Ditulis Oleh :
APRIYANTI UNGGANGO
KABUPATEN GORONTALO
SEJARAH KOPRI
Pada saat PMII didirikan KOPRI memang belum ada. Yang ada hanya
divisi keputrian. Hal ini bukan lantaran peran perempuan sangat kecil, melainkan
lebih dikarenakn kepraktisan semata. Maksudnya dalam divisi keputrian ini
dikalangan perempuan PMII bisa lebih fokus memusatkan perhatiannya
menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan dunianya. Sayang, saat itu
dunia perempuan hanya sebatas menjahit, memasak dan dapur.
Disisi lain, kondisi gerakan perempuan pada saat berdirinya KOPRI baru
sebatas emansipasi perempuan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan. Misalnya
di NU, kita mengenal Muslimat yang hanya mengadakan kegiatan pengabdian
sosial kemasyarakatan. Dalam tahap awal berdirinya, KOPRI banyak mengadopsi
dan melakukan kerjasama dengan Muslimat, serta beberapa organisasi perempuan
lain yang sudah lebih dahulu ada saat itu, seperti Kongres Wanita Indonesia
(KOWANI) maupun Korp HMI-Wati (KOHATI).40 Pada saat pertama kali
berdiri, sebagaimana organisasi perempuan yang ada pada waktu itu, KOPRI
hanya semata-mata sebagai wadah mobilisasi perempuan. Alasan mengapa ada
KOPRI tak lain karena dirasa perlu untuk mengorganisir kekuatan perempuan
PMII untuk bisa menopang organisasi yang menaunginya (PMII). Hal ini seperti
juga terjadi di organisasi-organisasi lain baik organisasi mahasiswa, ormas
keagamaan, dan organisasi politik.
Yang perlu diketahui lagi bahwa historis struktural yang mendorong lahirnya
KOPRI sebagai organisasi ekstra kampus yang nota bene merupakan kumpulan
intelektual muda, dimana pada perkembangan awalnya perempuan di PMII masih
termasuk dalam bidang keputrian. Tapi dengan kebutuhan serta didukung adanya
kualitas dan kuantitas yang ada, menimbulkan keinginan yang tidak terbendung
untuk mendirikan KOPRI sebagai otonom di PMII. Alasannya adalah sebagai
upaya guna peningkatan partisipasi perempuan serta pengembangan wawasan
wilayah-wilayah kerja sosial kemasyarakatan.
A. Srategi Pengembangan Kopri
Secara struktual KOPRI didalam institusinya berstatus semi otonom atau bagian
integral dan tidak terpisahkan dari wadah utamanya yaitu PMII. KOPRI (Korps
PMII Putri) memiliki kesamaan ideology politik organisasi (IPO) KOPRI yaitu
Ahlussunah wal jamaah yang ditetapkan pada kongres XVII di jambi 2014. Di
dirikan pada tanggal 25 november 1976 dijakarta.
Dalam tata nilai KOPRI juga memiliki kesamaan dengan PMII yang dimana
secara mapan, NDP menjadi sebuah landasan Nilai pergerakan namun terkhusus
di KPORI sendiri juga terdapat tata Nilai yang sistematis yaitu :
1. “panca Norma KOPRI” yang dimana dicetuskan pada tanggal 16 februari 1966
pada saat pelaksanaan training course keputrian PMII dijakarta bersamaan dengan
pelaksanaan mukernas I
2. NKK (Nilai Kader Kori) merupakan sebuah sarana kader KOPRI untuk
mengenal, melihat dirinya sendiri dan bahkan mengharapkan yang lain untuk
melihat. Diatas adalah sebuah sedikit review untuk memperkenalkan lembaga
KOPRI berdasarkan apa yang telah dipaparkan Narasumber/pemateri kepada para
kader PMII baru saat MAPABA.
Kondisi internal dan eksternal KOPRI Kab.Gorontalo menjadi problem yang perlu
diselesaikan dengan bijaksana. Kenyataan banyak kader putri PMII tetapi hanya
sedikit yang mampu bertahan dijenjang organisasi yang lebih tinggi, rendahnya
minat kader putri untuk bergelut dengan wilayah pemikiran, minimnya kader putri
yang terlibat dengan akses-akses jaringan diluar organisasi KOPRI, kurangnya
pemahaman kader-kader laki-laki dan perempuan tentang kesetaraan dan keadilan
gender serta ego masing-masing kader perempuan yang terkadang menimbulkan
konflik internal di tubuh KOPRI. Kenyataan ini sebagai salah satu latar belakang
yang dihadapi oleh Kopri Kab.Gorontalo.
1. Strategi Internal
b. Penguatan institusi Kopri, berdasarkan hasil Kongres XVII dijambi 2014 pada
saat itu perturan Kopri sebagai semi otonom PMII belum tersistematiskan maka
PB KOPRI membuat aturan yang lebih komperhensif yang di ambil dari AD/ART
PMII, PO, dalam bentuk PPK Kopri yang didalamnya termaktub juga di AD/ART
PMII sebagai wadah utamanya
2. Strategi Eksternal
b. Kopri dan Masyarakat, ada beberapa karakter organisasi yaitu khidmat kepada
umat, khidmat kepada masyarakat, khidmat kepada bangsa.