1227 3179 2 PB
1227 3179 2 PB
Abstract
The educational process can become a source of stressor and anxiety, especially in the final stage
of a college education (thesis exam) for students. 5 of 15 College student Health Sciences
Muhammadiyah Palembang experienced acute anxiety. In addition, 19 of the 67 students in
STIKes Muhammadiyah who undergo remedial thesis examination have other physical complaints.
Self healing using reiki energy can be utilized to reduce the anxiety state. This study investigates
the effect of self healing reiki energy on anxiety. A quasi experimental design was used with the
sample of forty respondents (20=intervention, 20=control group). One Way Anova was used to
test the hypothesis. The results showed that there was a significant difference of the mean score of
anxiety between the intervention and the control group during the post-test. Thus, treatment of self
healing with reiki energy is quite effective in reducing anxiety levels.
Abstrak
Proses pendidikan dapat menjadi sumber stressor dan kecemasan, khususnya pada tahap akhir dari
pendidikan tinggi bagi mahasiswa (sidang skripsi). 5 dari 15 mahasiswa STIKes Muhammadiyah
Palembang mengalami kecemasan. Selain itu, 19 dari 67 mahasiswa STIKes Muhammadiyah yang
menghadapi sidang skripsi mengalami keluhan fisik lainnya. Self healing dengan energi reiki dapat
digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan. Studi ini meneliti efek self healing dengan
energi reiki terhadap kecemasan. Desain kuasi eksperimental digunakan dengan sampel 40
responden (20=intervensi, 20=kelompok kontrol). One way anova digunakan untuk menguji
hipotesis. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok
kontrol dan intervensi pasca tes. Dengan demikian, self healing dengan energi reiki dapat
menurunkan tingkat kecemasan cukup efektif.
141
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2017, Vol. 4, No.1, Hal: 141 - 148
142
Pengaruh Efektivitas Terapi Self Healing Menggunakan Energi Reiki Terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi (Budiman, Septi
Ardianty)
143
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2017, Vol. 4, No.1, Hal: 141 - 148
dengan istilah chi, pada budaya Hawaii Gelombang beta timbul pada frekuensi
dinamakan dengan mana dan pada budaya lebih dari 14 putaran per detik, terjadi
Asia dikenal dengan prana (Nield- selama aktivasi ekstra pada sistem saraf
Anderson dan Ameling, 2009). pusat dan selama ketegangan, misalnya
Gangguan psikologis termasuk gang- dalam keadaan bingung, stres, maupun
guan suasana hati menurut reiki terjadi frustrasi. Gelombang teta memiliki fre-
karena adanya energi negatif dalam kuensi antara 4-7 putaran per detik yaitu
kelenjar pituitari, kelenjar adrenalin serta ketika seseorang dalam keadaan tidur dan
jantung. Kelenjar pituitari yang memiliki bermimpi, sedangkan gelombang delta
induk yaitu hipotalamus yang terletak di adalah gelombang yang memiliki frekuensi
dalam otak memiliki peran utama dalam di bawah 3,5 per detik yang ditemukan
memunculkan mekanisme stres pada pada keadaan orang yang tidur nyenyak dan
manusia. Fungsi hipotalamus di sisi yang tidak bermimpi.
lain merupakan pengendali utama dari Kondisi beta dengan demikian meru-
sistem limbik, yaitu suatu mekanisme pakan kondisi seseorang dalam keadaan
fungsi di dalam otak yang berkaitan dengan aktif, terjaga sepenuhnya dan berada pada
fungsi-fungsi vegetatif dan emosional, keadaan “lawan atau lari”. Keadaan ini
termasuk di dalamnya pengaturan kardio- mengakibatkan kerja adrenalin meningkat,
vaskuler, pengaturan suhu tubuh, pengatur- demikian juga dengan kerja kelenjar
an cairan tubuh, pengaturan hasrat makan, pituitari dan jantung (Hadi, 2010). Sebalik-
dan pengaturan emosi marah, sedih, senang nya kondisi alfa merupakan kondisi ketika
maupun takut. Keadaan-keadaan tersebut seseorang tenang, kerja adrenalin menurun,
merupakan akibat dari berbagai daya kerja kelenjar pituitari melambat, perna-
pengaktivasi atau penginhibisi yang pasan dan detak jantung juga melambat.
biasanya timbul di dalam otak (Guyton dan Kadar asam laktat yang merupakan zat
Hall, 2007). yang terkait dengan stres juga mengalami
Memahami aktivitas otak tidak dapat penurunan, demikian pula tekanan darah
terlepas dari pemahaman terhadap kerja serta kecukupan oksigen (Hadi, 2010).
gelombang otak. Guyton dan Hall (2007) Respon ini disebut oleh Benson
mengungkapkan bahwa perekaman listrik sebagai respon relaks (dalam Pasiak, 2012).
dari permukaan otak atau dari permukaan Respon relaksasi terjadi melalui penurunan
luar kepala dapat menunjukkan adanya yang bermakna dari kebutuhan zat oksigen
aktivitas listrik yang terus-menerus timbul oleh tubuh. Bagian-bagian tubuh akan
di dalam otak. Intensitas dan pola aktivitas memberikan reaksi yang menimbulkan
listrik sangat ditentukan oleh besarnya ketenangan secara utuh. Aliran darah akan
derajat eksitasi otak sebagai akibat dari berjalan lancar, neurotransmitter penenang
keadaan tidur, terjaga, dan akibat penyakit- akan dilepaskan dan sistem saraf akan
penyakit otak seperti epilepsi bahkan bekerja secara baik. Respon-respon relaks
beberapa psikosis. Terdapat beberapa ini menurut Benson dapat dicapai melalui
macam tipe gelombang elektro-encepalo- aktivitas seperti yoga maupun meditasi
grafik normal yaitu gelombang alfa, beta, (Pasiak, 2012).
teta dan delta. Sewaktu seseorang yang menerima
Gelombang alfa menurut Guyton dan reiki dihubungkan dengan peralatan
Hall (2007) merupakan gelombang ber- biofeedback, instrumen menandakan bahwa
irama yang timbul pada frekuensi antara 8- gelombang otak mereka memasuki kondisi
13 per detik dan ditemukan pada rekaman gelombang alpha. Hal ini merupakan kon-
EEG pada semua orang dewasa normal disi meditasi ringan yang sudah diketahui
sewaktu mereka terjaga dalam keadaan mengurangi tingkat stress dalam tubuh.
tenang dan dalam keadaan istirahat pikiran. Tubuh mereka menjadi rileks, dan secara
144
Pengaruh Efektivitas Terapi Self Healing Menggunakan Energi Reiki Terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi (Budiman, Septi
Ardianty)
cepat merasa lebih enak (Ishaq, 2007). tangan terbuka untuk mengaktifkan cakra
Reiki membantu memberikan respon rileks telapak tangan dalam menerima penyaluran
yang sangat besar dengan menurunnya energi.
tekanan darah, detak jantung serta denyut
nadi (Alandydy dan Alandydy, 1999 dalam Metode Penelitian
Engebretson dan Wardell, 2007). Rancangan penelitian ini adalah pene-
Bahkan menurut hasil pengamatan litian kuantitatif dengan menggunakan
yang diberikan kepada para pasien desain quasi experiments pre-test dan post-
Portsmouth Regional Hospital di Columbia test dengan kelompok kontrol. Instrumen
yang menggunakan treatment komplemen- penelitian menggunakan pengukuran skala
ter reiki sebagai tambahan treatment kecemasan dengan 30 pertanyaan yang
praoperasi menunjukkan bahwa para pasien telah di uji validitas dan reliabilitas yang
tersebut memiliki tingkat stres praoperasi dilakukan pada pretest dan posttest. Penen-
yang rendah serta lebih tenang sehingga tuan sampel pada penelitian ini dengan
membantu menurunkan jumlah pain menggunakan teknik purpossive sampling
medication yang dibutuhkan pasca operasi sehingga diperoleh 40 sampel dengan
(Alandydy dan Alandydy, 1999 dalam rincian 20 orang pada kelompok kontrol
Engebretson dan Wardell, 2007). Efek dan 20 orang kelompok intervensi. Metode
kerja reiki dapat dikatakan memiliki analisis yang digunakan untuk menguji
kesamaan dengan efek meditasi yang hipotesis adalah analisis varians satu jalur
memberikan rasa rileks. Meditasi meru- (One way anova).
pakan salah satu teknik relaksasi yang
terbukti mampu memberi banyak manfaat
Hasil Penelitian dan Pembahasan
seperti mempertinggi sistem imun, mere-
duksi rasa sakit, di samping efek-efek Tabel 1
psikologisnya (Benson, 2010). Efek Perbedaan Nilai Rata-rata Kecemasan Pretest dan
meditasi pada aspek psikologis telah Posttest pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
banyak diteliti. Hjelee (dalam Subandi, Kontrol
2012) telah menguji bahwa orang yang
melaksanakan meditasi memiliki taraf Variabel Kelompok Kelompok Uji p
kecemasan yang lebih rendah, kontrol Kecemasaan Intervensi Kontrol statistik Value
dirinya lebih internal dan aktualisasi
(n=20) (n=20)
dirinya lebih tinggi. Meditasi selain itu juga
efektif untuk orang-orang yang mengalami Pre-Test 69,37 10,52 70,41 10,22 -0,91 0,36
stres, kecemasan, depresi serta gangguan
Post-Test 63,81 09,47 81,45 14,57 - 4,26 0,00
mental yang diderita oleh manusia.
Penelitian ini menggunakan posisi
Berdasarkan pengolahan dan analisis
penyaluran energi secara berkelompok dan
data serta pengujian hipotesis, diperoleh
pasien dalam posisi duduk dengan
nilai rata-rata skor kecemasan kelompok
punggung tegak, melepas alas kaki dan
intervensi pada saat pretest adalah 69,37
telapak kaki menyentuh tanah, rileks, dan
(SD =10,52), sedangkan skor kecemasan
posisi dua telapak tangan terbuka di atas
pada saat posttest adalah 63,81 (SD=
paha. Punggung tegak untuk memberi
09,47). Diketahui rata-rata nilai kecemasan
ruang yang cukup bagi organ-organ internal
kelompok kontrol pada saat pretest adalah
dalam bekerja dan aliran darah berjalan
70,41 (SD =10,22), sedangkan pada saat
lancar; telapak kaki tanpa alas menyentuh
posttest adalah 81,45 (SD= 14,57).
lantai diafirmasikan untuk membuang ener-
Berdasarkan hasil penelitian tidak ada
gi-energi negatif (berupa penyakit fisik
perbedaan bermakna dengan nilai (p=
maupun psikis) ke dalam bumi; telapak
0,36) variabel kecemasan pada kelompok
145
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2017, Vol. 4, No.1, Hal: 141 - 148
intervensi dan kelompok kontrol pada saat tidak menyenangkan atau secara umum
pretest dan terdapat perbedaan bermakna bersifat negatif.
antara skor rata-rata kecemasan pada saat Unsur energi negatif dapat berupa
posttest, dengan nilai (p =0,00). pikiran takut, khawatir, harga diri rendah,
Hasil penelitian ini memberikan rasa tidak aman, rasa gagal, gelisah, rasa
gambaran bahwa kecemasan merupakan ketidakpedulian, kesedihan, serta putus asa.
respon alamiah yang dialami manusia. Unsur energi negatif bila mengotori pintu-
Kecemasan juga dapat mengganggu stabili- pintu energi yang utama, apalagi dalam
tas fisik maupun psikis bilamana tidak waktu yang lama, akan menimbulkan
segera diatasi. Taylor (Gufron dan Wati, gangguan psikologis pada individu. Gang-
2012) mengatakan bahwa kecemasan guan distress termasuk depresi dalam
merupakan pengalaman subjektif mengenai pandangan reiki terjadi sebagai akibat
ketegangan mental yang menggelisahkan kotornya pintu energi ajna (yang terkait
sebagai bentuk reaksi umum dan ketidak- dengan kelenjar hipotalamus), pintu energi
mampuan menghadapi masalah atau mun- jantung, dan pintu energi solar pleksus
culnya rasa tidak aman pada individu. (yang terkait dengan kerja kelenjar
Kecemasan muncul disebabkan adanya adrenalin). Kotornya pintu-pintu energi ini
ketakutan atas sesuatu yang mengancam akan mengganggu masuknya energi positif
pada seseorang, dan tidak ada kemampuan dari luar tubuh serta pendistribusiannya ke
untuk mengetahui penyebab dari kece- tubuh energi maupun tubuh fisik seseorang
masan tersebut. Efek samping dari yang dekat dengan pintu-pintu energi
kecemasan akan tampak pada tubuh tersebut. Hal ini selanjutnya akan menim-
manusia. Hal ini disebabkan bahwa tubuh bulkan gangguan pada normalnya tubuh
manusia memiliki suatu sistem energi yang fisik maupun tubuh non fisiknya (Sui,
berhubungan antara satu organ dengan 2009).
organ yang lain. Keseimbangan sirkulasi Energi kehidupan yang universal ini
energi dalam seluruh anggota tubuh men- menyatu dalam semua bentuk kehidupan
jadikan sehat secara fisik maupun psikis, dan konsep ini diterima oleh budaya-
dan adanya ketidakseimbangan energi budaya yang berbeda, misalnya pada
menyebabkan tubuh manusia menjadi sakit. budaya pengobatan Cina dikenal dengan
Mekanisme terjadinya gangguan istilah chi, pada budaya Hawaii dinamakan
psikologis pintu-pintu energi diantaranya dengan mana dan pada budaya Asia dikenal
memiliki fungsi mengendalikan dan mem- dengan prana (Nield-Anderson dan
berikan energi pada tubuh manusia, Ameling, 2009). Energi alam semesta
termasuk memengaruhi dan mengendalikan merupakan reiki (Hadi, 2010) atau energi
kondisi psikologis manusia. Terdapat hu- kehidupan yang universal (Alandydy dan
bungan antara gangguan pintu-pintu energi Alandydy, 1999; Nield-Anderson dan
dengan gangguan psikologis termasuk Ameling, 2009). Sensei Usui menyatakan
depresi. Sui (2009) mengungkapkan bahwa bahwa setiap benda yang ada di alam
satu atau beberapa pintu energi utama yang semesta ini memiliki reiki dan dinamakan
kotor dapat menyebabkan satu atau energi universal yang merupakan inti dari
beberapa gangguan psikologis. Kotornya seluruh kejadian (Hadi, 2010). Teknik
satu atau beberapa pintu energi utama pemanfaatan reiki ditemukan pada tahun
disebabkan oleh gangguan atau kekacauan 1922 oleh Mikao Usui dari Jepang (Nield-
psikis dari unsur-unsur negatif. Unsur Anderson dan Ameling, 2009). Pada bulan
energi negatif merupakan energi psikis April 1922, Master Mikao Usui mendirikan
negatif berasal dari pengalaman pikiran organisasi penyembuhan yang dinamakan
atau perasaan seseorang yang menyakitkan, Usui Reiki Ryoho Gakkai yang berkedu-
dukan di Tokyo serta mendirikan klinik
146
Pengaruh Efektivitas Terapi Self Healing Menggunakan Energi Reiki Terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi (Budiman, Septi
Ardianty)
147
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2017, Vol. 4, No.1, Hal: 141 - 148
Ujian Nasional (UN), Jurnal Pasiak. (2012). The Psyche of The Body: A
Proyeksi, 6(2), 78-88. Jungian Approach to
Miles, P. & True, G. (2010). Reiki-Review Psychosomatic, New York: Brunner
of A Biofield Therapy History, Routledge.
Theory, Practice, and Research, Santrock, M. & Lindquist, R. (2007).
Alternative the Health Medical, 9. Complementary/Alternative Thera-
Nevid, J. (2007). Abnormal Psychology a pies in Nursing 4th ed., New York:
Changing World, USA: Prentice Springer.
Hall Prass. Subandi. (2012). Psikologi Abnormal,
Nield-Anderson & Ameling. (2009). The Yogyakarta: Andi Offset.
Empowering Nature of Reiki as a Sui, C.K. (2009). Ilmu dan Seni
Complementary Therapy, USA New Penyembuhan dengan Tenaga
Haven Connecticut: Yale University Prana, Jakarta: PT. Elex Media
School of Nursing. Komputindo.
148