LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan Kontrak Nomor 611.1/520, tanggal 17 Februari 2017 antara Kepala
Bidang Pengembangan dan Pembinaan Teknis Dinas PU Sumber Daya Air Dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Tengah dengan CV. SEIA CONS, perihal pelaksanaan pekerjaan DD.
Emb. Kabukan, Emb. Pasangan,& Emb. Kapunduhan (Kab. Tegal) Paket P -11.
bersama ini dengan hormat kami sampaikan salah satu produk berupa:
Dokumen ini berisi tentang spesifikasi umum pekerjaan, spesifikasi teknik untuk item
pekerjaan yang dilaksanakan, spesifikasi item pekerjaan yang bersifat khusus mengenai
teknik pelaksanaan konstruksi bangunan dan teknik yang membutuhkan teknologi baru .
Demikian Laporan ini kami buat, kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi
terhadap penyusunan dokumen ini kami ucapkan terima kasih..
DAFTAR ISI
4.4.6 Mutu Pekerjaan Dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan ................................................................................ 4-20
4.4.7 Penggantian Ukuran Batang .................................................. 4-21
4.4.8 Bahan ............................................................................ 4-22
4.4.9 Pembuatan Dan Penempatan ................................................ 4-22
4.4.10 Pengukuran Dan Pembayaran ................................................ 4-24
4.4.11 Pelaksanaan Pekerjaan ....................................................... 4-24
4.4.12 Perhitungan Volume Dan Pembayaran...................................... 4-25
4.5 PENAHAN AIR (WATER STOP) .......................................................... 4-25
4.5.1 Bahan ............................................................................ 4-25
4.5.2 Pengerjaan ...................................................................... 4-26
4.5.3 Perhitungan Volume Dan Pembayaran...................................... 4-26
4.6 BETON PRECAST ......................................................................... 4-27
4.6.1 Umum ............................................................................ 4-27
4.6.2 Pabrikan beton pracetak ..................................................... 4-27
4.6.3 Curing beton pracetak ........................................................ 4-27
4.6.4 Perhitungan Volume Dan Pembayaran...................................... 4-27
BAB 5. PEKERJAAN PERPIPAAN DAN HIDROMIKANIKAL ................................... 5-1
5.1 LINGKUP PEKERJAAN .................................................................... 5-1
5.2 UMUM ...................................................................................... 5-1
5.3 BAHAN ..................................................................................... 5-2
5.4 GALIAN ..................................................................................... 5-2
5.5 TIMBUNAN KEMBALI ...................................................................... 5-2
5.6 BANGUNAN TAMBAHAN .................................................................. 5-3
5.7 PENGELASAN .............................................................................. 5-3
5.8 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN ...................................................... 5-3
BAB 6. PENGECATAN LOGAM................................................................... 6-1
6.1 BAHAN ..................................................................................... 6-1
6.2 PEMBERSIHAN DAN MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN BAJA ............................ 6-1
6.3 MENCAT PEKERJAAN BAJA .............................................................. 6-1
6.4 RENCANA PENGECATAN UNTUK PEKERJAAN BAJA .................................. 6-3
6.5 PERHITUNGAN VOLUME DAN PEMBAYARANNYA ..................................... 6-3
BAB 7. PAPAN DUGA AIR ........................................................................ 7-1
7.1 LINGKUP ................................................................................... 7-1
7.2 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN ...................................................... 7-1
BAB 1.
PEKERJAA PERSIAPAN
1.1.1 Umum
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung
pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana
disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus
memenuhi berikut:
f) Program Mobilisasi
1. Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus
melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang
dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada)
dan Kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun
yang non teknis dalam proyek ini.
2. Dalam waktu 15 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan
jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi
Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan
mobilisasi yang disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan
sebagai berikut :
1) Pengukuran
2) Dasar Pembayaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran
yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan
untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat,
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Kontraktor untuk
menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan
harga lump sum untuk Mobilisasi dan Demobilisasi.
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai
berikut :
1.2.1 Umum
1) Uraian Pekerjaan
2) Ketentuan Umum
a) Kontraktor harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum
dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari
Program Mobilisasi seperti dirinci, dimana penempatannya harus
diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan
pelaksanaan.
1) Umum
2) Ukuran
Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Kontraktor dan
harus menyediakan sebuah ruangan yang dibunakan untuk rapat kemajuan
pekerjaan.
3) Alat Komunikasi
Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut pembayaran
Lump Sum untuk Mobilisasi dan Demobilisasi sesuai dengan Spesifikasi ini,
dimana pembayaran harus dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan,
penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua
bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai.
5. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dan beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan pada analisa
harga satuan pekerjaan.
1.6 ADMINISTRASI
Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari pemilik pekerjaan
sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan membuat :
dengan distribusi 1 (satu) copy diletakkan dibarak kerja dan 4 (empat) copy
lainnya diserahkan kepada pemilik pekerjaan dan ditata rapi/dijilid.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab
dan beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan pada analisa harga satuan
pekerjaan.
1.7.1 Umum
Data dan hasil pengukuran awal oleh kontraktor yang telah disahkan dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan
gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Adalah gambar rancang bangun yang telah disesuaikan dengan kondisi lapangan
sesungguhnya dan telah disetujui dan disahkan oleh pemilik pekerjaan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi, jenis material dan rencana
elevasi posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang tergambar
pada “Construction Drawing”, harus mangacu dan didasarkan pada “Design
Drawing” yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
Construction Drawing atau Working Drawing yang disahkan oleh Pemilik Pekerjaan,
dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya
pekerjaan atau “Mutual Check” pada kondisi pelaksanaan 0%.
Untuk kondisi “Engineering Adjusment” tidak diperlukan adanya gambar baru yang
disahkan oleh pemilik pekerjaan, namun kontraktor tetap wajib memberikan
laporan tertulis serta sketsa penyesuaian guna mendapatkan persetujuan dari
direksi pekerjaan dan tembusan kepada pemilik pekerjaan.
Sedangkan pada kondisi perubahan desain atau (Revised Design) Pemilik pekerjaan
secara resmi akan memeberikan gambar perubahan desain yang telah disahkan
oleh pemilik pekerjaan kepada kontraktor secara administratif dalam bentuk “
Variation Order”.
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan ada unit bangunan yang
harus dikerjakan pembuatannya diluar areal proyek dan karena sifat
kekhususannya harus dan terpaksa dikerjakan oleh subkontraktor, maka
sebelumnya subkontraktor yang bersangkutan diharuskan membuat dan
menyerahkan gambar bentuk unit bangunan tersebut, lengkap dengan perhitungan
konstruksinya.
Gambar unit bangunan atau “Shop Drawing” tersebut harus secara lengkap
memuat :
Gambar yang telah selesai tersebut harus diserahkan kepada direksi pekerjaan
untuk diperiksa dan disetujui selanjutnya diserahkan kepada pemilik pekerjaan
guna mendapatkan pengesahan dari Pemilik Pekerjaan.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oelh kontraktor
atau “Mutual Check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan
pada gambar As Built Drawing yang telah disahkan oleh Pemilik Pekerjaan dan
merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pemilik Pekerjaan kepada
Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Built Drawing” sebanyak 4 (empat) copy
dengan distribusi satu copy untuk direksi pekerjaan/pengawas, 3 (tiga) copy serta
gambar aslinya untuk diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan, termasuk data dan
perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
1. Sejak awal akan mulai pelaksanaan pekerjaan, sampai pada akhir pelaksanaan
pekerjaan, kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk foto dokumentasi.
1. Foto dokumen tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos masing-
masing rangkap 5 (lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak
kerja dan 4 (empat) copy lainnya diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan dan
ditata rapi pada album foto.
2. Pada saat pengambilan foto dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan
disamping untuk ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat) copy, kontraktor juga
diwajibkan menyerahkan tambahan 3 (tiga) copy ukuran 11 R, diberi bingkai,
sedangkan pengambilan foto dokumentasinya dari 1 (satu) titil lain yang
berbeda.
3. Untuk penyerahan foto dokumen kontraktor juga harus menyerahkan negatif
film dan ditata menurut ukuran foto dokumentasi yang diserahkan.
BAB 2.
PEKERJAAN TANAH
2.2.1 Umum
1. Ketinggian akhir, garis dan bentuk setelah galian tidak boleh berbeda dari
yang ditentukan yaitu lebih dari 20 mm pada setiap titik.
2. Permukaan akhir galian yang telah selesai, yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup halus dan rata serta mempunyai kemiringan yang
cukup guna menjamin kelancaran drainase permukaan sehingga tidak terjadi
genangan.
1. Untuk setiap pekerjaan galian yang akan dibayar menurut bab ini maka
kontraktor harus mengajukan kepada Direksi sebelum memulai pekerjaan,
yaitu gambar penampang memanjang yang menunjukkan tanah dasar yang ada
sebelum pekerjaan pembersihan dan pembongkaran telah dilaksanakan.
2. Kontraktor harus mengajukan pada Direksi gambar terinci dari semua struktur
sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti
skor, turap, “Cofferdam” , saluran sementara dan harus memperoleh
persetujuan Direksi sebelum pelaksanaan pekerjaan penggalian yang
dimaksudkan, yang akan dilindungi oleh struktur yang diusulkan.
3. Setelah setiap penggalian untuk tanah diselesaikan maka Kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi. Tidak ada bahan-bahan landasan atau bahan
lainnya yang akan dipasang sampai Direksi telah menyetujui kedalaman galian
dan sifat serta kekuatan bahan-bahan pondasi.
4. Jika penggunaan bahan-bahan peledak untuk mengeluarkan batu cadas atau
rintangan lain diperkenankan maka Kontraktor harus mempunyai suatu daftar
dari semua alat peledak yang digunakan, menunjukkan lokasi dan jumlah
untuk dicek oleh Direksi.
3. Alat–alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud lain tidak
akan diperkenankan untuk berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari
tepi parit terbuka atau galian yang menunjang struktur yang berdampingan
menjadi kurang stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
4. “Cofferdam”, tembok ujung atau sarana lain untuk menghindari air dari galian
harus direncanakan secara layak dan cukup kuat untuk menjamin tidak akan
terjadi runtuhan secara tiba-tiba, dan mampu menghindari banjir yang datang
cepat pada tempat pekerjaan.
5. Pada setiap saat sewaktu para pekerja atau lainnya berada di dalam galian
dan mengharuskan kepala mereka di bawah permukaan tanah sekitarnya,
maka kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di tempat
kerja yang tugasnya hanya memonitor keamanan dan kemajuan. Setiap saat
peralatan galian yang tidak digunakan (cadangan) dan perlengkapan
pertolongan pertama (P3K) harus tersedia pada tempat pekerjaan galian.
6. Bahan-bahan peledak yang diperlukan untuk galian batuan harus disimpan
dalam suatu penyimpanan yang aman dari daerah perkotaan pada suatu lokasi
dan dengan suatu cara yang disetujui oleh Direksi dan para penguasa lainnya
yang bersangkutan. Semua akan ditangani dan digunakan dengan sangat
berhati-hati dan ketat sesuai dengan undang-undang dan peraturan
Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah setiap
pengeluaran yang tidak syah atau penggunaan yang tidak pada tempatnya dari
setiap bahan-bahan peledak dipercayakan hanya pada orang-orang yang
berpengalaman dan bertanggung jawab.
7. Semua galian terbuka harus dibuat penghalang untuk mencegah orang atau
sesuatu secara tidak sengaja terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka
pada jalur lambat atau bahu jalan akan diberi tanda tambahan pada malam
hari dengan drum yang dicat dengan warna putih (atau yang sama) dan merah
atau cahaya kuning untuk kepuasan Direksi.
1. Luas setiap galian yang dibuka dalam setiap operasi harus dibatasi sesuai
dengan pemeliharaan permukaan yang digali pada suatu kondisi yang baik,
dengan memperhatikan pengaruh dari pengeringan, peredaman oleh air hujan
dan gangguan oleh operasi pekerjaan berikutnya.
1. Semua galian harus dipelihara agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan tenaga
kerja untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan
pembangunan saluran sementara, tembok ujung serta “cofferdam”. Setiap
saat pompa harus disiapkan pada tempat kerja untuk menjamin tidak ada
gangguan dalam kontinuitas prosedur pengeringan.
2. Bila pekerjaan sedang dilaksanakan pada saluran yang ada atau daerah lain di
mana aliran bawah tanah atau air tanah dapat tercemar, maka Kontraktor
harus memelihara sepanjang waktu pada tempat pekerjaan yang sebenarnya
suatu persediaan air dari kualitas air minum untuk digunakan oleh pekerja
untuk mencuci, bersama dengan persediaan secukupnya dari sabun dan
disinfektan.
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi di atas harus diperbaiki
oleh Kontraktor sebagai berikut :
2.2.8 Utilitas
Bila lokasi galian ditemukan bahan-bahan pilihan atau agregat lapis pondasi atas
agregat aspal atau beton atau bahan-bahan lainnya diperoleh dari galian bahan-
bahan tambahan di luar daerah proyek maka kontraktor harus membuat semua
pengaturan yang diperlukan dan pembayaran biaya dan royalti pada pemilik tanah
dan penguasa yang berwewenang untuk izin menggali dan mengangkut bahan-
bahan tersebut.
1. Semua struktur sementara seperti “cofferdam” atau skor dan turap harus
dibongkar oleh Kontraktor setelah penyelesaian struktur permanen atau
a) Umum
1. Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian
yang ditentukan dalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi dan
harus meliputi pembuangan semua bahan-bahan yang ditemukan,
termasuk tanah, batuan, batu-bata, batu beton, pasangan batu dan
bahan-bahan perkerasan jalan lama.
2. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian.
3. Bila bahan-bahan yang tak terlindungi pada garis pembentukan atau
tanah dasar atau permukaan pondasi adalah bahan-bahan lepas atau
lunak atau berlumpur atau tidak memenuhi syarat menurut pendapat
Direksi maka bahan-bahan tersebut harus dipadatkan secara
menyeluruh atau sama sekali dikeluarkan untuk dibuang dan diganti
dengan timbunan yang memenuhi syarat sebagaimana diarahkan oleh
Direksi.
4. Di mana batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya
ditemukan pada jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk
perkerasan dan bahu jalan atau dasar parit pipa atau galian pondasi
struktur maka bahan-bahan tersebut harus digali 150 mm lebih dalam
sampai suatu permukaan yang rata halus dan mantap. Tidak boleh ada
tonjolan batuan ditinggalkan dari permukaan yang terbuka dan semua
Material timbunan haruslah material yang digali dari Borrow area, kecuali
bila ada saran-saran lain.
Kadar air material zona kedap air sebelum dan selama pemadatan harus
dijaga sehingga sama untuk material lainnya. Tingkatan kadar air material
yang diambil harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
perencanaannya.
Untuk pekerjaan ini diambil kadar air optimal (OMC), yaitu kadar air yang
mengakibatkan berat isi kering maksimum, untuk material yang diperoleh
dari Borrow Area atau lokasi lainnya yang disarankan Direksi dan Pengawas
Pekerjaan. Kecuali bila ada persetujuan atau saran Direksi dan Pengawas
Pekerjaan, kadar air material zona kedap air selama pemadatan dan
sesudahnya harus berkisar minus 3% sampai plus 1% dari kadar air optimal
dibawah SPCE (Standard Proctor Compaction Effort), dengan catatan bahwa
kadar air rata-rata berkisar antara kadar air optimum dan minus dua (-
2)% dari kadar air optimum dan berat isi kering tak boleh kurang dari 95%
berat isi kering maksimal, kadar air dilapangan dan kadar air optimal
material zona kedap air akan ditentukan Direksi dan Pengawas Pekerjaan,
berdasarkan sampel random.
Bila kadar air yang diambil dari sampel tersebut tak memenuhi batas-
batas yang diinginkan, Kontraktor harus mengolah material sedemikian
rupa sehingga kadar air ada pada batas yang dikehendaki, didasari oleh
serangkaian pengetesan selanjutnya.
Sebelum pengambilan bahan timbunan dari Borrow Area, kadar air material
harus dibuat mencapai batas yang diperlukan dan material langsung dibawa
ke lokasi timbunan dan ditempatkan, sesuai petunjuk dari Direksi dan
Pengawas Pekerjaan dan Kontraktor diperbolehkan menggali material di
Borrow Area dan diangkut langsung ke lokasi timbunan serta
dipadatkan.
Apabila ditemui material yang kadar airnya kurang, material timbunan dapat
dilembabkan dulu sebelum diangkut ke lokasi timbunan. Pecahan batu yang
ukuran maksimalnya lebih dari 10 cm tak dibenarkan terdapat pada
timbunan. Bila ukuran batuan lebih besar dari 10 cm, maka batuan tersebut
harus dibuang oleh Kontraktor sebelum material dipadatkan.
Kerikil atau batuan yang dekat dengan struktur beton, pada batas-batas
timbunan tubuh Embung, abutment atau tempat-tempat lain, harus
d) Penempatan
e) Trial Embankment
- Test Pemadatan
- Tes Distribusi butiran
- Specific gravity test
- Pengujian kadar air optimal atau Moisture content test
- Dry density test
Material yang tidak dapat dipadatkan dengan vibro roller harus dipadatkan
dengan hand tamper mekanis atau dengan alat lain yang disetujui Direksi
dan Pengawas Pekerjaan sehingga semua permukaan pondasi dapat rata dan
bisa cukup padat terhadap bangunan-bangunan beton.
a) U m u m
b) Penempatan
c) Pemadatan
2.4.1 Umum
Baik ditunjukkan atau tidak ditunjukkan dalam gambar, lereng - lereng baru dari
saluran - saluran, jalan dan parit - parit harus digebal dengan rumput. Sebelum
gebalan rumput dipasang, permukaan harus diratakan dan digemburkan bila perlu
dan dilapisi dengan tanah humus 20 mm. Setelah gebalan rumput dipasang harus
disiram dengan air secukupnya sampai gebalan itu tumbuh dengan baik, sedang
gebalan rumput yang tidak tumbuh harus dibuang dan diganti baru. Daerah yang
harus digebal adalah sebagai berikut :
Terucuk - terucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan
rumput. Ukuran dari terucuk - terucuk tadi paling tidak 30 cm panjangnya dengan
tebal 2-3 cm.
BAB 3.
PEKERJAAN PASANGAN
3.2.1 Uraian
1. Sisi muka dari masing-masing batu permukaan harus tidak berbeda dari profil
permukaan rata-rata pasangan adukan batu disekitarnya lebih dari 3 cm.
2. Untuk pasangan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata yang
dibentuk dengan pasangan adukan batu harus tidak berbeda dari profil dasar
yang dipersyaratkan atau disetujui lebih dari 2 cm, juga tidak berbeda dari
profil penampang yang dipersyaratkan atau disetujui lebih dari 5 cm
3.2.3 Material
a. Batu
1. Material batu untuk pekerjaan ini adalah hasil proses pemecahan batu
andesite, basalt, dasite diabase, diorite, gabro atau granodiorit yang
keras dan tidak lapuk dengan diameter rata-rata 20 s/d 30 cm.
2. Batu harus bersih, keras, tanpa alur atau retak dan harus dari macam
yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
3. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama.
4. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi, batu harus memiliki ketebalan
yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali
tebalnya dan panjang yang tidak kurag dari satu setengah kali lebarnya.
b. Bahan material pasir (agregat baku)
Bahan material pasir yang dipakai adalah pasir pasang/pasir beton yang
berbutir kasar, keras dan bebas dari kotoran dan debu serta bahan-bahan
organik dan bahan-bahan agresif lainnya.
Bahan material semen yang dipakai adalah jenis portland atau yang ada
dipasaran dan memenuhi standar SNI/SII.
Bahan material semen yang penyimpanannya telah berumur lebih dari 3 (tiga)
bulan tidak boleh dipakai dan yang telah mengeras karena pengaruh cuaca,
air atau bahan-bahan organik lainnya, juga tidak boleh dipakai.
Bahan material air yang dipergunakan sebagai bahan campuran spesi, harus
air yang bersih, tidak mengandung lumpur, bahan organik ataupun bahan
kimia.
3.2.4 Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari Pasal 3 dari
spesifikasi ini.
3.2.6 Pelaksanaan
a) Persiapan Pondasi
1. Pondasi untuk struktur pasangan batu kali harus disiapkan sesuai dengan
syarat pada pekerjaan tanah galian.
2. Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada gambar, dasar pondasi
untuk struktur tembok penahan harus normal, atau bertangga yang juga
normal terhadap muka dari tembok. Untuk struktur lain dasar pondasi
harus mendatar atau bertangga yang juga horizontal.
3. Lapis landasan yang dapat mengalihkan air dan kantung penyaring harus
disediakan di mana disyaratkan sesuai dengan syarat dalam drainase
porous.
b) Pemasangan Batu
1. Landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya harus
dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan
masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus
digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus
diambil untuk menghindarkan pengelompokan dari batu yang berukuran
sama.
2. Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka
yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dari tembok dari batu
yang terpasang.
3. Batu harus ditangani sehingga tidak menggunakan atau menggeser batu
yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk
memasang batu yang lebih besar dari yang dapat ditangani oleh dua
orang. Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang
baru dipasang tidak diperkenankan.
c) Penempatan Adukan
1. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh
dibasahi, cukup waktu untuk memungkinkan penyerapan air mendekati
titik jenuh. Landasan yang akan menerima masing-masing batu juga harus
dibasahkan dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi
dari batu ke batu yang sedang dipasang.
2. Tebal dari adukan landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm – 5
cm dan harus minimum diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh
rongga antara batu yang dipasang.
3. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan segar yang
belum mengeras. Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal maka harus dibongkar, dan adukan dibesihkan
dan batu dipasang lagi dengan adukan segar.
1. Tembok dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang suling. Terkecuali
ditunjukkan lain pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi, lubang suling
harus ditempatkan berjarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke
lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
2. Dalam struktur panjang yang menerus seperti tembok penahan tanah,
sambungan ekspansi harus dibentuk pada jarak antara 20 m maksimal
sambungan harus 30 mm lebarnya dan harus setinggi tembok. Batu yang
digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian sehingga
membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang disyaratkan di
atas.
3. Urugan dibelakang sambungan ekspansi haruslah material drainase porous
berbutir kasar yang bergradasi baik yang dipilih sehingga tanah yang ditahan
tidak akan dapat dihanyutkan melaluinya, juga material drainase porous tidak
hanyut melalui sambungan.
1. Sambungan pada sisi muka dari batu harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak menyelimuti batu, sewaktu pekerjaan
berlangsung.
3.3.1 Material
Bata harus batu bata tanah liat biasa, yang diproduksi secara lokal dengan dimensi
nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm, dibakar dengan benar dan memiliki sisi tepi tajam,
tanpa cacat atau kotoran, jika diperoleh secara lokal yang mungkin berbeda
dimensi, perawatan harus diambil sehingga tidak ada terlalu banyak
penyimpangan dari dimensi di atas, dan penggunaan batu bata harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Kekuatan utama akan seratus (100) kg / cm2.
- Kualitas baik
- Mudah dibersihkan
- Berwarna merah.
- Sisi dan permukaan bahkan, vertikal, lurus dan tajam.
- Kuat dan tidak mudah pecah
- Dimensi dan kualitas harus seragam (setiap perbedaan tidak lebih besar dari
tiga (3) mm)
- Pada pengiriman ke tempat kerja, jumlah kerusakan maksimum lima (5%)
masih di perbolehkan.
Campuran mortar pasangan terdiri dari 1 bagian portland semen : 5 bagian pasir
pasang yang sudah diayak dan diaduk secara merata dengan air, dan agar adukan
spesi bisa homogen, diwajibkan memakai mixer.
Setiap pemasangan pasangan bata merah harus dikontrol terhadap kelurusan pada
sisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan gambar.
Campuran spesi plesteran terdiri dari 1 bagian portland semen : 4 bagian pasir
pasang yang sudah diayak dan diaduk secara merata dengan air, dan agar adukan
spesi bisa homogen, diwajibkan memakai mixer.
Permukaan bangunan yang akan diplester seperti pasangang batu, pasangan batu
bata, pasangan beton dll, harus dibersihkan dari segala kotoran dan dibuat agak
kasar agar ada ikatan yang kuat antara permukaan bangunan dengan spesi
plesteran.
Permukaan plesteran harus dibuat rata bidang, dan permukaannya dilapisi dengan
adukan semen dan air agar bisa halus sempurna.
Tipe pekerjaan plesteran siar yang dikerjakan adalah jenis timbul diatas
permukaan pasangan batu dan pengerjaannya harus betul-betul padat, halus
permukaannya dan untuk menghindari retak-retak rambut, pada permukaannya
harus dibasahi air selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor sudah harus meliputi
upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan dan
keuntungan kontraktor pada analisa harga satuan pekerjaan.
3.6.1 Material
Material batu untuk pekerjaan ini adalah hasil proses pengergajian ataupun
dengan metode lain batu andesite, basalt, dasite diabase, diorite, gabro atau
granodiorit yang keras dan tidak lapuk dengan dimensi ditentukan kemudian oleh
Direksi dan semua material yang diajukan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Kualitas baik
- Mudah dibersihkan
- Sisi dan permukaan bahkan, vertikal, lurus dan tajam.
- Kuat dan tidak mudah pecah
- Dimensi dan kualitas harus seragam (setiap perbedaan tidak lebih besar dari
tiga (3) mm)
- Campuran mortar pasangan terdiri dari 1 bagian portland semen : 2 bagian
pasir pasang yang sudah diayak dan diaduk secara merata dengan air, dan
agar adukan spesi bisa homogen, diwajibkan memakai mixer. Nat-Nat
hubungan antar pasangan batu hias diisi dengan semen warna segradasi
dengan warna batu hias yang dipasang. Setelah selesai pemasangan batu
hias harus dilapisi dengan pelapis tahan air (seanding) sehingga tahan
terhadap proses pelumutan ataupun kejadian lain yang mengurangi estetika.
Setiap pemasangan pasangan batu hias harus dikontrol terhadap kelurusan pada
sisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan gambar.
Seluruh permukaan rencana jalan lingkar yang sudah diratakan sesuai dengan
gambar rencana dan dipadatkan harus dipasang paving block dan sebelumnya agar
diberi lapisan pasir setebal 6 cm. Pemasangan paving block harus saling silang dan
rapat, kemudian ditaburi pasir dan diratakan dengan alat pemadat.
Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan luas paving block sesuai
dengan bangunan jadi, yang telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan, dan
diperhitungkan dalam satuan m2. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh
kontraktor sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai,
peralatan yang dipergunakan dan keuntungan kontraktor paada analisa harga
satuan pekerjaan.
BAB 4.
PEKERJAAN BETON
a) Pedoman Pelaksanaan
- Peraturan-peraturan dari luar negeri seperti ACI code, JIS, BS, dsb.
dapat digunakan sepanjang hal-hal yang diatur tidak terdapat di dalam
peraturan Indonesia.
- Kualitas campuran beton struktural minimum harus mempunyai
memenuhi mutu K-250 berdasarkan pengujian tekan pada benda uji
silinder.
4.2.2 Bahan-Bahan
a) Portland Cement
1. Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I atau II atau V yang
memenuhi Standard Semen Indonesia (NI-8-1964) dan ASTM C-150.
2. Semen harus disimpan ditempat yang terlindung dari cuaca luar,
kelembaban dan air, serta dijaga jangan sampai terjadi kontaminasi.
Penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan-ketentuan material saat
ini dalam PBI 1971.
3. Semen harus disimpan dengan teratur dan rapi sesuai urutan
kedatangannya dan pemakaiannya harus diusahakan sesuai dengan urutan
kedatangannya sehingga tidak ada semen yang terlalu lama
penyimpanannya.
4. Umur semen yang akan digunakan tidak boleh lebih dan 2 bulan.
5. Semen yang telah menggumpal tidak boleh digunakan.
6. Jumlah semen yang disimpan harus diperhitungkan agar cukup banyak
untuk menghindarkan kemacetan pekerjaan yang diakibatkan oleh
keterlambatan pengiriman.
7. Harus dijaga agar tidak terjadi proses pelembaban pada semen yang
sedang dalam pengangkutan atau pun penyimpanan.
8. Kadar alkali maksimum 0,40%.
b) Agregat
1. Agregat beton dapat berupa agregat hasil desintegrasi alami atau buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu, tetapi agregat tersebut
harus memenuhi test, standard laboratorium dan mempunyai gradasi yang
memenuhi persyaratan ASTM 0-33. Agregat kasar harus mempunyai
susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak
porous). Selain itu, agregat beton yang digunakan haruslah bersih,
uncoated, keras dan terbebas dan lumpur, garam, partikel pipih dan
material-material merusak lainnya seperti alkali, organik dan bahan-
bahan lunak & ekspansif.
2. Agregat beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan PB 1971
0052-80, dan ASTM C-33 seperti:
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, segar dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, dan bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain
yang dapat menurunkan mutu pekerjaan dan sesuai dengan pasal 3.6 P81 1971
dan pasal 9 PUBI - 1982. Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat minta
kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
d) Admixture
1. Untuk setiap penggunaan admixture yang dianggap perlu, Kontraktor
diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas
mengenai hal tersebut.
2. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko- resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.
3. Admixture yang mengandung unsur clorida, flourida, ion sulfide, ion
nitrat dan unsur-unsur lainnya yang dapat merusak bahan-bahan beton
dan tulangan baja tidak boleh digunakan pada pekerjaan ini.
4. High-range water-reducing, jika diijinkan untuk digunakan, harus sesuai
dengan persyaratan ASTM C494 type F atau G.
1. Beton harus terbuat dari semen, pasir, kerikil, air dan bila diperlukan
bahan tambahan yang disetujui, semua dicampur sampai merata sehingga
diperoleh hasil yang memuaskan. Sebelum mulai penyelidikan campuran
beton, Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan rencana kepada
Direksi untuk persetujuan rencana test beton, material yang dipakai,
klasifikasi (mutu) beton, macam-macam campuran beton, dan prosedur
test harus diikutkan/dilampirkan.
Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur dengan
menggunakan mixer (mesin) kecuali untuk pekerjaan yang bersifat
sementara. Kecuali atas petunjuk atau ijin Direksi, campuran setiap
bucket mixer harus menerus (tidak kurang dari 1,5 menit), setelah semua
bahan kecuali semua pemakaian air dan bahan tambahan ada di dalam
mixer. Campuran dengan tangan (manual) tidak diijinkan. Kenyataan waktu
operasi pencampuran harus ditentukan oleh Direksi setelah dilakukan uji
coba.
4.2.4 Pengangkutan/Transportasi
Cara dan peralatan yang dipakai untuk pengangkutan beton harus dijaga agar
susunan campuran dan kekentalan beton akan terjamin sampai di lokasi tanpa
terjadi penguraian material dan slump berkurang sampai maksimum 2,5 cm,
kecuali dengan petunjuk Direksi.
Penambahan air pada beton setelah dikeluarkan dari mixer atau sebelum
mengeras tidak diijinkan. Untuk pengangkutan beton dapat digunakan dengan
peralatan sebagai berikut :
1. Agitator truck
2. Pompa Beton
Pipa harus dipasang selurus mungkin. Booster udara tidak harus dipakai
untuk penghantar beton.
3. Peluncur
Periode test pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari harus dibuat pada silinder
berdiameter 10 cm tinggi 30 cm untuk setiap campuran, dengan korelasi
kekuatan antara 7 hari dan 28 hari harus dibuat di laboratorium.
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 5 m 3 beton
dengan minimum 1 benda uji setiap hari sesuai dengan Standar Konstruksi
Bangunan Indonesia 1.4.5.3.1989-UDC:693.5 dan diberi tanggal dan nomor urut
yang menerus. Pengambilan benda uji dilakukan atas persetujuan Pengawas.
Selain itu juga harus disiapkan benda-benda uji kontrol untuk setiap 5 m 3 beton
dengan minimum 1 benda uji setiap hari untuk pengujian permeabilitas beton yang
dilakukan sesuai dengan persyaratan DIN 1048.
4.2.6 Pengecoran
a) Pengecoran Beton
1. Acuan adalah konstruksi cetakan yang dilapisi Tegofilm dan hanya boleh
digunakan 2 kali yang digunakan untuk membentuk beton muda yaitu
sebelum beton mencapai kekuatan yang disyaratkan dan sebelum
mendapat bentuknya yang permanen, agar apabila telah mengeras
struktur beton mencapai dimensi dan kedudukan seperti yang tercantum
Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak tampak
bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas
pada permukaannya. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh
dan tajam.
tanah. Semen harus dalam keadaan baik (belum mulai mengeras). Jika
ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlahnya tidak boleh lebih
dari 10% berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas, maka jumlahnya tidak melebihi dari 5% berat dan kepada
campuran tersebut diberi tambahan semen pengganti yang baik dalam
jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang
diminta harus tetap terjamin.
3. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
4. Agregat-agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
menurut jenis dari gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
5. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan
kepada Pengawas "Certificate Test" dari bahan-bahan besi dan Portland
Cement dari produsen/pabrik.
1. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-225. Beton
yang digunakan harus mempunyai tingkat kekedapan yang tinggi. Nilai
penetrasi air yang dijinkan yang merupakan indikator tingkat kekedapan
beton adalah 30 mm, sebagaimana yang disyaratkan oleh DIN 1048.
2. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan ditempat
lain atau dengan mengadakan trial mixes di laboratorium yang ditunjuk oleh
Pengawas.
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-
ketentuan yang disebut dalam Pasal 3.5. Kontraktor harus membuat laporan
tertulis atas data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Pengawas
dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.
4. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan Pengawas.
5. Kontraktor harus membuat laporan terlulis atas data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.
6. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.
Cetakan (acuan) beton dapat dibongkar jika umur beton telah melampaui waktu
sebagai berikut:
Dengan persetujuan Pengawas, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal dengan
syarat benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan sebenarnya telah
mencapai kekuatan 80% dari kekuatan pada umur 28 hari.
1. Adukan beton harus dilindungi dari panas yang berlebihan atau pengeringan
yang terlalu dini akibat penguapan air yang berlebihan. Untuk daerah yang
berangin kencang, harus dibuat pelindung angin sesuai dengan pengarahan
dari Pengawas sehingga kehilangan kadar air dalam beton selama masa
perawatan seminimal mungkin.
2. Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan, panas matahari
serta kerusakan-kerusakan, lain yang dapat disebabkan beban-beban
pelaksanaan sampai beton mencapai kekerasan dan kekuatan sebagaimana
disyaratkan.
4.2.13 Pembersihan
Pembayaran pekerjaan beton dihitung menurut harga satuan per m3 pada Daftar
Kuantitas dan Harga, jenis pekerjaan. Harga satuan harus sudah mencakup biaya
upah pekerja, bahan, alat-alat konstruksi yang diperlukan, berikut biaya untuk
pengujian agregat dan beton, pengadukan, penempatan dan penyelesaian
perancah dan bekisting, pengeringan lokasi dan genangan air, dan biaya-
biaya lain yang sewaktu-waktu harus dikeluarkan, termasuk juga untuk
pembayaran pengadaan dan pemasangan tulangan
4.3.1 Umum
Kontraktor tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan
mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja
yang akan disangganya dengan aman. Pembukaan bekisting harus mendapat
persetujuan dari Direksi dengan suatu cara agar tidak merusak beton dan
umumnya bekisting harus dibiarkan tidak kurang dari empat puluh delapan (48)
jam sesudah dicor atau atas perintah Direksi.
4.4.1 Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan besi disini adalah semua pekerjaan yang
memakai bahan material dasar logam/besi. Lingkup pekerjaan besi antara lain ,
pembesian atau tulangan besi beton.
4.4.3 Toleransi
a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam ACI 315.
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang
menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
c. 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;
d. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel berikut untuk beton yang terendam/
tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapi
masih dapat diamati untuk pemeriksaan;
e. 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai,
atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat
pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umur atau struktur,
atau untuk beton yang ditempatkan langsung di atas tanah atau batu, atau
untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan atau
cairan korosif lainnya.
Tabel Tebal Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan untuk Beton Yang
Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
4.4.6 Mutu Pekerjaan Dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi
Ketentuan
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
4.4.8 Bahan
1) Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai
dengan Gambar dan memenuhi Tabel berikut ini :
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau
bantalan beton pracetak dengan mutu K225 seperti yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata,
batu atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi AASHTO M32 - 90.
1) Pembengkokan
a) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan
harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-
lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan
a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang
aktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan
berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per
meter persegi luas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan akan didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik
baja, atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian
penimbangan yang dilakukan Kontraktor pada contoh yang dipilih oleh Direksi
Pekerjaan.
b) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk
penempatan atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan
dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.
1. Besi tulangan yang dipakai harus baru dan tidak berkarat, besi tulangan bekas
tidak boleh dipergunakan.
2. Untuk sambungan besi tulangan satu dengan yang lainnya memakai kawat
baja (bendrat) dan apabila akan memakai sambungan las harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
3. Pada sambungan perpanjangan tulangan atau overlap minimal 30 D dan jika
memakai besi tulangan pokok pada ujung-ujungnya harus dibuat atau kait
dengan panjang kait minimum 5 cm.
4.5.1 Bahan
4.5.2 Pengerjaan
Penahan air harus dipasang dengan lebar yang sama dengan bahan yang ditanam
dalam beton pada masing-masing sisi sambungan. Kontraktor harus menempatkan
penahan air secara berhati-hati.
Pemadatan beton disekitar penahan air harus dijamin bahwa penahan air tidak
akan rusak, dan terjadi lekatan yang sempurna antara beton bidang penahan air
yang tertanam.
Kekedapan air dari sambungan danstruktur di mana penahan air di pasang harus
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mehyediakan semua bahan
dantenaga yang mempu untuk melaksankan semua pekerjaan yang diperlukan
sehingga hasilnya memuaskan, sesuai dengan spesifikasi dan perintah dari Direksi.
4.6.1 Umum
Pekerjaan ini terdiri dari pabrikasi / pengadaan pra pabrikasi beton u-ditch untuk
keperluan drainase saluran dengan persyaratan, bentuk, ukuran dan kelas beton
sesuai dengan spesifikasi ini dan sesuai dengan persyaratan yang ditampilkan pada
gambar dan seperti yang diarahkan oleh Direksi pekerjaan.
Beton pracetak harus diproduksi pada kelas beton (K-350) dan ukuran yang
ditunjukkan dalam Gambar dan beton harus memenuhi segala hal sesuai dengan
ketentuan kontrak baik beton tersebut diproduksi di lapangan atau dibeli dari
produsen disetujui.
Ketika pengecoran beton, beton harus ditempatkan secara terus menerus dalam
cetakan dan dipadatkan dengan digetarkan, dilengkapi dengan spading dan
tamping, atau dengan cara yang dapat diterima oleh Direksi pekerjaan. Bentuk
yang melebihi dari ukuran harus dilakukan perbaikan sehingga sesuai dengan apa
yang dikehendaki. Perhatian khusus harus dilaksanakan saat beton dipadatkan
dan digetarkan agar tulangan tetap terjaga pada posisinya. Beton harus dibiarkan
selama tiga (3) hari sebelum dibongkar, selama waktu tertentu permukaan yang
terkena harus ditutupi dengan karung dan terus menerus dalam kondisi basah.
Selain itu, tiap sisi permukaan harus terlindung dari sinar matahari langsung.
Setelah dibongkar dari cetakan, beton pracetak harus tetap lembab terus menerus
untuk jangka waktu minimal sebelas (11) hari. Setelah pengupasan, unit beton
harus ditumpuk untuk jangka waktu tidak kurang dari tiga puluh (30) hari sebelum
dapat digunakan, kecuali jika diizinkan dan disetujui oleh Direksi. Unit beton
pracetak harus jadi ditumpuk dengan ruang udara bebas antara masing-masing
unit. Setiap unit tersebut harus jelas ditandai dengan tanggal pembuatan.
2. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor sudah harus meliputi
upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan biaya
pengiriman dan keuntungan kontraktor pada analisa harga satuan pekerjaan.
BAB 5.
PEKERJAAN PERPIPAAN DAN HIDROMIKANIKAL
5.2 UMUM
Pekerjaan pipa yang di kerjakan harus termasuk dan tidak terbatas pada
pemendaman, penanaman, pembongkaran pipa, namun sudah termasuk seluruh
accesories yang pipa yang terpasang dan peralatan penunjang sehingga pekerjaan
tersebut tersebut terpasangn dengan baik. Kontraktor harus menyediakan dan
memasang pipa dan penyambung dan menyambung material sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi. Kecuali ditunjukkan dalam
gambar, pekerjaan pipa harus disiapkan secara rinci oleh Kontraktor.
Pekerjaan Pagar Pengaman sudah termasuk semua proses yang diperlukan dan di
cat tahan karat sehingga pagar dapat terpasang dan berfungsi dengan baik .
Pekerjaan pembuatan Kayu Stop Log sudah termasuk semua proses yang
diperlukan sehingga pagar dapat terpasang dan berfungsi dengan baik .
Pekerjaan tersebut diatas harus dikerjakan di lokasi, dan harus mencapai garis,
permukaan, elevasi dan dimensi seperti ditunjukkan pada Gambar atau sesuai
yang diperintahkan atau disetujui Direksi.
5.3 BAHAN
Bahan bahan yang dipergunakan harus sesuai dengan standar SNI, JIS, ASTM
maupun standart lain yang memenuhi;
1. Pipa PVC dia 4” harus memenuhi persyaratan SNI, JIS dengan Jenis AW
2. Pipa HDPE dia 4” harus memenuhi persyaratan SNI, JIS dengan Jenis SDR 11
(PN16) tebal pipa minimum adalah 10 mm
3. Pipa HDPE dia 8” harus memenuhi persyaratan SNI, JIS dengan Jenis SDR 11
(PN16) tebal pipa minimum adalah 20 mm
4. Pemasangan Pipa Galvanis dia 4” harus memenuhi persyaratan SNI, JIS
dengan tebal pipa minimum adalah 4.5 mm
5. Pemasangan Pipa PVC AW perforasi dia 4” harus memenuhi persyaratan
SNI, JIS dengan Jenis AW
6. Plat V- Notch harus terbuat dari plat baja tahan karat dengan tebal
minimum 5mm dan harus memenuhi persyaratan SNI, JIS.
7. Katup Kran 4” terbuat dari besi tempa ataupun tuang dan tahan terhadap
karat, mudah dioperasikan serta harus memenuhi persyaratan SNI, JIS.
8. Pagar pengaman terbuat dari besi hollow dengan frame ukuran 50x50mm
dan pengisi 20x40mm ,tebal minimum plat = 2mm serta harus memenuhi
persyaratan SNI.
9. Stop log terbuat dari kayu Kelas I yang kering dan tidak susut serta presisi
5.4 GALIAN
Timbunan kembali untuk pipa drainase yang ditanam dalam tanah harus
dikerjakan dengan bahan-bahan dan cara yang direkomendasikan oleh pabrik
pembuat dan penyedia pipa sesuai dengan persyaratan yang ditunjukkan pada
gambar atau yang diperintahkan Direksi.
pipa drainase seperti ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan Direksi,
maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan pada
Spesifikasi Teknis ini.
5.7 PENGELASAN
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam (metal arc welding) yang
bersinggungan terus dan pemborong harus menyediakan contoh - contoh untuk
pemeriksaan atau pengujian, sesuai spesifikasi bila diperlukan oleh Direksi
Lapangan.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor sudah harus meliputi
upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan,
pemasangan buis beton dan keuntungan kontraktor pada analisa harga satuan
pekerjaan.
BAB 6.
PENGECATAN LOGAM
6.1 BAHAN
Jika perlu untuk logam yang terkelupas, menggosok pinggir dari cat yang rusak,
untuk membentuk bidang yang miring, dengan kertas amplas dan dilapisi cat
dasar. Tiap lapis cat tambahan harus menutup cat dasar asli yang tidak rusak
paling sedikit 50 mm. Jika tidak ditentukan lain, semua permukaan cat dasar
kemudian harus menerima lapisan cat dasar selanjutnya dan dua lapis cat akhir.
Kecuali jika ditentukan lain, semua pekerjaan rangka baja dan alat pengatur air
dan lain-lain harus disiapkan dan dicat sesuai dengan persyaratan dan rencana
pengecatan harus sebagai berikut:
Pintu gesek tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang harus
dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sejenisnya, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh Direksi.
Untuk pekerjaan baja memanfaatkan bahan yang ada, apabila plat sudah berkarat
harus dibersihkan karatnya dan setelah dibersihkan masih mempunyai ketebalan
80 % dari tebal rencana semula.
Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan barang yang telah terpasang
dan disetujui oleh pemilik pekerjaan, dan diperhitungkan dalam satuan meter
persegi dan sesuai dengan ukuran dan spesifikasinya.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor sudah harus meliputi
pengadaan, pengecatan dan keuntungan kontraktor pada analisa harga satuan
pekerjaan.
BAB 7.
PAPAN DUGA AIR
7.1 LINGKUP
Pekerjaan papan duga air terdiri dari papan duga yang terbuat dari profil
aluminium yang digunakan untuk membaca / mengukur permukaan air di saluran
atau sungai.
Pembuatan papan duga air berdasarkan ukuran dan detail yang ditunjukkan pada
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
Skala duga yang harus dibuat dengan jarak 10 cm, dengan memberi tanda berupa
alur yang kemudian dicat dengan cat khusus tahan air. Pembuatan skala duga
dengan alur dimaksudkan untuk menolong pembacaan skala duga agar tetap dapat
dilakukan apabila karena sesuatu hal cat dari skala duga menjadi buram.
a. Pengukuran
Pengukuran papan duga air harus didasarkan pada jumlah panjang satuan
meter yang dihitung dari gambar dan/atau yang diperintahkan oleh Direksi.
b. Pembayaran
BAB 8.
PENGUKURAN DAN SETTING OUT
8.1 PENDAHULUAN
Spesifikasi ini mengatur pekerjaan pengukuran (survey) dan setting out yang
diperlukan guna penentuan titik / lokasi yang akurat selama pekerjaan
berlangsung.
Pekerjaan pengukuran dan setting out yang harus dilaksanakan meliputi antara
lain :
8.4 SUBMITTAL
- metode pengukuran
- daftar alat yang akan digunakan
- kualifikasi dan daftar personil
Pekerjaan pengukuran dan setting out harus dilakukan oleh pekerja yang
kompeten dan berpengalaman, yang memenuhi kualifikasi untuk menjamin
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
8.5.2 Peralatan
1. Leveling harus diukur pada 2 (dua) arah (pulang – pergi) di antara 2 (dua)
titik elevasi tetap dari basic survey loop closure dengan benchmark yang
sama.
2. Perbedaan 2 (dua) pengukuran terhadap titik tetap tidak boleh lebih besar
6. Patok petunjuk
a. Harus dibuat patok petunjuk dari kayu kelas 2 yang dikaitkan
berdasarkan patok as tanggul.
b. Patok petunjuk untuk tanggul ditempatkan tegak lurus dengan as
tanggul dengan jarak maksimum 5 cm dari kaki luar tangki rencana.
c. Ukuran dari patok-patok petunjuk ini paling kecil harus: diamater 10
cm, panjang 100 cm, dan dipancangkan ke dalam tanah 60 cm, dicat
biru dan harus diberi keterangan-keterangan dengan warna putih
sebagai berikut :
i. nomor Patok
ii. elevasi dari uncak patok
iii. Jarak dari as rencana
iv. elevasi dari pekerjaan rencana
d. Patok-patok petunjuk ini harus dilindungi selama pelaksanaan
pekerjaan dan tidak akan dipindahkan atau ditimbun.
e. Profil-profil melintang tanggul rencana harus dibuat tiap 50 meter.
Profil-profil harus dibuat dari bambu utuh lurus dan dengan diameter
paling kecil 40 mm dan sambungan-sambungan dikuatkan dengan
paku atau tali.
7. Untuk pekerjaan, Kontraktor harus melakukan setting out dengan
menempatkan patok-patok bantu pada setiap sudut dan – bouw
plank/papan pembantu pada bagian-bagian yang membutuhkan.
8. Untuk Bendungan, saluran pengelak dan intake setting out paling sedikit
harus memperlihatan :
- Jarak patok bantu maupun papan bantu terhadap bangunan
bendungan.
- As Bangunan.
- Elevasi rencana, pondasi, mercu bangunan.
- Profil-profil bangunan yang berbentuk tegak, miring, maupun
lengkung diperlihatkan dengan papan-papan bantu paling sedikit 3
(tiga) tempat (Kanan, kiri, tengah).
1. Pengukuran
2. Pembayaran