Anda di halaman 1dari 21

MENGUMPULKAN DATA

MELALUI KUISIONER DAN


WAWANCARA
Kelompok 3:
DIDIK SULISWANTO (17070785013)
HENY SETIAWATI (17070785031)
DITYA RIFKY R. (17070785038)
KUISIONER DAN LANGKAH-LANGKAH
WAWANCARA MENGKONSTRUKSI
SEBAGAI METODE DAN MENYUSUN
PENGUMPULAN DATA KUISIONER PENELITIAN

LANGKAH DALAM
MENYIAPKAN DAN
MENYELENGGARAKAN
PENELITIAN
WAWANCARA
“ KUISIONER DAN WAWANCARA SEBAGAI METODE
PENGUMPULAN DATA

Memilih antara Kuisioner dan Wawancara



KUISIONER
Keuntungan :
- Biaya
- Waktu

Kerugian :
- Kurang Mendalam
- Tidak dapat direvisi

Kuisioner sering digunakan pada penelitian kuantitatif,


karena desain yang terstruktur sangat sesuai dengan
pendekatan
WAWANCARA
Keuntungan :
- Mampu Beradaptasi
- Informasi yang didapat lebih mendalam

Kerugian :
- Tidak dapat menyediakan anonimitas
- Tidak terstandardisasi

Wawancara sering digunakan pada penelitian kualitatif


karena memungkinkan eksplorasi topik terbuka dan
memunculkan tanggapan yang ditulis dengan kata-kata
unik dari responden
“ KUISIONER DAN WAWANCARA SEBAGAI METODE
PENGUMPULAN DATA

VALIDITAS DAN RELIABILITAS



• Kuesioner dan wawancara harus memenuhi standar validitas dan reliabilitas
yang sama dengan ukuran pengumpulan data lainnya
1

• Jika peneliti berkeinginan untuk menyatakan bahwa pendapat responden


yang diperoleh merupakan pendapat yang sebenarnya, peneliti harus
2 mengumpulkan bukti bahwa isi dari setiap item mewakili konstruksi ini

• Tingkat yang lebih rendah dari reliabilitas item dapat diterima ketika data
dianalisis dan dilaporkan pada level grup dibandingkan dengan data yang
3 dilaporkan pada level satu individu
“ KUISIONER DAN WAWANCARA SEBAGAI METODE
PENGUMPULAN DATA

PENELITIAN MENGGUNAKAN SURVEY



Istilah Survey Tujuan Survey

Generalisasi
pada Penelitian
Kuantitatif
LANGKAH-LANGKAH MENGKONSTRUKSI DAN
MENYUSUN KUISIONER PENELITIAN

Langkah 1: Menentukan Tujuan Penelitian


• Penting bagi peneliti untuk menentukan masalah penelitian dan
mencantumkan objek spesifik yang ingin dicapai
• Peneliti bisa memulai dengan topik yang luas kemudian topik tersebut
diperinci
• Tetapi peneliti harus tetap mempertajam fokus penelitiannya sebelum
memulai merancang kuisioner
LANGKAH-LANGKAH MENGKONSTRUKSI DAN
MENYUSUN KUISIONER PENELITIAN

Langkah 2 : Memilih Sampel


• Peneliti harus mengidentifikasi populasi yang akan ditargetkan untuk sampel
yang akan dipilih
• Sebuah tinjauan terhadap 131 penelitian yang menggunakan kuesioner
yang dinilai oleh responden "penting", "mungkin penting", dan "tidak
penting" mengungkapkan bahwa tingkat pengembalian rata-rata 77 persen
untuk studi yang dianggap penting oleh responden, 66 persen untuk mereka
yang dinilai mungkin penting, dan hanya 42 persen untuk responden yang
menganggap studi tersebut tidak penting
• Peneliti harus mengidentifikasi populasi yang akan ditargetkan untuk sampel
yang akan dipilih
LANGKAH-LANGKAH MENGKONSTRUKSI DAN
MENYUSUN KUISIONER PENELITIAN

Langkah 3: Merancang Kuisioner


• Buatlah kuisioner sesingkat mungkin
• Jangan menggunakan istilah teknik, jargon, atau istilah kompleks yang tidak
dipahami oleh responden
• Hindari penggunaan kata “kuisioner” atau “ceklis” pada lembar kuisioner.
Banyak orang yang bingung dengan persyaratan ini
• Buatlah kuisioner yang Anda gunakan semenarik mungkin dengan teknik
seperti menggunakan tinta atau kertas berwarna cerah dan pencetakan
laser
• Aturlah setiap poin pada kuisioner sehingga lebih mudah dipahami maupun
diisi oleh responden
• Berikan penomoran untuk setiap halaman dan setiap poin pertanyaan
• Letakkan nama dan alamat individu kepada siapa kuesioner harus dikembalikan
baik pada awal maupun akhir kuesioner, bahkan jika sebuah amplop yang
dialamatkan untuk pengembalian kuisioner disertakan
• Sertakan instruksi yang singkat dan jelas, dicetak dengan huruf tebal, dan huruf
besar dan kecil (Kata yang dicetak dengan huruf kapital secara keseluruhan akan
sulit dibaca)
• Aturlah kuesioner secara berurutan. Contohnya, item yang memiliki isi yang sama
atau respon yang sama dijadikan dalam satu kelompok
• Ketika berpindah ke topik yang baru, sertakan kalimat transisi yang memudahkan
responden untuk mengalihkan pikiran mereka
• Mulailah dengan item yang lebih menarik dan mudah
• Letakkan item yang sulit di bagian akhir kuisioner
• Untuk kuisioner yang panjang, jangan letakkan item yang penting di bagian akhir
• Berikan alasan untuk setiap item sehingga responden memahami relevansinya
dengan penelitian
• Sertakan contoh bagaimana menanggapi setiap item yang mungkin
membingungkan atau sulit dimengerti
• Hindari istilah seperti “beberapa”, “paling”, dan “biasanya” yang tidak memiliki arti
yang pasti
• Berikan setiap item dalam bentuk sesingkat mungkin
• Hindari item yang sifatnya negatif karena memungkinkan responden salah
membaca item tersebut. Kata negatif cenderung diabaikan, dan terdapat
kemungkinan responden akan memberikan respon yang berlawanan dengan yang
sebenarnya
• Hindari pertanyaan bias dan ambigu. Jika responden diberi petunjuk mengenai jenis
jawaban yang disukai, ada kecenderungan untuk memberikan respons tersebut.
LANGKAH-LANGKAH MENGKONSTRUKSI DAN
MENYUSUN KUISIONER PENELITIAN

Langkah 4: Menguji Kuisioner


• Anda harus melakukan uji coba menyeluruh terhadap kuisioner sebelum
menggunakannya dalam penelitian Anda.
• Uji coba harus mencakup contoh individu dari populasi tempat Anda
merencanakan untuk menarik responden.
• Form uji coba kuisioner harus memberi ruang bagi responden untuk membuat kritik
dan rekomendasi untuk memperbaiki kuisioner.
• Pertanyaan harus direvisi dan diuji ulang sampai dipahami secara akurat oleh
semua atau sebagian besar sampel uji coba.
LANGKAH-LANGKAH MENGKONSTRUKSI DAN
MENYUSUN KUISIONER PENELITIAN

Langkah 5: Menghubungi Sampel Terlebih Dahulu


• Peneliti telah menemukan bahwa menghubungi responden sebelum mengirim
kuesioner meningkatkan tingkat respons.
• Sebuah pendahuluan sebelum mengirim kuisioner, atau yang sering disebut
precontact, melibatkan para peneliti untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri,
mendiskusikan tujuan penelitian, dan meminta kerja sama.
• Kontak awal dapat berupa surat, kartu pos, atau telepon, namun beberapa bukti
menunjukkan bahwa kontak telepon adalah yang paling efektif.
• Precontact mungkin lebih efektif karena mereka mengingatkan responden akan
pengiriman kuesioner yang akan segera terjadi, sehingga mengurangi
kemungkinan bahwa kuisioner akan diabaikan

Anda mungkin juga menyukai