DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB A PENDAHULUAN............................................................................A-1
BAB B DATA PERUSAHAAN...................................................................B-1
B.1 PROFIL DAN PENGALAMAN PT. SHIDDIQ SARANA MULYA.......B-1
D.3.6 Kesimpulan........................................................................................D-7
LAMPIRAN :
1. Surat Pernyataan Tenaga Ahli
2. Curriculum Vitae, Ijazah, NPWP Dan Bukti Setor Pajak
3. Copy Kontrak/SPK (Referensi)
BAB A
PENDAHULUAN
Sebagai Ibu Kota Negara sekaligus pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di
Indonesia, Jakarta merupakan kota terbesae di Indonesia dengan pertumbuhan yang
sangat pesa. Dengan jumlah penduduk yang sangat besarmenjadikan Jakarta sebagai kota
terpadat di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan dan padatnya jumlah penduduk
menyebabkan permasalahan yang dihadapi Kota Jakarta semakin kompleks. Salah
satunya peningkatan kebutuhan air bersih/minum (domestik dan komersial) yang belum
sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan pasokan air bersih/minum.
Tingkat cakupan pelayanan air bersih/minum perpipaan di wilayah DKI Jakarta pada
akhir tahun 2019 masih sekitar 62 %. Belum terpenuhinya kebutuhan air bersih/minum
yang ada saat ini karena selain tingkat kehilangan air yang masih tinggi, juga masih
kurangnya supply air bersih internal di wilayah DKI Jakarta.
Saat ini produksi air minum DKI Jakarta masih sangat tergantung dari supply air baku
dari Waduk Jatiluhur dan pasokan air curah dari Tanggerang. Ketergantungan terhadap
pasokan air baku dan air curah (95% dari total produksi) tersebut menunjukkan bahwa
ketahanan air DKI Jakarta sangat lemah. Tidak adanya jaminan akan keamanan suplai air
baku dan atau air curah dari luar Jakarta merupakan perhatian serius bagi keberlanjutan
pelayanan air minum perkotaan di DKI Jakarta.
Berangkat dari kondisi di atas, dalam rangka meningkatkan ketahanan air wilayah DKI
Jakarta, PDAM DKI Jakarta (PAM JAYA) sebagai BUMD yang diberikan wewenang
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan pelayanan air minum
di wilayah DKI Jakarta, berinisiatif untuk memanfaatkan sumber-sumber air di wilayah
DKI Jakarta sebagai air baku produksi air bersih/minum guna meningkatkan pasokan air
bersih/minum di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya dengan meprakarsai pembangunan
instalasi pengolahan air (IPA) di daerah Pesanggrahan dengan memanfaatkan sumber air
baku dari kali Pesanggrahan dan pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) di darah
Pejaten dengan memanfaatkan sumber air baku dari Kali Ciliwung.
Untuk menindaklanjuti hal di atas, PAM JAYA bermasud menyusun Detail Engineering
Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi untuk menyalurkan air bersih dari IPA
Pesanggrahan dan IPA Ciliwung yang akan dibantu pelaksanaannya oleh konsultan.
Dokumen ini merupakan proposal teknis yang diajukan oleh PT. SHIDDIQ SARANA
MULYA untuk melaksanakan pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan
Detail Engineering Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan
Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung, Tahun Anggaran 2020.
BAB B
DATA PERUSAHAAN
Dalam bab ini, disampaikan uraian data organisasi PT. SHIDDIQ SARANA MULYA,
beserta informasi singkat sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kompetensi dan
kapasitas dalam melaksanakan pekerjaan ini.
PT. SHIDDIQ SARANA MULYA, mempunyai tenaga ahli dari multi disiplin ilmu yang
berpengalaman, peralatan yang dimiliki serta pengelolaan administrasi dan manajemen
yang efektif, memberikan kualitas yang terbaik dalam Jasa Konsultansi yang kami
tawarkan, merupakan jaminan akan layanan terbaik. Di samping itu, PT. SHIDDIQ
SARANA MULYA juga membina kerjasama yang saling menguntungkan baik untuk
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dengan perusahaan-perusahaan
konsultan lainnya.
Kami melayani kebutuhan klien secara menyeluruh dimulai dari tahap survey,
identifikasi, studi kelayakan, perencanaan, pengawasan, pelatihan sampai dengan
pemantauan dan evaluasi. Jasa konsultansi yang dilayani diantaranya meliputi bidang :
Identifikasi dan Investigasi, Pra Studi Kelayakan, Persiapan Pelaksanaan Proyek,
Penilaian dan Studi Kelayakan, Disain Teknis Rinci, Pengawasan dan Evaluasi,
Manajemen, Pengembangan Kelembagaan, Sistem Informasi Geografis (GIS), Asistensi
Teknis, Transportasi, dan lain-lain.
Dengan alasan tersebut diatas, PT. SHIDDIQ SARANA MULYA senantiasa menjamin
kepuasan klien yang menggunakan atas semua jasa konsultansi yang ditawarkan. Selain
itu, PT. SHIDDIQ SARANA MULYA menyadari bahwa di masa depan tuntutan akan
layanan jasa yang berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan meraih tujuan yang
diharapkan.
Kota, kawasan atau lingkungan akan memiliki peranan, potensi maupun permasalahan
yang semakin penting. Penataan ruang wilayah perkotaan harus mempertimbangkan
faktor lingkungan yang semakin terbuka serta perubahan yang semakin dinamis.
Untuk mewujudkan hal-hal di atas, Kami mampu menyediakan tenaga ahli yang
berpengalaman luas dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, serta prasarana terpadu
baik berupa program jangka
1. Perencanaan Wilayah
2. Perencanaan Kota
4. Sanitasi
5. Persampahan
ini menuntut prasarana dan sarana serta manajemen transportasi yang lebih efisien,
efektif dan terpadu.
Di sisi lain transportasi merupakan salah satu unsur ruang yang dapat berperan sebagai
pionir didalam membuka, mendorong, serta mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan suatu wilayah secara berlanjut.
1. Prasarana Transportasi (Jalan, Jembatan, Rel Kereta Api, Pelabuhan Laut & Udara,
Terminal dan Stasiun)
2. Sarana Transportasi
3. Manajemen Transportasi
Kami memiliki kemampuan dalam rekayasa pembangunan sarana yang mencakup teknik
arsitektur, sipil, elektrikal, mekanikal, interior dan lansekap.
Pelayanan jasa konsultansi yang dapat kami berikan dimulai dari tahap survey, penelitian
terhadap asset sebagai konsultan penilai, tahap perancangan dan perencanaan sebagai
konsultan perencana, tahap pelaksanaan sebagai konsultan manajemen konstruksi atau
1. Bangunan Komersial
Gedung perkantoran
Gedung perparkiran
Pusat perbelanjaan
Pabrik
Pusat rekreasi
Hotel, vila & resort
2. Bangunan Non-Komersial
Rumah tinggal
Pusat pendidikan
Rumah sakit
Rumah ibadah
Komplek olahraga
Pengembangan sumber daya air mutlak diperlukan untuk dapat dimanfaatkan secara
optimal dengan tidak mengganggu tatanan perairan.
Dengan pengalaman tenaga ahli yang kami miliki, kami mampu melakukan rekayasa
teknik dalam bidang pemanfaatan sumber daya air baik untuk irigasi, bahan baku air
bersih maupun tenaga listrik.
Rencana program
Studi kelayakan
Perencanaan proyek
Rehabilitasi
Operasi dan pemeliharaan
Pengembangan jaringan tersier dan pencetakan sawah
Irigasi air tanah
2. Air Bersih
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pertanian sangat besar
termasuk didalamnya potensi perikanan baik perikanan darat maupun laut. Potensi ini
menjadikan asset yang sangat berharga bagi negara.
Untuk dapat menggali dan memanfaatkan potensi pertanian ini, tentunya diperlukan
pengelolaan dan pengembangan secara berkesinambungan yang melibatkan masyarakat
dan lingkungan pedesaan.
Melihat potensi tersebut, kami menawarkan berbagai jasa di bidang pertanian, baik yang
berupa bantuan teknis, pelatihan maupun manajemen yang meliputi evaluasi dan
perencanaan kesesuaian lahan hingga kegiatan pasca panen dan pengembangan
kelembagaan pertanian dan pedesaan.
1. Pengembagan Pertanian
2. Manajemen Pertanian
Kualitas lingkungan pra dan pasca proyek merupakan titik tolak keberhasilan suatu
pembangunan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, pendekatan inovatif dan terpadu
selalu kami gunakan dalam penanganan proyek.
Penanganan aspek lingkungan tidak saja terbatas pada air bersih, air kotor, dan sampah
akan tetapi menyangkut seluruh aspek yang berkaitan dengan lingkungan seperti :
pengendalian polusi, pengendalian lingkungan serta audit lingkungan.
1. Teknik Lingkungan
Pemilihan lokasi
Kawasan penyangga
Substitusi dan minimasi sumber daya
Modifikasi proses atau penyimpangan
Pengembangan sistem pemantauan lingkungan
6. Pengelolaan Lingkungan
Audit lingkungan
Prosedur operasi standar
AMDAL
Analisis resiko lingkungan
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL)
Penanaman Kembali Hutan dan Lahan
Manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat berharga bagi suatu negara,
sehingga pendidikan dan pelatihan memegang peranan yang sangat penting terhadap
keberhasilan pembangunan suatu negara.
Dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan akan menumbuhkan
peran aktif masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan. Sehingga akan menciptakan
kelembagaan yang efektif dan efisien.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas kami menawarkan jasa
pelayanan dalam bidang pendidikan dan pelatihan masyarakat, serta pengembangan
kelembagaan.
2. Pengembangan Kelembagaan
Dalam penanganan setiap kegiatan pekerjaan, kami membentuk satu tim tenaga
profesional dibawah kepemimpinan seorang Koordinator Proyek yang bertugas
melakukan persiapan, koordinasi dan perencanaan terhadap pelaksanaan tugas secara
sistematis dibawah pengarahan Koordinator Tenaga Ahli terkait.
Birokrasi sederhana
Efektif dan efisien
Kualitas pekerjaan terjaga
Pengawasan/pengendalian proyek lebih mudah.
10 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Gambar B.1
Struktur Organisasi Perusahaan
Dokumen Administrasi
Akte Pendirian 235, tanggal 25 April 1994
Akte Perubahan 529, tanggal 20 November 2019, Alex Mondri, SH, M.Kn
NPWP No. 01.662.735.8.061-000
S B U Konstruksi 0428946 - Perencanaan Arsitektur (AR)
11 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
12 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
13 | B A B B D a t a P e r u s a h a a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
BAB C
PENGALAMAN PERUSAHAAN
BAB D
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN
TERHADAP KAK
D.1 UMUM
Latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup kegiatan, serta keluaran yang diinginkan dari
kegiatan Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa
Transmisi IPA Ciliwung ini telah disajikan secara rinci di dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Untuk dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan menghasilkan
keluaran yang diinginkan, diperlukan pemahaman dalama bentuk tanggapan terhadap
KAK tersebut, sebagai bagian dari pemahaman kami terhadap seluruh rangkaian kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan dan menghasilkan keluaran yang diinginkan sesuai
dengan tuntutan KAK.
Kami menyadari bahwa tingkat pemahaman yang mendalam dari Konsultan terhadap
Kerangka acuan kerja (KAK) akan menentukan pelaksanaan kerja Konsultan selanjutnya
seperti penyusunan metodologi pelaksanaan yang akan diterapkan di lapangan, rencana
kerja, mekanisme pekerjaan dan tenaga ahli yang akan dilibatkan. Setelah menerima dan
mempelajari Kerangka acuan kerja dari pemberi tugas secara umum dapat dikemukakan
bahwa KAK yang disiapkan pemberi tugas dapat dipahami dengan baik.
Kegiatan pokok konsultan yang diminta didalam kerangka acuan adalah melakukan
kegiatan yang terdiri dari :
1. Diperuntukan bagi masyarakat yang rawan air minum, dan selalu mengalami
kekeringan pada musim kemarau.
2. Daerah tersebut memiliki potensi air tanah dalam, sungai dan mata air.
3. Untuk daerah yang tidak sesuai dengan kriteria sebagai mana tertuang pada poin 2
di atas dan atau merupakan daerah tersebut dapat memanfaatkan potensi sumber
air baku air laut melalui prosese destilasi.
4. SPAM yang telah terbangun, tapi belum mempunyai Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPA).
b. Komponen SPAM
ii. Reservoir.
a. Sumber daya listrik (untuk PMA sistem pemompaan) PLN atau generator
set
Tipe Sumuran atau Tipe Jembatan atau Tipe Sadap Sungai atau Tipe
Terapung.
iii.Reservoir beton
iv. Pompa.
Saat ini produksi air minum DKI Jakarta masih sangat tergantung dari suplai air baku dari
Waduk Jatiluhur dan pasokan air curah dari Tangerang. Ketergantungan terhadap
pasokan air baku dan air curah (95% dari total produksi) tersebut menunjukkan bahwa
ketahanan air DKI Jakarta sangat lennah. Tidak adanya jaminan akan keamanan suplai air
baku dan atau air curah dari luar Jakarta merupakan perhatian serius bagi keberlanjutan
pelayanan air minum perkotaan di DKI Jakarta.
Berangkat dari kondisi di atas, dalam rangka meningkatkan ketahanan air di wilayah DKI
Jakarta, PDAM DKI Jakarta (PAM JAYA) sebagai BUMD yang diberikan wewenang
oleh Pemprov. DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan pelayanan air minum di wilayah
DKI Jakarta, berinisitatif untuk memanfaatkan sumber-sumber air di wilayah DKI Jakarta
sebagai air baku produksi air bersih/minum guna meningkatkan pasokan air bersih/air
minum di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya dengan memprakarsai pembangunan
Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Daerah Pesanggrahan dengan memanfaatkan sumber
air baku dari Kali Pesanggrahan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di
Daerah Pejaten dengan memanfaatkan sumber air baku dari Kali Ciliwung.
Konsultan memahami ntuk menindaklajuti hal di atas, PAM JAYA bermaksud menyusun
Detail Engineering Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi untuk menyalurkan air bersih
dari IPA Pesanggrahan dan IPA Ciliwung yang akan dibantu pelaksanaannya oleh
konsultan.
Kerangka acuan kerja menguraikan lingkup kegiatan konsultan secara jelas dan dapat
dipahami.
Lokasi kegiatan adalah mulai dari outlet pipa dari IPA Pesanggrahan dan outlet pipa
dari IPA Air Ciliwung dan menuju daerah pelayanan.
Lokasi IPA Pesanggrahan berada di area Distribution Center Reservoir 5 (DCR-5) PAM
JAYA di Komplek Cireundeu Permai, Lebak Bulus, Jakarta Selatan sedangkan IPA
Ciliwung berada di JIn. Kemuning Dalam I, Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Gambar D.1
Lokasi Rencana Jaringan Pipa Transmisi
membentuk suatu tim yang kompak yang dapat ber koordinasi secara efektif dan intensif,
dan dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dengan
kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
D.3.6 Kesimpulan
Konsultan dapat menyimpulkan bahwa penugasan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang diharapkan, mengingat Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), dan rapat penjelasan
(aanwijzing) telah memuat hal-hal yang cukup menjelaskan kebutuhan pelaksanaan
kegiatan.
BAB E
PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN LOKASI KEGIATAN
E.1 UMUM
Pendekatan metodologi ini merupakan strategi konsultan dalam menangani pekerjaan
yang secara garis besar berisi tahapan dalam penanganan pekerjaan Penyusunan
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Jaringan
Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung.
Konsultan berpendapat bahwa dengan tim kerja yang bagus akan menghasilkan pekerjaan
yang memuaskan, untuk itu maka konsultan akan mempersiapkan sedini mungkin tenaga-
tenaga ahli dan ketua tim yang handal sebagaimana yang akan disampaikan secara detail
pada struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan. Selain kemampuan teknis tim kerja
mempunyai kemampuan dalam adaptasi dengan lingkungan kerja baik dengan Tim
Teknis/Pemberi Tugas maupun dengan stakeholder lainya.
Fasilitas akan disiapkan lebih awal sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai guna
menghindari kemungkinan fasilitas yang tidak berfungsi baik agar segera diganti atau
diperbaiki, utamanya peralatan untuk pekerjaan survey. Kebutuhan akomodasi akan
diusahakan Konsultan agar siap setiap saat dalam mendukung kelancaran pekerjaan baik
di lapangan atau di studio.
Rencana kerja ini perlu disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan yang tersedia.
Berdasarkan jangka waktu ini tim kerja konsultan akan menjadwalkan masing-masing
kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk penjadwalan kebutuhan tenaga kerja.
Penjadwalan masing-masing kegiatan disesuaikan dengan tingkat kesulitan dalam
pelaksanaannya nanti. Bagi jenis kegiatan yang agak rumit bila perlu jadwalnya
dipadatkan sehingga perlu penambahan tenaga maupun biaya yang merupakan resiko
bagi Konsultan.
Disamping itu koordinasi dengan instansi terkait yang berada di Wilayah studi berada
akan dilakukan juga demi kelancaran proses kegiatan. Fungsi koordinasi institusional
adalah dalam rangka :
Konsultasi dan asistensi secara aktif dengan tim teknis yang ditunjuk oleh
pengelola proyek
Mendapat bantuan dalam mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan
dengan proyek untuk diteliti dan dievaluasi.
Menyamakan presepsi terhadap temuan-temuan dalam pelaksanaan pekerjaan
Metoda yang dikembangkan Konsultan meliputi pokok - pokok pemikiran yang akan
diterapkan dan akan digunakan dalam menyusun strategi dan langkah kerja operasional
diantaranya meliputi : Inventarisasi dan kajian terhadap literature dan hasil survey dan
investigasi, Konsultasi/koordinasi pro-aktif dengan semua instansi terkait, Penetapan
langkah kerja operasional, Rincian target/sasaran kegiatan dan Penetapan acuan prosedur
standar/kriteria dan peraturan – peraturan yang akan dipedomani.
1. Konsultan akan selalu berkoordinasi baik dengan pihak proyek maupun instansi
terkait lainnya untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat sehingga
dihasilkan analisis dan rancangan yang lebih optimal.
2. Mengumpulkan data sekunder dari instansi terkait untuk memperoleh gambaran
mengenai cakupan pelayanan, kualitas pelayanan dan sistem penyediaan air bersih
yang ada (eksisting) serta mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan
dalam perencanaan.
PP No. 122 Tahun 2015 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
Permen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27/PRT/M/2016 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, dan
Pedoman lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini, antara lain SNI,
ASTM, AWWA, dll.
b. Mempelajari semua laporan studi terkait terdahulu untuk memperoleh data dan
gambaran yang lebih terfokus, rinci, mendalam dan akurat.
c. Merumuskan kriteria teknis serta mengevaluasi dan menganalisis sistem yang akan
diterapkan dengan kriteria dan kaidah-kaidah teknis yang baku.
d. Menerapkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan
baik secara fisik, ekonomi maupun sosial budaya.
f. Membuat perencanaan detail sistem penyediaan air bersih yang secara teknis maupun
ekonomis sedemikian rupa sehingga penggunaan dana seefisien mungkin dengan
mempertimbangkan skedul penyediaan dana.
a. Menggunakan teknologi yang mudah dan murah, dalam arti semua pembiayaan bisa
terjangkau (biaya konstruksi maupun operasi).
Diagram alir metodologi pelaksanaan pekerjaan seperti diuraikan pada gambar E.1
berikut.
Data-data yang dapat diperoleh dari survey instansional merupakan data sekunder dari
dokumen-dokumen yang ada, studi literature dan informasi dari instansi terkait. Data-data
tersebut antara lain:
Letak administrasi.
Topografi dan morfologi meliputi; topografi makro, kelerengan dan bentang alam.
Geologi dan tanah meliputi; geologi regional dan sifat kimia dan kesuburan tanah.
Hidrologi meliputi; Daerah Pengaliran Sungai (DPS), kuantitas dan kualitas air
sungai.
Hidrogeologi meliputi; air tanah dan mata air.
Tata guna lahan dan tata ruang meliputi; jenis penggunaan lahan, produktifitas
lahan, kecenderungan perubahan penggunaan lahan dan Rencana Tata Ruang.
Semua data-data komponen fisik di atas didapat dari dinas/instansi yang membidanginya
ataupun dari data studi literartur yang ada seperti RTRW, RDTR, NKLD, Master Plan
SPAM, dll.
b. Data prasarana-sarana
Sarana sosial.
Fasilitas olahraga.
Fasilitas hiburan.
Fasilitas wisata.
Data prasarana dan sarana tersebut dapat diambil dari studi literatur (RTRW, RDTR, studi
lainnya) dan dari Kabupaten Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka dan Monografi
Desa (edisi terbaru) yang dapat diperoleh dari BPS ataupun kecamatan dan desa yang
bersangkutan.
Data sosial-ekonomi-budaya diatas dapat diambil dari Kabupaten/ Kota Dalam Angka,
Kecamatan Dalam Angka dan Monografi Desa (edisi terbaru) yang dapat diperoleh dari
BPS.
Data kesehatan masyarakat yang meliputi pola penyakit dan jumlah fasilitas kesehatan
ataupun jumlah sarana sanitasi lingkungan didapat dari Puskesmas terdekat.
Data mengenai kebijakan dan arah penyediaan air bersihn biasanya terdapat dalam
Rencana Induk (Master Plan) Sistem Penyediaan Air Minum ataupun Rencana Strategis
(RENSTRA). Data tersebut bisa diperoleh dari BAPPEDA maupun PDAM.
Data cakupan pelayanan saat ini diambil dari laporan berkala pelanggan yang bisa
diperoleh dari PDAM setempat (jika ada)
E.5.2.1 Wawancara
Selain data sekunder, untuk membantu menangkap aspirasi masyarakat dibantu dengan
beberapa sampel data yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara. Adapun
parameter yang ditanyakan dalam wawancara tersebut meliputi : Identitas/ status
responden, Keadaan perumahan, Keadaan pemilikan dan kemewahan, Keadaan sumber
air dan penggunaan, Penghasilan dan pengeluaran keluarga, Keinginan/ kesediaan dan
kemampuan sebagai pelanggan.
Kondisi sistem penyediaan air bersih diperoleh dari hasil survey/ kunjungan lapangan ke
lokasi-lokasi sumber air baku eksisting, instalasi pengolahan air eksisting, reservoir
eksisting dan perlengkapan sistem eksisting lainnya. Dari kunjungan lapangan tersebut
bisa diketahui gambaran mengenai kualitas dan kuantitas (kemampuan pelayanan) dari
sistem yang ada. Sedangkan untuk mengetahui sistem secara keseluruhan dapat dilihat
dari Asbuilt Drawing yang ada di PAM JAYA.
10 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sumber air baku yang mempunyai potensi
untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk air bersih. Survei dilakukan dengan
memperhatikan kondisi morfologi daerah perencanaan, kondisi litologi daerah
perencanaan, persediaan air tanah. Secara garis besar semua potensi sumber air baku turut
dipertimbangkan, tentunya dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
Dengan demikian, kegiatan pengamatan terhadap sumber air baku lebih ditujukan
terhadap sumber air baku yang benar-benar mempunyai potensi dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sebagai sumber air khususnya lebih direkomendasi untuk sumber air
baku dari air permukaan. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka perencanaan
terhadap sumber air baku, meliputi:
Metoda pengukuran debit aliran yang akan dilakukan adalah sesuai dengan metoda
pengukuran debit aliran.
Alat yang akan digunakan dalam pengukuran debit aliran adalah alat ukur arus (current
meter) tipe baling-baling.
Prinsip pelaksanaan metode ini adalah mengukur penampang basah, kecepatan aliran dan
tinggi muka air. Adapun Peralatan pengukuran yang digunakan antara lain:
alat ukur arus dengan baling-baling yang sesuai dengan spesifikasi alat dan
keadaan lapangan.
alat hitung putaran baling-baling
alat ukur kedalaman berupa tongkat baja atau kabel baja yang dilengkapi dengan
pemberat dan penunjuk kedalaman
alat ukur lebar
alat ukur waktu
11 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Perlengkapan pengukuran debit disesuaikan dengan kondisi lapangan antara lain terdiri
dari tali tambang, sepatu lapangan, map lapangan, alat tulis, kalkulator, jas hujan, batu
baterai dan kartu pengukuran.
Q = VxA
dimana:
Parameter kualitas air yang akan dianalisis meliputi parameter fisik, kimia dan biologi
yang tata cara pengukurannya disajikan pada Tabel E.1.
12 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Baku Mutu
No. Parameter Satuan Metode Analisis Peralatan
492/MenKes/Per/1X/2010
A. FISIKA
1. Bau - Organoleptik - Tak berbau
2. Kekeruhan NTU Turbiditik Turbidimeter 5
3. Zat padat terlarut mg/L Gravimetrik Timbangan analitik 1000
4. Temperatur ˚C Pemuaian Termometer udara ± 3 ˚ C
5. Warna Pt-Co Kolorimetrik Kolorimeter 15
6. Rasa - Organoleptik - Tak berasa
B. KIMIA
1. pH - Potensiometrik pH meterr 6,5 – 8,5
2. Air raksa (Hg) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,001
3. Arsen (As) mgl/l Spektofotometrik Spektrofotometer 0,05
4. Besi (Fe) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 1,0
5. Fluorida (F) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 1,5
6. Kadmium (Cd) mg/L Gravimetrik Timbangan 0,005
7. Kesadahan Total mg/L Spektofotometrik elektronik 500
8. Khlorida (Cl) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 600
9. Khromium valensi 6 mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,05
10. Mangan (Mn) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,5
11. Nitrat (NO3-N) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 10
12. Nitrit (NO2-N) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 1,0
13. Selenium (Se) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,01
14. Seng (Zn) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 15
15. Sianida (CN) mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,1
16. Sulfat mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 400
17. Timbal zat organik mg/L Spektofotometrik Spektrofotometer 0,05
C. MIKROBIOLOGI
1. Total Koliform MPN/100 ml MPN/Filtrasi Tabung Fermentasi/ 0
Tabel MPN
Sumber : Permenkes492/MenKes/Per/1X/2010
Pengukuran Ground Penetration Radar (GPR) ini sering digunakan sebagai alat bantu
penelitian geologi bawah permukaan, pemetaan bawah permukaan dangkal [1]. Metoda
ini bersifat non destruktif dan mempunyai resolusi tinggi terhadap kontras dielektrik
material bumi. Metode GPR juga mampu mendeteksi karakteristik bawah permukaan
tanah tanpa dilakukan pengeboran ataupun penggalian [2]. Pada saat pengukuran dengan
menggunakan metode GPR perlu diperhatikan kondisi lapangan, karena kondisi lapangan
juga mempengaruhi hasil yang dihasilkan oleh alat GPR. Jika pada kondisi lapangan
terdapat noise maka itu akan berpengaruh pada hasil. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan
hasil yang bagus diperlukan pengolahan data untuk meminimalisir noise pada data GPR.
13 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
A. Metoda GPR/GeoRadar
Ground Penetrating Radar (GPR) pada bidang geofisika sering dikenal sebagai Ground
Radar atau Georadar, metoda geofisika ini menggunakan sinyal gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik akan dipancarkan ke dalam bumi dan
direkam oleh antena pada saat gelombang telah mencapai kepermukaan. Gelombang
elektromagnetik diteruskan, dipantulkan dan dihamburkan oleh struktur permukaan dan
anomali jika terdapat di bawah permukaan. Gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan dan dihamburkan akan direkam oleh antena di permukaan. Metoda ini dapat
menghasilkan gambaran bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi, karena
gelombang yang dipancarkan oleh GPR memiliki frekuensi sekitar 10- 1000 Mhz. Teknik
penggunaan metoda Ground Penetrating Radar adalah sistem Electromagnetic Subsurface
Profiling (ESP), dengan cara memanfaatkan pengembalian gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan melalui permukaan tanah dengan perantara antena. Pemancaran dan
pengembalian gelombang elektromagnet berlangsung cepat sekali yaitu dalam satuan
waktu nanosecond [3]. Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode
yang sangat tepat untuk mendeteksi bawah permukaan dengan kedalaman 0-10 meter,
metoda ini dapat menghasilkan resolusi yang tinggi atau konstanta dielektriknya rendah.
Karena itu metoda GPR sering digunakan oleh para peneliti untuk mengaplikasian
arkeologi, teknik sipil, pengindikasian dan instalasi bawah permukaan [4].
Koefisien Dielektrik
Kecepatan gelombang elektromagnetik pada suatu medium selalu lebih rendah jika
dibandingkan dengan kecepatan gelombang elektromagnetik di udara. Pada tabel E.2
menjelaskan gelombang elektromagnetik melewati medium yang memiliki permitivitas
lebih tinggi dibandingkan ketika merambat pada medium yang memiliki permitivitas
lebih rendah.
14 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Metoda Penelitian
Metodologi penelitian dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan hasil yang ideal
dengan membandingkan parameter yang digunakan dalam pengolahan data. Berikut ini
adalah diagram alir yang digunakan,
15 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Pengolahan data GPR yang dilakukan mulai dari awal yang pertama domain waktu
hingga sampai merubah menjadi domain kedalaman atau jarak. Pada saat pengolahan
data melihat hasil mean spatial filter dari gambar 6 dan gambar 7 dapat diambil yang
paling ideal dengan melihat sisa noise dan sinyal yang menjadi smooth ialah pada
parameter time axis 1 dan scan axis 5, karena pada parameter ini menghasilkan nilai yang
paling optimal. Sedangkan pada pada proses karhunen loeve filter dengan berbagai nilai
eigenvector dari gambar 9 dan gambar 10 dapat dilihat berdasarkan radargram yang
paling optimal dan memiliki hasil paling baik ialah pada nilai eigenvector 15, hal ini
16 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
dikarenakan nilai dihasilkan memunculkan sedikit noise. Untuk hasil proses phase
shifting migration dengan berbagai nilai kecepatan lapisan dari gambar 11 dan gambar 12
dapat dilihat berdasarkan radargram yang paling optimal dan memiliki hasil paling baik
ialah pada kecepatan lapisan 0.07 m/ns, hal ini dikarenakan nilai dihasilkan memiliki
sinyal yang cukup baik dan kuat. Itu yang akan membuat hasil pengolahan data untuk
lebih optimal.
Survei topografi dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih ini dimaksudkan untuk
mengetahui:
Dengan demikian pengukuran topografi dalam hal perencanaan sistem air bersih adalah
sangat penting. Data perbedaan elevasi antara sumber mata air dan daerah pelayanan
yang akurat dan teliti akan sangat membantu dalam menghasilkan detil perencanaan yang
optimum, efektif dan efisien. Pengukuran topografi yang akan dilaksanakan pada
perencanaan ini terutama adalah perbedaan elevasi dan jarak yang akan digunakan
sebagai jalur pemasangan pipa transmisi, distribusi maupun retikulasi.
Di samping itu pengukuran akan mengakomodasikan pula pengukuran site lokasi sumber
mata air dan potongan-potongan di jalur pemasangan pipa setiap 150-200 m, kecuali ada
kondisi khusus di lapangan seperti perlintasan atau jembatan. Kondisi jalur pipa juga
akan terinformasikan dalam pengukuran ini, seperti kondisi permukaan tanah; tanah,
perkerasan, aspal, posisi tiang/jalur listrik & telepon dan lain sebagainya. Alat yang
digunakan adalah theodolit (To) dan meteran.
17 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
18 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Survei Identifikasi
Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi jarak, yaitu dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah
diketahui. Pada pengamatan dengan GPS, yang dapat diukur adalah jarak antara
pengamat dengan satelit (bukan vektornya), agar posisi pengamat dapat ditentukan maka
dilakukan pengamatan terhadap beberapa satelit sekaligus secara simultan.
Secara garis besar metode penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas
metode yaitu absolute dan defferensial. Penentuan posisi secara absolut umumnya disebut
point positioning adalah metode penentuan posisi secara instan dengan menggunakan
satu receiver dan tipe navigasi, metode ini tidak dimaksudkan untuk aplikasi-aplikasi
yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi. Umumnya digunakan untuk pelayanan
navigasi. Penentuan posisi secara defferensial, posisi suatu titik ditentukan relatif
terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya. Penentuan posisi secara
differensial hanya dapat dilakukan minimal menggunakan dua receiver dan tipe pemetaan
ataupun tipe geodetik.
Posisi yang diberikan adalah posisi 3-D, yaitu (X,Y,Z) atau (L,B,H)
Tinggi yang diberikan oleh GPS adalah tinggi ellipsoid
Datum dan posisi yang diperoleh adalah WGS (World Geodetic Systems) 1984
yang menggunakan ellipsoid referensi GRS 1980
Ketelitian posisi yang diperoleh tergantung pada metode penentuan posisi,
geometri satelit, tingkat ketelitian data dan metode pengolahan data.
Penentuan posisi dapat dilakukan dengan beberapa metode absolute positioning
dan differential positioning.
Posisi titik dapat ditentukan terhadap pusat massa bumi ataupun terhadap titik
lainnya yang telah diketahui koordinatnya.
Spektrum ketelitian posisi yang diberikan berkisar dan sangat teliti (orde: mm)
sampai kurang teliti (orde: puluhan meter)
19 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Pada dasarnya ada beberapa macam cara untuk melakukan pengukuran titik kerangka
dasar honzontal, diantaranya yaitu dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan
satelit GPS (Global Positioning System) dan dengan pengukuran poligon.
Keuntungan menggunakan metoda GPS untuk penentuan titik kerangka dasar honzontal
yaitu:
Datum untuk penentuan posisi ditentukan oleh pemilik dan pengelola satelit.
Pemakai harus menggunakan datum tersebut, atau kalau tidak, ia harus
mentransformasikannya ke datum yang digunakannya (transformasi datum)
Pemakai tidak mempunyai kontrol dan wewenang dalam pengoperasian sistem.
Pemakai hanya mengamati satelit sebagaimana adanya beserta segala
konsekuensinya.
Pemprosesan data satelit untuk mendapatkan hasil yang teliti, relatif tidak mudah.
Banyak faktor yang harus diperhitungkan dengan baik dan hati -hati.
Survei topografi dilakukan untuk mendapatkan data dan gambaran bentuk permukaan
tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ada baik untuk area
darat maupun area perairan sungai.
20 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Peralatan yang dipergunakan dalam suatu kegiatan survey topografi antara lain adalah:
Secara garis besar, survei topografi yang dilakukan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
Pengukuran ini maksudkan untuk menetapkan posisi dari titik awal proyek terhadap
koordinat maupun elevasi triangulasi, agar pada saat pengukuran untuk pelaksanaan
(stake out) mudah dilakukan.
a). Poligon
Secara umum poligon adalah cara untuk menentukan tempat titik-titik baik dengan
koordinat-koordinatnya yang harus dihitung, maupun dengan jalan penggambaran.
Pengukuran dengan jalan poligon ini yang diukur dua unsur yaitu sudut dan jarak. Dengan
kedua unsur tersebut dapat dilukis poligon di atas peta jika tidak terikat pada koordinat
yang ada dan tidak menghiraukan poligon tersebut agar satu poligon terarah atau tertentu
arahnya, maka perlu diketahui arahnya.
Untuk daerah poligon yang tidak begitu luas arah ini berhimpit dengan sumbu Y pada peta.
Agar titik koordinat dapat diketahui koordinatnya / titik-titik tetap), maka poligon tersebut
perlu diikatkan pada titik yang telah diketahui koordinatnya. Jadi koordinat di sini dihitung
dari unsur jarak dan sudut arah sebagai berikut:
21 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Terdapat dua macam sistem pengukuran, yaitu dengan cara poligon terbuka dan poligon
tertutup. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Poligon Terbuka
Pada poligon terbuka pengukuran tidak berakhir di titik awal pengukuran. Dibagi
menjadi dua, yaitu:
Poligon ini terikat dan terarah pada salah satu titik dan tidak bisa dihitung
koreksinya.
Keterangan:
S0 - Sn = sudut terukur
Suatu poligon yang terikat dan terarah pada titik awal dan titik akhir poligon dan
besarnya koreksi yang terjadi bisa dihitung.
22 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Keterangan :
So - Sn = sudut-sudut terukur
do - dn = sisi-sisi poligon
2. Poligon Tertutup
Yaitu poligon dimana titik akhir poligon kembali ke titik awal poligon dan besarnya
koreksi yang terjadi bisa dihitung.
23 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Keterangan:
d1 - d6 = sisi-sisi poligon
tg αAB = Xb - Xa
Yb -Ya
dAB = [ ( Xa - Xb )2 + ( Ya - Yb )2 ]1/2
Pengukuran titik kontrol honzontal (titik poligon) dilaksanakan dengan cara mengukur
jarak dan sudut menurut lintasan tertutup. Pada pengukuran poligon ini, titik akhir
pengukuran berada pada titik awal pengukuran. Pengukuran sudut dilakukan dengan
pembacaan double seri, dimana besar sudut yang akan dipakai adalah harga rata-rata dari
24 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
pembacaan tersebut. Admut awal akan ditetapkan dari pengamatan matahari dan
dikoreksikan terhadap azimut magnetis.
1. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 100 m. Tingkat ketelitian
hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur, sangat tergantung kepada cara
pengukuran itu seridiri dan keadaan permukaan tanah. Khusus untuk pengukuran jarak
pada daerah yang miring dilakukan dengan cara seperti di Gambar E.5.
Jarak AB = d1 + d2 + d3
Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak, maka dilakukan juga pengukuran jarak
optis pada saat pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.
Sudut jurusan sisi-sisi poligon adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur
sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik Besarnya sudut jurusan dihitung
berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
Penjelasan pengukuran sudut jurusan seperti diperlihatkan pada Gambar E.6.
25 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
β = sudut mendatar
Pembacaan sudut jurusan poligon dilakukan dalam posisi teropong biasa (B) dan luar
biasa (LB) dengan spesifikasi teknis sbb:
Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis pada Gambar E.7. Azimuth
Target (αT) adalah:
26 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
di mana:
αT = azimuth ke target
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada
titik-titik jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran
dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda tinggi dilakukan double
stand dan pergi pulang. Seluruh ketinggian di traverse net (titiktitik kerangka
pengukuran) telah diikatkan terhadap BM.
27 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
5. Pengukuran Situasi
Dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan detail lokasi pengukuran. Syarat-
syarat yang harus dipenuhi dalam pengukuran situasi, yaitu:
28 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
29 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Analisis data lapangan (perhitungan sementara) akan segera dilakukan selama Tim
Survai masih berada di lapangan, sehingga apabila terjadi kesalahan dapat segera
dilakukan pengukuran ulang. Setelah data hasil perhitungan sementara memenuhi
persyaratan toleransi yang ditetapkan dalam Spesifikasi teknis selanjutnya akan
dilakukan perhitungan data definitif kerangka dasar pemetaan dengan menggunakan
metode perataan bowditch.
Metode analisa dan perhitungan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Perhitungan Poligon
30 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Koreksi sudut artara dua kontrol azimuth = 10” . Koreksi setiap titik poligon
maksimum 10” atau salah penutup sudut maksimum 10" √N dimana N adalah
jumlah titik poligon pada setiap kring.
fd ≤ 1: 10.000
dimana
α : Azimuth
dimana
31 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Σd : jumlah jarak
Perhitungan Waterpass
dimana :
Zj = Zi-1+ dz
dimana:
Dz : beda tinggi
I : 1,2,3,4,..n
32 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
δx = [dz]
dimana:
dimana:
i : 1,2,3,4..n
dimana:
dz : beda tinggi
i : 1,2,3,4..n
33 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
dimana:
TA = Tinggi alat
Dd = Jarak datar
m = Sudut miring
34 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Az = Azimuth
35 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
36 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
37 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Survei Penyelidikan Tanah (jika diperlukan), apabila berdasarkan data awal atau hasil
identifikasi dirasa kurang. Adapun survey ini meliputi
1. Pemboran Inti
Pemboran inti dilengkapi dengan pengujian-pengujian dalam lubang bor. Pekerjaan ini
meliputi:
Penyimpanan contoh batuan (Core Box) dengan ukuran baku yaitu 1x 0,5x
0,10 m. Pada tutup peti diberi identifikasi lubang bor seperti nama proyek,
nomor lubang bor, nomor peti kedalaman.
Sebelum dimasukan ke dalam peti, semua inti yang terambil keluar dari core
barrel harus dimasukan ke dalam kantong plastik terlebih dahulu. Sesudah
difoto serta deskripsi semua inti bor, maka peti ditutup rapat kembali.
38 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
2. Sondir
Tujuan:
Prinsip Kerjanya:
Prosedur Kerjanya:
Bersihkan lokasi kerja lalu pasanglah keempat jangkar spiral dengan jarak
tertentu agar cocok dengan kaki sondir.
Lokasi sondir harus berdekatan dengan lokasi bor tangan, agar hasil dari sondir
dapat dijadikan bahan sebagai bahan pembanding dengan hasil laboratorium
dari bahan uji bor tangan.
Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari
150kg/cm), pekerjaan sondir dianggap selesai.
Perhitungan:
39 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
3. Pengambilan contoh
Pengambilan contoh tanah tak terganggu diambil setiap interval 1,0m memakai tabung
contoh (thin wall tube sampler) dengan panjang boleh kurang dari 30cm. Setelah
tabung diisi tanah contoh, maka kedua ujungnya ditutup dengan parafin, kemudian
diberi label yang memuat kode lubang bor, dan ke dalam pengambilan.
Contoh Tergangu
Contoh seberat 400 gram diambil dari bagian atas setiap lapisan baru atau setiap
interval 1,0m (termasuk contoh SPT). Contoh ini harus disimpan tertutup supaya
kandungan airnya bisa dihitung.
Pengujian Laboratorium dilakukan baik terhadap contoh terganggu ataupun contoh tanah
tak tergangu, hasil dari pemboran inti maupun sumuran uji. Pemeriksaan Laboratorium
meliputi:
40 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Spesific Gravity
Tes ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis tanah. Prosedur standar dipakai
adalah ASTM D854-83 (1983) dan SK SNI M-08-19983-03.
Kadar air
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar air atas contoh tanah. Pelaksanaan tes ini
mengacu pada prosedur standar ASTM D2216-80 (1986) dan SNI 1965-1990-F.
Density Test
Tes ini dilakukan untuk mengetahui pembagian butiran contoh tanah. Prosedur
standar yang digunakan adalah ASTM D422-63 (1972/1963).
Atterberg Limit
Tes ini dilakukan untuk mengetahui batas cari, batas plastis dan indeks plastisitas
tanah. Tes tersebut mengacu pada prosedur standar ASTM D4318-84 (1984) dan
SNI 1967-1990-F. Tes Atterberg Limit dan analisis saringan selanjutnya dipakai
untuk klasifikasi tanah menurut USCS.
Tes ini dilakukan untuk mendapatkan nilai C dan tanah (shear strength of soil).
Untuk tes triaxial dilakukan 2 jenis tes yaitu tes Unconsolidated Undrained (UU)
dan Consolidated Undrained (CU). Tes-tes tersebut diperlukan untuk menentukan
parameter shear strength tanah yang merepresentasikan kondisi sebenarnya di
lapangan, yang berguna untuk analisa stabilitas.Tes UU yang dilaukan sesuai
dengan standar ASTM D2850-95, dan ASTM D4767 untuk tes CU.
Consolidation Test
41 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Tes ini bertujuan untuk memperoleh nilai compression index cc dan cofficeint of
consolidation cv, yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi besarnya
penurunan Krib. Tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D2435-(1983).
Unconfined
Tes ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah. Tes ini mengacu pada prosedur ASTM D-689-70.
Sementara untuk harga satuan dari bahan/material dan upah, selain berdasarkan harga
satuan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat juga dilakukan survei harga pasar
dengan mengambil minimal 3 produk untuk dijadikan sebaga harga satuan rata-rata
(khususnya terhadap bahan/material yang tidak tercover dalam harga satuan pemerintah
daerah setempat).
A. Kendala Teknis
42 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Perilaku penduduk
Kemampuan keuangan penduduk
Kemampuan keuangan PAM JAYA
Pola Kelembagaan yang dapat diterapkan
Regulasi yang dapat digunakan sebagai acuan pengembangan SPAM
Sumber daya manusia.
Kajian kebijakan ini dilakukan terutama untuk mengetahui arah dan kebijakan daerah
dalam pengembangan wilayah dan pelayanan air bersih. Dengan melakukan kajian
literatur ini, diharapkan program dan perencanaan yang dihasilkan akan sejalan dan lebih
mendukung kebijakan tersebut. Adapun literatur yang akan dijadikan sebagai bahan kajian
antara lain; RTRW, RDTR, Rencana Strategis dan studi-studi terkait lainnya yang telah
dilakukan sebelumnya.
43 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
B. Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya
a. Demografi
Metoda Geometrik
Rumus : Pn = Po ( 1 + r )n
Metoda Arithmatik
Rumus : Pn = Po + ka ( tn – to )
tn = tahun ke-n
Rumus : Pn = an + b
n = jml. tahun
a,b = konstanta
44 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Dari ketiga metoda tersebut di atas, diambil salah satu metoda yang mendekati dengan
perkembangan penduduk yang sebenarnya berdasarkan trend pertumbuhan penduduk
tahun-tahun yang lalu. Caranya adalah dengan membandingkan grafik pertumbuhan
penduduk berdasarkan ketiga metoda tersebut dengan grafik pertumbuhan penduduk
dari data penduduk lima tahun sebelumnya. Sebagai contoh, lihat gambar ilustrasi
dibawah ini.
Per. Pnddk
Met. Aritmatik
Met. Geometrik
Data Ril
Met. Least
Square
Tahun ke n
b. Sosial Ekonomi
C. Aspek Teknik
b. Perhitungan debit andalan sumber air baku pada saat minimum (musim kemarau).
45 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
a. Proses Pengolahan
b. Pompa
Aluminium Bronze
c. Valve
d. Pipa
High Pressure Seawater Pipe dari Pompa Tekanan Tinggi : Duplex 2205
Low Pressure Seawater Pipe dari Reservoir Air Baku ke Pompa Tekanan Tinggi :
UPVC/PE (Lining with the special rubbering).
e. Reservoir Distribusi
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam reservoir (Treated Water Reservoir)
untuk selanjutnya disitribusikan ke konsumen. Reservoir ini diperlukan untuk
menampung air pada saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat
pemakaian puncak, pada reservoir ini dilakukan desinfeksi. Sedangkan kapasitas reservoir
dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian maksimum dan fluktuasi pemakaian harian.
46 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
0 Waktu (Jam) 6 12 18 24
20.000
300 16.000
250
100
Fluktuasi Pemakaian Air 12.000
50 Rerata Pemakaian Air
Kosong
0
Areal Curve 10.000
8.000
Aliran Kumulatif Keluar Reservoar
4.000
Penuh
Aliran Kumulatif (M
)
2.000
3
0
(2.000)
Mass Curve
Kriteria Perencanaan
Qdesain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 – 20%
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tangga/fasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention time, td = 24 jam/hari
47 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Metode Perhitungan
V = 15-20% x Qmd x td
Dimana :
Pada implementasinya volume reservoir akan dibangun dengan volume lebih besar dari V
tersebut misalnya saja 1.40 x V.
Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan satuan unit yang direncanakan dan
perkembangannya sesuai dengan tingkat perekonomian penduduk setempat.
48 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
2. Unit-unit Sistem
a. Unit Produksi
b. Unit Distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air minum dengan
debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak) dan tekanan pada daerah terjauh
pelayanan minimal 10 mka.
Jenis pipa yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi daerah pelayanan dan
kondisi sepanjang jalur pipa. Pada umumnya jenis pipa yang dapat dipakai meliputi:
Pipa Plastik (PVC), Pipa Besi (Pipa Galvanise, Pipa Steel, dsb), Pipa HDPE
49 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Kriteria Perencanaan
Qdesain = Qpeak
Koefisien HW untuk pipa PVC, C = 130 – 140
Koefisien HW untuk pipa besi, C = 100 – 120
Sisa tekan di ujung pelayanan minimal 10 mka
Pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan tekanan
sesuai SNI
Metode Perhitungan
( )
0 , 54
2, 63 hf
Q = 0 , 2785 x C x ( D )
L
Dimana :
50 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Perhitungan keseimbangan antara diameter dan debit air yang mengalir akan
digunakan simulasi komputer dengan program EPAnet atau ALEID.
Salah satu alternatif dalam rangka pengembangan sistem dalam hal bangunan sipil
terutama bangunan air (unit produksi) diperlukan konstruksi beton bertulang. Kualitas
beton yang diperlukan K.225 sedangkan bagi besi beton U.24 khususnya pada bagian
dinding setiap bangunan unit produksi dalam hal ini bangunan pengolahan dan reservoar
diperlukan beton ekspose.
4. Bangunan Operasi
Sesuai dengan standar perencanaan PU Cipta Karya, maka di site IPA dilengkapi dengan
bangunan operasi dan bangunan pendukung lainnya sesuai dengan kebutuhan. Adapun
51 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Semua bangunan dilengkapi dengan fasilitas penerangan dari listrik PLN, disamping itu
lokasi site diadakan penataan landscape dan drainase.
5. Perencanaan Perpompaan
Perhitungan kebutuhan perpompaan dibagi 2 (dua) yaitu kebutuhan pompa air baku
(intake) dan pompa distribusi. Pompa intake dipakai dari jenis pompa submersible non
clogging sedangkan untuk pompa distribusi dipakai dari jenis pompa sentrifugal.
Kapasitas pompa air baku direncanakan untuk memenuhi kebutuhan debit maksimum.
Untuk menghitung pompa air baku diperlukan beberapa data antara lain : Kapasitas
(debit), Elevasi muka air minimum, Fluktuasi muka air dan Elevasi bagian atas
koagulasi/ IPA.
Evaluasi data : Maksimum statis head, Head loss dan Maksimum pump head.
b. Pompa Distribusi
Kapasitas (debit)
Elevasi
Elevasi muka air minimum
Elevasi muka air maksimum
Elevasi
Deliveri head
Evaluasi data :
52 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
p. g. Q. H
P = -------------(watt)
eP
dimana :
eP : efesiensi pompa
6. Penggambaran
Gambar-gambar desain, berikut peta dasar yang dipakai dalam perencanaan akan dibuat
dengan jelas dan rinci dengan tingkat ketelitian yang diperlukan untuk pelaksanaan, antara
lain:
a. Peta lay out area pelayanan yang direncanakan dengan skala 1:1.000 atau
1:5.000 (tergantung luasan)
b. Situasi bangunan utama, skala 1:100
c. Gambar potongan dan detail bangunan skala 1:50
d. Penampang memanjang jalur pipa, skala H = 1 : 500; skala V= 1 : 100
e. Penampang melintang jalur pipa, skala H = 1 : 100; skala V= 1 : 100
7. Spesifikasi Teknis
Bangunan-bangunan yang sudah didesain (Pipa, IPA, pompa, dll) akan dilengkapi dengan
spesifikasi teknis untuk dipakai sebagai pedoman pelaksanaan selama konstruksi.
53 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
Konsultan akan menghitung perkiraan volume dari pekerjaan secara keseluruhan, berikut
perhitungan harga satuan (unit price) tiap-tiap komponen dan menyusun Engineering Cost
Estimate keseluruhan komponen.
Lokasi IPA Pesanggrahan berada di area Distribution Center Reservoir 5 (DCR-5) PAM
JAYA di Komplek Cireundeu Permai, Lebak Bulus, Jakarta Selatan sedangkan IPA
Ciliwung berada di JIn. Kemuning Dalam I, Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan.
54 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
55 | B A B E P e n d e k a t a n , M e t o d o l o g i d a n L o k a s i K e g i a t a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
BAB F
STRUKTUR ORGANISASI,
KOMPOSISI TIM DAN
PENUGASAN
Deskripsi tugas dan tanggung jawab tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Jaringan
Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung. adalah sangat penting guna mengoptimalkan sinergi dan keterpaduan kerja
sesama tim. Dibawah ini akan dijelaskan proporsi tenaga ahli yang dilibatkan dan tugas
serta tanggung jawabnya.
Dengan adanya struktur organisasi yang sederhana ini, maka akan memudahkan
koordinasi sehingga tujuan pekerjaan dapat dicapai dengan baik melalui pendelegasian,
tugas dan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing tenaga/individu yang terlibat
dalam pekerjaan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, secara struktural ada 3 (tiga) pihak yang sangat
berperan yaitu:
[a] Pemberi Pekerjaan, dalam hal ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum Provinsi DKI
Jakarta (PAM JAYA) yang diwakili oleh Tim Teknis;
Tim Teknis yang berfungsi sebagai pembantu satuan kerja bertanggung jawab
memberikan kritik, saran dan masukkan kepada pelaksana pekerjaan maupun pemberi
tugas agar produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan
Kerja (KAK). Anggota yang tergabung dalam tim teknis ditunjuk oleh Pejabat
Pembuat Komitmen. Agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar dan mendapatkan
hasil sesuai dengan ketentuan dalam KAK, maka perlu adanya koordinasi yang baik
antar pelaksana pekerjaan dengan pemberi tugas.
[c] Personel tim pelaksana Konsultan yang terdiri dari para Team Leader, Tenaga Ahli
dan Tenaga Pendukungnya.
Sesuai dengan kerangka acuan kerja, para tenaga ahli yang perlu dilibatkan dalam
kegiatan pekerjaan ini terdiri dari:
Para Tenaga Ahli ini dalam pelaksanaannya akan dibantu beberapa orang Asisten Ahli
dan tenaga pendukung lainnya, yaitu:
TENAGA PENDUKUNG
Dan untuk menunjang kegiatan administrasi perkantoran, kami memobilisasi tim yang
bertugas di kantor sebagai berikut :
1. Sekretaris/Administrator 1 orang
2. Operator Komputer 2 orang
3. Office Boy 2 orang
4. Pengemudi/driver 2 orang
5. Security Officer 2 orang
Para Asisten Ahli akan dilibatkan dalam pekerjaan ini sesuai dengan alokasi orang-bulan
yang telah dialokasikan dalam KAK sedangkan seluruh Personil baik Tenaga Ahli,
maupun Supporting Staf akan dikoordinasikan oleh Team Leader atau Ketua Tim yang
bertanggung jawab penuh terhadap keseluruhan pekerjaan ini.
Klasifikasi tenaga/staf pendukung pada posisi operator komputer ini, adalah tenaga
pendukung yang memiliki status pendidikan minimal D3 dengan keahlian lainnya,
mengusai dan mahir mengoperasionalkan komputer untuk berbagai program yang
lazimnya digunakan dalam pembuatan laporan, serta memahami prosedur kegiatan
(proceeding report) guna kepentingan administrasi teknik dan evaluasi kerja team.
Kebutuhan tenaga pendukung ini, direncanakan sesuai dengan budget planning atau
rencana biaya yang diusulkan. Tugas dan wewenangnya masih bertanggung jawab ke
team leader dan setiap tenaga ahli dengan komposisi maupun kapasitas kerjanya sesuai
dengan rencana kerja yang diusulkan yaitu secara penuh sesuai dengan periode
pelaksanaan pekerjaan 3 bulan kalender, artinya mulai dari SPK diterbitkan hingga
berakhirnya pekerjaan.
2. Staff Ahli yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu dan saling membantu dalam
penyelesaian pekerjaan yangdibantu oleh Asisten Ahli.
3. Tenaga Penunjang yang terdiri dari tenaga non keahlian yang akan membantu dalam
proses penyelesaian pekerjaan.
Konsultan telah memilih dan menunjuk tenaga-tenaga ahli yang dibantu asisten-asisten
yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Tenaga ahli terpilih untuk
proyek ini telah mempunyai pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan studi, detail
desain dan kompilasi data sistem, serta disukung oleh kemampuan akademik yang
memadai untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan proyek ini.
Biodata dan uraian pengalaman tenaga ahli ini diberikan pada lampiran, berikut uraian
singkat tugas masing-masing tenaga ahli yang pernah dikerjakannya.
TENAGA PENDUKUNG
1 Sekretaris Amir Rusmana, SE 2,95
2 Operator Komputer 1 Fadri Hambali, AMd 2,95
1 KETUA TIM
• Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan,
laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain.
• Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh
owner sebagai pemilik proyek.
• Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan
banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta
menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat.
• Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik.
6 AHLI GEODESI
• Melakukan pengukuran
7 AHLI GEORADAR
• Mengumpulkan data
10 | B A B F S t r u k t u r O r g a n i s a s i , K o m p o s i s i d a n P e n u g a s a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
• Menetapkan atau mengkaji toleransi risiko, posisi dan perilaku para stakeholder
11 AHLI LINGKUNGAN
11 | B A B F S t r u k t u r O r g a n i s a s i , K o m p o s i s i d a n P e n u g a s a n SSM
Proposal Teknis
Pengadaan Jasa Konsultan Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Jaringan Pipa Transmisi IPA Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA
Ciliwung
BAB G
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
Sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli dalam melaksanakan Pengadaan Jasa Konsultan
Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Jaringan Pipa Transmisi IPA
Pesanggrahan Tahap 1, 2 dan Jaringan Pipa Transmisi IPA Ciliwung maka perlu
disusun jadwal penugasannya berdasarkan alokasi waktu pelaksanaan yang disebutkan
dalam kerangka acuan kerja (KAK) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Jangka waktu penyelesaian kegiatan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah
selama 4 bulan.
Berdasarkan rencana kerja serta jumlah orang bulan penugasan tenaga ahli, tenaga asisten
maupun tenaga pendukung, maka disusunlah jadwal penugasan seperti yang ditampilkan
dalam berikut.
BAB H
RENCANA DAN PROGRAM KERJA
Secara umum pekerjaan Konsultan akan meliputi pekerjaan teknis dan administrasi,
dimana keduanya akan saling mempengaruhi dan perlu saling mendukung. Demikan juga
dengan tenaga-tenaga yang terlibat dalam pelaksanaan teknis perlu didukung oleh tenaga
administrasi agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
waktu dan biaya yang telah dialokasikan. Manajemen Konsultan tentunya akan
memfasilitasi kebutuhan dan keperluan para tenaga ahlinya untuk menghasilkan
pekerjaan yang ditunjuang oleh profesionalisme tenaga ahli.
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang mengkolaborasikan berbagai disiplin ilmu yang
meliputi aspek teknis, administrasi, dan manajemen yang harus padu, dimana masing-
masing aspek tersebut akan berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tentu
saja Konsultan akan menggunakan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dalam
bidangnya sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan pekerjaan.
Konsultan juga akan menjalin dan melakukan kerjasama yang baik dengan berbagai
pihak yang telibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pekerjaan ini.
Koordinasi baik ditingkat internal maupun eksternal perlu dijaga dengan baik. Koordinasi
dengan Pemberi Pekerjaan secara berkala akan dilakukan.
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai waktu yang tersedia serta
memberikan hasil yang optimum, perlu disusun rencana dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan. Rencana kerja disusun sesuai dengan tahapan-tahapan pekerjaan untuk
mendapatkan hasil kerja sesuai dan waktu yang tersedia.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan Tim Konsultan adalah:
Waktu yang diperlukan untuk persiapan ini adalah selama 30 (tiga puluh) hari
terhitung setelah SPMK ditandatangi.
Pekerjaan survei dan pengukuran lapangan terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama
yakni kegiatan pengumpulan data sekunder, kegiatan tinjauan lapangan, kegiatan
wawancara dan kegiatan pengukuran lapangan. Waktu yang diperlukan untuk
kegiatan survei dan pengukuran lapangan ini akan dibuat sangat ketat, mengingat
jadwal pelaksaaan dari pekerjaan DED ini pun sangat ketat.
Dalam jadwal waktu yang kami sampaikan kegiatan pengumpulan data sekunder
akan dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai dengan kegiatan survey
lapangan.
b. Tinjauan Lapangan
c. Kegiatan Wawancara
Dalam jadwal waktu yang kami sampaikan kegiatan identifikasi dan perumusan
permasalahan/ kendala akan dilkukan secara pararel dengan kegiatan lapangan.
4. Kajian Analisis
Kegiatan kajian analisis yang akan dilakukan terdiri dari kajian kebijakan terkait
penyediaan air minum, kajian dan analisis aspek sosial ekonomi dan budaya
(demografi, sosial budaya, sosial ekonomi), dan kajian aspek teknis (proyeksi
kebutuhan air bersih, debit andalan sumber air baku, daerah pelayan dan sistem
penyediaan air bersih yang akan diterapkan).
Dalam jadwal waktu yang kami sampaikan kegiatan kajian dan analisis akan
diselesaikan dalam waktu dua bulan setengah yang dilakukan secara overlapping
dengan kegiatan lapangan.
5. Perencanaan Rinci
Kegiatan perencanaan yang akan dilakukan terdiri dari kegiatan penentuan sistem
yang akan diterapkan, penentuan kriteria desain, perencanaan rinci unit-unit sistem
dan penunjangnya, perencanaan konstruksi sipil, pembuatan memo design,
pembuatan gambar rencana (layout sistem dan detail sistem), perhitungan volume
pekerjaan (BOQ), rencana anggaran (RAB), sampai dengan penyusunan Spesifikasi
Teknis.
Perencanaan rinci (DED) ini akan dikerjakan dalam waktu 1 bulan, yang dilakukan
secara pararel dengan kegiatan analisis.
Waktu yang diperlukan untuk penyiapan dokumen tender ini adalah 2 (dua) minggu
yang akan dilakukan secara overlapping dengan kegiatan rencana rinci.
1. Laporan Pendahuluan
Laporan ini dibuat rangkap 5 dan diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK. Penyiapan
laporan ini penting, karena menjadi titik tolak kesiapan Konsultan dalam
melaksanakan pekerjaan. Untuk itu perlu dilakukan presentasi didepan Team Teknis
agar mendapatkan masukan yang positif untuk memperlancar pekerjaan perencanaan
teknis ini.
2. Laporan Antara
Hasil analisis survey lapangan, kajian teknis – ekonomis, dan juga sosial –
lingkungan;
Hasil analisis teknis;
Spesifikasi teknis;
Hasil pengukuran dan pemetaan;
Hasil perhitungan desain jaringan transmisi
Analisis dan penentuan daerah layanan;
Hasil perhitungan hidrolis;
Alternatif jalur pipa transmisi;
Data hasil test pit dan hasil pengukuran kondisi struktur tanah berdasarkan soil
test;
Hasil rapat koordinasi dengan instansi terkait.
Laporan ini dibuat rangkap 5 (lima) dan diserahkan paling lambat 75 (tujuh puluh
lima) hari kalender setelah diterbitkan SPMK.
Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report) merupakan laporan ketiga yang berisi
tentang:
Laporan ini dibuat rangkap 5 dan diserahkan 3,5 (tiga setengah) bulan setelah SPMK.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir (Final Report) merupakan laporan ketiga yang berisi hasil
penyempumaan Konsep Laporan Akhir berdasarkan masukan pada pembahasan
dengan pemberi tugas dan instansi terkait. Laporan Akhir diserahkan pada akhir masa
kontrak (akhir bulan keempat).
Diskusi dilakukan konsultan secara intens dan terjadwal yakni dilakukan minimal 1
minggu sekali. Sedangkan pembahasan akan dilaksanakan dengan Tim Teknis dan
instansi terkait lainnya Pembahasan ini dilakukan sebanyak 4 (empat) kali.
BAB I
JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Rencana kegiatan yang telah diuraikan dalam bab 8 dibuat dalam suatu matriks jadual
kegiatan yang menguraikan rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan seperti
digambarkan dalam Tabel berikut.