Anda di halaman 1dari 106

Proposal Teknis

Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB A PENDAHULUAN............................................................................A-1
BAB B DATA PERUSAHAAN...................................................................B-1
B.1 PROFIL DAN PENGALAMAN PT. SHIDDIQ SARANA MULYA.......B-1

B.1.1 Latar Belakang...................................................................................B-1

B.1.2 Layanan Keahlian...............................................................................B-2

B.1.3 Organisasi Perusahaan.....................................................................B-10

B.1.4 Penanggung Jawab Pekerjaan..........................................................B-10

BAB C PENGALAMAN PERUSAHAAN.................................................C-1


C.1 DAFTAR PENGALAMAN PEKERJAAN SEJENIS 10 TAHUN
TERAKHIR.................................................................................................C-1

C.2 URAIAN PENGALAMAN, REFERENSI DAN COPY KONTRAK


(SPK)...........................................................................................................C-1

C.3 PERALATAN YANG DIMILIKI..............................................................C-1

BAB D PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KAK.........D-1


D.1 UMUM........................................................................................................D-1

D.2 PEMAHAMAN KONSULTAN.................................................................D-2

D.2.1 Pemahaman Terhadap KAK..............................................................D-2

D.2.2 Pemahaman Terhadap SPAM............................................................D-2

D.3 TANGGAPAN KONSULTAN..................................................................D-4

D.3.1 Latar Belakang...................................................................................D-4

D.3.2 Maksud dan Tujuan............................................................................D-4

D.3.3 Lingkup Pekerjaan.............................................................................D-5

D.3.4 Kebutuhan Tenaga Ahli.....................................................................D-6

1|Daftar Isi SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

D.3.5 Jangka Waktu Pelaksanaan................................................................D-7

D.3.6 Kesimpulan........................................................................................D-7

BAB E PENDEKATAN, METODOLOGI DAN LOKASI KEGIATANE-1


E.1 UMUM........................................................................................................E-1

E.2 PENDEKATAN UMUM............................................................................E-2

E.2.1 Pendekatan Tim Kerja Konsultan.......................................................E-2

E.2.2 Penyediaan Fasilitas dan Akomodasi.................................................E-2

E.2.3 Rencana Kerja Rinci...........................................................................E-3

E.2.4 Monitoring Pelaksanaan Pekerjaan....................................................E-3

E.3 PENDEKATAN INSTITUSIONAL...........................................................E-4

E.4 PENDEKATAN SUBTANSI PEKERJAAN..............................................E-5

E.4.1 Pendekatan Teknis..............................................................................E-5

E.4.2 Pendekatan Ekonomi..........................................................................E-5

E.4.3 Pendekatan Sosial Budaya..................................................................E-6

E.5 METODOLOGI PEKERJAAN..................................................................E-6

E.5.1 Pengumpulan dan Identifikasi Data...................................................E-8

E.5.2 Survei Lapangan...............................................................................E-10

E.5.3 Identifikasi dan Perumusan Permasalahan/ Kendala........................E-41

E.5.4 Kajian dan Analisis Data..................................................................E-42

E.5.5 Perencanaan Rinci............................................................................E-47

E.6 LOKASI KEGIATAN...............................................................................E-53

BAB F STRUKTUR ORGANISASI, KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


F-1
F.1 PERSONEL DAN STRUKTUR ORGANISASI........................................F-1

F.2 KOMPOSISI TIM.......................................................................................F-5

F.3 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB.......................................F-7

2|Daftar Isi SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB G JADWAL PENUGASAN PERSONIL..........................................G-1


BAB H RENCANA DAN PROGRAM KERJA........................................H-1
H.1 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN.............................................H-1

H.2 TAHAPAN PELAPORAN.........................................................................H-5

H.3 TAHAP DISKUSI/PEMBAHASAN..........................................................H-7

BAB I JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN..................................I-1

LAMPIRAN :
1. Surat Pernyataan Tenaga Ahli
2. Curriculum Vitae, Ijazah, NPWP Dan Bukti Setor Pajak
3. Copy Kontrak/SPK (Referensi)

3|Daftar Isi SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB A
PENDAHULUAN

Sebagai Ibu Kota Negara sekaligus pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di
Indonesia, Jakarta merupakan kota terbesae di Indonesia dengan pertumbuhan yang
sangat pesa. Dengan jumlah penduduk yang sangat besarmenjadikan Jakarta sebagai kota
terpadat di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan dan padatnya jumlah penduduk
menyebabkan permasalahan yang dihadapi Kota Jakarta semakin kompleks. Salah
satunya peningkatan kebutuhan air bersih/minum (domestik dan komersial) yang belum
sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan pasokan air bersih/minum.

Tingkat cakupan pelayanan air bersih/minum perpipaan di wilayah DKI Jakarta pada
akhir tahun 2019 masih sekitar 62 %. Belum terpenuhinya kebutuhan air bersih/minum
yang ada saat ini karena selain tingkat kehilangan air yang masih tinggi, juga masih
kurangnya supply air bersih internal di wilayah DKI Jakarta.

Saat ini produksi air minum DKI Jakarta masih sangat tergantung dari supply air baku
dari Waduk Jatiluhur dan pasokan air curah dari Tanggerang. Ketergantungan terhadap
pasokan air baku dan air curah (95% dari total produksi) tersebut menunjukkan bahwa
ketahanan air DKI Jakarta sangat lemah. Tidak adanya jaminan akan keamanan suplai air
baku dan atau air curah dari luar Jakarta merupakan perhatian serius bagi keberlanjutan
pelayanan air minum perkotaan di DKI Jakarta.

Berangkat dari kondisi di atas, dalam rangka meningkatkan ketahanan air wilayah DKI
Jakarta, PDAM DKI Jakarta (PAM JAYA) sebagai BUMD yang diberikan wewenang
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan pelayanan air minum
di wilayah DKI Jakarta, berinisiatif untuk memanfaatkan sumber-sumber air di wilayah
DKI Jakarta sebagai air baku produksi air bersih/minum guna meningkatkan pasokan air
bersih/minum di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya dengan meprakarsai pembangunan
instalasi pengolahan air (IPA) di daerah Pesanggrahan dengan memanfaatkan sumber air
baku dari kali Pesanggrahan dan pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) di darah
Pejaten dengan memanfaatkan sumber air baku dari Kali Ciliwung.

1|BAB A Pendahuluan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Untuk menindaklanjuti hal di atas, PAM JAYA bermasud menyusun Detail Engineering
Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi untuk menyalurkan air bersih dari IPA
Pesanggrahan dan IPA Ciliwung yang akan dibantu pelaksanaannya oleh konsultan.

Dokumen ini merupakan proposal teknis yang diajukan oleh PT. SHIDDIQ SARANA
MULYA untuk melaksanakan pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan
Detail Engineering Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan
Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung, Tahun Anggaran 2020.

2|BAB A Pendahuluan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB B
DATA PERUSAHAAN

Dalam bab ini, disampaikan uraian data organisasi PT. SHIDDIQ SARANA MULYA,
beserta informasi singkat sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kompetensi dan
kapasitas dalam melaksanakan pekerjaan ini.

B.1 PROFIL DAN PENGALAMAN PT. SHIDDIQ SARANA MULYA


B.1.1 Latar Belakang
PT. SHIDDIQ SARANA MULYA, merupakan perusahaan jasa konsultansi yang
memberikan jasa layanan konsultansi yang meliputi berbagai bidang baik pada sektor
swasta maupun pemerintah. PT. SHIDDIQ SARANA MULYA dikelola oleh tenaga-
tenaga muda profesional yang mempunyai yang mempunyai kepedulian terhadap
kemakmuran dan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan. Tujuan utama pendirian PT.
SHIDDIQ SARANA MULYA memberikan yang terbaik dalam bidang jasa konsultansi
baik sektor swasta maupun pemerintah. Pelayanan terhadap jasa yang kami berikan
berpedoman kepada profesionalisme, objektifitas, efisiensi dan bertanggung jawab.

PT. SHIDDIQ SARANA MULYA, mempunyai tenaga ahli dari multi disiplin ilmu yang
berpengalaman, peralatan yang dimiliki serta pengelolaan administrasi dan manajemen
yang efektif, memberikan kualitas yang terbaik dalam Jasa Konsultansi yang kami
tawarkan, merupakan jaminan akan layanan terbaik. Di samping itu, PT. SHIDDIQ
SARANA MULYA juga membina kerjasama yang saling menguntungkan baik untuk
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan
konsultan lainnya.

Kami melayani kebutuhan klien secara menyeluruh dimulai dari tahap survey,
identifikasi, studi kelayakan, perencanaan, pengawasan, pelatihan sampai dengan
pemantauan dan evaluasi. Jasa konsultansi yang dilayani diantaranya meliputi bidang :
Identifikasi dan Investigasi, Pra Studi Kelayakan, Persiapan Pelaksanaan Proyek,

1|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Penilaian dan Studi Kelayakan, Disain Teknis Rinci, Pengawasan dan Evaluasi,
Manajemen, Pengembangan Kelembagaan, Sistem Informasi Geografis (GIS), Asistensi
Teknis, Transportasi, dan lain-lain.

Dengan alasan tersebut diatas, PT. SHIDDIQ SARANA MULYA senantiasa menjamin
kepuasan klien yang menggunakan atas semua jasa konsultansi yang ditawarkan. Selain
itu, PT. SHIDDIQ SARANA MULYA menyadari bahwa di masa depan tuntutan akan
layanan jasa yang berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan meraih tujuan yang
diharapkan.

B.1.2 Layanan Keahlian


Jenis layanan jasa yang diberikan oleh PT. SHIDDIQ SARANA MULYA adalah sebagai
berikut:

B.1.2.1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Kota, kawasan atau lingkungan akan memiliki peranan, potensi maupun permasalahan
yang semakin penting. Penataan ruang wilayah perkotaan harus mempertimbangkan
faktor lingkungan yang semakin terbuka serta perubahan yang semakin dinamis.

Sehingga manajemen perkotaan diharapkan dapat menata wilayah perkotaan menjadi


wilayah yang manusiawi. Dari segi ekonomi lebih produktif, efisien, dan efektif. Dari
segi sosial lebih merata terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat. Dari segi politik dan
keamanan lebih stabil. Dari segi fisik lebih berwawasan lingkungan.

Untuk mewujudkan hal-hal di atas, Kami mampu menyediakan tenaga ahli yang
berpengalaman luas dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, serta prasarana terpadu
baik berupa program jangka

1. Perencanaan Wilayah

Perencanaan umum tata ruang daerah


Perencanaan kawasan permukiman transmigrasi
Perencanaan dan pengembangan pariwisata
Pengembangan kawasan khusus (pesisir pantai, daerah pedalaman, dan daerah
terpencil)

2|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

2. Perencanaan Kota

Perencanaan umum tata ruang kota dan kawasan


Perencanaan tapak untuk permukiman dan industri
Perencanaan kota
Konsolidasi tanah dan pengembangan lahan
Perencanaan teknis prasarana kota

3. Manajemen Kota dan Wilayah

Strategi pengembangan wilayah dan kota


Pengembangan pembinaan keuangan daerah
Pengembangan kelembagaan dan otonomi daerah

4. Sanitasi

Sistem sanitasi hemat biaya


Saluran air limbah
Perencanaan teknis
Pengawasan konstruksi
Pengelolaan operasi dan pelatihan

5. Persampahan

Pengelolaan sampah perkotaan


Sistem pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan
Pembuangan, penimbunan, dan kompos
Pemulihan lokasi dan perencanaan teknis TPA sampah

6. Jalan Kota dan Angkutan

Rancangan angkutan perkotaan


Teknik lalu lintas dan pengelolaannya
Operasi dan pemeliharaan

B.1.2.2 Teknik & Manajemen Transportasi

Pertambahan penduduk berakibat kegiatan sosial ekonomi mengalami peningkatan, dan


juga berimplikasi terhadap peningkatan mobilitas (lalu lintas) orang dan barang. Keadaan

3|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

ini menuntut prasarana dan sarana serta manajemen transportasi yang lebih efisien,
efektif dan terpadu.

Di sisi lain transportasi merupakan salah satu unsur ruang yang dapat berperan sebagai
pionir didalam membuka, mendorong, serta mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan suatu wilayah secara berlanjut.

1. Prasarana Transportasi (Jalan, Jembatan, Rel Kereta Api, Pelabuhan Laut & Udara,
Terminal dan Stasiun)

Studi kelayakan (ekonomi, sosial, dan lingkungan)


Survey dan inventarisasi serta investigasi
Perencanaan dan rancangan teknis
Pengawasan
Monitoring
Evaluasi / review

2. Sarana Transportasi

Studi moda angkutan penumpang


Studi moda angkutan barang
Studi moda angkutan massal

3. Manajemen Transportasi

Studi manajemen angkutan barang


Studi manajemen angkutan penumpang
Studi manajemen angkutan massal
Pelatihan manajemen transportasi

B.1.2.3 Bangunan Gedung

Kami memiliki kemampuan dalam rekayasa pembangunan sarana yang mencakup teknik
arsitektur, sipil, elektrikal, mekanikal, interior dan lansekap.

Pelayanan jasa konsultansi yang dapat kami berikan dimulai dari tahap survey, penelitian
terhadap asset sebagai konsultan penilai, tahap perancangan dan perencanaan sebagai
konsultan perencana, tahap pelaksanaan sebagai konsultan manajemen konstruksi atau

4|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

konsultan pengawas sampai dengan tahap pengelolaan proyek sebagai konsultan


manajemen proyek.

1. Bangunan Komersial

Gedung perkantoran
Gedung perparkiran
Pusat perbelanjaan
Pabrik
Pusat rekreasi
Hotel, vila & resort

2. Bangunan Non-Komersial

Rumah tinggal
Pusat pendidikan
Rumah sakit
Rumah ibadah
Komplek olahraga

B.1.2.4 Pengembangan & Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengembangan sumber daya air mutlak diperlukan untuk dapat dimanfaatkan secara
optimal dengan tidak mengganggu tatanan perairan.

Dengan pengalaman tenaga ahli yang kami miliki, kami mampu melakukan rekayasa
teknik dalam bidang pemanfaatan sumber daya air baik untuk irigasi, bahan baku air
bersih maupun tenaga listrik.

Dalam pelaksanaan rekayasa tersebut, komitmen kami adalah melakukan pembangunan


yang berkelanjutan dengan tidak mengabaikan kepentingan semua pihak yang mengambil
manfaat dari aliran sumber air tersebut.

1. Saluran Irigasi dan Drainase

Rencana program
Studi kelayakan
Perencanaan proyek

5|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Rehabilitasi
Operasi dan pemeliharaan
Pengembangan jaringan tersier dan pencetakan sawah
Irigasi air tanah

2. Air Bersih

Sistem air bersih yang berkelanjutan


nstalasi pengolahan dan penjernihan air
Pengendalian kebocoran air
Perencanaan teknis
Pengelolaan distribusi air
Pengawasan konstuksi

3. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Pengelolaan bantaran sungai


Pengelolaan sumber daya air sungai
Pembuatan model simulasi
Pemantauan dan evaluasi
Pengembangan institusi

4. Pembangunan Rawa dan Lahan Basah

Survey dan pemetaan


Identifikasi rawa dan lahan basah
Pengembangan sistem angkutan air di daerah pedalaman

B.1.2.5 Pengembangan dan Pengelolaan Pertanian

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pertanian sangat besar
termasuk didalamnya potensi perikanan baik perikanan darat maupun laut. Potensi ini
menjadikan asset yang sangat berharga bagi negara.

Untuk dapat menggali dan memanfaatkan potensi pertanian ini, tentunya diperlukan
pengelolaan dan pengembangan secara berkesinambungan yang melibatkan masyarakat
dan lingkungan pedesaan.

6|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Melihat potensi tersebut, kami menawarkan berbagai jasa di bidang pertanian, baik yang
berupa bantuan teknis, pelatihan maupun manajemen yang meliputi evaluasi dan
perencanaan kesesuaian lahan hingga kegiatan pasca panen dan pengembangan
kelembagaan pertanian dan pedesaan.

1. Pengembagan Pertanian

Evaluasi lahan pertanian


Perencanaan penggunaan lahan
Sistem pertanian
Mekanisasi pertanian
Budidaya perikanan
Pengembangan air payau
Kegiatan pasca panen

2. Manajemen Pertanian

Manajemen pertanian dan perkebunan


Sosial ekonomi pertanian
Analisa sosial ekonomi dan keuangan
Evaluasi prospek pasar
Pengembangan Agribisnis

3. Pengembangan Institusi Pedesaan dan Pertanian

Studi dan tinjauan sektoral


Pemantapan prosedur perencanaan dan kelembagaan
Pengembangan masyarakat
Penyuluhan
Penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian
Koperasi

B.1.2.6 Teknik dan Manajemen Lingkungan

Kualitas lingkungan pra dan pasca proyek merupakan titik tolak keberhasilan suatu
pembangunan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, pendekatan inovatif dan terpadu
selalu kami gunakan dalam penanganan proyek.

7|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Penanganan aspek lingkungan tidak saja terbatas pada air bersih, air kotor, dan sampah
akan tetapi menyangkut seluruh aspek yang berkaitan dengan lingkungan seperti :
pengendalian polusi, pengendalian lingkungan serta audit lingkungan.

Diharapkan dengan penanganan lingkungan kerusakan alam/lingkungan dapat


diminimalisir.

1. Teknik Lingkungan

Pemilihan lokasi
Kawasan penyangga
Substitusi dan minimasi sumber daya
Modifikasi proses atau penyimpangan
Pengembangan sistem pemantauan lingkungan

2. Instalasi Pengolahan Air Limbah

Sistem aerobik dan anaerobik


Sistem UASB
Sistem Carrousel dan Carrousel-2000
Penanganan logam berat
Stabilitasi lumpur hasil pengolahan

3. Pengendalian Pencemaran Tanah dan Air Tanah

Analisa tingkat pencemaran


Penanganan pencemaran tanah
Penanganan pencemaran air tanah
Pemulihan tanah dan air tanah

4. Pengendalian Polusi Kebisingan

Pengukuran tingkat kebisingan


Pencegahan polusi kebisingan
Model kebisingan lalu lintas
Motode dan teknologi pengendalian kebisingan

5. Pengendalian Polusi Udara

Pengelolaan dan pemantauan polusi

8|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Sistem pengendalian polusi udara


Filtrasi biologi

6. Pengelolaan Lingkungan

Audit lingkungan
Prosedur operasi standar
AMDAL
Analisis resiko lingkungan
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL)
Penanaman Kembali Hutan dan Lahan

B.1.2.7 Pengembangan SDM dan Kelembagaan

Manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat berharga bagi suatu negara,
sehingga pendidikan dan pelatihan memegang peranan yang sangat penting terhadap
keberhasilan pembangunan suatu negara.

Dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan akan menumbuhkan
peran aktif masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan. Sehingga akan menciptakan
kelembagaan yang efektif dan efisien.

Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas kami menawarkan jasa
pelayanan dalam bidang pendidikan dan pelatihan masyarakat, serta pengembangan
kelembagaan.

1. Pendidikan dan Pelatihan

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan


Manajemen lembaga pendidikan
Evaluasi program-program pendidikan dan pelatihan
Pelatihan khusus, produksi bahan-bahan pelatihan
Pengembangan kurikulum
Pelatihan untuk para pelatih
Komunikasi massa

2. Pengembangan Kelembagaan

9|BAB B Data Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Perencanaan strategis pengembangan kelembagaan


Pemantapan kelembagaan
Manajemen keuangan
Sistem informasi manajemen
Survey sosial ekonomi
Penyuluhan masyarakat
Komunikasi massa

B.1.3 Organisasi Perusahaan


Dengan organisasi yang efektif dan efisien, membuat kami mampu mengelola usaha dan
secara dinamis dengan bertumpu pada profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi
terhadap setiap pekerjaan yang diberikan Klien.

Dalam penanganan setiap kegiatan pekerjaan, kami membentuk satu tim tenaga
profesional dibawah kepemimpinan seorang Koordinator Proyek yang bertugas
melakukan persiapan, koordinasi dan perencanaan terhadap pelaksanaan tugas secara
sistematis dibawah pengarahan Koordinator Tenaga Ahli terkait.

Berdasarkan pengalaman kami, keunggulan dari metode kerja ini adalah:

Birokrasi sederhana
Efektif dan efisien
Kualitas pekerjaan terjaga
Pengawasan/pengendalian proyek lebih mudah.

B.1.4 Penanggung Jawab Pekerjaan


Penanggung jawab pekerjaan tercermin dari data administrasi perusahaan PT. SHIDDIQ
SARANA MULYA yang diuraikan sebagai berikut:

10 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Gambar B.1
Struktur Organisasi Perusahaan

PT. Shiddiq Sarana Mulya


Kantor Pusat  DUTA MAS FATMAWATI Blok A2 No.5-7 R.202, Jl. RS.
Fatmawati No. 39 Cipete Utara, Jakarta Selatan
e-mail : pt.shiddiq@gmail.com; pase17@yahoo.com
Studio  PERUMAHAN BUMI DAYA Jl. Bumi Daya VIII
No. 140 Blok D Cinere - DEPOK
Telp. (021) 29415597, 29415598
Fax. (021) 29415598
Dewan Direksi
Direktur Utama  Ir. Siti Rochamayanti, MM.
Direktur  Anita Nurhasanah
Komisaris Utama  Fadri Hambali
Komisaris  Moch. Gian Rayhan

Dokumen Administrasi
Akte Pendirian  235, tanggal 25 April 1994
Akte Perubahan  529, tanggal 20 November 2019, Alex Mondri, SH, M.Kn
NPWP  No. 01.662.735.8.061-000
S B U Konstruksi  0428946 - Perencanaan Arsitektur (AR)

11 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

 0428947 - Konsultansi Lainnya (KL)


 0428948 - Perencanaan Penataan Ruang (PR)
 0428949- Perencanaan Rekayasa (RE)
 0428950- Konsultansi Spesialis (SP)
S B U Non Konstruksi  1.01-20203-18-0625 - Pengembangan Pertanian dan Perdesaan
 1.02-20203-18-0625 - Transportasi
 1.03-20203-18-0625 - Telematika
 1.05-20203-18-0625 - Perindustrian dan Perdagangan
 1.06-20203-18-0625 - Pertambangan dan Energi
 1.07-20203-18-0625 - Keuangan
 1.08-20203-18-0625 - Pendidikan
 1.MS-20203-18-0625 - Jasa Konsultansi Manajemen
 1.SI-20203-18-0625 - Jasa Studi, Penelitian dan Bantuan
Teknik
 1.SS-20203-18-0625 - Jasa Survey
 4.02-20203-18-0625 - Jasa Konsultansi Industri Pariwisata
IUJK  142/C.31.1/31.74/1/008755/2017 tanggal 11 Desember 2017
 143/C.31.1/31.74/4/008755/2017 tanggal 8 Desember 2017
SIUP  548/AC.1.7 /31.74 / 1.824.27/e/20191 tanggal 06 Maret 2019
KTA  8896 / P / 1730. DKI tanggal 3 Januari 2017
TDP  09.03.1.74.17862 tanggal 12 Maret 2019
KADIN  20203-96021670/1-7-1996
NIB  9120203242009 tanggal 20 Februari 2019
Kehakiman  AHU-0000811.AH.01.02. Tahun 2016 tanggal 15 Januari 2016
Sertiifikat ISO  ISO 9001:2015 No. MSAC-QMS-0050
Sertifikat BPJS  1500000061144
Lembaga Perbankan
Atas Nama  PT. SHIDDIQ SARANA MULYA
Bank  Mandiri Cabang Ciputat Center Tangerang
No Rekening  101-00-7590974-5
Bank  BRI cabang TanahAbang Jakarta
No Rekening  001 80 1000 888 302

12 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

13 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB C
PENGALAMAN PERUSAHAAN

C.1 DAFTAR PENGALAMAN PEKERJAAN SEJENIS 10 TAHUN


TERAKHIR
PT. Shiddiq Sarana Mulya, walaupun dalam usia yang relatif muda namun sampai saat
ini telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek baik dari instansi pemerintah maupun
swasta. Daftar pengalaman kerja sejenis selama 10 (sepuluh) tahun terakhir di halaman
berikut akan memberikan gambaran yang jelas mengenai kemampuan dan kinerja
perusahaan.

C.2 URAIAN PENGALAMAN, REFERENSI DAN COPY KONTRAK


(SPK)
Untuk lebih memberikan gambaran yang lebih jelas lagi mengenai kemampuan dan
kinerja perusahaan terhadap pengalaman kerja sejenis yang pernah dilakukan, berikut ini
ditampilkan matrik uraian pengalaman sejenis.

C.3 PERALATAN YANG DIMILIKI


Selain keberhasilan dan pelaksanaan proyek yang mempunyai nilai yang cukup
menentukan, dukungan peralatan yang memadai serta operator yang profesional juga
akan turut menentukan kinerja serta mutu layanan yang diberikan. Pada halaman berikut,
disajikan daftar peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.

1|BAB C Pengalaman Perusahaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB D
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN
TERHADAP KAK

D.1 UMUM
Latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup kegiatan, serta keluaran yang diinginkan dari
kegiatan Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa
Transmisi IPA Ciliwung ini telah disajikan secara rinci di dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Untuk dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan menghasilkan
keluaran yang diinginkan, diperlukan pemahaman dalama bentuk tanggapan terhadap
KAK tersebut, sebagai bagian dari pemahaman kami terhadap seluruh rangkaian kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan keluaran yang diinginkan sesuai
dengan tuntutan KAK.

Kami menyadari bahwa tingkat pemahaman yang mendalam dari Konsultan terhadap
Kerangka acuan kerja (KAK) akan menentukan pelaksanaan kerja Konsultan selanjutnya
seperti penyusunan metodologi pelaksanaan yang akan diterapkan di lapangan, rencana
kerja, mekanisme pekerjaan dan tenaga ahli yang akan dilibatkan. Setelah menerima dan
mempelajari Kerangka acuan kerja dari pemberi tugas secara umum dapat dikemukakan
bahwa KAK yang disiapkan pemberi tugas dapat dipahami dengan baik.

Selain pemahaman terhadap KAK, kami menganggap bahwa pemahaman terhadap


pekerjaan merupakan modal yang cukup penting untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini
dengan baik. Oleh karena itu dibawah ini akan disampaikan pemahaman konsultan
terhadap pekerjaan yang diikuti dengan uraian pemahaman konsultan terhadap masing-
masing sub bagian KAK.

1|BAB D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

D.2 PEMAHAMAN KONSULTAN


D.2.1 Pemahaman Terhadap KAK
Konsultan memahami bahwa studi yang akan dilaksanakan adalah selama 4 (empat)
bulan terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

Selama kegiatan proyek konsultan ditugaskan untuk mengumpulkan data dan


menganalisis atau mengevaluasi data yang didapat. Dalam mengumpulkan data dimana
data di dapat di lokasi studi yang meliputi :

Jaringan SPAM eksisting Pesanggrahan pelayanan barat - utara Jakarta.


Jaringan SPAM eksisting Pesanggrahan pelayanan barat – selatan Jakarta.
Jaringan SPAM Ciliwung/ Pejaten selatan Jakarta.
Kondisi PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas) eksiting yang ada di ketiga wilayah
di area jalur pipa transmisi.

Kegiatan pokok konsultan yang diminta didalam kerangka acuan adalah melakukan
kegiatan yang terdiri dari :

Desain jaringan pipa transmisi SPAM ketiga lokasi di atas;


Menyusun Spesifikasi Teknis Detail
Menyusun Rencana Anggaran Biaya
Penyiapan Gambar Desain
Penyusunan DED Pompa Tekan
Rekomendasi Bangunan Pelengkap dan Pendukung Jaringan Lainnya.
Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Penyusunan Dokumen Tender
Penyusunan Data Teknis Dokumen Perizinan

D.2.2 Pemahaman Terhadap SPAM


a. Kriteria Perencanaan

Pembangunan SPAM dilakukan dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai


berikut:

1. Diperuntukan bagi masyarakat yang rawan air minum, dan selalu mengalami
kekeringan pada musim kemarau.

2|BAB D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

2. Daerah tersebut memiliki potensi air tanah dalam, sungai dan mata air.
3. Untuk daerah yang tidak sesuai dengan kriteria sebagai mana tertuang pada poin 2
di atas dan atau merupakan daerah tersebut dapat memanfaatkan potensi sumber
air baku air laut melalui prosese destilasi.
4. SPAM yang telah terbangun, tapi belum mempunyai Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPA).

b. Komponen SPAM

1 Komponen Perrlindungan Mata Air (PMA)/Bangunan Penangkap Mata Air:

i. Bangunan Penangkap Mata Air.

ii. Reservoir.

iii.Pompa (Untuk PMA sistem pemompaan).

Pompa benam (submersible) atau pompa sentrifugal.

a. Sumber daya listrik (untuk PMA sistem pemompaan) PLN atau generator
set

b. Bangunan pelengkap rumah pompa,generator set dan laboratorium

2 Komponen Instalasi Air baik Paket atau Beton.

i. Banguan Penganbilan Air Baku.

Tipe Sumuran atau Tipe Jembatan atau Tipe Sadap Sungai atau Tipe
Terapung.

ii. Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA):

Saringan pasir lambat.


IPA Konvensional atau IPA Paket Baja/Fiberglass/Beton.

iii.Reservoir beton

iv. Pompa.

v. Sumber Daya Listrik PLN atau generator set.

vi. Bangunan pelengkap rumah pompa,generator set dan laboratorium.

3|BAB D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

D.3 TANGGAPAN KONSULTAN


D.3.1 Latar Belakang
Konsultan cukup jelas memahami latar belakang pekerjaan ini, yang mana tingkat
cakupan pelayanan air bersih/minum perpipaan di wilayah DKI Jakarta pada akhir Tahun
2019 masih sekitar 62%. Belum terpenuhinya kebutuhan air bersih/minum dari sistem
penyediaan air minum/bersih yang ada saat ini karena selain tingkat kehilangan air yang
masih tinggi adalah kurangnya supply air bersih internal di wilayah DKI Jakarta.

Saat ini produksi air minum DKI Jakarta masih sangat tergantung dari suplai air baku dari
Waduk Jatiluhur dan pasokan air curah dari Tangerang. Ketergantungan terhadap
pasokan air baku dan air curah (95% dari total produksi) tersebut menunjukkan bahwa
ketahanan air DKI Jakarta sangat lennah. Tidak adanya jaminan akan keamanan suplai air
baku dan atau air curah dari luar Jakarta merupakan perhatian serius bagi keberlanjutan
pelayanan air minum perkotaan di DKI Jakarta.

Berangkat dari kondisi di atas, dalam rangka meningkatkan ketahanan air di wilayah DKI
Jakarta, PDAM DKI Jakarta (PAM JAYA) sebagai BUMD yang diberikan wewenang
oleh Pemprov. DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan pelayanan air minum di wilayah
DKI Jakarta, berinisitatif untuk memanfaatkan sumber-sumber air di wilayah DKI Jakarta
sebagai air baku produksi air bersih/minum guna meningkatkan pasokan air bersih/air
minum di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya dengan memprakarsai pembangunan
Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Daerah Pesanggrahan dengan memanfaatkan sumber
air baku dari Kali Pesanggrahan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di
Daerah Pejaten dengan memanfaatkan sumber air baku dari Kali Ciliwung.

Konsultan memahami ntuk menindaklajuti hal di atas, PAM JAYA bermaksud menyusun
Detail Engineering Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi untuk menyalurkan air bersih
dari IPA Pesanggrahan dan IPA Ciliwung yang akan dibantu pelaksanaannya oleh
konsultan.

D.3.2 Maksud dan Tujuan


Konsultan dapat memahami dengan jelas maksud dan tujuan sebagaimana yang
disampaikan di dalam kerangka acuan kerja.

4|BAB D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

D.3.3 Lingkup Pekerjaan


a. Lingkup Kegiatan

Kerangka acuan kerja menguraikan lingkup kegiatan konsultan secara jelas dan dapat
dipahami.

b. Lingkup Lokasi Pekerjaan

Lokasi kegiatan adalah mulai dari outlet pipa dari IPA Pesanggrahan dan outlet pipa
dari IPA Air Ciliwung dan menuju daerah pelayanan.

Lokasi IPA Pesanggrahan berada di area Distribution Center Reservoir 5 (DCR-5) PAM
JAYA di Komplek Cireundeu Permai, Lebak Bulus, Jakarta Selatan sedangkan IPA
Ciliwung berada di JIn. Kemuning Dalam I, Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan.

5|BAB D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Gambar D.1
Lokasi Rencana Jaringan Pipa Transmisi

D.3.4 Kebutuhan Tenaga Ahli


Jumlah tenaga ahli yang dilibatkan dengan kualifikasi seperti termuat dalam kerangka
acuan kerja, sudah cukup memadai untuk pelaksanaan pekerjaan. Untuk keperluan ini
konsultan akan berusaha mengusulkan tenaga ahli yang memenuhi persyaratan dan

6|BAB D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

membentuk suatu tim yang kompak yang dapat ber koordinasi secara efektif dan intensif,
dan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dengan
kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

D.3.5 Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 4 (empat) bulan kalender terhitung sejak
dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja). Jangka waktu tersebut sangat cukup
untuk kegiatan pekerjaan ini dengan catatan bahwa daerah yang menjadi objek kegiatan
ini secara teknis pelaksanaan sudah siap untuk mendukung kegiatan.

D.3.6 Kesimpulan
Konsultan dapat menyimpulkan bahwa penugasan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang diharapkan, mengingat Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), dan rapat penjelasan
(aanwijzing) telah memuat hal-hal yang cukup menjelaskan kebutuhan pelaksanaan
kegiatan.

7|BAB D Tanggapan dan Saran Terhadap KAK SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB E
PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN LOKASI KEGIATAN

E.1 UMUM
Pendekatan metodologi ini merupakan strategi konsultan dalam menangani pekerjaan
yang secara garis besar berisi tahapan dalam penanganan pekerjaan Penyusunan
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Jaringan
Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung.

Pendekatan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ini di bagi dalam klasifikasi utama


sebagai berikut :

1. Proses : Merupakan urutan arah penyelesaian materi teknis seluruh kegiatan


secara bertahap.
2. Tahapan : Merupakan status proses pekerjaan mulai dari tahap persiapan,
pengumpulan data dan penelitian lapangan, analisis dan pemetaan
termasuk rekomendasi.
3. Pelaporan : Adalah hasil pelaksanaan kegiatan sesuai tahapan yang telah
dilakukan.
4. Jadwal : Merupakan gambaran waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian
pekerjaan oleh konsultan dalam penanganan pekerjaan berdasarkan
urutannya.
5. Koordinasi : Dalam pelaksanaan pekerjaan, koordinasi Konsultan di bagi sesuai
dengan jenjang tingkat pengendalian proyek. Konsolidasi ini dilakukan
pada pihak - pihak terkait yaitu: Pemerintah Provinsi, Mitra PAM
JAYA dan Tim Teknis Pekerjaan.

1|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

E.2 PENDEKATAN UMUM


Pencapaian hasil perencanaan yang optimal sangat ditentukan pada kadar pemahaman
Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dengan demikian bahwa pola
pendekatan dalam penanganan pekerjaan perlu mendapat perhatian. Secara umum pola
pendekatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

E.2.1 Pendekatan Tim Kerja Konsultan


Sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, maka Konsultan akan mempersiapkan tim
kerja yang terdiri dari tenaga-tenaga professional yang berpengalaman lama dalam
bidang kerja sejenis dan dibantu beberapa tenaga pendukung. Secara struktural masing-
masing anggota tim mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidangnya
masing-masing dan dipimpin oleh seorang ketua tim yang bertanggung jawab atas
keseluruhan pelaksanaan pekerjaan teknis baik di lapangan ataupun di studio. Konsultan
akan menempatkan seorang ketua tim (team leader) yang berwenang penuh dan
bertanggung jawab dengan pelaksanaan pekerjaan dan akan mengontrol/mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan agar berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana.

Konsultan berpendapat bahwa dengan tim kerja yang bagus akan menghasilkan pekerjaan
yang memuaskan, untuk itu maka konsultan akan mempersiapkan sedini mungkin tenaga-
tenaga ahli dan ketua tim yang handal sebagaimana yang akan disampaikan secara detail
pada struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan. Selain kemampuan teknis tim kerja
mempunyai kemampuan dalam adaptasi dengan lingkungan kerja baik dengan Tim
Teknis/Pemberi Tugas maupun dengan stakeholder lainya.

E.2.2 Penyediaan Fasilitas dan Akomodasi


Kelancaran pelaksanaan pekerjaan baik di lapangan maupun di studio sangat ditentukan
oleh ketersediaan fasilitas dan akomodasi. Fasilitas yang akan disiapkan konsultan, selain
yang telah ditetapkan dalam kontrak, Konsultan akan menyiapkan pula fasilitas lainnya
yan dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan. Peran manager proyek sangat dibutuhkan
disini untuk memantau kebutuhan tim kerja utamanya menyangkut akomodasi.

2|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Fasilitas akan disiapkan lebih awal sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai guna
menghindari kemungkinan fasilitas yang tidak berfungsi baik agar segera diganti atau
diperbaiki, utamanya peralatan untuk pekerjaan survey. Kebutuhan akomodasi akan
diusahakan Konsultan agar siap setiap saat dalam mendukung kelancaran pekerjaan baik
di lapangan atau di studio.

E.2.3 Rencana Kerja Rinci


Rencana kerja merupakan pedoman dalam pencapaian target pekerjaan, untuk itu
sebelum pelaksanaan pekerjaan, tim kerja perlu menyusun secara rinci kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan termasuk penjadwalan masing-
masing kegiatan tersebut.

Rencana kerja ini perlu disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan yang tersedia.
Berdasarkan jangka waktu ini tim kerja konsultan akan menjadwalkan masing-masing
kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk penjadwalan kebutuhan tenaga kerja.
Penjadwalan masing-masing kegiatan disesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam
pelaksanaannya nanti. Bagi jenis kegiatan yang agak rumit bila perlu jadwalnya
dipadatkan sehingga perlu penambahan tenaga maupun biaya yang merupakan resiko
bagi Konsultan.

E.2.4 Monitoring Pelaksanaan Pekerjaan


Guna pencapaian target pekerjaan, Konsultan akan mengadakan monitoring setiap saat
terhadap tim kerjanya mulai dari tahap persiapan pekerjaan sampai tahap penyelesaian
akhir. Monitoring ini akan berfungsi sebagai pengendali dalam pelaksanaan pekerjaan
dan bila perlu Konsultan akan menggantikan personilnya kalau dianggap tidak mampu
melaksanakan tugasnya. Sistem monitoring yang akan dilakukan adalah laporan-laporan
yang harus dibuat oleh tim kerja mengenai kemajuan pekerjaan, kendala yang dihadapi
dan saran penanganannya.

3|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

E.3 PENDEKATAN INSTITUSIONAL


Untuk menjamin agar kegiatan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan dan untuk
membantu dalam memantau pengelolaan pekerjaan dimaksud, maka dirasa perlu selalu
mengadakan koordinasi baik dengan pemberi tugas.

Disamping itu koordinasi dengan instansi terkait yang berada di Wilayah studi berada
akan dilakukan juga demi kelancaran proses kegiatan. Fungsi koordinasi institusional
adalah dalam rangka :

Konsultasi dan asistensi secara aktif dengan tim teknis yang ditunjuk oleh
pengelola proyek
Mendapat bantuan dalam mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan
dengan proyek untuk diteliti dan dievaluasi.
Menyamakan presepsi terhadap temuan-temuan dalam pelaksanaan pekerjaan

Metoda yang dikembangkan Konsultan meliputi pokok - pokok pemikiran yang akan
diterapkan dan akan digunakan dalam menyusun strategi dan langkah kerja operasional
diantaranya meliputi : Inventarisasi dan kajian terhadap literature dan hasil survey dan
investigasi, Konsultasi/koordinasi pro-aktif dengan semua instansi terkait, Penetapan
langkah kerja operasional, Rincian target/sasaran kegiatan dan Penetapan acuan prosedur
standar/kriteria dan peraturan – peraturan yang akan dipedomani.

Mekanisme pelaksanaan yang akan ditempuh konsultan dalam melaksanakan pekerjaan


antara lain :

1. Konsultan akan selalu berkoordinasi baik dengan pihak proyek maupun instansi
terkait lainnya untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat sehingga
dihasilkan analisis dan rancangan yang lebih optimal.
2. Mengumpulkan data sekunder dari instansi terkait untuk memperoleh gambaran
mengenai cakupan pelayanan, kualitas pelayanan dan sistem penyediaan air bersih
yang ada (eksisting) serta mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan
dalam perencanaan.

4|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

E.4 PENDEKATAN SUBTANSI PEKERJAAN


E.4.1 Pendekatan Teknis
Dalam pendekatan teknis, langkah-langkah yang akan dilakukan oleh konsultan adalah:

a. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan (policies) yang ada, baik kebijakan yang


berskala nasional maupun kebijakan daerah di Lokasi perencanaan yang berkaitan
dengan Sistem Penyediaan Air bersih, diantaranya :

PP No. 122 Tahun 2015 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
Permen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27/PRT/M/2016 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, dan
Pedoman lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini, antara lain SNI,
ASTM, AWWA, dll.

b. Mempelajari semua laporan studi terkait terdahulu untuk memperoleh data dan
gambaran yang lebih terfokus, rinci, mendalam dan akurat.

c. Merumuskan kriteria teknis serta mengevaluasi dan menganalisis sistem yang akan
diterapkan dengan kriteria dan kaidah-kaidah teknis yang baku.

d. Menerapkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan
baik secara fisik, ekonomi maupun sosial budaya.

e. Melaksanakan survey lapangan di lokasi perencanaan untuk mendapatkan data primer


dan sekunder. Survey lapangan ini juga diperlukan untuk mengkonfirmasi data yang
telah ada selama ini.

f. Membuat perencanaan detail sistem penyediaan air bersih yang secara teknis maupun
ekonomis sedemikian rupa sehingga penggunaan dana seefisien mungkin dengan
mempertimbangkan skedul penyediaan dana.

E.4.2 Pendekatan Ekonomi


Dalam pendekatan sosial ekonomi, langkah-langkah yang ditempuh adalah:

a. Menggunakan teknologi yang mudah dan murah, dalam arti semua pembiayaan bisa
terjangkau (biaya konstruksi maupun operasi).

5|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

b. Menghindari pembiayaan (biaya tinggi) yang berkesinambungan. Dalam artian sistem


yang akan diterapkan, dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan biaya yang
terlalu tinggi, sehingga tarif retribusi yang akan dikenakan kepada masyarakat
pelanggan tidak akan terlalu membebani.

E.4.3 Pendekatan Sosial Budaya


Pendekatan sosial budaya adalah langkah-langkah yang akan ditempuh konsultan melalui
tindakan-tindakan yang bermotifkan sosial budaya dengan jalan menjalin interaksi sosial
yang lebih banyak dengan tujuan untuk:

a. Mengetahui kondisi sosial-ekonomi-budaya masyarakat yang berkaitan dengan


perilaku masyarakat dalam pemakaian air.

b. Menampung aspirasi masyarakat menyangkut kebutuhan air bersih.

E.5 METODOLOGI PEKERJAAN


Metode studi akan ditetapkan dengan beberapa jalur analisis yang dipadukan secara
simultan, integral, terpadu dan serasi. Adapun secara garis besar metode studi dalam
penanganan pekerjaan ini antara lain berisi tentang:

1. Pengumpulan dan Identifikasi Data.


2. Survei Lapangan
3. Identifikasi dan Perumusan Permasalahan/ Kendala.
4. Kajian dan Analisis.
5. Perencanaan

Diagram alir metodologi pelaksanaan pekerjaan seperti diuraikan pada gambar E.1
berikut.

6|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung

Gambar 5.1. Diagram Alir Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

7|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

E.5.1 Pengumpulan dan Identifikasi Data


Pengumpulan dan identifikasi data merupakan kegiatan pengumpulan data sekunder yang
dilakukan baik sebelum kunjungan lapangan (data awal) maupun pada saat kegiatan
kunjungan lapangan yang diperoleh dari hasil survey instansional.

Data-data yang dapat diperoleh dari survey instansional merupakan data sekunder dari
dokumen-dokumen yang ada, studi literature dan informasi dari instansi terkait. Data-data
tersebut antara lain:

a. Kondisi Fisik Daerah Perencanaan

Data kondisi fisik daerah perencanaan meliputi:

Letak administrasi.
Topografi dan morfologi meliputi; topografi makro, kelerengan dan bentang alam.
Geologi dan tanah meliputi; geologi regional dan sifat kimia dan kesuburan tanah.
Hidrologi meliputi; Daerah Pengaliran Sungai (DPS), kuantitas dan kualitas air
sungai.
Hidrogeologi meliputi; air tanah dan mata air.
Tata guna lahan dan tata ruang meliputi; jenis penggunaan lahan, produktifitas
lahan, kecenderungan perubahan penggunaan lahan dan Rencana Tata Ruang.

Semua data-data komponen fisik di atas didapat dari dinas/instansi yang membidanginya
ataupun dari data studi literartur yang ada seperti RTRW, RDTR, NKLD, Master Plan
SPAM, dll.

b. Data prasarana-sarana

Data-data sarana dan prasarana meliputi:

Prasarana transportasi (jalan dan jembatan).


Saluran drainase dan saluran irigasi.
Sarana penyediaan air minum.
Sarana pembuangan air limbah.
Sarana pembuangan sampah.
Sarana peribadatan.
Sarana pendidikan.
Sarana kesehatan.

8|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Sarana sosial.
Fasilitas olahraga.
Fasilitas hiburan.
Fasilitas wisata.

Data prasarana dan sarana tersebut dapat diambil dari studi literatur (RTRW, RDTR, studi
lainnya) dan dari Kabupaten Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka dan Monografi
Desa (edisi terbaru) yang dapat diperoleh dari BPS ataupun kecamatan dan desa yang
bersangkutan.

c. Data Sosial-Ekonomi- Budaya

Data-data sosial-ekonomi-budaya yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi:

Aspek kependudukan; meliputi struktur penduduk, pertumbuhan penduduk,


kepadatan penduduk dan tingkat pendidikan penduduk.
Aspek sosial ekonomi penduduk; yang meliputi struktur dan sistem perekonomian
dan mata pencaharian penduduk.
Aspek sosial budaya; khususnya prilaku masyarakat yang berakaitan dengan
penyediaan air.

Data sosial-ekonomi-budaya diatas dapat diambil dari Kabupaten/ Kota Dalam Angka,
Kecamatan Dalam Angka dan Monografi Desa (edisi terbaru) yang dapat diperoleh dari
BPS.

d. Data Kesehatan masyarakat

Data kesehatan masyarakat yang meliputi pola penyakit dan jumlah fasilitas kesehatan
ataupun jumlah sarana sanitasi lingkungan didapat dari Puskesmas terdekat.

e. Kebijakan dan Arah Pengembangan

Data mengenai kebijakan dan arah penyediaan air bersihn biasanya terdapat dalam
Rencana Induk (Master Plan) Sistem Penyediaan Air Minum ataupun Rencana Strategis
(RENSTRA). Data tersebut bisa diperoleh dari BAPPEDA maupun PDAM.

9|BAB E Pendekatan, Metodologi dan Lokasi Kegiatan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

f. Data Cakupan Pelayanan

Data cakupan pelayanan saat ini diambil dari laporan berkala pelanggan yang bisa
diperoleh dari PDAM setempat (jika ada)

E.5.2 Survei Lapangan


Pekerjaan survei lapangan bertujuan untuk mengumpulkan data primer yang langsung
diperoleh dari peninjauan, penyelidikan, pengamatan dan pengukuran di lapangan.
Adapun pendataan lapangan yang dilakukan meliputi: 1) Wawancara terhadap
masyarakat, 2) Peninjauan kondisi eksisting sistem penyediaan air bersih, 3) Survei
geoteknik, 4) Survei topografi wilayah perencanaan, 5) Penyelidikan tanah, 7) Survei
ketersediaan bahan/Material, 8) Survei harga satuan.

E.5.2.1 Wawancara

Selain data sekunder, untuk membantu menangkap aspirasi masyarakat dibantu dengan
beberapa sampel data yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara. Adapun
parameter yang ditanyakan dalam wawancara tersebut meliputi : Identitas/ status
responden, Keadaan perumahan, Keadaan pemilikan dan kemewahan, Keadaan sumber
air dan penggunaan, Penghasilan dan pengeluaran keluarga, Keinginan/ kesediaan dan
kemampuan sebagai pelanggan.

E.5.2.2 Kondisi Eksisting Sistem yang ada

Kondisi sistem penyediaan air bersih diperoleh dari hasil survey/ kunjungan lapangan ke
lokasi-lokasi sumber air baku eksisting, instalasi pengolahan air eksisting, reservoir
eksisting dan perlengkapan sistem eksisting lainnya. Dari kunjungan lapangan tersebut
bisa diketahui gambaran mengenai kualitas dan kuantitas (kemampuan pelayanan) dari
sistem yang ada. Sedangkan untuk mengetahui sistem secara keseluruhan dapat dilihat
dari Asbuilt Drawing yang ada di PAM JAYA.

10 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

E.5.2.3 Survei Geomorfologi, Geohidrologi dan Hidrolika air permukaan

Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sumber air baku yang mempunyai potensi
untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk air bersih. Survei dilakukan dengan
memperhatikan kondisi morfologi daerah perencanaan, kondisi litologi daerah
perencanaan, persediaan air tanah. Secara garis besar semua potensi sumber air baku turut
dipertimbangkan, tentunya dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

Debit minimum dari sumber air baku


Kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasnya
Kualitas air baku harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang berlaku

Dengan demikian, kegiatan pengamatan terhadap sumber air baku lebih ditujukan
terhadap sumber air baku yang benar-benar mempunyai potensi dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sebagai sumber air khususnya lebih direkomendasi untuk sumber air
baku dari air permukaan. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka perencanaan
terhadap sumber air baku, meliputi:

1. Pengukuran debit sumber air

Metoda pengukuran debit aliran yang akan dilakukan adalah sesuai dengan metoda
pengukuran debit aliran.

Alat yang akan digunakan dalam pengukuran debit aliran adalah alat ukur arus (current
meter) tipe baling-baling.

Prinsip pelaksanaan metode ini adalah mengukur penampang basah, kecepatan aliran dan
tinggi muka air. Adapun Peralatan pengukuran yang digunakan antara lain:

alat ukur arus dengan baling-baling yang sesuai dengan spesifikasi alat dan
keadaan lapangan.
alat hitung putaran baling-baling
alat ukur kedalaman berupa tongkat baja atau kabel baja yang dilengkapi dengan
pemberat dan penunjuk kedalaman
alat ukur lebar
alat ukur waktu

11 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Perlengkapan pengukuran debit disesuaikan dengan kondisi lapangan antara lain terdiri
dari tali tambang, sepatu lapangan, map lapangan, alat tulis, kalkulator, jas hujan, batu
baterai dan kartu pengukuran.

Penghitungan debit aliran hasil pengukuran dengan rumus:

Q = VxA

dimana:

Q : debit aliran dalam m3/det

V : kecepatan aliran rata-rata dalam m/det

A : luas penampang sungai /saluran terbuka yang diukur dalam m2

2. Pengambilan sampel air dan analisis laboratorium

Parameter kualitas air yang akan dianalisis meliputi parameter fisik, kimia dan biologi
yang tata cara pengukurannya disajikan pada Tabel E.1.

12 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Tabel E.1. Parameter Kualitas Air Bersih & Metoda Analisis

Baku Mutu
No. Parameter Satuan Metode Analisis Peralatan
492/MenKes/Per/1X/2010
A. FISIKA
1. Bau - Organoleptik - Tak berbau
2. Kekeruhan NTU Turbiditik Turbidimeter 5
3. Zat padat terlarut mg/L Gravimetrik Timbangan analitik 1000
4. Temperatur ˚C Pemuaian Termometer udara ± 3 ˚ C
5. Warna Pt-Co Kolorimetrik Kolorimeter 15
6. Rasa - Organoleptik - Tak berasa
B. KIMIA
1. pH - Potensiometrik pH meterr 6,5 – 8,5
2. Air raksa (Hg) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,001
3. Arsen (As) mgl/l Spektofotometrik Spektrofotometer 0,05
4. Besi (Fe) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 1,0
5. Fluorida (F) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 1,5
6. Kadmium (Cd) mg/L Gravimetrik Timbangan 0,005
7. Kesadahan Total mg/L Spektofotometrik elektronik 500
8. Khlorida (Cl) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 600
9. Khromium valensi 6 mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,05
10. Mangan (Mn) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,5
11. Nitrat (NO3-N) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 10
12. Nitrit (NO2-N) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 1,0
13. Selenium (Se) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,01
14. Seng (Zn) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 15
15. Sianida (CN) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,1
16. Sulfat mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 400
17. Timbal zat organik mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,05

C. MIKROBIOLOGI
1. Total Koliform MPN/100 ml MPN/Filtrasi Tabung Fermentasi/ 0
Tabel MPN
Sumber : Permenkes492/MenKes/Per/1X/2010

E.5.2.4 Survei Georadar

Pengukuran Ground Penetration Radar (GPR) ini sering digunakan sebagai alat bantu
penelitian geologi bawah permukaan, pemetaan bawah permukaan dangkal [1]. Metoda
ini bersifat non destruktif dan mempunyai resolusi tinggi terhadap kontras dielektrik
material bumi. Metode GPR juga mampu mendeteksi karakteristik bawah permukaan
tanah tanpa dilakukan pengeboran ataupun penggalian [2]. Pada saat pengukuran dengan
menggunakan metode GPR perlu diperhatikan kondisi lapangan, karena kondisi lapangan
juga mempengaruhi hasil yang dihasilkan oleh alat GPR. Jika pada kondisi lapangan
terdapat noise maka itu akan berpengaruh pada hasil. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan
hasil yang bagus diperlukan pengolahan data untuk meminimalisir noise pada data GPR.

13 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

A. Metoda GPR/GeoRadar

Ground Penetrating Radar (GPR) pada bidang geofisika sering dikenal sebagai Ground
Radar atau Georadar, metoda geofisika ini menggunakan sinyal gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik akan dipancarkan ke dalam bumi dan
direkam oleh antena pada saat gelombang telah mencapai kepermukaan. Gelombang
elektromagnetik diteruskan, dipantulkan dan dihamburkan oleh struktur permukaan dan
anomali jika terdapat di bawah permukaan. Gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan dan dihamburkan akan direkam oleh antena di permukaan. Metoda ini dapat
menghasilkan gambaran bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi, karena
gelombang yang dipancarkan oleh GPR memiliki frekuensi sekitar 10- 1000 Mhz. Teknik
penggunaan metoda Ground Penetrating Radar adalah sistem Electromagnetic Subsurface
Profiling (ESP), dengan cara memanfaatkan pengembalian gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan melalui permukaan tanah dengan perantara antena. Pemancaran dan
pengembalian gelombang elektromagnet berlangsung cepat sekali yaitu dalam satuan
waktu nanosecond [3]. Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode
yang sangat tepat untuk mendeteksi bawah permukaan dengan kedalaman 0-10 meter,
metoda ini dapat menghasilkan resolusi yang tinggi atau konstanta dielektriknya rendah.
Karena itu metoda GPR sering digunakan oleh para peneliti untuk mengaplikasian
arkeologi, teknik sipil, pengindikasian dan instalasi bawah permukaan [4].

Koefisien Dielektrik

Kecepatan gelombang elektromagnetik pada suatu medium selalu lebih rendah jika
dibandingkan dengan kecepatan gelombang elektromagnetik di udara. Pada tabel E.2
menjelaskan gelombang elektromagnetik melewati medium yang memiliki permitivitas
lebih tinggi dibandingkan ketika merambat pada medium yang memiliki permitivitas
lebih rendah.

14 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Tabel E.2 Nilai Parameter Fisis dari Berbagai Material

Sumber : Buku Karangan Annan, 2003

Metoda Penelitian

Metodologi penelitian dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan hasil yang ideal
dengan membandingkan parameter yang digunakan dalam pengolahan data. Berikut ini
adalah diagram alir yang digunakan,

15 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Gambar E,3. Metode Georadar

Pengolahan data GPR yang dilakukan mulai dari awal yang pertama domain waktu
hingga sampai merubah menjadi domain kedalaman atau jarak. Pada saat pengolahan
data melihat hasil mean spatial filter dari gambar 6 dan gambar 7 dapat diambil yang
paling ideal dengan melihat sisa noise dan sinyal yang menjadi smooth ialah pada
parameter time axis 1 dan scan axis 5, karena pada parameter ini menghasilkan nilai yang
paling optimal. Sedangkan pada pada proses karhunen loeve filter dengan berbagai nilai
eigenvector dari gambar 9 dan gambar 10 dapat dilihat berdasarkan radargram yang
paling optimal dan memiliki hasil paling baik ialah pada nilai eigenvector 15, hal ini

16 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

dikarenakan nilai dihasilkan memunculkan sedikit noise. Untuk hasil proses phase
shifting migration dengan berbagai nilai kecepatan lapisan dari gambar 11 dan gambar 12
dapat dilihat berdasarkan radargram yang paling optimal dan memiliki hasil paling baik
ialah pada kecepatan lapisan 0.07 m/ns, hal ini dikarenakan nilai dihasilkan memiliki
sinyal yang cukup baik dan kuat. Itu yang akan membuat hasil pengolahan data untuk
lebih optimal.

E.5.2.5 Survei Topografi

Survei topografi dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih ini dimaksudkan untuk
mengetahui:

Beda tinggi dan jarak antara sumber dengan pelayanan;


alur pipa transmisi dan distribusi;
Potongan melintang jalur pipa;
Rencana tapak bangunan meliputi:
 sumber daya air : bangunan penyadap (intake)
 unit produksi : IPA
 unit distribusi : reservoir

Dengan demikian pengukuran topografi dalam hal perencanaan sistem air bersih adalah
sangat penting. Data perbedaan elevasi antara sumber mata air dan daerah pelayanan
yang akurat dan teliti akan sangat membantu dalam menghasilkan detil perencanaan yang
optimum, efektif dan efisien. Pengukuran topografi yang akan dilaksanakan pada
perencanaan ini terutama adalah perbedaan elevasi dan jarak yang akan digunakan
sebagai jalur pemasangan pipa transmisi, distribusi maupun retikulasi.

Di samping itu pengukuran akan mengakomodasikan pula pengukuran site lokasi sumber
mata air dan potongan-potongan di jalur pemasangan pipa setiap 150-200 m, kecuali ada
kondisi khusus di lapangan seperti perlintasan atau jembatan. Kondisi jalur pipa juga
akan terinformasikan dalam pengukuran ini, seperti kondisi permukaan tanah; tanah,
perkerasan, aspal, posisi tiang/jalur listrik & telepon dan lain sebagainya. Alat yang
digunakan adalah theodolit (To) dan meteran.

17 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

18 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Survei Identifikasi

Konsep dasar dalam menggunakan Global Position System (GPS)

Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi jarak, yaitu dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah
diketahui. Pada pengamatan dengan GPS, yang dapat diukur adalah jarak antara
pengamat dengan satelit (bukan vektornya), agar posisi pengamat dapat ditentukan maka
dilakukan pengamatan terhadap beberapa satelit sekaligus secara simultan.

Secara garis besar metode penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas
metode yaitu absolute dan defferensial. Penentuan posisi secara absolut umumnya disebut
point positioning adalah metode penentuan posisi secara instan dengan menggunakan
satu receiver dan tipe navigasi, metode ini tidak dimaksudkan untuk aplikasi-aplikasi
yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi. Umumnya digunakan untuk pelayanan
navigasi. Penentuan posisi secara defferensial, posisi suatu titik ditentukan relatif
terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya. Penentuan posisi secara
differensial hanya dapat dilakukan minimal menggunakan dua receiver dan tipe pemetaan
ataupun tipe geodetik.

Penentuan posisi dengan menggunakan GPS memiliki karakteristik sebagai berikut:

Posisi yang diberikan adalah posisi 3-D, yaitu (X,Y,Z) atau (L,B,H)
Tinggi yang diberikan oleh GPS adalah tinggi ellipsoid
Datum dan posisi yang diperoleh adalah WGS (World Geodetic Systems) 1984
yang menggunakan ellipsoid referensi GRS 1980
Ketelitian posisi yang diperoleh tergantung pada metode penentuan posisi,
geometri satelit, tingkat ketelitian data dan metode pengolahan data.
Penentuan posisi dapat dilakukan dengan beberapa metode absolute positioning
dan differential positioning.
Posisi titik dapat ditentukan terhadap pusat massa bumi ataupun terhadap titik
lainnya yang telah diketahui koordinatnya.
Spektrum ketelitian posisi yang diberikan berkisar dan sangat teliti (orde: mm)
sampai kurang teliti (orde: puluhan meter)

19 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal

Pada dasarnya ada beberapa macam cara untuk melakukan pengukuran titik kerangka
dasar honzontal, diantaranya yaitu dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan
satelit GPS (Global Positioning System) dan dengan pengukuran poligon.

Keuntungan menggunakan metoda GPS untuk penentuan titik kerangka dasar honzontal
yaitu:

Waktu pelaksanaan lebih cepat.


Tidak perlu adanya keterlihatan antar titik yang akan diukur.
Dapat dilakukan setiap saat (real time), baik siang maupun malam.
Memberikan posisi tiga dimensi yang umumnya bereferensi ke satu datum global
yaitu World Geodetic System 1984 yang menggunakan ellipsoid referensi
Geodetic Reference System 1980.
Proses pengamatan relatif tidak tergantung pada kondisi terrain dan cuaca.
Ketelitian posisi yang diberikan relatif tinggi.

Sedangkan kerugiannya antara lain:

Datum untuk penentuan posisi ditentukan oleh pemilik dan pengelola satelit.
Pemakai harus menggunakan datum tersebut, atau kalau tidak, ia harus
mentransformasikannya ke datum yang digunakannya (transformasi datum)
Pemakai tidak mempunyai kontrol dan wewenang dalam pengoperasian sistem.
Pemakai hanya mengamati satelit sebagaimana adanya beserta segala
konsekuensinya.
Pemprosesan data satelit untuk mendapatkan hasil yang teliti, relatif tidak mudah.
Banyak faktor yang harus diperhitungkan dengan baik dan hati -hati.

Metodologi Pengukuran Topografi

Survei topografi dilakukan untuk mendapatkan data dan gambaran bentuk permukaan
tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ada baik untuk area
darat maupun area perairan sungai.

20 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Peralatan yang dipergunakan dalam suatu kegiatan survey topografi antara lain adalah:

Wild T-2 Theodolit


Wild T-0 Theodolit
Wild Nak.1 Waterpass
Rambu ukur
Pita ukur
Rol meter
Kalkulator

Secara garis besar, survei topografi yang dilakukan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

Pengukuran ini maksudkan untuk menetapkan posisi dari titik awal proyek terhadap
koordinat maupun elevasi triangulasi, agar pada saat pengukuran untuk pelaksanaan
(stake out) mudah dilakukan.

Metode pengukuran yang digunakan Tachimetri yang merupakan suatu metode


pengukuran yang dipakai untuk menentukan secara tepat jarak horisontal ke sebuah titik
dan elevasi titik itu. Tachimetri ini dilaksanakan dengan membidik melalui teropong yang
dilengkapi dengan dua benang silang horisontal atau lebih yang berjarak tertentu. Benang
atas dan benang bawah terlihat dan dapat dibawa pada pembagian skala rambu yang
dipegang vertikal di titik yang diinginkan.

a). Poligon

Secara umum poligon adalah cara untuk menentukan tempat titik-titik baik dengan
koordinat-koordinatnya yang harus dihitung, maupun dengan jalan penggambaran.

Pengukuran dengan jalan poligon ini yang diukur dua unsur yaitu sudut dan jarak. Dengan
kedua unsur tersebut dapat dilukis poligon di atas peta jika tidak terikat pada koordinat
yang ada dan tidak menghiraukan poligon tersebut agar satu poligon terarah atau tertentu
arahnya, maka perlu diketahui arahnya.

Untuk daerah poligon yang tidak begitu luas arah ini berhimpit dengan sumbu Y pada peta.
Agar titik koordinat dapat diketahui koordinatnya / titik-titik tetap), maka poligon tersebut
perlu diikatkan pada titik yang telah diketahui koordinatnya. Jadi koordinat di sini dihitung
dari unsur jarak dan sudut arah sebagai berikut:

21 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

b). Dasar Perhitungan Koordinat Titik

Terdapat dua macam sistem pengukuran, yaitu dengan cara poligon terbuka dan poligon
tertutup. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Poligon Terbuka

Pada poligon terbuka pengukuran tidak berakhir di titik awal pengukuran. Dibagi
menjadi dua, yaitu:

Poligon terbuka yang terikat sebagian (sepihak )

Poligon ini terikat dan terarah pada salah satu titik dan tidak bisa dihitung
koreksinya.

Gambar E.4. Poligon terbuka yang terikat sebagian

Keterangan:

A = titik awal pengukuran

P = titik ikat awal poligon

αap = sudut awal arah poligon

S0 - Sn = sudut terukur

D1 - dn = panjang sisi poligon

Poligon terbuka yang terikat sempurna.

Suatu poligon yang terikat dan terarah pada titik awal dan titik akhir poligon dan
besarnya koreksi yang terjadi bisa dihitung.

22 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Gambar 5.3. Poligon terbuka yang terikat sempurna

Keterangan :

A = titik awal poligon

B = titik awal poligon

P = titik ikat awal poligon

Q = titik ikat akhir poligon

αap = sudut arah awal poligon

αan = sudut arah akhir poligon

So - Sn = sudut-sudut terukur

do - dn = sisi-sisi poligon

2. Poligon Tertutup

Yaitu poligon dimana titik akhir poligon kembali ke titik awal poligon dan besarnya
koreksi yang terjadi bisa dihitung.

Gambar E.4. Poligon tertutup

23 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Keterangan:

A = titik awal = titik akhir poligon

P = titik ikat awal poligon

Q = titik ikat akhir poligon

αap = sudut arah awal poligon

αan = sudut akhir poligon

So-S6 = sudut-sudut terukur

d1 - d6 = sisi-sisi poligon

Untuk mencari sudut rp haruslah digunakan sudut jurusan yang diketahui


besarnya.
Untuk mencari jarak ( d ) digunakan jarak yang diketahui.
Sudut jurusan dapat ditentukan bila arah antara dua titik A dan B
diketahui koordinatnya, sehingga dengan cara menggambarkan letak titik
A dan B dapat diketahui letak garis AB.
Bila titik A ada arah ke titik P maka arah itu dapat ditentukan dengan
sudut BAP antara arah AB dan AP yang mana besar sudutnya didapat
dengan mengukur langsung di titik A.
Misal diketahui titik-titik A ( Xa, Ya ) dan B ( Xb, Yb ), maka untuk
mencari besarnya sudut αAB dalam segitiga siku-siku dipakai rumus:

tg αAB = Xb - Xa
Yb -Ya
dAB = [ ( Xa - Xb )2 + ( Ya - Yb )2 ]1/2

c). Pengukuran Titik Kontrol Horizontal (titik poligon)

Pengukuran titik kontrol honzontal (titik poligon) dilaksanakan dengan cara mengukur
jarak dan sudut menurut lintasan tertutup. Pada pengukuran poligon ini, titik akhir
pengukuran berada pada titik awal pengukuran. Pengukuran sudut dilakukan dengan
pembacaan double seri, dimana besar sudut yang akan dipakai adalah harga rata-rata dari

24 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

pembacaan tersebut. Admut awal akan ditetapkan dari pengamatan matahari dan
dikoreksikan terhadap azimut magnetis.

1. Pengukuran Jarak

Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 100 m. Tingkat ketelitian
hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur, sangat tergantung kepada cara
pengukuran itu seridiri dan keadaan permukaan tanah. Khusus untuk pengukuran jarak
pada daerah yang miring dilakukan dengan cara seperti di Gambar E.5.

Jarak AB = d1 + d2 + d3

Gambar E.5. Pengukuran Jarak Pada Permukaan Miring.

Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak, maka dilakukan juga pengukuran jarak
optis pada saat pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.

2. Pengukuran Sudut Jurusan

Sudut jurusan sisi-sisi poligon adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur
sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik Besarnya sudut jurusan dihitung
berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
Penjelasan pengukuran sudut jurusan seperti diperlihatkan pada Gambar E.6.

Gambar E.6. Pengukuran Sudut Antar Dua Patok.

25 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

β = sudut mendatar

αAB = bacaan skala horisontal ke target kiri

αAC = bacaan skala horisontal ke target kanan

Pembacaan sudut jurusan poligon dilakukan dalam posisi teropong biasa (B) dan luar
biasa (LB) dengan spesifikasi teknis sbb:

Jarak antara tutuk-titik poligon adalah ≤50 m.


Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.
Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 100 meter
Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2).
Selisih sudut antara dua pembacaan <5" (lima detik).
Ketelitian jarak linier (Kl) ditentukan dengan rumus berikut.

Bentuk geometris polihgon adalah loop.

3. Pengamatan Azimuth Astronomis

Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui arah/azimuth awal yaitu:

Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan akumulatif pada


sudut-sudut terukur dalam jaringan poligon.
Untuk menentukan azimuth/arah titih-titik kontrol/poligon yang tidak terlihat
satu dengan yang lainnya.
Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan pengukuran
yang bersifat lokal/koordinat lokal.
Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:
 Alat ukur yang digunakan Theodolite T2
 Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari)
 Tempat pengamatan, titik awal (BM.1 )

Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis pada Gambar E.7. Azimuth
Target (αT) adalah:

αT = αM+β atau αT=αM + (lT – lm)

26 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

di mana:

αT = azimuth ke target

αM = azimuth pusat matahari

lT = bacaan jurusan mendatar ke target

lm = bacaan jurusan mendatar ke matahari

Gambar E.7. Pengamatan Azimut Astronomis

4. Pengukuran Kerangka DasarVertikal

Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada
titik-titik jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran
dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi dilakukan double
stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traverse net (titiktitik kerangka
pengukuran) telah diikatkan terhadap BM.

Penentuan posisi vertikal titik-titik kerangka dasar dilakukan dengan melakukan


pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi (BM) seperti
digambarkan pada Gambar E.8.

Gambar E.8. Pengukuran Waterpass.

Pengukuran waterpas mengikuti ketentuan sebagai berikut:

Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.

27 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap.


etiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu
belakang menjadi rambu muka.
Pengukuran dilakukan double stand pergi pulang pembacaan rambu
lengkap.
Pengecekan baut-baut tripod (kaki tiga) jangan sanpai longgar.
Sambungan rambu ukur harus betul. Rambu harus menggunakan nivo.
Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur sipat datar harus dicek dulu
garis bidiknya Data pengecekan harus dicatat dalam buku ukur.
Waktu pembidikan, rambu harus diletakkan di atas alas besi.
Bidikan rambu harus diantara interval 0,5 m dan 2,75 m.
Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) kali pembacaan benang tengah,
benang atas dan benang bawah.
Kontrol pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang
bawah (BB), yaitu : 2 BT = BA + BB.
Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2 mm.
Jarak rambu ke alat maksimum 50 m
Setiap awal dan akhir pengukuran dilakukan pengecekan garis bidik
Toleransi salah penutup beda tinggi (T).
T = 10" √D mm dimana:
D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satu kilo meter.

5. Pengukuran Situasi

Dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan detail lokasi pengukuran. Syarat-
syarat yang harus dipenuhi dalam pengukuran situasi, yaitu:

Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara Tachymetri


Ketelitiban alat yang dipakai adalah 20".
Poligon tambahan jika diperlukan dapat diukur dengan metode Raai dan
Vorstraal.
Ketelitian poligon raai untuk sudut 20" √n, dimana n = banyaknya titik
sudut.

28 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Ketelitian linier poligon raai yaitu 1 :1000.


Kerapatan titik detail harus dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk
topografi dan bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai dengan
keadaan lapangan.
Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga
memudahkan penggambaran dan memenuhi mutu yang baik dan peta.
Sudut poligon raai dibaca satu seri. Ketelitian tinggi poligon raai 10 cm√D
(D dalam km).
Dengan cara tachymetri ini diperoleh data-data sebagai berikut:
Azimuth magnetis.
Pembacaan benang diafragma (atas, tengah, bawah).
Sudut zenith atau sudut miring.
Tinggi alat ukur.

Berdasarkan besaran-besaran tersebut diatas selanjutnya melalui proses hitungan,


diperoleh Jarak datar dan beda tinggi antara dua titik yang telah diketahui
koordinatnya (X, Y, Z).

6. Pengukuran Cross Section

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkuran ini adalah:

Pekerjaan ini meliputi pengukuran sungai / jalan masuk (acces road)


Alat yang digunakan adalah Teodolit TO atau yang sejenisnya
Pengukuran dilakukan tiap 50 m untuk bagian alur sungai / jalan yang
lurus, dan dibuat lebih rapat lagi pada bagian sungai /jalan yang berbelok-
belok
Interval jarak pada setibap cross sesuai dengan kerapatan terrain
Pengambilan penampang melintang sungai dari batas tepi sungai kearah
kiri dan kanan sungai diambil sepanjang 200 m, atau sampai dengan
elevasi yang dibutuhkan
Titik-titik yang perlu diperhatikan ialah tebing sungai

7. Perhitungan Hasil Pengukuran

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan antara lain;

29 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Semua pekerjaan hitungan sementara harus selesai di lapangan sehingga


kalau ada kesalahan dapat segera diuliang untuk dapat diperbaiki saat itu
pula.
Stasiun pengamatan matahari harus tercantum pada sketsa.
Hitungan poligon dan sipat datar digunakan hitungan perataan dengan
metode yang ditentukan oleh direksi.
Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan:
Salah penutup sudut poligon dan jumlah titiknya, salah linier poligon
beserta harga toleransinya, jumlah jarak, salah penutup sipat datar beserta
harga toleransinya, serta jumlah jaraknya.
Perhitungan dilakukan dalam proyeksi UTM.

Analisis data lapangan (perhitungan sementara) akan segera dilakukan selama Tim
Survai masih berada di lapangan, sehingga apabila terjadi kesalahan dapat segera
dilakukan pengukuran ulang. Setelah data hasil perhitungan sementara memenuhi
persyaratan toleransi yang ditetapkan dalam Spesifikasi teknis selanjutnya akan
dilakukan perhitungan data definitif kerangka dasar pemetaan dengan menggunakan
metode perataan bowditch.

Metode analisa dan perhitungan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Perhitungan Poligon

Dalam setiap kegiatan pemetaan diperlukan adanya kerangka dasar (honsontal


dan vertikal), jalur kerangka dasar ini harus selalu terikat pada titik tetap yang
telah ada / bench mark sehingga sistem koordinat kerangka dasar tersebut
terikat dalam satu sistem jaringan kerangka dasar horisontal, pengukuran jalur
kerangka dasar honsontal dilakukan dengan pengukuran poligon tertutup atau
terikat sempurna.

Pembacaan sudut harus dilakukan sebanyak 2 (dua) seri ganda, sedangkan


pembacaan sisi poligon dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pembacaan kemuka
dan kebelakang.

Kriteria toleransi pengukuran poligon kontrol honzontal yang ditetapkan dalam


spesifikasi teknis adalah:

30 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Koreksi sudut artara dua kontrol azimuth = 10” . Koreksi setiap titik poligon
maksimum 10” atau salah penutup sudut maksimum 10" √N dimana N adalah
jumlah titik poligon pada setiap kring.

Berdasarkan kriteria toleransi di atas, proses analisis perhitungan sementara


poligon akan dilakukan menggunakan metode Bowdith dengan prosedur
sebagai berikut:

Salah penutup sudut :

Salah penutup koordinat:

fd ≤ 1: 10.000

Dalam hal ini:

dimana

S : Sudut ukuran poligon

D : Jarak ukuran poligon

α : Azimuth

1 : Nomor titik Poliyon ( i = 1,2,3,.. n )

Proses perhitungan data definitif hasil pengukuran pohgon kerangka kontrol


honzontal akan dilakukan dengan metode perataan Bowditch.

Formula perataan poligon cara Bowditch adalah sebagai berikut:

dimana

31 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

fxi : koreksi absis

fyi : koreksi ordinat

di : jarak yang dikoreksi

Σd : jumlah jarak

∆x : jumlah kesalahan absis

∆y : jumlah kesalahan ordinat

Perhitungan Waterpass

Kriteria teknis pengukuran waterpass yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis


yaitu tiap seksi yang diukur pulang-pergi mempunyai ketelitian 10 mm √D (D
= panjang seksi dalam Km). Berdasarkan kriteria tersebut dapat
diformulasikan cara analisis data ukur waterpass pada setiap kring sebagai
berikut:

dimana :

fh : salah penutup beda tinggi tiap kring waterpass

∆h : beda tinggi ukuran

i : nomor slag pengukuran waterpass ( i = 1,2,3..n )

Setelah dianalisis keseluruhan data waterpass kerangka kontrol vertikal


memenuhi persyaratan toleransi akan dilakukan proses perhitungan definitif
dengan menggunakan metode Bowditch seperti pada poligon.

Rumus yang digunakan pada pengukuran waterpas terdiri dari:

Zj = Zi-1+ dz

dimana:

Z : harga ketinggian sementara

Dz : beda tinggi

I : 1,2,3,4,..n

32 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
δx = [dz]

dimana:

δx : salah penutup ketinggian

[dz] : Jumlah beda tinggi titik-titik waterpas

dimana:

∆Zi : koreksi tinggi

i : 1,2,3,4..n

Gambar E.9. Sketsa Pengukuran Waterpass

Sedangkan untuk pengukuran Waterpass yang terikat ketinggian, rumus yang


digunakan adalah sebagai berikut:

dimana:

zi : harga ketinggian sementara

dz : beda tinggi

i : 1,2,3,4..n

Harga Ketinggian Definitif (Z):

33 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Perhitungan Situasi Detil

Data situasi hasil penyukuran lapangan dihitung dengan metoda tachymetri.


Berdasarkan ilustrasi gambar di bawah ini, alat berdiri pada titik A yang telah
diketahui (X,Y,Z) maka titik B dapat dihitung. Berdasarkan gambar dibawah ,
titik TB dapat diketahui tingginya dan titik TA yang telah diketahui elevasinya
sebagai berikut:

Gambar E.10. Metode Tachymetri

Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus:

dimana:

TA = tinggi titik A yang telah diketahui (X,Y, Z)

TB = tinggi titik B yang akan ditentukan

∆H = Beda tinggi antara titik A dan titik B

Ba = Bacaan diaframa benang atas

Bb = Bacaan diaframa benang bawah

Bt = Bacaan diaframa benang tengah

TA = Tinggi alat

Do = Jarak optis [100(Ba-Bb)]

Dd = Jarak datar

m = Sudut miring

34 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Az = Azimuth

Gambar E.11. Bagan Alir Pekerjaan Topografi

35 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Gambar E.12. Bagan Alir Pengukuran Poligon

36 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Gambar E.13. Bagan Alir Pengamatan Matahari

37 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

E.5.2.6 Survei Penyelidikan Tanah

Survei Penyelidikan Tanah, untuk mengetahui:

Mengetahui karakteristik tanah;


Mengetahui struktur tanah.

Survei Penyelidikan Tanah (jika diperlukan), apabila berdasarkan data awal atau hasil
identifikasi dirasa kurang. Adapun survey ini meliputi

1. Pemboran Inti

Pemboran inti dilengkapi dengan pengujian-pengujian dalam lubang bor. Pekerjaan ini
meliputi:

Penentuan titik-titik pemboran inti dan kedalaman yang mewakili


Penyiapan peti contoh (Core-Box).
Lubang bor yang sudah diberi tanda dengan patok beton.

Deskripsi inti bor mencakup antara lain:

Semua informasi yang tercantum dalam laporan harian pemboran.


Ketebalan untuk setiap lapisan/batuan.
Elevasi lubang bor dengan koordinatnya.
Simbol dari satuan tanah/batuan.
Deskripsi terhadap inti bor sesuai dengan British Standar (BS) 5930, 1981 atau
ASTM D 2488-69 (1925).
Core recorvery serta RQD.

Penyimpanan Contoh Inti:

Penyimpanan contoh batuan (Core Box) dengan ukuran baku yaitu 1x 0,5x
0,10 m. Pada tutup peti diberi identifikasi lubang bor seperti nama proyek,
nomor lubang bor, nomor peti kedalaman.
Sebelum dimasukan ke dalam peti, semua inti yang terambil keluar dari core
barrel harus dimasukan ke dalam kantong plastik terlebih dahulu. Sesudah
difoto serta deskripsi semua inti bor, maka peti ditutup rapat kembali.

38 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

2. Sondir

Tujuan:

Untuk mengetahui kedalaman tanah keras


Menduga kekuatan tanah dan mendapatkan gambaran mengenai keadaan
lapisan tanah.

Prinsip Kerjanya:

Pembacaan dilakukan pertama-tama pada manometer disebut qe (kg/cm2).


Pembacaan kedua pada manometer yaitu tentang gaya gesek/jumlah
perlawanan JP.
Pembacaan manometer setiap masuk 20 cm.
Dibuat grafik antara kedalaman vs qe dan kedalam vs JHP (Jumlah Hambatan
Pelekat).

Prosedur Kerjanya:

Bersihkan lokasi kerja lalu pasanglah keempat jangkar spiral dengan jarak
tertentu agar cocok dengan kaki sondir.
Lokasi sondir harus berdekatan dengan lokasi bor tangan, agar hasil dari sondir
dapat dijadikan bahan sebagai bahan pembanding dengan hasil laboratorium
dari bahan uji bor tangan.
Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari
150kg/cm), pekerjaan sondir dianggap selesai.

Perhitungan:

Kedalaman ditentukan setiap 20 cm masuk bikonus dan stangnya.


Perlawanan Konus (PK) adalah pembacaan manometer yang pertama setelah
masuk setiap 20cm.
Jumlah Perlawanan (JP) pembacaan manometer yang kedua bilamana
menggunakan alat bikonus, bila menggunakan alat konus cukup hanya nilai
PK.
Perlawanan Gesek (PG) = JP – PK
Hambatan Pelekat (HP) = PG x 20/10
Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) – komulatif PG

39 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Hambatan Setempat (HS) = PG/10

3. Pengambilan contoh

Contoh Tak Tergangu (Undisturbed Sample)

Pengambilan contoh tanah tak terganggu diambil setiap interval 1,0m memakai tabung
contoh (thin wall tube sampler) dengan panjang boleh kurang dari 30cm. Setelah
tabung diisi tanah contoh, maka kedua ujungnya ditutup dengan parafin, kemudian
diberi label yang memuat kode lubang bor, dan ke dalam pengambilan.

Contoh Tergangu

Contoh seberat 400 gram diambil dari bagian atas setiap lapisan baru atau setiap
interval 1,0m (termasuk contoh SPT). Contoh ini harus disimpan tertutup supaya
kandungan airnya bisa dihitung.

4. Test Laboratorium Mekanika Tanah

Pekerjaan laboratorium terdiri atas pengujian terhadap contoh asli (undisturbed


samples/UDS) dan contoh tanah tidak asli (disturbed samples/DS). Pengujian tanah di
laboratorium ini dilaksanakan berdasarkan standar pengujian menurut ASTM atau
AASHTO.

Pengujian Laboratorium dilakukan baik terhadap contoh terganggu ataupun contoh tanah
tak tergangu, hasil dari pemboran inti maupun sumuran uji. Pemeriksaan Laboratorium
meliputi:

Natural Water Content (ASTM D2216)


Triaxial Test (U.U) (ASTM D2850)
Triaxial Test (C.U) (ASTM D2850)
Spesific Grafivity (ASTM C 127 dan D854)
Atterberg Limit (ASTM D424)
Permeabiliti Test (ASTM 2434)
Standard Proctor / o m c
Consolidation Test (ASTM D 2435)
Gradation/Grain Size Distribution (ASTM D422)
Compaction test (AASHTO T180-74)
Volume Unit Weight (ASTM D2837)

40 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Pekerjaan laboratorium dilakukan untuk mendapatkan data-data properties tanah, strength,


dan data yang berhubungan dengan modulus elastisitas. Pengujian-pengujian laboratorium
yang dilakukan adalah:

Spesific Gravity

Tes ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis tanah. Prosedur standar dipakai
adalah ASTM D854-83 (1983) dan SK SNI M-08-19983-03.

Kadar air

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar air atas contoh tanah. Pelaksanaan tes ini
mengacu pada prosedur standar ASTM D2216-80 (1986) dan SNI 1965-1990-F.

Density Test

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kepadatan contoh tanah dalam


kondisi asli (bulk) dan kondisi kering (dry). Tes ini mengacu pada prosedur standar
AASTM D9254-8383 (1983) dan SNI 1964-1990-F.

Saringan (Grain Size Analysis)

Tes ini dilakukan untuk mengetahui pembagian butiran contoh tanah. Prosedur
standar yang digunakan adalah ASTM D422-63 (1972/1963).

Atterberg Limit

Tes ini dilakukan untuk mengetahui batas cari, batas plastis dan indeks plastisitas
tanah. Tes tersebut mengacu pada prosedur standar ASTM D4318-84 (1984) dan
SNI 1967-1990-F. Tes Atterberg Limit dan analisis saringan selanjutnya dipakai
untuk klasifikasi tanah menurut USCS.

Triaxial Compression dan Direct Shear Test.

Tes ini dilakukan untuk mendapatkan nilai C dan  tanah (shear strength of soil).
Untuk tes triaxial dilakukan 2 jenis tes yaitu tes Unconsolidated Undrained (UU)
dan Consolidated Undrained (CU). Tes-tes tersebut diperlukan untuk menentukan
parameter shear strength tanah yang merepresentasikan kondisi sebenarnya di
lapangan, yang berguna untuk analisa stabilitas.Tes UU yang dilaukan sesuai
dengan standar ASTM D2850-95, dan ASTM D4767 untuk tes CU.

Consolidation Test

41 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Tes ini bertujuan untuk memperoleh nilai compression index cc dan cofficeint of
consolidation cv, yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi besarnya
penurunan Krib. Tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D2435-(1983).

Unconfined

Tes ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah. Tes ini mengacu pada prosedur ASTM D-689-70.

E.5.2.7 Survei Ketersediaan Bahan/Material dan Harga Satuan

Survei ketersedian bahan dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan bahan/material


yang meliputi : bahan konstruksi, bahan kimia, bahan elektro mekanikal dan sumber daya
energi (ketersediaan sumber energy dan pengadaan generator).

Sementara untuk harga satuan dari bahan/material dan upah, selain berdasarkan harga
satuan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat juga dilakukan survei harga pasar
dengan mengambil minimal 3 produk untuk dijadikan sebaga harga satuan rata-rata
(khususnya terhadap bahan/material yang tidak tercover dalam harga satuan pemerintah
daerah setempat).

Ketersediaan bahan/material dan harga satuan tersebut, sebagai masukan/pertimbangan


dalam merencanakan sistem penyediaan air bersih.

E.5.3 Identifikasi dan Perumusan Permasalahan/ Kendala


Dari hasil penelitian lapangan dan informasi yang diperoleh dari instansi maupun dari
masyarakat di lokasi proyek, diidentifikasi dan dirumuskan permasalahan-permasalahan
atau kendala-kendala dilapangan yang bisa menghambat pelaksanaan konstruksi maupun
operasi dari sistem penyediaan air bersih. Maksud dari perumusan permasalahan tersebut
adalah untuk menentukan strategi yang tepat dalam perencanaan, sehingga tujuan dari
pekerjaan ini bisa berhasil. Adapun kendala-kendala/ permasalahan yang mungkin timbul
antara lain:

A. Kendala Teknis

Menyangkut keterbatasan sumber air baku

42 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Masalah kualitas air baku


Kondisi sebaran pemukiman penduduk
Kondisi topografi wilayah.

B. Kendala Non Teknis

Perilaku penduduk
Kemampuan keuangan penduduk
Kemampuan keuangan PAM JAYA
Pola Kelembagaan yang dapat diterapkan
Regulasi yang dapat digunakan sebagai acuan pengembangan SPAM
Sumber daya manusia.

E.5.4 Kajian dan Analisis Data


Tahapan selanjutnya dari pekerjaan adalah melakukan kajian dan analisis untuk
mengetahui tingkat kemampuan, daya dukung dan tingkat kebutuhan dari semua aspek
terkait Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa
Transmisi IPA Ciliwung.

A. Kajian Kebijakan Terkait Penyediaan Air Bersih

Kajian kebijakan ini dilakukan terutama untuk mengetahui arah dan kebijakan daerah
dalam pengembangan wilayah dan pelayanan air bersih. Dengan melakukan kajian
literatur ini, diharapkan program dan perencanaan yang dihasilkan akan sejalan dan lebih
mendukung kebijakan tersebut. Adapun literatur yang akan dijadikan sebagai bahan kajian
antara lain; RTRW, RDTR, Rencana Strategis dan studi-studi terkait lainnya yang telah
dilakukan sebelumnya.

43 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

B. Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya

a. Demografi

Analisis pertumbuhan penduduk selama 10 tahun (tahun 2013-2023), yang difokuskan


pada penduduk pada daerah yang belum terlayani/rawa air.

Setelah didapat data-data kependudukan pada tahun-tahun sebelumnya (minimal 5


tahun sebelumnya), selanjutnya dianalisa proyeksi/ perkiraan jumlah penduduk sesuai
dengan perioda perencanaan proyek. Ada beberapa metoda yang lazim digunakan
untuk memproyeksikan pertambahan penduduk antara lain:

Metoda Geometrik

Rumus : Pn = Po ( 1 + r )n

Pn = jml. penduduk pada tahun ke-n

Po = jml. penduduk pada akhir tahun pencatatan

n = jml. tahun proyeksi

r = prosentase pertambahan penduduk rata-rata pertahun

Metoda Arithmatik

Rumus : Pn = Po + ka ( tn – to )

Pn = jml. penduduk pada tahun ke-n

Po = jml. penduduk pada akhir tahun pencatatan

ka = konstanta arithmatik rata-rata

tn = tahun ke-n

to = tahun akhir pencatatan

Metoda Least Square

Rumus : Pn = an + b

Pn = jml. penduduk tahun ke-n

n = jml. tahun

a,b = konstanta

44 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Dari ketiga metoda tersebut di atas, diambil salah satu metoda yang mendekati dengan
perkembangan penduduk yang sebenarnya berdasarkan trend pertumbuhan penduduk
tahun-tahun yang lalu. Caranya adalah dengan membandingkan grafik pertumbuhan
penduduk berdasarkan ketiga metoda tersebut dengan grafik pertumbuhan penduduk
dari data penduduk lima tahun sebelumnya. Sebagai contoh, lihat gambar ilustrasi
dibawah ini.

Per. Pnddk
Met. Aritmatik
Met. Geometrik
Data Ril

Met. Least
Square

Tahun ke n

Gambar E.12. Grafik Pertumbuhan Penduduk (Ilustrasi)

b. Sosial Ekonomi

Parameter yang dinilai dalam analisis sosial ekonomi adalah :

Kondisi umum yang meliputi pemerintahan, perkembangan daerah,


perencanaan daerah dan proyek pembangunan yang sedang berjalan.
Kondisi daerah pelayanan/area non domestik yang meliputi jenis kegiatan,
produksi, dll.
Rata-rata pemakaian air dan harga air.
Potensi sumber air.
Keadaan sosial ekonomi masyarakat

C. Aspek Teknik

a. Perhitungan dan analisis kebutuhan air daerah perencanaan

b. Perhitungan debit andalan sumber air baku pada saat minimum (musim kemarau).

c. Analisis cakupan pelayanan dari sumber air baku yang ada.

45 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

d. Analisis sistem penyediaan air bersih yang akan di terapkan meliputi:

Sistem pengambilan air baku


Sistem pengolahan air baku
Sistem perpipaan distribusi
Sistem sambungan pelayanan.

E.5.4.1 Kebutuhan Peralatan

Peralatan Sistem Proses

a. Proses Pengolahan

Intake Treatment Water Neutralization

b. Pompa

Seawater Pump Material : Duplex 2205 atau Nickel

Aluminium Bronze

c. Valve

High pressure Seawater valve Material : Duplex 2205

d. Pipa

Pipa Intake : FRP (Fiber Reinforced Plastic) / HDPE

High Pressure Seawater Pipe dari Pompa Tekanan Tinggi : Duplex 2205

Low Pressure Seawater Pipe dari Reservoir Air Baku ke Pompa Tekanan Tinggi :
UPVC/PE (Lining with the special rubbering).

Pipa Air Distribusi : HDPE

e. Reservoir Distribusi

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam reservoir (Treated Water Reservoir)
untuk selanjutnya disitribusikan ke konsumen. Reservoir ini diperlukan untuk
menampung air pada saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat
pemakaian puncak, pada reservoir ini dilakukan desinfeksi. Sedangkan kapasitas reservoir
dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian maksimum dan fluktuasi pemakaian harian.

46 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

0 Waktu (Jam) 6 12 18 24
20.000

Waktu (J) 18.000


0 4 8 12 16 20 24
350

300 16.000
250

Aliran Tercatat (Liter/Detik)


200
14.000
150

100
Fluktuasi Pemakaian Air 12.000
50 Rerata Pemakaian Air
Kosong
0
Areal Curve 10.000

8.000
Aliran Kumulatif Keluar Reservoar

Aliran Kumulatif Masuk Reservoar


6.000
Aliran Fluktuasi (Masuk-Keluar) Reservoar

4.000

Penuh

Aliran Kumulatif (M
)
2.000

3
0

(2.000)

Mass Curve

Gambar E.13. Ilustrasi model perhitungan kebutuhan volume reservoir

Gambar E.14. Sketsa reservoir


Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian air maksimum
harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian sebesar ± 20%.

Kriteria Perencanaan
 Qdesain = Qmaxday
 Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 – 20%
 Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
 Dilengkapi ventilasi udara
 Disediakan tangga/fasilitas maintenance
 Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
 Dilengkapi pipa overflow
 Detention time, td = 24 jam/hari

47 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Metode Perhitungan

V = 15-20% x Qmd x td

Dimana :

V = Volume air yang dipakai (m3)

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian (m3/detik)

Td = waktu detensi, 86400 detik

Pada implementasinya volume reservoir akan dibangun dengan volume lebih besar dari V
tersebut misalnya saja 1.40 x V.

Reservoir distribusi umumnya dibangun dengan material beton bertulang sehingga


biayanya relatif mahal, oleh karena itu volume reservoir harus memperhitungkan volume
efektif dan bentuk reservoir harus bentuk ekonomis.

E.5.5 Perencanaan Rinci


1. Kebutuhan Air

a. Proyeksi Standar Kebutuhan Air

Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan satuan unit yang direncanakan dan
perkembangannya sesuai dengan tingkat perekonomian penduduk setempat.

b. Proyeksi Kebutuhan Air

Proyeksi kebutuhan air berdasarkan proyeksi penduduk yang terlayani kemudian


diproyeksikan kebutuhan air yang dihitung berdasarkan satuan unit pemakaian air
untuk rumah tangga, fasilitas institusi (peribadatan, kantor, pendidikan, kesehatan),
fasilitas komersial (hotel/ penginapan, niaga/ pertokoan, pasar, sarana hiburan),
fasilitas sosial (yayasan, panti asuhan), fasilitas olahraga (kolam renang), fasilitas
industri dan kehilangan air. Dari hasil proyeksi kebutuhan air tersebut akan didapat:

Kebutuhan air rata-rata

Qaverage = Standar Konsumsi air (L/org/hari) x Jumlah Penduduk (jiwa)

48 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Kebutuhan air maksimum

Qmaxday = Qaverage x Faktor maxday

Kebutuhan air jam puncak

Qpeak = Qaverage x Faktor peak

2. Unit-unit Sistem

a. Unit Produksi

Unit produksi instalasi pengolahan air terdiri atas :

Intake Air Baku


Pipa Transmisi Air Baku
Instalasi pengolahan Air (IPA)
Reservoir Distribusi

b. Unit Distribusi

Pengaliran air ke konsumen dilakukan dengan menggunakan jaringan perpipaan.


Pengaliran air dalam pipa dilakukan secara gravitasi. Untuk memastikan kapasitas
pengaliran air, dilakukan perhitungan hidrolis terhadap sistem distribusi dengan
memanfaatkan data yang ada/sistem eksisting.

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air minum dengan
debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak) dan tekanan pada daerah terjauh
pelayanan minimal 10 mka.

Jenis pipa yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi daerah pelayanan dan
kondisi sepanjang jalur pipa. Pada umumnya jenis pipa yang dapat dipakai meliputi:
Pipa Plastik (PVC), Pipa Besi (Pipa Galvanise, Pipa Steel, dsb), Pipa HDPE

Sepanjang jalur pipa distribusi dimungkinkan diperlukan kelengkapan-kelengkapan


seperti: Jembatan pipa, Siphon, Crossing jalan, Wash out, Air release valve, dsb.

49 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Desain Perpipaan Distribusi

Kriteria Perencanaan
 Qdesain = Qpeak
 Koefisien HW untuk pipa PVC, C = 130 – 140
 Koefisien HW untuk pipa besi, C = 100 – 120
 Sisa tekan di ujung pelayanan minimal 10 mka
 Pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan tekanan
sesuai SNI
Metode Perhitungan

Dalam perencanaan jaringan pipa distribusi digunakan rumus Hazen William


sebagai berikut:

( )
0 , 54
2, 63 hf
Q = 0 , 2785 x C x ( D )
L

Dimana :

Q = debit air yang mengalir, m3/detik

C = Koefisien Hazen William

Hf = Kehilangan tekanan, meter

L = Panjang pipa, meter

50 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Perhitungan keseimbangan antara diameter dan debit air yang mengalir akan
digunakan simulasi komputer dengan program EPAnet atau ALEID.

Gambar E.15. Contoh Simulasi Jaringan Pipa dengan Epanet

3. Perencanaan Konstruksi Sipil

Salah satu alternatif dalam rangka pengembangan sistem dalam hal bangunan sipil
terutama bangunan air (unit produksi) diperlukan konstruksi beton bertulang. Kualitas
beton yang diperlukan K.225 sedangkan bagi besi beton U.24 khususnya pada bagian
dinding setiap bangunan unit produksi dalam hal ini bangunan pengolahan dan reservoar
diperlukan beton ekspose.

Untuk mencegah terjadinya kebocoran, pada saat konstruksi setiap sambungan


pengecoran dilapisi dengan water stop dan bagian dinding dari reservoar dilapisi water
proofing.

4. Bangunan Operasi

Sesuai dengan standar perencanaan PU Cipta Karya, maka di site IPA dilengkapi dengan
bangunan operasi dan bangunan pendukung lainnya sesuai dengan kebutuhan. Adapun

51 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

bangunan-bangunan tersebut antara lain: Ruang operasi, Laboratorium, Ruang jaga,


Kantor cabang.

Semua bangunan dilengkapi dengan fasilitas penerangan dari listrik PLN, disamping itu
lokasi site diadakan penataan landscape dan drainase.

5. Perencanaan Perpompaan

Perhitungan kebutuhan perpompaan dibagi 2 (dua) yaitu kebutuhan pompa air baku
(intake) dan pompa distribusi. Pompa intake dipakai dari jenis pompa submersible non
clogging sedangkan untuk pompa distribusi dipakai dari jenis pompa sentrifugal.

a. Pompa Air Baku

Kapasitas pompa air baku direncanakan untuk memenuhi kebutuhan debit maksimum.
Untuk menghitung pompa air baku diperlukan beberapa data antara lain : Kapasitas
(debit), Elevasi muka air minimum, Fluktuasi muka air dan Elevasi bagian atas
koagulasi/ IPA.

Evaluasi data : Maksimum statis head, Head loss dan Maksimum pump head.

b. Pompa Distribusi

Kapasitas pompa distribusi direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pada jam


puncak (Qpeak hour). Pada dasarnya perhitungan pompa distribusi hampir sama
dengan perhitungan pompa air baku yaitu diperlukan beberapa data antara lain :

Kapasitas (debit)
Elevasi
Elevasi muka air minimum
Elevasi muka air maksimum

Dari perhitungan loop tentukan titik kritisnya :

Elevasi
Deliveri head

Evaluasi data :

Maksimum statis head


Head loss pipa
Head loos lain-lain

52 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Maksimum pump head

Rumus Daya Pompa:

p. g. Q. H
P = -------------(watt)
eP
dimana :

D : berat jenis (kg/m3)

G : grafitasi (9,81 m/dt2)

Q : debit air (m3/dt)

eP : efesiensi pompa

6. Penggambaran

Gambar-gambar desain, berikut peta dasar yang dipakai dalam perencanaan akan dibuat
dengan jelas dan rinci dengan tingkat ketelitian yang diperlukan untuk pelaksanaan, antara
lain:

a. Peta lay out area pelayanan yang direncanakan dengan skala 1:1.000 atau
1:5.000 (tergantung luasan)
b. Situasi bangunan utama, skala 1:100
c. Gambar potongan dan detail bangunan skala 1:50
d. Penampang memanjang jalur pipa, skala H = 1 : 500; skala V= 1 : 100
e. Penampang melintang jalur pipa, skala H = 1 : 100; skala V= 1 : 100

7. Spesifikasi Teknis

Bangunan-bangunan yang sudah didesain (Pipa, IPA, pompa, dll) akan dilengkapi dengan
spesifikasi teknis untuk dipakai sebagai pedoman pelaksanaan selama konstruksi.

53 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

8. Perkiraan Volume Pekerjaan dan Estimasi Biaya (BOQ dan RAB)

Konsultan akan menghitung perkiraan volume dari pekerjaan secara keseluruhan, berikut
perhitungan harga satuan (unit price) tiap-tiap komponen dan menyusun Engineering Cost
Estimate keseluruhan komponen.

E.6 LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan adalah mulai dari outlet pipa dari IPA Pesanggrahan dan outlet pipa dari
IPA Air Ciliwung dan menuju daerah pelayanan.

Lokasi IPA Pesanggrahan berada di area Distribution Center Reservoir 5 (DCR-5) PAM
JAYA di Komplek Cireundeu Permai, Lebak Bulus, Jakarta Selatan sedangkan IPA
Ciliwung berada di JIn. Kemuning Dalam I, Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan.

54 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Gambar E.7 Lokasi Kegiatan

55 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB F
STRUKTUR ORGANISASI,
KOMPOSISI TIM DAN
PENUGASAN

Deskripsi tugas dan tanggung jawab tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Jaringan
Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung. adalah sangat penting guna mengoptimalkan sinergi dan keterpaduan kerja
sesama tim. Dibawah ini akan dijelaskan proporsi tenaga ahli yang dilibatkan dan tugas
serta tanggung jawabnya.

F.1 PERSONEL DAN STRUKTUR ORGANISASI


Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan organisasi yang solid dan terpadu dengan
struktur yang tidak terlalu rumit dan didukung dengan sumber daya/tenaga ahli yang
profesional dan berpengalaman dalam menangani pekerjaan sejenis, khususnya di bidang
air minum.

Dengan adanya struktur organisasi yang sederhana ini, maka akan memudahkan
koordinasi sehingga tujuan pekerjaan dapat dicapai dengan baik melalui pendelegasian,
tugas dan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing tenaga/individu yang terlibat
dalam pekerjaan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, secara struktural ada 3 (tiga) pihak yang sangat
berperan yaitu:

[a] Pemberi Pekerjaan, dalam hal ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi DKI
Jakarta (PAM JAYA) yang diwakili oleh Tim Teknis;

Tim Teknis yang berfungsi sebagai pembantu satuan kerja bertanggung jawab
memberikan kritik, saran dan masukkan kepada pelaksana pekerjaan maupun pemberi

1|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

tugas agar produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK). Anggota yang tergabung dalam tim teknis ditunjuk oleh Pejabat
Pembuat Komitmen. Agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar dan mendapatkan
hasil sesuai dengan ketentuan dalam KAK, maka perlu adanya koordinasi yang baik
antar pelaksana pekerjaan dengan pemberi tugas.

[b] Manajemen Konsultan;

Manajemen Konsultan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan dan


penyelesaian pekerjaan melalui dukungan pembiayaan, penyediaan peralatan dan
fasilitas pendukung, akomodasi, ruang kerja tenaga ahli, proses administrasi, dll yang
bersifat support terhadap tenaga pelaksana pekerjaan.

[c] Personel tim pelaksana Konsultan yang terdiri dari para Team Leader, Tenaga Ahli
dan Tenaga Pendukungnya.

Tugas dan tanggungjawab dan kewajiban Tim Pelaksana Konsultan dalam


pelaksanaan pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail
Engineering Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap
1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung, yaitu : (i) bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan; (ii) pelaksanaan pekerjaan dinyatakan
berakhir setelah pekerjaan dinyatakan selesai secara keseluruhan; (iii) dalam
melaksanakan pekerjaannya dapat meminta bantuan konsultasi kepada Tim Teknis
untuk meminta petunjuk dan pengarahan agar dicapai hasil yang optimal; (iv) dalam
pelaksanaan konsultasi teknis, konsultan berkewajiban menyediakan waktu untuk
hadir guna menyajikan hasil pekerjaan kepada seluruh peserta konsultasi teknis; (v)
Tim Pelaksana konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan akan diwakili oleh tenaga
ahli, dengan kualifikasi dan jumlahnya sesuai dengan ketentuan dalam KAK. Dalam
pelaksanaan pekerjaan, maka untuk setiap lingkup kegiatan akan dikoordinasikan
oleh Team Leader yang bertugas mengarahkan pelaksanaan pekerjaan serta membagi
tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli serta menentukan keterlibatan
setiap tenaga ahli.

Sesuai dengan kerangka acuan kerja, para tenaga ahli yang perlu dilibatkan dalam
kegiatan pekerjaan ini terdiri dari:

TENGA AHLI UTAMA (PROFESIONAL STAF)

2|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

1. Team Leader/Penanggung jawab proyek/Ahli Air Minum


2. Tenaga Ahli Air Minum
3. Tenaga Ahli Sipil
4. Tenaga Ahli Keuangan Proyek/Project Estimator
5. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal
6. Tenaga Ahli Geodesi
7. Tenaga Ahli Georadar
8. Tenaga Ahli Arsitektur
9. Tenaga Ahli Pnyusunan Dokumen Tender
10. Tenaga Ahli Manajemen Resiko
11. Tenaga Ahli Lingkungan

TENAGA SUB PROFESIONAL

Para Tenaga Ahli ini dalam pelaksanaannya akan dibantu beberapa orang Asisten Ahli
dan tenaga pendukung lainnya, yaitu:

1. Asisten Profesional Staf 8 orang


2. Drafter/Operator CAD 2 orang
3. Surveyor 8 orang

TENAGA PENDUKUNG

Dan untuk menunjang kegiatan administrasi perkantoran, kami memobilisasi tim yang
bertugas di kantor sebagai berikut :

1. Sekretaris/Administrator 1 orang
2. Operator Komputer 2 orang
3. Office Boy 2 orang
4. Pengemudi/driver 2 orang
5. Security Officer 2 orang

Para Asisten Ahli akan dilibatkan dalam pekerjaan ini sesuai dengan alokasi orang-bulan
yang telah dialokasikan dalam KAK sedangkan seluruh Personil baik Tenaga Ahli,

3|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

maupun Supporting Staf akan dikoordinasikan oleh Team Leader atau Ketua Tim yang
bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan pekerjaan ini.

Kesuksesan pekerjaan akan ditentukan oleh kecermatan dan ketepatan dalam


memposisikan seseorang tenaga ahli dan personel lainnya dengan tepat sesuai dengan
keahliannya serta ketepatan waktu personel tersebut ditempatkan. Oleh karena itu untuk
pengerahan, penempatan, pengembangan tenaga ahli (personel) Konsultan akan
berpedoman dan mengacu kepada prinsip, tepat personel (right people), tepat posisi
(right position), dan tepat waktu (right time).

Sebagai pihak pelaksana pekerjaan, Konsultan membentuk organisasi tim pelaksana


pekerjaan yang terdiri dari Manajemen Konsultan sebagai penaggung jawab keseluruhan
pekerjaan baik yang bersifat administrtif maupun substantif. Dalam operasional sehari-
hari, Konsultan akan menetapkan seorang Team Leader/ Koordinator Tim yang akan
bertindak atas nama Perusahaan dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab untuk
mewakili Perusahaan dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan termasuk mengatur dan
mengelola tenaga ahli serta staf/tanaga pendukung lainnya. Para tenaga ahli yang akan
dilibatkan akan disesuaikan dengan kualifikasi minimasl sesuai dengan KAK dan akan
diberi tugas sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

Tenaga pendukung yang diperlukan adalah administrasi pelaksana dan Operator


Komputer. Kebutuhan waktu untuk tenaga pendukung harus secara penuh terlibat dalam
proyek, karena mereka akan membantu kelancaran kegiatan proses persiapan.

Klasifikasi tenaga/staf pendukung pada posisi operator komputer ini, adalah tenaga
pendukung yang memiliki status pendidikan minimal D3 dengan keahlian lainnya,
mengusai dan mahir mengoperasionalkan komputer untuk berbagai program yang
lazimnya digunakan dalam pembuatan laporan, serta memahami prosedur kegiatan
(proceeding report) guna kepentingan administrasi teknik dan evaluasi kerja team.

Sedangkan klasifikasi tenaga/staf pendukung pada posisi administrasi, adalah tenaga


pendukung yang memiliki status pendidikan minimal D3 dengan keahlian lainnya adalah
mengusai dan mengoperasionalkan komputer untuk microsoft office program yang
lazimnya digunakan dalam pembuatan laporan, serta memahami prosedur kegiatan
(proceeding report) guna kepentingan administrasi teknik dan evaluasi kerja team, serta

4|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

mampu secara profesional membantu Team Leader dalam kegiatan-kegiatan administrasi


kantor dan proyek.

Kebutuhan tenaga pendukung ini, direncanakan sesuai dengan budget planning atau
rencana biaya yang diusulkan. Tugas dan wewenangnya masih bertanggung jawab ke
team leader dan setiap tenaga ahli dengan komposisi maupun kapasitas kerjanya sesuai
dengan rencana kerja yang diusulkan yaitu secara penuh sesuai dengan periode
pelaksanaan pekerjaan 3 bulan kalender, artinya mulai dari SPK diterbitkan hingga
berakhirnya pekerjaan.

F.2 KOMPOSISI TIM


Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan proyek ini, maka organisasi
penyelenggaraan proyek ini akan dibagi dalam 3 jenjang, yaitu :

1. Ketua Team (Team Leader) merupakan jenjang yang mengkoordinasikan


pelaksanakan pekerjaan

2. Staff Ahli yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu dan saling membantu dalam
penyelesaian pekerjaan yangdibantu oleh Asisten Ahli.

3. Tenaga Penunjang yang terdiri dari tenaga non keahlian yang akan membantu dalam
proses penyelesaian pekerjaan.

Konsultan telah memilih dan menunjuk tenaga-tenaga ahli yang dibantu asisten-asisten
yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Tenaga ahli terpilih untuk
proyek ini telah mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan studi, detail
desain dan kompilasi data sistem, serta disukung oleh kemampuan akademik yang
memadai untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan proyek ini.

Biodata dan uraian pengalaman tenaga ahli ini diberikan pada lampiran, berikut uraian
singkat tugas masing-masing tenaga ahli yang pernah dikerjakannya.

Tabel I.1 Susunan Personil Pelaksanaan Pekerjaan

No. Posisi Personil MM


TENAGA AHLI
1. Ketua Tim Ir. Gunawan, MT 3,71
2. Ahli Air Minum 1 Anggie Anggraini, ST 1,95

5|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

No. Posisi Personil MM


3. Ahli Air Minum 2 Setyo Hardhiyanto, ST 1,95
4. Ahli Sipil Dida Perwata Permana, ST 1
5. Ahli Keuangan Proyek Ir. Yuliani 2,15
6. Ahli Mekanikal Elektrikal Firly Dwipayana, ST 1,75
7. Ahli Geodesi Rahmat Santoso, ST 1,30
8. Ahli Georadar Misdi Sumarno, ST 1,30
9. Ahli Arsitektur Indah Kurniasari, ST 2,05
10. Ahli Penyusunan Dok. Tender Arif Miharja, ST 1,25
11. Ahli Manajemen Resiko Aji Mulyana, ST 1,55
12. Ahli Lingkungan Rosnila, ST 1,55

TENAGA SUB PROFESIONAL


1 Asisten Profesional Staff Air Minum 1 Dedi Nuriadi, ST 3,40
2 Asisten Profesional Staff Air Minum 2 Suratno, ST 3,40
3 Asisten Profesional Staff Project Estimator 1 Rika Herawati, ST 2,30
4 Asisten Profesional Staff Project Estimator 2 Tri Rahayu, ST 2,30
5 Asisten Profesional Staff Sipil Tomi Octora Putera, ST 1,60
6 Asisten Profesional Staff ME Maulana Wanipati, ST 1,60
7 Asisten Profesional Staff Geodesi Haryo Susilo, ST 1,40
8 Asisten Profesional Staff Traffic Management Eko Agus Priyono, ST 1,60
9 Drafter/CAD Operator 1 M. Ervan Ruswandi 3,35
10 Drafter/CAD Operator 2 Adrian 3,35
11 Surveyor D3 Teknik 1 Didik Hidayat, ST 1,80
12 Surveyor D3 Teknik 2 Aqifun, ST 1,80
13 Surveyor D3 Teknik 3 Tedi Abdul Fatah, ST 1,80
14 Surveyor D3 Teknik 4 Agus Suharna, ST 1,80
15 Surveyor D3 Teknik 5 Ajat Sudrajat, BE 1,80
16 Surveyor D3 Teknik 6 Drs. Burman Askari, BE 1,80
17 Surveyor D3 Teknik 7 Guruh Muslim Hidayat, ST 1,80
18 Surveyor D3 Teknik 8 Afif Hanafiah, ST 1,80

TENAGA PENDUKUNG
1 Sekretaris Amir Rusmana, SE 2,95
2 Operator Komputer 1 Fadri Hambali, AMd 2,95

6|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

No. Posisi Personil MM


3 Operator Komputer 2 Komarudin, SKom 2,95
4 Driver 1 Agus Masudaryono 2,75
5 Driver 2 Nahlan 2,75
6 Office Boy 1 Zaenal Arifin 3,20
7 Office Boy 2 Mukhlis 3,20
8 Security Officer 1 Omis Misbah 3,00
9 Security Officer 2 Rubianto 3,00

F.3 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


Pekerjaan ini merupakan kerja tim (team work) karena dalam setiap pekerjaan
memungkinkan untuk melibatkan lebih dan satu orang tenaga ahli meskipun sifatnya
hanya support atau pekerjaan yang saling menunjang. Berikut adalah uraian dan lingkup
tugas personil pelaksana pekerjaan.

1 KETUA TIM

Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan;

• Bertanggungjawab terhadap semua kegiatan;

• Melakukan perhitungan kebutuhan air bersih

• Melakukan perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih

• Menghitung kapasitas IPA dan reservoir

• Menentukan jalur pipa

• Membuat dan menyusun laporan serta bahan tayang

• Menyusun spesifikasi teknis

2 AHLI AIR MINUM

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Melakukan perhitungan kebutuhan air bersih

7|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

• Melakukan perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih

• Analisis hidrolis sistem jaringan perpipaan transmisi

• Menghitung kapasitas IPA dan reservoir

• Menentukan jalur pipa

• Menentukan lokasi IPA dan reservoir

• Menyusun spesifikasi teknis

3 AHLI TEKNIK SIPIL

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Melakukan analisa terhadap hasil test sondir dan boring

• Melakukan perhitungan struktur

• Menghitung RAB dan BoQ

• Menyusun spesifikasi teknis

• Menghitungan ketahanan pipa dan bangunan IPA serta reservoir

4 AHLI KEUANGAN PROYEK

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan,
laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain.

• Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh
owner sebagai pemilik proyek.

• Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi.

• Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan
banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta
menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat.

• Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik.

8|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

5 AHLI MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Menghitung kebutuhan pompa

• Menghitung kebutuhan daya listrik di sekitar bangunan IPA, termasuk di


dalamnya kebutuhan listrik untuk IPA itu sendiri, pos jaga, generator, lampu,
alarm, dll

6 AHLI GEODESI

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Melakukan pengukuran

• Melakukan perhitungan polygon dan menentukan peta situasi

7 AHLI GEORADAR

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Memetakan kondisi bawah permukaan dangkal

• Memetakan jaringan utilitas yang ada di bawah permukaan tanah

• Memberikan rekomendasi penggalian dan penanaman pipa

• Memberikan rekomendasi kelayakan bangunan

8 AHLI ARSITEKTUR LANSEKAP

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Mengumpulkan data

• Membuat Rancangan Tanaman dan Bangunan Taman Sederhana

• Melakukan Pekerjaan Persiapan dan Pendahuluan

• Membuat Bangunan Taman (Hardscape) Sederhana

• Melakukan Pekerjaan Tanaman (Softscape)

• Melakukan Pemeliharaan sebelum penyerahan (PSP)

• Membuat Laporan Pekerjaan

9|BAB F Struktur Organisasi, Komposisi dan Penugasan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

10 | B A B F S t r u k t u r O r g a n i s a s i , K o m p o s i s i d a n P e n u g a s a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

9 AHLI PENYUSUNAN DOKUMEN TENDER

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Penetapan metode pemilihan Penyedia

• Penetapan metode Kualifikasi

• Penetapan metode evaluasi penawaran

• Penetapan metode penyampaian dokumen penawaran

• Penetapan jadwal pemilihan, dan

• Penyusunan Dokumen Pemilihan

10 AHLI MANAJEMEN RESIKO

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Memahami rantai risiko.

• Melakukan analisa lingkungan untuk menetapkan konteks yang ada hubungannya


dengan risiko, seperti masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya.

• Menetapkan atau mengkaji toleransi risiko, posisi dan perilaku para stakeholder

11 AHLI LINGKUNGAN

Bertanggungjawab terhadap kegiatan;

• Melakukan kajian dampak lingkungan akibat adanya kegiatan pengembangan


jaringan perpipaan distribusi air minum

• Memberikan rekomendasi terhadap upaya perbaikan lingkungan.

• Menyusun laporan studi kelayakan khususnya dari aspek lingkungan.

11 | B A B F S t r u k t u r O r g a n i s a s i , K o m p o s i s i d a n P e n u g a s a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB G
JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli dalam melaksanakan Pengadaan Jasa Konsultan
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi IPA
Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung maka perlu
disusun jadwal penugasannya berdasarkan alokasi waktu pelaksanaan yang disebutkan
dalam kerangka acuan kerja (KAK) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Jangka waktu penyelesaian kegiatan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah
selama 4 bulan.

Berdasarkan rencana kerja serta jumlah orang bulan penugasan tenaga ahli, tenaga asisten
maupun tenaga pendukung, maka disusunlah jadwal penugasan seperti yang ditampilkan
dalam berikut.

1|BAB G Jadwal Penugasan Personil SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung

Tabel J.1 Jadual Penugasan Tenaga Ahli

2|BAB G Jadwal Penugasan Personil SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung

3|BAB G Jadwal Penugasan Personil SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB H
RENCANA DAN PROGRAM KERJA

Secara umum pekerjaan Konsultan akan meliputi pekerjaan teknis dan administrasi,
dimana keduanya akan saling mempengaruhi dan perlu saling mendukung. Demikan juga
dengan tenaga-tenaga yang terlibat dalam pelaksanaan teknis perlu didukung oleh tenaga
administrasi agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
waktu dan biaya yang telah dialokasikan. Manajemen Konsultan tentunya akan
memfasilitasi kebutuhan dan keperluan para tenaga ahlinya untuk menghasilkan
pekerjaan yang ditunjuang oleh profesionalisme tenaga ahli.

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang mengkolaborasikan berbagai disiplin ilmu yang
meliputi aspek teknis, administrasi, dan manajemen yang harus padu, dimana masing-
masing aspek tersebut akan berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tentu
saja Konsultan akan menggunakan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dalam
bidangnya sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan pekerjaan.

Konsultan juga akan menjalin dan melakukan kerjasama yang baik dengan berbagai
pihak yang telibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pekerjaan ini.
Koordinasi baik ditingkat internal maupun eksternal perlu dijaga dengan baik. Koordinasi
dengan Pemberi Pekerjaan secara berkala akan dilakukan.

Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang tersedia serta
memberikan hasil yang optimum, perlu disusun rencana dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan. Rencana kerja disusun sesuai dengan tahapan-tahapan pekerjaan untuk
mendapatkan hasil kerja sesuai dan waktu yang tersedia.

H.1 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Tahap ini merupakan serangkaian kegiatan yang akan dilakukan konsultan dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu selama 120 (seratus dua puluh) hari.
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi:

1|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

1. Persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan Tim Konsultan adalah:

a. Melakukan konsolidasi dan pengorganisasian tim,

b. Pemahaman dan pendalaman materi pekerjaan,

c. Pemantapan program, rencana kerja, dan pemantapan metodologi pekerjaan,

d. Koordinasi dengan pemberi tugas dan instansi-instansi terkait lainnya,

e. Pengumpulan data awal dan studi literatur

f. Menyiapkan rencana survey dan pengukuran lapangan

Waktu yang diperlukan untuk persiapan ini adalah selama 30 (tiga puluh) hari
terhitung setelah SPMK ditandatangi.

2. Survei dan Pengukuran Lapangan (Survei Lapangan)

Pekerjaan survei dan pengukuran lapangan terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama
yakni kegiatan pengumpulan data sekunder, kegiatan tinjauan lapangan, kegiatan
wawancara dan kegiatan pengukuran lapangan. Waktu yang diperlukan untuk
kegiatan survei dan pengukuran lapangan ini akan dibuat sangat ketat, mengingat
jadwal pelaksaaan dari pekerjaan DED ini pun sangat ketat.

a. Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk mendapatkan data-data


pendukung yang diperlukan perencanaan seperti; data mengenai perkembangan
wilayah (RTRW), data mengenai kebijakan dalam penyediaan air bersih (Master
Plan), data kondisi fisik daerah perencanaan, data prasarana-sarana, data
sosekbud, data kesehatan masyarakat dan data-data pendukung lainnya seperti
Kota Dalam Angka, Kecamatan dalam Angka dan Monografi Desa, Harga satuan
setempat (bahan dan upah)

Dalam jadwal waktu yang kami sampaikan kegiatan pengumpulan data sekunder
akan dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai dengan kegiatan survey
lapangan.

2|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

3|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

b. Tinjauan Lapangan

Kegiatan tinjauan lapangan dimaksudkan untuk mengetahui sistem perpipaan


eksisting, orientasi terhadap lokasi IPA dan lokasi bangunan air penunjang yang
akan direncanakan dan sekaligus melihat kondisi topografi daerah perencanaan
secara visual di lapangan.

Waktu yang diperlukan untuk kegiatan tinjauan lapangan dilaksanakan secara


paralel dengan pengumpulan data sekunder.

c. Kegiatan Wawancara

Kegiatan wawancara bertujuan untuk menjaring seluas-luasnya aspirasi


masyarakat di daerah perencanaan. Adapun kegiatan wawancara dilaksanakan
secara paralel dengan kegiatan pengumpulan data sekunder.

d. Kegiatan Pengukuran Lapangan

Kegiatan pengukuran lapangan terdiri dari kegiatan pengukuran topografi,


pengukuran debit sumber air baku dan pengambilan sampel air untuk kemudian di
analisia di laboratorium, penyelidikan tanah baik sondir maupun boring dan jika
diperlukan konsultan melakukan survey Ground Penetrating Radar (GPR).
Kegiatan pengukuran lapangan ini memerlukan waktu sekitar ± 2 minggu yang
akan dimulai dari awal minggu ke-2 bulan pertama sampai dengan minggu kedua
bulan ketiga.

3. Identifikasi Dan Perumusan Permasalahan/ Kendala

Kegiatan identifikasi dan perumusan permasalahan/ kendala dimaksudkan untuk


merumuskan permasalahan-permasalahan di lapangan (baik teknis maupun non
teknis) yang bisa menghambat pelaksanaan pekerjaan.

Dalam jadwal waktu yang kami sampaikan kegiatan identifikasi dan perumusan
permasalahan/ kendala akan dilkukan secara pararel dengan kegiatan lapangan.

4|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

4. Kajian Analisis

Kegiatan kajian analisis yang akan dilakukan terdiri dari kajian kebijakan terkait
penyediaan air minum, kajian dan analisis aspek sosial ekonomi dan budaya
(demografi, sosial budaya, sosial ekonomi), dan kajian aspek teknis (proyeksi
kebutuhan air bersih, debit andalan sumber air baku, daerah pelayan dan sistem
penyediaan air bersih yang akan diterapkan).

Dalam jadwal waktu yang kami sampaikan kegiatan kajian dan analisis akan
diselesaikan dalam waktu dua bulan setengah yang dilakukan secara overlapping
dengan kegiatan lapangan.

5. Perencanaan Rinci

Kegiatan perencanaan yang akan dilakukan terdiri dari kegiatan penentuan sistem
yang akan diterapkan, penentuan kriteria desain, perencanaan rinci unit-unit sistem
dan penunjangnya, perencanaan konstruksi sipil, pembuatan memo design,
pembuatan gambar rencana (layout sistem dan detail sistem), perhitungan volume
pekerjaan (BOQ), rencana anggaran (RAB), sampai dengan penyusunan Spesifikasi
Teknis.

Perencanaan rinci (DED) ini akan dikerjakan dalam waktu 1 bulan, yang dilakukan
secara pararel dengan kegiatan analisis.

6. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Penyiapan RKS terdiri dari pembuatan kelengkapan dokumen persyaratan umum,


persyaratan administrasi, persyaratan teknis (spesifikasi teknis), menyusun
kelengkapan gambar perencanaan rinci, menyusun kelengkapan bill off quantity
(BOQ) dan pembuatan engineering estimate (EE).

Waktu yang diperlukan untuk penyiapan dokumen tender ini adalah 2 (dua) minggu
yang akan dilakukan secara overlapping dengan kegiatan rencana rinci.

5|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

H.2 TAHAPAN PELAPORAN


Tahap ini merupakan serangkaian kegiatan pemenuhan laporan sesuai dengan tahapan
yang diminta dalam kerangka acua kerja, meliputi:

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan (Inception Report) merupakan laporan awal yang berisi


tentang:

Persiapan pelaksanaan, penyediaan tenaga ahli dan tenaga pendukungnya.


Pengumpulan data awal (sekunder) yang meliputi gambaran umum daerah
perencanaan, peta dasar daerah perencanaan dan informasi awal terkait dengan
sistem penyediaan air bersih di lokasi perencanaan.
Penyusunan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan pekerjaan
Rencana kerja selanjutnya secara detail terkait dengan rencana pelaksanaan
survey lapangan.

Laporan ini dibuat rangkap 5 dan diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK. Penyiapan
laporan ini penting, karena menjadi titik tolak kesiapan Konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan. Untuk itu perlu dilakukan presentasi didepan Team Teknis
agar mendapatkan masukan yang positif untuk memperlancar pekerjaan perencanaan
teknis ini.

2. Laporan Antara

Laporan Antara yang meliputi substansi sebagai berikut :

Hasil analisis survey lapangan, kajian teknis – ekonomis, dan juga sosial –
lingkungan;
Hasil analisis teknis;
Spesifikasi teknis;
Hasil pengukuran dan pemetaan;
Hasil perhitungan desain jaringan transmisi
Analisis dan penentuan daerah layanan;
Hasil perhitungan hidrolis;
Alternatif jalur pipa transmisi;

6|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

Data hasil test pit dan hasil pengukuran kondisi struktur tanah berdasarkan soil
test;
Hasil rapat koordinasi dengan instansi terkait.

Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima) dan diserahkan paling lambat 75 (tujuh puluh
lima) hari kalender setelah diterbitkan SPMK.

3. Konsep Laporan Akhir

Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report) merupakan laporan ketiga yang berisi
tentang:

Alternatif desain sistem transmisi berdasarkan kondisi topografi dan hasil


penyelidikan tanah, serta lokasi terpilih untuk pembangunan bangunan air.
Hasil survey dan penelitian mengenai sumber air, kebutuhan air s.d tahun 2040,
daerah pelayanan dan kriteria perencanaan
Identifikasi permasalahan dan kendala yang ada
Rencana sistem penyaluran / transmisi air curah Jatilihur 1
Skala prioritas pembangunan berdasarkan perkembangan social
ekonomi/kebutuhan pelayanan dan kebutuhan biaya investasi pembangunan
system air bersih sampai tahun proyeksi.
Spesifikasi teknis dan SOP pelaksanaan
Draft gambar desain dan draft RAB

Laporan ini dibuat rangkap 5 dan diserahkan 3,5 (tiga setengah) bulan setelah SPMK.

4. Laporan Akhir

Laporan Akhir (Final Report) merupakan laporan ketiga yang berisi hasil
penyempumaan Konsep Laporan Akhir berdasarkan masukan pada pembahasan
dengan pemberi tugas dan instansi terkait. Laporan Akhir diserahkan pada akhir masa
kontrak (akhir bulan keempat).

7|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

H.3 TAHAP DISKUSI/PEMBAHASAN


Dalam pelaksanaan tugasnya Konsultan akan selalu melakukan diskusi termasuk asistensi
dengan Tim Teknis yang telah ditunjuk dalam pekerjaan ini. Hal ini dimaksudkan agar
segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan oleh Konsultan sesuai dengan koridor dan
standar yang telah ditetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Selain itu asistensi ini
dimaksudkan dalam rangka melakukan koordinasi terutama menyangkut sistem dan
standar gambar perencanaan. Dengan dilakukannya asistensi dan diskusi diharapkan
dicapai suatu langkah terbaik sehingga pekerjaan berhasil sesuai dengan harapan pemberi
tugas dan dalam waktu sesuai rencana yang telah ditentukan.

Diskusi dilakukan konsultan secara intens dan terjadwal yakni dilakukan minimal 1
minggu sekali. Sedangkan pembahasan akan dilaksanakan dengan Tim Teknis dan
instansi terkait lainnya Pembahasan ini dilakukan sebanyak 4 (empat) kali.

Selain itu, akan dilaksanakan konsultasi publik. Konsultan juga diharuskan


menyelenggarakan konsultasi publik guna mendapat masukan dari masyarakat dan
seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) terkait, dan melampirkan pelaksanaan dan
hasilnya dalam Draft Laporan Akhir. Hasil pekerjaan harus didiskusikan dengan PAM
JAYA terlebih dahulu sebelum dilaporkan. Konsultasi Publik dilaksanakan sebelum Draft
Laporan Akhir.

8|BAB H Rencana dan Program Kerja SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung

BAB I
JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN

Rencana kegiatan yang telah diuraikan dalam bab 8 dibuat dalam suatu matriks jadual
kegiatan yang menguraikan rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan seperti
digambarkan dalam Tabel berikut.

1|BAB I Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung

Tabel I.1 Jadual Pelaksanaan Kegiatan

1|BAB L Penutup SSM


Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung

2|BAB L Penutup SSM

Anda mungkin juga menyukai