Anda di halaman 1dari 8

BENTUK EFEKTIVITAS PENERAPAN DIGITAL MARKETING

DALAM MEMBANGUN SUATU USAHA

Ranida Seviana
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Malang
Ranida.Seviana10@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan teknologi menghasilkan sarana yang semakin canggih, yang dapat
digunakan sebagai media dalam pengembangan usaha bisnis. Salah satu bentuk
integrasi teknologi tersebut adalah dalam praktik pemasaran menggunakan digital
marketing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara konseptual
mengenai pengaruh digital marketing dalam membangun usaha batik khas
Banyumas. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui
teknik analisis SWOT. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh
dari jurnal, penelitian orang lain, dan website yang terkait dengan efektivitas digital
marketing dalam membangun bisnis Batik Papringan.
Kata Kunci : Digital Marketing, Efektivitas, Batik Khas Banyumas.

ABSTRACT
Technological developments produce increasingly modern facilities, which can be
used as media in the development of business ventures. One form of technology
integration is in marketing practices using digital marketing. The purpose of this
study is to examine conceptually the effect of digital marketing in building a typical
batik business in Banyumas. This type of research is descriptive with a qualitative
approach through SWOT analysis techniques. Research data is secondary data
obtained from journals, other people's research, and websites related to the
effectiveness of digital marketing in building the Batik Papringan business.
Keywords : Digital Marketing, Effectiveness, Typical Batik Banyumas.

1
A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berkembang pesat.
Berbagai kegiatan bisnis baik kecil maupun besar memanfaatkan perkembangan ini
untuk menjalankan usahanya. Pentingnya kebutuhan internet sehingga
mengakibatkan setiap pemakaian internet terus bertambah dari waktu ke waktu dan
itu merupakan cara untuk menarik konsumen dalam memasarkan produk. Strategi
pemasaran dan media yang tepat digunakan untuk dapat meraih pasar yang dituju
sehingga volume penjualan selalu meningkat dan profit. Teknologi dan pemasaran
saat ini sebagai suatu hal yang dapat dikaitkan sebagai pola yang saling
memberikan keuntungan satu sama lain. Jika tidak ada teknologi maka pemasaran
akan menjadi terbelakang dan tidak akan maju untuk memenuhi tuntutan zaman.
Maka dalam hal ini sangat perlu sekali adanya pengetahuan peran dan dampak
teknologi dalam kaitannya di bidang pemasaran.
Digital Marketing adalah salah satu media pemasaran yang saat ini sedang
banyak diminati oleh masyarakat untuk mendukung berbagai kegiatan yang
dilakukann. Masyarakat sedikit demi sedikit mulai meninggalkan model pemasaran
konvensional atau tradisional dan kemudian beralih ke pemasaran modern yaitu
digital marketing. Menurut (Gary, Wong, Philip Kolter, & John Saunders, 2008)
Pemasaran adalah mengelola hubungan pelanggan dengan menguntungkan. Tujuan
ganda dari pemsaran adalah untuk menarik pelanggan baru dengan menjanjikan
nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dan tumbuh dengan
memberikan kepuasan. Sedangkan untuk pemasaran digital merupakan periklanan
dari produk atau jasa melalui internet atau dapaat juga diartikan memasarkan atau
mempromosikan sebuah brand atau produk melalui dunia digital. Melalui
marketing digital komunikasi dan transaksi dapat dilakukan setiap waktu atau real
time dan bisa mengglonal. Dengan jumlah pengguna social yang semakin
bertambah maka akan semakin membuka peluang bagi pembisnis untuk
mengembangkan pasarnya melalui media digital ini. Dari situlah maka sangat perlu
dikembangkannya digital marketing ini untuk kemajuan bisnis dihari ini dan masa
depan, salah satu contohnya itu dalam pengembangan usaha batik yang merupakan
produk lokal khas Indonesia.

2
Industri batik saat ini merupakan salah satu bagian dari kluster industri
tekstil sekaligus warisan budaya yang memberikan kontribusi signifikan terhadap
perkembangan UMKM di Indonesia. Permintaan akan produk batik dalam berbagai
bentuk baik kain maupun non kain semakin meningkat, terlebih lagi semenjak
UNESCO meresmikan batik sebagai world cultural heritage atau warisan budaya
nasional khas milik Indonesia. Permintaan akan produk batik yang terus meningkat
tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku bisnis, sehingga
meningkatkan persaingan yang cukup ketat. Dalam era ekonomi global ini, dimana
sistem perdagangan antar negara semakin terbuka luas dan bebas, menyebabkan
persaingan yang semakin berat
Upaya para pelaku bisnis batik ini terus dilakukan agar keberadaan batik
tradisional yang berupa batik cap dan batik tulis dapat terus berkembang. Sentra-
sentra batik banyak tersebar dan terus berkembang di seluruh wilayah Indonesia,
tidak hanya di Solo, Pekalongan, dan Yogyakarta yang selama ini di anggap sebagi
pusat industri batik. Kabupaten Banyumas yang dahulu pernah berjaya sebagai
salah satu pusat batik di Jawa Tengah, saat ini juga terus bergiat dalam
menghidupkan kembali industri batiknya.
Pengembangan usaha melalui digital marketing tersebut ternyata
diterapakn juga oleh kelompok pengrajin kain batik di daerah Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah. Hasil produksinya pun memiliki nilai seni yang tinggi.
Namun, pada awal-awal mengenalkan Batik Papringan, kendala klasik selalu
menghampiri yaitu kesulitan pemasaran. Awalnya kelompok ini mengenalkan
produknya menggunakan cara konvensional. Penjualan batik secara keliling dari
tempat satu ke tempat lain tidak menentu. Jangkauan pemasarannya pun terbatas,
hanya wilayah Kabupaten Banyumas. Oleh karena itu, mereka akhirnya
menggunakan digital marketing untuk memasarkan produk batik dan sekarang
produk batik khas Banyumas semakin dikenal serta memiliki pasar yang semakin
luas. Dari penjelasan tersebut, sangat menarik sekali untuk menggali lebih jauh
terkait pengaruh digital marketing dalam membangun usaha batik khas Banyumas.

3
B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini secara umum
mendeskripsikan bagaimana mengimplementasikan digital marketing dalam
membangun usaha batik khas Banyumas apakah dapat memberikan pengaruh
dalam membangun bisnis dihari ini dan masa depan.

C. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Deskriptif yaitu
metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, yang berlangsung saat ini. Penelitian deskriptif bertujuan membuat gambaran
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta terkait digital marketing
dalam usaha batik khas Banyumas. Sedangkan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
objek penelitian yang mana dalam penelitian ini yaitu pengaruhnya dari efektivitas
digital marketing dalam membangun usaha batik khas Banyumas dengan
menggunakan teknik analisis SWOT. Berdasarkan analisa tersebut maka dapat
diputuskan efektivitas digital marketing dalam membangun usaha batik Papringan
khas Banyumas untuk hari ini dan masa depan. Studi kepustakaan yang dilakukan
yaitu melakukan kajian terhadap dokumen-dokumen, teori-teori, konsep-konsep
yang ada sebagai kajian literatur dalam proses penelitian, seperti jurnal, penelitian
orang lain, dan website yang terkait dengan efektivitas digital marketing dalam
membangun bisnis dihari ini dan masa depan.

D. PEMBAHASAN
Kabupaten Banyumas memiliki warisan budaya yang beragam, salah
satunya adalah batik. Batik merupakan karya seni rupa dengan nilai seni tinggi dan
merupakan cermin budaya serta kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya, untuk
itu keberadaan seni batik perlu dilestarikan keberadaannya. Salah satu sentra batik
di Kabupaten Banyumas adalah Desa Papringan yang merupakan salah satu desa di
Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.
Batik papringan merupakan batik yang diproduksi oleh masyarakat desa
Papringan. Batik tersebut memiliki dua motif yaitu motif flora dan fauna.

4
Sedangkan soal warna, Batik Papringan masih mempertahankan warna khas
Banyumasan yaitu warna-warna dengan latar hitam sogan, dan aksen warna kuning.
Meski begitu, tetap saja masalah warna juga tidak selalu menggunakan warna-
warna itu. Kerap kali para pengrajin menggunakan warna lain yang memang
disesuaikan dengan selera konsumen.
Awalnya, para pembatik Papringan hanya berperan sebagai buruh batik
dari para pengusaha di kota. Mereka memola mori atau mengisi mori yang telah
dibatik sebelumnya. Mereka menerima upah per lembar kain, tanpa penghargaan
terhadap karya seni ataupun harga jual kain batik nantinya. Karena hal tersebut,
pada akhirnya mereka memutuskan untuk membuat Kelompok Usaha Bersama.
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Pringmas, Desa Papringan,
Banyumas terdapat sekitar 200 perajin lebih. Kelompok perajin batik itu dibentuk
pada 2013. Umumnya yang menjadi perajin batik adalah perempuan. Mereka mahir
membuat desain atau pola batik yang menarik. Bahkan, pembatik di Desa Papringan
merupakan pendukung utama bagi industri batik di wilayah Banyumas (Sokaraja
dan Banyumas) serta kabupaten lain, seperti Purbalingga, Banjarnegara dan
Cilacap. Banyak pengusaha batik atau juragan batik yang memberikan orderan
batik kepada para pengobeng (buruh batik) di Desa Papringan, karena kehalusan
kualitas batik yang dihasilkan oleh para pengobeng Desa Papringan.
Produk batik yang siap dijual pada awalnya di pasarkan keliling atau
secara konvensional, namun hal tersebut dianggap tidak efektif. Karena mereka
harus mencari konsumen dan untuk jangkauan pasarnya pun terbatas yaitu hanya di
wilayah Kabupaten Banyumas. KUB Batik Pringmas kemudian rajin mengikuti
pameran produk batik tingkat regional maupun nasional. Selain itu, kelompok
tersebut juga memanfaatkan media internet sebagai sarana pemasaran produk.
Masifnya pemanfaatan pemasaran daring mampu mendongkrak penjualan batik
Papringan. Pesanan rata-rata naik hingga 50 persen dibandingkan dengan model
konvensional. Bahkan pesanan datang dari luar daerah, seperti Kalimantan Timur,
Bali, Jakarta, Lampung hingga Bandung.
Pemanfaatan digital marketing dalam pemasaran produk Batik Papringan
sangat membawa pengaruh besar bagi usaha tersebut. Keuntungan penggunaan
digital marketing dalam usaha ini yaitu memperluas pasar. Karena setelah

5
menerapkan digital marketing, produk Batik Papringan tidak hanya dikenal di
wilayah lokal namun sudah dikenal sampai nasional dan harapnya produk ini juga
dapat menembus pasar internasional. Selain memperluas pasar, adanya digital
marketing juga mempermudah dalam proses periklanan. Karena sebelumnya
pemasaran produk ini dilakukan secara konvensional, yang mana mereka harus
mempromosikan secara langsung yang harus mengeluarkan banyak modal dan
waktu. Setelah menggunakan digital marketing proses promosi pun menjadi lebih
mudah karena mereka menggunakan media Facebook dan Instagram sebagai
sarana untuk mempromosikan produk dan juga dapat menghemat biaya periklanan.
Konsumen pun akan dengan mudah memperoleh informasi mengenai produk
barang atau jasa dengan lebih mudah dan nyaman.Kemudian dengan penggunaan
media Facebook dan Instagram juga memudahkan bagi pengelola KUB Pringmas
untuk mengelola data konsumen dengan efektif dan efisien. Selain itu dalam
penerapan digital marketing, pihak KUB Papringan juga menggandeng pihak lain
seperti JNE dalam pengiriman produk kepada konsumen.

Analisis SWOT Digital Marketing dalam Usaha Batik Papringan

Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


a. Penggunaan digital marketing a. Minimnya pengelola yang
dapat memperluas pasar, sehingga mengurusi terkait pemasaran
dapat meningkatkan penjualan produk secara online membuat
produk batik papringan. proses penjualan belum maksimal.
b. Memudahkan proses periklanan, b. Kurangnya pengalaman bagi
karena sebagian besar masyarakat pengelola usaha batik papringan
mengunakan media sosial dalam penerapan digital
sehingga akan mempermudah marketing
dalam memperoleh informasi
terkait produk batik papringan.
c. Menghemat pengeluaran untuk
biaya promosi.
d. Mempermudah dalam proses
pembelian dan transaksi bagi
konsumen, sebab dapat dilakukan
kapanpun atau real-time.
e. Memudahkan juga dalam
memperoleh data terkait
konsumen.
f. Adanya digital marketing juga
akan dengan mudah memperoleh

6
masukan dari konsumen dan
mempertahankan pelanggan
dengan pemberian pelayanan yang
baik.
Opportunity (Peluang) Threats (Ancaman)
a. Dengan banyaknya masukan dari a. Banyaknya usaha lain yang turut
konsumen, maka usaha batik menjual produk melalui digital
Papringan akan lebih mudah marketing menambah persaingan
dalam mengembangkan usahanya. dalam memperoleh konsumen.
b. KUB Bantik Pringmas juga akan b. Memungkinkan terjadinya
lebih mudah dalam berinovasi peretasan akibat penggunaan
agar produknya tetap laku di digital marketing.
pasaran.

E. KESIMPULAN
Batik papringan merupakan batik yang diproduksi oleh masyarakat desa
Papringan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas atau lebih tepatnya oleh
Kelompok Usaha Bersama (KUB) Batik Pringmas. Dalam penjualan produk, KUB
Batik Pringmas awalnya menggunakan cara konvensional. Namun karena dianggap
kurang efektif, yang pada akhirnya mereka memilih untuk menggunakan digital
marketing dan terbukti terjadi peningkatan jumlah penjualan setelah mereka
menerapkan cara tersebut. Dan setelah mengenali secara akurat kekuatan,
kelemahan, peluang, dan tantangan dari analisis SWOT, maka KUB Batik Pringmas
melakukan serangkaian inovasi baik dalam meningkatkan kualitas produk dan
teknologi untuk menjaga kinerja tetap baik dan relevan dengan peluang serta
tantangan yang ada guna meningkatkan penjualan. Penerapan digital marketing
oleh KUB Batik Papringan sangat memberikan dampak dan cara ini sangat efektif
dalam meningkatkan jumlah penjualan produk Batik Papringan. Ini terjadi karena
konsumen lebih luas, lebih dekat, dapat memeriksa kualitas dan reputasi produk,
dan dapat melakukan transaksi secara online. Berdasarkan analisis SWOT, KUB
Pringmas telah berada di posisi yang benar dan relevan, yaitu berada pada tahap
pertumbuhan dalam penerapan pemasaran digitalnya.

F. DAFTAR RUJUKAN
Arifah, Nur Fatimah. 2015. Analisis Penerapan Sosial Media Sebagai Strategi
Marketing Dalam Bisnis Online. Jurnal Transformasi. Vol 11. No. 2.
2015: 143-149.

7
Pradiani, Theresia. 2017. Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap
Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. JIBEKA. Vol 11.
No. 2. 2017: 46-53.
Rahayu, Nastiti. 2018. Strategi Pemberdayaan Pengobeng Batik Di Desa
Papringan-Banyumas Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB). Skripsi.
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/4239/1/COVER_BAB%20I_BAB
%20V-DAFTAR%20PUSTAKA.pdf (Diakses 29 April 2020).
Shaula, Lea, dan Charvin. 2017. Peluang dan Risiko Digital Marketing Sebagai
Sebuah Proses Bisnis Oline.
http://crmsindonesia.org/www2/knowledge/crms-articles/peluang-dan-
risiko-digital-marketing-sebagai-sebuah-proses-bisnis-online (Diakses 29
April 2020).
Suara Merdeka.com. 2018. Pesanan Batik Papringan Meningkat.
https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/73729/pesanan-batik-
papringan-meningkat (Diakses 29 April 2020).
Warsito. 2016. Filosofi Batik Pringmas Banyumas.
http://repository.ump.ac.id/1120/2/BAB%20I.pdf (Diakses 29 April
2020).

Anda mungkin juga menyukai