KELAS : X – UPW
NO. ABSEN : 27
Mari Konversi!
KUHP DALAM ANEKDOT
Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah
hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja. Saat sesi tanya-jawab tiba.
Ali : (Ali mengacungkan jari telunjuknya) “Pak, apa kepanjangan dari
KUHP?” Pak Dosen : “O, ya. Pertanyaan yang bagus. Siapa yang tahu
kepanjangan KUHP?”(sambil melemparkan pandang ke semua mahasiswa).
Terlihat Ahmad sedang sibuk dengan HP barunya. Pak Dosen : “Nah,
Ahmad, coba kamu jawab apa kepanjangan dari KUHP?” Ahmad : “Apa,
Pak? Kepanjangan KUHP, Pak? Ehm..” (berpikir sejenak) “Kasih Uang Habis
Perkara” Mahasiswa lain tertawa, sedangkan Pak Dosen hanya menggeleng-
gelengkan kepala. Pak Dosen : “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu
jawaban itu?” Ahmad : “Peribahasa Inggris yang mengatakan pengalaman
adalah guru yang terbaik, Pak” Mahasiswa tercengang, berpandang-
pandangan, kemudian tertawa terbahak-bahak.
1. Kalimat pengandaian;
2. kalimat perbandingan; dan
3. antonim.
Teks anekdot di atas menyindir pejabat yang berbicara tentang sesuatu yang
baik dan besar, tapi lupa dengan hal-hal buruk terdekat dari mereka. Teks
anekdot di atas menyindirnya dengan menggunakan antonim
kata umum dan khusus. Kalian dapat mengamatinya pada kalimat terakhir,
yaitu “Tidak apa apa Pak, pandangan Bapak, kan, menjangkau khalayak luas
dan umum, saya ngurusi yang khusus ini.”
Antonim dalam kalimat tersebut adalah luas/umum >< khusus. Antonim adalah
kata-kata yang berlawanan maknanya atau berpasangan. Dalam teks anekdot,
antonim digunakan untuk menyindir secara halus dan mengutarakan sebuah
kenyataan yang seharusnya berlawanan.
Teks 2
Paru – Paru Dunia
Indonesia adalah salah satu paru-paru dunia, bukan? Saya rasa dunia harus
segera membawanya ke rumah sakit karena saat ini kabut asap sudah
membuat paru-paru dunia sakit. Saya khawatir nanti, seandainya paru-paru
sudah semakin parah, dunia pun bisa jadi di ICU-kan.
MARI KITA ULAS!
Teks kedua merupakan teks anekdot berupa monolog. Dalam teks tersebut,
sindiran dilakukan pada dunia yang berlaku acuh tak acuh terhadap musibah
asap yang terjadi di Indonesia. Sindiran ini disampaikan melalui kalimat
pengandaian. Kalian perhatikan kalimat “Saya khawatir nanti, seandainya
paru-paru sudah semakin parah, dunia pun bisa jadi di ICU-kan.” Teks tersebut
membuat pengandaian Indonesia sebagai paru-paru. Dalam pengandaian ini,
kita harus jeli memandang persamaan dari peristiwa sosial yang diceritakan
dan karakter orang yang diceritakan dengan benda yang akan kita jadikan
pengandaian. Dalam teks anekdot, pengandaian bisa terlihat dari pemarkah
kata hubung pengandaian. Kata hubung ini adalah umpama, andaikan,
atau seandainya.