SAMBUNGAN MEKANIK
SNI 7973:2013
Salah satu aspek penting untuk mengkaji perilaku kinerja struktur bangunan
kayu adalah perilaku sambungan elemen – elemen strukturnya, yaitu antara
lain hubungan joint antar balok dengan kolom yang berfungsi menahan
momen (sambungan momen), dan sambungan antar batang yang menahan
beban lateral atau sambungan yang berfungsi menyalurkan gaya – gaya
dalam tarik ( batang tarik ). Sambungan pada struktur kayu menahan beban
luar yang mengakibatkan gaya lateral serta beban cabut pada sambungan.
Beberapa jenis alat sambung mekanik pada pada struktur kayu yang umum
dijumpai antara lain baut, sekrup kunci, cincin belah, pelat geser, baut
dorong dll.
TAHANAN NOMINAL LATERAL
Dalam desain sambungan struktur kayu, nilai dari beban lateral akibat gaya
luar yang bekerja pada sambungan tidak boleh melampaui nilai dari tahanan
nominal lateral terkoreksi pada sambungan, yang memenuhi persamaan:
nf x Z’ ≥ Zu
Keterangan :
nf = Jumlah alat sambung ( buah )
Z’ = nilai desain acuan sambungan ( kN atau N )
Zu= beban lateral yang diterima oleh sambungan struktur kayu atau Tu ( kN atau N )
MODE KELELEHAN SAMBUNGAN
Pada saat penyambungan pada struktur kayu yang menggunakan baut, sekrup kunci, sekrup
kayu, paku atau pasak, alat sambung tersebut akan mengalami pengencangan sehingga
menimbulkan / mempresentasikan empat ragam kelelehan yaitu :
Ragam Im dan Is merepresentasikan leleh yang didominasi tumpu pada serat kayu
yang kontak dengan pengencang pada komponen struktur berturut-turut utama
(main) atau samping (side)
2. Mode Kelelehan II
Ragam IIIm dan IIIs merepresentasikan leleh pengencang akibat lentur di satu
titik sendi plastis per bidang geser, dan leleh yang didominasi tumpu pada serat
kayu yang kontak dengan pengencang di berturut-turut komponen struktur
utama dan samping.
4. Mode Kelelehan IV
𝑙𝑚
𝑅𝑡 = 𝑙𝑠
KETERANGAN :
Z’ = Nilai Desain acuan sambungan terkoreksi (kN atau N )
Z = Nilai Desain acuan sambungan (kN atau N )
𝐶𝑀 = factor layan basah
𝐶𝑡 = factor temperature
𝐶∆ = faktor geometri
𝐶𝑒𝑔 = faktor serat ujung
𝐶𝑑𝑖 = faktor diagragma
𝐶𝑡𝑛 = faktor ujung paku
𝐾𝐹 = konversi format
Ø =faktor tahanan sambung
λ = faktor efek waktu
Menentukan faktor layan basah ( 𝐶𝑀 ) pada sambungan
Menentukan faktor temperatur ( 𝑪𝒕 ) pada sambungan
Menentukan faktor aksi kelompok ( 𝑪𝒈 ) pada sambungan
Menentukan faktor geometri ( 𝑪∆ ) pada sambungan
Syarat jarak alat sambung dalam satu baris
Bentuk sambungan
Syarat jarak tepi
Keterangan :
Rasio l/D digunakan untuk menetapkan jarak tepi minimum yang sebagian
kurang dari :
a. Panjang pengencang pada komponen struktur utama kayu / D = lm/D
b. Panjang total pengencang pada komponen struktur samping / D =ls/D
Syarat spasi minimum antar baris
Menentukan faktor serat ujung ( 𝑪𝒆𝒈 ) pada sambungan
2(1+1) 2.551(2+1)4,882
𝐾3 = -1 + +
1 3.40,3.35²
𝐾3 = 1,13
Mode kelehan Im
𝐷.𝑙 .𝐹 4,88𝑥80𝑥40,3
𝑍𝑙𝑚 = 𝑚𝑅 𝑒𝑚 = = 2805 N
𝑑 2,45
Mode kelehan IS
2.𝐷.𝑙 .𝐹 2 𝑥 4,88 𝑥 35 𝑥 40,3
𝑍𝑙𝑠 = 𝑅𝑠 𝑒𝑠 = = 5611 N
𝑑 2,45
Mode kelelehan Mode IIIS
2.𝐾3 .𝐷.𝑙𝑠 .𝐹𝑒𝑚 2𝑥1,13𝑥4,88𝑥35𝑥40,3
ZIIIm = 2+𝑅 = = 2111 N
.𝑅
𝑒 𝑑 2+1 𝑥2,45
Mode kelelehan IV
2.𝐷2 2.𝐹𝑒𝑚 .𝐹𝑦𝑏 2 𝑥4,88² 2𝑥40,3𝑥551
𝑍𝐼𝑉 = = = 1671 N
𝑅𝑑 3.(1+𝑅𝑒 ) 2,45 3𝑥(1+1)
Didapatkan nilai tahanan lateral acuan ( Z ) untuk satu alat sambung yang terkecil yaitu
pada mode kelehan IV sebesar 1671 N.
Menentukan factor – factor koreksi sambungan :
𝐶𝑀 = 1,0
𝐶𝑡 = 1,0
𝐶𝑔 = 1,0
𝐶∆ = Dihitung *
𝐶𝑒𝑔 = 1,0
C𝑑𝑖 = 1,0
C𝑡𝑛 = 1,0
𝐾𝐹 = 3,32
ø = 0,65
λ = 0,8
Menghitung faktor geometri ( 𝑪∆ )
Kondisi 1
Jarak ujung minimum ( 𝐶∆ = 0,5 ) = 3,5 D = 3,5 x 4,88 = 17,08 mm
Jarak ujung minimum ( 𝐶∆ = 1,0 ) = 7 D = 7 x 4,88 = 34,14 mm
Jarak tepi direncanakan ( a ) = 40 mm
𝛼 40
𝐶∆1 = 7 𝐷 = 34,16= 1,17
Kondisi 2
Sudut gaya terhadap alat sambungan = 90°
𝐶∆2 = 1,0
Kondisi 3
Spasi minimum = 3 D = 3 x 4,48 = 14,64 mm
Spasi minimum ( 𝐶∆ = 1 ) = 4 D = 4 x 4,48 = 19,52 mm
Jarak spasi direncanaka ( s ) = 25 mm
𝑠 25
𝐶∆3 = 4 𝐷 = 19,52 = 1,28
Nilai faktor geometri diambil nilai yang paling kecil dari tiga kondisi diatas, sehingga 𝐶∆ = 1,0
Minghitung tahanan lateral terkoreksi ( Z’ ):