50 Soal Ukg Pembahasan Sesuai Kisi-Kisi S - 2
50 Soal Ukg Pembahasan Sesuai Kisi-Kisi S - 2
Uraian:
No. 2
5 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD
Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu adalah karakteristik perkembangan bahasa anak usia SD ditinjau dari segi ...
a. Mental
b. Psikomotorik
c. Sosial
d. Emosional
Uraian:
No. 1
6 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD
Anak dapat menunjukkan sikap marah dalam kondisi yang wajar adalah karakteristik perkembangan bahasa anak usia SD
ditinjau dari segi ...
a. Mental
b. Psikomotorik
c. Kognitif
d. Emosional
Uraian:
No. 3
7 KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD
Faktor kendala yang mempengaruhi keterampilan berbahasa anak adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Jenis Kelamin
b. Keluarga
c. Keinginan dan Dorongan Komunikasi
d. Kebiasaan
Uraian:
Faktor dan Kendala dalam Mempelajari Keterampilan Berbahasa :
1. Kesehatan.
2. Kecerdasan
3. Jenis kelamin
4. Keluarga
5. Keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi serta hubungan dengan teman sebaya.
6. Kepribadian
8 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah
Tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal biasanya menggunakan metode membaca
a. Ejaan per ejaan
b. Skimming
c. Permulaan
d. Cepat
Uraian:
Metode membaca permulaan :
1) Metode Eja/alfabet
2) Metode Bunyi
3) Metode Suku Kata
4) Metode Kata
5) Metode Global
6) Metode SAS
9 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah
Dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa metode yang dapat digunakan, kecuali ...
a. metode kupas rangkai suku kata
b. metode kata lembaga
c. metode SAS
d. metode eja
Uraian:
No. 8
10 KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah
Berikut diberikan studi kasus :
Mula-mula diberikan kalimat secara keseluruhan. Kalimat itu diuraikan atas kata-kata yang mendukungnya. Dari kata-kata
itu kita ceraikan atas suku-suku katanya dan akhirnya atas huruf-hurufnya. Kemudian huruf-huruf itu kita sintetiskan kembali
menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat.
Berdasarkan studi kasus , metode membaca permulaan yang tepat digunakan adalah ...
a. Metode Alfabet
b. Metode Suku Kata
c. Metode SAS
Republik_ilalang@yahoo.co.id
Beranda Soal UKG Agus Zainal M (SDN Gudang 2)
d. Metode Cerita
Uraian:
2) Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis) dalam pembelajaran.
3) Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam mengamati, mengklasifikasi,
menginterpretasi, dan mengkomunikasikan.
4) Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran
14 KD 1.1.3 Aspek Menulis di kelas tinggi
Teknik menulis cerita terdiri atas hal-hal sebagai berikut, kecuali ...
a. menjawab pertanyaan
b. membuat kalimat
c. subtitusi
d. persuasi
Uraian:
Teknik menyusun cerita dapat dilakukan dengan: menjawab pertanyaan, melengkapi kalimat memperbaiki susunan kalimat,
memperluas kalimat, subtitusi, transfomtasi dan membuat kalimat.
* Persuasi adalah bujukan halus
15 KD 1.1.3 Aspek Menulis di kelas tinggi
Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi hal-hal berikut, kecuali ...
a. Menceritakan gambar
b. Melanjutkan cerita
c. Menceritakan pengalaman
d. Mendeskripsikan cerita
Uraian:
Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan ceria lain, menceitakan
mimpi, menceritakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita
16 KD 1.2.1 Memilih berbagai Metode Menulis Permulaan
1). Menulis huruf lepas.
2). Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata.
3). Merangkaikan suku kata menjadi kata.
4). Menyusun kata menjadi kalimat. (Djauzak, 1996:4)
Tahapan diatas adalah Teknik Menulis Permulaan dengan metode ...
a. Metode Eja
b. Metode Kata Lembaga
c. Metode SAS
d. Metode Global
Uraian:
Metode dan pembelajaran menulis permulaan
a. Metode Eja
Metode eja di dasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang
dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari pengenalan huruf-huruf. Demikian halnya dengan
pengajaran menulis di mulai dari huruf lepas, dengan langka-langkah sebagai berikut:
1). Menulis huruf lepas
2). Merangkaikan huruf lepas menjadi suku kata
3). Merangkaikan suku kata menjadi kata
4). Menyusun kata menjadi kalimat (Djauzak, 1996:4)
b. Metode kata lembaga
Metode kata lembaga di mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Mengenalkan kata
2). Merangkaikan kata antar suku kata
3). Menguraikan suku kata atas huruf-hurufnya
4). Menggabungkan huruf menjadi kata (Djauzak, 1996:5)
c. Metode Global
Metode global memulai pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada di
bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata menjadi suku kata (Djauzak, 1996:6).
d. Metode SAS
Menuryut (Supriyadi, 1996: 334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar
yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Metode SAS menurut (Djuzak,1996:8) adalah suatu pembelajaran
menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampil cerita
yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa. Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni
keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf,
suku kata dan kata, guru dan sebagian siswa menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi kalimat yang berarti
(Subana). Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-lagkah dengan urutan sebagai berikut:
a. Struktur yaitu menampilkan keseluruhan.
b. Analitik yatu melakukan proses penguraian.
c. Sintetik yaitu melakukan penggalan pada struktur semula
Republik_ilalang@yahoo.co.id
Beranda Soal UKG Agus Zainal M (SDN Gudang 2)
22 KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Perencanaan Pengajaran meliputi hal-hal berikut, kecuali...
a. tujuan apa yang hendak dicapai
b. memilih bahan ajar
c. proses belajar mengajar
d. alat penilaian
Uraian:
Menurut Akhlan dan Rahman (1997:15), perencanaan pengajaran meliputi:
a. tujuan apa yang hendak dicapai;
b. bahan pengajaran;
c. proses belajar mengajar;dan
d. alat penilaian.
23 KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
karakteristik perencanaan pengajaran yang baik hendaknya mengandung prinsip sebagai berikut...
a. Memiliki sikap objektif rasio (tepat dan masuk akal), komprehensif dan sistematis (menyeluruh dan tersusun rapi).
b. Merupakan suatu wahana atau wadah untuk mengembangkan segala potensi yang ada dan dimiliki oleh anak
Republik_ilalang@yahoo.co.id
Beranda Soal UKG Agus Zainal M (SDN Gudang 2)
didik.
c. Mengendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orang lain.
d. Melakukan studi kasus yang berkesinambungan.
Uraian:
Menurut Akhlan dan Rahman (1997:7), karakteristik perencanaan pengajaran yang baik hendaknya mengandung prinsip
sebagai berikut:
a. Mengembangkan hubungan interaksi yang baik di antara sesama manusia, dalam hal ini siswa dan guru serta personal
terkait.
b. Merupakan suatu wahana atau wadah untuk mengembangkan segala potensi yang ada dan dimiliki oleh anak didik.
c. Memiliki sikap objektif rasio (tepat dan masuk akal), komprehensif dan sistematis (menyeluruh dan tersusun rapi).
d. Mengendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orang lain, Didukung oleh fakta dan data yang
menunjang pencapaian tujuan yang telah di dirumuskan.
e. Fleksibel dan dinamis, artinya mudah disesuaikan dengan keadaan serta perkembangan ke arah yang lebih baik dan
maju.
24 KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
tahap mengumpulkan informasi tentang keadaan objek evaluasi (siswa) dengan menggunakan teknik tes atau nontes
disebut tahapan ...
a. Tahap Tindak Lanjut
b. Tahap Persiapan
c. Tahap Pelaksanaan
d. Tahap Pengolahan Hasil
Uraian:
Berikut ini penjelasan singkat tentang keempat tahap evaluasi pembelajaran tersebut.
(1) Tahap Persiapan
Menurut Damaianti (2007: 8) tahap ini disebut juga tahap perencanaan dan perumusan kriterium. Langkahnya meliputi:
(a) perumusan tujuan evaluasi;
(b) penetapan aspek-aspek yang akan dievaluasi;
(c) menetapkan metode dan bentuk evaluasi (tes/nontes);
(d) merencanakan waktu evaluasi;
(e) melakukan uji coba (untuk tes) agar dapat mengukur validitas dan reliabilitasnya.
Untuk evaluasi yang menggunakan tes, hasil dari tahap ini adalah kisi-kisi soal dan seperangkat alat tes: soal, lembar
jawaban (untuk tes tulis), kunci jawaban, dan pedoman penilaian.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau disebut juga dengan tahap pengukuran dan pengumpulan data adalah tahap untuk
mengumpulkan informasi tentang keadaan objek evaluasi (siswa) dengan menggunakan teknik tes atau nontes. Bila
menggunakan teknik tes, soal yang igunakan sebaiknya sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Tes yang digunakan dapat
berbentuk tes tulis, lisan, atau praktik.
3) Tahap Pengolahan Hasil
Tahap pengolahan hasil adalah tahap pemeriksaan hasil evaluasi dengan memberikan skor. Skor yang diperoleh siswa
selanjutnya diubah menjadi nilai. Pada tes tulis pemeriksaan hasil dilakukan setelah tes selesai, sedangkan pada tes lisan
dan praktik, pemberian nilai dilakukan bersamaan dengan waktu pelasanaan tes tersebut.
4) Tahap Tindak Lanjut
Tahap tindak lanjut atau disebut juga tahap penafsiran adalah tahap untuk mengambil keputusan berdasarkan nilai yang
dihasilkan pada tahap pengolahan hasil, misalnya:
a. memperbaiki proses belajar mengajar
b. memperbaiki kesulitan belajar siswa
c. memperbaiki alat evaluasi
d. membuat laporan evaluasi (rapor).
25 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca
membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin
mengetahui isinya, membaca cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bila maksudnya untuk memahami dan memilki isi bacaan,
maka tergolong kedalam membaca jenis ...
a. Membaca cerdas atau membaca dalam hati
b. Membaca bahasa
c. Membaca teknis
d. Membaca bebas
Uraian:
Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu: membaca bahasa, membaca cerdas atau
membaca dalam hati, membaca teknis, membaca emosional, dan membaca bebas.
1) Membaca bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Membaca bahasa mementingkan segi bahasa
bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca bahasa adalah kesesuian pikir dengan bahasa, perbendaharaan
bahasa yang meliputi kosa kata, struktur kalimat, dan ejaan.
2) Membaca cerdas atau membaca dalam hati
Republik_ilalang@yahoo.co.id
Beranda Soal UKG Agus Zainal M (SDN Gudang 2)
Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan kehendak
penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bial maksudnya untuk memahami
dan memilki isi bacaan, maka disebut membaca belajar.
3) Membaca teknis
Membaca teknis adalah membaca dengan mengarahkan bacaan secara wajar. Wajar maksudnya sesuai ucapan, tekanan,
dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan kemauan yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik.
4) Membaca emosional
Membaca emosional adalah membaca sebagai sarana untuk memasuki perasaan, yaitu keindahan isi, dan keindahan
bahasanya.
5) Membaca bebas
Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari luar. Unsur dari luar
misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak lain.
26 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca
membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua,
teman, atau pihak-pihak lain, termasuk jenis membaca
a. Membaca cerdas atau membaca dalam hati
b. Membaca bahasa
c. Membaca teknis
d. Membaca bebas
Uraian:
No. 25
27 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
keterampilan di atas, harus dipunyai dalam jenis membaca ...
a. Membaca cerdas atau membaca dalam hati
b. Membaca bahasa
c. Membaca teknis
d. Membaca nyaring
Uraian:
JENIS-JENIS MEMBACA DAN KARAKTERISTIKNYA
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca
dapat dibedakan menjadi :
A. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi
yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa
pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
B. Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,
Republik_ilalang@yahoo.co.id
Beranda Soal UKG Agus Zainal M (SDN Gudang 2)
8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
28 KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca
Hal berikut dilakukan seseorang ketika membaca survai , kecuali ...
a. memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada)
b. memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada
c. memeriksa indeks dan apendiks(jika ada)
d. membaca biografi pengarang
Uraian:
Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) MEMBACA EKSTENSIF & (II) MEMBACA
INTENSIF. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut :
I. Membaca Ekstensif
membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :
1. Membaca Survai (Survey Reading)
Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca
lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).
2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam
melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :
(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.
(b) Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan.
(c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata.
Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca di bawah ini, Anderson dalam Tarigan (1979:9-
10) mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain:
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut
bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan
masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk mengetahui topik atau masalah
dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan dengan membaca halamn demi halaman.
c. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for sequenceor organization). Membaca
tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.
d. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan
sesuatu yang dirasakan penulis.
e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk
menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).
f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis membaca tersebut bertujuan menemukan suatu
keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan
mengujinya kembali.
g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Tujuan membaca
tersebut adalah untuk menemukan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.
31 KD 1.3.3 menemukan pesan pokok utama sebuah berita
Simak penggalan berita berikut .
Hebat, Siswa Indonesia Pertahankan Tradisi Emas di Olimpiade Fisika!
Tim Olimpiade Fisika Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Luar biasa. Lima siswa Indonesia yang dikirim ke ajang Olimpiade Fisika atau International
Physics Olympiad (IPhO) ke-41 di Zagreb, Kroasia, 17-25 Juli, berhasil menyabet empat medali emas dan satu perak.
Pelajar yang menyumbang emas adalah Muhammad Sohibul Maromi (SMAN 1 Pamekasan, Madura), Christian George
Emor (SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon, Sulawesi Utara), David Giovanni (SMAK Penabur Gading Serpong, Banten), dan
Kevin Soedyatmiko (SMAN 12, Jakarta). Sedangkan medali perak berhasil diraih oleh Ahmad Ataka Awwalur Rizqi (SMAN
1, Yogyakarta).
Prestasi ini jauh lebih baik dibanding ajang Olimpiade Fisika ke-40 di Merida Yucatan, Meksiko, 2009 yang lalu. Saat itu,
delegasi siswa Indonesia merebut satu medali emas, dua medali perak, dan satu perunggu.
Hasil empat medali emas dan satu perak ini, hampir menyamai prestasi terbaik sebelumnya pada ajang Olimpiade Fisika
ke-37 di Singapura. Saat itu siswa Indonesia tidak hanya berhasil menyabet 4 medali emas, namun juga meraih predikat
`Absolute Winner` atas nama Mailoa Jonathan Pradana (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta). Tapi yang terpenting lagi, pelajar
Indonesia berhasil mempertahankan tradisi emas di setiap ajang Olimpiade Fisika.
Red: Endro Yuwanto
Peristiwa yang diberitakan adalah ...
a. siswa Indonesia pertahankan tradisi emas di Olimpiade Matematika
b. siswa Indonesia pertahankan tradisi emas di Olimpiade Fisika
c. siswa Indonesia menyumbang emas di Olimpiade Matematika
d. siswa Indonesia menyumbang perak di Olimpiade Fisika
Uraian:
Uraian:
33 KD 1.3.4 menemukan pesan pokok dalam wacana naratif seperti cerita rakyat, puisi
Surat dari ibu
Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiang – tiang akan kering sendiri
Dan nahkoda sudah tau pedoman
Boleh engkau datang padaku
Makna lambang dari nahkoda sudah tahu pedoman adalah…
a. Sudah mencari pedoman hidup
b. Sudah menemukan arah dan tujuan
c. Sudah berilmu dan berpengalaman
d. Sudah mempunyai pasangan hidup
Uraian:
(5).Tentukan tujuan
a. 1-5-2-3-4
b. 1-5-4-3-2
c. 1-5-3-2-4
d. 1-3-4-2-5
Uraian:
Langkah menyusun deskripsi:
1.Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan.
2.Tentukan tujuan.
3.Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan.
4.Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan).
5.Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
40 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak
atik)objek. Proses tersebut menurut Bruner dikategorikan ke dalam model ...
a. Tahap Enaktif
b. Tahap Ikonik
c. Tahap Simbolik
d. Tahap Implikatif
Uraian:
1. Model Tahap Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi
(mengotak atik)objek. Contoh : Budi mempunyai 2 pensil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pinsil. Berapa banyak
pensil Budi sekarang ?
2. Model Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui
serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran
dari objek-objek yang dimanipulasinya. Contoh : + = …
3. Model Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi Simbol-simbol atau lambang-lambang objek
tertentu. Contoh : 2 pensil + 3 pensil = … pensil
41 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika
Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui
serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak
Proses tersebut menurut Bruner dikategorikan ke dalam model ...
a. Tahap Enaktif
b. Tahap Ikonik
c. Tahap Simbolik
d. Tahap Implikatif
Uraian:
No. 40
42 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika
Objek belajar matematika dibagi kedalam Objek Langsung dan Objek Tak Langsung.
Hal tersebut adalah teori belajar Matematika menurut ...
a. Robert M. Gagne
b. Jerome S. Burner
c. Thorndike
d. Skinner
Uraian:
Teori yang diperkenalkan Robert M.Gagne pada tahun 1960-an pembelajaran harus dikondisikan untuk memunculkan
respons yang diharapkan.Menurut Gagne (dalam Ismail 1998), belajar matematika terdiri dari objek langsung dan objek tak
langsung.
43 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika
Perhatikan contoh berikut.
Budi mempunyai 2 pinsil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pinsil.Berapa banyak pinsil Budi sekarang ?
Hal tersebut dikemukakan Bruner dalam Proses Pembelajaran Matematika dalam tahap ...
a. Simbolik
b. Ikonik
c. Implikatif
d. Enaktif
Uraian:
No. 40
Republik_ilalang@yahoo.co.id
Beranda Soal UKG Agus Zainal M (SDN Gudang 2)
Uraian:
Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap belajar siswa dalam belajar geometri, yaitu :
a. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan namun belum mampu mengetahui
adanya sifat-sifat dari bangun geometri yang dilihatnya.
b. Tahap Analisis
Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun geometri yang diamatinya.
c. Tahap Pengurutan
Pada tahap ini siswa sudah mengenal dan memahami sifat-sifat suatu bangun geometri serta sudah dapat mengurutkan
bangun-bangun geometri yang satu sama yang lainnya saling berhubungan.
d. Tahap Deduksi
Pada tahap ini siswa telah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan yang bersifat umum dan
menuju ke hal yang bersifat khusus serta dapat mengambil kesimpulan.
e. Tahap Akurasi
Pada tahap ini siswa mulai menyadari pentingnya ketepatan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.
Tahap berfikir ini merupakan tahap berfikir yang paling tinggi, rumit, dan kompleks, karena di luar jangkauan usia anak-
anak SD sampai tingakat SMP
49 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika
· Matematika untuk tujuan pembelajaran dianalisis sebagai kumpulan fakta yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan.
· Anak diharuskan menguasai unsur-unsur yang banyak sekali tanpa diperhatikan pengertiannya.
· Anak mempelajari unsur-unsur dalam bentuk seperti yang akan digunakan nanti dalam kesempatan lain.
· Anak akan mencapai tujuan ini secara efektif dan efisien dengan melalui pengulangan.
Teori Pembelajaran Matematika tersebut dikemukakan oleh ...
a. Skinner
b. Piaget
c. Van Brownell
d. Thorndike
Uraian:
Brownell mengemukakan tentang Teori Makna (Meaning Theory) sebagai pengganti Teori Latihan Hafal/Ulangan (Drill
Theory). Intisari dari teori Drill adalah :
- Matematika untuk tujuan pembelajaran dianalisis sebagai kumpulan fakta yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan.
- Anak diharuskan menguasai unsur-unsur yang banyak sekali tanpa diperhatikan pengertiannya.
- Anak mempelajari unsur-unsur dalam bentuk seperti yang akan digunakan nanti dalam kesempatan lain.
- Anak akan mencapai tujuan ini secara efektif dan efisien dengan melalui pengulangan
50 Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika
Tahap operasional/operasi konkrit adalah teori Pembelajaran Matematika yang dikemukakan Peaget pada tahap usia ...
a. dibawah 2 tahun
b. 2-7 Tahun
c. 7-8 Tahun
d. 7-12 Tahun
Uraian:
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi
dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
Periode operasional konkrit (usia 7–12 tahun)
Periode operasional formal (usia 12 tahun sampai dewasa)
51 3.1.3 Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran operasi bilangan bulat
Untuk operasi bilangan bulat perkalian , media yang paling tepat digunakan adalah ...
a. sapu lidi
b. kerikil
c. daun pakis
d. koin
Uraian:
52 3.1.3 Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran operasi bilangan bulat
Untuk operasi bilangan bulat negatif, kita bisa menggunakan media ...
a. uang kertas
b. kerikil
c. mistar
d. koin
Uraian:
53 3.1.3 Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran operasi bilangan bulat
Republik_ilalang@yahoo.co.id
Beranda Soal UKG Agus Zainal M (SDN Gudang 2)
Untuk operasi bilangan bulat penjumlahan, media yang paling tepat digunakan adalah ...
a. uang kertas
b. kerikil
c. daun pakis
d. koin
Uraian:
54 3.1.4 Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran operasi bilangan pecahan
Untuk operasi bilangan pecahan, kita bisa menggunakan media berikut, kecuali ...
a. kartu bilangan
b. garis bilangan
c. gambar bidang
d. blok pecahan
Uraian:
55 3.1.6. Memilih media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran geometri dan pengukuran
Untuk menghitung luas dan keliling bangun datar, media yang paling tepat digunakan adalah ...
a. Penggaris
b. Kertas Folio Bergaris
c. Neraca
d. Kalkulator
Uraian:
Republik_ilalang@yahoo.co.id