Anda di halaman 1dari 60

TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP.

0117040006

LAPORAN TUGAS GAMBAR HYDROSTATIC, BONJEAN &


FLOADABLE LENGTH CURVES
KM. ARIESTHEO

Disusun Oleh:
Galuh Sari Puspamurtti
0117040006

Program Studi
TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


Jl. Teknik Kimia ITS, Kampus PPNS, Sukolilo – Surabaya 60111

1
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Kata Pengantar

Segala puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas semua
berkah, ridha dan rahmat-Nya, penyusunan laporan yang berjudul “Laporan Tugas Gambar
Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length “ ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Laporan ini menjelaskan tentang bagaimana proses / tahapan / cara dalam
pembuatan Tugas Gambar Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length. Penyusunan laporan
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tugas Gambar Hydrostatic, Bonjean
& Floadable Length Program Studi Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal, Jurusan
Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada beberapa pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungannya dalam pengerjaan dan penulisan Laporan Tugas
Gambar Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length ini antara lain:

1. Ayah dan ibu yang selalu memberi dukungan fisik dan spiritual hingga tugas dan
laporan ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Ruddianto, ST., MT.,MRINA. dan Bapak Tri Karyono, ST., MT., selaku
dosen pembimbing mata kuliah Tugas Gambar Hydrostatic, Bonjean & Floadable
Length yang telah memberikan pengarahan dalam perkuliahan serta dalam
pengerjaan tugas ini.
3. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun dengan penyusun laporan ini.
Maka dari itu saran, kritik, dan masukan yang sifatnya membangun penyusun butuhkan
untuk dapat memperbaiki kesalahan dan lebih dapat untuk pengerjaan selanjutnya. Semoga
laporan yang telah penyusun buat ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca serta mudah- mudahan dapat dijadikan referensi.

Terima kasih

Surabaya, 5 Januari 2019

Galuh Sari Puspamurtti

2
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 5
1.1. HYDROSTATIC CURVE ......................................................................................... 5
1.1.1. Definisi ............................................................................................................. 5
1.1.2. Kurva Yang Tergambar Dalam Kurva Hidrostatik .......................................... 5
1.1.3. Manfaat Kurva Hidrostatik ............................................................................ 14
1.1.4. Diagram Alir pembuatan Kurva Hidrostatik .................................................. 15
1.2. BONJEAN CURVE ................................................................................................. 17
1.2.1. Definisi .......................................................................................................... 17
1.2.2. Manfaat Kurva Hidrostatik ............................................................................ 17
1.2.3. Diagram Alir pembuatan Kurva Bonjean ...................................................... 18
1.3. FLOADABLE LENGTH CURVE .......................................................................... 19
1.3.1. Definisi ........................................................................................................... 19
1.3.2. Istilah-istilah pada Floadable Length ............................................................. 19
1.3.3. Pembuatan Floadable Length Curve .............................................................. 20
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 23
2.1. Data Kapal................................................................................................................ 23
2.2. Pembagian Wl .......................................................................................................... 23
2.3. Perhitungan Kurva Hidrostatik ................................................................................ 24
2.3.1. Langkah-langkah penggambaran Kurva Hidrostatik ..................................... 36
2.3.2. Hasil Hitungan Kurva Hidrostatik pada sarat penuh ..................................... 37
2.4. Perhitungan Kurva Bonjean ..................................................................................... 38
2.4.1. Langkah-langkah penggambaran Kurva Bonjean………………….…………..... 40
2.4.2. Hasil Hitungan Kurva Bonjean pada sarat penuh…………………………….…. 41
2.5. Perhitungan Kurva Kebocoran ................................................................................. 42
2.5.1. Penggambaran Kurva Kebocoran .................................................................. 55
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 59
3.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………....................... 60

3
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS GAMBAR HYDROSTATIC, BONJEAN &
FLOADABLE LENGTH CURVES
CARGO SHIP
KM. MAJAPAHIT

Disusun oleh
Nama : Galuh Sari Puspamurtti
NRP : 0117040006
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
Program Studi : D4 - Teknik Perencanaan dan Konstruksi Kapal

Surabaya, 5 Januari 2019


Mahasiswa

Galuh Sari Puspamurtti


NRP : 0117040006

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ruddianto, ST., MT.,MRINA. Tri Karyono, ST., MT.,


NIP : 196910151995011001 NIP : 196922061995121001

4
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. HYDROSTATIC CURVE

1.1.1 Definisi

Merupakan kumpulan kurva-kurva yang menggambarkan karakteristik


badan kapal yang tercelup dalam air laut, dan kurva-kurva ini digambarkan pada
berbagai sarat (T) pada saat kapal even keel. Cara yang paling umum untuk
menggambarkan kurva hidrostatik adalah dengan membuat dua sumbu saling
tegak lurus. Sumbu mendatar adalah garis dasar kapal (base-line) sedangkan
garis vertikal menunjukkan sarat tiap water line yang dipakai sebagai titik awal
pengukuran kurva hidrostatik.

1.1.2 Kurva Yang Tergambar Dalam Kurva Hidrostatik

Merupakan kumpulan kurva-kurva yang menggambarkan karakteristik


badan kapal yang terbenam dalam air atau air laut, dan kurva-kurva ini
digambarkan pada berbagai sarat (T) pada saat kapal EVEN KEEL.
Kurva tersebut adalah :

1.  (Disp) : Displacement Moulded


adalah displasement bersih, massa air yang dipindahkan oleh
badan kapal yang tercelup dalam air pada kondisi tanpa kulit
(ton). Nilai ini didapat dari perkalian volume karene dengan
berat jenis air laut yaitu 1,025

2.  ’(Disp) : Displacement Including Shell


adalah massa air yang dipindahkan oleh badan kapal yang
tercelup dalam air dengan kulit (ton).

3. KB : Keel of Buoyancy
Jarak pusat titik benam diatas dasar kapal (m).

4. ¤B : Midship of centre Buocancy

5
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Jarak titk benam terhadap titik tengah memanjang kapal (m).


Tanda negatif (-) dan positif (+) menunjukkan letaknya. Jika
ada di depan midship (+) dan di belakang midship (-).

Jika kapal terapung di air tenang, akan bekerja 2 unit gaya :

1. Gaya grafitasi mengarah kebawah.


2. Gaya apung (buoyancy) mengarah keatas.
Gaya grafitasi adalah resultan atau gabungan gaya, meliputi
berat semua bagian konstruksi kapal, peralatan, muatan dan
penumpang. Gaya grafitasi dianggap sebagai gaya tunggal
yang bekerja kebawah melalui titik berat kapal.
Gaya apung (buoyancy) juga gaya komposit, merupakan
resultan tekanan air pada lambung kapal.

Gambar 1.1 Titik Bouyanci Kapal

5. TKM : Transversal Keel of Mentacentre


Jarak metacenter melintang diatas dasar kapal (m).
Menunjukkan jarak antara dasar kapal (Keel) terhadap Titik
Metacentre secara melintang kapal.
TKM  TBM  KB

TKM
Gambar 1.2 Jarak metacenter melintang kapal

6
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

6. LKM : Longitudinal Keel of Mentacentre


Jarak metacenter memanjang diatas dasar kapal (m).
Merupakan jarak antara pusat Metacentre terhadap dasar
kapal (Keel) secara memanjang kapal.
LKM  LBM  KB

LKM
Gambar 1.3 Jarak metacenter memanjang kapal

7. ¤F : Midship to centre Floatation

Jarak titik apung terhadap titik tengah memanjang kapal (m).


Seperti juga Lcb, tanda (-) menunjukkan bahwa titik Lcf
terletak di belakang midship dan (+) menunjukkan bahwa titik
Lcf terletak di depan midship. Bila dilihat secara memanjang
kapal sarat kapal sebelum terjadi trim dan setelah mengalami
trim akan berpotongan disatu titik yaitu titik F (Floutation),
yaitu titik berat bidang garis air saat trim, atau dengan kata
lain titik putar trim adalah dititik F.Grafik displasemen pada
Kurva Hidrostatik bisa dipakai bila kapal tidak mengalami
trim atau titik F tepat pada midship.

¤F
Gambar 1.4 Titik Apung Kapal

7
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

8. WSA : Wetted Surface Area


Luas permukaan basah badan kapal (m2). Menunjukkan luas
semua permukaan badan kapal yang tercelup air pada tiap –
tiap WL (Water Line). WSA didapat dari jumlah perkalian
half girth dengan faktor luas pada setiap station dan setiap
water line-nya. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

2 L
WSA   PP   8
3 20

Dimana ∑8 = jumlah perkalian half girth dengan faktor luas

9. WPA : Water Plan Area


Luasan bidang garis air (m2). Menunjukkan Luasan bidang
garis air yang sejajar dengan bidang dasar untuk tiap – tiap
sarat. Kemungkinan-kemungkinan bentuk WPA ditinjau dari
bentuk alas kapal antara lain:

 Untuk kapal dengan rise of floor, pada 0 mWL luas garis


air adalah nol karena luasan water line hanya berupa garis
lurus(base-line), sehingga lengkung WPA dimulai dari titik
(0,0).
 Untuk kapal tanpa rise of floor, pada 0 mWL ada luasan
yang terbentuk pada garis dasar sehingga luas garis air
tidak sama dengan nol.

10. MSA : Midship Sectition Area


Luas midship pada sarat tertentu (𝑚2 ). Menunjukkan luas
bidang tengah kapal pada tiap – tiap sarat. Harga MSA untuk
tiap sarat dapat diketahui dari Tabel B pada perhitungan
hidrostatik untuk main part.

11. DDT : Displacement Due To Trim One Centimetre.


Perubahan / pemindahan / pengurangan dispasement akibat
trim kapal sebesar I cm.

8
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Trim adalah perbedaan sarat depan dan belakang, dalam hal


DDT ini sarat belakang lebih besar dari sarat haluan, trim
buritan (trim by stren). Trim terjadi bila ada aktivitas dikapal
yang menyebabkan sarat depan dan belakang berbeda bila
dibandingkan sebelum ada aktivitas tersebut, saat kapal belum
mengalami trim. Bila dilihat secara memanjang kapal sarat
kapal sebelum terjadi trim dan setelah mengalami trim akan
berpotongan disatu titik yaitu titik F (Floutation), yaitu titik
berat bidang garis air saat trim, atau dengan kata lain titik
putar trim adalah dititik F.
Grafik displasemen pada Kurva Hidrostatik bisa dipakai bila
kapal tidak mengalami trim atau titik F tepat pada midship.

Gambar 1.5 Posisi kapal trim

 W1L 2 : Garis air saat belum trim.

 W2 L 3 : Garis air saat trim, tetapi dibuat rata sejajar dengan


garis air W1L2, melewati titik F saat kapal trim.
 W3 L1 , garis air kapal saat trim buritan.

Gambar 1.6 Posisi kapal trim buritan

9
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

DDT dapat digunakan untuk menghitung besarnya


displasemen saat trim, seperti gambar diatas adalah
displasemen saat even keel (garis air W1L1 ) ditambah DDT.
t
Besarnya DDT adalah = x * Awl * 1.025
m3
x = jarak garis air W1L1 dengan W3 L 3 (kedua garis air ini
even keel).
Awl = luasan bidang garis air dari W1L1 atau W3 L 3

DDT 
F  TPC 
LPP

12. MTC : Moment To Change One Mentacentre


Besarnya momen yang diperlukan untuk merubah trim
sebesar 1 cm.

Gambar 1.7 Kapal saat MTC

Besarnya momen, M =  * GZ , untuk sudut kecil sin   ,


sehingga M =  * GM L * , jika sudut trim , menyebabkan

1
trim 1cm = 0.01 m, maka  = dan momen yang
L
menyebabkan trim 0.01m adalah :
 * GM L
MTC = . 0,01 = (ton m)
L

MTC 
LBM   
100 L PP 

10
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

13. TBM : Transversal Buoyancy Of Mentacentre.


Jarak titik tekan kapal terhadap titik mentacentre melintang
kapal (meter). Merupakan jarak antara titik metacentre dengan
titik bouyancy kapal (B) secara melintang kapal.
𝐼𝑇
TBM = 𝑉

TBM
Gambar 1.8 Titik tekan kapal terhadap titik metacenter kapal

14. LBM : Longitudinal Buoyancy Of Metacentre


Jarak titik tekan keatas sampai dengan titi metacentre
memanjang kapal(meter). Merupakan jarak antara titik
Metacentre (M) dengan titik Bouyancy (B) secara memanjang
kapal.
𝐼𝐿
LBM = 𝑉

LBM
Gambar 1.9 Jarak Titik tekan Keatas dengan titik metacenter kapal

15. TPC : Ton Per Centimetre Immersion


Bila kapal mengalami perubahan displasemen yang tidak
begitu besar, misalnya adanya pemindahan, penambahan atau
pengurangan muatan yang kecil, hal ini berarti tidak terjadi

11
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

penambahan atau pengurangan sarat yang besar. Maka untuk


menentukan sarat kapal bisa digunakan grafik TPC.
TPC adalah jumlah berat (ton) yang diperlukan untuk
mengadakan perubahan sarat kapal sebesar 1 cm air dilaut,
perubahan sarat kapal ditentukan dengan membagi perubahan
displasemen dengan TPC.

Gambar 2.1 Kapal saat Tpc

Jika kapal tenggelam sebesar 1 cm diair laut, maka


penambahan volume adalah hasil perkalian luas bidang garis
air (𝑚2 ) dengan tebal 0.01 m,
t
Berat (ton) = TPC = Awl * 0.01 m * 1.025
m3
.
16. Cb : Coeffisien Block
Perbandingan antara volume careen dengan balok yang
mengelilinginya ( L x B x T ).

Gambar 2.2 gambar Cb

17. Cp : Coeffisien Prismatic


12
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Perbandigan antara volume carene dengan volume silinder


yang luas penampang Am dan panjang L.

Gambar 2.3 gambar Cp

Dengan perhitungan lebih lanjut Cp dapat dirumuskan sebagai


berikut:

 C
Cp   B
MSA  L  CM

18. Cm : Coeffisien Midship


Perbandingan antara luasan midship dengan kotak yuang
mengelilinginya ( B x T ).

MSA Am
CM  atau C M 
B  T  B  T 

Gambar 2.4 gambar Cm

19. Cw : Coeffisien Water Line


Perbandungan antara Luas garis air dengan luas kotak yang
mengelilinginya ( L x B ).

13
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 2.5 Gambar Cwp

1.1.3 Manfaat Kurva Hidrostatik

1. Dari Hydrostatic Curve dapat dicari nilai-nilai dari karakteristik kapal seperti
 ,  ’, WPA, WSA, MSA, TKM, TBM, LBM, LKM, MTC, DDT, TPC, KB,
¤B, ¤F, Cb, Cp, Cm, Cw pada kondisi even keel ataupun trim.
2. Dengan Hydrostatic Curve dapat menentukan ukuran utama kapal (misalnya
Lpp, B, H,dll) koefisien-koefisien bentuk pada suatu sarat tertentu yang
ditinjau.

14
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

1.1.4 Diagram Alir pembuatan Kurva Hidrostatik

DIAGRAM ALIR TUGAS GAMBAR HIDROSTATIC


MULAI

1. MENGUKUR ABSIS “HALF BREADTH PLAN FROM CENTRE LINE” TIAP STATION SESUAI DENGAN SEGMEN “WL” DARI FORMAT “A”
2. MENGUKUR “GIRTH” DARI TIAP STATION SESUAI DENGAN SEGMEN “WL” DARI FORMAT “A”

y * S
MENGHITUNG :
 
1.  y * S' * S 6.  3

2.  y * S * S' * n ' 7.  y * S * n 
3.  y * S'* S * n 8.  y * S * n  * n

4.  y * S 9. g * S

5. y * S'

MENGHITUNG PARAMETER HIDROSTATIK : DISPLASEMEN, KB, LCB, WPA, LCF, MSA, IT, IL, WSA, KOEF. BENTUK PADA TABEL “B”

MENGHITUNG PARAMETER DARI CANT PART : LUAS STATION DAN TITIK LUASAN TERSEBUT
DARI STATION AP DAN MIDSHIP CANT PART PADA FORMAT “C”

MENGHITUNG PARAMETER DARI CANT PART : DISPLASEMEN, LCB, KB, WPA, LCF, IL DAN IT
PADA FORMAT “D”

1. MENGHITUNG PARAMETER DARI CANT PART : WSA, DISPLASEMEN KULIT PADA FORMAT “E”
2. MENJUMLAH PARAMETER MAIN PART DAN CANT PART : WSA, DISPLASEMEN KULIT, LCF DAN WPA PADA FORMAT “E”.

1. MENJUMLAH PARAMETER MAIN PART DAN CANT PART : IL DAN LBM PADA FORMAT “F”
2. MENJUMLAH PARAMETER MAIN PART DAN CANT PART : IT DAN TBM PADA FORMAT “F”

MENGHITUNG DISPLASEMEN MOULDED, KB DAN LCB YANG MERUPAKAN KUMULASI TIAP SEGMEN WL PADA FORMAT “G”

MEMBUAT “RESUME” YANG MERUPAKAN KUMPULAN KUMULASI PARAMETER HIDROSTATIK DARI TIAP SEGMEN
PEMBAGIAN WL : WPA, CW, TPC, MSA, CM, KB, TBM, TKM, LCB, LCF, LBM, LKM, DISPLASEMEN MOULDED, CB, CP, WSA,
DISPLASEMEN KULIT, DISPLASEMEN TERMASUK KULIT, MTC, DDT PADA FORMAT H.

MENGGAMBAR PARAMETER-PARAMETER HIDROSTATIK SEBAGAI FUNGSI TIAP SARAT SESUAI DENGAN PEMBAGIAN SEGMEN WL.

SELESAI

15
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Fungsi-fungsi pada format “A” dan kegunaannya :


 = jarak station
 = jarak WL dari segmen WL yang dihitung.
Lwl = jarak garis air pada segmen WL yang dihitung.
d = sarat pada segmen WL yang dihitung.
t = tebal pelat kulit sesuai dengan WL terbawah pada segmen yang dihitung
n = lengan momen terhadap midship dari station untuk menghitung LCB, LCF, I L
S = faktor Simpson dari station untuk menghitung ▼ (bersama dengan S’), I L , I T ,
WPA, WSA.
S’ = faktor Simpson WL yang sesuai dari format “A” untuk menghitung KB, MSA
n’ = lengan momen terhadap WL “tengah-tengah” pada segmen WL dari format “A”
= y * S' * S , untuk menghitung ▼ (volume displasemen)
1

= y * S * S' * n' , untuk menghitung KB (sebagai pembilang)


2

= y * S' * S * n , untuk menghitung LCB (sebagai pembilang)


3

= y * S pada garis air tertinggi segmen garis air yang ditinjau, untuk menghitung
4

WPA, LCF (sebagai penyebut).


= y * S' pada station 10, untuk menghitung MSA.
9

5
 
=  y 3 * S , untuk menghitung I T , momen inersia terhadap sumbu x.

= y * S * n  , untuk menghitung LCF (sebagai pembilang)


6

= y * S * n  * n, untuk menghitung I L , momen inersia terhadap sumbuy.


7

= g * S , untuk menghitung WSA


8

16
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

1.2. BONJEAN CURVE

1.2.1. Definisi

Bonjean curva adalah kurva yang menunjukkan luasan tiap-tiap station


sebagai fungsi dari sarat. Dengan gambar tersebut kita dapat menghitung volume
tanpa kulit untuk suatu kapal pada suatu sarat pada kondisi sarat yang ditinjau
sampai geladak teratas kapal baik dalam keadaan even keel maupun dalam
keadaan trim.

1.2.2. Manfaat Kurva Bonjean

Dari Hydrostatic Curve dapat dicari nilai-nilai dari karakteristik kapal


seperti  ,  ’, WPA, WSA, MSA, TKM, TBM, LBM, LKM, MTC, DDT, TPC,
KB, ¤B, ¤F, Cb, Cp, Cm, Cw pada kondisi even keel ataupun trim.

1. Dengan Hydrostatic Curve dapat menentukan ukuran utama kapal (misalnya


Lpp, B, H,dll) koefisien-koefisien bentuk pada suatu sarat tertentu yang
ditinjau.
2. Dengan Bonjean Curve dapat dicari displacement kapal pada kondisi even
keel ataupun trim serta dapat dicari harga ¤B atupun LCB.
3. Bonjean Curve dapat pula digunakan untuk mencari volume ruang muat
kapal, baik volume ruang muat total ataupun volume ruang muat antara dua
sekat.

17
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

1.2.3. Diagram Alir pembuatan Kurva Bonjean

DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN TUGAS GAMBAR BONJEAN

MULAI

MEMINDAHKAN “FUCTION OF AREA” DARI FORMAT “A” KE TABEL 1 PERHITUNGAN BONJEAN


SESUAI DENGAN SEGMEN PEMBAGIAN WL PERHITUNGAN HIDROSTATIK

MENGHITUNG LUAS SETIAP STATION SESUAI DENGAN SEGMEN PEMBAGIAN WL


DAN MENGAKUMULASI LUAS PADA WL TERTINGGI SEGMEN PEMBAGIAN WL
PADA TABEL 1 PERHITUNGAN BONJEAN

MENGHITUNG TAMBAHAN LUAS SETIAP STATION DARI SARAT KAPAL SAMPAI


UPPER DECK DAN MENGAKUMULASIKAN DENGAN LUAS TIAP STATION SAMPAI
SARAT KAPAL SEBELUMNYA PADA TABEL 2 PERHITUNGAN BONJEAN

MENGGAMBAR LUAS TIAP STATION PADA TIAP GARIS AIR SESUAI DENGAN
PEMBAGIAN SEGMEN WL SAMPAI UPPER DECK.

SELESAI

18
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

1.3. FLOADABLE LENGTH CURVE

1.3.1 Definisi

"Panjang ketidaktenggelaman" adalah lengkungan atau grafik yang


menunjukkan letak dan panjang maksimal sekat melintang kedap air dalam arah
memanjang kapal, bila ruangan tersebut mengalami keboc oran, kapal masih
tepat dapat mengapung atau kapal pada saat akan tenggelam.

1.3.2 Istilah – Istilah pada Floadable Length

 Margin line
"Garis batas tenggelam" adalah garis yang sejajar dengan garis tepi geladak
sekat pada jarak 76 mm (3 inchi).

 Bonjean
adalah gambar dari grafik luas penampang melintang dar setiap setation
sebagai fungsi dari sarat kapal dengan kedudukan kapal tegak (tidak oleng)

 Koefisien Permiabilitet
adalah volume air yang dapat menggenangi ruangan dibandingkan dengan
volume ruangan tersebut bila kosong dan dinyatakan dalam persen

 Midship
“bidang tengah kapal” adalah bidang yang melintang kapal dan ditengah –
tengah panjang antara garis tegak (Lpp)

 Garis batas tenggelam (margin line)


adalah garis yang sejajar garis tepi geladak utama / geladak sekat pada jarak
76 mm ( 3 inch). Atau dengan kata lain, bila sarat air melebihi garis batas
tenggelam maka kapal dianggap tenggelam.

 Geladak sekat
adalah nama yang di berikan pada geladak dimana dinding sekat kedap air itu
berakhir. Dinding sekat harus berakhir pada geladak yang dipakai sebagai
pengukuran garis batas tenggelam.

19
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

1.3.3 Pembuatan Floadable Length Curve

Pembuatan lengkungan sekat kedap air ini memakai cara dari Dipl. Ing. F.
Shirokauer dalam buku “Principles of Naval Architecure”.
Adapun cara pembuatannya sebagai berikut :
1. Pada gambar lengkungan Bonjean dibuatkan garis lengkung “margin line”
yang mempunyai jarak 76 mm dari garis geladak utama.
2. Pada titik terendah dari margin line ini dibuatkan garis singgung yang sejajar
dengan sarat air perencanaan.
3. Dari garis singgung ini (parallel trim line) seperti pada gambar diatas
diukurkan T, yaitu :
T = 1.6 D – 1.5 H, dimana :
D : tinggi dari base line sampai margin line, pada titik terendah.
H : sarat kapal perencanaan.
4. Pada garis tegak depan dan belakang, seperti gambar diatas, T dibagi
menjadi 3 bagian dan dari titik-titik tersebut ditarik garis sampai
menyinggung margin line. Jadi terdapat 3 garis trim depan, 3 garis trim
belakang dan 1 parallel trim line, semuanya merupakan pemisalan dari 7
keadaan kebocoran dari kapal. Dengan tabulasi “Simpson” akan dapat
dihitung volume ruangan yang bocor dan jarak titik berat ruangan yang
bocor terhadap midship.

20
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Ø
Adapun cara menentukan volume ruangan yang bocor dan jarak titik berat
ruangan yang bocor terhadap midship sebagai berikut :

Volume ruangan yang bocor :


v = V´ – V
Dimana :
V´ = volume displasemen saat kapal trim tertentu.
V = volume displasemen saat kapal even keel.

X2 = X3 – X1
Dimana :
X3 = jarak titik tekan pada keadaan trim (B´) terhadap midship.
X1= jarak titik tekan pada keadaan even keel (B) terhadap midship.

V'
X4  * X2
v
Dimana :
X4 = jarak titik buoyancy keadaan trim tertentu sampai titik berat dari
volume ruangan yang bocor.

Sehingga :
u = X4 + X3
u = jarak titik berat volume ruangan yang bocor terhadap midship.

Dengan cara diatas maka dari 7 keadaan trim, dapat ditentukan masing-
masing besarnya volume ruangan yang bocor dan letak titik beratnya
terhadap midship. Setelah tiap-tiap keadaan trim dapat ditentukan besarnya
volume ruangan yang bocor dan titik beratnya terhadap midship, maka
lengkungan volume kebocoran dari ruangan dapat digambar.

21
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Pada lengkungan integral luas, pada absis yang sama dengan


lengkungan kebocoran dari ruangan, diukurkan harga volume kebocoran
dari ruangan dan diukurkan sedemikian rupa sehingga luas A1 = luas A2,
kemudian panjang keseluruhan dari kedua bidang tersebut (l), ditentukan
titik tengahnya, dari titik tengah tersebut diukurkan panjang kedua sisi
luasan bidang tersebut dari garis dasar dan ini merupakan salah satu ordinat
dari lengkungan floodable length. Cara yang sama dilaksanakan pada
keadaan trim lainnya, sehingga lengkungan floodable length dapat dibuat.
Lengkungan floodable length diatas adalah untuk koefisien
permeabilitas = 1. Untuk ruangan-ruangan lain seperti ruang muat, kamar
mesin dan ruangan lain mempunyai koefisien permeabilitas tertentu.
Jadi untuk mendapatkan floodable length kamar mesin (koefisien
permeabilitasnya 0.85), maka harga ordinat dari lengkungan floodable
length dengan koefisien permeabilitas 1 dibagi dengan 0.85.

22
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Kapal


Tipe kapal : Cargo Ship
Lpp : 82.18 m (Length Perpendicular (jarak AP – FP))
B : 13.40 m
T : 6,00 m
H : 8.14 m
V : 12.2 knot = 6,276 m/s 1 knot = 0,5144 m/s
Lwl : 83.82 m (Length Water Line (jarak FP - END))

2.2 Pembagian Wl
a. Wl 0 sampai Wl 1
b. Wl 1 sampai Wl 2
c. Wl 2 sampai Wl 3
d. Wl 3 sampai Wl 4
e. Wl 4 sampai Wl 6
f. Wl 6 sampai Wl Upper Deck

23
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

2.3 Perhitungan Kurva Hidrostatik

Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel A1

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel A2

24
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel A3

Tabel 2.4 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel A4

25
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel A5

Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel B0

26
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 2.7 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel B1

Tabel 2.8 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel B2

27
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel B3

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel B4

28
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel B5

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel C

29
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel C

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel C

30
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel D

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel D

31
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel E

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel E

32
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel F

33
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel G

34
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel H

35
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 4.3 Hasil Skala Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Tabel H

2.3.1. Langkah –langkah penggambaran kurva Hidrostatik


1. Menggambar 2 garis sumbu x dan y dengan skala tertentu. Sumbu x
menunjukkan skala ukuran dalam centimeter (cm) dan sumbu y menunjukkan
garis WL (water line) dengan skala tertentu,
2. Menggambar kurva untuk masing – masing perhitungan karakteristik kapal
dengan skala yang berbeda untuk tiap bagiannya, menyesuaikan kapasitas
gambar. Karakteristik kapal tersebut mencakup KB, TBM, TKM, LBM,
LKM, MSA, WSA, WPA, MTC, TPC, DDT, ¤B, ¤F, CW, CM, CB, CP,
Displ.Mould dan Disp.Incl.
3. Setelah tergambar semua kurvanya kemudian mengatur letak tiap – tiap kurva
untuk titik nol yang berbeda, tujuannya agar kurvanya tidak terlalu
berkumpul dan mudah untuk dibaca.

36
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 2.6 Hasil Penggambaran Kurva Hidrostatik

Dengan Kurva Hidrostatic kita dapat mengetahui karakteristik – karakteristik kapal


dengan cara mengukur kurva yang ingin kita cari ditarik dari sarat atau WL yang dicari
sampai bertemu dengan titik kurvanya kemudian dikalikan skalanya.

2.3.2. Hasil Hitungan kurva Hidrostatik pada sarat penuh

HASIL
WPA 906.818 ( m2 )
WSA 1653.042 ( m2 )
MSA 79.565 ( m2 )
TPC 9.295 ( ton/cm )
KB 3.16 ( m )
TBM 2.380 ( m )
TKM 5.544 ( m )
B 0.139( m )
F -2.657 ( m )

37
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

LBM 79.674 ( m )
LKM 82.839 ( m )
 4907.492 ( ton )
’ 4889.543 ( ton )
MTC 46.477 ( ton m /cm )
DDT 0.295 ( ton/cm )
CB 0.722
CP 0.729
CW 0.823
CM 0.990

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kurva Hidrostatik Pada Sarat Penuh

2.4. Perhitungan Kurva Bonjean

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Kurva Bonjean Pada Tabel I

38
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kurva Bonjean Pada Tabel J

Tabel 4.6 Hasil Skala Perhitungan Kurva Bonjean Pada Tabel J

39
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

2.4.1. Langkah –langkah penggambaran kurva Bonjean

1. Menggambar 2 garis tegak lurus, pada sumbu x dan y. Sumbu “x”


menunjukkan nomer – nomer station yang sudah diskala sesuai kapasitas
gambar. Sumbu “y” menunjukkan tinggi water line yang diskala juga sesuai
kapasitas gambar.
2. Menggambar garis – garis yang menunjukkan Luas – Luas tiap station dari
tabel perhitungan. Untuk titik nol nya tidak dimulai dari titik nol, melainkan
dari masing – masing garis station yang telah digambar sebelumnya. Garis
Luas station ditarik sampai Upper Deck Side Line. Untuk luas – luas station
juga diskala sedemikian hingga mudah untuk dibaca.
3. Menggambar bentuk bagian depan dan belakang kapal dengan cara
mengukur jarak – jarak pada tiap bagian, kemudian diskala sesuai skala pada
jarak station yang telah ditentukan di awal.
4. Berikut adalah gambar Bonjean Curve setelah digambar semua untuk tiap –
tiap station.

Gambar 2.7 Hasil Penggambaran Kurva Bonjean

40
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

2.4.2. Hasil Perhitungan Kurva Bonjean Pada Sarat Penuh

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kurva Bonjean Pada Sarat Penuh

41
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

2.5. Perhitungan Kurva Kebocoran

Gambar 2.8 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Evenkeel

Gambar 2.9 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Margin Line

42
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 3.1 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Trim 1

Gambar 3.2 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Trim 2

43
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 3.3 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Trim 3

Gambar 3.4 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Trim 4

44
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 3.5 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Trim 5

Gambar 3.6 Pembagian Kondisi Kebocoran Pada Sarat Trim 6

45
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Evenkeel

46
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Margin Line

47
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Trim 1

48
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Trim 2

49
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Trim 3

50
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Trim 4

51
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Trim 5

52
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Sarat Trim 6

53
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran Pada Integral


Volume Hingga Margin Line

Tabel 5.8 Rangkuman Volume Ruangan Yang Bocor dan


Titik Beratnya Terhadap Midship

54
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Kurva Kebocoran

2.5.1. Penggambaran Kurva Kebocoran

Gambar 3.7 Pengarsiran Integral Volume

55
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 3.8 Pengarsiran Integral Volume

Gambar 3.9 Pengarsiran Integral Volume

Gambar 4.1 Pengarsiran Integral Volume

56
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 4.2 Pengarsiran Integral Volume

Gambar 4.3 Pengarsiran Integral Volume

Gambar 4.5 Pengarsiran Integral Volume

57
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

Gambar 4.6 Hasil Penggambaran Kurva Kebocoran

58
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

BAB III
PENUTUP

3.1 . Kesimpulan

Sebagai dasar dari perhitungan kurva hidrostatik dan bonjean yaitu gambar
rencana garis.Sarat kapal dibagi menjadi beberapa wl dan dihitung displacemen,
WPA,WSA dll berdasarkan pembagian wl. Sehingga jika titik pada masing- masing
wl dihubungkan akan terbentuk sebuah kurva hidrostataik. Untuk Kurva bonjean,
pada masing – masing station dicari luasannya setiap wl sampai pada main deck.
Sehingga didapat sebuah kurva yang menunjukkan luasan pada setiap station.
Data dan luasan station hasil bacaan pada kurva hydrostatik dan bonjean jika
dibandingkan dengan data dan luasan menurut laporan rencana garis ternyata
terdapat selisih nilai yang munkin disebabkan kurangnya ketelitian, dan selisih
tersebut harus di usahakan seminimal mungkin.

59
TG Hydrostatic, Bonjean & Floadable Length Curves NRP. 0117040006

DAFTAR PUSTAKA

Ship Design for Efficiency and Economy, Schneekluth H


Birokkrasi Klarifikasi Indonesia voleme 1 edition 1996
Birokkrasi Klarifikasi Indonesia volume 11 edition 2001
Principle of Naval Architektur volume 11

60

Anda mungkin juga menyukai