Anda di halaman 1dari 11

Pengkajian Dalam Proses Keperawatan Anamnesa dan Pemeriksaan

Fisik
Anggi pebrina rizki fani munthe/181101017

anggipebrina290200@gmail.com

Abstrak
Pengkajian adalah usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien
meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis,mnyeluruh,akurat,singkat dan berkesinambungan.Anamnesa adalah Cara
pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien ( Auto anamnese )
atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa
didapatkan dari anamnese. Pemeriksaan fisik adalah investigasi terhadap tubuh untuk
menentukan status kesehatan. Pemeriksaan fisik melibatkan penggunaan teknik inspeksi,
palpasi, perkusi dan aukultasi serta pengukuran tanda-tanda vital. Pemeriksaan fisik dalam
keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif daricerita keperawatan klien.
Pemeriksaan fisik berharap dilakukan bersamaan denganwawancara. Fokus pengkajian fisik
keperawatan adalah pada kemampuan fungsionalklien. Misalnya kompilasi klien meningkat
gangguan sistem muskuloskeletal, makaperawat mengkaji apakah gangguan tersebut
berpengaruh klien dalam melaksanakanKegiatan sehari-hari atau tidak.

Kata kunci: perawat,pasien,pekeriksaan fisik ,pengkajian keperawatan

Latar belakang sebelumnya, serta untuk menentukan


pola respon klien saat ini dan waktu
Pengkajian adalah usaha yang dilakukan sebelumnya ( Potter,Perry,2009:838 ).
oleh perawat dalam menggali
permasalahan dari klien meliputi usaha Pengkajian adalah tahap awal proses
pengumpulan data tentang status keperawatan dan merupakan suatu
kesehatan seorang klien secara proses pengumpulan data yang
sistematis,mnyeluruh,akurat,singkat dan sistematis dari berbagai sumber untuk
berkesinambungan( Muttagin, Arif : mengevaluasi dan mengidentifikasi
2010:2)Pengkajian yang sistematis status kesehatan klien (Iyer et al., 1996).
dalam keperawatan dibagi dalam empat Tahap pengkajian merupakan dasar
tahap kegiatan yang utama dalam meberikan asuhan
meliputi :pengumpulan data, analisis keperawatan sesai dengan kebutuhan
data, sistematika data dan penentuan individu (klien). Oleh karena itu
masalah. Adapula yang pengkajian yang benar, akurat, lengkap,
menambahkannya dengan kegiatan dan sesuai dengan kenyataan snagat
dokumentasi data. penting dalam merumuskan suatu
diagnosis keperawatan dan
Pengkajian adalah proses pengumpulan dalammemberikan asuhan keperawatan
data secara sistematis yang bertujuan sesuai dengan respon individu,
untuk menentukan status kesehatan dan
fungsional klien pada saat ini dan wktu
sebagiaman yang telah ditentukan objektif untuk menegakan Diagnosis
dalam standar praktik keperawatan. Keperawatan.

kegiatan dalam pengkajian adalah 2. Sumber Data Sekunder


pengumpulan data. dalam pengumpulan
data adalah kegiatan untuk menghimpun sumbernya adalah keluarga, orang
informasi tentang status kesehatan klien terdekat, dan orang lain yang tahu
tentang status kesehatan klien. Selain itu
Macam - Macam Data tenaga kesehatan lain seperti dokter,
ahli gizi, laboratorius, ahli gizi, dll
•Data Dasar
Teknik Pengumpulan Data
informasi mengenai staus kesehatan
klien seperti : data umum, data 1. Anamnesis
demografi, dan riwayat keperawatan
Anamnesis adalah tanya jawab secara
• Data Fokus langsung dengan klien atau
autoanamnesis maupun secara tidak
Seperti ungkapan klien maupun hasil langsung dengan keluarga atau
pemeriksaaan langsung dari perawat, alloanamnesis utntuk menggali tentang
jika pasien tidak sadar dapat diambil status kesehatan klien. dalam anamnesis
data hasil pemeriksaan. ini perawat membangun hubungan
•Data Subjektif saling percaya antara klien dengan
perawat.
seperti ungkapan keluhan dari klien
secara langsung dan dapat diperoleh 2. Observatif
dari orang lain yang mengetahui tindakan yang mengamati secara umum
keaadaan klien secara terhadap perilaku dan keadaan klien.
langsung.contoh :merasa pusing, mual,
nyeri dada, dan lain lain. 3. Pemeriksaan

•Data objektif Pemeriksan fisik merupakan


pemeriksaan tubuh untuk menemukan
seperti data yang diperoleh oleh perawat kelainan dari suatu sistim atau suatu
secara langsung melalui observasi dan organ tubuh dengan empat metode yaitu
pemeriksaan pada klien. contoh : melihat (inspeksi), meraba (palpasi),
tekanan darah 120/80 mmHg, mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
konjungtiva anemis atau auskultasi (Raylene M Rospond,
Sumber Data 2009;Lyrawati, 2009). Pemeriksaan
fisik head to toe perlu dilakukan dengan
1. Sumber Data Primer benar karena hasil pemeriksaan fisik
dapat dijadikan dasar bagi perawat
sumbernya adalah klien itu sendiri. Jika
untuk menegakkan diagnosa
klien tidak sadar atau masih bayi
keperawatan yang selanjutnya sebagai
perawat dapat menggunakan data
dasar asuhan keperawatan. Hasil ini • Agama dan Suku Bangsa
dapat diperoleh selama proses
pendidikan. Tujuan

Anamnesa adalah : Cara pemeriksaan Tujuan Pemeriksaan Fisik


yang dilakukan dengan wawancara baik
Secara umum, pemeriksaan fisik yang
langsung pada pasien ( Auto anamnese )
dilakukan bertujuan:
atau pada orang tua atau sumber lain
( Allo anamnese ). 80% untuk •Untuk mengumpulkan data dasar
menegakkan diagnosa didapatkan dari tentang kesehatan klien.
anamnese.
•Untuk menambah, mengkonfirmasi,
Tujuan anamnesis: atau menyangkal data yang diperoleh
dalam riwayat keperawatan.
Untuk mendapatkan keterangan
sebanyak-banyaknya mengenai penyakit •Untuk mengkonfirmasi dan
pasien ,Membantu menegakkan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
diagnosa sementara,Ada beberapa
penyakit yang sudah dapat ditegaskan •Untuk membuat penilaian klinis
dengan anamnese saja,Menetapkan tentang perubahan status kesehatan
diagnosa banding ,Membantu klien dan penatalaksanaan.
menentukan penatalaksanaan •Untuk mengevaluasi hasil fisiologis
selanjutnya dari asuhan.
Langkah-langkah anamnesis
Metode
Mula-mula dipastikan identitas pasien
dengan ,lengkap (informasi Penulisan kajian ini menggunakan
biografi ),Keluhan utama,Riwayat model metode penelitian kualitatif atau
kesehatan saat ini ,Riwayat penyakit
mengulang penelitian tentang riset
terdahulu
yang bersifat deskriptif dan
Kaji data pasien:
menggunakan analisis kemudian
• Nama diinterpretasikan, memanfaatkan teori

• Umur yang ada sebagai bahan pendukung,


serta menghasilkan suatu teori,
• Jenis Kelamin
Pengumpulan data dalam pengkajian ini
• Nama Orang tua
menggunakan jurnal dan buku. Jurnal
• Alamat dan buku yang digunakan dalam

• Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang pengkajian ini untuk mengetahui tingkat
Tua kemampuan Perawat dalam pengkajian
dan pemeriksaan fisik melalui anamnese keperawatan dalam pemberian asuhan
dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dapat terlaksana dengan
, dan menerapkan konsepnya ketika baik,Klien menjadi percaya kepada
melakukan pelayanan perawat. Hasil analisis menunjukkan
kesehatan .perawat akan lebih banyak ada hubungan yang bermakna antara
membaca baik itu buku maupun jurnal kemampuan memberikan layanan dari
dan ini akan lebih mudah meningkatkan asuhan keperawatan , sehingga
kemampuan berpikir kritis tercapainya Asuhan keperawatan
tersebut.penelitian kualitatif ini tidak bermutu tinggi atau “great nursing”.
menggunakan statistik.
Pembahasan
Hasil
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan
Berdasarkan dari pengkajian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data
objektif daricerita keperawatan klien.
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
Pemeriksaan fisik berharap dilakukan
penelitian ini menjawab seluruh tujuan bersamaan denganwawancara. Fokus
dalam penelitian. Hasil penelitian ini pengkajian fisik keperawatan adalah
pada kemampuan fungsionalklien.
meliputi gambaran Data tentang
Misalnya kompilasi klien meningkat
Konsep dasar dalam asuhan gangguan sistem muskuloskeletal,
keperawatan . Dalam penelitian makaperawat mengkaji apakah
gangguan tersebut berpengaruh klien
kualitatif beberapa metode
dalam melaksanakanKegiatan sehari-
pengumpulan data dalam penelitian hari atau tidak.
kualitatif ini dapat meningkatkan
Metode dan Langkah Pemeriksaan
kemampuan dalam Pemberian asuhan Fisik
oleh perawat kepada klien. Sehingga
1. Inspeksi
dengan adanya pengumpulan data ini
Merupakan metode pemeriksaan pasien
akan membuat mahasiswa lebih banyak
dengan melihat langsung seluruh tubuh
membaca baik itu buku maupun jurnal pasien atau hanya bagian tertentu yang
dan ini akan lebih mudah meningkatkan diperlukan. Metode ini berupaya
kemampuan dalam pemberian asuhan melihat kondisi klien dengan
menggunakan ‘sense of sign’ baik
tersebut.Hasil kajian menunjukkan
melalui mata telanjang atau alat bantu
bahwa perawat yang mempersepsikan penerangan (lampu). Inspeksi adalah
dirinya menerapkan Pelayanan asuhan kegiatan aktif, proses ketika perawat
harus mengetahui apa yang dilihatnya
dan dimana lokasinya. Metode inspeksi a. Palpasi ringan
ini digunakan untuk mengkaji warna
kulit, bentuk, posisi, ukuran dan lainnya Caranya : ujung-ujung jari pada
dari tubuh pasien. satu/dua tangan digunakan secara
simultan. Tangan diletakkan pada area
Pemeriksa menggunakan indera yang dipalpasi, jari-jari ditekan
penglihatan berkonsentrasi untuk kebawah perlahan-lahan sampai ada
melihat pasien secara seksama, hasil.
persistem dan tidak terburu-buru sejak
pertama bertemu dengan cara b. Palpasi dalam (bimanual)
memperoleh riwayat pasien dan Caranya : untuk merasakan isi
terutama sepanjang pemeriksaan fisik abdomen, dilakukan dua tangan. Satu
dilakukan. Inspeksi juga menggunakan tangan untuk merasakan bagian yang
indera pendengaran dan penciuman dipalpasi, tangan lainnya untuk
untuk mengetahui lebih lanjut, lebih menekan ke bawah. Dengan Posisi
jelas dan lebih memvalidasi apa yang rileks, jari-jari tangan kedua diletakkan
dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan melekat pd jari2 pertama
suara atau bau dari pasien. Pemeriksa
kemudian akan mengumpulkan dan 3. Perkusi
menggolongkan informasi yang
Perkusi adalah suatu tindakan
diterima oleh semua indera tersebut
pemeriksaan dengan mendengarkan
yang akan membantu dalam membuat
bunyi getaran/ gelombang suara yang
keputusan diagnosis atau terapi.
dihantarkan kepermukaan tubuh dari
2.Palpasi bagian tubuh yang diperiksa.
Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan
Merupakan metode pemeriksaan pasien jari atau tangan pada permukaan tubuh.
dengan menggunakan ‘sense of touch’ Perjalanan getaran/ gelombang suara
Palpasi adalah suatu tindakan tergantung oleh kepadatan media yang
pemeriksaan yang dilakukan dengan dilalui. Derajat bunyi disebut dengan
perabaan dan penekanan bagian tubuh resonansi. Karakter bunyi yang
dengan menggunakan jari atau tangan. dihasilkan dapat menentukan lokasi,
Tangan dan jari-jari adalah instrumen ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur
yang sensitif digunakan untuk di bawah kulit. Sifat gelombang suara
mengumpulkan data, misalnya metode yaitu semakin banyak jaringan, semakin
palpasi ini dapat digunakan untuk lemah hantarannya dan udara/ gas
mendeteksi suhu tubuh(temperatur), paling resonan.
adanya getaran, pergerakan, bentuk,
kosistensi dan ukuran.

Rasa nyeri tekan dan kelainan dari 4. Auskultasi


jaringan/organ tubuh. Teknik palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang
dibagi menjadi dua:
dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh.  Pleura Friction Rub ; bunyi yang
Biasanya menggunakan alat yang terdengar “kering” seperti suara
disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang gosokan amplas pada kayu.
didengarkan adalah: bunyi jantung, Misalnya pada klien dengan
suara nafas, dan bising usus. peradangan pleura.

Penilaian pemeriksaan auskultasi


meliputi :
D. Pemeriksaan Tanda Vital
 Frekuensi yaitu menghitung
jumlah getaran permenit. Pemeriksaan tanda vital merupakan
bagian dari data dasar yang
 Durasi yaitu lama bunyi yang dikumpulkan oleh perawat selama
terdengar. pengkajian. Perawat mengkaji tanda
vital kapan saja klien masuk ke bagian
 Intensitas bunyi yaitu ukuran perawatan kesehatan. Tanda vital
kuat/ lemahnya suara dimasukkan ke pengkajian fisik secara
 Kualitas yaitu warna nada/ menyeluruh atau diukur satu persatu
variasi suara. untuk mengkaji kondisi klien.
Penetapan data dasar dari tanda vital
 Suara tidak normal yang dapat selama pemeriksaan fisik rutin
diauskultasi pada nafas adalah : merupakan control terhadap kejadian
yang akan datang.
 Rales : suara yang dihasilkan
dari eksudat lengket saat Pemeriksaan tanda vital terdiri atas
saluran-saluran halus pernafasan pemeriksaan nadi, pernafasan, tekanan
mengembang pada inspirasi darah dan suhu. Pemeriksaan ini
(rales halus, sedang, kasar). merupakan bagian penting dalam
Misalnya pada klien pneumonia, menilai fisiologis dari sistem tubuh
TBC. secara keseluruhan

 Ronchi : nada rendah dan sangat 1. Pemeriksaan Nadi


kasar terdengar baik saat
inspirasi maupun saat ekspirasi. Denyut nadi merupakan denyutan atau
Ciri khas ronchi adalah akan dorongan yang dirasakan dari proses
hilang bila klien batuk. Misalnya pemompaan jantung. Setiap kali bilik
pada edema paru. kiri jantung menegang untuk
menyemprotkan darah ke aorta yang
 Wheezing : bunyi yang sudah penuh, maka dinding arteria
terdengar “ngiii….k”. bisa dalam sistem peredaran darah
dijumpai pada fase inspirasi mengembang atau mengembung untuk
maupun ekspirasi. Misalnya mengimbnagi bertambahnya tekanan.
pada bronchitis akut, asma. Mengembangnya aorta menghasilkan
gelombang di dinding aorta yang akan Jumlah tekanan darah yang normal
menimbulkan dorongan atau denyutan. berdasarkan usia seseorang adalah:

Tempat-tempat menghitung denyut nadi  Bayi usia di bawah 1


adalah: bulan : 85/15 mmHg

 Ateri radalis : Pada  Usia 1 – 6 bulan : 90/60


pergelangan tangan mmHg

 Arteri temporalis : Pada  Usia 6 – 12 bulan : 96/65


tulang pelipis mmHg

 Arteri carotis : Pada leher  Usia 4 – 6 tahun : 100/60


mmHg
 Arteri femoralis : Pada
lipatan paha  Usia 6 – 8 tahun : 105/60
mmHg
 Arteri dorsalis pedis : Pada
punggung kaki  Usia 8 – 10 tahun : 110/60
mmHg
 Arteri popliteal : pada
lipatan lutut  Usia 10 – 12 tahun : 115/60
mmHg
 Arteri bracialis : Pada
lipatan siku  Usia 12 – 14 tahun : 118/60
mmHg
 Jumlah denyut nadi yang
normal berdasarkan usia  Usia 14 – 16 tahun : 120/65
seseorang adalah: mmHg

 Bayi baru lahir : 110 – 180  Usia 16 tahun ke atas :


kali per menit 130/75 mmHg

 Dewasa : 60 – 100 kali per  Usia lanjut : 130-139/85-89


menit mmHg

 Usia Lanjut : 60 -70 kali 3. Pemeriksaan Pernafasan


per menit
Pemeriksaan Pernafasan merupakan
2. Pemeriksaan Tekanan Darah pemeriksaan yang dilakukan untuk
menilai proses pengambilan oksigen
Pemeriksaan tekanan darah dapat dan pengeluaran karbondioksida.
dilakukan. Beberapa langkah yang Pemeriksaan ini bertujuan untuk
dilakukan pada pemeriksaan tekanan menilai frekwensi, irama,
darah menggunakan sfigmomanometer kedalaman,dan tipe atau pola
air raksa. Tempat untuk mengukur pernafasan. Pernapasan adalah tanda
tekanan darah seseorang adalah : vital yang paling mudah di kaji namun
paling sering diukur secara mengatur pembuangan panasdan
sembarangan. Perawat tidak boleh hypotalamus bagian belakang mengatur
menaksir pernapasan. Pengukuran yang upaya penyimpanan panas.
akurat memerlukan observasi dan
palpasi gerakan dinding dada. Pemeriksaan suhu dapat dilakukan
melalui oral, rektal, dan aksila yang
Berikut adalah usia dan frekuensi per digunakan untuk menilai keseimbangan
menitnya : suhu tubuh serta membantu menentukan
diagnosis dini suatu penyakit.
Bayi baru lahir : 35-40
Tempat untuk mengukur suhu badan
Bayi (6 bulan) : 30-50 seseorang adalah:
Toodler : 25-32  Ketiak/ axilea, pada area ini
Anak-anak : 20-30 termometer didiamkan
sekitar 10 – 15 menit.
Remaja : 16-19
 Anus/ dubur/ rectal, pada
Dewasa : 12-20 area ini termometer
didiamkan sekitar 3 – 5
4. Pemeriksaan Suhu
menit.
Merupakan salah satu pemeriksaan
 Mulut/oral, pada area ini
yang digunakan untuk menilai kondisi
termometer didiamkan
metabolisme dalam tubuh, dimana
sekitar 2 – 3 menit
tubuh menghasilkan panas secara
kimiawi maupun metabolisme  Seseorang dikatakan
darah.Suhu dapat menjadi salah satu bersuhu tubuh normal, jika
tanda infeksi atau peradangan yakni suhu tubuhnya berada pada
demam (di atas > 37°C). Suhu yang 36ºC – 37,5ºC.
tinggi juga dapat disebabkan oleh
hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau E. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
hipotermia juga dinilai. Untuk Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien
pemeriksaan yang cepat, palpasi dengan perlu dipersiapkan sehingga
punggung tangan dapat dilakukan, kenyamanan tetap terjaga, misalnya
tetapi untuk pemeriksaan yang akurat pasien dianjurkan buang air kecil
harus dengan menggunakan terlebih dahulu. Jaga privasi pasien
termometer. Termometer yang dengan hanya membuka bagian yang
digunakan bisa berupa thermometer akan diperiksa, serta ajak teman ketiga
oral, thermometer rectal dan bila pemeriksa dan pasien berlainan
thermometer axilar. jenis kelamin. Beri tahu pasien tentang
Proses pengaturan suhu terletak tindakan yang akan dilakukan. Atur
pada hypotalamus dalam sistem saraf waktu seefisien mungkin sehingga
pusat. Bagian depan hypotalamus dapat pasien maupun pemeriksa tidak
kecapaian. Atur posisi pasien untuk Pengkajian telinga secara umum
mempermudah pemeriksaan. bertujuan untukmengetahui keadaan
teling luar, saluran telinga, gendang
1. Pemeriksaan Fisik Kepala telinga/membrane tipani, dan
Tujuan pengkajian kepala adalah pendengaran. Alta yang perlu disiapkan
mengetahui bentuk dan fungsi kepala. dalam pengkajian antara lain otoskop,
Pengkajian diawalai dengan inspeksi garpu tala dan arloji.
kemudian palpasi. 4.Pemeriksaan Fisik Dada
2. Pemeriksaan Fisik Mata Dada diinspeksi terutama postur,
Kelengkapan dan keluasan pengkajian bentuk, dan kesimetrisan ekspansi, serta
mata bergantung pada informasi yang keadaan kulit. Postur dapat bervariasi,
diperlukan. Secara umum tujuan misalnya pada pasien dengan masalah
pengkajian mata adalah mengetahui pernafasan kronis, klavikulanya menjadi
bentuk dan fungsi mata. elevasi. Bentuk dada berbeda antara
bayi dan orang dewasa. Dada bayi
Dalam inspeksi mata, bagian-bagian berbentuk melingkar dengan diameter
mata yang perlu diamati adalah bola dari depan ke belakang (antero-
mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera, posterior) sama dengan diameter
dan pupil. transversal.

a. Amati bola mata terhadap adanya 5.Pemeriksaan Fisik Abdomen


protrusi, gerakan mata, lapang pandang,
dan visus. Inspeksi dilakukan pertama kali untuk
mengetahui bentuk dan gerakan –
b. Amati kelopak mata, perhatikan gerakan abdomen.
bentuk dan setiap kelainan
Kesimpulan
c. Amati konjungtiva dan sclera
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan
Cara palpasi mata tubuh klien secara keseluruhan atau
Pada palpasi mata dikerjakan dengan hanya bagian tertentu yang dianggap
tujuan untuk mengetahui tekanan bola perlu, untuk memperoleh data yang
mata dan mengetahui adanya nyeri sistematif dan komprehensif,
tekan. Untuk mengukur tekanan bola memastikan/membuktikan hasil
mata secara lebih teliti, diperlukan alan anamnesa, menentukan masalah dan
tonometri yang memerlukan keahlian merencanakan tindakan keperawatan
khusus.Lakukan palpasi pada kedua yang tepat bagi klien.
mata. Bila tekanan bola mata meninggi, Pemeriksaan fisik mutlak dilakukan
mata teraba keras. pada setiap klien, tertama pada klien
3. Pemeriksaan Fisik Telinga yang baru masuk ke tempat pelayanan
kesehatan untuk di rawat, secara rutin
pada klien yang sedang di rawat, Alimul, A. (2010). Pengantar
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Pendidikan Keperawatan .
Jadi pemeriksaan fisik ini sangat
Jakarta: Sagung Seto.
penting dan harus di lakukan pada
kondisi tersebut, baik klien dalam
Barbara, K. (2010). Buku Ajar
keadaan sadar maupun tidak sadar.
Fundamental Keperawata :
Pemeriksaan fisik menjadi sangat
Konsep Proses Dan Praktik
penting karena sangat bermanfaat, baik
untuk untuk menegakkan diagnosa (7 Ed.). Jakarta: Egc.
keperawatan, memilih intervensi yang
tepat untuk proses keperawatan, Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku
maupun untuk mengevaluasi hasil dari Pemeriksaan Fisik dan
asuhan keperawatan.
Riwayat Kesehatan
Bates.Jakarta. EGC.

Saran Deswani. (2009). Proses Keperawatan


Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan Dan Berpikir Kritis .
dengan baik, maka perawat harus Jakarta: Salemba Medika.
memahami ilmu pemeriksaan fisik
dengan sempurna dan pemeriksaan fisik Doeges, & Dkk. (2014). Penerapan
ini harus dilakukan secara berurutan,
Proses Keperawatan Dan
sistematis, dan dilakukan dengan
prosedur yang benar. Diagnosis Keperawatan.
Jakarta: Egc.

Kasim, M., & Abdurrouf, M. (2016).


Referensi
Peningkatan Kualitas
Achmadi, L. D., Pondaag, L., &
Pelayanan Dan
Babakal, A. (2015).
Pendokumentasian Asuhan
Gambaran Tingkat
Keperawatan Dengan
Pengetahuan Perawat
Metode Tim. Nurseline
Dalam Penerapan Standar
Journal , 1 (1), 62-72.
Asuahan Keperawatan
Diruang Rawat Inap Interna Manalu, N.V . 2016. Pelaksanaan
Rsud Datoe Bhinangkang. Pemeriksaan Fisik Oleh
E-Journal Keperawatan (E- perawata di Rumah Sakit
Kp) , 3 (3). Advent Bandar Lampung.
Jurnal Skolastik Sumijatun. (2009). Konsep Dasar Dan
Keperawatan. Vol 2, No. 1 Aplikasi Pengambilan
Januari-Juni 2016 . ISSN: Keputusan Klinis. Jakarta:
2443-0935. E-ISSN: 2443- Trans Info Media.
1699
Wirdah, H., & Yusuf, M. (2016).
S. Suarli dan Yanyan Bahtiar. 2010. Penerapan Asuhan
Manajemen Keperawatan. Keperawatan Oleh Perawat
Jakarta : Erlangga Medical
Pelaksana Di Rumah Sakit
Series. Trikaloka H. Putrid an Achmad Banda Aceh. 1-6.
Fanani. 2010. Etika dan
Profesi Keperawatan. Zaidin, A. (2009). Dasar-Dasar
Yogyakarta : Citra Pustaka.
Keperawatan Profesional .
Setiawan, & Rutami. (2012). Jakarta: Widya Medika.
Pelaksanaan Proses
Pengkajian Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap Rsud
Adam Malik Medan. 52-57.

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi


Proses Keperawatan.
Jember University Press.

Simamora, R. H. (2010). Komunikasi


Dalam Keperawatan.
Jember University Press.

Simamora, R. H. (2008). Peran Manajer


Dalam Pembinaan Etika
Perawat Pelaksana Dalam
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Asuhan
Keperawatan. IKESMA , 2
(4).

Anda mungkin juga menyukai