Konsep
PENDAHULUAN........................................................................................................... iii
2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1
BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 17
i
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
ii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasaran sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
pemilhan bahan dan pelaksanaan konstruksi dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan
berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) tercantum pada Acuan
Normatif.
Pedoman ini mencakup pekerjaan kayu, pintu, besi, pengecatan, tulangan dowel, pengisi
sambungan plastik, pipa PVC, lubang drainase, pekerjaan gebalan rumput, pengadaan
gambar-gambar teknis, perlindungan dan pengamanan, jalan penghubung sementara dan
pembuatan papan nama sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan metode pelaksanaan pekerjaan, serta pengukuran dan
pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan lain-lain.
Pedoman ini mencakup pekerjaan kayu, pintu, besi, pengecatan, tulangan dowel, pengisi
sambungan plastik, pipa PVC, lubang drainase, pekerjaan gebalan rumput, pengadaan
gambar-gambar teknis, perlindungan dan pengamanan, jalan penghubung sementara dan
pembuatan papan nama sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2. ACUAN NORMATIF
- Pd.T xx-xxxx.A : Pedoman analisa harga satuan pekerjaan, Volume I: Umum,
Bagian-9. Pekerjaan Lain-lain.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
lain-lain ini harus memuat :
4.1. Pembongkaran Struktur
1) Bahan Yang Diamankan Dalam Bongkaran
a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah sebelum
pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akan
menjadi milik Penyedia Jasa.
b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta oleh
Direksi Pekerjaan.
1 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua beton
yang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong (rip
rap) dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada
lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
2) Bahan Yang Dibuang Dalam Bongkaran
Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan
dapat dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
2 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
d) Cara penanaman
Jarak penanaman apabila diambil dari stek adalah 22 – 40 cm, ditanam pada
awal musim hujan.
4.3. Pekerjaan Kayu
Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang tahan terhadap cuaca. Material kayu
harus disimpan di atas ganjal kayu agar tidak terkena langsung dengan tanah
sepanjang waktu penyimpanan.
1) Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu harus ditumpuk
dan disusun sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung dan diletakkan pada
tempat yang sudah disediakan dan sesuai dengan persyaratan. Apabila material
kayu tersebut beupa kayu bundar, maka harus disusun sedemikian rupa sehingga
setiap batang beban dari batang yang berdampingan dengan jarak tidak kurang
dari 7,5 cm. Demikian juga balok kayu bentuk persegi harus disusun seperti kayu
bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di bawahnya atau dipisahkan
dengan tumpuan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan bentuk kayu.
- Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dengan kayu yang berdampingan
dengan jarak horizontal minimal 2,5 cm.
- Pengerjaan Kayu
Pekerjaan pelaksanaan struktur kayu ini sesuai dengan Gambar Rencana dengan
hasil akhir sesuai dengan persyaratan. Dalam hal pemotongan, pengetaman,
penyambungan tidak tertera atau tidak disyaratkan, maka perlu diusulkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk menentukannya.
2) Sambungan
Semua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar diperoleh sambungan
yang cocok tanpa menggunakan pasak atau pengikat. Kecuali disyaratkan lain atau
tertera pada Gambar Rencana, maka bagian kayu struktur tidak boleh disambung
untuk seluruh panjangnya, ujung-ujung balok kayu harus dipotong tegak dan untuk
bidang kontak harus saling berhubungan dengan baik.
Semua lubang-lubang baut dan lubang-lubang penyambung lain dilaksanakan
dengan bor dengan ukuran yang sesuai dan teliti. Semua lubang pen dan
sambungan-sambungan kayu dibentuk sehingga sambungan menjadi rapat.
Lubang-lubang untuk baut harus dibor dengan mata bor yang mempunyai diameter
1,5 mm lebih besar dari diamater baut, kecuali lubang baut untuk lantai jembatan
yang mempunyai diameter lubang sama dengan diameter baut yang digunakan.
3) Sambungan dengan Pelat Besi
i. Kecuali disyaratkan lain pada Gambar Rencana, semua baut, strip, paku, pelat,
cincin baut dan lain-lain pekerjaan besi harus terbuat dari baja lunak (mild
steel).
ii. Semua pekerjaan besi setelah fabrikasi dan sebelum dikirim ke lokasi
pekerjaan, harus digosok dan dibersihkan dan dimasukkan dalam minyak
“linseed” dalam keadaan panas atau bahan lain yang telah disetujui.
iii. Baut harus mempunyai bentuk kepala baut yang sesuai, persegi atau bundar,
dengan aur persegi, dengan panjang ulir minimum 4 kali diameter baut. Semua
mur harus pas betul tanpa toleransi.
iv. Panjang baut yang tertera pada Gambar Rencana hanya merupakan ukuran
perkiraan, dan Penyedia Jasa harus menyediakan baut-baut dengan panjang
yang cukup sesuai dengan kondisi di lapangan.
3 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
v. Ujung baut tidak boleh lebih dari setengah kali diameter lebih panjang dari mur,
apabila berlebihan maka kelebihan panjang itu harus dipotong.
vi. Cincin baut persegi harus digunakan di belakang semua mur dan baut, kecuali
dalam hal kepala baut terbenam pada permukaan kerb, gelagar dan papan
lantai jembatan. Di mana kepala baut harus dipasang terbenam pada lubang
persegi atau bundar, maka cincin baut tidak digunakan.
vii. Semua tempat dimana kepala baut terbenam harus diisi padat dengan
campuran aspal pasir untuk mencegah masuknya air ke dalam lubang tersebut.
4.4. Pekerjaan Besi Tulangan
1) Umum
Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap
bagian besi tulangan itu. Diameter rata–rata besi tulangan yang digunakan dilokasi
pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % diameter yang
telah ditentukan. Besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan
cacat–cacat pembuatannya.
Jika oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 copy daftar besi
tulangan yang dikeluarkan oleh pabrik untuk mendapatkan persetujuan sebelum
mendatangkan besi tulangan di lokasi pekerjaan, dan mutu besi tulangan harus
sesuai dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan tersebut.
2) Pemasangan Besi Tulangan
a) Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak–lemak,
kotoran lain. Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang
ditempat yang benar sebagaimana ditunjukkan didalam gambar dan dijaga
kedudukannya agar tetap dan tidak berubah selama berlangsungnya
pengecoran, penggetaran dan pemadatan beton.
b) Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyai
kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentu
dan terikat kuat pada tempatnya.
c) Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besi
tulangan lainnya disekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat
dengan kawat baja lunak yang disetujui Direksi Pekerjaan, dan pengikatan
harus cukup kuat dengan tang. Ujung kawat pengikat harus mengarah kedalam.
d) Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran,
sebelum penulangannya disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum penulangan siap dicor.
3) Penyiapan Gambar Penulangan
Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, harus menyiapkan semua gambar–gambar
penulangan secara rinci berdasarkan gambar yang diberikan oleh Direksi
Pekerjaan, sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar
penulangan tersebut harus mencakup gambar penempatan besi tulangan, daftar
besi tulangan dan gambar lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan
pemasangan tulangan.
4) Penyambungan Besi Tulangan
4 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Jika perlu sambungan besi tulangan dibuat lain dari pada yang ditunjukkan didalam
gambar, posisi dan metode dari sambungan harus ditentukan dari perhitungan
kekuatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
5) Selimut Beton untuk Tulangan
Bila tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, maka
tabel dibawah ini dipakai untuk menetapkan tabel selimut beton yang diperlukan
untuk besi tulangan diukur dari sisi luar besi.
5 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Semua pekerjaan besi yang terletak diluar harus dicat atau digalvanis. Galvanis
harus merupakan hasil proses pencelupan panas, dan untuk semua bagian selain
kawat baja, harus mempunyai ketebalan selimut seng tidak kurang dari 550 gram
per meter persegi dan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh
ada pengaruh mekanis yang akan dilakukan perkuatan tersebut.
Semua pengeboran, pemukulan, pemotongan, pembersihan semua kotoran dan
penyikatan pada semua bagian harus sudah selesai sebelum digalvanis.
Permukaan–permukaan yang berhubungan dengan minyak tidak boleh digalvanis.
4) Pekerjaan Besi untuk Bangunan
a) Pipa Baja Gavanis untuk Saringan Batu
- Penyedia Jasa harus memasang pipa–pipa galvanis pada bagian depan pintu
pengambilan, bangunan penguras atau pada lokasi lain sesuai dengan
perencanaan seperti tertera pada rencana, atau petunjuk Direksi Pekerjaan,
susunan pipa ini berfungsi sebagai saringan batu.
- Uraian pekerjaan penerapan las dan prosedur pengelasan yang diusulkan
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan pengelasan
dimulai. Contoh–contoh pengelasan harus disiapkan oleh setiap tukang las,
sebelum memulai pekerjaan pada bangunan dan selama pelaksanaan sesuai
dengan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada satupun
penjelasan bangunan diijinkan Direksi menyetujui prosedur pengelasan,
kemampuan tukang las dan pengujiannya.
b) Lapisan Galvanis
Semua pekerjaan besi yang terletak diluar harus dicat atau digalvanis. Galvanis
merupakan hasil proses pencelupan panas, dan untuk semua bagian selain
kawat baja, celupan panas, dan untuk semua bagian selain kawat baja, harus
mempunyai ketebalan selimut seng tidak kurang dari 550 gram per meter
persegi dan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada
pengaruh mekanis yang akan dilakukan perkuatan tersebut.
Semua pengeboran, pemukulan, pemotongan, pembersihan semua kotoran
dan penyikatan pada semua bagian harus sudah selesai sebelum digalvanis.
Permukaan–permukaan yang berhubungan dengan minyak tidak boleh
digalvanis.
c) Pekerjaan Besi yang Tertanam
Pekerjaan besi yang tertanam pada bagian–bagian konstruksi beton untuk
pemasangan pintu–pintu harus dilaksanakan sesuai gambar atau petunjuk
Direksi Pekerjaan oleh Penyedia Jasa. Semua material yang dipergunakan
pada pekerjaan besi yang tertanam dalam beton harus berkualitas tinggi yang
dapat diterima Direksi Pekerjaan.
d) Tangga Besi
Tangga besi harus disediakan dan dipasang pada bendung dan bangunan lain
sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Tangga besi terbuat dari besi
bulat diameter 19. Besi bulat tersebut harus memenuhi spesifikasi besi tulangan
beton dan material lainnya yang digunakan harus berkualitas tinggi yang telah
disetujui Direksi Pekerjaan.
Tangga besi dipasang pada permukaan tegak atau miring dari bangunan
seperti terlihat pada gambar.
e) Pipa Galvanis untuk Pagar Pengaman dan sebagainya
6 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan memasang pipa galvanis untuk pagar
pengaman jembatan, gorong–gorong dan jembatan pelayanan pada bagian
penguras bendung, intake, pinggiran dinding tembok tegak, pintu pengambilan
dan pada tempat–tempat yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau
ditetapkan Direksi Pekerjaan. Pipa tersebut harus dijamin baru dan berkualitas
tinggi.
Semua pipa besi terpasang sesuai gambar. Penjelasan pipa besi hanya
dikerjakan bilamana ditentukan dalam gambar atau mengikuti petunjuk Direksi
Pekerjaan. Setelah pipa terpasang dengan lengkap, permukaan yang terbuka
harus dicat.
f) Expansion Joint pada Jembatan
Expansion joint harus dipasang pada tempatnya antara pelat jembatan dan
kepala jembatan seperti terlihat pada gambar. Expansion joint pada jembatan
harus dilaksanakan sesuai standar yang dibuat oleh Bina Marga.
4.6. Pengecatan
1) Semua cat dan bahan lainnya untuk pengecatan permukaan besi yang kelihatan
pada bangunan dan pekerjaan kayu, kecuali untuk pintu air dan pelengkapnya,
harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan digunakan berdasarkan anjuran pabrik
untuk pengecatan pada lokasi khusus. Kualitas cat dan bahan lainnya harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
2) Cat dasar harus dengan warna khusus yang disetujui Direksi Pekerjaaan. Setiap
pengecatan harus dilakukan pada permukaan yang bersih dan kering pada
kelembaban dan suhu udara tertentu dimana penguapan pada permukaan yang
dicat lebih besar dari pengembunan.
3) Permukaan yang telah dibersihkan atau dipersiapkan harus segera dicat dasar
secukupnya, bila perlu mengasarkan permukaan yang telah disiapkan lebih dahulu.
4) Tidak boleh dilakukan pengecatan pada permukaan yang terlalu panas bila cat
yang digunakan dari jenis yang boleh kena panas. Agar permukaan yang dicat
tetap dingin harus dikerjakan ditempat teduh dan dilindungi dari panas yang
berlebihan hingga cukup kering, agar tidak retak atau melepuh.
5) Pekerjaan kayu dan logam yang dicat harus diampelas secara hati–hati, dengan
cara yang sama pada setiap akan melapisi cat berikutnya. Setelah 24 jam lewat
dilakukan pelapisan cat berikutnya, atau cara lain yang ditentukan secara khusus
oleh pabriknya. Untuk penyempurnaan pengecatan Penyedia Jasa harus
menghilangkan bintik - bintik cat dan harus melakukan perbaikan atau pengecatan
ulang atas pekerjaan yang tidak sempurna. Pengecatan permukaan bagian luar
(diluar) harus dilindungi dari pengaruh cuaca sampai cat tersebut benar - benar
kering dan mengeras.
6) Pekerjaan kayu yang akan dicat harus diampelas dengan ampelas kayu, dilicinkan
dan dimeni. Semua lubang, retakkan dan celah–celah harus ditutup lebih dahulu
dengan dempul. Setiap sambungan kayu harus dicat dasar sebelum dirakit. Setelah
pendempulan, seluruh pekerjaan kayu harus dicat dasar kemudian dilanjutkan
dengan cat akhir sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
7) Pengecatan besi dan pekerjaan logam, kecuali pintu–pintu air dan pelengkapnya
khusus di atas, harus dilakukan mengikuti prosedur sebagai berikut, tergantung dari
letaknya :
a) Untuk bagian yang Tercelup Didalam Air
Pembersihan dengan sand blasting harus dikerjakan untuk memperoleh logam
putih bersih bebas dari serpihan, karat dan kotoran lainnya menurut keinginan
7 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
3) Sambungan elastis pada pelat jembatan umumnnya berukuran kurang lebih lebar
15 mm dan kedalaman 60 mm seperti terlihat pada gambar, diisi dengan aspal
panas cair dari atas melalui sepotong pelat.
4.9. Pipa PVC
1) Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pipa PVC (Poly Vinyl Cloride)
untuk pipa-pipa lubang pembuang seperti yang tercantum pada gambar-gambar
atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Pipa PVC untuk lubang pembuang harus mempunyai diameter 100 (seratus)
milimeter seperti yang tercantum pada gambar, atau ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan.
3) Pipa PVC harus terbuat dari merek yang terkenal yang dapat disetujui Direksi
Pekerjaan dan dipasang pada posisi yang betul pada bangunan tanpa adanya
perubahan selama pengecoran beton seperti yang tercantum pada gambar atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
4.10. Lubang Drainase
8 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pipa PVC (Poly Vinyl Cloride) untuk
pipa-pipa lubang pembuang seperti yang tercantum pada gambar-gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pipa PVC untuk lubang pembuang harus mempunyai diameter 100 (seratus) milimeter
seperti yang tercantum pada gambar, atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pipa PVC harus terbuat dari merek yang terkenal yang dapat disetujui Direksi
Pekerjaan dan dipasang pada posisi yang betul pada bangunan tanpa adanya
perubahan selama pengecoran beton seperti yang tercantum pada gambar atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
4.11. Jalan Penghubung Sementara dan Jalan Inspeksi
1) Jika tidak terdapat jalan penghubung untuk mencapai lokasi pekerjaan, Penyedia
Jasa harus membuat dan memelihara jalan penghubung sementara kearah lokasi
tersebut pada tempat yang disetujui Direksi. Penyedia Jasa juga harus membuat
fasilitas yang diperlukan untuk melintasi sungai, aliran atau jalan air yang ada atau
harus memperbaiki dan memperkuat suatu fasilitas yang ada untuk digunakan
menuju lokasi pekerjaan, jika diperlukan.
2) Penyedia Jasa boleh menggunakan jalan umum, jalan desa dan jalan inspeksi
pada saluran yang ada atau saluran baru atau saluran pembuang dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus membayar
pembuatan, pemeliharaannya dan perbaikannya berdasarkan perjanjian bersama
antar Penyedia Jasa. Direksi atau Pemberi Tugas tidak akan menerima tuntutan
terhadap pemakaian bersama pada jalan penghubung yang dibuat oleh Penyedia
Jasa.
4.12. Papan Nama Proyek
1) Penyedia Jasa wajib membuat 2 (dua) buah papan nama Proyek, yang
ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat Pemenang Pelelangan.
2) Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
i. Ukuran papan 100 x 150 cm harus dibuat dari bahan kayu kamper yang dilapisi
dengan seng BWG. 30.
ii. Tiang penyangga terdiri dari 2 (dua) batang, sedang sebuah penvokong %a-a
berukuran 3 x 7 cm dibuat dari bahan kayu kruing atau sejenis yang dise-..,
halus.
iii. Pemasangan papan sedemikian rupa sehingga tepi bawah papan terletak
setinggi 150 cm dari tanah, bawah tiang penyangga dan penyokong ditanarn
dalam lobang-lobang yang kemudian di cor dengan beton tumbuk campuran
1:3:5 sedalam 40 cm di dalam tanah dan 10 cm di atas tanah.
iv. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat
dasar sekali dan cat penutup sekali.
v. Warna-warna diatur menurut ketentuan sebagai berikut :
- Warna dasar biru laut (dominan)
- Tulisan putih dengan garis penutup kuning
- Lambang Departemen P.U. kuning dan hitam.
vi. Tulisan-tulisan yang akan d1muat, dari atas ke bawah adalah sebagai berikut:
- Departemen Pekerjaan Umum
- Direktorat Jenderal Pengairan
9 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
- Proyek "....................................................."
- Judul pekerjaan dan lingkup pekerjaan
- Tanggal-tanggal permulaan dan akhir pekerjaan
- Besarnya nilai kontrak
- Nama Konsultan
- Nama Pemborong
vii. Pemborong wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaganya agar
tetap dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yangr terakhir
kalinya kepada Direksi.
4.13. Keamanan, Kesehatan dan Perlindungan terhadap Kebakaran
1) Umum
Selama dalam pelaksanaan Penyedia Jasa harus selalu memperhatikan hal-hal
antara lain mengenai sanitasi dan fasilitasnya, penerangan, bahan bakar, sarana
oleh raga, alat pemadam kebakaran, ketenangan dan lain-lain. Untuk itu Penyedia
Jasa harus membagi-bagi tugas dengan membentuk struktur organisasi, sehingga
dapat dengan mudah mengontrolnya.
2) Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan Keamanan
Penyedia Jasa harus mengadakan tindakan pencegahan atas risiko kehilangan dan
keselamatan pekerja selama dalam pelaksanaan dengan melengkapi sepatu
lapangan, topi, sabuk pengaman atau sejenisnya. Pada tempat-tempat yang
diperlukan Penyedia Jasa, harus memasang penerangan, tanda dan penjaga atau
alat pengamanan lainnya. Penyedia Jasa harus mentaati peraturan tentang
keselamatan kerja yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Penyedia Jasa dapat
mengadakan pertemuan berkala antara kepala bagian keamanan dengan Direksi
guna meningkatkan keamanan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian kecelakaan kerja.
Penyedia Jasa harus selalu menyediakan alat pemadam kebakaran yang selalu
siap pakai di tempat lokasi pekerjaan atau ditempat-tempat yang ditunjukkan
Direksi. Penyedia Jasa juga harus bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan tenaga kerja dari sub Kontraktor. Penyedia Jasa harus menyediakan
fasilitas PPPK untuk tenaga kerjanya yang selalu siap pakai setiap saat.
3) Keamanan
Penyedia Jasa harus mengambil tindakan-tindakan pencegahan yang perlu
sebelum semua resiko kematian atau kecelakaan terjadi pada setiap orang yang
dipekerjakan pada pekerjaan atau orang lain yang mempunyai cukup alasan
berada di lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa juga harus menjaga keselamatannya
sesuai petunjuk Direksi. Penyedia Jasa harus memperhatikan hal-hal yang perlu
terhadap rusaknya barang-barang milik Pemberi Tugas atau milik orang lain yang
berdekatan dengan lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa harus mentaati peraturan
pencegahan kecelakaan dan peraturan keselamatan sepanjang waktu
pelaksanaan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi semua kejadian
mengenai kematian atau luka serius pada setiap orang yang ada dilokasi pekerjaan
yang terlibat oleh pekerjaan Penyedia Jasa.
4) Penyimpanan Bahan Bakar
Penyedia Jasa harus merencanakan tempat penyimpanan bahan bakar pada
tempat yang aman dari jangkauan api dan mudah untuk mengadakan bongkar
muatan atau penanganannya. Penyedia Jasa harus mengurus ijin kepada
pemerintah untuk menyimpan bahan bakar di tempat/lokasi pekerjaan, ongkos atau
10 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam mendapatkan ijin menjadi
tanggungannya sendiri.
5) Pemadam Kebakaran
Penyedia Jasa harus menyediaka fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan
yang disyaratkan dalam peraturan pemerintah atau petunjuk Direksi. Tidak
diperkenankan membakar hasil pembersihan dan hasil tebangan pohon pada saat
musin kemarau tanpa seijin Direksi. Penyedia Jasa harus memadamkan semua api
atau bara api yang ada di lokasi atau sekitarnya, kecuali bila api itu merupakan
sumber api alam.
4.14. Gambar Teknis
1) Gambar yang disediakan oleh Pengguna Jasa
Gambar-gambar yang disediakan oleh Direksi Pekerjaan hanyalah semata-mata
untuk maksud penawaran. Setelah perjanjian Kontrak ditandatangani, berdasarkan
gambar tersebut, Penyedia Jasa dapat mempersiapkan dan membuat gambar
pelaksanaan (construction drawing). Penyedia Jasa harus bekerja berdasarkan
pada gambar pelaksanaan.
2) Gambar yang dibuat oleh Penyedia Jasa
a) Umum
Semua gambar yang dibuat oleh Penyedia Jasa, harus menurut atau sesuai
dengan ukuran yang ditetapkan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus
menyerahkan gambar-gambar tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk
dikoreksi dan disahkan sebelum pekerjaan yang dimaksud dimulai. Sebagai
koreksi dari Direksi dapat menghasilkan gambar-gambar yang sama atau berbeda
sama sekali dengan Dokumen Tender. Tidak ada tambahan biaya khusus untuk
maksud tersebut di atas.
b) Gambar-gambar Pelaksanaan (Construction Drawing)
Setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa harus membuat gambar
pelaksanaan berdasarkan gambar kontrak atau dengan perubahan-perubahan
seperlunya sesuai dengan pelaksanaan di lapangan nantinya.
Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan di lapangan sesuai/menurut
gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi. Semua gambar baik
bentuk maupun ukurannya harus skalatis namun Penyedia Jasa tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan dengan mengukur skala pada gambar,
tapi harus menggunakan dimensi/angka yang tertera dalam gambar. Pada
bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam pelaksanaan harus dibuat
gambargambar detail dengan skala besar. Gambar-gambar tambahan bila
dirasa perlu dapat dibuat oleh Penyedia Jasa, guna memperjelas dalam
pelaksanaan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut di atas menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
c) Gambar Kerja
Penyedia Jasa dapat membuat gambar kerja berdasarkan gambar pelaksanaan.
Gambar kerja dibuat untuk mengetahui rangkaian urutan kerja suatu kegiatan, di
dalam gambar kerja antara lain harus memperlihatkan bentuk bangunan yang
akan dicor, penulangannya, material yang digunakan, letak bangunan, dimensi
dan detail-detail lain yang diperlukan. Semua gambar kerja harus disetujui oleh
Direksi sebelum digunakan
d) Gambar Tata Letak Bangunan Sementara
11 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
12 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
13 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
14 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
15 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
16 dari 17
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Bibliografi
17 dari 17