Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ners Volume 5 Nomor 1 Tahun 2021 Halaman 8 - 19

JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU


UPTD BLUD KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

Ridha Hidayat 1, Yoana Agnesia 2


1,2,
Program Studi Sarjana Keperawatan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
hidayat22131120@gmail.com

Abstrak
Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada
kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko
hipertensi pada masyarakat di desa Pulau Jambu UPTD Puskesmas Kuok.. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
korelatif dengan desain cross sectional yang menganalisis hubungan antara variabel bebas (faktor risiko)
dengan variabel terikat (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat ( Hastono, 2016). Peneliti
menganalisis hubungan antara umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan mengkonsumsi makanan
asin( Nutrisi ), kebiasaan mengonsumsi alkohol, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, stress, pengetahuan
dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,368,
berarti pada alpha 5% terlihat tidak adanya hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi, terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian hpertensi dengan nilai P Value 0,05 , tidak
ada hubungan antara kosumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi.. Diharapkan Hasil penelitian
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran subjek penelitian akan risiko kejadian hipertensi di lingkungan
tempat tinggalnya dan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi.
Kata Kunci : faktor resiko hipertensi, Masyarakat desa Pulau jambu

@Jurnal Ners Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2021
Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : hidayat22131120@gmail.co
Phone : 081365317266

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


9 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN KUOK
KABUPATEN KAMPAR

PENDAHULUAN Faktor keturunan, jika di dalam keluarga pada


Data World Health Organization (WHO) tahun orangtua atau saudara memiliki tekanan darah
2018 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di tinggi maka dugaan hipertensi menjadi lebih besar.
dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 Selain itu pada sebuah penelitian menunjukkan
orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
penyandang hipertensi terus meningkat setiap masalah tekanan darah tinggi. Faktor usia, semakin
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada bertambahnya usia semakin besar pula resiko
1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan untuk menderita tekanan darah tinggi hal ini
diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang berhubungan dengan regulasi hormon yang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya ( berbeda. ( Fauzi,2014) meningkatkan keasaman
Kemenkes, 2019 ) darah, sehingga darah menjadi kental dan jantung
Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran dipaksa untuk memompa darah, selain itu
pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, konsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka
tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), panjang akan berpengaruh pada peningkatan kadar
sedangkan terendah di Papua sebesar kortisol dalam darah sehingga aktifitas Rennin-
(22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur Angiotensin Aldosteron System (RAAS) meningkat
31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), dan mengakibatkan tekanan darah meningkat
umur 55-64 tahun (55,2%). Prevalensi hipertensi (Ninik Jayanti, 2017)
di Indonesia adalah 31,7% yang berarti hampir 1 Tujuan Penelitian
dari 3 penduduk usia dari 18 tahun keatas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menderita hipertensi. Berbagai faktor terkait faktor-faktor resiko hipertensi pada masyarakat di
dengan genetik dan pola hidup seperti aktivitas desa Pulau Jambu UPTD Puskesmas Kuok.
fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya
lemak serta kebiasaan merokok dan minum
alkohol berperan dalam melonjaknya angka METODE PENELITIAN
hipertensi( Rikesdas,2018 ). Desain Penelitian
Berdasarkan pola penyakit terbesar dikabupaten Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif
Kampar tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 10 dengan desain cross sectional yang menganalisis
penyakit terbanyak di kabupaten Kampar hubungan antara variabel bebas (faktor risiko)
hipertensi menempati posisi ke dua yaitu 5.993 dengan variabel terikat (efek) dengan melakukan
orang. Tahun 2017 penyakit hipertensi pengukuran sesaat ( Hastono, 2016). Peneliti
mengalami peningkatan lebih tinggi yaitu 24.151 menganalisis hubungan antara umur, jenis
orang. kelamin, riwayat keluarga, kebiasaan
Berdasarkan data rekamedik UPTD Kesehatan mengkonsumsi makanan asin( Nutrisi ), kebiasaan
Kuok terjadi peningkatan jumlah pasien hipertensi mengonsumsi alkohol, kebiasaan merokok,
yang berobat di poli umum pada tahun 2019. Dari aktivitas fisik, stress, pengetahuan dengan
data di peroleh bahwa pasien hipertensi yang kejadian hipertensi.
berobat ke poli umum berjumlah 2.075 orang, Populasi
yaitu 605 laki-laki 13,5% dan 1467 perempuan Populasi adalah agregrat keseluruhan dari suatu
16%. Hipertensi menduduki peringkat keempat kasus. Populasi pada penelitian ini adalah
dari 10 penyakit terbanyak di poli umum UPTD masyarakat yang bertempat tinggal di desa Pulau
Kesehatan Kuok. jambu wilayah kerja UPTD Kuok kecamatan
Pasien baru menyadari kondisinya jika hipertensi Kuok kabupaten Kampar yang berjumlah 563
sudah menimbulkan komplikasi pada jantung, orang.
penyumbatan pembuluh darah, hingga pecahnya Besar Sampel
pembuluh darah di otak yang berakibat kematian. Besar sampel adalah suatu ukuran bagian dari
Hal inilah yang membuat jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


10 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

tersebut.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 563 Pekerjaan dikelompokkan menjadi lima kategori
orang masyarakat yang berumur 18- 60 tahun. yaitu mahasiswa, PNS, pegawai swasta,
wiraswasta. Berdasarkan pekerjaan subjek
Teknik Sampling penelitian terbanyak adalah wiraswasta sebanyak
Teknik pengambilan sampel adalah suatu teknik
sampel yang digunakan untuk menentukan sampel 42 orag ( 45,2 % ), p ekerjaan terkecil adalah
yang digunakan dalam penelitian (Hastono, 2016). mahasiswa yaitu sebanyak 4 orang (4,3%).
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah simple random sampling 2. Gambaran Proporsi Hipertensi di desa Pulau
simple random adalah dengan mengambil Jambu
anggota populasi menjadi sampel secara acak
(Sugiyono, 2016). Jumlah sampel dalam penelitian Tabel 5.2.1 Distribusi Subjek Penelitian
ini adalah 93 orang. Berdasarkan Kejadian Hipertensi
Masyarakat Desa Pulau Jambu
HASIL PENELITIAN Kriteria Hipertensi Frekuensi Persentase %
Analisis Univariat Hipertensi 44 47,3
Tidak Hipertensi 49 52,7
Tabel 5.1.1 Distribusi Subjek Penelitian Total 93 100
Berdasarkan Pendidikan Masyarakat Desa Pulau Berdasarkan distribusi di atas dapat diketahui
Jambu bahwa jumlah responden yang menderita
Variabel Frekuensi Persentase (%) hipertensi lebih sedikit daripada jumlah responden
Pendidikan yang tidak hipertensi. Jumlah penderita hipertensi
Tamat SD 4 4.3
sebanyak 44 responden 47,3 %, sedangkan
Tamat SMP 21 22.6
Tamat SMA 38 40.9 subjek penelitian yang tidak menderita hipertensi
Tamat Sarjana 30 32.2 sebanyak 4 9 r e s p o nd e n 52,7 %.
Total 93 100
Berdasarkan tabel 5.1, pendidikan dikelompokkan 3 Gambaran Faktor Risiko Hipertensi
menjadi empat kategori yaitu, tamat SD/sederajad,
Tabel 5.3.1 Distribusi Subjek Penelitian
tamat SMP/sederajad, tamat SMA/sederajad, dan
Berdasarkan Umur
tamat sarjana/diploma. Berdasarkan hasil di desa Pulau Jambu
penelitian didapatkan data bahwa pendidikan Umur Frekuensi Persentase %
subjek penelitian terbesar adalah tamat 18 – 29 Tahun 41 44,1
SMA/sederajad yaitu 38 (40,9%). Pendidikan 30 – 59 Tahun 41 44,1
>60 Tahun 11 11,8
subjek penelitian terkecil adalah tamat
Total 93 100
SD/sederajad yaitu 4 (4,3 %). Berdasarkan distribusi di atas dapat diketahui
Tabel 5.1.2 Distribusi Subjek Penelitian bahwa jumlah responden yang berumur 18-29 dan
Berdasarkan Pekerjaan Masyarakat Desa Pulau 30 – 59 tahun merupakan rentang umur yang
Jambu terbanyak.
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Pekerjaan 4. Gambaran Jenis Kelamin
Mahasiswa 4 4,3
PNS 11 11,8 Tabel 5.4.1 Distribusi Subjek Penelitian
Pegawai Swasta 36 38,7 Berdasarkan Jenis Kelamin
Wiraswata 42 45,2 di desa Pulau Jambu
Total 93 100

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


11 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

Variabel Frekuensi Persentase (%) Tabel 5.7.1 Distribusi Subjek Penelitian


Jenis Kelamin Berdasarkan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan
Laki – laki 47 50,5 berlemak Masyarakat Desa Pulau Jambu
Perempuan 46 49,5 Variabel Frekuensi Persentase (%)
Total 93 100 Kebiasaan
Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian Makanan
terbanyak adalah laki - laki yaitu sebanyak 47 berlemak
Ya 47 50,5
(50,5 %), jumlah subjek penelitian perempuan
Tidak 46 49,5
adalah 46 (49,5%). Total 93 100
Tabel 5.7.1 menunjukkan kebiasaan
5. Gambaran Riwayat Keluarga dengan Hipertensi
mengkonsumsi makanan berlemak berada pada
Tabel 5.5.1 Distribusi Subjek Penelitian kategori ya yaitu 47 responden ( 50,5 % )
Berdasarkan Riwayat Keluarga
Masyarakat desa Pulau Jambu 8. Kebiasaan Merokok
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Riwayat Tabel 5.8.1 Distribusi Subjek Penelitian
Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Merokok,
hipertensi Masyarakat desa Pulau Jambu
Ya 44 47,3 Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tidak 49 52,7 Kebiasaan
Total 93 100 Merokok
Pada tabel 5.5.1 distribusi subjek penelitian dapat Ya 66 71
diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian Tidak 27 29
Total 93 100
tidak mempunyai riwayat keluarga dengan
Berdasarkan table 5.8.1 tentan perilaku
hipertensi. Jumlah subjek penelitian yang tidak
merokok, dapat diketahui bahwa jumlah subjek
mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi
penelitian yang merokok yaitu 66 responden
adalah sebanyak 49 (52,7%). Subjek penelitian
(71%), jumlah subjek penelitian yang tidak
yang mempunyai riwayat keluarga dengan
merokok yaitu 27 respoden ( 29 % )
hipertensi yaitu sebanyak 44 (47,3%).
9. Stress
6. Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Asin
Tabel 5.9.1 Distribusi Subjek penelitian
Tabel 5.6.1 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Faktor Stress
Berdasarkan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Masyarakat desa Pulau Jambu
Asin Masyarakat Desa Pulau Jambu Variabel Frekuensi Persentase (%)
Variabel Frekuensi Persentase (%) Stres
Kebiasaan Ya 58 62,4
Makanan asin Tidak 35 37,6
Sering 38 41,3 Total 93 100
Tidak sering 54 58,7
Tabel 5.9.1 menunjukkan bahwa sebagian besar
Total 93 100
Tabel 5.6 menunjukkan kebiasaan mengkonsumsi subjek penelitian mengalami stress. Jumlah
makanan asin berada pada kategori tidak sering subjek penelitian yang termasuk kategori stress
yaitu 54 responden ( 58,7 % ) yaitu sebanyak 58 responden ( 62,4 % ) dan yang
tidak mengalami stress yaitu 35 responden ( 37,6
7. Kebiasaan Mengonsumsi Makanan berlemak %)

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


12 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

10. Kebiasaan Olah Raga Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,368, berarti
pada alpha 5% terlihat tidak adanya hubungan
Tabel 5.10.1 Distribusi Subjek penelitian antara umur dengan kejadian hipertensi. Dari 41
Berdasarkan Kebiasaan Olah Raga Rutin
umur kategori remaja terdapat 20 orang yang
masyarakat desa Pulau Jambu
Variabel Frekuensi Persentase (%) hipertensi, dari 41 Rentang umur dewasa terdapat
Kebiasaan 22 responden yang yang mengalami hipertensi,
Olahraga dari 11 responden kategori lansia ada 8 yang
Ya 32 34,4 mengalami hipertensi.
Tidak 61 65,6
Total 93 100 2 Hubungan antara jenis kelamin dengan hipertensi
Tabel 5.10.1 menunjukkan sebagian besar
reponden tidak terbiasa olah raga yaitu sebanyak Tabel 5.1.2 Hubungan antara Jenis kelamin
dengan kejadian hipertensi di desa Pulau jambu
61 responden ( 65,6 % ). Subjek penelitian yang
kecamatan Kuok
berolah raga sebanyak 32 (34,4%). Jenis Kejadian Hipertensi
Kela
B. Analisa Bivariat min
Hipert % Tidak % Tot % P POR
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ensi Hiperte al Value
antara variabel independen yang meliputi nsi
umur, jenis kelamin, riwayat Laki-
keluarga 18 38,3 29 61.7 47 100 0,05 9.143
laki
dengan hipertensi, kebiasaan makan makanan Perem 32 69,6 114 30,4 46 100
asin , kebiasaan makan lemak , kebiasaan puan .7 .3
merokok, stress, dan kebiasaan olah raga dengan 50 53.8 43 46.2 93 100
kejadian hipertensi pada masyarakat desa Pulau Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin
jambu. Terdapatnya hubungan antara faktor risiko dengan kejadian hipertensi didapatkan hasil
dengan kejadian hipertensi ditunjukkan dengan terdapat hubungan yang bermakna antara jenis
nilai p ≤ α (0,05), H0 ditolak, berarti data kelamin dengan kejadian hpertensi dengan nilai P
sampel mendukung adanya perbedaan yang Value 0,05. Dimana dari47 orang jenis kelamin
bermakna (signifikan). laki – laki terdapat 47 responden yang mengalami
Berikut ini adalah tabel analisis hubungan jipertensi, dari 46 responden perempuan terdapat32
faktor risiko dengan kejadian hipertensi (analisis responden yang mengalami hipertensi. Nilai POR
bivariat): di dapatkan 9,143 yang artinya jenis kelamin laki –
Hubungan antara umur dengan hipertensi laki berpeluang mengalami hipertensi 9,1 kali
Tabel 5.1.1 Hubungan antara umur dengan mengalami hipertensi disbanding jenis kelamin
kejadian hipertensi di desa Pulau Jambu perempuan.

3. Hubungan antara riwayat keluarga dengan


Umur Kejadian Hipertensi hipertensi
Hip % Tidak % Total % P POR
erte Hiper Value Tabel 5.1.3 Hubungan antara riwayat keluarga
nsi tensi
dengan kejadian hipertensi
Remaja 20 48.8 21 51.2 41 100 0,368 -
Dewasa 22 53.7 19 46.3 41 100
Lansia 8 72.7 3 27.3 11 100
50 53.8 43 46.2 93 100

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


13 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

didapatkan nilai p 0,337 yang berarti tidak ada


hubungan antara kosumsi makanan asin dengan
Riwayat Kejadian Hipertensi
kejadian hipertensi.
Hipertensi
Hiper % Tidak % Tota % P
tensi Hipertensi l Valu
5. Hubungan antara kebiasaan mengonsumsi
e lemak dengan hipertensi
Ya 26 59. 18 40. 44 10 0.329
1 9 0 Tabel 5.1.5 Hubungan kebiasaan mengkonsumsi
Tidak 24 49. 25 51. 46 10 lemak dengan kejadian hipertensi
0 0 0
Total 50 53. 43 46. 93 10 Mengkonsumsi Kejadian Hipertensi
8 2 0 makanan lemak
Hiperte % Tidak % Total % P
nsi Hipertensi Value
Hasil analisis hubungan antara Riwayat keluarga Ya 25 53.2 22 46.8 47 100 1.000
dengan hipertensi dengan kejadian hipertensi Tidak 25 54.3 21 45.7 46 100
didapatkan dari 44 ada Riwayat keluarga hipertensi Total 50 53.8 43 46.2 93 100
didapatkan 18 responden tidak mengalami
hipertensi, dari 46 responden yang tidak ada
Riwayat hipertensi di dapatkan 24 responden yang Hasil analisis hubungan antara mengkonsumsi
mengalami hipertensi. Dari uji statistic didapatkan makanan lemak dengan kejadian hipertensi
nilai p 0,329 yang berarti tidak ada hubungan didapatkan dari 47 yang konsumsi makanan lemak
antara riwayat hipertensi dengan kejadian didapatkan 22 responden tidak mengalami
hipertensi. hipertensi, dari 46 responden yang tidak konsumsi
makanan lemak di dapatkan 25 responden yang
4. Hubungan antara kebiasaan mengonsumsi mengalami hipertensi. Dari uji statistik didapatkan
makanan asin dengan hipertensi nilai P 1,000 yang berarti tidak ada hubungan
antara kosumsi makanan lemak dengan kejadian
Tabel 5.1.4 Hubungan antara kebiasaan
hipertensi.
mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian
hipertensi 6. Hubungan antara kebiasaan merokok
dengan kejadian hipertensi
Mengkonsumsi Kejadian Hipertensi
makanan asin Tabel 5.1.6 Hubungan antara kebiasaan merokok
Hiperte % Tidak % Total % P POR
nsi Hipertensi Value dengan kejadian hipertensi
Sering 23 60.5 16 41,02 39 100 0,337
Tidak Sering 26 48.1 28 51.9 54 100 Kebiasaan Kejadian Hipertensi
Total 49 44 93 100 merokok
Hiperte % Tidak % Total % P
Hasil analisis hubungan antara mengkonsumsi
nsi Hipertensi Value
makanan asin dengan kejadian hipertensi Ya 38 57,6 28 42,4 66 100 0,356
didapatkan dari 39 sering konsumsi makanan asin Tidak 12 44,4 15 55,6 27 100
didapatkan 16 responden tidak mengalami Total 50 53,8 43 46,2 93 100
hipertensi, dari 54 responden yang tidak sering
konsumsi makanan asin di dapatkan 26 responden
yang mengalami hipertensi. Dari uji statistik

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


14 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

Hasil analisis hubungan antara kebiasaan merokok Kebiasaan Kejadian Hipertensi


dengan kejadian hipertensi didapatkan dari 66 Olahraga
Hiperte % Tidak % Total % P POR
yang merokok didapatkan 28 responden tidak nsi Hipertensi Value
mengalami hipertensi, dari 27 responden yang Ya 19 59.4 13 40.6 32 100 0,022 2,982
tidak merokok di dapatkan 12 responden yang Tidak 31 50.8 30 49.2 61 100
mengalami hipertensi. Dari uji statistik didapatkan Total 50 53.8 43 46.2 93 100
nilai P 0,356 yang berarti tidak ada hubungan
antara kebiasaan merokok dengan kejadian
Hasil analisis hubungan antara kebiasaan olahraga
hipertensi.
dengan kejadian hipertensi didapatkan dari 32
7. Hubungan antara stress dengan kejadian yang biasa berolahraga didapatkan 19 responden
hipertensi mengalami hipertensi, dari 61 responden yang
tidak biasa berolahraga di dapatkan 31 responden
Tabel 5.1.7 Hubungan antara stress dengan yang mengalami hipertensi. Dari uji statistik
kejadian hipertensi di desa Pulau jambu Kecamatan didapatkan nilai P 0,022 yang berarti ada
Kuok hubungan antara kebiasaan olahraga dengan
kejadian hipertensi. Nilai POR didapatkan 2,982
Stres Kejadian Hipertensi yang berarti responden yang tidak berolahraga
Hiperten % Tidak % Total % P POR
berpeluang 2,98 kali mengalami hipertensi
si Hipertensi Value
Ya 37 63.8 21 36.2 58 dibandingkan yang berolahraga.
100 0,022 2,982
Tidak 13 37.1 22 62.9 35 100
PEMBAHASAN
Total 50 53.8 43 46.2 93 100
Faktor Risiko Hipertensi
Hasil analisis hubungan antara stres dengan 1.Umur
kejadian hipertensi didapatkan dari 58 yang Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui
mengalami stres didapatkan 21 responden tidak bahwa rata-rata umur subjek penelitian adalah 18 –
mengalami hipertensi, dari 38 responden yang 59 tahun. Usia termuda adalah 20 tahun sedangkan
tidak mengalami stres di dapatkan 13 responden usia tertua adalah 59 tahun. Selain itu, hasil
yang mengalami hipertensi. Dari uji statistik analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan
antara umur dengan kejadian hipertensi (p=0,368).
didapatkan nilai P 0,022 yang berarti ada
Berdasar pada pernyataan Black dan Hawks
hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi. (2015), subjek penelitian berada pada rentang usia
Nilai POR didapatkan 2,982 yang berarti yang rentan menderita hipertensi yaitu dimulai
responden yang mengalami stress berpeluang 2,98 pada usia 20 tahun dengan persentase kejadian
kali mengalami hipertensi dibandingkan yang tidak hipertensi yang meningkat setiap tahun. Usia rata-
mengalami stress. rata subjek penelitian juga berada pada
rentang usia yang rentan mengalami
8. Hubungan antara kebiasaan olah raga dengan hipertensi yaitu antara 30 hingga 50 tahun. Konsep
hipertensi ini mendukung hasil penelitian yang telah secara
statitistik membuktikan bahwa umur adalah
Tabel 5.1.8 Hubungan antara kebiasaan olahraga faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
dengan kejadian hipertensi hipertensi.
Hasil penelitian juga didukung oleh beberapa
penelitian sebelumnya. Sugiharto (2007)
menyatakan bahwa umur mempunyai hubungan
yang bermakna dengan kejadian hipertensi dan

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


15 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

merupakan salah satu faktor risiko hipertensi. mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian
Semakin tua umur, semakin berisiko terserang hipertensi. Persamaan hasil penelitian dengan hasil
hipertensi. Umur 36-45 tahun mempunyai risiko penelitian Sugiharto (2007) adalah sama-sama
menderita hipertensi 1,23 kali, umur 45-55 tahun menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara
2,22 kali, dan umur 56-65 tahun 4,76 kali jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Akan
dibandingkan umur yang lebih muda (Sugiharto, tetapi, terdapat perbedaan pada kedua penelitian
2007). Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati, ini yaitu penelitian Sugiharto (2007) berfokus pada
Wedhasari, dan Yudi (2009) juga menyatakan hubungan jenis kelamin perempuan dengan
bahwa umur adalah faktor risiko yang paling kejadian hipertensi sedangkan penelitian yang
tinggi pengaruhnya terhadap kejadian hipertensi. dilakukan peneliti berfokus pada hubungan antara
umur terjadi secara alami sebagai proses menua jenis kelamin secara umum dengan kejadian
dan didukung oleh beberapa faktor eksternal. Hal hipertensi.
ini berkaitan dengan perubahan struktur dan fungsi
kardiovaskuler. Seiring dengan bertambahnya 3. Riwayat keluarga dengan hipertensi
umur, dinding ventrikel kiri dan katub jantung Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 52,7 %
menebal serta elastisitas pembuluh darah menurun. subjek penelitian tidak mempunyai riwayat
Atherosclerosis meningkat, terutama pada individu keluarga dengan hipertensi. Subjek penelitian yang
dengan gaya hidup tidak sehat. Kondisi mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi
inilah yang menyebabkan peningkatan tekanan mempunyai persentase kejadian hipertensi yang
darah sistolik maupun diastolik yang berdampak lebih besar dibandingkan dengan subjek penelitian
pada peningkatan tekanan darah. yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi. Hasil ini sejalan dengan pernyataan
2. Jenis Kelamin Black & Hawks (2015) yang mengatakan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian seseorang yang mempunyai riwayat keluarga
besar subjek penelitian berjenis kelamin laki - laki dengan hipertensi akan mempunyai risiko yang
(50,5 %). Hasil analisis hubungan antara jenis lebih besar mengalami hipertensi. Hal ini terjadi
kelamin dengan kejadian hipertensi dapat karena seseorang yang mempunyai riwayat
diketahui bahwa persentase kejadian hipertensi di keluarga dengan hipertensi, beberapa gennya akan
subjek penelitian lebih banyak terjadi pada laki - berinteraksi dengan lingkungan dan menyebabkan
laki daripada perempuan. Hasil penelitian ini peningkatan tekanan darah.
sejalan dengan pernyataan Black dan Izzo (2000) Hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak
yang menyebutkan bahwa tingkat kejadian ada hubungan antara riwayat keluarga dengan
hipertensi akan lebih tinggi pada laki-laki hipertensi, dengan kejadian hipertensi. Hasil ini
dibandingkan perempuan pada usia di bawah 55 berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang
tahun dan akan menjadi sebanding pada usia 55-75 dilakukan oleh Sugiharto (2007) yang menyatakan
tahun. adanya hubungan bermakna antara riwayat
Persamaan hasil penelitian ini keluarga dengan kejadian hipertensi dimana subjek
kemungkinan disebabkan oleh perbandingan penelitian yang mempunyai riwayat keluarga
jumlah subjek penelitian laki-laki dan perempuan dengan hipertensi mempunyai risiko 4,04 kali
yang tidak proporsional dimana jumlah subjek menderita hipertensi dibandingkan subjek
penelitian perempuan hampir dua kali jumlah penelitian yang tidak mempunyai keluarga dengan
subjek penelitian laki-laki. Hasil analisis peneliti riwayat hipertensi.
menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis Kemungkinan penyebab perbedaan hasil
kelamin dengan kejadian hipertensi. Penelitian penelitian ini adalah penetapan subjek penelitian
sejenis juga dilakukan oleh Sugiharto (2007) yang yang digunakan oleh peneliti berbeda dengan
meneliti hubungan antara jenis kelamin perempuan peneliti sebelumnya. Pada penelitian
dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini sebelumnya, subjek penelitian yang dijadikan
menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan tidak kasus adalah subjek penelitian dengan hipertensi

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


16 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

primer dimana subjek penelitian yang tidak subjek penelitian yang dijadikan kasus pada
mengalami hipertensi dijadikan kontrol. penelitian sebelumnya pada penelitian Sugiharto
Sedangkan peneliti dalam penelitian ini (2007) adalah subjek penelitian dengan hipertensi
menetapkan seluruh subjek penelitian yang telah primer sedangkan subjek penelitian yang tidak
terpilih secara acak sebagai kasus tanpa adanya menderita hipertensi dijadikan kontrol. Di sisi
subjek penelitian yang berperan sebagai kontrol. lain, peneliti menetapkan seluruh subjek
Subjek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini penelitian yang telah terpilih secara acak sebagai
adalah warga masyarakat umum baik dengan atau kasus tanpa adanya subjek penelitian yang
tanpa masalah hipertensi sehingga pengaruh berperan sebagai kontrol.
riwayat keluarga terhadap kejadian hipertensi pengisian kuesioner dan didukung dengan hasil
belum dapat teridentifikasi secara valid. wawancara FGD cukup untuk menganalisis
hubungan antara konsumsi makanan asin dengan
4. Kebiasaan mengonsumsi makanan asin kejadian hipertensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
58,7 % subjek penelitian yang tidak sering 5. Konsumsi makanan lemak
mengonsumsi makanan asin. Subjek penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
yang tidak sering mengonsumsi makanan asin Persentase subjek penelitian yang sering
lebih cenderung menderita hipertensi mengonsumsi makanan lemak jenuh dan
dibandingkan subjek penelitian yang tidak pernah menderita hipertensi adalah sebesar 47 responden
mengonsumsi makanan asin. Hasil penelitian ini dan mengalami hipertensi 25 responden. Hasil uji
sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara
garam, khususnya kandungan sodium di kebiasaan mengonsumsi makanan lemak dengan
dalamnya berkontribusi pada peningkatan tekanan kejadian hipertensi.
darah. Konsumsi sodium akan mengaktifkan Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
mekanisme vasopresor dalam sistem saraf pusat sebelumnya yang dilakukan oleh Sugiharto (2007)
dan menstimulasi terjadinya retensi air yang yang menunjukkan bahwa konsumsi makanan
berakibat pada peningkatan tekanan darah lemak jenuh mempunyai hubungan bermakna
(Dirksen, Heitkemper & Lewis, 2000). dengan kejadian hipertensi. Beberapa teori juga
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada menyebutkan adanya keterkaitan antara konsumsi
hubungan antara kebiasaan mengonsumsi makanan lemak jenuh dengan kejadian hipertensi.
asin dengan kejadian hipertensi. Hasil ini berbeda Konsumsi makanan tinggi lemak, khususnya
dengan hasil penelitian sebelumnya yang lemak jenuh merupakan salah satu faktor
menyatakan bahwa konsumsi makanan tinggi risiko hipertensi (Braverman, 2006). Lemak
sodium mempunyai pengaruh yang bermakna jenuh tidak menyehatkan jantung karena dapat
terhadap kejadian hipertensi (Indrawati, meningkatkan kolesterol LDL (Low Density
Werdhawati, & Yudi, 2009). Penelitian yang Lippoprotein) (Darmoutomo,2011). Kolesterol
dilakukan oleh Sugiharto (2007) juga menyatakan tinggi merupakan faktor risiko utama
bahwa konsumsi makanan asin mempunyai atherosklerosis yang merupakan penyebab
hubungan yang bermakna dengan kejadian masalah kardiovaskuler termasuk hipertensi
hipertensi dimana seseorang yang terbiasa (Davis, 2004).
mengonsumsi makanan asin berisiko menderita Perbedaan hasil penelitian saat ini dengan
hipertensi 3,95 kali dibandingkan orang yang tidak penelitian sebelumnya, kemungkinan disebabkan
terbiasa mengonsumsi makanan asin. oleh perbedaan kriteria subjek penelitian yang
Peneliti membandingkan penelitian saat ini dengan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini
penelitian sebelumnya. Hal pertama yang mungkin dengan penelitian sebelumnya. Subjek penelitian
menyebabkan perbedaan hasil penelitian adalah kasus dalam penelitian sebelumnya adalah
perbedaan kriteria subjek penelitian yang telah individu dengan hipertensi, sedangkan subjek
diuraikan pada penjelasan sebelumnya. Kriteria penelitian dalam penelitian ini adalah individu

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


17 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

dengan kondisi umum baik dengan atau tanpa Stress mempunyai pengaruh yang bermakna
hipertensi. Penelitian sebelumnya menggunakan terhadap tingkat kejadian hipertensi. Stress akan
metode case control , sedangkan penelitian saat ini meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer
tidak. Pertanyaan yang digunakan untuk dan keluaran jantung. Stress dapat memicu
mengidentifikasi hubungan konsumsi makanan pengeluaran hormon kortisol dan epinefrin yang
berlemak dengan kejadian hipertensi juga masih berhubungan dengan imunosupresi, aritmia, dan
dirasa kurang. Selain itu, adanya faktor risiko peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
hipertensi lain yang memengaruhi kejadian (Davis, 2004). Stress yang tidak dikelola dengan
hipertensi juga berpengaruh terhadap hasil baik dapat menimbulkan berbagai penyakit yang
penelitian ini. salah satunya adalah hipertensi (Hahn & Payne,
2003). Dixon, Jonas, dan Karina (2000) dalam
7. Kebiasaan Merokok penelitiannya menyebutkan bahwa seseorang yang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mengalami depresi berisiko 1,78 kali menderita
penelitian yang merokok adalah sebesar 66 hipertensi dibandingkan dengan yang tidak
responden yang merokok dan mengalami mengalami depresi (Sugiharto, 2007).
hipertensi. Sebagian besar subjek penelitian Perbedaan hasil penelitian saat ini dengan
mempunyai keluarga yang merokok dan merasa penelitian sebelumnya dan teori kemungkinan
sering terpapar asap rokok. Subjek penelitian disebabkan oleh beberapa faktor. Perbedaan ini
yang merokok dan menderita hipertensi adalah kemungkinan
sejumlah 57,8 %. Rokok mengandung zat disebabkan oleh faktor subjek penelitian yang
berbahaya yang salah satunya berdampak pada bukan khusus penderita hipertensi.
peningkatan tekanan darah. Kandungan nikotin Kemungkinan lain adalah subjek penelitian
dalam rokok dapat meningkatkan denyut jantung mempunyai koping stress yang efektif yang tidak
dan menyebabkan vasokonstriksi perifer, yang secara khusus diteliti dalam penelitian ini. Hasil
akan meningkatkan tekanan darah arteri pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa subjek
jangka waktu yang pendek, selama dan setelah penelitian mempunyai kebiasaan olah raga rutin
merokok (Black & Hawks, 2005). dimana olah raga merupakan salah satu
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak mekanisme koping yang efektif untuk mengurangi
ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan stress dan menurunkan tekanan darah.
kejadian hipertensi. Hasil penelitian saat ini 9 Kebiasaan Berolah Raga
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
Roslina (2007) yang menyatakan adanya besar subjek penelitian mempunyai kebiasaan olah
hubungan antara kebiasaan merokok dengan raga rutin. Data pendukung tentang kebiasaan olah
kejadian hipertensi. Perbedaan ini kemungkinan raga dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa
disebabkan oleh sebagian besar subjek penelitian sebagian besar subjek penelitian berolahraga
penelitian yang saat ini adalah perempuan (68,3 dengan durasi yang ideal yaitu 30-45 menit setiap
%) dan bukan perokok. Selain itu, subjek kali berolah raga. Meskipun demikian, hasil uji
penelitian laki- laki yang merokok dan tergolong statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara
ke dalam kategori „perokok‟ pun hanya sedikit olah raga dengan kejadian hipertensi.
(19,8%). Subjek penelitian yang tidak berolah raga rutin
dan menderita hipertensi adalah sebesar 59,4%.
8. Stress Kejadian hipertensi ini kemungkinan dipengaruhi
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh faktor aktivitas fisik (olah raga) subjek
Sugiharto (2007) yang menyatakan bahwa penelitian. Menurut Syatria (2006), olah raga
stress mempunyai hubungan yang bermakna secara teratur dapat menurunkan tekanan darah.
dengan kejadian hipertensi. Beberapa teori Latihan fisik (olah raga) yang adekuat dapat
juga menyebutkan adanya hubungan yang menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler dan
bermakna antara stress dengan kejadian hipertensi.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


18 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

semua penyebab mortalitas, termasuk hipertensi intervensi keperawatan untuk mengendalikan


(Davis, 2004). faktor risiko hipertensi.
4. Program promosi kesehatan yang dapat
10.Keterbatasan Penelitian dilakukan kepada subjek penelitian adalah
Penelitian ini menggunakan uji statistik chi menyebarkan poster dan leaflet yang
square, cross sectional untuk melihat hubungan mempromosikan gaya hisup sehat untuk
antara variabel independen dengan dependen mencegah hipertensi dan membudayakan
dimana kedua variabel ini merupakan data olah raga ideal dengan tetap memperhatikan
kategorik. Desain ini mempunyai kelemahan pola makan dan istirahat teratur atau
dimana subjek penelitian hanya diteliti melalui mengadakan diskusi interaktif dengan tema
observasi sekali yaitu ketika pemeriksaan. Padahal „berat badan ideal untuk hidup sehat bebas
tekanan darah subjek penelitian dapat berubah hipertensi‟.
karena beberapa faktor misalnya stress dan kondisi 5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
tubuh. dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah misalnya persepsi masyarakat tentang
data primer yang diperoleh melalui metode obesitas berhubungan dengan motivasi untuk
kuesioner dan pengukuran langsung oleh peneliti mencapai berat badan ideal dalam rangka
dimana subjek penelitian dipilih secara acak. menurunkan kejadian hipertensi.
Metode pengambilan data melalui kuesiner
mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat
menggali informasi terkait variabel yang diteliti DAFTAR PUSTAKA
secara lebih lengkap. Selain itu, pengisian Ardiansyah, 2012).Medikal Bedah untuk
kuesioner oleh subjek penelitian secara mandiri Mahasiswa,Yogyakarta:Diva Press
memungkinkan adanya beberapa pernyataan yang Black & Hawks (2014), Keperawatan Medikal
belum dijawab yang menyebabkan terjadinya Bedah, Jakarta:Elsevier
missing data. Brunner & Suddarth, 2013).Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah,
SARAN Jakarta:EGC
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka (Fauzi,2014 ), Buku pintar deteksi dini gejala dan
saran yang dapat disampaikan adalah sebagai pengobatan asam urat, diabetes dan
berikut: hipertensi, Yogyakarta:Araska
1. Hasil penelitian diharapkan dapat Farizati, 2013. Pengaruh aktivitas fisik dan jalan
meningkatkan kesadaran subjek penelitian pagi terhadap tekanan darah pada lansia
akan risiko kejadian hipertensi di lingkungan dengan hipertensi, Jurnal terpadu ilmu
tempat tinggalnya dan faktor risiko yang kesehatan, no volume2, diperoleh tanggal
berhubungan dengan kejadian hipertensi. 28 September 2020
2. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan Hariyanto & Sulistyowati, 2015.Buku Ajar
sebagai masukan bagi pusat pelayanan Keperawatan Medikal Bedah ,Jogjakarta:
kesehatan di sekitar subjek penelitian untuk Ar-Ruz Media
menyusun program promosi kesehatan untuk Hastono,sutanto P,2016,Analisis Data Pada
mengendalikan faktor risiko hipertensi Bidang Kesehatan.Jakarta: Rajawali Pres
dalam rangka menurunkan angka kejadian Kemenkes, 2019 , hipertensi di dunia,
hipertensi. http:www.p2ptm.kemenkes.go.id.diperole
3. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan h tanggal 28 september 2020
sebagai bahan masukan bagi institusi Prasetyorini dan Prawesti, 2012. Stres pada
pendidikan, khususnya bagian keperawatan penyakit dan komplikasinya terhadap
komunitas yang dapat bekerja sama dengan hipertensi,Jurnal STIKes vol 5 no 1,
mahasiswa untuk meningkatkan strategi diperoleh tanggal 28 September 2020.

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)


19 | FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA PULAU JAMBU UPTD BLUD KECAMATAN
KUOK KABUPATEN KAMPAR

Rikesdas,2018 .Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Indonesia, 60 (9), 406-412. Diakses


Badan Penelitian Pengembangan Desember 2020.
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI http://indonesia.digitaljournals.org/index.
Roslina. “Analisa determinan hipertensi esensial php/idnmed/article/.../737/740.
di wilayah kerja Tiga Puskesmas Sugiharto, A. “Faktor-faktor risiko hipertensi
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007”. grade II pada masyarakat (studi kasus di
diakses November 2020 Kabupaten Karanganyar)”.
Sihombing, M. (2010, September). Pusat http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Su
penelitian dan pengembangan biomedis giharto.pdf. ( diakses November 2020).
dan farmasi, badan penelitian dan Sukraini I. “Analisis faktor risiko
pengembangan kesehatan Jakarta. hipertensi pada masyarakat Nagari Bungo
Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Tanjung, Sumatera Barat”.
Makanan/Minuman, dan Aktivitas Fisik http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
dengan Penyakit Hipertensi pada 6789/14464/1/09E02696.pdf. (diakses,
Responden Obes Usia Dewasa di Desember 2020).

Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)

Anda mungkin juga menyukai