Anda di halaman 1dari 12

PROFILE DAN ANALISIS SWOT USAHA KECIL MENENGAH (UKM)

Manajemen Stratejik

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Stratejik


Dosen Pengampu : Dr. Pretty Diawati, MM.

Disusun oleh :
Amanda Fairani Roza 3144013
Anna Rosidah IP 3144113

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AKUNTANSI KEUANGAN 4A


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2017
PROFIL SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONG JATI BANDUNG

Sentra rajut Binong terletak di Jalan Binong Jati, kecamatan Batununggal,


Bandung. Sentra Industri Rajutan Binong Jati merupakan salah satu sentra industri yang
potensial di kota Bandung. Binong Jati telah dinyatakan Dinas Koperasi UKM dan
Perindustrian, Perdagangan Kota Bandung sebagai kawasan industri tekstil. Pada kawasan ini
diproduksi berbagai macam produk rajutan seperti sweater, cardigan, baju hangat, jaket, syal,
sarung tangan, scarft dan lain-lain. Sentra ini terletak di Jl. Binong Jati, Batununggal, Kota
Bandung, Jawa Barat 40275. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai macam jenis
pakaian yang berbahan rajut.Macam-macam produk rajutan yang diproduksi diantaranya
seperti Sweater, Jaket, Cardigan, Syal dan Baju hangat. Terdapat kurang lebih 293 pengrajin
rajut. Kapasitas produksi per tahunnya sebanyak 852.200 Lusin dengan nilai investasi
Rp.31,366 Milyar dan menyerap tenaga pekerja sebanyak 2.143 Orang.

1. Sejarah Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung .


Bergesernya status perajin rajut yang mulanya hanya untuk mengisi waktu luang
justru berganti ke ranah home industry (industri rumahan) pada awal tahun 80-an. Para perajin
rajut menyadari bahwa atas dasar kebutuhan juga, akhirnya mereka mulai serius menggeluti
usaha rajut-merajut. Mulai tahun 1985, satu sampai dua orang berinisiatif untuk membeli mesin
rajut dan benang sebagai bahan baku rajutan. Mereka juga punya inisiatif untuk menjual dan
mendistribusikan produk rajutannya. Awalnya hasil rajutan dari Binong Jati dijual ke Pasar
Baru, Kota Bandung.
Sejak tahun 1960-an, penduduk Binongjati sudah akrab dengan rajutan. Para ibu
kerap mengisi waktu luang dengan merajut tatkala menunggu suamibpulang bekerja. Banyak
diantaranya juga menerima makloon dari para pengusaha rajutan skala kecil yang berada di
sekitar perempatan Binong. Kala itu, peralatan yang digunakan masih sederhana. Berat mesin
rajut hanya 1 kg dengan panjang 60 cm dan itupun pinjaman dari pemilik modal. Tahun 1984,
para pengrajin mulai membuka usaha sendiri dengan membeli mesin rajut beserta bahan baku.
Hingga tahun 2012 jumlah pengrajin mencapai 300 orang. Mesin yang digunakan
semakin modern diantaranya mesin rajut jenis gauge dan mesin linking. Setiap hari pengusaha
Binongjati memproduksi lima lusin rajutan dengan rata-rata penjualan Rp. 250.000/lusin.
Sedangkan kapasitas produksi secara keseluruhan mencapai 18000 rajutan/hari. Kebanyakan
produk yang dihasilkan meliputi kaos, pakaian wanita, sweater dan topi. Sentra Industri Rajutan
Binongjati terletak sekitar 600 meter dari Trans Studio Mall (TSM) Bandung. Penandanya
gapura sederhana berarna biru yang dibangun warga tahun 2003, kawasan tersebut seperti
permukiman pada umumnya.
Meski kawasan ini sudah di resmikan sebagai sentra industri sejak 2007 namun
para pengrajin kerap mengeluhkan infrastruktur yang kurang memadai. Akses masuk dari jalan
Gatot Subroto maupun jalan Ibrahim Adjie ( Kiaracondong) dinilai terlalu sempit sehingga
menyulitkan rombongan pengunjung yang biasanya menggunakan bus untuk masuk ke lokasi.
Selain itu pengrajin tidak banyak yang membuka toko sehingga Sentra industri rajutan
Binongjati kurang menarik sebagai kawasan belanja.

2. Visi, Misi Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

Adapun yang menjadi visi dan misi pada Sentra Industri Rajut Binong Jati
Bandung adalah Sebagai Berikut :
Visi

1. Menjadi jembatan pemersatu para pengrajin rajutan binong jati

2. Kirbi sebagai salah satu tempat distribusi barang hasil produksi

3. Penggerak perputaran kegiatan ekonomi di binong jati

4. Kirbi sebagai sarana menggali & mengembangkan potensi usaha di bidang rajut

5. Menjadi sentra rajut terdepan di ASEAN

Misi

1. Menjaga eksistensi budaya rajut

2. Mendirikan Knit School

3. Membuat wisata kampong rajut

4. Membuat clustering untuk memberdayakan dan mengembangkan sentra rajut


binong jati

5. Membuat museum rajut

3. Aktivitas Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

Ragam produk rajutan seperti baju anak, sweater, syal, dan hasil rajutan lainnya
terpajang di depan rumahnya yang sekaligus menjadi Saung Rajut Binong Jati. Alur produksi
rajutan yang dihasilkan oleh para perajin rajut di Saung Rajut Binong Jati, tentu saja memiliki
ragam motif, warna dan bahan. Ada motif garis, polos, ataupun pola gambar, seperti baju rajutan
bergambar angry bird yang sedang digemari anak kecil.
Ada 3 sistem yang di buat di Saung Rajut Binong Jati ini, pertama tergantung trend
yang sedang dicari orang, seperti sekarang trend Korea. Ada pula permintaan dari konsumen
dan satu lagi dari perajin rajut itu sendiri, ujar Asep Surahwan, Pemilik Saung Rajut Binong
Jati. Motif atau desain rajutan yang dibuat tidak hanya dari para perajin rajut di tempatnya
tersebut melainkan juga bisa dibuat berdasarkan pesanan dari konsumen dan trend yang
berkembang saat ini. Di setiap sistem motif atau desain itu tentu saja ada kendala, khususnya
bila pesanan rajutan datang dari permintaan konsumen.

Alur produksi rajutan melewati 5 tahap. Tahap pertama, memilih bahan baku
rajutan. Ada 2 bahan baku rajutan yang diproduksi oleh Saung Rajut Binong Jati yaitu akrilik
dan katun. Sekitar 80 persen bahan baku utamanya menggunakan akrilik. Proses kedua, bahan
baku tersebut dirajut menggunakan mesin rajut. Ada 2 cara, yakni dengan satu mesin oleh satu
orang di mana membuat gambar bergaris dan langsung jadi. Lalu cara lain yaitu dengan bantuan
beberapa mesin oleh beberapa orang minimal 3 orang, di antaranya ada yang
membuat strip garis, bagian tangan, dan gambar/ motif depan baju (gambar berpola). Ketiga,
bagian-bagian tadi digabung jadi satu menggunakan mesin lingking. Keempat, setelah jadi satu
hasil rajutan itu disteam menggunakan setrika uap. Terakhir, finishing atau disortir kembali
supaya menjadi sebuah hasil rajutan yang siap dipakai.
4. Produk Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

Sweater Oneck Cardigan Sleting Baju Rajut SK379

Baju Rajut SK379


5. Strtegi Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung

a. Strategi Komunikasi
Tujuan komunikasi Dalam pembuatan perancangan media promosi sweater
rajut Binong Jati ini, tujuan komunikasi sangatlah penting agar media yang disampaikan dapat
langsung menuju sasaran. Tujuan dari komunikasi ini yaitu:

Memperkenalkan serta menginformasikan keberadaan sweater rajut Binong Jati kepada


target sasaran yang dituju.
Mengkomunikasikan informasi kepada target sasaran mengenai manfaat serta kelebihan
dari sweater rajut Binong Jati dan membujuk target sasaran untuk memilih sweater rajut
Binong Jati.
Menggunakan kata-kata yang jelas dan padat.

b. Pesan Utama

Dalam strategi perancangan media promosi sweater rajut Binong Jati, pesan
informasi yang akandisampaikan kepada target sasaran yaitu Sweater rajut Binong Jati adalah
suatu produk sweater yang memiliki keunikan dari desain dan motifnya. dan memiliki banyak
manfaat saat berpergian, liburan keluarga, sehingga dapat membuat para konsumen lainnya
tertarik.

c. Strategi Kreatif

Agar promosi mencapai tujuan yang diharapkan maka promosi yang dilakukan
harus efektif dan kreatif yakni, bagaimana menciptakan suasana dan situasi yang tepat atau sesuai
dengan produk dan jasa yang ditawarkan untuk menarik khalayak sasaran, dan tentu saja berbeda
dengan promosi yang lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena jika promosi yang dilakukan kurang
kreatif maka dikhawatirkan tidak akan menembus kerumunan promosi kompetitif dan tidak dapat
menarik perhatian orang banyak

d. Strategi Verbal

Pendekatan verbal adalah ungkapan baik itu dengan cara lisan maupun visual, yang akan
digunakan dalam memperkenalkan Sweater rajut Binong Jati yaitu meliputi :
Pembuatan Tag Line Visual
Konsep pendekatan kreatif dalam pembuatan tag line
visual promosi yaitu Sweater rajut Paling bergaya.

e. Strategi media

Untuk media yang akan dipakai untuk mempromosikan sweater rajut Binong Jati ini adalah
media-media promosi yang efektif dan kreatif dalam mempromosikan sebuah produk sweater
rajut dengan maksud agar promosi ini bisa sampai langsung kepada target sasaran atau
khalayak. Pemilihan Media Didasarkan pada permasalahan yang menjadi pemikiran penulis,
maka untuk pemilihan suatu media diharapkan bisa menjadi solusi dan menjawab permasalahan
yang muncul. Berikut ini adalah pemilihan media.

1. Media Utama

Billboard
Media ini digunakan karena ukurannya besar dan memiliki kemampuan untuk tampil
secara jelas, mewah dan prestise. Media ini akan ditempatkan di jalan-jalan tertentu di
kota Bandung,

2. Media promosi pendukung

Poster
Poster merupakan media lini atas yang juga termasuk media luar ruang. Poster dapat
ditempatkan atau dipasang di tempat-tempat umum. Dengan demikiam, informasi dapat
cepat tersampaikan kepada target audience
Leaflet

Brosur atau pamflet adalah semacam booklet (buku kecil) yang terdiri dari bagian
belakang dan depan. Mungkin hanya terdiri dari satu lembar yang dicetak di kedua
permukaannya. Tapi bias juga dilipat di bagian tengahnya sehinggamenjadi tiga halaman.
Jika dilipat menjadi dua, pampflet itu memiliki nama tersendiri yaitu leaflet.
Spanduk

Spanduk sebagai media yang cukup besar juga memiliki multi fungsi dalam penempatannya,
fungsi utamanya itu mempromosikan sebuah informasi Sweater rajut Binong Jati.

Media Koran

Pemasangan media ini dikarenakan target sasaran sweater rajut Binong Jati yang pada umumnya
anak muda yang banyak mengikuti fashion. Mengingat segmentasinya dewasa. Penempatan
media ini akan ditempatkan di koran lokal seperti : Tribun, dikarenakan koran ini cukup familiar
oleh masyarakatBandung dan sekitarnya.

Strategi Distribusi

Dalam hal pendistribusian produsen selalu berkompeten agar produk yang dipesan konsumen
selalu tepat waktu dan sesuai dengan target yang telah disepakati kedua belah pihak (cepat dan
tepatsasaran).
ANALISIS SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk menentukan strategi yang baik bagi perusahaan
maupun industri berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan, matriks SWOT
dibuat berdasarkan penilaian lingkungan internal (Strength dan Weakness) dan lingkungan
eksternal (Opportunity dan Threats) untuk memaksimalkan dan memanfaatkan kekuatan serta
peluang dan menghilangkan kelemahan serta menghindari ancaman.
a. Strength ( Kekuatan)
1. Memiliki jaangkauan pasar yang sudah mencakup nasional
2. Pelaku UKM selalu melakukan inovasi produk dan penciptaan produk
3. Pelaku UKM selalu melakukan inovasi produk dan penciptaan produk
4. Pelaku UKM selalu melakukan inovasi produk dan penciptaan produk
b. Weakness (Kelemahan)
1. Struktur organisasi belum terstruktur
2. Belum mengaplikasikan tools untuk membantu mengambil keputusan.
3. Biaya produksi yang besar
4. Kapasitas produksi yang belum memenuhi permintaan
5. Arus kas yang tidak stabil
6. Kurangnya SDM yang terampil dan berpengalaman
7. Akses jalan yang sempit dan kumuh
c. Opportunities (Peluang)
1. Limbah yang dihasilkan bisa di daur ulang
2. Perubahan gaya hidup yang mendorong produk terus berinovasi
3. Memanfaatkan demografi dalam permintaan pembeli
4. Kebijakan pemerintah yang memberdayakan dan mendorong UKM
5. Pemerintah memberikan perlindungan hukum
6. Ketersediaan internet bagi pelaku UKM
7. Teknologi mesin yang sudah modern
d. Threats(Ancaman)
1. Tingginya tingkat suku bunga pinjaman
2. Tingginya tingkat inflasi
3. Keadaan politik yang tidak stabil
4. Persaingan antar UKM yang saling menjatuhkan dalam sisi harga
5. Masuknya pendatang baru yang dapat mengancam pelaku UKM

Anda mungkin juga menyukai