Anda di halaman 1dari 15

PT.

MEDIKA YAKESPEN UTAMA


RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA


NOMOR : 020/PK/RSAP/I/2022
TENTANG
PANDUAN SKRINING DI DALAM DAN DI LUAR
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA

KEPALA RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit


diperlukan panduan skrining di dalam dan di luar rumah sakit yang
bermutu tinggi di Rumah sakit Antam Pomalaa.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Kepala Rumah sakit Antam
Pomalaa.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / PER III /
2008, tentang Rekam Medis
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Peraturan Kepala Rumah Sakit Antam Pomalaa tentang Kebijakan
Skrining Pasien

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Kepala Tentang Panduan Skrining di dalam dan di luar Rumah
Sakit Antam Pomalaa
Pertama : Pelaksanaan pembuatan panduan skrining Rumah sakit Antam Pomalaa
harus sesuai dengan panduan sebagai mana tercantum dalam lampiran
surat keputusan ini
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

1
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

Ditetapkan Di : Pomalaa
Pada Tanggal : 31 Januari 2022
Kepala Rumah Sakit Antam Pomalaa

dr Budiman

Tembusan :
1. Arsip

2
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
NOMOR : 001/PK/RSAP/I/2022.
TANGGAL : 31 Januari 2022

BAB I
DEFINISI

Skrining (screening) merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan


orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis
atau mempunyai risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974). Menurut Rochjati P (2008),
skrining merupakan pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan
adanya masalah atau faktor risiko. Sehingga skrining bisa dikatakan sebagai usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat
untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar-benar sehat tapi sesungguhnya
menderita kelainan.
Skrining juga dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit atau
kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat
kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil keputusan untuk
menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan
lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
sebelumnya. Skrining dilakukan apabila pasien tiba di rumah sakit, pada saat pasien di
transportasi emergensi atau di sumber rujukan.

3
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

1
BAB II
RUANG LINGKUP
Skrining dilakukan terhadap pasien pada saat sebelum pasien masuk ke rumah sakit,
saat pasien tiba di rumah sakit atau saat pasien sudah di dalam rumah sakit. Pada pasien
yang datang langsung ke rumah sakit, skrining dilakukan oleh petugas/staf rumah sakit
yang pertama kontak dengan pasien. Pada pasien yang tidak datang langsung ke rumah
sakit, skrining dapat dilakukan melalui telepon atau skrining dilakukan di tempat asal
pasien yang dilakukan oleh petugas medis Rumah Sakit Antam Pomalaa.
Pasien yang akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan
adalah mereka yang kebutuhan dan kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber daya dan misi
rumah sakit yang diidentifikasi melalui proses skrining. Informasi yang didapat melalui
proses skrining penting dalam membuat keputusan yang tepat tentang apakah pasien dapat
dilayani atau harus dirujuk.

Skrining dilakukan pada area:


1. Luar rumah sakit
2. Pendaftaran
3. Poli / rawat jalan
4. UGD

Skrining dilakukan melalui:


1. Kriteria triage
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan Laboratorium

Prinsip skrining adalah sebagai berikut:


1. Skrining dilaksanakan pada kontak pertama didalam atau diluar rumah sakit.
2. Keputusan pasien dilalukan rawat inap di Rumah Sakit Antam Pomalaa adalah bila
rumah sakit mampu menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien.

4
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

2
BAB III
TATA LAKSANA
A. Skrining di Luar Rumah Sakit/ Pra Hospital
Untuk skrining pra-hospital dapat dilakukan di Unit Gawat Darurat (UGD) maupun
Unit Rawat Jalan (URJ) melalui interaksi per telepon. Interaksi telepon bisa datang dari
pasien atau keluarga pasien yang mencari informasi dengan melakukan panggilan ke
nomor rumah sakit, atau dari fasilitas kesehatan luar rumah sakit yang berencana merujuk
pasien ke Rumah Sakit Antam Pomalaa, akan diterima oleh operator yakni petugas
admisi, supervisor shift, atau tenaga medis dan paramedis yang ada di ruangan terkait
(UGD/URJ) setelah disambungkan oleh operator.
Langkah-langkah skrining pra-hospital antara lain:

SATUAN KERJA SKRINING YANG DILAKUKAN


Operator/penerima 1. Menghubungkan pasien/keluarga ke unit admisi.
telepon 2. Menghubungkan fasilitas kesehatan perujuk ke dokter
jaga UGD untuk dikaji lebih lanjut.
3. Memberikan arahan jenis pelayanan yang dapat diakses
dan informasi waktu pelayanan.
Admisi/counter 1. Menghubungkan penelpon baik fasilitas kesehatan
pendaftaran/customer perujuk ataupun pasien/keluarga ke dokter jaga UGD (24
care/security jam) atau URJ (selama jam buka pelayanan poli) untuk
mengidentifikasi pelayanan yang dibutuhkan pasien.
2. Menginformasikan ketersediaan ruang pelayanan.
supervisor shift 1. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan
berdasarkan prioritas kegawatan.
2. Mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perhatian
khusus semisal sakit berat, usia lanjut,
handicap/berkebutuhan khusus.
3. Mengkoordinasikan pembagian ruangan berdasarkan
3
identifikasi ketersediaan kamar bagi pasien yang

5
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

membutuhkan rawat inap.


4. Menginformasikan jenis pelayanan yang tersedia di
Rumah Sakit Antam Pomalaa disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan pasien.
URJ 1. Pada jam buka pelayanan URJ, admisi rawat jalan
menginformasikan jenis pelayanan yang ada di URJ
beserta jam pelayanan dan bagaimana cara mengakses
pelayanan tersebut/pendaftaran.
2. Tenaga medis dan paramedis setelah menerima telepon
segera mengidentifikasi kebutuhan pelayanan bagi calon
pasien (yang belum terdaftar sebagai pasien) maupun
pasien lama,untuk merencanakan tindak lanjut.
UGD 1. Petugas medis/paramedis yang menerima panggilan
telepon melakukan skrining per-telepon dengan mencatat
semua informasi yang diperlukan mulai dari kondisi
pasien sampai dengan riwayat penyakit saat ini
dan/terdahulu serta rencana tindakan lanjutan yang
direncanakan.
2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergensi, maka
dilanjutkan dengan proses pelayanan lanjutan, yaitu
pertimbangan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit
untuk identifikasi kebutuhan pelayanan yang sesuai serta
konsultasi dokter jaga UGD kepada DPJP kasus terkait.
Tenaga ambulance 1. Proses skrining dimulai saat mendapatkan permintaan
penjemputan pasien, untuk menentukan tingkat
emergensi dalam persiapan SDM tim ambulance yang
akan melakukan penjemputan, maupun menentukan
peralatan yang dibutuhkan dalam penjemputan.
2. Skrining dilakukan setelah tiba di lokasi penjemputan
dengan berpatokan pada penilaian pre transpor pasien,
dengan menggunakan form transfer pasien.
3. Skrining lanjutan yaitu triage,dilakukan setelah tiba di

6
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

UGD dengan berpatokan pada pengkajian kondisi pasien.

4
B. Skrining di Dalam Rumah Sakit/ Intra Hospital
Skrining didalam rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau usaha untuk
mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat dilaksanakan melalui kriteria
triase, evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan, pemeriksaan fisik atau hasil dari
pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien.
Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif di
prioritaskan berdasarkan kondisi pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap.
Hal tersebut terdapat pada proses assesmen awal pasien yang dilakukan petugas, adapun
penjelasan dari pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitasi sebagai berikut:
1. Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin,
pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak
terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai
upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan,
atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat.
2. Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus pada pasien
penyakit serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif adalah mengurangi
beban penyakit, meringankan penderitaan, dan mempertahankan kualitas hidup dari
saat setelah diagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi yang mempertahankan
kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual, meningkatkan komunikasi dan
koordinasi pelayanan, memastikan pelayanan yang layak secara budaya dan
konsisten dengan nilai-nilai dan preferensi pasien, memberi bantuan konkrit jika

7
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

diperlukan dan meningkatkan kemungkinan bahwa pasien meninggal dengan


penderitaan minimal.

5
3. Pelayanan Kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Pasien kuratif indikasi rawat
inap:

Diagnosa Kriteria / indikasi rawat inap


Katarak Senilis 1. Pre op dengan penyulit
2. DM
3. Hipertensi
4. Anatomi mata kecil
Trauma mata 1. Laserasi kornea
2. laserasi bulbus oculi
3. Mengancam visual
Glaucoma akut 1. Penurunan penglihatan
2. edema kornea
3. TIO > 21
4. gangguan airway
Pentonsilarabses 1.Gangguan airway
2. Resiko sepsis
3. Disfagia
4. Nyeri berat
Epistaksis 1. Perdarahan massif
2. Hipertensi tak terkontrol
3. observasi perdarahan lanjut
Hipertrofi tonsil 1. Pre operatic treatment
Prolonged pregnancy 1. Hamil ≥ 41 minggu
Myoma uteri 1. Ukuranmyoma uteri ≥ 8 cm
2. Telah terjadi perdarahan berulang
3. Hb ≤ 8,0 mg/dl
Preeklampsia 1. Tekanan darah ≥ 160/110

8
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

2. Proteinuria ≥ + 2
3. Terdapat tanda awal kejang
4. IUGR
5. Peningkatan SGPT/SGOT
6. Penurunan AT 6
Abortus 1. Perdarahan ≥ 150 cc
2. Keluarjaringan
3. Syokhemoragis
Hemiparesis gravidarum 1. Ketonurin +
2. Keadaanumumlemah
3. Intake makan tidak adekuat
Abnormal urterine bleeding 1. Hb ≤ 8 mg/dl
DHF 1. Trombosit< 100.000
2. Tekanan darah< 100/70 mmHg (pre syok)
3. Perdarahan spontan
4. Muntah
Dyspepsia 1. Muntah
2. Nyeri dada karena gastro esophageal reflux
desease
3. Dehidrasi
Diare 1. Dehidrasi sedang – berat
2. Muntah sampai tidak ada obat yang bisa masuk
3. Pre-syok TD <100/60
Asma 1. Keluhan tidak membaik dengan 2x nebulizer
2. Respirasi rate >40
Periapical abscess without sinus 1. Suhu tinggi
(K04-7) 2. Susah menelan
3. Nadi cepat
Periapical abscess with sinus 1. Suhu tinggi
(K04-7) 2. Susah menelan
3. Nadicepat

9
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

4. Nafas terganggu

4. Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat
7
dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan
bawaan
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).
Dalam pelaksanaannya skrining didalam rumah sakit dilaksanakan melalui
tahapan berikut :
a. Pemeriksaan saat pasien datang
Semua pasien yang datang ke UGD harus diprioritaskan pada saat
kedatangan, oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman. Penilaian awal
umumnya harus tidak mengambil lebih dari 2 - 5 menit. Penilaian awal tersebut
dilaksanakan melalui kriteria triage yang menggunakan skala triase Australia,
selanjutnya petugas melaksankan penilaian lanjutan.
b. Skrining dilakukan melalui :
1) Kriteria triase (SPO Triage pasien)
2) Evaluasi visual atau pengamatan, (keadaan umum pasien)
3) Pertanyaan ( anamnesis pasien )
4) Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
5) Psikologik,
6) Hasil laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien.
7) Ketersediaan kamar rawatan
8) Identifikasi kebutuhan pasien berkenaan dengan pelayanan preventif, paliatif,
kuratif, dan rehabilitative
c. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis UGD yang mencakup :
1) Identitas pasien
2) Anamnesis pasien
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan penunjang

10
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id
5)
Diagnosis pasien

d. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis elektronik di admisi yang


mencakup:
1) Identitas pasien
2) Anamnesis pasien
3) Pemeriksaan penunjang

Skrining dapat dilakukan oleh setiap petugas di area rumah sakit mulai dari petugas
medis hingga non medis. Hal ini dikarenakan, skrining didasarkan pada kondisi pasien pa
da kontak pertamakali dimana pasien tidak mungkin langsung kontak dengan paramedik
melainkan dengan petugas non medis di sekitar rumah sakit. Berikut ini adalah bagan alur
skrining di dalam dan di luar rumah sakit di dalam rumah sakit:

Pendaftaran pasien
Bila pada pasien tidak
Rawat Jalan / Unit
ada kegawatdaruratan
yang dituju
Pasien tiba Skrining oleh
di RS Petugas RS
Bila pada pasien ada Unit Gawat Darurat
kegawatdaruratan

C. Skrining Non Medis


Skrining ini dilakukan oleh tenaga–tenaga non medis yang berkontak langsung
dengan pasien pertama kali datang.
1. Petugas Non Medis (Satpam, Parkir, Tata graha, Petugas lain)
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati pasien yang masuk ke dalam ruang lingkup Rumah Sakit Utama
Husada, bila melihat ada pasien yang terlihat kegawatan seperti; sesak, nyeri dada
kiri tembus punggung, tidak sadar, nyeri hebat. Maka petugas membantu pasien
dan mengarahkan ke UGD untuk dilakukan Triage di UGD.
c. Bila ada pasien membutuhkan bantuan, petugas non medis menanyakan keluhan
pasien tersebut (sambil melihat apakah ada kegawatan atau tidak pada pasien).
Bila ada kegawatan pasien dibantu dan diarahkan ke UGD dan bila tidak ada
kegawatan dan pasien ingin berobat diarahkan ke bagian pendaftaran.

11
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

Contoh:
Petugas : Selamat Pagi/Siang/ Malam bu, ada yang bisa saya bantu?
(sambil mengamati kondisi pasien)
Pasien : Selamat Pagi/Siang/Malam pak… Saya mau berobat,
pendaftaran dimana ya?
Petugas : (bila pasien terlihat sakit) ibu ada keluhan apa, sepertinya ibu
terlihat pucat/ nyeri?
(bila pasien terlihat baik arahkan ke pendaftaran)
Pasien : Kepala saya pusing dan dada saya nyeri
Petugas : Kalau begitu ibu sebaiknya ke UGD untuk mendapatkan
perawatan yang cepat, mari ibu saya temani. (Bantu pasien
hingga sampai ke UGD agar dapat dilakukan Triage di UGD)
d. Bila petugas melihat kegawatan yang berhubungan dengan kehamilan seperti;
ketuban pecah, perdarahan, kontraksi dan lain-lain, maka petugas membantu
pasien agar dapat dibawa ke Ruang Bersalin dan ditindaklanjuti oleh bidan atau
dokter yang bertugas.
e. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas diharapkan membantu pasien
hingga sampai ke UGD atau petugas menghubungi perawat UGD agar perawat
UGD dapat mengevakuasi pasien dengan benar.
2. Petugas Laboratorium, Radiologi dan Fisioterapi.
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati setiap pasien yang mau melakukan pemeriksaan laboratorium dan
rontgen, petugas dapat melakukan pemeriksaan pasien seperti suhu dan nadi, bila
pasien terlihat kegawatan seperti; nyeri hebat, pucat, lemas, sesak, demam, nadi
lemah dan lain-lain, maka tanyakan keluhan pasien dan sudah berobat atau belum.
c. Bila pasien belum berobat dan datang hanya untuk pemeriksaan maka sarankan
pasien agar berobat ke UGD agar mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di
UGD.
d. Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke UGD untuk penanganan
kegawatannya, sehingga dokter UGD dapat berkoordinasi dengan DPJP untuk
kegawatan pasien agar dapat ditindaklanjuti.
e. Setiap pasien yang diarahkan ke UGD, petugas diharapkan membantu pasien
hingga sampai ke UGD, dengan menggunakan kursi roda bila diperlukan.

12
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

3. Petugas Farmasi
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Mengamati setiap pasien yang memberikan resep di Apotek, bila pasien terlihat
kegawatan seperti; nyeri hebat, pucat, lemas, sesak dan lain-lain, maka tanyakan
keluhan pasien dan sudah berobat atau belum.
c. Bila pasien belum berobat maka arahkan pasien agar berobat ke UGD agar
mendapatkan pengobatan dan tindak lanjut di UGD.
d. Bila pasien telah berobat, maka sarankan pasien ke UGD untuk penanganan
kegawatannya, sehingga dokter UGD dapat berkoordinasi dengan DPJP untuk
kegawatan pasien agar dapat ditindaklanjuti.
4. Front Office (FO)
a. Melaksanakan skrining secara visual
b. Menanyakan tujuan kedatangan pasien dan memberikan penjelasan tentang jenis-
jenis pelayanan, waktu pelayanan dan nama dokter praktek di Rumah Sakit Antam
Pomalaa
c. Bila via telepon maka ditanyakan keluhan pasien dan unit yang akan dituju.
d. Melakukan skrining berdasarkan atas keluhan pasien, atau secara kasat mata
dicurigai ada kegawatan.
e. Bila ada kegawatan diminta untuk segera masuk ke UGD agar dapat ditindak
lanjuti oleh perawat atau dokter jaga yang bertugas saat itu (Triage).
f. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas menghubungi perawat UGD agar
perawat UGD dapat mengevakuasi pasien dengan benar.

D. Skrining Medis
1. Perawat
a. Skrining medis dilakukan oleh tenaga medis (perawat) yang berkontak pertama
dengan pasien
b. Skrining medis oleh perawat dilakukan oleh perawat poli, serta perawat yang
kontak pertama kali dengan pasien.
c. Ketika kontak pertama kali oleh pasien maka perawat menanyakan keluhan
pasien, sembari melihat kondisi pasien apakah ada kegawatan atau tidak.

13
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id
d.
Berdasarkan keluhan dan kondisi pasien yang didapat maka perawat dapat
mengarahkan apakah pasien dapat ke pendaftaran (bila pasien dalam kondisi sehat
dan membutuhkan pengobatan) atau diarahkan ke UGD
2. Dokter
a. Skrining medis dilakukan oleh dokter yang berkontak pertama dengan pasien.
b. Skrining medis juga sekaligus dimaksudkan untuk mengidentifikasi pasien-pasien
asimptomatik yang berisiko mengidap gangguan kesehatan serius.
c. Melalui proses skrining diharapkan dapat mengurangi morbiditas atau mortalitas
penyakit dengan penanganan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
d. Skrining medis dilakukan melalui kriteria triase, anamnesis, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing.
e. Pada kasus rujukan, skrining dapat dilakukan sebelum pasien dikirim atau
sebelum pasien tiba di UGD, bisa dilakukan via telepon maupun datang sendiri.
f. Bila pasien rujukan dilakukan dengan penjemputan, maka skrining dilakukan
ketika tim medis sampai di tempat penjemputan.
g. Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan dan
fasilitas yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan dengan tepat.

14
PT. MEDIKA YAKESPEN UTAMA
RUMAH SAKIT ANTAM POMALAA
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Pomalaa, Kolaka – Sulawesi Tenggara
Telp : (0405)2310400 – Fax : (0405)2310400 – eMail : rs.antampomalaa@myu.co.id

BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian skrining terutama skrining medis, perlu didokumentasikan dalam


berkas rekam medis. Tujuan pendokumentasian ini untuk mengikuti perkembangan
penyakit dan evaluasi pengobatan ataupun penanganan, serta nantinya akan digunakan
untuk bahan perencanaan pemulangan pasien.

Ditetapkan di : Pomalaa
Pada Tanggal : 31 Januari 2022
Kepala Rumah Sakit Antam Pomalaa

dr. Budiman

15

Anda mungkin juga menyukai