCADA,
manual entri dapat diminimalisasi, hal ini tentunya juga meningkatkan akurasi
data.
Sekarang ini banyak perusahaan perminyakan menerapkan SCADA
pada sistem custody transfer yang terintegrasi dengan sistem informasi
manajemen perusahaan. Data custody transfer diperoleh langsung dari meter
yang berada dilokasi transfer tanpa adanya intervensi dari manusia, kemudian
ditransfer melalui sistem telekomunikasi yang ada kepada level manajemen,
sehingga pihak manajemen dapat langsung membuat invoice kepada para
pelanggannya.
Keberadaan sistem SCADA memang dibutuhkan untuk melakukan
proses perhitungan bagi hasil yang didapat oleh Pemda, hal ini disebabkan
jumlah KPS yang ada pada daerah Pemda Banyuasin cukup banyak (7 KPS).
Ke-7 KPS tersebut secara geografis dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh, dan
juga dapat di klasifikasikan dari segi kelengkapan sistem operasionalnya.
Walaupun demikian pengimplementasian dari system SCADA ini terbatasi oleh
peralatan yang dipergunakan oleh KPS tersebut sehingga untuk setiap KPS
yang memiliki system operasional yang berbeda maka pengimplementasiannya
akan berbeda pula, mulai dari yang semi-automation sampai full-automation,
semi-automation itu berarti masih ada unsur manual entry pada
pengoperasiannya, full-automation itu berarti semua proses dilakukan oleh
komputer.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

2.4.3 Persyaratan Pengimplementasian Sebuah Sistem SCADA

Agar sebuah sistem proses dapat dimonitor secara realtime dengan


menggunakan tekonologi SCADA maka ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh sistem tersebut, dan tentu persyaratan ini dapat menyesuaikan
dengan tingkat kebutuhan akan data yang ingin dimonitor.
Pada sebuah sistem yang harus secara kontinyu dimonitor maka
diperlukan seperangkat alat bantu dalam bentuk perangkat keras dan lunak.
Berikut adalah daftar perangkat keras dan lunak yang harus tersedia pada
sebuah sistem SCADA agar dapat diimplementasikan.

Perangkat Keras

1. Pengontrol proses yang dipergunakan harus diketahui merk, jenis dan


tipenya.
2. Adanya interface untuk berkomunikasi dengan Komputer Personal (PC).
3. Lokasi pengontrol yang bersangkutan apakah lokal atau remote terhadap
PC yang akan mengumpulkan data.
4. Poin 3 menentukan media transmisi yang akan digunakan untuk
komunikasi antara PC dengan pengontrol, umumnya menggunakan
media transmisi kabel dalam berbagai protokol standar semisal RS232,
ethernet, DH+, dan yang lainnya.

Perangkat Lunak

1. Sistem Operasi Window untuk mempermudah pengkonfigurasian


perangkat lunak yang berkaitan dengan pengontrol dan secara umu
sistem operasi ini didukung oleh banyak perusahaan Indsutrial
Automation, akan tetapi tidak menutup kemungkinan menggunakan
sistem operasi lain, Linux misalnya, akan tetapi perlu dipikirkan biaya
maintenance untuk dimasa mendatang
2. IO Server yang bersangkutan dengan pengontrol telah tersedia, IO
server ini dapat berupa DDE server maupu OPC Server, kedua protokol
ini adalah defacto standar yang digunakan industri dewasa ini.
Implementasi Sistem Monitoring SCADA
KURSUS BTCO

3. Sebuah real-time database ( datalogger) untuk menyimpan data untuk


sementara waktu sebelum data tersebut disimpan pada Database utama
(RDBMS), Oracle, sebagai salah satu contoh
4. Perangkat lunak MMI/HMI untuk melakukan pemonitoran dan supervisi
pada proses
Contoh Implementasi Sederhana bisa dilihat pada gambar 2.19.

Gambar 2.19
Contoh Implementasi SCADA

Contoh implementasi diatas mengilustrasikan pengimplementasikan


pada satu field pada satu kps saja bukan untuk keseluruhan sistem. Pada
sistem diatas contoh pengontrol yang digunakan adalah Allen Bradley PLC.
Dengan pengimplementasian seperti data yang dapat dimonitor hampir setiap
saat, tergantung dari kemampuan Realtime Database-nya, yaitu antara ½ detik
– 24 jam. Akan tetapi pengimplementasiannya tidak harus seperti yang diatas,
ada kalanya menggunakan manual entry lebih efektif apabila data yang
diperlukan tidak dalam hitungan detik atau menit.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

BAB – 3
IMPLEMENTASI SCADA

3.1 Implementasi SCADA untuk PEMDA

Untuk memonitor data-data produksi yang terdapat pada KPS-KPS di


wilayah Pemda, maka diasumsikan hal-hal berikut :
1. Semua KPS telah mempunyai sistem SCADA.
2. Sistem SCADA KPS tersambung dengan jaringan komputer KPS melalui
LAN atau WAN.
3. Terdapat koneksi jaringan komputer antara KPS dan PEMDA.
Untuk dapat memonitor data-data produksi yang terdapat pada KPS
secara online, maka harus dipasang komputer yang tersambung dengan sistem
SCADA KPS. Tujuan dari pemasangan komputer ini adalah untuk mengambil
data-data proses secara otomatis melalui sistem SCADA KPS.
Selain jaringan komputer KPS yang harus diperhatikan, hal lain yang
paling penting untuk diperhatikan adalah arsitektur sistem SCADA dari KPS itu
sendiri. Setiap KPS mempunyai arsitektur SCADA yang berbeda-beda, hal ini
karena setiap vendor dari SCADA mempunyai arsitektur masing-masing.
Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memasang komputer
pada sistem SCADA KPS, kedua cara ini berbeda dilihat dari tempat untuk
memasang komputer. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwsa secara
umum sistem SCADA itu terdiri dari tiga level, yaitu :
1. Level Device
2. Level Proses
3. Level Manajemen

Level pertama adalah level tempat peralatan-peralatan instrumen, level


kedua terdiri dari MMI, Real-Time database, dan OPC, dan level terakhir adalah
level dimana terjadi interaksi antara manajer, pengambil keputusan dengan

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

proses yang ada. Pada level manajemen tersebut terjadi pengolahan data yang
digabungkan proses bisnis yang ada sehingga menjadi suatu informasi yang
bermanfaat.
Pemasangan komputer untuk memonitor data-data pada sistem SCADA
yang ada dapat dilakukan pada level device atau level proses.
Apabila pemasangan komputer dilakukan pada level device, maka
diperlukan suatu tambahan alat yang digunakan untuk menghubungkan
komputer dengan device yang ada, hal ini dikarenakan komunikasi antar device
biasanya menggunakan protokol tertentu. Sebagai contoh apabila komunikasi
antar device menggunakan protokol PROFIBUS, maka pada komputer perlu
dipasang PROFIBUS card yang menghubungkan dengan jaringan PROFIBUS.
Selain pemasangan hardware, juga diperlukan pemasangan driver, serta
IO Server atau OPC Server. Driver diperlukan supaya hardware tersebut dapat
dikenali oleh komputer, sedangkan IO Server atau OPC Server diperlukan
supaya data-data dari proses dapat diambil oleh MMI.
Pemasangan komputer untuk mendapatkan data-data melalui level
proses tidak memerlukan tambahan hardware, yang diperlukan adalah instalasi
MMI yang sesuai dengan sistem SCADA yang ada. Syarat utama yang harus
dipenuhi adalah komputer tersebut harus bisa mengakses IO Server atau OPC
Server.
Untuk pemasangan sistem monitoring untuk PEMDA, diasumsikan
setiap KPS telah mempunyai sistem SCADA, dengan menggunakan protokol
DH+, Modbus dan PROFIBUS.

3.2 Implementasi Data Monitoring Untuk Sistem SCADA


Menggunakan Protokol DH+

Sistem SCADA menggunakan protokol DH+ secara umum dapat dilihat


pada gambar 3.1 berikut :

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.1
Konfigurasi SCADA Menggunakan Protokol DH+

Untuk mendapatkan data-data dari sistem SCADA diatas, maka perlu


dipasang komputer (gambar 3.2) untuk mengambil data-data dari PLC.
Kemudian pada komputer tersebut dipasang DH+ card dan di-install IO
(gambar 3.3) Server atau OPC Server. Selanjutnya komputer tersebut akan
melalui jaringan Ethernet (LAN) terhubung dengan MMI atau dengan Real-Time
database untuk disimpan data-datanya. Kecepatan data maksimum
menggunakan protokol DH+ adalah 230.4 KBaud.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.2
Pemasangan Komputer Pada Sistem SCADA Menggunakan Protokol DH+

Gambar 3.30
DH+ PCI Card

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Arsitektur SCADA untuk monitoring data-data menggunakan protokol


DH+ selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut :

Gambar 3.4
Implementasi Data Monitoring Pada Sistem SCADA Menggunakan Protokol
DH+

3.3 Implementasi Data Monitoring Untuk Sistem SCADA Menggunakan


Protokol PROFIBUS

Sistem SCADA menggunakan protokol PROFIBUS secara umum dapat


dilihat pada gambar 3.5 berikut :

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.5
Pemasangan Komputer Pada Sistem SCADA Menggunakan Protokol DH+

Pada gambar diatas dipasang komputer untuk mengakses data-data dari


PLC menggunakan protokol PROFIBUS. Hardware yang harus terinstall adalah
PROFIBUS PCI Card yang menghubungkan komputer dengan jaringan
PROFIBUS, sedangkan software yang harus terinstall adalah IO Server atau
OPC Server untuk protokol PROFIBUS.
Selanjutnya MMI atau Real-Time database dapat dihubungkan dengan
komputer diatas melalui jaringan Ethernet (LAN) untuk ditampilkan atau
disimpan datanya.
Dapat dilihat bahwa komputer diatas selain berfungsi untuk mengambil
data-data dari jaringan PROFIBUS juga berfungsi sebagai gateway yang
menghubungkan jaringan PROFIBUS (gambar 3.6) dengan jaringan Ethernet.
Kecepatan transfer data pada jaringan PROFIBUS berkisar antara 9,6
KBps sampai 12 MBps.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.6
PROFIBUS PCI Card

Arsitektur SCADA untuk monitoring data-data menggunakan protokol


PROFIBUS selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut :

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.7
Implementasi Data Monitoring Pada Sistem SCADA Menggunakan Protokol
PROFIBUS

3.4 Implementasi Data Monitoring Untuk Sistem SCADA Menggunakan


Protokol MODBUS

Protokol MODBUS dikembangkan oleh perusahaan Modicon pada tahun


1979, dan digunakan untuk komunikasi berbasis master-slave atau client-
server antara peralatan-peralatan instrumen. Protokol ini merupakan protokol
yang terbuka sehingga siapa saja dapat menggunakannya, serta telah banyak
digunakan oleh kalangan industri.
Arsitektur SCADA menggunakan protokol MODBUS dapat dilihat pada
gambar 3.8 berikut :

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.8
Konfigurasi SCADA Menggunakan Protokol MODBUS

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa arsitektur SCADA diatas


menggunakan berbagai macam pengontrol, dalam hal ini PLC. Hal tersebut
dapat terlaksana karena digunakannya protokol komunikasi yang standar dan
terbuka, dalam hal ini menggunakan protokol MODBUS.
Secara fisik, protokol MODBUS menggunakan kabel serial RS-232/RS-
485 untuk komunikasi data. Perbedaannya adalah RS-232 tidak mendukung
multi-node, sedangkan RS-485 mendukung konfigurasi multi-node. Arsitektur
SCADA diatas menggunakan RS-485 sebagai media komunikasinya.
Untuk mengambil data-data dari SCADA yang menggunakan protokol
SCADA perlu dipasang sebuah komputer yang tersambung dengan sistem
SCADA. Untuk itu diperlukan hardware dan software yang sesuai. Hardware
yang diperlukan adalah RS-232 to RS-485 Converter dan IO Server atau OPC
Server yang mendukung protokol MODBUS.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.9
Pemasangan Komputer Pada Sistem SCADA Menggunakan Protokol MODBUS

Selanjutnya untuk menampilkan serta menyimpan data-data proses,


komputer yang telah dipasang dapat dihubungkan dengan MMI dan Real-Time
database melalui jaringan Ethernet (LAN).
Arsitektur SCADA untuk monitoring data-data menggunakan protokol
MODBUS selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut :

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Gambar 3.10
Implementasi Data Monitoring Pada Sistem SCADA Menggunakan Protokol
MODBUS

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

BAB - 4
ANALISIS BIAYA SISTEM SCADA

4.1 Analisis Biaya Penggunaan Sistem SCADA

Tabel 4.1 merupakan perkiraan kasar biaya yang diperlukan untuk


membangun sebuah sistem SCADA untuk pemda Pemda.
Tabel 4.1
Perkiraan Kasar Biaya untuk Pembangunan Sistem Monitoring Produksi Migas

Nama Barang Harga (Rp) Quantity Total (Rp)


A. SCADA PROFIBUS
Komputer Server 10625000 1 10625000
Komputer Workstation 7225000 1 7225000
Operating System Software Windows 2000 Server 12750000 1 12750000
Operating System Software Windows 2000 Profesional 1275000 1 1275000
MMI (Man Machine Interface) 500 Tags Runtime 13005000 1 13005000
Real-time database 500 Tags 41735000 1 41735000
PROFIBUS PCI Card+IO Server 13430000 1 13430000

Jumlah Rp100,045,000 Rp100,045,000

B. SCADA DH+
Komputer Server 10625000 1 10625000
Komputer Workstation 7225000 1 7225000
Operating System Software Windows 2000 Server 12750000 1 12750000
Operating System Software Windows 2000 Profesional 1275000 1 1275000
MMI (Man Machine Interface) 500 Tags Runtime 13005000 1 13005000
Real-time database 500 Tags 41735000 1 41735000
DH+ PCI Card+IO Server 13430000 1 13430000

Jumlah Rp100,045,000 Rp100,045,000

C. SCADA MODBUS
Komputer Server 10625000 1 10625000
Komputer Workstation 7225000 1 7225000
Operating System Software Windows 2000 Server 12750000 1 12750000
Operating System Software Windows 2000 Profesional 1275000 1 1275000
MMI (Man Machine Interface) 500 Tags Runtime 13005000 1 13005000
Real-time database 500 Tags 41735000 1 41735000
MODBUS IO Server/OPC Server 5950000 1 5950000
RS-232 to RS-485 Converter 763725 1 763725

Jumlah Rp93,328,725 Rp93,328,725

D. Manual Entry System


Oracle Database Server ( 5 User) 38250000 1 38250000
Manual Entry Software 51000000 1 51000000
Komputer Server 10625000 1 10625000
Komputer Workstation 7225000 1 7225000

Jumlah Rp89,250,000 Rp107,100,000

Implementasi Sistem Monitoring SCADA


KURSUS BTCO

Harga-harga diatas belum termasuk dengan pajak dan biaya engineering


service. Besar biaya engineering service tidak akan lebih besar dari jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk supply materialnya, biaya maksimum untuk
Engineering Service yaitu sama dengan supply materialnya. Sedangkan untuk
Pajak dikenakan adalah Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan, yang
totalnya tidak lebih 20% dari nilai tertanggung.

Implementasi Sistem Monitoring SCADA

Anda mungkin juga menyukai