I/O system merupakan bagian PLC yang berfungsi sebagai antarmuka dengan dunia luar atau perangkat
input/output (I/O). I/O system terdiri dari rack dan I/O module. I/O PLC dikelompokkan menjadi 2 jenis, yakni
diskrit dan analog.
Input diskrit berfungsi untuk menyampaikan sinyal informasi logika atau data biner, yakni logika 1 dan logika 0 dari
perangkat input. Contoh perangkat input diskrit adalah sensor, switch atau sakelar, dan push button.
Sedangkan input analog memberi sinyal informasi yang kontinu dan bervariasi (dapat diubah-ubah nilainya).
Biasanya sinyal tersebut berupa tegangan 1-10 Vdc, arus 0-20 mA, atau arus 5-12 mA. Sebagai contoh perangkat
uang terkoneksi dengan input analog adalah sebuah transmitter masukkan pengukur level cairan.
Output diskrit bekerja menghasilkan sinyal biner ON-OFF. Lampu, solenoid, dan kontaktor koil merupakan
contoh-contoh perangkat output yang terkoneksi dengan output diskrit. Output analog mengirimkan sinyal kontinu
dan bervariasi dalam kisaran 0-10 V dc. Transduser arus ke peneumatik dan analog meter merupakan perangkat
output yang terkoneksi dengan output analog.
No comments: Links to this post
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: omron, plc
MENGAPA PLC DIPILIH SEBAGAI PENGENDALI?
Di dunia industri yang serba kompetitif pada dewasa ini, efisiensi produksi secara umum merupakan kunci
sebuah kesuksesan. Programmable controller merupakan sebuah faktor kunci dalam efisiensi produksi di industri.
Dalam sistem produksi yang fleksibel, programmable controller merupakan jawabannya. Sistem ini meliputi
peralatan otomatis seperti nonconection machine, robot-robot industri, transportasi otomatis dan sistem produksi
otomasi.
PLC merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi dalam industri, untuk memonitor proses, dan untuk
menggantikan hard wiring control dan memiliki bahasa pemrograman sendiri. Akan tetapi PLC tidak sama akan
personal computer karena PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan oleh teknisi dan ahli listrik di industri yang
tidak harus mempunyai skill elektronika yang tinggi dan memberikan fleksibilitas kontrol berdasarkan eksekusi
instruksi logika. Karena itulah PLC semakin hari semakin berkembang baik dari segi jumlah input dan output,
jumlah
memory yang tersedia, kecepatan, komunikasi antar PLC dan cara atau teknik pemrograman. Hampir segala
macam proses produksi di bidang industri dapat diotomasi dengan menggunakan PLC. Kecepatan dan akurasi dari
operasi bisa meningkat jauh lebih baik menggunakan sistem kontrol ini. Keunggulan dari PLC adalah
kemampuannya untuk mengubah dan meniru proses operasi di saat yang bersamaan dengan komunikasi dan
pengumpulan informasi-informasi vital.
Dari berbagai kelebihan diatas PLC juga memiliki kekurangan antara lain yang sering disoroti adalah bahwa
untuk memrogram suatu PLC dibutuhkan seseorang yang ahli dan sangat mengerti dengan apa yang dibutuhkan
pabrik dan mengerti tentang keamanan atau safety yang harus dipenuhi. Sementara itu orang yang terlatih seperti
itu cukup jarang dan pada pemrogramannya harus dilakukan langsung ke tempat dimanaserver yang terhubung ke
PLC berada, sementara itu tidak jarang letak main computer itu di tempat-tempat yang berbahaya. Oleh karena itu
diperlukan suatu perangkat yang mampu mengamati, meng-edit serta menjalankan program dari jarak jauh.
No comments: Links to this post
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: omron, plc
Pada dasarnya, tingkat pemahaman pemakai PLC ditentukan oleh seberapa banyak instruksi yang telah
dipahaminya. Oleh karena itu, untuk pemula berikut ini hanya dijelaskan beberapa instruksi saja.
Untuk pendalaman lebih lanjut dapat mempelajari manual pemrograman yang diterbitkan oleh pemilik
merk PLC.
No comments: Links to this post
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: console, omron, plc, program
Ladder vs mnemonics
Program PLC dapat dibuat dengan menggunakan beberapa cara yang disebut bahasa pemrograman.
Bentuk program berbeda-beda sesuai dengan bahasa pemrograman yang digunakan. Bahasa
pemrograman tersebut antara lain: diagram ladder, kode mneumonik, diagram blok fungsi, dan teks
terstruktur. Beberapa merk PLC hanya mengembangkan program diagram ladder dan kode mneumonik.
Diagram Ladder Diagram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut bus
bar, dengan garis bercabang ke kanan yang disebut rung. Sepanjang garis instruksi, ditempatkan
kontak-kontak yang mengendalikan/mengkondisikan instruksi lain di sebelah kanan. Kombinasi logika
kontak-kontak ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi di sebelah kanan dieksekusi.
Contoh diagram ladder ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Terlihat dari gambar di atas bahwa garis instruksi dapat bercabang kemudian menyatu kembali.
Sepasang garus vertikal disebut kontak (kondisi). Ada dua kontak, yaitu kontak NO (Normally Open)
yang digambar tanpa garis diagonal dan kontak NC (Normally Closed) yang digambar dengan garis
diagonal. Angka di atas kontak menunjukkan bit operand.
Kode Mnemonik Kode mneumonics (Instruction list) memberikan informasi yang sama persis seperti
halnya diagram ladder. Sesungguhnya, program yang disimpah di dalam memori PLC dalam bentuk
mneumonik, bahkan meskipun program dibuat dalam bentuk diagram ladder. Oleh karena itu,
memahami kode mneumonik itu sangat penting. Berikut ini contoh program mnemonik:
nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data yang digunakan untuk suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan
sebagai konstanta yang menyatakan nilai angka nyata atau merupakan alamat data dalam memori.
No comments: Links to this post
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: plc
Ladder- Start-Stop motor induksi
Deskripsi:
Berikut ini adalah contoh aplikasi PLC untuk start-stop motor induksi.
Ladder Diagram:
referensi: omron(1999) beginer guide
Contoh:
No comments: Links to this post
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: ladder, omron, plc, timer
Mengecekan koneksi I/O PLC - Force SET
Pengecekan koneksi I/O PLC adalah dilakukan untuk memastikan hubungan pengawatan
antara PLC dengan peralatan-peralatan I/O telah tesambung dengan benar.
Pengecekan input
Dapat dilakukan dengan mengONkan toggle switch (input yang sesuai) dengan alamat yang
sesuai untuk masing-masing channel input pada PLC. Jika lampu input PLC yang bersesuaian
menyala, maka peralatan input telah tersambung dengan benar.
Pengecekan output (omron, 1999)
A. MODE SWICTH
Console memiliki 3 pilihan mode, yakni:
Console PLC OMRON
PROGRAM
Pada mode ini kita dapat memprogram (menuliskan intruksi/ladder) pada memori PLC.
RUN
Mode ini dipilih saat ingin menjalankan ladder/ instruksi yang telah diprogram. Ketika selector
switch menunjuk mode RUN, ladder/instruksi yang telah diprogram secara otomatis akan didownload
oleh PLC.
MONITOR
Mode MONITOR digunakan untuk memonitor instruksi/ladder yang telah diprogram.
Mode operasi
B. LCD Display
Selain memiliki mode selector, pada console juga terdapat LCD display. LCD display berfungsi
menampilkan program pada console. Tampilan awal dari LCD display console OMRON diperlihatkan
pada Gambar dibawah ini!
LCD Console PLC OMRON
C. Keys
Tombol-tombol kunci (keys) (Gambar 4-3) pada console terdiri atas 4 (empat) kelompok, yakni:
Command key
Tombol – tombol yang termasuk kelompok command key berfungsi untuk memprogram ladder diagram
PLC.
Berikut ini adalah tombol-tombol yang termasuk ke dalam kelompok command key pada console PLC
OMRON.
FUN berfungsi untuk memilih fungsi tertentu. Tombol ini dipakai untuk intsruksi – intsruksi khusus.
Intruksi khusus tersebut diprogram dengan menekan tombol FUN dan tombol numerik yang sesuai.
Daftar Instruksi-intruksi khusus dapat dilihat pada Apendik A.
SFT untuk menuliskan instruksi SHIFT REGISTER.
NOT untuk menuliskan instruksi NOT.
AND untuk menuliskan instruksi AND.
CNT untuk menuliskan instruksi COUNTER. COUNTER harus diisi dengan data (value).
LD untuk menuliskan instruksi LOAD.
OUT untuk menuliskan instruksi OUTPUT.
TIM untuk menuliskan instruksi TIMER. TIMER harus diisi dengan data (value).
TR untuk menuliskan instruksi memori rele sementara
(temporary memory relay).
LR untuk menuliskan instruksi rele penghubung (link relay).
HR untuk menuliskan instruksi rele penahan (holding relay)
DM untuk menuliskan instruksi data memory.
CH memilih channel.
CONT untuk mencari kontak pada ladder program (rung).
Operation key
Tombol –tombol ini digunakan untuk mengesekusi intruksi ladder yang telah ditulis dengan
tombol command. Berikut ini adalah tombl-tombol operation key yang disediakan pada console PLC
OMRON.
Numerical key
Tombol-tombol ini terdiri atas angka numerik dari 0 sampai dengan 9. Numerical key berguna untuk
mengisi nomor alamat dari mnemonic-mnemonic pada ladder program.
CLR key
Tombol CLR berfungsi untuk menghapus tampilan pada display console. Tombol ini dipakai bersama
dengan tombol MONTR seperti contoh:
No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: console, cpm1A, plc
Pengawatan PLC OMRON CPM1A-10 CDR
Pengawatan PLC OMRON CPM1A-10 CDR dilakukan pada terminal input dan terminal output yang
diperlukan. Masing masing peralatan I/O yang diperlukan, termasuk juga catu daya AC 220 V 50
Hz dari MCB 1 fasa dihubungkan ke terminal I/O PLC yang sesuai dengan perancangan. Gambar adan
Gambar b Berikut ini adalah contoh pengawatan I/O pada PLC OMRON CPM1A-10 CDR.
No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: cpm1A, pengawatan, plc, wiring
Tips membaca Label pada PLC
PLC OMRON tipe CPM 1A 10 CDR merupakan salah satu jenis PLC standar yang biasa
dipergunakan sebagai trainer. Gambar berikut ini memperlihatkan sebuah unit PLC dengan
label OMRON CPM 1A-10 CDR-A.
PLC OMRON tipe CPM1A dengan kapasitas 10 buah port I/O (6 buah port input dan 4 buah
port output), jenis output berupa rele, dan bekerja pada masukan AC.
Terminal masukan 220 Vac. Terdiri dari dua buah terminal yang diberi nama L1 dan L2.
Tegangan masukan PLC tipe ini berkisar 220 Vac sampai dengan 240Vac. Biasanya sebagai
pengaman dipasang MCB dan fuse (sekering) pada terminal L1-L2.
GND (Ground) dan PE (Protective Earth). Kedua terminal ini merupakan terminal tambahan
yang berguna untuk safety (keamanan) bagi para pengguna PLC dari kemungkinan terjadinya
sengatan listrik maupun gejala induksi pada power supplynya.
Indikator Input. Pada PLC OMRON CPM1A-10 CDR-A indikator tersebut berupa lampu led
sejumlah 6 buah dengan setiap lampu LED mengacu pada alamat input tertentu. Misalkan,
Lampu LED 00 pada indikator input akan menyala bila ada sinyal input dari alamat 00. Akan
tetapi bila terjadi kesalahan (error) seperti:
CPU error atau bus I/O error : Indikator input akan dimatikan secara otomatis.
Memory error: sttus indikator input akan tetap dipertahankan meskipun terjadi perubahan
pada sinyal input.
Indikator Output. Serupa dengan indikator input, indikator output juga berupa lampu LED.
Indikator output berjumlah 4 buah dengan setiap lampu LED mengacu pada alamat output
tertentu. Misalkan, Lampu LED 00 pada indikator output akan menyala bila ada sinyal output
dari alamat 00.
PLC Status Indikator. Indikator tersebut berfungsi memonitor status PLC. Indikator ini
berjumlah 4 buah, yaitu:
PWR (LED berwarna hijau) berfungsi untuk mengindikasi adanya supply daya ke PLC
RUN (LED berwarna hijau). Bila indikator tersebut menyala (ON) maka PLC sedang berada
pada mode RUN atau mode MONITOR. Bila indikator tersebut OFF berarti PLC berada pada
mode PROGRAM atau terjadi error
COMM (LED berwarna orange) mengindikasi adanya proses pentranferan data antara PLC
dengan programming terminal (console atau PC) melalui konektor RS232C.
ERR/ALM (LED berwarna merah). Sedangkan jika indikator tersebut berkedip (flashing), maka
PLC bekerja dengan normal.
RS232C connector berfungsi sebagai penghubung antara PLC dengan console atau Personal
Computer (PC).
No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: cpm1A, label, omron, plc
Perangkat I/O
Gambar berikut memperlihatkan beberapa jenis peralatan – peralatan input yang digunakan pada
sistem kendali otomatis berbasis PLC. Peralatan – peralatan input tersebut antara lain:
Limit switch (saklar pembatas), timer (pewaktu), photoelectric switch (saklar fotoelektrik), encoder,
proximity switch, toggle switch (saklar toggle), push button (tombol tekan). Masing-masing peralatan
input tersebut dapat menghasilkan sinyal-sinyal input yang dinginkan dalam membuat suatu sistem
kendali otomatis berbasis PLC.
Sedangkan untuk peralatan – peralatan output diilustrasikan dalam Gambar berikut ini.
Peralatan output (omron, 1999)
Peralatan – peralatan output tersebut antara lain, motor listrik, heater (pemanas), solenoid,
lampu, led display, motor starter.
No comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: cpm1A, I/O, omron, plc
Arsitektur PLC
Setiap unit PLC seperti dalam blok diagram Gambar 2-3 tersusun atas beberapa elemen penting, yaitu:
(1) CPU (central processing Unit). CPU berfungsi seperti layaknya otak pada manusia, yakni mengatur
proses logika program yang disimpan di memory PLC.
(2) I/O Interface. Bagian ini berfungsi sebagai antarmuka (interface) dengan peralatan input (contoh:limit
switch, push button) maupun pelaratan output (contoh: lampu indikator, buzzer, horn, dan motor
listrik).
(3) Memory. Memori PLC berfungsi sebagai tempat menyimpan data – data logika yang dibutuhkan saat
menjalankan PLC. Memory PLC dapat ditulis ulang atau dihapus sesuai kebutuhan pemakai (user).
(4) Programming terminal. Programming Terminal PLC digunakan untuk memasukkan program ke CPU PLC.
Programming terminal dapat berupa console atau Personal Computer (PC).
(5) Power Supply. Power supply berfungsi untuk mensupply daya listrik ke hardware PLC.
Block diagram PLC
Sebagai contoh modul trainer PLC diperlihatkan pada Gambar 2-4. PLC yang digunakan adalah jenis
OMRON CPM1A 10 CDR dengan spesifikasi sebagai berikut: