Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG


ORANG BAKHIL DAN KUFUR NIKMAT

KELAS XII SEMESTER 1


Standar Kompetensi Dasar
Kompetensi
4. Memahami ayat- 4 .1. Membaca QS. Al-‘Aadiyat ayat 1 – 11
ayat Al-Qur’an
tentang orang bakhil
dan kufur nikmat

4. 2. Menulis QS. Al-‘Aadiyat ayat 1 – 11

4. 3. Menghafal QS. Al-‘Aadiyat ayat 1 – 11

1.4. Menampilkan perilaku yang


berhubungan dengan QS.Al-‘Aadiyat
ayat 1 - 11
MUKADDIMAH

Surah Al-‘Aadiyat adalah surah ke 100 terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-
surah Makiyyah, diturunkan sesudah surah Al’Ashr. Nama “Al-‘Aadiyaat “ diambil dari kata
“Al’Aadiyaat” yang terdapat pada ayat pertama surat ini artinya kuda perang yang berlari
kencang, seperti firman Allah Swt :

  


Artinya :”Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah.”

Pokok-pokok isinya : Ancaman Allah Swt, kepada manusia yang ingkar dan yang sangat
mencintai harta benda bahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal di kala mereka
dibangkitkan dari kubur dan dikala isi dada mereka ditampakkan.
A. MEMBACA SURAH AL-‘AADIYAT AYAT 1 - 11
Bacalah Surah dibawah ini dengan baik dan benar !

   

           

              

                

       


Arti perkata :

Kalimat Artinya Kalimat Artinya

Demi kuda perang yang Keingkarannya


 berlari kencang  
Dengan terengah-engah Menyaksikan (sendiri)
 
Dan kuda yang Dan Sesungguhnya dia
 mencetuskan api 
Dengan pukulan (kuku Karena cintanya
 kakinya)   kepada harta
Dan kuda yang Sangat bakhil
 menyerang dengan tiba- 
tiba
Di waktu pagi Maka apakah dia tidak
   mengetahui
Maka ia menerbangkan Apabila dibangkitkan
   
Debu Apa yang ada di dalam
    kubur
Dan menyerbu ke Dan dilahirkan
  tengah-tengah 
Kumpulan musuh Apa yang ada di dalam
    dada
Sesungguhnya manusia Sesungguhnya Tuhan
  itu   mereka
Tidak berterima kasih Keadaan mereka
 kepada Tuhannya 
Sangat ingkar Pada hari itu
 
Dan Sesungguhnya Maha mengetahui
 manusia itu 

Coba kamu ingat dan lafalkan kalimat-kalimat diatas dan rangkaikan dengan baik !

Arti selengkapnya :

1. Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,


2. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan ( kuku kakinya ),
3. Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
4. Maka ia menerbangkan debu,
5. Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
7. Dan Sesungguhnya manusia itu menyaksikan ( sendiri ) keingkarannya,
8. Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil Karena cintanya kepada harta[1597].
9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
10. Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
11. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka.

Hukum bacaan pada surah diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Kalimat Hukum bacaan Cara membaca Sebab

Alif Lam Wal’aadiyaati Alif Lam bertemu huruf


 Qamariyah ‘Ain ( ‫) ع‬
Qalqaalah Sugra Dhabbhan Huruf Qalqalah Ba ( ‫) ب‬
 berharakat mati
Qalqaalah Sugra Qaddhan Huruf Qalqalah Dal
 ( ‫ ) د‬berharakat mati
Qalqaalah Sugra Shubbhan Huruf Qalqalah Ba (‫)ب‬
 berharakat mati
Qalqaalah Sugra Naqq’an Huruf Qalqalah Qaf
 ( ‫ ) ق‬berharakat mati
Qalqaalah Sugra Fawasaththa Huruf Qalqalah Tha
 ( ‫ ) ط‬berharakat mati
Qalqalah Kubra Lakanuudd Huruf Qalqalah Dal
 ( ‫ ) د‬karena waqaf
Qalqalah Kubra Lasyahiidd Huruf Qalqalah Tha
 ( ‫ ) ط‬karena waqaf
Alif Lam Ashshuduuri Alif Lam bertemu huruf
 Syamsiyah Sha ( ‫) ص‬
Ikhfa Syafawi Rabbahummbihim Huruf Mim mati ( ‫) م‬
  Bertemu huruf Ba ( ‫) ب‬
Izhar Syafawi Bihimmyaumaidzin Huruf Mim mati ( ‫) م‬
  Bertemu huruf Ya ( ‫) ي‬
Idgham Yaumaidzillakhabiir Tanwin bertemu huruf
  Bilaghunnah Lam ( ‫) ل‬

Cobalah kamu ulangi beberapa kali cara membaca hukum-hukum bacaan diatas !

B. MENULIS SURAH AL-‘AADIYAT AYAT 1 - 11


Tulislah surah dibawah ini dengan baik dan benar !

   

           

              

                

       


C. MENGHAFAL SURAH AL-‘AADIYAT AYAT 1 - 11
Hafallah surah dibawah ini dengan baik dan benar dengan cara menyambung kalimat-
kalimat yang kosong !

   

   .........    ………….  ………… 

     …………     …………  ...........

 ............     ……….   ...........  ………… 

.........................        ………..  

C. MENAMPILKAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN


DENGAN QS. AL-‘AADIYAT AYAT 1 – 11

Sebab turunnya surah ini adalah sebagaimana yang dijelaskan sebuah hadits yang
mengisahkan tentang selesainya perang Dzat as-salasil. Suatu hari di tahun ke- 8 Hijriyah, datang
berita kepada Nabi Muhammad Saw, tentang dua belas ribu orang yang kuat-kuat telah
berkumpul di yabis untuk melakukan serangan tiba-tiba ke kota Madinah untuk membinasakan
Nabi Muhammad Saw, Ali ra dan kaum muslimin.
Begitu menerima kabar bergabungnya kekauatan musuh ini, Nabi Muhammad Saw,
mengutus sekelompok orang yang dipimpin beberapa orang sahabat Nabi Saw, untuk menemui
pasukan tersebut dengan sebuah tujuan. Sayangnya ,para utusan Nabi Muhammad Saw itu
kembali tanpa memperoleh hasil yang menggembirakan. Akhirnya, Nabi Muhammad Saw,
mengutus Imam Ali bin Abi Thalib ra dengan membawa sejumlah Muhajirin dan Anshar untuk
menemui mereka.
Pasukan yang tidak besar yang dipimpin Imam Ali ra ini bergerak di malam hari dan
bersembunyi di siang hari, hingga akhirnya mereka sampai dekat markas musuh. Sambil
mengelilingi pasukan musuh, Ali menawari mereka untuk mengikuti Agama Islam, namun
mereka tidak mau menerimanya. Akhirnya , pasukan muslimin itu menyerang mereka pada dini
hari ketika suasana masih gelap. Pasukan muslimin menang dengan mudah, sebagian besar
tentara musuh terbunuh. Adapun mereka yang masih hidup dirantai dan dibawa, berikut sarana-
sarana kekuatan kolektif mereka kehadapan Nabi Muhammad Saw di Madinah.
Sebelum tentara muslim dan para tawanan perang itu sampai di Madinah, Surah Al-
‘Adiyaat ini diturunkan. Nabi Muhammad Saw segera keluar di pagi itu dan membaca surah ini
dalam shalat. Usai mendirikan shalat, sebagian muslimin mengatakan kepada Nabi Muhammad
Saw bahwa mereka belum mendengar surah ini sebelumnya. Beliau mengiakan dan
menambahkan bahwa Ali ra telah mengalahkan musuh-musuh Islam dan Jibril as membawa
surah tersebut dan telah mengabarkan ihwal peristiwa itu di malam sebelumnya. Beberapa hari
kemudian Imam Ali ra memasuki kota Madinah dengan rampasan perang dan tawanan.
Seperti dinyatakan sebelumnya, surah ini dimulai dengan beberapa sumpah yang
menggugah kesadaran, dalam ayat pertama dikatakan “Demi kuda perang yang berlari kencang
dengan terengah-engah”. Sebagian ahli tafsir percaya, maksud ayat tersebut adalah “ Demi unta-
unta dari peziarah haji yang berlari dengan dengan napas terengah-engah dari ‘Arafah ke
Masy’ar ( monumen suci ) dan berlari dari Masy’ar ke Mina. Ada juga yang menafsirkan bahwa
titik objek dari sumpah tersebut adalah kuda-kuda yang berlari dengan cepat menuju medan jihad
dan karena berjihad merupakan suatu tindakan suci, maka hewan-hewan yang berlari di jalan
kesucian itu pun sedemikian berharga sehingga mereka pantas menjadi elemen penguat sumpah.

Ilustrasi kuda perang Kuda perang

Rasulullah saw juga pernah bersabda menganjurkan umatnya berkuda selain memanah
dan berenang. Seperti sabda Dalam satu hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim Rasulullah ada
bersabda,yang artinya :"Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah"
Kuda dalam bahasa Arab disebut sebagai 'faras', kuda jantan 'fahl' atau pada umumnya
disebut juga sebagai al-khayl.Didalam Al-Quran perkataan 'kuda' disebut sebanyak 5 kali. Dalam
Surah 79 dan Surah 100 disebut An-nazi’at, Al-‘Adiyat dimaksudkan sebagai 'kuda' sementara
Surah 37 Ash-shaffat, Surah 51 Azd-Zdariyat dan Surah 77 Al-Mursalat dimaksudkan kepada
kuda.
Dalam hadits yang lain Rasulullah Saw bersabda :“Lemparkanlah ( panah ) dan
tunggangilah ( kuda ).” (Riwayat Muslim), Berkuda amat baik untuk kesehatan manusia.Seluruh
anggota tubuh dari kepala hingga ke kaki, dari pisik hingga mental akan mendapat manfaatnya.
Bentuk lekuk badan belakang kuda, tempat di tunggang adalah baik untuk merawat segala
masalah tulang belakang manusia.Semasa pergerakan galloping yaitu cara rentak kuda melompat
dan berlari, menyebabkan vetebra tulang belakang manusia bergesek antara satu sama lain dalam
keadaan harmoni, dan meransang saraf-saraf tulang belakang, seolah-olah diurut, sedangkan
pakar chiropraktik pun tidak mampu berbuat seperti gerakan natural tulang-tulang veterbra
semasa orang menunggang kuda.
Dalam ayat berikutnya, “Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku
kakinya), tunggangan kuda maupun unta yang berlari terengah-engah dalam peperangan pasti
mematuhi majikan-majikan mereka. Mereka berlari cepat sehingga api yang bisa terlihat lebih
terang di malam hari terpantik dari telapak-telapak kaki mereka. Atau unta-unta dalam ibadah
haji yang berlari terengah-engah dari satu tempat ketempat lainnya, menendang batu kerikil
dibawah kaki mereka sehingga kadang-kadang menimbulkan percikan api.
Selanjutnya, dalam sumpah ketiga, Al-Qur’an mengatakan, “Dan kuda yang menyerang
dengan tiba-tiba di waktu pagi, merupakan suatu kebiasaan bangsa Arab, bahwa mereka biasa
mendekati musuh mereka di malam hari dan menunggu sampai shubuh tiba untuk melakukan
serangan. Karena serangan ini kadang-kadang dilakukan dengan tujuan mengambil kekayaan
dari pihak musuh.
Ayat selanjutnya menunjuk pada keistimewaan lain dari para pejuang yang berjihad
tersebut beserta kuda-kuda yang mereka tunggangi, dengan mengatakan, “Maka ia
menerbangkan debu”. Untuk karakteristik terakhir dari keistimewaan para pejuang itu, Al-
Qur’an mengatakan “Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh”. Serangan tersebut
dilakukan secara tiba-tiba dengan sangat cepat sehingga orang-orang mukmin tersebut bisa
memecah kekuatan musuh yang lebih besar dalam waktu yang sangat singkat. Mereka
menghambur ketengah-tengah musuh untuk memorakporandakan barisannya. Kemenangan
tersebut diperoleh berkat tindakan yang cepat, penuh kesiapan, kesadaran dan keberanian.

Ilustrasi kuda yang dipergunakan dalam peperangan

Secara umum bisa kita simpulkan, sumpah-sumpah tersebut diambil berdasarkan pada
serbuan , para pembela iman yang gagah berani, napas yang mendengus dari kuda-kuda para
pejuang, cetusan api yang keluar dari tapak kaki kuda, serangan mereka yang cepat, partikel-
partikel debu yang berhamburan ke udara dan pada serbuan para pejuang ke tengah-tengah
musuh serta kemenangan mereka. Kendatipun gagasan-gagasan ini tidak seutuhnya disebutkan
dalam makna-makna sumpah tersebut, semua itu terkumpul dalam implikasi dari kata-kata yang
diungkap. Selain itu, ayat-ayat ini juga menunjuk pada nilai pentingnya jihad di jalan Allah Swt.
Tujuan suci dari sumpah-sumpah agung tersebut menyangkut beberapa hal yang
disebutkan dalam ayat berikutnya, “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima
kasih kepada Tuhannya”. Manusia yang melupakan atau menolak bimbingan Allah Swt, dan
ajaran Rasulullah, serta menyerahkan diri kepada hawa nafsu, sesungguhnya adalah manusia
yang tidak mensyukuri nikmat yang dirasakannya dan menganggap remeh Allah Swt yang telah
memeliharanya. Istilah kanuud bisa memiliki arti seseorang yang tidak memiliki rasa syukur dan
bakhil, yang dapat membawa seseorang kepada kekufuran karena manusia itu melihat sendiri
akan keingkaran mereka, seperti dijelaskan pada ayat berikutnya “Dan Sesungguhnya manusia
itu menyaksikan ( sendiri ) keingkarannya”. Manusia adalah seorang saksi atas suatu hal karena
dia memiliki pandangan tertentu atas dirinya sendiri. Andaikata seseorang bisa menutupi
karakter bakhilnya yang sejati dari yang lain, ia tetap tidak akan mampu menyembunyikannya
dari Allah Swt, dan kesadarannya sendiri, entah ia mengakui fakta ini atau tidak. Adalah
mungkin juga, maksud ayat itu adalah saksi manusia atas dosa-dosa dan perbuatan-perbuatan
jahatnya di hari kiamat, sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Qur’an yang lain. Dengan
demikian, pengertian bahwa manusia adalah saksi atas ketidakbersyukuran dan kepelitannya
sendiri di dunia.
Memang benar, manusia itu kadang-kadang tidak kuasa mengenali dirinya sendiri,
sehingga mereka memperdayai kesadarannya sendiri, lalu dengan perangai buruknya yang
disembunyikan yang dipadu dengan cumbu rayu syetan, tampak olehnya keburukan perangai itu
sebagai indah dan benar, hanya saja karena masalah ketakbersyukuran dan kebakhilan
merupakan kasus yang sangat gambling, maka ia tak mampu menyembunyikan apa pun atau
menipu kesadarannya sendiri.
Sekali lagi, dalam ayat berikutnya, Al-Qur’an mengatakan, “Dan Sesungguhnya dia
sangat bakhil Karena cintanya kepada harta”. sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa maksud
ayat ini ialah: manusia itu sangat Kuat cintanya kepada harta sehingga ia menjadi bakhil .
Sesungguhnya, keteguhannya yang sama dalam hal cinta kekayaan menyebabkannya tidak
bersyukur dan bakhil. Kata khair memiliki pengertian luas yang mencakup setiap barang baik
atau perbuatan baik seperti uang, kesejahteraan umum, ilmu, surga, hadiah atau bersedekah,
memberikan kebaikan dalam rangka kesejahteraan sosial dan seterusnya, tentu saja
pengungkapan Al-Qur’an yang mengutuk orang bakhil dalam ayat diatas adalah wajar. Harta itu
sendiri merupakan barang yang baik, sebab kekayaan bisa menjadi sarana untuk melakukan
berbagai jenis kebaikan, hanya saja orang yang ingkar tidak bersyukur, justru menjadikan
kekayaan sebagai tujuan hakikinya dan menggunakannya hanya untuk memenuhi kepentingan
hawa nafsunya belaka.
Pada ayat-ayat terakhir Allah Swt, memberikan tekanan tertentu melalui kalimat Tanya
sambil mengancam dan memberi makna kunci pada bagian penutupnya, ayat-ayat itu berbunyi
“Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,Dan
dilahirkan apa yang ada di dalam dada Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha
mengetahui keadaan mereka”.
ingatlah harta yang kita miliki tidak akan di bawa kekubur,
maka jangan kita bersifat bakhil

Istilah bu’tsira semula berarti menyebarluaskan, membalik. Karena kuburan-kuburan atau


bumi membalikkan atau mengeluarkan jasad-jasad dan apa-apa yang ada di dalamnya, maka
istilah ini digunakan dalam arti hari kebangkitan. Arti kubur adalah tempat yang menutupi
jenazah dari pandangan manusia, sebab ada sebagian manusia yang tidak mempunyai kuburan,
seperti jenazah-jenazah yang mati tenggelam di dasar laut, dimakan binatang buas dan yang mati
dibakar yang sisa abunya beterbangan. Dan istilah hushshila bermakna menjadikan nyata.
Perbuatan setiap orang, baik atau buruk, akan dijelmakan pada hari pengadilan dan masing-
masing akan diganjar sesuai dengan perbuatan tersebut.

Ingatlah kalau kita sudah digotong kekubur, tak ada lagi pertolongan kecuali amal ibadah yang
akan menemani, renungkanlah !

Kita memahami kenyataan bahwanya Allah Swt, selalu mengetahui segala sesuatu, tapi
gagasan tentang “ hari itu” merupakan sebuah penekanan terhadap subjek tertentu, yakni Allah
Swt, mengetahui semua rahasia manusia pada hari pembalasan itu, Allah Swt, memberikan
balasan terhadap segala perbuatan dan keyakinan mereka. Hasil dari semua itu akan membawa
manusia kepada kesadaran bahwa segala apapun yang diperbuat akan mendapat balasan dan
kesadaran itu akan sangat terasa ketika semua amalnya diperlihatkan dan
dipertanggungjawabkan di sisi Allah Swt, sang Raja di Raja yang sangat adil dan bijaksana. Ini
juga merupakan satu peringatan kepada umat manusia di mana keyakinan terhadap persoalan ini
merupakan pembatas kuat antara mereka dan dosa-dosa mereka, baik tampak atupun
tersembunyi.

Karakter yang dibangun dari memahami surah Al-‘Aadiyat diatas adalah sebagai berikut :

1. Hidup harus bersemangat dan optimis bagaikan kuda perang.


2. Jangan berbuat ingkar
3. Bersyukur terhadap nikmat Allah Swt.
4. Jangan bersifat bakhil, kikir tak mau menafkahkan sebagian harta.
5. Perbanyaklah mengingat kematian, karena harta yang kita miliki tidak akan dibawa ke kubur
6. Ingatlah bahwa Allah Maha Mengetahui yang zhahir dan yang batin.

Pada kesimpulannya bahwa orang kufur nikmat dan bakhil merupakan suatu penyakit
hati yang harus dibersihkan, sebab selama penyakit itu masih bersarang di dalam hati maka
manusia akan senantiasa rakus dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Sebaliknya
bila seseorang sudah mampu untuk mensyukuri nikmat yang di berikan oleh Allah Swt, ia juga
tidak akan bakhil karena semua ini hanya titipan Allah Swt, agar dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.

TERMINO
 Bakhil adalah kikir, lokek, pelit atau tidak mau memberi sesuatu kepada orang lain .
 Nikmat adalah pemberian atau karunia dari Allah Swt, atau merasa puas, senang.
 Kufur adalah tidak percaya kepada Allah Swt dan rasul-Nya, ingkar tidak pandai
bersyukur.

RANGKUMAN
1. Sifat bakhil adalah sifat yang tercela dan merupakan penyakit hati yang harus dibersihkan.
2. Sifat bakhil dapat menyebabkan seseorang menjadi kufur nikmat.
3. Kufur nikmat berarti mengingkari segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt.
4. Sifat bakhil dan kufur nikmat akan dibalas dengan siksa neraka.

Anda mungkin juga menyukai