Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Mahanagari

Mahanagari merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri fashion yang
berdiri pada tahun 2005 di kota Bandung. Mahanagari menjual produk-produk unik dan kreatif
yang bertemakan Bandung.
Gambar 1.1
Logo Mahanagari

Sumber: www.mahanagari.com (diakses pada tanggal 28 Februari, 2013)

Mahanagari adalah paduan dua kata dalam bahasa Sansekerta (yang merupakan akar dari
semua bahasa di Indonesia), yaitu “Maha = Besar” dan “Nagari = Negara”. Sengaja diambil dari
bahasa Sansekerta (bukan bahasa sunda) sebagai pengingat bagi pendiri Mahanagari bahwa tujuan
awal didirikannya usaha ini adalah menjadikan Mahanagari sebagai bukti bahwa Indonesia adalah
Negara yang besar (bukan hanya Kota Bandung), sehingga Mahanagari harus bisa turut
membuktikan Kebesaran Indonesia melalui aksi-aksi Mahangari.
Aksi Mahanagari di dalam konteks ini dapat berarti suatu saat Mahanagari membuat cabang-
cabang di kota lain (misalnya Mahanagari Jakarta Banget, Mahanagari Bali Sekali dan lainnya)
atau pendekatan-pendekatan lain. Dari hasil wawancara yang diperoleh penulis kepada manajer
marketing Mahanagari, dalam menjalankan bisnisnya, Mahanagari menggunakan kaos sebagai
media utama untuk meningkatkan penjualan. Dari semua produk yang dijual oleh perusahaan ini,
kaos menyumbang proporsi sekitar 79% dari total penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan.
Berdasarkan Hasil wawancara informal penulis, senior marketing Mahanagari Indra Wijaya,
jumlah penjualan untuk produk kaos Mahanagari dalam empat tahun terakhir rata-rata sekitar
10.000 kaos/tahun, penjualan kaos tidak hanya dilakukan melalui outlet Mahanagari saja, namun
juga dari konsumen yang melakukan pemesanan produksi kaos dalam jumlah yang besar untuk
keperluan event atau organisasi. Jumlah penjualan untuk produk kaos dalam empat tahun (2009-
2012) terakhir rata-rata sekitar 10.000 kaos/tahun. Harga jual produk kaos Mahanagari juga
mengalami kenaikan yaitu dari harga awal Rp80.000,-/kaos saat ini menjadi Rp125.000,-/kaos
untuk penjualan melalui outlet. Untuk penjualan produk-produk non t-shirt seperti mug dan
gantungan kunci, proporsinya tidak begitu besar yaitu hanya 5% melihat bahwa kaos adalah

1
produk utama yang dijual oleh Mahanagari. Sementara produk lain disini yaitu kerajinan-kerajinan
kreatif dari berbagai pengrajin di Kota Bandung seperti wayang, suling, dan kerajinan kreatif
lainnya yang ditiitipkan untuk dijual di outlet-outlet Mahanagari dengan proporsi sebesar 16 %.

Gambar 1.2
Proporsi Penjualan Produk Mahanagari

Proporsi Penjualan Produk


Mahanagari
16%
5%
T-Shirt
79% Non T-shirt
(pin, Keychain, Mug)
Produk Lain

Market share Mahanagari saat ini di dominasi oleh wisatawan lokal yang berkunjung ke Kota
bandung yang mencari souvenir unik dan kontemporer dengan kualitas yang bagus untuk pribadi
maupun dijadikan oleh-oleh.
Desain kaos yang di produksi oleh Mahanagari tidak lepas dari berbagai unsur dan sejarah-
sejarah yang ada di Kota Bandung, contoh desain kaos Mahanagari dapat dilihat pada gambar 1.3
serta pada lampiran.
Gambar 1.3
Contoh Produk Mahanagari

Sumber: www.indonesiakreatif.net (diakses pada tanggal 8 April, 2013)

Mahanagari mengangkat tema budaya Kota Bandung (dengan tagline: MahaNagari - Bandung
Pisan) bekerja sama dengan puluhan desainer Kota Bandung dan menjual karya desainnya di
outletMahaNagari di Cihampelas Walk (CiWalk), Morning Dew dan Heritage Factory Outlet serta
di toko onlinenya di www.mahanagari.com.

2
Gambar 1.4
Outlet Mahanagari CiWalk

Sumber: www.mahanagari.com (diakses pada tanggal 28 Februari, 2013)

Selanjutnya Indra menjelaskan Mahanagari adalah perusahaan kampanye budaya, karena


selain menghasilkan keuntungan untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya,
perusahaan ini juga membawa sebuah misi sosial, yaitu mengembangkan rasa cinta dan memiliki
dari masyarakat terhadap Kota Bandung.
Untuk mewujudkan misi nya tersebut Mahanagari juga bekerja sama dengan komunitas-
komunitas yang ada di Kota Bandung untuk mengadakan berbagai macam kegiatan yang dapat
menumbuhkan kecintaan terhadap Kota Bandung. Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan
Mahanagari bersama komunitas-komunitas pecinta Bandung adalah tur ke tempat-tempat
bersejarah yang dulunya kurang mendapat perhatian khusus dari pemerintah seperti tur Bandung
purba di Pasir Pawon dan tur Gunung Padang. Kegiatan-kegiatan seperti ini juga dimanfaatkan
Mahanagari untuk melakukan branding kepada peserta kegiatan yang tergabung di dalam
komunitas-komunitas tersebut
3
Gambar 1.5
Kegiatan Tur Mahanagari

Sumber: Data Koleksi Mahanagari, 2010

1.1.1 Sejarah Mahanagari

a. Ide Awal Mahanagari

Berdasarkan hasil wawancara informal penulis dengan manajer marketing Mahanagari, Indra
Wijaya, ide tentang usaha Mahanagari berawal dari pengalaman pendirinya Ben Wirawan S.
Pada tahun 1998 Ben mengikuti program studi di Singapura, pada saat itu ben ingin membawa
souvenir khas Kota Bandung untuk acara tukar kado dengan pelajar-pelajar dari negara lain
yang mengikuti program studi tersebut. Ben sudah mencari kemana-mana namun tidak
menemukan barang yang cocok dijadikan sebagai cinderamata, pada saat itu souvenir khas
Bandung yang paling mudah ditemui adalah wayang atau angklung, tidak ada yang
kontemporer seperti t-shirt atau gantungan kunci.
Sementara teman-teman pelajar dari negara lain memiliki t-shirt yang bertemakan daerah
atau negara asal mereka namun Bandung pada saat itu belum memiliki souvenir seperti t-shirt
untuk dijadikan cinderamata.Menurut Ben, t-shirt adalah sebuah bahasa standar yang
universal untuk menunjukan identitas dari mana kita berasal. Dari pengalaman kesulitan
mencari cinderamata itulah Ben mendapat ide untuk membuat Mahanagari.

4
Pada saat itu dalam menjalankan usaha Mahanagari Ben harus menggabungkan antara
idealisme, kreatifitas dan industri. Banyak orang-orang di sekitar Ben yang berpendapat
bahwa usahanya tidak akan sukses dan menyarankan untuk meninggalkan konsepnya dan
memproduksi kaos-kaos distro yang pada saat itu memang sedang digemari. Namun Ben tetap
berpegang teguh pada konsep Mahanagari yang digagasnya. Pada tahun 2001 bersama Hanafi
Salman yang pada saat itu menjadi desainer kaos Mahanagari Ben memulai usahanya. Strategi
Mahanagari awalnya memang hanya menargetkan untuk pasar turis dari luar negeri yang
berkunjung ke Kota Bandung, oleh karena itu kaos-kaos Mahanagari awalnya hanya dijual di
daerah Braga dan Setiabudi, tempat dimana banyak terdapat wisatawan asing dan ekspatriat.

Gambar 1.6
Display awal toko Mahanagari

Sumber: Data Koleksi Mahanagari, 2002

Namun belum setahun berjalan usaha Mahanagari ikut terkena dampak dari peristiwa
bom Bali pada tahun 2002. Penjualan Mahanagari menurun hingga 75% sehingga
mengharuskan Mahanagari untuk menghentikan produksi. Mahanagri vakum dari kegiatan
usahanya sampai tahun 2004. Pada tahun 2005 Ben mendapatkan modal untuk memulai
usahanya kembali dan pada tahun tersebutlah kebangkitan kembali Mahanagari dari
keterpurukan. Berhubung pada saat itu tol cipularang yang menghubungkan Bandung dan
Jakarta telah dibuka sehingga juga membawa dampak positif bagi bisnis Mahanagari karena
target market yang semula ditujukan untuk turis asing kini juga menargetkan turis domestik
dari luar Kota Bandung.

b. Bergabung dengan Shafira Corporation

Menurut hasil wawancara informal penulis dengan manajer marketing Mahanagari, pada
Maret 2013 Mahanagari resmi bergabung dengan salah satu perusahaan fashion besar di Kota
Bandung, Shafira Corporation (SHAFCO). Saat ini 50% saham Mahanagari telah dibeli oleh

5
SHAFCO dan menjadikan Mahanagari sebagai salah satu anak usaha dibawah induk
perusahaan SHAFCO. Mahanagari masuk ke dalam Merchandise Division (MD) SHAFCO
mengisi lini produk fashion pria.
Penggabungan tidak membuat Ben Wirawan turun dari jabatan direktur Mahanagari,
karena bentuk penggabungan menjadikan Mahanagari sebagai salah satu anak usaha maka
tidak terdapat perubahan pada struktur organisasi maupun visi dan misi Mahanagari selain
perubahan kepemilikan saham yang kini tidak sepenuhnya dimiliki oleh Mahanagari.

1.1.2 Visi dan misi

a. Visi
Menyediakan souvenir bertemakan NUSANTARA, mengangkat tema tentang kota-kota yang
di Indonesia seperti arti dari Mahanagari itu sendiri.

b. Misi
Mengkampanyekan kebudayaan dan sejarah yang ada di Kota Bandung kepada orang banyak
sehingga timbul rasa cinta dan bangga untuk menjaga dan melestarikannya.

1.1.3 Struktur Organisasi Mahanagari

Gambar 1.7
Struktur Organisasi Mahanagari

Director

Production Retail Accounting Marketing


Chief designer
Manager Manager Manager Manager

Wira Niaga
(Weega)

Sumber : Wawancara dengan Indra Wijaya, Senior Marketing Mahanagari

1.1.4 Prestasi dan Penghargaan

a. Penghargaan Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Barat untuk Perusahaan Kreatif Prospektif
2007.

6
b. Gold Award – Indonesian Good Design Selection kategori Desain T-Shirt Packaging Terbaik
2008.
c. Penghargaan Gubernur Jawa Barat untuk Desain T-Shirt Terbaik 2008.

1.1.5 Lokasi Toko Mahanagari

a. Mahanagari Cihampelas Walk, Cihampelas Walk – Broadway (depan Hoka-hoka Bento).

Gambar 1.8
Mahanagari Ciwalk

Sumber: www.bing.com/maps/ (diakses pada tanggal 8 September, 2013)

b. Mahanagari Heritage Factory Outlet, Jl. Laks. R.E. Martadinata (Jalan Riau) No.163,
Bandung.

Gambar 1.9
Mahanagari Heritage Factory Outlet

Sumber: www.bing.com/maps/ (diakses pada tanggal 8 September, 2013)

7
c. Mahanagari Morning Dew Factory Outlet, Jl. Dago No.81, Bandung.

Gambar 1.10
Mahanagari Morning Dew Factory OUtlet

Sumber: www.bing.com/maps/ (diakses pada tanggal 8 September, 2013)

1.2 Latar Belakang

Kota Bandung merupakan salah satu pusat industri kreatif terbesar yang ada di Indonesia.
Kekayaan alam serta sumber daya kreatif yang melimpah menjadikan Kota Bandung sebagai tolak
ukur pertumbuhan industri kreatif bagi kota-kota lain di Indonesia. Subsektor industri kreatif yang
ada di Kota Bandung antara lain adalah industri fashion, industri desain, industri IT (Information
Technology) dan industri kuliner. (www.bisnisukm.com)
Menurut Prof. Dr. Ina Primiana dari Faculty of Economic and Business UNPAD pada
“Diskusi Potensi Industri Kreatif Jawa Barat” yang diadakan oleh Kompas Bandung pada 18 Mei
2013, industri kreatif mencakup industri baik yang sudah ada maupun yang memberi nilai tambah
secara ekonomi pada produk tersebut. Industri kreatif di Jawa Barat di dominasi oleh kerajinan,
namun untuk di kota Bandung sendiri terdapat tiga industri kreatif yang memiliki potensi paling
besar yaitu fashion, desain dan musik. Seperti yang dikutip dari www.bisnisukm.com Kota
Bandung saat ini menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi industri fashion sangat cerah.
Bahkan tidak sedikit pelaku usaha yang sekarang ini sengaja memilih bisnis Factory Outlet (FO),
Clothing Company (CC), maupun Distro (distribution store) untuk mendatangkan untung besar
setiap bulannya.
Sub-sektor fashion merupakan salah satu produk ekonomi kreatif yang tingkat ekspornya terus
meningkat. Pada periode 2002-2006 sub-sektor fashion menduduki peringkat pertama dalam
jumlah ekspor produk ekonomi kreatif. Sedangkan selama periode 2007-2011, ekspor fashion
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 12,4 % dengan negara tujuan ekspor antara lain
Amerika Serikat, Singapura, Jerman, Hongkong, dan Australia. Bahkan pada tahun 2010, fashion
berkontribusi sebesar Rp. 71,98 trilliun dan merupakan nilai tertinggi dibandingkan sub-sektor
8
lainnya. Sub-sektor fashion merupakan sub-sektor yang menyumbangkan produk domestik bruto
(PDB) terbesar dibandingkan sub-sektor lainnya. PDB sub-sektor fashion mencapai Rp. 147,55
Triliun pada tahun 2011, sedangkan pada tahun 2012 meningkat hingga Rp. 164,5 Triliun atau
meningkat sebesar 5,58% dari tahun 2011. (www.indonesiakreatif.net)
Prof. Dr. Ina Primiana menjelaskan lebih lanjut bahwa dibalik potensi industri kreatif yang
besar, pasti terdapat hambatan-hambatan. Beberapa hambatan yang dihadapi oleh pelaku industri
kreatif pada beberapa daerah di Jawa Barat adalah kurangnya kompetensi SDM dan akses ke
teknologi yang masih sulit. Namun untuk di kota Bandung sendiri hambatan tersebut bukan lah
masalah karena sumber daya dan akses ke teknologi bagi pelaku industri kreatif di kota Bandung
sudah cukup memadai, sebanyak 63% pelaku industri kreatif di Kota Bandung telah memiliki
akses ke teknologi untuk digunakan pada bisnisnya seperti pemanfaatan komputer dan internet.
Penggunaan internet dalam bisnis mengalami perkembangan, dari pertukaran informasi secara
elektronik ke aplikasi strategi bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan.
Internet mendukung komunikasi dan kerja sama global antara pegawai, konsumen, penjual, dan
rekan bisnis yang lain. Internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang berbeda
bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan
memelihara produk atau pelayanan. Dengan internet memungkinkan aplikasi Electronic
Commerce (EC) dapat digunakan pada jaringan global, dan biasanya dilengkapi dengan aplikasi
pemrosesan pesanan secara Online, Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen
bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic Funds Transfer (EFT). Akibat internet,
pemasaran terhadap perusahaan, produk, dan pelayanan menjadi proses yang interaktif saat ini.
Situs Web perusahaan bukan hanya sekedar menyajikan katalog produk dan media promosi,
melainkan digunakan untuk berdialog, berdiskusi, dan berkonsultasi dengan konsumen secara
Online, bulletin boards, kuesioner elektronik, mailing lists, dan pengiriman surat elektronik.
Sehingga konsumen dapat dilibatkan secara langsung dalam perancangan, pengembangan,
pemasaran, dan penjualan produk (Yuliana, 2004).
Mahanagari merupakan perusahaan yang bergerak pada industri fashion yang berdiri pada
tahun 2002. Mahanagari menjalankan usahanya dengan misi mengkampanyekan budaya dan
sejarah, khususnya Kota Bandung. Pada tahun 2002, Mahanagari adalah satu-satunya perusahaan
yang mengusung kaos dengan desain bertema Kota Bandung, namun karena pasar tekstil yang
semakin luas maka sekitar tahun 2005 mulai bermunculan pesaing-pesaing dengan menggunakan
ide dasar yang sama seperti Baong (Bandung Oblong) dan Bandoeng Bagoes Bagoes. Usaha-
usaha tersebut menimbulkan sedikit penurunan market share pada produk Mahanagari yang
berdampak pada penurunan keuntungan. Pada tahun 2010-2011 persaingan menjadi semakin lebih
ketat karena semakin banyak distro maupun non-distro (toko pakaian, kaki lima, dan lain-lain.)
yang meyajikan produk kaos dengan tema Kota Bandung, sehingga semakin banyak pilihan untuk

9
konsumen kaos bertema Kota Bandung membuat keuntungan Mahanagari semakin fluktuatif yang
dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1
Tabel Pendapatan Usaha Kaos Bertema Bandung Periode Tahun 2009 – 2011
Nama Keuntungan
Harga Kaos
Usaha 2009 2010 2011
Rp90.000,- s/d
Mahanagari Rp673.224.800 Rp453.997.100 Rp433.168.200
Rp100.000,-
Rp65.000,- s/d
Baong Rp424.002.200 Rp533.128.900 Rp502.209.900
Rp100.000,-
Bandoeng
Rp80.000,- s/d
Bagoes Rp385.800.102 Rp402.337.700 Rp360.165.000
Rp.100.000,-
Bagoes
Sumber : Setiyawan, 2013

Berdasarkan hasil wawancara informal penulis dengan manajer marketing Mahanagari, Indra
Wijaya, Mahanagari juga memanfaatkan teknologi internet khusus nya media online untuk
menunjang aktivitas bisnis dan meningkatkan keunggulan kompetitif mereka. Pemanfaatan media
online Mahanagari sendiri sebenarnya sudah dilakukan sejak awal usaha nya berdiri pada tahun
2002 seperti penggunaan blog untuk kegiatan promosi pada awal usahanya hingga penggunaan
website perusahaan pada tahun 2010 yang digunakan sebagai portal informasi bagi komunitas-
komunitas pecinta Bandung serta online shop Mahanagari. Saat ini Mahangari juga memanfaatkan
media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk berinteraksi dengan konsumen. Selain itu
Mahanagari juga memanfaatkan layanan web-based productivity tools untuk mendukung
produktivitas kegiatan bisnisnya.
Dari fenomena tersebut peneliti ingin mengetahui “Analisis Pemanfaatan Media Online
Untuk Pengembangan Bisnis Mahanagari”.

1.3 Perumusan Masalah

1. Apa saja media online yang dimanfaatkan oleh Mahanagari?


2. Media online manakah yang paling berperan dalam pengembangan bisnis Mahanagari?

10
1.4 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui apa saja media online yang dimanfaatkan oleh Mahanagari.
2. Untuk mengetahui media online mana yang paling berperan dalam pengembangan bisnis
Mahanagari.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Aspek Teoritis


Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat mengambil ilmu baru yang dipelajari dari
perusahaan yang diteliti ataupun fenomena yang diteliti sehingga mengetahui pemanfaatan
media online untuk mengembangkan bisnis suatu perusahaan.

1.5.2 Aspek Praktis


Memberikan referensi, dan informasi yang berguna bagi Mahanagari agar dapat mengetahui
pemanfaatan media online yang lebih efektif dan efisien sebagai dasar pengembangan
bisnisnya.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang ingin peneliti sampaikan dalam
Tugas Akhir ini maka peneliti menyusun sistematika Tugas Akhir ini sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas dan jelas yang menggambarkan isi
penelitian, menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan
penelitiaan, manfaat/kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian


Bab ini mengemukakan tentang kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan topik
penelitian yang mendukung analisa dan pemecahan masalah.

BAB III Metodologi Penelitian


Bab ini memberikan penjelasan tentang pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan
meliputi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

11
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan hasil analisa penelitian tentang identifikasi dan
pemanfaatan media online untuk pengembangan bisnis Mahanagari.

BAB V Kesimpulan dan Saran


Bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil analisis serta saran bagi perusahaan dan bagi
penelitian selanjutnya.

12

Anda mungkin juga menyukai