Anda di halaman 1dari 6

UJI WILCOXON

“Pengaruh komunikasi therapeutik dalam menurunkan tingkat kecemasan anak usia SD sebelum
dilakukan tindakan pencabutan", ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengambil
pasien di ruang perawatan gigi suatu PKM. Rencana pengambilan sebanyak 30 anak dalam
waktu 1 bulan, ternyata dalam masa pandemi ini hanya diperoleh 17 pasien, Peneliti mengambil
data dengan melakukan observasi dengan menyebarkan quesioner pretest dan postest (dilakukan
setelah mendapatkan metode Talk Show Do oleh dokter gigi) ke setiap pasien.

Data pretest: 55, 52, 41, 46, 40, 55, 57, 51, 44, 54, 44, 56, 42, 62, 50, 47, 46
Posttest: 25, 26, 25, 25, 21, 22, 20, 25, 27, 32, 26, 16, 28, 37, 22, 17, 21

Kriteria skor: Maximal 75 (cemas)


Minimal 15 (tidak cemas)
Lebih dari sama dengan 38 adalah dental anxiety

JAWABAN
1. Rancangan penelitian: Analitik (desain penelitian kuantitatif) dan observasional
Alasan: Analitik (ada perbandingan kelompok) dan observasional (ada di soal)
Metode penelitian: Cross sectional
Alasan: Peneliti melakukan pengukuran variabel sekaligus/bersamaan, sehingga hasil
penelitian menunjukkan adanya tingkat kecemasan/tidaknya pada waktu yang sama
2. Judul: Pengaruh komunikasi therapeutik dalam menurunkan tingkat kecemasan anak usia SD
sebelum dilakukan tindakan pencabutan.
3. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh komunikasi therapeutik dalam menurunkan tingkat
kecemasan anak usia SD sebelum dilakukan tindakan pencabutan.
4. Variabel bebas: Komunikasi therapeutic (kategorik - nominal)
5. Variable terikat: Tingkat kecemasan anak usia SD sebelum komunikasi (numerik - interval)
6. Banyak data (n) = 17
7. Jenis data: berpasangan
8. Jumlah kelompok: 2 (pretest dan posttest)
9. Hipotesis
a. H(0): Tidak terdapat pengaruh komunikasi terapeutik dalam menurunkan tingkat
kecemasan anak usia SD sebelum dilakukan tindakan pencabutan
b. H(A): Terdapat pengaruh komunikasi terapeutik dalam menurunkan tingkat kecemasan
anak usia SD sebelum dilakukan tindakan pencabutan
10. Uji normalitas: Distribusi tidak normal
Normal: paired t test
Tidak normal: wilcoxon
11. Uji statistic
a. Taraf nyata dan nilai T table
α = 0,05 dengan n =17
Tabel wilcoxon T = 34 (diperoleh dari tabel wilcoxon)
b. Kriteria Pengujian:
H0 diterima apabila nilai uji statistik ≥ dari t tabel yaitu 34
H0 ditolak apabila nilai uji statistik < dari t tabel yaitu 34

No Sebelum Sesudah Selisih (Xa-Xb) Peringkat (+) Peringkat (-)


(Xa) (Xb)
1. 55 25 30 13,5
2. 52 26 26 10,5
3. 41 25 16 2
4. 46 25 21 6
5. 40 21 19 5
6. 55 22 33 15
7. 57 20 37 16
8. 51 25 26 10,5
9. 44 27 17 3
10. 54 32 22 7
11. 44 26 18 4
12. 56 16 40 17
13. 42 28 14 1
14. 62 37 25 8,5
15. 50 22 28 12
16. 47 17 30 13,5
17. 46 21 25 8,5
Total 153 0

c. Menjumlahkan nilai berdasarkan tanda


Untuk tanda positif: 153
Untuk tanda negatif: 0
Untuk melihat nilai uji statistiknya yaitu dari nilai terkecil dari nilai tersebut yaitu tanda
negatif 0, sehingga nilai statistiknya 0
12. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil bahwa nilai uji statistik < dari t tabel yaitu 0 < 34.
Sehingga berdasarkan kriteria pengujian diperoleh hasil ditolak H0. HA diterima sehingga
disimpulkan bahwa menunjukkan ada pengaruh komunikasi therapeutik dalam menurunkan
tingkat kecemasan anak usia SD sebelum dilakukan tindakan pencabutan. Hal ini dapat
dilihat dari perbedaan nilai tingkat kecemasan anak sebelum pencabutan, yang diberi pretest
dan postest. Setelah diberikan TALK SHOW DO, tingkat kecemasan anak menurun.
UJI SPEARMAN

Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar matematika.
Hasil pengumpulan data dapat dilihat pada table di bawah

No Skor Motivasi Nilai Matematika


1. 64 42
2. 56 46
3. 50 40
4. 68 55
5. 76 65
6. 84 88
7. 90 86
8. 66 56
9. 85 62
10. 90 92
11. 75 55
12. 92 81
Asumsi data tidak berdistribusi normal. Bagaimana kesimpulan yang dapat diambil dari data
tersebut? α = 0,05

JAWABAN
1. Judul: Hubungan antara skor motivasi belajar dengan nilai matematika
2. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara skor motivasi belajar dengan nilai matematika
3. Variabel bebas: Skor motivasi (numerik - interval)
4. Variable terikat: Nilai matematika (numerik - interval)
5. Banyak data (n) = 12
6. Jenis data: tidak berpasangan
7. Hipotesis
c. H(0): Tidak terdapat hubungan antara skor motivasi belajar dengan nilai matematika
d. H(A): Terdapat hubungan antara skor motivasi belajar dengan nilai matematika
8. Uji normalitas: Distribusi tidak normal
Normal: pearson
Tidak normal: spearman
9. Uji statistic
a. Taraf nyata dan nilai r tabel
α = 0,05 dengan n =12
nilai r tabel = 0,591
b. Kriteria Pengujian:
H0 diterima apabila nilai uji statistik ≥ dari r tabel yaitu 0,591
H0 ditolak apabila nilai uji statistik < dari t tabel yaitu 0,591

Skor Nilai Rangking Rangking


No di di2
Motivasi Matematika X Y
1. 64 42 3 2 1 1
2. 56 46 2 3 -1 1
3. 50 40 1 1 0 0
4. 68 55 5 4,5 0,5 0,25
5. 76 65 7 8 -1 1
6. 84 88 8 11 -3 9
7. 90 86 10,5 10 0,5 0,25
8. 66 56 4 6 -2 4
9. 85 62 9 7 2 4
10. 90 92 10,5 12 -1,5 2,25
11. 75 55 6 4,5 1,5 2,25
12. 92 81 12 9 3 9
Total 34

Karena peringkat kembar hanya sedikit, maka perhitungan r ztanpa menggunakan factor koreksi:

6∑ d2
r z=1−
( n−1 ) n ( n+1 )
6 .34
r z=1−
( 12−1 ) 12 ( 12+1 )

204
r z=1−
11 . 12. 13

204
r z=1−
1716

r z=1−0,11 9

r z=0 ,88 1

10. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil bahwa nilai uji statistik > dari r tabel yaitu 0,881 >
0,591. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian diperoleh hasil diterima H0. Dengan tingkat
signifikan sebesar 5%, maka terdapat cukup bukti bahwa ada hubungan positif antara skor
motivasi dan nilai matematika.

Anda mungkin juga menyukai