Anda di halaman 1dari 7

ESSAY

TUGAS 1 DAUROH PEMANDU


MADRASAH KAMMI BANTUL 2022

OLEH
KADIR JAILANI

KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA


DAERAH BANTUL
2022
“Super support system : Menjadi yang Pertama dan Selalu Ada”

Super support system adalah tema yang sangat menarik untuk dibahas dan
tema yang memang akan bekelanjutan hingga tidak ada manusia yang
bertahan dimuka bumi ini. Mengapa begitu?, manusia merupakan makhluk
social. Support system adalah istilah untuk sekumpulan orang disekitar kita,
misalnya keluarga, sahabat, teman, atau kolega, yang senantiasa
memberikan dukungannya, baik secara moril atau materi kapanpun kita
butuhkan. Ketika istilah ini ditambahkan dengan kata super akan memiliki
pengertian sebuah support system yang selalu ada dan menjadi yang
pertama dalam memberikan dukungan dengan sangat cepat dimanapun
dan kapanpun itu dibutuhkan.
Super support system perlu dimiliki oleh setiap mukmin, bahkan
wajib sebagaimana dengan sabda baginda Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadist yang
shahih “Permisalan seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti
bangunan yang menguatkan satu sama lain.”1
Juga Nabi ‫ﷺ‬bersabda “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam
hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh.
Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota
tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”2
Ini adalah landasan yang kuat agar Super support system itu harus hadir
dalam jiwa setiap mukmin. Super support system adalah bagian dari akhlak
mulia dan respon terhadap lingkungan sekitar dalam hal bermuamalah.
Dalam bermuamalah pastilah harus dimulai dengan keluarga dan
lingkungan terdekat. Tinggal di lingkungan dengan orang yang manipulatif
dan toxic tidak baik untuk diri sendiri. Jika hal itu terjadi perlu mencari
lingkungan yang lebih sehat jikalau perlu, menciptakan suasana yang
mendukung untuk ruang support system baik untuk diri sendiri maupun
untuk orang terdekat kita. Sebuah lingkungan dimana terdapat orang-orang

1
HR. Bukhari dan Muslim
2
HR. Bukhari dan Muslim
yang mampu memahami, memberi semangat, selalu ada, dan tentunya
memiliki ikatan persaudaran (al-ukhuwah). Cara terbaik untuk
menciptakannya adalah dengan menempatkan jiwa sebagai pengatur,
bersifat selektif dalam memilih kawan. Memiliki kawan yang baik,
merupakan bagian dari ritme hidup yang mengarah kepada surga. Jika
memiliki kawan yang shalat di awal waktu, lama-kelamaan ritme itu juga
yang akan terbiasa diikuti. Jika kawan mengingatkan untuk tidak
mengghibah, menggunjing, juga akan menjadi sungkan untuk bergunjing di
hadapannya. Bayangkan jika contoh ritme tadi terus dilakukan, maka akan
memiliki siklus kebagikan yang produktif dan bermakna.
Namun ketika bersama orang yang memiliki sifat buruk harus
dimaknai sebagai ladang dakwah. Masuk ke dalam lingkungan yang
komunitasnya buruk, boleh-boleh saja asalkan kita niatkan untuk
berdakwah, bukan ikut arus ke dalam kemaksiatannya. Tetapi, jika iman
dirasa belum kuat, lebih baik untuk menjauhi lingkungan seperti ini.
Dalam kitab Wajibatul Ukhuwah wa Takalifuha terdapat keterangan
berikut, “Persaudaraan Islam adalah pertalian akidah yang menyatukan
kaum Muslimin satu sama lain serta ikatan Rabbani yang mengikat hati
mereka, serta hubungan kedekatan karena Allah. Ia merupakan salah satu
ikatan iman yang paling kuat sebagaimana yang ditegaskan oleh Nabi ‫ﷺ‬
ketika beliau bersabda, ‘Sekuat-kuat ikatan iman adalah cinta karena Allah
dan benci karena Allah.”3
Ukhuwah inilah yang harus dibangun, karena ia adalah pilar yang
menyangga Islam dalam mengukuhkan bangunan masyarakat Islam yang
mengeratkan hubungan diantara pengikut-pengikutnya serta akan muncul
support system yang sangat kental disitu. Teringat akan kisah ukhuwah
yang sangat menyentuh hati diantaranya adalah sahabat Abu Bakar As-
shiddiq dengan kemuliaannya yang sangat tinggi bersama Nabi ‫ ﷺ‬atau
kisah antara sahabat Muhajirin yang baru hijrah dan saudaranya dari

3
HR. Ahmad
golongan Anshar. Saat itu Saad bin Abi Rabi’ Al Anshari, seorang Anshar
yang tergolong kaya diantara penduduk Madinah saat itu. Dialah orang
yang oleh Nabi ‫ ﷺ‬dipersaudarakan dengan Abdurrahman bin Auf. Dia
memiliki dua orang istri, dan beberapa harta yang sekiranya dibagi menjadi
dua bagian pastilah terbagi rata.
Cobalah dengar apa yang diucapkannya saat itu. “Saudaraku, aku memiliki
dua orang istri. Maka pilihlah salah satunya, kemudia nikahilah ia. Dan aku
juga memiliki sejumlah harta yang akan aku bagi dua denganmu.
Terimalah…”
Atau tidak dengan kisah kegigihan dan persaudaraan sahabat ketika
perang Yarmuk terjadi. Yaitu ketika tiga orang sahabat yang mampu
memicu semangat pasukan Islam saat genting dan terdesak saat itu
ketiganya terbujur lemah, badannya penuh luka dan darah. Ketiganya tidak
lain Ikrimah bin Abu Jahl, Harits bin Hisyam dan Ayyasy bin Abi Rabi’ah.
Ada pendapat yang menyebutkan bukan Ayyasy, tetapi Suhail bin Amr.
Yang kisahnya begitu mashyur yang memperlihatkan akhlak mulia dan
ukhuwah yang sangat kuat. Dimana saat mereka semua saat itu sangat
membutuhkan air untuk bertahan, tetapi lebih mementingkan saudaranya
yang lebih membutuhkan hingga ketiganya syahid di medan Yarmuk.
Kisah-kisah diatas merupakan sedikit kisah diantara banyak kisah
tentang kuatnya tali ukhuwah. Ukhuwah adalah rasa sepenanggunan dan
kesadaran terhadap kebutuhan saudara serta usaha untuk membantu
memenuhinya. Sesuai dengan sabda Rasullah ‫ﷺ‬, “Sungguh, salah seorang
dari kamu berjalan kepada saudaranya dalam rangka memenuhi
kebutuhannya _beliau membuat isyarat dengan jarinya_ itu lebih baik
daripada ia beriktikaf di masjidku ini selama dua bulan.”4
Kewajiban seorang mukmin terhadap saudaranya adalah ia mampu
menjadi orang yang berlomba dan paling pertama serta selalu ada ketika
ada masalah yang menimpa saudaranya. Apakah saudaranya itu, sedang

4
HR. Hakim dan ia berkata, “Sanadnya sahih”
kekurangan materi, ataupun hal lain menyangkut kehormatan bahkan dari
hal yang paling kecil sekalipun seperti memberinya salam setiap kali
bertemu dengan wajah yang berseri-seri.
Inilah Super support system sejati, ukhuwah dan akhlak Islamiyah
yang cakupannya bukan hanya untuk saudara muslim kita tetapi saudara
dalam kemanusiaan juga. Tetapi yang saya tekankan disini adalah Super
support systemnya seorang mukmin terhadap saudaranya seiman. Inilah
support system yang sangat kuat.
Menjadi Super support system yang selalu ada dan menjadi yang
pertama sebenarnya kewajiban setiap mukmin kepada saudaranya. Karena
inilah ukhuwah, ikatan yang sangat kuat yang sangat sulit untuk ditebas.
Bayangkan saja Nabi ‫ﷺ‬memerintahkan kita untuk menunaikan hak setiap
muslim dari hal yang terkecil melalui sabdanya, “ Hak seorang Muslim yang
ditunaikan oleh Muslim lainnya adalah jika kamu yang berjumpa
dengannya, ucapkanlah salam kepadanya, jika ia mengundangmu, maka
penuhilah undangannya, jika ia meminta nasihatmu, maka nasihatilah ia,
jika ia bersin lantas mengucapkan Alhamdulillah, maka jawablah
yarhamukallah, jika ia sakit, maka jenguklah, dan jika ia meninggal dunia,
maka antarkanlah ke makamnya.”5
Super support system itu ibarat bangunan yang kukuh, dimana satu bagian
menguatkan bagian lainnya atau ibarat satu tubuh yang apabila satu
anggotanya meraskan sakit maka anggota lainnya ikut merasakan demam
dan berjaga.
Untuk menutup essay ini, saya akan mengutip perkataan sahabat
Umar bin Khattab RA., “Hendaklah kamu mencari sahabat-sahabat yang
jujur, hiduplah dalam naungan mereka, karena mereka adalah perhiasan
dalam kelapangan dan tabungan dalam cobaan.”

5
HR. Muslim
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud, Ali Abdul Halim. (2011). Perangkat-perangkat Tarbiyah Ikhwanul


Muslimin. Solo: Era Adicitra Intermedia.
As-Siisi, Abbas. (1995). Bagaimana Menyentuh Hati.- Kiat kiat Memikat
Objek Dakwah. Solo: Era Adicitra Intermedia.
Yakan, Fathi. (2005). Al-Isti’ab fi Hayatid-Da’wah wad Da’iyah. Jakarta
Timur:Robbani Press.
Yakan, Fathi. (2016). Komitmen Muslim Sejati. Solo: Era Adicitra
Intermedia.
Hasan, Eva F. 2017. “Belajar Ukhuwah dari Generasi Terbaik”,
https://www.islampos.com/belajar-ukhuwah-generasi-terbaik-
7910/, diakses pada 01 Februari pukul 22.23 WIB.
BIOGRAFI PENULIS

Kadir Jailani, lahir di Muna Barat tanggal 26 Desember 1999. Saat ini sedang
menempuh studi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan program studi
S1 Teknik Sipil. Selain sebagai mahasiswa, juga turut aktif sebagai aktifis kampus
melalui organisasi KAMMI komisariat UMY.

Anda mungkin juga menyukai