Anda di halaman 1dari 102

KONSTRUKSI

BENDUNGAN II
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU., ASEAN Eng.
ETIKA profesi

NAMA LENGKAP

Pitojo Tri Juwono


ALAMAT TELEPON E–MAIL

Jl. Jombang 3 0341-551266 pidiaa@yahoo.com


T. Bunga Merak 12 AA. 0816552291
Malang
PENDIDIKAN ORGANISASI MATA KULIAH

S1 - Pengairan UB HATHI ; KNIBB S1 dan Pascasarjana;


S2 -Teknik Sipil, MRSDA, ITS INSINYUR PROFESIONAL UTAMA Konstruksi Bendungan I/II;
S3 -Teknik Sipil, MRSDA, ITS RIWAYAT PEKERJAAN
Manajemen Air ; PTM;
1992-1993 TA. HIDRO PT INDRA KARYA Manajemen Konstruksi;
JABATAN AKADEMIK
1993-2000 PROJECT MANAGER PT. WASKITA KARYA TLTA; TekBangSus;
2000 - DOSEN 2000-SKRG DOSEN PENGAIRAN FTUB PP Waduk; Teknik
2001 - ASISTEN AHLI Ketua Program Ekstensi Teknik Pengairan, Kons.Waduk; Transportasi
Sekretaris Program S2 Pengairan Modular, Sedimen;
2004 - LEKTOR
Ketua Program S2 Pengairan Modular, Metode Penelitian;
2012 - LEKTOR KEPALA WAKIL DEKAN II FTUB (2011-2014)
2019 - PROFESOR Manajemen Air;
DEKAN FTUB (2014-2021)
KETUA DEWAS PJT I (2017-SEKARANG) Bendungan dan Waduk.
Etika Profesi
DISTRIBUSI LOKASI BENDUNGAN
BERDASARKAN SEBARAN WILAYAH

1,8% 5,1%
Sulawesi
Kalimantan

9,4%
Sumatera

BERDASARKAN
40,1% TIPE BENDUNGAN

Jawa 43,6% URUGAN 86%


Bali, NTT, NTB
BETON 14%
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
02
Bendungan Eksisting PUPR

BENDUNGAN DI INDONESIA
(Sampai dengan 2014)

Bendungan Eksisting PUPR


Jumlah: 189 Bendungan
Volume: 7,07 milyar m3
Bendungan Eksisting Non-PUPR Bendungan Eksisting Non-PUPR
Jumlah: 31 Bendungan
Volume: 5,39 milyar m3
Sumber: Dit. OP (Desember 2019)
Sumber: Dit. Bendungan dan Danau
(2020)
Sumber: Dit. Bendungan dan Danau
(2020)
REVIEW TEST
A. Pengantar Bendungan C. OP Bendungan & Analisa Kehancuran Bendungan
1. Ilustrasikan pemahaman bendungan secara
1. Jelaskan peran pemeliharaan bendungan dan
mudah!
variabel apa yang dikontrol!
2. Gambarkan/sebutkan bagian komponen
2. Jelaskan konsepsi keruntuhan Bendungan !
bendungan beserta fungsi dalam
bendungan tersebut!
3. Permasalahan utama Bendungan/Waduk

B. Analisa Teknis Bendungan


1. Apa pertimbangan utama dalam pemilihan
lokasi dan penentuan tipe bendungan?
2. Jelaskan data yang diperlukan, proses
analisanya serta output analisa tersebut
untuk penentuan dimensi suatu bendungan!
TAHAPAN TEKNIS PERENCANAAN

01 SALURAN PENGELAK

COVER DAM/
02 BENDUNGAN PENGELAK
02
PERENCANAAN 03 PELIMPAH
TEKNIS
04 TUBUH BENDUNGAN

05 ANALISA STABILITAS

• rembesan
• geser dan guling
• Lereng tubuh bendungan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof.. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
03
SKETSA BENDUNGAN

H
n
m

L = B + (m.H + n.H)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
04
DIAGRAM ALIR PENENTUAN ELEVASI MERCU BENDUNGAN

MULAI

DATA EROSI LAHAN


TOPOGRAFI DEBIT HISTORIS
OUTLOW RENCANA
KEHILANGAN AIR
DEBIT SEDIMEN

ELEVASI DASAR WADUK, USIA GUNA WADUK SIMULASI KAP.


LENGKUNG KAPASITAS TAMPUNG EFEKTIF

ANALISA
TAMPUNGAN MATI

c
a b
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof.Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
05
a b c

ELEVASI INTAKE

ELEVASI MERCU PELIMPAH

ANALISA KAP. PELIMPAH&PENELUSUR BANJIR

PERHITUNGAN T. JAGAAN

ELEVASI MERCU BENDUNGAN

SELESAI

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
06
ANALISIS STABILITAS

STABILITAS STABILITAS LERENG


TERHADAP FILTRASI HULU/ HILIR BENDUNGAN
(MEKTAN)

Tubuh bendungan dan pondasi harus mampu mempertahankan


diri dari gaya-gaya yang mengalir melalui celah-celah material
tanah tubuh bendungan dan pondasinya.
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
07
Daya tahan
ditentukan oleh analisa
PENENTUAN GARIS REMBESAN

1. Formasi garis rembesan


“….Formasi garis
2. Kapasitas air filtrasi rembesan dengan
metode Casagrande
3. Analisa piping akibat filtrasi (bila tanah isotropis
dan non isotropis)…”

(baca Suyono)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT.,IPU.
08
KAPASITAS ALIRAN FILTRASI

?
Yaitu kapasitas Perkiraan kapasitas dihitung
menggunakan jaring-jaring
rembesan yang
trayektori aliran filtrasi
mengalir ke hilir
melalui tubuh Rumus :
bendungan
Qf = (Nf/Nd) x K x H x L


dimana :
Kapasitas yang besar dapat Qf : kapasitas aliran filtrasi
menyebabkan kehilangan air Nf: Angka pembagi garis trayektori
waduk yang besar, menimbulkan Nd: angka pembagi garis equipotensial
K : Koef permeabilitas tanah


bahaya piping L : Panjang aliran air pd tubuh bendungan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT.,IPU.
09
“ Agar filtrasi tidak
menimbulkan gejala
sufosi/ sembulan
maka kecepatan aliran Rumus
harus kecil V=Kxi
“ STABILITAS
TERHADAP
= K x Δh/L

“ PIPING / dimana :
V : kecepatan aliran
Parameter agar V kecil
adalah kemiringan FILTRASI K : Koef permeabilitas tanah
Δh : beda tinggi air hulu dan hilir
energi aliran filtrasi L : panjang rerata aliran filtrasi
harus kecil juga atau Ic : (Gs – 1)/(1 + e)
tidak boleh melebihi i


kritis (ic )

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
10
PERENCANAAN PELIMPAH

Bangunan Tipe Bangunan Pelimpah


Pelimpah? Berdasarkan Fungsi

Adalah bangunan • Pelimpah Utama


beserta instalasinya 1,2 Q100 ; 1,2 Q200; Q1000
untuk mengalirkan
air banjir yang masuk • Pelimpah pembantu
ke dalam waduk agar beroperasi bila terjadi banjir yang luar biasa
tidak membahayakan melebihi Q rencana pelimpah utama
keamanan bendungan
• Pelimpah darurat
beroperasi bila ada kerusakan pada
pelimpah utama/ terjadi banjir yang melebihi
kapasitas pelimpah utama dan pelimpah
pambantu
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
11
DIAGRAM ALIR PENENTUAN ELEVASI MERCU PELIMPAH

MULAI

DATA EROSI LAHAN DEBIT HISTORIS


TOPOGRAFI
OUTLOW RENCANA
KEHILANGAN AIR
DEBIT SEDIMEN

ELEVASI DASAR WADUK, USIA GUNA WADUK SIMULASI KAP.


LENGKUNG KAPASITAS TAMPUNG EFEKTIF

ANALISA
TAMPUNGAN MATI

ELEVASI INTAKE

ELEVASI MERCU PELIMPAH

SELESAI
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
12
RESUME HASIL

1. Mampu membuat uraian dan diagram alir tentang


Garis besar Proses Perencanaan :
a. Waduk
-Tampungan Mati
-Tampungan Efektif
-Tampungan Banjir
b. Bendungan
- Dimensi Tubuh Bendungan
2. Mampu menggambarkan dengan benar Potongan
Melintang tubuh bendungan dan waduknya

KONSTRUKSI BENDUNGAN
24
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
13
TEKNOLOGI BETON

Suatu campuran yang terdiri dari beberapa bahan


(agregat halus, kasar dan air) yang direkatkan
oleh material pengikat (semen).

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. IPU.
14
SIFAT UMUM BETON
01 02
BETON BASAH BETON KERING
• Mudah dibentuk • Berpori
• Menimbulkan panas kimiawi • Tidak kedap air
• Kecepatan pengerasan tergantung type semen, • Kuat tekan tetapi tidak
kekentalan dan cuaca serta bahan tambahan kuat tarik
• Air semen menguap menimbulkan pori dan • Susah diperbaiki
keretakan
• Terjadi pemisahan agregat kasar dan halus bila
dijatuhkan dari ketinggian
• Dapat mengeras dalam cuaca dingin, panas
maupun basah/terendam

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
15
JENIS-JENIS BETON

Beton Ringan Beton Normal Beton Berat


Maks 1850 kg/m3 1850 – 2800 kg/m3 > 2800 kg/m3

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
16
Agregat
Semen Kasar dan Halus

01 02

BAHAN
MATERIAL
04 BETON 03

Bahan Kimia Air


Tambahan
(Aditif)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof.Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
17
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

01 PERAPIHAN/ 06
PENGADUKAN
FINISHING

02 PENGANGKUTAN PEMADATAN 05

03 PERSIAPAN PENGECORAN 04

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
18
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

PENGADUKAN

Alat
beton molen, batching plan & truck mixer

Ketentuan
• tercapai penyebaran bahan yang sempurna
• lebih dari 1,5 menit untuk volume <1 m3 dan ditambah 0,5 menit
setiap penambahan kapasitas 1 m3
• kekentalan diawasi dan disesuaikan dengan
• kemudahan pengecoran dan jarak pengangkutan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
19
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

PENGANGKUTAN

Alat
Manual, truck beton

Ketentuan
• tidak boleh > 30 menit (manual) dan
• maksimum 1,5 jam (truck beton)
• tidak menimbulkan segregasi dan perubahan sifat beton

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
20
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

PERSIAPAN
Ketentuan
• ruang pengecoran bebas dari kotoran
• sambungan beton harus dikasarkan
• bidang singgung dengan bata dibasahi
• bidang singgung dengan bekisting diberi
• bahan khusus supaya mudah dilepas saat beton telah mengeras

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
21
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

PENGECORAN
PEMADATAN
Alat dengan batang besi/kayu
Tower crane, concrete pump, roda atau vibrator
dorong, talang, conveyor, ember dll

Ketentuan
• Dilakukan menerus sesuai
rencana
• Digetarkan vibrator untuk
mendapatkan kepadatan optimal
(antara 5 sampai 15 detik)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT., IPU.
22
CONTOH BENDUNGAN BETON DI INDONESIA
No. Nama Bendungan Sungai/ H Kegunaan Type
Propinsi
1 B. TANGGA (1983) S. Asahan 82 m PLTA A
(Sumut)
2 B. SIGURA- S. Asahan 46 m PLTA C
GURA(1982) (Sumut)
3 B. SAMPEAN S. Sampean 41 m PLTA C
BARU(1983) (Jawa Timur) Irigasi

4 B. SIRUAR (1981) S. Asahan 39 m PLTA C


(Sumut)
5 B. GARUNG (1983) S. Menjer 36 m PLTA C
(Jateng)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
23
6 B. PEJENGKOLAN S. Bedegolan 27,5 m PLTA C
(1986) (Jateng)
7 B. SURABAYA S. Srigangga 24,5 m Irigasi C
(1997) (NTB) L
8 B. KLAMPIS S. Klampis 22,3 m Irigasi C
(1976) (Jatim) M
9 B. KALI UJUNG (1995) S. Rangsing 15,8 m Irigasi C
(NTB) L
10 B. MUSI (2002) S. Musi 15,5 m PLTA (R) C
(Bengkulu)
11 B. BAKARU (1990) S. Saddang 15 m PLTA (R) C
(Sulsel)
Type Bendungan : A = Arch Dam ; C = Concrete Gravity

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
24
KLASIFIKASI BENDUNGAN BETON
1). Bendungan Beton Berdasarkan berat sendiri
(Concrete Gravity Dams)
2). Bendungan Beton dengan Penyangga
(Concrete Buttress Dams)
3). Bendungan Beton Berbentuk Busur
(Concrete Arch Dams)
4). Bendungan Beton Kombinasi
(Combination Concrete Dams)
5). Bendungan Beton Prategang
(Prestressed Concrete Dams)
Konst. Bendungan II
KONSTRUKSI BENDUNGAN
36
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
25
KEUNTUNGAN & KELEMAHAN BENDUNGAN BETON

Keuntungan :
- Kontruksi tahan lama
- Tidak perlu pemeliharaan khusus à rembesan
- Konstruksi > Ramping à biaya konstruksi ?
- Dll

Kerugian / Kelemahan :
- Perlu kondisi geologi yang mendukung à sebagai pondasi
- Proses pelaksanaan konstruksi > teliti, supaya ¹ dibongkar
- Perlu teknologi konstruksi > tinggi
- Dll

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
26
KONSTRUKSI BETON

“BETON” sebagai item pekerjaan


“Utama” dalam Bendungan

Beton perlu mendapatkan perhatian serius :


- Proses teliti dan sesuai aturan
- Komposisi campuran diperiksa sebelum
dan selama pelaksanaan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
27
TEKNOLOGI BETON
BETON akan baik MUTUnya bila :
1. Bahan campuran baik dan bersih (agregat halus,
agregat kasar, semen, air, bahan lain)
2. Alat kerja baik dan sesuai kapasitasnya
(crushing plant, batching plant, agitator truck, concrete
pump, vibrator, dll)
3. Tempat pengecoran dilindungi terhadap air hujan
4. Keahlian pekerja memadai
5. Bekisting cukup “kuat dan rapi”
6. Pengujian slump & kuat tekan beton sebelum (mix design)
dan selama proses pengecoran
7. Perawatan (curing)
8. Spesifikasi teknis yang jelas termasuk
pembesian/tulangan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
28
BETON YANG BAIK :
1. Mudah dikerjakan (Workability)
Faktor air semen (Water Cement Ratio)
WCR = berat air / berat semen à (0,45 – 0,60)
2. Lama ketahanan dari beton (Durability)
- terhadap bahan kimia (opaline, silica, garam
sulfat, dsb)
- terhadap pelapukan akibat :
-- beda temperatur yang besar
-- kembang susut
-- poreus à vibrator kurang
3. Kekuatan yang diinginkan tercapai (K225, K350, dsb)
4. Penyusutan beton relatif < à volume
5. Berat jenis beton à standar 2400 kg/m3
6. Daya rembes air
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
29
SAMBUNGAN BETON (CONCRETE JOINT)

Jarak & Letak sambungan tergantung pada :


- Type bendungan & tinggi bendungan
- Kapasitas alat produksi beton

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
30
JENIS SAMBUNGAN BETON

1. Sambungan yang ^ dengan As Dams


(jarak antar sambungan 15 – 20 m)

2. Sambungan ke arah memanjang


(Longitudinal Joint); jarak antar
sambungan 10 – 30 m)
Sket 1 dan 2

2
1

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
31
3. Sambungan pelaksanaan (Construction Joint)
tiap tinggi 1 – 2 m
4. Sambungan pengunci à meneruskan tegangan
geser untuk permukaan yang luas

5. Diberi bahan penahan air (waterstop)


(karet, copper, stainless steel, PVC, dsb)
diletakkan ± 30 cm dari permukaan di hulu
bendungan
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
32
SALAH BENAR
Tusukan asal-asalan Tusukan yang vertikal
dan acak à beton tidak dengan jarak teratur
homogen dengan kedalaman terukur

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
33
SALAH BENAR
Pengecoran & pemadatan Menghasilkan pemerataan
dari atas bidang miring air semen dan kepadatan
akan “membuyarkan” yang merata
adukan beton

Sumber : Pekerjaan Beton Cast in situ


KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
34
BENDUNGAN BETON

BENDUNGAN BETON BERDASAR BERAT SENDIRI


(Concrete Gravity Dam)

Bendungan Beton ini sering disebut pula


sebagai “BENDUNGAN BETON GRAVITASI”

Konst. Bendungan II
KONSTRUKSI BENDUNGAN
46
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
35
BENDUNGAN BETON

Ada 2 Tipe, yaitu :

(1) Bendungan Beton Berdasarkan Berat Sendiri Penuh


(Masif; Massive Concrete Gravity Dams ; Solid Gravity Dams)

adalah : Bendungan Beton berdasar berat


sendiri yang secara penuh terisi beton,
kecuali lorong pemeriksaan
(inspection gallery) dan lorong
sementasi (grouting gallery)

contoh : - B. Siruar di S. Asahan Sumut


- B. Sigura-gura di S. Asahan Sumut

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
36
BENDUNGAN BETON

Sket Potongan Melintang Bendungan Beton Gravity

Lorong Pemeriksaan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
37
BENDUNGAN BETON

(2) Bendungan Beton Berdasarkan Berat Sendiri Berongga


(Concrete Hollow Gravity Dams)

adalah : Bendungan Beton berdasar berat sendiri


yang ada rongganya, sehingga tidak terisi
beton secara penuh

contoh : di Indonesia tidak ada


Bendungan Itaipu (Luar negeri)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
38
BENDUNGAN BETON

Ukuran Bendungan Beton


adalah sedemikian rupa sehingga stabil
terhadap :

- bahaya guling,
- geser,
- tegangan tanah tidak terlampaui
(bearing capacity) dan
- air rembesan masih terkendali.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
39
BENDUNGAN BETON
Untuk memenuhi 4 kriteria tersebut :

Biasanya dasar pondasi bendungan


dibuat lebar, tetapi semakin lebar dasar
pondasi à berat bendungan >>> à
gaya tekan ke atas akan >>>, dan
bendungan menjadi tidak ekonomis lagi.

Oleh karena hal di atas, maka diberi rongga-rongga untuk


memperkecil gaya tekan ke atas, serta mengurangi volume
beton à menjadi ekonomis.

Supaya lebih ekonomis lagi à dibuat beberapa type beton


(K140 s.d K225 kg/cm2).
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
40
BENDUNGAN BETON

≈ K225 ke atas

≈ K175 – K225

≈ K140 – K175

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
41
BENDUNGAN BETON

Syarat teknis pemilihan lokasi Bendungan


Beton Gravitasi :

- Terdapat lembah sempit yang kokoh dan


tidak mudah longsor
- Di sekitar lokasi terdapat material (pasir,
kerikil, dan batu) yang baik dan cukup
volumenya
- Hasil percobaan geser batuan (rock
shear test) > 5 kg/cm2.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
42
BENDUNGAN BETON

DASAR-DASAR PERENCANAAN
Asumsi-asumsi

a. Berat Volume air diambil 1 t/m3


b. Berat Volume beton (2,3 – 2,4 t/m3)
c. Berat Volume Lumpur
- Insitu test
- Submerged/terendam air, dikurangi 1
d. Sudut geser beton terhadap batuan pondasi (j)
dan koefisien gesernya F = tg j. (dari pengujian
geologi setempat)
e. Tegangan beton ijin à Mix design bahan bangunan
f. Tegangan tanah ijin (bearing capacity) à test
geologi setempat
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
43
BENDUNGAN BETON
Stabilitas Konstruksi

Memenuhi 4 syarat
(1) Aman terhadap Guling (overturning)
Ht = gaya horizontal
total yang tekan
bendungan
Ht
t = gaya vertical total
Ht
yang tekan
Vt
a bendungan
R MAH = Momen horizontal
di A
B/3 B/3 B/3 A MAV = Momen vertical di
B
A
b

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
44
BENDUNGAN BETON

- Ht akan menyebabkan guling di A akibat momen


MAH = Ht.a
- Dilawan oleh momen vertical MAV = Vt.b
- Jadi agar stabil MAV > MAH (standar angka
keamanan > 1,5)
Dirumuskan :
n= å M AV
³ 1,5
åM AH

dimana :
n = angka keamanan terhadap guling

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
45
BENDUNGAN BETON

Bendungan tidak terguling apabila

e=
åM -
B
<
B
åV 2 6

dimana :
e = eksentrisitas (jarak antara titik
tangkap gaya R dengan titik tengah
pondasi
B = lebar pondasi
M= Momen total terhadap A
V = Vt = gaya vertical total

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
46
BENDUNGAN BETON

(2) Aman terhadap Geser (sliding)

Ht

C
t A
B

Ht selain menyebabkan tendensi guling, juga geser di bagian


pondasi sepanjang AC (B) dan dilawan oleh gaya geser t.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
47
BENDUNGAN BETON

Supaya aman terhadap geser, maka :

f .å V + t . A
n= ³4
åH
dimana :
n = angka keamanan terhadap geser
f = koefisien geseran antara beton
dengan pondasi batuan = tg j
t = tegangan geser dari beton terhadap
batuan pondasi
A = luas permukaan pondasi

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
48
BENDUNGAN BETON
(3) Tegangan tanah pada pondasi tidak dilampaui

Vt

Vt semakin besar à guling dan geser aman


à tegangan tanah tidak aman

Maka untuk bendungan dengan h > 50 m


à biasanya dipikirkan alternatif tipe berongga
(concrete hollow gravity dams)
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
49
BENDUNGAN BETON
Dirumuskan :
s maks =
å Vt æ
ç1 +
6e ö
÷ £s t
B.L è Bø

s min =
å Vt æ
ç1 -
6e ö
÷>0
B.L è Bø
dimana :
smaks = tegangan tanah maksimum yang timbul
smin = tegangan tanah minimum yang timbul
Vt = gaya vertical total
B = lebar pondasi
L = Panjang pondasi
e = eksentrisitas
st = tegangan tanah ijin berdasar bearing capacity test
B.L = luas bidang pondasi
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
50
BENDUNGAN BETON

(4) Aman terhadap air rembesan


-- Bendungan untuk air baku
à diusahakan tidak ada rembesan
-- Bendungan untuk Pengendali Banjir
à dapat ditolerir asal konstruksi aman

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
51
BENDUNGAN BETON

GAYA-GAYA YANG BEKERJA

A. GAYA VERTIKAL

A.1 Berat Sendiri Bendungan


(termasuk berat pintu air dan instalasinya)
- Diperhitungkan dalam bentuk resultan
gaya yang akan bekerja pada titik pusat
masanya
- Disederhanakan menjadi segi 4 dan segi 3
untuk memudahkan mencari titik tangkap gaya

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
52
BENDUNGAN BETON

h2 2/3h3

h3

G2 G3 1/3h3
h1
C
G1 1/3 b3 2/3 b3

b1 b2 b3

G1 = ½.b1.h1.g
G2 = b2.h2.g SG
G3 = ½. b3.h3.g

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
53
BENDUNGAN BETON

Jarak G1 ke C = 2/3.b1 = l1
Jarak G2 ke C = (b1+1/2.b2) = l2
Jarak G3 ke C = (b1+b2+1/3.b3) = l3

Maka titik pusat gaya Resultan akibat berat sendiri :

b=
å (G .l
1 1 + G 2 .l 2 + G3 l 3 )
åG
Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk gaya
yang lain.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
54
BENDUNGAN BETON

A.2. Berat Air di sebelah hulu bendungan


b1
a1

(h3-h1)
W1
h3

h1
W2
a2

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
55
BENDUNGAN BETON

W1 = b1(h3-h1).g
W2 = ½. b1.h1.g

Jarak W1 ke C = a1
Jarak W2 ke C = a2
Maka Pusat Gaya Resultan akibat berat air :
W1a1 + W2 a2 + Wn an
a=
åW
A.3. Berat Lumpur à sama dengan berat air,
hanya beda g saja
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
56
BENDUNGAN BETON

A.4. Gaya Tekan ke Atas (Uplift Pressure)

h4

b
h5

h5
h4

1
U = .(h4 + h5 ).b
2

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
57
BENDUNGAN BETON

B. GAYA HORISONTAL

B.1. Gaya Hidrostatik

Merupakan gaya air menekan bendungan ada


atau tidak ada angin

h3
Hs

gh3

Hs = ½.h32.g dengan titik tangkap 1/3.h3


KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
58
BENDUNGAN BETON

B.2. Gaya Hidrodinamik

Akibat gempa

Hd = Cd.K1.g.h40,5

dengan titik tangkap 1/3.h3

dimana :
Cd = koefisien » (0,5 – 0,7)
K1 = koefisien gempa

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
59
BENDUNGAN BETON

B.3. Gaya Horisontal akibat lumpur

H1 = ½..K1.bd.h2

dimana :
K1 » 0,5
bd = berat jenis Lumpur di air
h1 = tinggi lumpur

B.4. Gaya akibat Gempa

Untuk H bendungan > 30 m :


Hg = berat bendungan x koefisien
gempa dengan arah horisontal
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
60
BENDUNGAN BETON

BENDUNGAN BETON DENGAN PENYANGGA


(Concrete Buttress Dams)

adalah :
suatu bendungan beton dimana
dalam perhitungannya lebih
menonjolkan bagian penyangga
daripada bagian lainnya

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
61
BENDUNGAN BETON

Type dari Bendungan Beton Penyangga :


(1) Massive Head Buttress Dams

- Diamond head buttress dams


- Round head buttress dams

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
62
BENDUNGAN BETON

Diamond Head

Round Head

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
63
BENDUNGAN BETON

Keuntungan dan Kerugian Massive Head Buttress Dams

Keuntungan
- Konstruksi sederhana dan sejenis dengan massive
gravity dam
- Tidak ada pembesian pada pelat
- Tekanan air dapat terdistribusi merata
- Konstruksi yang lebih berat à aman terhadap guling
- Tekanan uplift < dibandingkan gravity dams
Kerugian
- Memerlukan lebih banyak bekisting (form work) dalam
pelaksanaan
- Semua kemungkinan item pekerjaan seperti drainase
outlet diakomodasi melalui head buttress

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
64
BENDUNGAN BETON

(2) Deck Slab type Buttress Dams


Road

- Pelat sederhana
- Pelat menerus
- Cantilever pelat

Reinforcement

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
65
BENDUNGAN BETON
Keuntungan dan Kerugian “Type Pelat”

Keuntungan :
- Secara konstruksi lebih hemat 15 s/d 40 %
- Kemungkinan retak vertical kecil à ada penulangan
- Penyangga dengan spasinya memungkinkan dilakukan
perbaikan pondasi
- Mampu meredam perbedaan temperatur
Kerugian :
- Resiko penurunan pondasi yang tidak seragam
- Resiko retak horizontal
- Perhitungan gaya akibat waduk penuh dan kosong
menyebabkan beda perhitungan momen à pembesian
yang rancu

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
66
BENDUNGAN BETON

Bagaimana memilih Type Buttress Dams

- Didasarkan perhitungan gaya-gaya vs pondasi


- Kondisi ekonomi/finansial
- Ketersediaan material konstruksi
(seperti : agregat, semen, besi/baja,
keahlian buruh)
- Kemanfaatan proyek

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
67
BENDUNGAN BETON

Secara umum (+) dan (-) Buttress vs Gravity Dams :

Kelebihan :
- Volume beton < , à konsumsi semen <
- Kontrol beda temperatur lebih baik
- Gaya Uplift <
- Adanya peluang variasi pondasi
- Inspeksi dan pemeliharaan lebih mudah
- Power house bisa dibuat antara buttress
Kerugian
- Perlu bekisting + perancah à harga satuan naik
- Perlu mix design dengan mutu lebih
- Waktu pelaksanaan lama akibat complicated work
- Jumlah sambungan beton >

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
68
BENDUNGAN BETON

PEMILIHAN LOKASI

- Terdapat lembah yang lebih lebar


(lebar > tinggi bendungan rencana)
B

h
B>h

- Tersedia material beton dalam jumlah cukup

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
69
BENDUNGAN BETON

DASAR PERENCANAAN

a. Stabilitas konstruksi » gravity dams


b. Gaya yang bekerja & perhitungan » gravity dams
(hanya tinjauannya tidak sama untuk tiap meter panjang
bendungan
c. Ukuran yang ekonomis
- Kemiringan penyangga à tabel Malterre
(notasi n dan m)
(n + m) » 0,8 – 1,25 T. Bendungan à Sudibyo)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
70
BENDUNGAN BETON
- Jarak dan tebal penyangga :
Tinggi Dams Jarak as ke Tebal min.
(m) as (m) puncak (m)
10 – 25 4–6 0,3

25 – 50 8 – 11 0,5 – 0,8

> 50 11 – 15 0,8 – 1,5

- Ratio kelangsingan :
= tinggi buttress / tebal = 12 - 15

- Ratio kepadatan :
= jarak antar as / tebal buttress = 2,5 - 3
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
71
BENDUNGAN BETON

CONCRETE ARCH DAMS


(Bentuk Busur)

adalah : Suatu bendungan beton


dengan bentuk utama
dinding berupa lengkungan /
busur.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
72
BENDUNGAN BETON

Bendungan Beton berbentuk lengkung pertama


kali dibangun :

- Di Iran, pertengahan abad 13 (Varsney)


- Di Turki, pertengahan abad 5 (Schnitter)
- Bendungan Almansa Spanyol (1384) :
*) tinggi 25 m
*) panjang 90 m
*) volume beton 600 m3
*) volume waduk 1.600.000 m3
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
73
BENDUNGAN BETON

Pembagian berdasarkan kelengkungannya :

a). Constant Radius Arch Dam


Suatu bendungan lengkung dikatakan
berjari-jari tetap apabila muka bendungan
bagian upstream (hulu) berbentuk lengkung
yang merupakan bagian dari lingkaran
dengan jari-jari tetap.

b). Variable Radius Arch Dam


Bendungan tipe ini radius dalam dan luas dari
muka bendungan bervariasi dari atas sampai
bawah, biasanya jari-jari maksimum pada puncak
dan minimum pada bagian bawah.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
74
BENDUNGAN BETON

c). Constant Angle Arch Dam


Bendungan dengan sudut pusat sama, yang
paling ekonomis mempunyai sudut pusat » 133 °

d). Double Curvature Arch Dam (lengkung dua arah)


Bendungan dengan lengkung ke arah hulu dan
hilir

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
75
BENDUNGAN BETON

Pembagian berdasarkan ketebalan dinding :

1). Thick Arch Dam (dinding tebal)


Dinamakan juga Arch Gravity Dams (beton
lengkung berdasarkan berat sendiri)
(tebal = 0,3 – 0,5 x tinggi Bendungan)

2). Mixed Arch Dam (kombinasi dinding tipis dan


sedang)
(tebal < 0,3 x tinggi Bendungan)
Contoh : Roseland Dam di Perancis

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
76
BENDUNGAN BETON

Pemilihan Lokasi untuk Arch Dam

1. Rasio lebar lembah dibagi tinggi lembah dan faktor


bentuk tebing perlu dibandingkan dengan desain
(segi sudut pusat)

2. Pondasi batuan yang cukup kuat

3. Tercukupinya material beton (agregat, pasir, dsb)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
77
BENDUNGAN BETON

Syarat Arch Dam yang diutamakan

---- Profil yang simetris akan lebih baik dari segi


perataan tegangan

----- Sudut pusat lengkung atas antara 100 ° - 135°

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
78
BENDUNGAN BETON
Dasar Perencanaan

1). Stabilitas Konstruksi


Arch dams tidak dapat menggeser & guling,
dan akan stabil apabila :
- Tegangan yang timbul pada abutment masih
dapat ditahan tanpa timbul kerusakan
- Tegangan izin beton tidak dilampaui
- Air rembesan terkendali

2). Data & Gaya yang bekerja


(sama dengan type concrete gravity dams)
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
79
BENDUNGAN BETON

FAKTOR BENTUK TEBING


(Canyon Shape Factor/CSF)

Tebing sungai berbentuk alami dan tidak beraturan,


namun dapat disederhanakan menjadi sbb :

j1 j2
h h

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
80
BENDUNGAN BETON

Faktor yang berpengaruh adalah b


dan h, serta j1 dan j2.

Bila :
b/h < 3 à gorge
3 < b/h < 6 à lembah sempit
b/h > 6 à lembah lebar

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
81
BENDUNGAN BETON

Untuk lebih teliti, dalam perencanaan supaya


tekanan pada abutment dapat efisien, maka nilai
CSF dirumuskan :
b + h(sec j1 + sec j 2 )
CSF =
h

CSF » 2 – 5

Apabila CSF < atau > dari interval di atas maka


Bendungan menjadi tidak ekonomis.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
82
BENDUNGAN BETON

PRESTRESSED DAMS

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
83
BENDUNGAN BETON

PRESTRESSING OPERATION

1. Forming/drilling cable holes


Antara 6 – 37 cm tergantung ukuran
beban yang akan dibebankan pada kabel

2. Homing the cables


- Persiapan daerah tambatan
- Grouting dari tempat kabel

3. Stressing heads à penarikan kabel

4. Final grouting of cables


Penguncian dengan pengecoran akhir
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
84
BENDUNGAN BETON

Diperlukan perlindungan penuh supaya


tidak terjadi karat, seperti :

- bebas dari material luar di dalam lubang,


- cukup ruang untuk grouting, dan
- bebas dari pori udara yang terkunci.

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
85
BENDUNGAN BETON

Formasi Jumlah Kabel dan Jarak


Berdasarkan tinggi bendungan adalah sbb :

Tinggi Bendungan (m)


25 50 75 100
1. Jumlah Kabel 15,89 60,71 139,3 240
2. Jarak kabel 200 t (m) 12,88 3,29 1,49 0,83

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
86
BENDUNGAN BETON

Teknik prestressing ini banyak digunakan


untuk :

- meninggikan bendungan lama ;


- memperbaiki bendungan lama yang sudah
membahayakan ;
- bendungan baru yang ada kemungkinan
dipertinggi pada masa depan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
87
TUGAS TERSTRUKTUR

1. Mencari dan memberikan tanggapan singkat


tulisan/makalah/jurnal tentang Bendungan
dengan sub tema :
a. Perencanaan Bendungan
b. Pelaksanaan Konstruksi Bendungan/
Perbaikan Pondasi
c. Operasi dan Pemeliharaan Bendungan
d. Tinjauan Keamanan Bendungan
Pilih salah satu (Bersifat Kelompok)

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
88
TUGAS TERSTRUKTUR
2. Membuat Peta Pikiran/Diagram Alir Proses Perencanaan
Dimensi Bendungan diawali dari data-data yang diperlukan.

3. Membuat tulisan dengan studi literatur


untuk tema :
a. Concrete Gravity Dams
b. Buttress Dams
c. Arch Dams
Pilih salah satu (Bersifat Kelompok)

4. Melakukan Presentasi dan Pembahasan secara acak dari


ketiga tugas terstruktur di atas

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
89
Referensi :

- Anonymous (1977), Design of Small Dams


- Sosrodarsono Suyono (1989), Bendungan Type Urugan
- Sudibyo R (1993), Teknik Bendungan
- Novak (1990), Hydraulic Structure
- Varshney R (1978), Concrete dams
- Shuichi Sato (2000), Dams In Indonesia
- Balitbang PU (1995), Bendungan Besar di Indonesia
- Dep PU (1997), Peraturan Men PU No. 72/PRT/1997,
Keamanan Bendungan

KONSTRUKSI BENDUNGAN
Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT
90
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai