Anda di halaman 1dari 10

A.

Panduan belajar
Modul Sistem Komputer ini terdiri dari sepuluh kegiatan belajar yang secara konsep urutan
kegiatan belajar menunjukkan urutan pemahaman yang harus dimiliki untuk mengembangkan
ruang lingkup Sistem Komputer sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah disepakati dengan
beberapa kompetensi dasar yang telah dikolaborasikan dengan mata pelajaran lain. Berikut adalah
kompetensi inti dan dasar yang akan dipelajari pada modul ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis, Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
faktual, konseptual, operasional dasar, dan dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana
metakognitif sesuai dengan bidang dan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
lingkup kerja Teknik Komputer dan Komputer dan Informatika. Menampilkan kinerja
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu sesuai dengan standar kompetensi kerja.
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
humaniora dalam konteks pengembangan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
nasional, regional, dan internasional. yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan
orisinal dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah
pengawasan langsung.

Komptensi Dasar Kompetensi Dasar (Keterampilan)


3.3 Menerapkan operasi Logika 3.3.1 Menjelaskan operasi Aritmatika (penjumlahan,
Aritmatika (Half-Full Adder, pengurangan) dalam sistem bilangan biner, oktal,
Ripple Carry Adder) desimal dan heksadesimal
3.3.2 Menerapkan operasi aritmatika dalam rangkaian
digital (half-full adder dan subtractor)
4.3 Mempraktikkan operasi Logika 4.3.1 Membuat rangkaian half adder, full adder, half
subtractor dan full subtractor dengan gerbang-
Unit (Half-Full Adder, Ripple Carry
gerbang logika.
Adder) 4.3.2 Membuat rangkaian penjumlah dan pengurang
(bilangan biner) lebih dari 1 bit.

Cek Kemampuan
Setiap kegiatan pembelajaran baik pembelajaran mandiri (online) maupun pembelajaran tatap
muka akan mendapatkan porsi penilaian untuk setiap aspek penilaian. Adapun rubrik penilaian
untuk setiap kompetensi dasar adalah sebagai berikut :
Aspek Tugas Mandiri Tugas Kelompok Diskusi (Forum) Uji Kompetensi
per KD
Pengetahuan 30% 20% 20% 30%
Keterampilan 40% 30% 30%

Soal Teori
Soal teori diberikan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam belajar menggunakan modul
sehingga daya serap dan pemahaman peserta didik dapat dilihat dari hasil jawaban pada soal-soal
teori. Soal teori dapat berbentuk essay, pilihan ganda dan bentuk lain sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Soal Praktek
Soal praktek seperti Lembar kerja Siswa (LKS), Jobsheet dan lainnya. Dikerjakan untuk mengukur
keterampilan siswa setelah belajar menggunkanan modul pembelajaran mandiri ini.
Diharapkan siswa aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, baik kegiatan diskusi,
pembelajaran jarak jauh, kegiatan tatap muka, penugasan dan kegiatan evaluasi per Kompetensi
Dasar. Serta evaluasi akhir semester yang terdapat pada bagian akhir model dilaksanakan di akhir
kegiatan pembelajaran semester ini.
Selama belajar semoga modul ini dapat membantu dan meningkatkan penguasaan siswa dalam
menguasai materi ruang lingkup kehumasan sesuai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum
Nasional.
Menerapkan Operasi Logika Aritmatika (Half-Full Adder, Ripple Carry

Adder)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran siswa dapat :


• Menjelaskan operasi aritmatika (penjumlahan, pengurangan) dalam sistem bilangan biner,
octal, decimal dan heksadesimal
• Menerapkan operasi aritmatika dalam rangkaian digital (half-full adder dan subtractor)
• Membuat rangkaian half adder, full adder, half subtractor dan full subtractor dengan
gerbang-gerbang logika
• Membuat rangkaian penjumlahan dan pengurangan (bilangan biner) lebih dari 1 bit
B. Uraian Materi

Pendahuluan
Ketika kita meng-input-kan 23 + 98 ke dalam komputer melalui keyboard menggunakan aplikasi
kalkulator pada Windows, apakah bilangan decimal tersebut langsung dioperasikan dengan
penjumlahan aritmatika oleh processor? Tentu tidak, bilangan decimal tersebut terlebih dahulu
akan dikonversikan ke dalam bentuk bilangan biner kemudian dilakukan proses penjumlahan oleh
Arithmetic Logic Unit (ALU). Output proses tersebut baru dikirimkan ke decoder Kembali agar
menjadi bentuk decimal sehingga mudah dibaca oleh pengguna.
3.1 Aljabar Boolean
Metode ini diiptakan oleh George Boole sekitar abad ke-19 yang digunakan untuk melakukan
analisis logika sebuah soal matematika. Teknik ini kemudian berkembang dan menjadi popular
dalam perancangan rangkaian digital, khususnya dalam teknologi sistem komputer. Nilai input
Aljabar Boolean hanya memiliki 2 jenis, yaitu 0 dan 1 atau OFF dan ON yang sejalan dengan
proses operasi bilangan biner. Nilai data 0 diasumsikan sebagai perwakilan tegangan 0 volt hingga
0,8 volt atau tegangan berpotensial rendah. Sedangkan nilai data 1 merupakan nilai data
bertegangan 2 sampai 5 volt. Dengan kata lain nilai data 0 dan 1 mewakili kondisi tegangan.
Oleh karena itu aljabar Boolean sangat tepat diterapkan untuk melakukan analisis kondisi
rangkaian digital terhadap nilai input logika serta memanipulasi variable logika untuk
mengefisienkan nilai kerja sebuah rangkaian logika. Dalam metode ini kita tidak mengenal nilai
pecahan, decimal, pangkat, kuadrat, akar kuadrat, akar pangkat n, dan logaritma. Dalam
pengoperasiannya hanya dikenal tiga jenis operasi dasar sebagai berikut:
1. Penjumlahan
Menggunakan gerbang logika OR dengan ekspresi ‘+’ (plus) dalam persamaannya.
2. Perkalian
Menggunakan gerbang logika AND dengan ekspresi ‘.’ (titik) dalam penulisan persamaannya.
3. Inversi
Digunakan untuk membalikkan kondisi semula menjadi berlawanan nilainya. Simbol yang
digunakan adalah 𝐴̅ (A garis atas) atau simbol gerbang logika NOT.
Kegunaan dari metode inipun adalah untuk mempersingkat penulisan persamaan logika atau
meminimalkan rangkaian logika yang dibuat. Beberapa pedoman dalam penerapan teori aljabar
Boolean ada pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Teorema aljabar Boolean
Gambar 3.1 contoh metode aljabar Boolean

Gambar 3.2 contoh metode aljabar Boolean


3.2 Operasi Penjumlahan Bilangan Biner
Penjumlahan bilangan biner dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti halnya
penjumlahan bilangan desimal. Penjumlahan bilangan desimal dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Digit-digit dan bilangan-bilangan desimal dijumlahkan satu per satu mulai posisi
kolom paling kanan.
2) Bila hasil penjumlahan antar kolom melebihi nilai 9, maka dikurangi dengan nilai 10
untuk disimpan ke penjumlahan kolom berikutnya.
Misalnya, 18 + 44 = 62, dengan menggunakan langkah-langkah di atas bisa diterapkan
sebagai berikut.
8 + 4 = 12, nilainya melebihi nilai 9, jadi simpan 1 dan tulis hasilnya 2.
1+4+1=6
Jadi, hasilnya: 62.
Bilangan biner dijumlahkan dengan cara yang sama dengan penjumlahan bilangan desimal.
Dasar penjumlahan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah:
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0→ 1 + 1 = 2, karena digit terbesar biner 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis),
jadi 2 - 2 = 0 dengan simpanan 1.
Contoh soal
Tabel 3.2. Penjumlahan Bilangan Biner
Dalam penjumlahan
Desimal Biner biner, jika menemukan
15 1111 1 + 1 maka hasilnya
adalah 0 dan
20 10100
menjadikan simpanan 1
----- + ---------- + untuk ke angka di
35 100011 sebelah kirinya. Dan
25 11001 jika menemukan
31 11111 penjumlahan 1 + 1 +1
----- - -------- - maka hasilnya adalah 1
56 111000 dan menjadikan
simpanan 1 untuk angka
di sebelah kirinya
a. Dengan Langkah (dari kiri)
1 + 0 =1
1 + 0 =1
1 + 1 = 0 (simpan 1 ke kiri)
Simpanan 1 + 1 + 0 = 0 (simpan 1 ke kiri)
hasil jumlah
1+1 1+1 = 0 (simpan 1 ke kiri)
1 =1
Jadi, hasilnya: 1 0 0 0 1 1
a. Dengan Langkah (dari kiri)
1 + 1 = 0 (simpan 1 ke kiri)
1 + 0 + 1 = 0 (simpan 1 ke kiri)
1 + 0 + 1 = 0 (simpan 1 ke kiri)
1 + 1 + 1 = 1 (simpan 1 ke kiri)
1 + 1 + 1 = 1 (simpan 1 ke kiri)
1 =1
Jadi hasilnya: 111000

3.3 Operasi Pengurangan Bilangan Biner


Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama pada operasi pengurangan
bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner
adalah:
0 – 0= 0
1 – 0= 1.
1 – 1=0
0 - 1 = 1 → dengan pinjaman 1, (pinjam 1 dan posisi sebelah kirinya).

Contoh
Tabel 3.3. Pengurangan Bilangan Biner
Desimal Biner

27 11011
9 1001
----- - -------- -
18 10010
54 110110 Dengan pinjaman 1
21 010101 dari sebelah kirinya,
----- - -------- - angka yang telah
33 100001 dipinjam tersebut
menjadi 0
a. Langkah-langkah penyelesaiannya :
1–1 =0
1–0 =1 Jadi hasilnya : 10010
0–0 =0
1–1 =0
1–0 =1
b. Langkah-langkah penyelesaiannya:
Sebelumnya
bernilai 1, 0–1 = 1 (pinjam dari sebelah kiri)
karena 0 –0 =0 Jadi hasilnya : 100001
dipinjam ke
kanan jadi 0 1–1 =0
0–0 =0
1–1 =0
1–0 =1

3.4 Operasi Perkalian Bilangan Biner


Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian
bilangan biner adalah:

0x0 =0
1x0 =0
0x1 =0
1x1 =1
Tabel 3.4. Tabel Perkalian Biner
Desimal Biner
Perkalian seperti
16 1110
pada bilangan
12 1100
decimal, setelah
----- x --------- x dikalikan satu
32 0000 persatu kemudian
16 0000 dijumlahan seperti
--------- + 1110 contoh pada
192 1110 penjumlahan
------------------ + bilangan biner
10101000
11 1011
11 1011
----- x --------- x
11 1011
11 1011
--------- + 0000
121 1011
------------------ +
1111001

3.5 Operasi Pembagian Bilangan Biner


Pembagian bilangan biner juga dilakukan dengan cara yang sama pada bilangan desimal.
Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti sehingga dasar pembagian biner adalah

0:1 =0
1:1 =1
Tabel 3.5 Pembagian Bilangan Biner

Desimal Biner
5 / 120 \ 24 101/ 1111000 \ 11000 Sisa dari angka pada
100 101 digit biner paling
------ - ------- - kanan jika bernilai 0
20 101 dan hasil pembagian
20 101 sudah mencapai
akhir (nilai 0) maka
------ - -------- -
tinggal di tuliskan
0 0
saja pada hasil

4 / 124 \ 31 100/ 1111100 \ 111100


12 100
------ - ------- -
4 111
4 100
------- - -------- -
0 111
100
-------- -
110
100
--------- -
100
100
----------- -
0
Referensi
1. Drs. Lukas Willa, 2010, “Teknik digital mikroprosesor dan mikrokomputer”, Bandung:
Informatika Bandung.
2. Haryanto Agus Tri, M.CS, dan Taufiq Lilo Adi Sucipto, M.T, 2013, “Sistem Komputer”,
Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif

Anda mungkin juga menyukai