Anda di halaman 1dari 13

Angiospermae kelas monocotyledoneae

1. Bunga Canna/ Bunga Tasbih

Morfologi tanaman kana

Tanaman yang tergolong sebagai anggota famili Cannaceae memiliki karakter morfologi, yaitu
merupakan tanaman herba tegak menahun (perennial). Batang simpodial dan tidak berambut.
Memiliki rimpang (rhizoma) yang cukup tebal dan tumbuh mendatar di bawah permukaan tanah,
namun hanya pada spesies tertentu yang dibudidayakan sebagai tanaman pangan saja sementara
beberapa spesies lain, terutama spesies kana yang hidup di daerah kaya air hanya memiliki
rimpang yang kurus atau tidak terlalu tebal. Daun tanaman kana berukuran cukup lebar dan
terlihat menyerupai daun pisang (banana-like), terdiri atas pelepah (upih daun), tangkai daun,
dan pada helaian daun terdapat venasi (pertulangan daun) menyirip-sejajar (Simpson, 2006).
Sebagian besar daun terletak berjejal pada pangkal dengan pelepah yang memeluk batang. Daun
pada tanaman kana juga memiliki beragam warna, selain berwarna hijau polos (tanpa corak),
terkadang juga terdapat kombinasi beberapa warna yang membentuk corak seperti belangbelang
atau bercak. Secara umum, organ tanaman kana ditampilkan dalam Gambar 2.3. Tanaman kana
memiliki jenis bunga majemuk tak berbatas dengan tipe bunga bulir (spica) atau tandan
(racemus). Bunga memiliki warna yang mencolok, bersifat biseksual, dan asimetris. Perhiasan
bunga bersifat bisseriat, homochlamydeous, 3+3, dan apotepalous. Bunga ini memiliki 1 stamen
fertil dan 4-5 stamen steril (staminodea) yang berukuran besar, menyerupai mahkota bunga, dan
mengelilingi stamen fertil. Kepala sari (anthera) berbentuk longitudinal, bersifat bisporangiat dan
monothecal. Gynoecium (alat kelamin betina) bersifat sinkarp (syncarpous), bakal buah bersifat
tenggelam, terdiri atas 3 daun buah dan 3 ruang bakal buah. Tangkai putik (stylus) bersifat
terminalis dan berbentuk helaian (laminar). Beberapa spesies tanaman kana memiliki bunga yang
bercorak berupa bercak, bintik, atau kadang bergaris. Buah berjenis buah kotak terpisahdalam
ruang oleh 3 katup, membuka dengan pecah dan berbiji keras dalam jumlah banyak. Secara
umum, tanaman kana memiliki rumus bunga sebagai berikut: ↑ P3+3 A1 [petaloid dan
monothecal] + 1- 4 petaloid staminodea G ( 3 ) yang disajikan dalam diagram bunga kana
Bagian Bagian Bunga Canna

Bentuk Sistematis Bunga Canna


Diagram Bunga Canna
2. Bunga Musa

A. Klasifikasi Pisang Kepok

Klasifikasi pisang kepok menurut Tjitrosoepomo (1991) adalah sebagai berikut.

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Bangsa : Zingiberales

Suku : Musaceae

Marga : Musa

Jenis : Musa paradisiaca L.

Pisang termasuk ke dalam genus Musa, genus Musa merupakan salah satu dari 2 genera
(Musa dan Ensete) yang termasuk dalam famili Musaceae. Genus Musa terbagi menjadi
empat golongan, yaitu Rhodochlamys, Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Buah pisang
yang dapat dikonsumsi sebagian besar termasuk ke dalam golongan Eumusa, yaitu Musa
acuminata dan Musa balbisiana contohnya seperti Pisang kepok (Tjitrosoepomo, 2000). 10

B. Morfologi Pisang Kepok

Jenis-jenis pisang yang ada saat ini memiliki perbedaan morfologi sehingga memberikan
variasi pada kultivar-kultivarnya. Variasi morfologi pisang dapat dilihat dari buah, daun,
bunga, batang dan lainnya
Bagian-bagian pisang secara morfologis sebagai berikut:

1. Akar

Sistem perakaran pada tanaman pisang yaitu keluar dan tumbuh dari bonggol (corm) bagian
samping dan bagian bawah serta berakar serabut. Pertumbuhan akar pada umumnya menuju
arah samping dibawah permukaan tanah dan mengarah ke dalam mencapai 4-5 meter.
Panjang akar yang muncul dari umbi sekita 50-100 cm

2. Batang

Batang pisang dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang asli atau disebut juga bonggol
dan batang semu atau batang palsu . Bonggol berada di pangkal batang semu dan dibawah
permukaan tanah serta memiliki mata tunas dan menghasilkan rhizome pendek dan akar
anakan dekat pohon induk. Tinggi batang semu mencapai 2-8 meter tergantung variasi dan
kondisi, tersusun atas pelepah-pelepah daun yang saling tumpang tindih dengan daun baru,
diameter sekitar 48 cm dan ketebalan mencapai 20- 50 cm

3. Daun

Umumnya daun pisang berbentuk panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak sama, bagian
ujung daun tumpul dan tepinya tersusun rata. Letak daun terpencar dan tersusun dalam
tangkai yang berukuran relatif panjang dengan helai daun yang mudah robek. Daun pisang
yang sudah dewasa terdiri atas upih daun (leaf sheath), tangkai daun (petiole), dan helai daun
(leaf blade). Daun berkembang dari bagian tengah batang palsu dalam bentuk silindris

4. Bunga

Bunga pisang atau jantung pisang keluar dari ujung batang. Bunga tersusun atas daun-daun
pelindung yang saling menutupi yang disebut dengan braktea. Bunga pisang termasuk
kedalam bunga berumah satu. Bunga betina terletak dibagian pangkal, sementara itu bunga
jantan berada ditengah (Suyanti dan Ahmad, 2008). Ovarium pada bunga betina akan
berkembang menjadi buah secara normal, sedangkan bunga jantan yang berada diujung
tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh braktea

5. Buah

Buah pisang pada umunya tidak berbiji atau partenokarpi. Buah pisang tersusun pada tandan,
setiap tandanya terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdiri dari 6-22 buah pisang
tergantung pada varietasnya (Rukmana, 1999). Ukuran buah pisang sangat bervariasi,
panjangnya antara 10-18 cm dengan diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Daging buah tebal dan
lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika sudah tua akan berubah
berwarna kuning dan memiliki struktur yang tebal maupun tipis tergantung pada varietasnya

3. Bunga Anggrek

Anggrek Dendrobium termasuk tanaman dan keluarga Orchidaceae. Tanaman berbunga indah,
ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk di Indonesia. Kontribusi anggrek Indonesia dalam
khasanah anggrek dunia cukup besar. Dan 20.000 spesies anggrek yang terbesar di seluruh dunia,
6.000 diantaranya berada di hutan- hutan Indonesia. Menurut Dressier dan Dodson (2000) dalam
Widiastoety, dkk. (2010), kiasiflkasi anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Orchidales

Famili : Orchidaceae

Subfamili : Epidendroideae

Suku : Epidendreae

Subsuku : Dendrobiinae
Genus : Dendrobium

Spesies : D. macrophyllum, D. canaliculatum, D. lineale, D. bifalce, D. Secundum.

Stuktur tanaman anggrek terdiri dari akar, batang, daun dan bunga. Sifat-sifat khas tanaman dari
family Orchidaceae terlihat pada karakter akar , batang, daun, bunga, buah dan bijinya.

A. Bunga

Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki keragaman warna dan bentuk
bunga . meski demikian anggrek memiliki struktur bunga yang sama dan khas

Bunga anggrek terdiri dari :

1. Kelopak (sepal)

2. Mahkota (petal)

3. Lidah (Labelum)

4. Bakal buah, dibentuk oleh penyatuan putik dan benangsari

Struktur Bunga Anggrek


4. Bunga Padi

Berdasarkan literatur Grist (1960), padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan kedalam

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae,

Ordo : Poales,

Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Species : Oryza sativa L.

Morfologi Tanaman Padi

Akar

Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan
zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi
dapat dibedakan atas :

1. Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang
berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke
arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh
ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
2. Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut
akan tumbuh.
3. Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar
serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini
penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya
berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
4. Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar
tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang
dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka
akar-akar dangkal mudah berkembang

Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama,
kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan
seterusnya sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.Tunas-
tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas
orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang
terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya
tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam
kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua.

Daun

Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik
bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga
daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain.
Adapun bagian-bagian daun padi adalah :

1. Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti
pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
2. Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah
daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan
hal ini selalu terjadi.
3. Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang
lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya
melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara
batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi
penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.

Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Koleopti lkeluar dari
benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. koleoptil baru membuka,
kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak
yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera
merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari
pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun padi mula-mula
berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar
bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu
dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan
muncul daun baru lainnya.
Bunga.

Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-
bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah
ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam
dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah biasanya
panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu
malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari
30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah
cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-
120 bunga (Aak, 1992).

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis
dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis,
kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,
dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau
ungu (DepartemenPertanian, 1983).

Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:


1. kepala sari
2. tangkai sari,
3. palea (belahan yang besar),
4. lemma (belahan yang kecil),
5. kepala putik,
6. tangkai bunga.

Buah

Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan
buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan
pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah
(Departemen Pertanian, 1983).

Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang
semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan
palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu
terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di
dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri
dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).

Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi
pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh
masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun
mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad
imengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma
dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari
bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan
pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung
sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali.   Dengan
berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan.
Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm
adalahpenting sebagai sumbercadangan makanan bagitanaman yang baru tumbuh

Anda mungkin juga menyukai