Anda di halaman 1dari 9

Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENGENAI STUNTING


DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA TIGA, SUSUT, BANGLI

Luh Dila Ayu Paramita1, Ni Luh Putu Shinta Devi2, Putu Oka Yuli Nurhesti3
1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana; 2,3 Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
Alamat korespondensi: dilaayuparamita98@gmail.com

ABSTRAK
Stunting ialah permasalahan global yang masih belum ditanggulangi paling utama di Indonesia
dengan prevalensi stunting yang lumayan besar dibanding Negeri menengah yang lain. Stunting
pada balita akan berdampak buruk jika tidak ditanggulangi segera. Kondisi kesehatan ibu
berpengaruh terhadap kesehatan anak. Perilaku dalam menjaga kesehatan balita bisa dipengaruhi
dari pemahanan dan pendirian ibu. Studi ini bermaksud untuk memahami kaitan pemahaman dan
pendirian ibu mengenai stunting pada kasus Stunting di Dusun Tiga, Susut, Bangli. Rancangan
deskriptif korelasi dipakai pada studi ini oleh ancangan cross sectional. Partisipan studi diambil di
Desa Tiga, Susut, Bangli ditentukan menggunakan metode sampling acak sederhana kemudian
mendapat partisipan berjumlah 107. Studi ini memperoleh sebanyak 77 orang (72%) anak
mengalami stunting. Mayoritas pengetahuan ibu buruk sebanyak 67 (62,6%) dan sikap ibu baik
sejumlah 78 (72,9%). Hasil analisis menemukan bahwa ada kaitan lemah serta berpola negatif antara
pengetahuan dan sikap ibu mengenai stunting pada kasus stunting beserta skala signifikansi (p)
pengetahuan yaitu 0,038 juga sikap yaitu 0,011. Koefisien korelasi (r) pengetahuan yaitu -0,201 dan
sikap yaitu -0,245. Hal ini menunjukkan semakin tinggi pengetahuan dan sikap ibu mengenai
stunting maka semakin rendah angka kejadian stunting di Desa Tiga, Susut, Bangli. Diharapkan
kepada pihak. Puskesmas agar menunjang tugasnya untuk mengadakan peninjauan serta menyusun
program kesehatan khususnya terkait penanggulangan stunting.

Kata kunci: Ibu, Pengetahuan, Sikap, Stunting

ABSTRACT
Stunting is one of global health problem which is not yet could be prevented especially in Indonesia
where the stunting prevalention considered higher than other developing countries. Stunting on
infants will bring negative impact if not countermeasured immediately. Fundamentally, life
sustainability and health condition of an infant depend on the health condition of the mother.
Mother's knowledge and attitude influence on how she takes care of her infants. This study aimed
to find the relation of knowledge and attitude toward stunting with the occurance of stunting at Tiga
Village, Susut, Bangli. This study used the descriptive correlational with cross sectional approach
method. Samples were taken from Tiga Village, Susut, Bangli using simple random sampling
method with the result that 107 samples. Based on the results of this study there were 77 infants
(72%) who suffered from stunting. Mostly, the mothers were categorized as poor knowledge which
was consisted of 67 mothers (62,2%). However, the attitudes were categorized as good which
consisted of 78 mothers (72,9%). The further analysis found that there were weak relation and
negative pattern between mother's knowledge and attitude toward stunting with stunting occurences.
The significance value (p) of knowledge was 0.038 and of attitude was 0.011. Its expected the local
health authorities (puskesmas) could increase their role in assessing and planning the health
programs, especially to stunting prevention.

Keywords: Attitude, Knowledge, Mother, Stunting

323

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENDAHULUAN infeksi. Sedangkan akibat


Stunting ialah permasalahan berkelanjutan dapat meliputi bentuk
global yang masih belum badan kurang sempurna pada usia
ditanggulangi paling utama di matang (lebih pendek daripada
Indonesia dengan prevalensi stunting umumnya), aktivitas/kemampuan
yang lumayan besar dibanding Negeri kurang maksimal, penyakit
menengah yang lain. Stunting degenaratif akan menjadi risiko tinggi
merupakan keadaan gagal serta saat usia tua akan keterbatasan
berkembang yang terjadi pada bayi (Anugraheni & Kartasurya, 2012;
(Kemenkes, RI, 2018). Seorang balita Kemenkes, RI, 2018).
dikatakan mengalami stunting ketika Stunting bisa diakibatkan oleh
memiliki postur tubuh berdasarkan sebagian aspek semacam konsumsi
usia kurang dari/ berada dibawah gizi yang kurang sejak dalam
standar baku World Health kandungan sampai usia 2 tahun atau
Organization (-2 standar deviasi (SD) 1000 hari pertama kelahiran, adanya
(Stunted)) (Kemenkes, RI, 2018; infeksi yang berulang serta berat
WHO, 2020). badan lahir rendah (Aridiyah,
Bersumber pada penemuan Rohmawati, & Ririanty, 2015).
2018, angka stunting Indonesia Rahayu dkk., (2019) menyebutkan,
30,86%, sedangkan Provinsi Bali faktor lain yang menyebabkan
mencapai sebesar 21,9%. Data stunting meliputi kehamilan remaja,
tersebut menunjukkan bahwa saat ini jarak kelahiran terlalu dekat, dan
posisi status gizi balita masih hipertensi. Pelayanan kesehatan
termasuk rendah dalam kesehatan kurang dijangkau juga kebersihan
masyarakat. Kabupaten Bangli ialah dapat berkaitan dengan kondisi
kabupaten di Bali angka stunting kesehatan anak (Rahfiludin, 2019).
tinggi. Survei yang dilakukan oleh Diantara komponen yang
Kementerian Kesehatan bekerjasama mempengaruhi insiden stunting,
dengan Dinas Kesehatan Bangli pada pengetahuan ibu disebutkan memiliki
tahun 2018 menemukan bahwa peranan besar terhadap terjadinya
terdapat 28% balita dari beberapa gangguan pertumbuhan pada anak.
Desa di Bangli mengalami stunting. Pemahaman maupun perilaku gizi ibu
Salah satu Desa di Bangli yang tidak cukup dapat membuat keadaan
termasuk lokasi khusus pencegahan gizi anaknya serta sulit memilah
stunting yaitu Desa Tiga dengan konsumsi baik bagi anak (Olsa,
persentase stunting sebanyak 20,1% Sulastri, & Anas, 2017; Septamarini,
(Kemenkes, RI, 2018). Widyastuti, & Purwanti, 2019).
Stunting pada balita akan Penelitian di Semarang oleh
berdampak buruk apabila tidak Margawati dan Astuti, (2018)
ditanggulangi segera. Beberapa membuktikan mayoritas ibu memiliki
dampak jangka pendek yang dapat pengetahuan yang rendah dan
ditimbulkan akibat stunting meliputi persepsi yang salah tentang stunting.
kenaikan angka kesakitan serta Ketidakpahaman orang tua/ ibu
kematian, perkembangan pada balita mengenai stunting jelas berkaitan
tidak optimal, penurunan fungsi dengan usaha ibu dalam menangani
kognitif (kecerdasan), penurunan stunting tersebut (Septamarini dkk.,
fungsi kekebalan tubuh, obesitas serta 2019).
lebih rentan terhadap penyakit

324

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Tugas orang tua khususnya menandatangani inform consent


ibu sungguh dibutuhkan saat termasuk ke dalam partisipan
pemberian konsumsi dalam penelitian.
membantu memantau pertumbuhan Kuesioner pengetahuan dan
dan perkembangan sehingga sikap ibu mengenai stunting
dibutuhkan pemahaman gizi supaya digunakan sebagai alat pengumpul
bisa menyajikan makanan sebanding data yang dikumpulkan pada 27 April
(Mayasari & Indriyani, 2018). sampai dengan 12 Mei 2020. Skala
Mulanya, kehidupan serta kebugaran guttman (benar dan salah) digunakan
anak tidak bisa dijauhkan dengan untuk kuesioner pengetahuan stunting
kebugaran ibu yang dikaitkan oleh pada ibu dan skala likert empat poin
pengetahuan gizi ibu (Margawati & (sangat setuju sampai sangat tidak
Astuti, 2018). setuju) digunakan untuk aspek sikap
Hasil studi pendahuluan pada terhadap stunting pada ibu. Instrumen
17 Januari 2020 di Desa Tiga, Susut, sudah di uji validitas (pengetahuan =
Bangli dengan mewawancara 10 0.263-0.602 dan sikap = 0.305-0.593)
orang ibu menunjukkan tujuh dari 10 dan reliabilitas (pengetahuan = 0.641
Ibu belum mengetahui mengenai dan sikap = 0.622). Pengumpulan data
stunting dan ibu berpendapat bahwa dilakukan hanya satu kali pada
stunting merupakan anak pendek responden dengan bekerjasama
yang biasanya keturunan dari orang dengan kelian banjar desa. Informed
tuanya. Ibu juga mengatakan hanya consent diisi sebelum mengisi
membawa anaknya ke puskesmas saat kuesioner. Penilaian angka kejadian
sakit. Mayoritas ibu mengatakan tidak stunting menggunakan data tinggi
pernah memantau tinggi badan badan anak yang diisi oleh ibu pada
anaknya. Berdasarkan hal tersebut kuesioner dan dibandingkan dengan
penelitian ini menjadikan Desa Tiga, chart kategori stunting dari WHO.
Susut, Bangli sebagai tempat Uji statistik Spearman Rank
penelitian untuk mengetahui digunakan dalam analisis data yang
hubungan pengetahuan dan sikap ibu menggunakan perangkat lunak
mengenai stunting dengan kejadian komputer dengan confidence interval
stunting. (CI) 95% (α = 0,05). Studi ini sudah
dinyatakan lulus uji kelayakan etik
METODE PENELITIAN dengan surat dari Komisi Etik FK
Studi deskriptif korelatif Unud/RSUP Sanglah Denpasar No.
dilakukan dalam penelitian ini dengan 1106/UN14.2.2.VII.14/LT/2020.
menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi studi yaitu seluruh HASIL PENELITIAN
ibu yang memiliki bayi berusia di Berikut ini merupakan hasil
bawah 60 bulan di Desa Tiga, Susut, studi mengenai karakteristik
Bangli. Teknik sampling acak responden.
digunakan dalam studi ini pada 107
ibu. Ibu yang mempunyai bayi
berusia di bawah 60 bulan di Desa
Tiga, Susut, Bangli dan bersedia
menjadi responden untuk

325

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Tabel 1 Karakteristik Responden


Variabel Jumlah (n) Presentase (%)
Jenis Kelamin Anak
Laki-laki 53 49,5%
Perempuan 54 50,5%
Total 107 100%
Pendidikan Ibu
SD 21 19,6%
SMP 47 43,9%
SMA 31 29%
DIPLOMA 5 4,7%
S1/S2/S3 3 2,8%
Total 107 100%
Pekerjaan Ibu
Bekerja 58 54,2%
Tidak Bekerja 49 45,8%
Total 107 100%
Penghasilan Ibu
<UMR 95 88,8%
>UMR 12 11,2%
Total 107 100%
Usia Ibu
Remaja (17 - 25 tahun) 17 15,8%
Dewasa Awal (26 - 35 tahun) 74 69,1%
Dewasa Akhir (36 - 45 tahun) 16 14,9%
Total 107 100%

Hasil penelitian yaitu status bekerja sebanyak 58 orang


dominan anak perempuan yaitu (54,2%), berpenghasilan kurang dari
sebesar 54 (50,5%). Pada tabel 5.1 UMR yaitu sebanyak 95 orang
juga diketahui bahwa mayoritas ibu (88,8%) dan berada pada kategori
berpendidikan terakhir SMP yaitu usia dewasa awal yaitu sebanyak 74
sebanyak 47 orang (43,9%), memiliki orang (69,1%).

Tabel 2 Gambaran Kejadian Stunting


No Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
1 Kejadian Stunting
1.Tidak Stunting 30 28%
2. Stunting 77 72%
Total 107 100%

Hasil penelitian ini Bangli tahun 2020 mengalami


menunjukkan menunjukkan bahwa stunting yaitu sebanyak 77 orang
mayoritas anak di Desa Tiga, Susut, (72%).

326

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Tabel 3 Gambaran pengetahuan dan sikap ibu mengenai stunting


No Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
1 Pengetahuan
1. Baik (76-100%) 7 6,5%
2. Cukup (56-75%) 33 30,8%
3. Kurang (<56%) 67 62,6%
Total 107 100%
2 Sikap
1. Baik (76-100%) 78 72,9%
2. Cukup (56-75%) 29 27,1%
3. Kurang (<56%) 0 0%
Total 107 100%

Hasil penelitian ini mengenai stunting dalam kategori


menampilkan kebanyakan ibu baik yaitu sebanyak 78 orang
memiliki pengetahuan mengenai (72,9%).
stunting dalam kategori kurang yaitu Pada penelitian ini didapatkan
sejumlah 67 orang (62,6%). Pada hasilkan uji normalitas nilai p = 0.000
tabel 5.5 juga menunjukan bahwa (p<0,05) Sehingga data tidak
mayoritas ibu memiliki sikap terdistribusi normal.

Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu mengenai stunting dengan
Kejadian stunting
Variabel N p value r R
Pengetahuan 107 0.038 -0.201 4%
Sikap 107 0.011 -0.245 6%

Berdasarkan uji statistik pada stunting sebesar 4% dan sikap ibu


tabel 5.7 diatas menunjukkan nilai mengenai stunting berhubungan
signifikansi p < 0,05 yaitu dengan kejadian stunting sebesar 6%
pengetahuan p = 0,038 dan sikap p = sedangkan sisanya berhubungan
0,011. Hasil koefisien korelasi dengan faktor lain.
pengetahuan yaitu r = -0,201 dan
sikap yaitu r = -0,245. Dengan PEMBAHASAN
demikian, hipotesis nol (H0) ditolak Studi ini memperoleh
yang berarti ada hubungan yang mayoritas ibu ada di kategori dewasa
signifikan lemah dan berpola negatif awal (usia 26-35 tahun). Menurut
antara pengetahuan dan sikap ibu Rinata dan Andayani, (2018) usia
mengenai stunting dengan kejadian produktif untuk memiliki anak yaitu
stunting. Studi menyatakan semakin usia 20 - 35 tahun, usia tersebut hamil
tinggi pengetahuan dan sikap ibu dan melahirkan sangat aman. Pada
mengenai stunting maka semakin data pendidikan didapatkan bahwa
rendah angka kejadian stunting di mayoritas ibu berpendidikan terakhir
Desa Tiga, Susut, Bangli. SMP yaitu sebanyak 47 ibu (43,9%).
Berdasarkan hasil perhitungan Pendidikan rendah bisa membuat ibu
didapatkan bahwa koefisien akan sulit menerima informasi gizi
determinan pengetahuan sebesar 4% sehingga pengetahuan yang kurang
dan sikap sebesar 6% yang artinya luas mengenai implementasi
pengetahuan mengenai stunting perawatan anak serta anak dapat
berhubungan dengan kejadian berisiko mengalami stunting (Ni’mah

327

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

& Nadhiroh t.t,, 2015). Data dari ketika anak sudah 2 tahun
Penghasilan ibu sebagian besar (Kemenkes, RI, 2018).
kurang dari UMR yaitu sabanyak 95 Studi mendapatkan sebagian
ibu (88,8%). Rahfiludin, (2019) besar responden yaitu 67 orang
menyatakan bahwa rendahnya (62,6%) memiliki pengetahuan yang
pemasukan serta pengeluaran yang kurang mengenai stunting.
tidak sebanding mengakibatkan pola Pengetahuan kurang menunjukkan
makan menjadi tidak beragam. Pada hasil suatu pengindraan atau hasil
data ibu mayoritas bekerja sejumlah tahu ibu mengenai stunting belum
58 ibu (54,2%). Ibu yang bekerja maksimal dilihat bahwa rata-rata skor
tidak dapat menjamin untuk pengetahuan ibu yaitu delapan dari 15
kesehatan anak seperti makanan, soal. Dari seluruh pertanyaan
pengasuhan serta perawatan anaknya sebagian besar ibu belum mengetahui
(Dewi, 2019). Jumlah sampel laki- tinggi normal anak usia empat sampai
laki dan perempuan hanya selisih satu lima tahun, ibu belum bisa
angka sehingga tidak terdapat membedakan gizi kurang dengan
perbedaan secara khusus. Hal ini stunting.
dikarenakan data kependudukan di Pengetahuan ibu merupakan
Desa Tiga memang setara antara pria salah satu bagian yang menentukan
dan wanita (Pemerintah Desa tiga, kemampuan untuk menerapkan
2020). perilaku kesehatan bagi keluarga
Berdasarkan hasil dari analisis seperti pemilahan dan pengolahan
menunjukkan bahwa mayoritas anak makanan agar nutrisi terjamin
di Desa Tiga Susut, Bangli (Ni’mah & Muniroh, 2015). Menurut
mengalami stunting yaitu sebanyak Suarnata dkk., (2017) pengetahuan
77 orang (72%). Stunting merupakan mengenai stunting membantu untuk
anak dengan tinggi badan menurut perbaikan gizi anak agar tercapai
usia yang berada pada z-score yaitu tinggi badan normal anak sehingga
kurang dari –2SD. Informasi terbaru kejadian stunting tidak mudah timbul.
menyatakan bahwa Bangli adalah Pengetahuan berupa kemampuan
salah satu dari dua kabupaten dengan memahami suatu objek bisa dari
kasus stunting tertinggi di Bali dan beragam sumber seperti media sosial,
menjadi prioritas penanggulangan pendidikan formal maupun informal
stunting (Dinkes Bali, 2019). (Zogara & Pantaleon, 2020).
Kurangnya pengetahuan dan Berdasarkan hasil penelitian
perawatan anak serta asupan yang ini didapatkan mayoritas ibu memiliki
diberikan pada anak tidak seimbang sikap yang baik terkait stunting yaitu
membuat angka kejadian stunting sebanyak 78 orang (72,9%). Sikap
meningkat. Kondisi kesehatan ibu yang baik ini ditunjukkan dengan
juga berpengaruh karena banyak rata-rata skor sikap 20 dari skor
kehamilan saat usia remaja, selama tertinggi yaitu 27. Sikap baik yang
kehamilan konsumsi tidak benar diperoleh ibu dapat dipengaruhi oleh
sehingga lahir bayi berat badan tidak faktor penglaman yaitu emosional
mencukupi (Pormes, Rompas, & dilibatkan dalam pengalaman pribadi
Ismanto, 2014). Kekurangan gizi sehingga sikap terbentuk. Secara
dapat terjadi mulai dalam kandungan umum, kebudayaan telah
serta pertama sesudah lahir bayi mempengaruhi sikap seseorang
namun, stunting akan terdeteksi terhadap menanggapi berbagai

328

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

masalah (Suarnata dkk., 2017). berhubungan dengan kejadian


Pengetahuan ibu mengenai stunting sebanyak 4% dan sikap ibu
stunting kurang namun sikap ibu mengenai stunting berhubungan
mengenai stunting baik karena ibu dengan kejadian stunting sebanyak
melakukan pencegahan stunting 6%, sisanya 90% dihubungkan
secara tidak sadar, tanpa tahu bahwa dengan faktor. tidak diteliti oleh
hal tersebut bisa mencegah stunting penelaah yaitu riwayat pemberian
sehingga pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif, BBLR, tinggi badan
stunting kurang. Ibu tidak mengetahui orang tua dan faktor lain yang diteliti
bahwa yang dilakukan/ sikapnya itu oleh peneliti namun tidak
ternyata baik. Sikap ini termasuk dihubungkan dengan kejadian
komponen afektif yaitu berdasarkan stunting. Faktor-faktor tersebut dapat
emosi atau perasaan. Menurut diteliti lebih lanjut oleh peneliti
Kristian dkk., (2019), nilai dan selanjutnya.
keyakinan yaitu komponen yang bisa Berdasarkan hasil pengisian
bermakna baik dan buruk yang dapat kuesioner terdapat beberapa
menjadi pedoman yang menuntun pertanyaan pada kuesioner
untuk melakukan tindakan. Semakin pengetahuan ibu mengenai stunting
tinggi keyakinan dan nilai dari hasil yang tidak dapat dijawab dengan
suatu tindakan, maka kecenderungan benar oleh ibu-ibu. Mayoritas ibu
seseorang melakukan tindakan masih keliru dalam menjawab
tersebut semakin besar. pertanyaan kisi-kisi mengenai status
Uji korelasi menampilkan ada gizi. Ibu tidak mengetahui pengertian
hubungan yang signifikan lemah dan gizi kurang dan tinggi normal anak
berpola negatif antara pengetahuan usia empat sampai lima tahun. Pada
dan sikap ibu dengan kejadian kisi-kisi mengenai stunting ibu juga
stunting di Desa Tiga, Susut, Bangli. belum bisa dijawab dengan benar, ibu
Fakta berarti semakin tinggi tidak mengetahui makna dari 1000
pengetahuan dan sikap ibu maka hari pertama kelahiran anak dan apa
semakin rendah angka kejadian yang terjadi pada anak bila
stunting di Desa Tiga, Susut, Bangli. mengalami stunting. Selain itu, ibu
Hasil studi ini sejalan dengan studi tidak dapat menjawab kisi-kisi
dari Olsa dkk., (2017) yaitu terdapat pertanyaan mengenai gizi seimbang
ikatan bermakna antara sikap dan yaitu pengertian gizi seimbang,
pengetahuan ibu dengan kejadian manfaat kartu menuju sehat dan tiga
stunting. Studi lain oleh Septamarini jenis zat gizi. Dilihat dari skor
dkk., (2019) yaitu terdapat hubungan kuesioner pengetahuan ibu mengenai
antara pengetahuan dan sikap ibu stunting yaitu nilai tengah delapan
bersama insiden stunting. Riset lain (kurang dari skor minimal untuk
oleh Anugraheni dan Kartasurya, kategori baik sehingga dapat
(2012) menyatakan ada kaitan menggambarkan pemahaman ibu
penting antara sikap ibu dengan sangat kurang. Kasus stunting
insiden stunting. disebutkan dipengaruhi salah satu
Berdasarkan hasil perhitungan faktor yaitu pengetahuan.
didapatkan bahwa koefisien Pengetahuan berkaitan dengan pola
determinan pengetahuan sebesar 4% asuh seperti pentingnya datang
dan sikap sebesar 6% yang artinya memantau tumbuh kembang anak ke
pengetahuan ibu mengenai stunting posyandu, jika tidak datang ke

329

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

posyandu maka ibu kurang ASI eksklusif, panjang badan lahir,


pengetahuan mengenai anaknya pola asuh, perilaku dan lainnya, serta
(Rahayu dkk., 2019). melakukan observasi langsung saat
Berdasarkan hasil pengisian melakukan penelitian agar kebenaran
kuesioner sikap ibu mengenai data yang diisi dengan sesuai.
stunting, masih terdapat ibu-ibu yang Peningkatan pengetahuan sangat
setuju terhadap pernyataan negatif penting bagi orang tua. Pengetahuan
pada kuesioner tersebut. Beberapa ibu terkait kondisi dan kebutuhan anak
setuju terkait pernyataan mengenai usia dibawah 60 bulan seperti
berat serta tinggi badan anak yang mengikuti penyuluhan kesehatan atau
berada pada bawah garis merah mencari informasi melalui media
merupakan hal yang biasa dan tidak sosial agar angka kejadian stunting
serius. Selain itu beberapa ibu juga tidak meningkat. Pihak puskesmas
setuju bahwa anak yang lebih pendek diharapkan bisa meningkatkan
atau memiliki berat badan lebih kontribusi melalui melakukan telaah
merupakan kelainan bawaan. serta perencanaan program atau
Ketidakpahaman ibu mengenai pengarahan kesehatan khususnya
stunting berpengaruh dengan usaha terkait pencegahan stunting.
ibu untuk menanggapi stunting.
Sikap ibu khususnya perilaku DAFTAR PUSTAKA
kesehatan seperti pemenuhan gizi Anugraheni, H. S., & Kartasurya, M. I.
pada anak dapat menyebabkan (2012). Faktor Risiko Kejadian
Stunting Pada Anak Usia 12-36
Kesalahan persepsi dan buruknya Bulan Di Kecamatan Pati,
pengetahuan ibu. Mutu maupun Kabupaten Pati. Journal of Nutrition
kualitas gizi yang kurang maka College, 1(1), 30–37.
makanan yang dimakan balita https://doi.org/10.14710/jnc.v1i1.72
disebabkan karena ketidaktahuan 5
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty,
mengenai informasi terkait gizi M. (2015). Faktor-faktor yang
(Dewi, 2019). Mempengaruhi Kejadian Stunting
pada Anak Balita di Wilayah
SIMPULAN DAN SARAN Pedesaan dan Perkotaan. 3(1), 8.
Simpulan yang dapat diambil Dewi, A. P. (2019). 31. Faktor – Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
yaitu terdapat hubungan yang lemah Stunting pada Balita 24 – 36 Bulan
berpola negatif antara pengetahuan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
dan sikap ibu mengenai stunting Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
beserta insiden stunting dengan angka 9.
signifikansi (p) pengetahuan yaitu Dinkes Bali. (2019). Diskes Bali—Website
Resmi—Dinas Kesehatan Provinsi
0,038 dan sikap 0,011. Koefisien Bali. Diambil 29 Juni 2020, dari
korelasi (r) pengetahuan yaitu -0,201 https://www.diskes.baliprov.go.id/
dan sikap yaitu -0,245. Hasil Kemenkes, RI. (2018). Situasi Balita Pendek
membuktikan semakin meninggi (Stunting) di Indonesia.
pengetahuan dan sikap ibu mengenai Kristian, K., Kurniawan, F., & Kurniadi, A.
(2019). Hubungan Pengetahuan
stunting akan semakin rendah angka Dan Sikap Dengan Status Gizi Pada
kejadian stunting di Desa Tiga, Susut, Siswa Sekolah Dasar Di Jakarta. 7,
Bangli. 13.
Penelitian selanjutnya Margawati, A., & Astuti, A. M. (2018).
diharapkan melakukan penelitian Pengetahuan ibu, pola makan dan
status gizi pada anak stunting usia 1-
menggunakan variabel lain seperti 5 tahun di Kelurahan Bangetayu,
330

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021


Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

Kecamatan Genuk, Semarang. Feeding Dengan Kejadian Stunting


Jurnal Gizi Indonesia (The Pada Baduta Usia 6-24 Bulan Di
Indonesian Journal of Nutrition), Wilayah Kerja Puskesmas
6(2), 82–89. Bandarharjo, Semarang. Journal of
https://doi.org/10.14710/jgi.6.2.82- Nutrition College, 8(1), 9.
89 https://doi.org/10.14710/jnc.v8i1.23
Mayasari, D., & Indriyani, R. (2018). 808
Stunting, Faktor Resiko dan Suarnata, I. W. A., Atmaja, A. T., & Erni, N.
Pencegahannya. 6. L. G. (2017). Kurangnya Partisipasi
Ni’mah, C., & Muniroh, L. (2015). Masyarakat Dalam Pengelolaan
Hubungan Tingkat Pendidikan, Alokasi Dana Desa (Studi Kasus
Tingkat Pengetahuan Dan Pola Pada Desa Manikliyu Kecamatan
Asuh Ibu Dengan Wasting Dan Kintamani Kabupaten Bangli). 8(2),
Stunting Pada Balita Keluarga 11.
Miskin. 7. WHO. (2020). WHO | The WHO Child
Ni’mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2015). Faktor Growth Standards. Diambil 29 Juni
Yang Berhubungan Dengan 2020, dari WHO website:
Kejadian Stunting Pada Balita. 7. http://www.who.int/childgrowth/sta
Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. (2017). ndards/en/
Hubungan Sikap dan Pengetahuan Zogara, A. U., & Pantaleon, M. G. (2020).
Ibu Terhadap Kejadian Stunting Faktor-faktor yang Berhubungan
pada Anak Baru Masuk Sekolah dengan Kejadian Stunting pada
Dasar di Kecamanatan Nanggalo. Balita. Jurnal Ilmu Kesehatan
7. Masyarakat, 9(02), 85–92.
Pemerintah desa tiga. (2020). Desa Tiga. https://doi.org/10.33221/jikm.v9i02
Diambil 29 Juni 2020, dari Desa .505
Tiga website: http://tiga.desa.id/first
Pormes, W. E., Rompas, S., & Ismanto, A. Y.
(2014). Hubungan Pengetahuan
Orang Tua Tentang Gizi Dengan
Stunting Pada Anak Usia 4-5 Tahun
Di Tk Malaekat Pelindung Manado.
6.
Rahayu, S., Djuhaeni, H., Nugraha, G. I., &
Mulyo, G. E. (2019). Hubungan
pengetahuan, sikap, perilaku dan
karakteristik ibu tentang ASI
eksklusif terhadap status gizi bayi.
AcTion: Aceh Nutrition Journal,
4(1), 28.
https://doi.org/10.30867/action.v4i1
.149
Rahfiludin, M. Z. (2019). Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Stunting Pada Anak Kelas Satu Di
Sdi Taqwiyatul Wathon, Daerah
Pesisir Kota Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7, 9.
Rinata, E., & Andayani, G. A. (2018).
Karakteristik ibu (usia, paritas,
pendidikan) dan dukungan keluarga
dengan kecemasan ibu hamil
trimester III. Medisains, 16(1), 14.
https://doi.org/10.30595/medisains.
v16i1.2063
Septamarini, R. G., Widyastuti, N., &
Purwanti, R. (2019). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Responsive
331

Volume 9, Nomor 3, Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai