Maccodong
Laporan Pendahuluan
2023
CV. KARUNIA INDAH KELUARGA
Laporan Pendahuluan
Pengantar
Laporan Pendahuluan ini disusun sebagai salah satu bentuk persyaratan teknis kontrak
pengadaan jasa konsultan perencana antara CV. KARUNIA INDAH KELUARGA dengan Dinas
Bina Marga dan Tata Ruang, Kabupaten Soppeng, pada Pekerjaan DED Jembatan
Paddomengpadang - Maccodong (Ruas Pontang – Koronjo).
Laporan Pendahuluan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi kepada pemilik pekerjaan
mengenai konsep dan metodologi teknis pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi
konsultan perencana, rencana kerja serta hasil survey pendahuluan.
Laporan Pendahuluan ini secara garis besar berisi tentang uraian umum lingkup pekerjaan
jasa konsultan perencana, uraian metodologi pelaksanaan survey lapangan, uraian
metodologi desain dan analisa teknis perencanaan jembatan jalan raya, uraian jadwal
kegiatan, uraian jadwal mobilisasi personil serta data survey pendahuluan.
Demikian laporan Pendahuluan ini disampaikan, semoga dapat bermanfaat sebagai bahan
pertimbangan dalam tahapan perencanaan selanjutnya.
Daftar Isi
PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI.............................................................................................................III
DAFTAR TABEL.........................................................................................................VI
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................VII
2.1. PENDAHULUAN............................................................................................6
2.2. STRUKTUR ORGANISASI TIM PERENCANA.....................................................7
2.3. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL....................................................8
2.4. BAGAN ALIR KEGIATAN POKOK...................................................................10
2.5. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL...........................................................16
2.6. KONTROL KUALITAS..................................................................................18
2.7. PROGRAM KERJA.......................................................................................20
3.2.1. TUJUAN...........................................................................................24
3.2.2. LINGKUP PEKERJAAN........................................................................24
3.2.3. PERSYARATAN.................................................................................29
3.3. SURVEY DAN ANALISA HIDROLOGI DAN HIDROLIKA....................................31
3.3.1. TUJUAN...........................................................................................31
3.3.2. LINGKUP PEKERJAAN........................................................................31
3.3.3. ANALISA HIDROLOGI........................................................................32
3.3.4. ANALISA HIDROLIKA........................................................................38
3.4. PENYELIDIKAN DAN ANALISA MEKANIKA TANAH.........................................42
3.4.1. TUJUAN...........................................................................................42
3.4.2. LINGKUP PEKERJAAN........................................................................42
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Program Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan merupakan salah satu upaya
Pemerintah Kabupaten Soppeng dalam menunjang pencapaian sasaran
Pembangunan Kabupaten Soppeng. Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan sangat
terkait dengan pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui
Pengembangan Prasarana Jalan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi jalan
sesuai dengan laju pertumbuhan lalu lintas yang diakibatkan oleh pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Soppeng.
Tg. Pujut
Cikande
Petir Cikupa Ciledug
Cigodeg Jawilan Sp. Bitung
Pamarayan Curug
Tunjung Cisoka Serpong
Tigaraksa
Legok
Ciputat
Ke Pr.
Panjang Ke
Parung
Lingkup Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja, secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
Mobilisasi Personil
Mobilisasi Alat
Penyusunan Sistem Manajemen Mutu
Survey Pendahuluan
CD/Backup Data
Jasa pelayanan teknik yang akan diberikan oleh Tim Konsultan, dibagi menjadi
beberapa tahapan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
Adapun tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan Konsultan meliputi :
1. Tahap Persiapan dan Mobilisasi.
2. Tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Survey Pendahuluan.
3. Tahap Survey Lapangan.
4. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknik.
5. Tahap Penyusunan Gambar Rencana.
6. Tahap Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya.
7. Tahap Penyusunan Dokumen Tender.
Laporan Pendahuluan ini secara sistematis disusun dalam bab – bab sebagai berikut :
2.1. PENDAHULUAN
Sistem Manajemen Mutu adalah untuk menguraikan secara rinci, lengkap dan jelas
tentang tata cara melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh tim
konsultan perencana, yang disusun sesuai dengan urutan tahapan kegiatan, mulai
tahap persiapan, tahap pembuatan sampai dengan tahap penerapan dokumen
kegiatan pembuatan desain atau kajian lainnya. Hal ini dimaksudkan agar setiap
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan akan menjadi
lebih mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diawasi, dikendalikan, dipantau dan
dievaluasi, serta mudah dikoreksi atau diperbaiki bilamana terjadi penyimpangan.
Sistem Manajemen Mutu ini digunakan untuk memantapkan tingkat mutu produk
maupun proses produksi atau bahkan bilamana memungkinkan memperbaiki dan
meningkatkan mutu produk maupun proses produksi yang akan datang, melalui
proses kegiatan yang terencana, sistematis dan seragam.
Proses kegiatan yang demikian ini akan memberikan dampak peningkatan efisiensi
serta efektivitas dalam hal :
1. Penggunaan tenaga kerja profesional
2. Penerapan teknologi bidang transportasi yang tepat
3. Penggunaan peralatan survai / penyelidikan yang tepat
4. Pemanfaatan waktu kerja yang lebih singkat
5. Penggunaan anggaran biaya yang lebih hemat.
Pada akhirnya akan diperoleh jaminan atau keyakinan bahwa hasil pekerjaan yang
dilaksanakan nantinya benar-benar dapat sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dan disepakati bersama antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
Dengan menerapkan sistem manajemen mutu ini diharapkan dapat mencegah hal-
hal yang tidak diinginkan antara lain :
1. Keraguan bagi para pembina, pengawas maupun pelaksana pekerjaan dalam
menafsirkan suatu tatacara proses pelaksanaan pekerjaan.
2. Kesulitan yang akan timbul selama proses pelaksanaan pekerjaan.
3. Kemungkinan terjadi pemborosan dalam penggunaan dana, pemanfaatan waktu
pelaksanaan dan tenaga profesional.
4. Kemungkinan terjadi kegagalan atau ketidakberhasilan atau sering terjadi
kerusakan bangunan di kemudian hari.
Agar tercapainya sistem manajemen mutu sesuai dengan yang diharapakan maka
langkah awal yang harus dilaksanakan adalah menyusun struktur organisasi
pelaksana pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
TEAM LEADER
....................................
ADMINISTRATOR
TENAGA PENDUKUNG
Drafter, Operator Komputer, Office Boy
Selain struktur organisasi yang handal, diperlukan pula deskripsi yang jelas tugas dan
tanggung jawab masing-masing personil yang terlibat sehingga diharapkan mutu
pekerjaan dapat sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tugas dan tanggung jawab setiap personil secara umum adalah sebagai berikut :
1. Team Leader
Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pekerjaan ini sehingga dapat dihasilkan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
Membuat desain geometrik jalan pendekat dan desain perkerasan jalan
Memberikan asistensi kepada juru gambar dan bertanggung jawab terhadap
gambar-gambar plan dan profile jalan serta potongan melintang jalan.
Bekerjasama dengan Engineer dan staf teknik lainnya yang membantu
melaksanakan pekerjaan perencanaan ini sehingga hasil yang didapat sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja atau yang diharapkan oleh pemberi kerja.
Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar-gambar
kepada pemberi kerja.
2. Ahli Jembatan
Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang terlibat dalam
pengumpulan data dari jenis pekerjaan yang ditanganinya.
Membuat perhitungan analisa struktur atas jembatan, struktur bawah
jembatan, dinding penahan tanah dan bangunan struktur lainnya.
Memberikan asistensi kepada juru gambar dan bertanggung jawab terhadap
gambar-gambar desain bangunan struktur.
Bertanggungjawab atas semua hasil pehitungan dan perencanaan kepada
Team Leader dan pemberi kerja.
3. Ahli Geoteknik.
Bersama ahli jembatan menentukan lokasi titik pemboran yang tepat.
Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
tanah baik di lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana
kerjanya.
4. Ahli Geodesi.
Mengendalikan dan mengatur semua personil yang terlibat dalam
pelaksanaan pengukuran dan pemetaan topografi di lapangan.
Memeriksa dan menganalisa data lapangan.
Membuat perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran topografi seperti
peta situasi, potongan memanjang dan melintang.
Bertanggung jawab atas hasil perhitungan dan gambar hasil pengukuran
topografi kepada Team Leader pemberi kerja.
5. Ahli Hidrologi.
Mengendalikan dan mengatur semua personil yang terlibat dalam survey
Hidrologi.
Memeriksa dan menganalisa data-data hidrologi yang diterima.
Membuat analisa hidrologi dan hidrolika seperti analisa data curah hujan,
perhitungan debit banjir rencana serta perhitungan dimensi jembatan.
Bertanggung jawab atas semua hasil analisa data lapangan dan hasil
perhitungan kepada Team Leader dan pemberi kerja.
6. Asisten Ahli
Membantu para tenaga ahli dalam melaksanakan tugas perencanaannya
sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.
Membantu menyusun laporan perencanaan yang dibuat oleh bidang
keahliannya.
Membantu tenaga ahli dalam mengkonsultasikan pekerjaan terhadap pemberi
tugas.
7. Drafter
Membuat gambar kerja sesuai dengan arahan dari Tenaga Ahli.
8. Administrator
Melaksanakan tugas-tugas administrasi perkantoran
Membuat laporan administrasi keuangan pekerjaan
Bertanggung jawab kepada team leader
9. Operator Komputer
Menyusun laporan kemajuan pekerjaan bulanan
Membantu para tenaga ahli dalam menyusun laporan teknis lainnya.
Bertanggung jawab kepada para tenaga ahli terhadap laporan-laporan teknis
yang dibuatnya.
Sebagai bagian dari sistem manajemen mutu, maka akan dilaksanakan kontrol
kualitas pekerjaan baik dari sisi produk maupun waktu. Untuk itu dibutuhkan daftar
keberterimaan (List of Acceptance) dari setiap produk yang dihasilkan. Daftar
Keberterimaan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Dibawah ini.
Penanggung
No Kode Uraian Keberterimaan Metode
Jawab
Kesesuaian Evaluasi Direktur
1. Q.1.1. Mobilisasi Personil
Kontrak Personil Perusahaan
Kesesuaian Evaluasi Direktur
2. Q.1.2 Mobilisasi Alat
Kontrak Peralatan Perusahaan
Sistem Kesesuaian
3. Q.1.3. Visual Team Leader
Manajemen Mutu Format
Survey
4. Q.1.4. Kelengkapan Data Visual Team Leader
Pendahuluan
Kelengkapan Data
Analisa dan Data
5. Q.3.1. dan Kesesuaian Visual Ahli Geodesi
Topografi
Prosedur
Kelengkapan Data
Analisa dan Data
6. Q.3.2. dan Kesesuaian Visual Ahli Hidrologi
Hidrologi
Prosedur
Analisa dan Data Kelengkapan Data
7. Q.3.3. Visual Ahli Geoteknik
Penyelidikan dan Kesesuaian
Tanah Prosedur
Desain Geometrik Kesesuaian
8. Q.4.1. Visual Team Leader
Jalan Prosedur Desain
Desain Kesesuaian
9. Q.4.2. Visual Team Leader
Perkerasan Jalan Prosedur Desain
Kesesuaian
10. Q.4.3. Desain Jembatan Visual Ahli Jembatan
Prosedur Desain
Kesesuaian
Team Leader
11. Q.4.4. Gambar Rencana Format dan Visual
Ahli Jembatan
Kebenaran Isi
Penyusunan Kesesuaian
12. Q.4.5. Visual Team Leader
UKL/UPL Prosedur
Kesesuaian Ahli Team
13. Q.4.6. Penyusunan EE Visual
Prosedur Leader
Diskusi Kelengkapan dan Diskusi dan
14. Q.5.1. Team Leader
Pendahuluan Kebenaran data Visual
Kelengkapan dan Diskusi dan
15. Q.5.2. Diskusi Antara Team Leader
Kebenaran data Visual
Kelengkapan dan Diskusi dan
16. Q.5.3. Diskusi Akhir Team Leader
Kebenaran data Visual
Kesesuaian
17. Q.6.1. Laporan Bulanan Visual Team Leader
Format
Penanggung
No Kode Uraian Keberterimaan Metode
Jawab
Laporan Kesesuaian
18. Q.6.2. Visual Team Leader
Pendahuluan Format
Laporan Kesesuaian
19. Q.6.3. Visual Ahli Geodesi
Topografi Format
Laporan Hidrologi Kesesuaian
20. Q.6.4. Visual Ahli Hidrologi
dan Hidrolika Format
Laporan Penye- Kesesuaian
21. Q.6.5. Visual Ahli Geoteknik
lidikan Tanah Format
Kesesuaian
22. Q.6.7. Laporan Desain Visual Ahli Jembatan
Format
Kesesuaian
23. Q.6.8. Laporan Antara Visual Team Leader
Format
Kesesuaian
24. Q.6.9. Laporan Akhir Visual Team Leader
Format
Kesuaian dengan
Standar
Kelengkapan dan
26. Q.6.12. CD Backup Data Visual Team Leader
Kebenaran data
Sistem Manajemen Mutu adalah untuk menguraikan secara rinci, lengkap dan
jelas tentang tata cara melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
tim konsultan perencana, yang disusun sesuai dengan urutan tahapan
kegiatan, mulai tahap persiapan, tahap pembuatan sampai dengan tahap
penerapan dokumen kegiatan pembuatan desain atau kajian lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar setiap kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan yang
sedang dikerjakan akan menjadi lebih mudah diikuti, mudah dilaksanakan,
mudah diawasi, dikendalikan, dipantau dan dievaluasi, serta mudah dikoreksi
atau diperbaiki bilamana terjadi penyimpangan.
3.2.1. TUJUAN
MULAI
Orientasi Lapangan
Pemasangan Patok BM
Pengukuran Potongan
Pengukuran Titik Kontrol Pengukuran Situasi
Melintang
Toleransi
Koreksi Perhitungan Tidak
Ketelitian
Ya
Penggambaran
Penyusunan Laporan
SELESAI
1. Pemasangan patok BM
Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-
kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu
ditambahkan patok bantu.
Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupum elektronis
Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran
dan untuk setiap interval 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila
pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan menggunakan alat
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah siang
(pengamatan) yang genap.
Pengunungan 75 + 75 25 25
50 (luar) + 100
Tikungan 25 25
(dalam)
3.2.3. PERSYARATAN
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :
1. Pemeriksaan theodolit
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung
Sumbu II tegak lurus sumbu I
Garis bidik tegak lurus sumbu II
Kesalahan kolimasi horizontal = 0
Kesalahan indeks vertikal = 0
2. Pemeriksaan alat sifat datar
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo
Hasil pemeriksaaan dan koreksi alat ukur akan dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
Penggambaran
1. Pengambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan
dan 1 : 500 untuk jembtan.
2. Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm.
3. Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x)
dan ordinat (y)-nya.
4. Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar
harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
5. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak
boleh dilakukan secara grafis.
6. Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda
khusus.
7. Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang
melintang akan digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk
3.3.1. TUJUAN
Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini
adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter / perilaku aliran air
pada bangunan jembatan , guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit
banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan
pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.
Lingkup Pekerjaan Survey dan Analisa Data Hidrologi dan Hidrolika untuk
perencanaan jembatan meliputi beberapa hal sebagai berikut :
Melakukan pemeriksaan data morfologi sungai yang telah ada dan
membandingkannya dengan kondisi lapangan saat ini.
Mengumpulkan data yang dapat digunakan langsung untuk perencanaan
dan mencatat keadaan – keadaan yang dapat mempengaruhi rencana tata
letak jembatan.
Memperkirakan kondisi hidrologi dan hidrolika serta sifat – sifat morfologi
sungai.
Mencari data waktu banjir terbesar yang pernah terjadi dan perkiraan
periode ulang yang didapat dari data curah hujan yang ada.
Data iklim dan curah hujan digunakan sebagai input dalam perhitungan
debit banjir rencana untuk menentukan ukuran dimensi saluran, gorong-
gorong dan aspek struktur serta jagaan jembatan.
Analisa Hidrologi, yang meliputi analisa data curah hujan dan analisa data
debit aliran sungai.
Analisa Hidrolika, yang meliputi analisa debit banjir rencana, lengkung
debit sungai, kecepatan aliran, Panjang minimum bukaan jembatan,
dimensi dan elevasi jembatan.
Bagan alir kegiatan pelaksanaan survey dan analisa hidrologi dan hidrolika
dapat dilihat pada gambar 3.2. Bagan Alir Kegiatan Survey dan Analisa
Hidrologi dan Hidrolika
MULAI
Kecapatan Maksimum
yang diizinkan
Panjang Minimum
Bukaan Jembatan
Tidak
Tidak
Ya
Periksa
Freeboard
Ok
Selesai
Gambar 3.7. Bagan Alir Kegiatan Survey dan Analisa Hidrologi dan Hidrolika
a) Metode Rational
Rumus :
Dimana :
Q = Debit banjir rencana (m3/det)
F = Luas daerah pengaliran (km2)
f = Koefisien pengaliran
r = Intensitas curah hujan rata-rata dalam jangka waktu T, sejak
permulaan jatuhnya sampai dengan waktu timbulya banjir
(mm/jam)
Dimana :
R24 = Curah hujan harian (mm), 24 jam
T = Interval kedatangan banjir (jam)
n = Biasanya antara 2/3 sampai dengan 1/2, diambil 2/3
I =
Q = a . f . q2
2. q’ ditaksir
3. Hitung debit Perkerasan
Q = b.q2.f
4. Hitung kecepatan aliran rata – rata
V = 1,31 (Q i2)0,20
5. Hitung waktu konsentrasi
Tc =
q2 =
Q =
Dimana :
I = Kemiringan rata-rata sungai
H = Selisih elevasi sungai di hulu hilir
L = Panjang sungai
Q = Debit puncak sungai
a = Koefisien reduksi
b = Koefisien aliran
q = Curah hujan
F = Luas catchment
t = Waktu konsentrasi
V = Kecepatan aliran
Kerikil 6 mm 1,5
Lempung - 2,0
Cadas 4,5
Dimana :
F = Bilangan Froude
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/det)
g = Percepatan gravitasi (m/det2)
d = Kedalaman hidrolik (m), yang ditentukan sebagai luas
penampang melintang air tegak lurus pada aliran dalam
saluran yang dibagi oleh lebar permukaan bebas.
Bila F = 1, maka :
Dimana :
h1* = Arus balik total (m)
K* = Koefisien Arus Balik Total
α1, α2 = Koefisien energi kinetik
An2 = Luas penampang basah pada bagian penyempitan jembatan
Vn2 = Kecepatan aliran rata-rata didalam penyempitan
A4 = Luas penampang basah sungai dibagian hilir penyempitan
jembatan, dimana ketinggian muka air kembali normal (m2)
A1 = Luas penampang basah sungai dibagian hulu bukaan
jembatan termasuk yang diakibatkan oleh pengaruh arus
balik (m2)
Rumus untuk menentukan arus balik pada aliran jenis II, adalah sebagai
berikut :
Dimana :
h1* = Arus balik total (m)
y = Kedalaman normal pada penyempitan
y2c = Kedalaman kritis pada penyempitan
V1 = Kecepatan normal pada penyempitan
V2c = Kecepatan kritis pada penyempitan
α1, α2 = Koefisien tinggi tekan kecepatan untuk penyempitan
3.4.1. TUJUAN
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 3.3. Lingkup
Pekerjaan Penyelidikan dan Analisa Mekanika Tanah untuk perencanaan
jembatan meliputi beberapa hal sebagai berikut :
MULAI
Penyusunan Laporan
Penyelidikan Tanah
SELESAI
Boring akan dikerjakan dengan alat Bor yang digerakkan dengan mesin
yang mampu mencapai kedalaman yang ditentukan. Mata bor akan
mempunyai diameter cukup besar sehingga undisturbed sample yang
diinginkan dapat diambil dengan baik, dengan diameter core 54,70 mm.
Untuk tanah clay, slit atau tanah lainnya yang tidak terlalu padat, dapat
dipakai steelbit sebagai mata bor, bor intan ( diamond bit) atau mata bor
tungsten sehingga juga dapat diambil undisturbed samplenya dari lapisan
tanah tersebut.
Pada setiap kedalaman yang ditentukan (bila tidak ditentukan lain, maka
rata-rata kedalaman diambil kurang lebih 3,0 meter) pada tanah lunak
akan diambil undisturbed sample untuk test di laboratorium guna
mendapatkan harga index dan engineering properties lapisan tanah.
Sebagai hasil boring, akan dibuat borlog yang paling sedikit dilengkapi
dengan litologi (geological description) harga SPT, letak muka air tanah
dan sebagainya beserta letak kedalaman lapisan tanah yang
bersangkutan. Penamaan dari masing-masing tanah akan dilakukan pada
saat itu juga sesuai dengan kedalaman maupun sifat-sifat tanah tersebut
yang dapat dilihat secara visual.
Apabila tanah yang dibor dalam hal ini cenderung untuk mudah runtuh,
maka persiapan untuk itu (casing) akan segera dilakukan.
4. Pengujian Laboratorium
5. Analisa Laboratorium
Unit Weight
Untuk memperoleh nilai isi berat tanah, maka tanah yang akan
dikenakan pengujian ini adalah tanah dengan keadaan asli. Nilai berat
isi tanah dapat diperoleh dari perbandingan :
6. Analisa Pondasi
Untuk perhitungan daya dukung pondasi digunakan perhitungan yang
masing-masing berdasarkan referensi analisis pondasi dari Meyerhof dan
Schemertmann. Untuk fondasi dalam digunakan pondasi bored pile
dengan diameter 40 cm hingga 100 cm.
Perhitungan Daya Dukung Bored Pile Berdasarkan Data Sondir
Dimana :
Pult = Daya dukung ultimit (ton)
Dimana :
Pult = Daya dukung ultimit (ton)
Pall = Daya dukung yang diijinkan (ton)
FS = Faktor Keamanan
Ab = Luas Penampang Tiang
Cs = Circumference of Pile Shaft
Df = Kedalaman Pondasi Tiang
Nb = Average SPT in the zone of approx 4D below pile tip
Na = Average SPT in the zone of approx 8D below pile tip
Ns = Average SPT in the zone of pile shaft
Vr
120 100 80 60 50 40 30
(km/jam)
32 > 26 1.25
26 > 21 1.50
21 > 19 1.75
19 > 16 2.00
16 > 15 2.25
Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan dipasang pada bagian awal, di ujung dan di titik balik
pada lengkungan untuk menjamin perubahan yang tidak mendadak jari-
jari lengkung, superelevasi dan pelebaran tikungan. Lengkung peralihan
juga membantu penampilan alinemen. Lengkung clothoide umumnya
dipakai untuk lengkung peralihan. Guna menjamin kelancaran
mengemudi, panjang lengkung peralihan yang ditunjukkan pada tabel
dibawah adalah setara dengan waktu tempuh 3 detik, panjang lengkung
peralihan ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pencapaian Kemiringan
Ada 2 metode untuk pencapaian kemiringan (gambar 2.1.). Umumnya, (a-
1) atau (b-1) lebih disukai daripada (a-2) atau (b-2).
Pencapaian kemiringan harus dipasang, di dalam lengkung peralihan.
Bilamana tidak dipasang lengkung peralihan, pencapaian kemiringan harus
dipasang sebelum dan sesudah lengkung tersebut.
(a-1) (b-1)
A C B’ A B’
A’ B A’ B
C1 C2
(a-2) (b-2)
B’
C’
A
C B
B’
A
B
A’ C1 C2
R1
R1 R2 R1
R3
R1 R2 R2
Gambar Gambar
TIKUNGAN GABUNGAN TIKUNGAN BALIK
Jarak pandang henti adalah jumlah dua jarak, jarak yang dilintasi
kendaraan sejak saat pengemudi melihat suatu benda yang menyebabkan
ia harus berhenti sampai saat rem diinjak dan jarak yang dibutuhkan
untuk menghentikan kendaraan sejak saat penggunaan rem dimulai.
Untuk menghitung jarak pandang henti tersebut didekati dengan rumus
sebagai berikut:
80 60 40
Lengkung Vertikal
Untuk menyerap guncangan dan jarak pandang henti, lengkung vertikal
harus disediakan pada setiap lokasi yang ada perubahan kelandaiannya.
Lengkung vertikal biasanya diberikan sebagai lengkung parabola
sederhana, yang ukurannya ditentukan oleh panjangnya, tepatnya
panjang lengkung harus sama dengan panjang A-B-C, namun secara
praktis lengkung tersebut begitu datar sehingga panjang A-B-C sama
dengan jarak datar A-B (lihat gambar 4.4.).
Rumus yang digunakan untuk menghitung Panjang Lengkung Vertikal
Cembung adalah sebagai berikut:
Jarak Pandangan
C
A B
i1
i2
Panjang Lengkung Vertikal Cembung
i1
i2
Jarak Pandangan
A B
C
Desain sruktur perkerasan yang fleksibel pada dasarnya ialah menentukan tebal lapis
perkerasan yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang telah ditetapkan sedemikian
sehingga menjamin bahwa tegangan-tegangan dan regangan-regangan pada semua
tingkat yang terjadi karena beban lalu-lintas, pada batas-batas yang dapat ditahan
dengan aman oleh bahan tersebut.
Ada enam langkah utama yang harus diikuti dalam perencanaan perkerasan jalan
baru, ialah:
1. Tetapkan kriteria perencanaan yang akan digunakan
Umur Rencana
Jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka sampai saat
diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapisan permukaan
yang baru.
MULAI
Buat Persamaan
SN sebagai fungsi dari Mr
Hitung SN Total
Hitung SN Lapisan
Mr = Mr Tanah Dasar
Tidak
Tentukan :
Hitung Tebal Lapisan
1. Mr Lapis Bawah
dengan Koef. Drainase
2. Koefisien Kekuatan
D = SN*/(a.m)
Relatif Lapisan (a)
Tentukan Tebal
Hitung SN
Terpasang (D psg)
Hitung SNKum
SNKum = SNKum+SN* psg
Lapis
SNKum = 0 Ya SELESAI
Permukaan?
Hitung SN*
SN* = SN - SNkum
Tentukan Tebal Terpasang
(D psg)
Ya
% BEBAN GANDAR
JUMLAH LAJUR PER
STANDAR DALAM LAJUR
ARAH
RENCANA
1 100
2 80 – 100
3 60 – 80
4 50 – 75
Reliabilitas (R)
Merupakan upaya untuk menyertakan derajat kepastian ke dalam proses
perencanaan untuk menjamin bermacam – macam alternatif perencanaan dapat
bertahan selama selang waktu yang direncanakan. Rekomendasi tingkat
reliabilitas untuk bermacam – macam klasifikasi jalan dapat dilihat pada tabel 4.5.
Arteri 80 – 99 75 – 95
Kolektor 80 – 95 75 – 95
Lokal 50 – 90 50 - 80
R (%) ZR R (%) ZR
50 - 0,000 93 - 1,476
60 - 0,253 94 - 1,555
70 - 0,524 95 - 1,645
75 - 0,674 96 - 1,751
80 - 0,841 97 - 1,881
85 - 1,037 98 - 2,054
90 - 1,282 99 - 2,327
Koefisien Drainase
Kualitas drainase pada perkerasan lentur diperhitungkan dalam perencanaan
dengan menggunakan koefisien kekuatan relatif yang dimodifikasi. Faktor untuk
memodifikasi koefisien drainase ini adalah koefisien drainase (m). Tabel 4.7.
memperlihatkan nilai koefisien drainase yang merupakan fungsi dari kualitas
drainase dan persen waktu selama setahun struktur perkerasan akan dipengaruhi
oleh kadar air yang mendekati jenuh.
ROUGHNESS
JENIS LAPIS PERMUKAAN IPo
MM/KM
Laston ≥4 ≤ 1000
KLASIFIKASI JALAN
ESAL
LOKAL KOLEKTOR ARTERI TOL
< 10 1.0 - 1.5 1.5 1.5 – 2.0 -
10 - 100 1.5 1.5 - 2.0 2.0 -
100 - 1000 1.5 - 2.0 2.0 2.0 – 2.5 -
> 1000 - 2.0 - 2.5 2.5 2.5
Nilai Koef.
Nilai Nilai Modulus
Jenis lapisan Marshal Kekuatan
CBR Resilien
Stability Relatif
Lapis Pondasi
90% - 29.000 psi 0.14
Granular
Lapis Pondasi
40% - 17.000 psi 0.12
Bawah Granular
Asphalt Treated
- 800 kg 160.000 psi 0.30
Base
4.3.1. PEMBEBANAN
1. Beban mati adalah berat sendiri bangunan atas jembatan dan berat
konstruksi pangkal (abutment) atau pilar termasuk pondasinya. Berat jenis
yang dipakai dalam menentukan beban tetap adalah:
Baja = 77,00 kN/m3
Beton bertulang = 24,00 kN/m3
Beton prategang = 25,00 kN/m3
Pasangan batu kali = 23,50 kN/m3
Beton cyclop = 22,00 kN/m3
Perkerasan Aspal = 22,00 kN/m3
200mm 200mm
2,75
50 kN 225 kN 225 kN
25 kN 112,5 kN 112,5 kN
2,75 m
25 kN 112,5 kN 112,5 kN
Ka.p =
Ka.p =
Dimana : Q : tan-1 e
e : koefisien gempa tanah
Ka : koefisien tekanan tanah aktif
Kp : koefisien tekanan tanah pasif
Ka eq : koefisien tekanan tanah aktif pada saat terjadi gempa
Kp eq : koefisien tekanan tanah pasif pada saat terjadi gempa
TIPE JEMBATAN
Bangunan atas masif :
Dan untuk kendaraan yang sedang berada di atas jembatan, beban angin
dihitung dengan :
TEW = 0,0012 . 1,2 . (Vw)2 . Ab . kN
5. Beban rem bekerja horisontal searah dengan sumbu jalan dan bekerja di
permukaan jalan/lantai, dihitung berdasarkan grafik sebagai berikut:
T =
9. Gaya akibat benda hanyutan pada pilar tergantung pada kecepatan air,
dihitung degan rumus sebagai berikut :
T EF = 0,5 Cp (Vs)2 Ad kN
Dimana : Vs = Kecepatan air rata-rata (m/s) untuk keadan batas
yang ditinjau
Cp = Koefisien seret
Ad = Luas proyeksi pilar tegak lurus arah aliran (m2)
dengan tinggi sama dengan kedalaman aliran.
13. Gaya hidrostatis adalah gaya tekanan air yang biasanya bekerja secara
horizontal pada dinding abutment jembatan. Gaya hidrostatis juga dapat
berupa gaya apung/angkat pada bangunan abutment/pilar jembatan.
Rumus umum untuk menentukan gaya hidrostatis horizontal adalah :
P = ½ . γ . H2
Dimana : P : Tekanan air horizontal
γ : Berat jenis air
H : Tinggi/kedalaman permukaan air
Sementara rumus umum untuk menentukan gaya apung adalah :
P=A.γ.H
Dimana : P : Gaya apung
A : Luas bidang kontak
γ : Berat jenis air
H : Tinggi/kedalaman permukaan air
Beban diterangkan diatas merupakan aksi nominal yaitu aksi yang terdefinisi
dalam tata cara Pembebanan jembatan di peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan serta data statistik dengan periode ulang 50 tahun.
Aksi rencana adalah aksi nominal yang telah bertambah atau berkurang oleh
faktor beban. Faktor beban adalah pengali numerik yang diambil untuk :
Adanya pembedaan yang tidak diinginkan pada beban.
Ketidak tetapan dalam memperkirakan pengaruh pembebanan.
Adanya perbedaan ketepatan dimensi yang dicapai dalam pelaksanaan.
Ringkasan Faktor Beban pada aksi-aksi rencana dapat dilihat pada Tabel 4.12.
berikut :
Faktor Beban
Aksi Lamanya
No Daya Ultimate
Waktu
Nama Simbol Layan Normal Terkurangi
1. Berat Sendiri PMS Tetap
- Beton Pracetak 1,3 1,20 0,85
- Beton dicor ditempat 1,0 1,30 0,75
2. Beban Mati Tambahan PMA Tetap
- Kasus Umum 1,0 2,00 0,70
- Kasus khusus 1,0 1,40 0,80
3. Penyusutan dan Rangkak PSR Tetap 1,0 1,00 Tdd
4. Prategang PPR Tetap 1,0 1,00 Tdd
5. Tekanan Tanah PTA Tetap
- Tekanan Tanah Vertikal 1,0 1,25 0,80
- Tekanan Tanah Lateral
- Aktif 1,0 1,25 0,80
- Pasif 1,0 1,40 0,70
- Diam 1,0 1,25 0,80
6. Beban Pelaksanaan Tetap PPL Tetap 1,0 1,25 0,80
7. Beban Lajur “D” TTD Transient 1,0 2,00 Tdd
8. Beban Truk “T” TTT Transient 1,0 2,00 Tdd
9. Gaya Rem TTB Transient 1,0 2,00 Tdd
10. Gaya Sentrifugal TTR Transient 1,0 2,00 Tdd
11. Beban Trotoar TTP Transient 1,0 2,00 Tdd
Beban Tumbukan pd
12. TTC Transient 1,0 Tdd Tdd
penyangga
Faktor Beban
Aksi Lamanya
No Daya Ultimate
Waktu
Nama Simbol Layan Normal Terkurangi
13. Penurunan PES Transient 1,0 1,20 0,80
14. Temperatur PET Transient 1,0 1,20 0,80
15. Aliran sungai, hanyutan & PEF Transient
batang kayu
- Jembatan besar & Penting Transient 1,0 2,00 Tdd
- Jembatan Tetap Transient 1,0 1,50 Tdd
- Gorong-gorong Transient 1,0 1,00 Tdd
- Jembatan sementara Transient 1,0 1,50 Tdd
Tekanan Hidrostatik dan gaya
16. PEU Transient 1,0 1,00 1,00
apung
17. Beban Angin PEW Transient 1,0 1,20 Tdd
18. Pengaruh Gempa PEQ Transient Tdd 1,00 Tdd
19. Gesekan Perletakan TBF Transient 1,0 1,30 0,80
20. Getaran TVI Transient 1,0 Tdd Tdd
21. Pelaksanaan TCL Transient 1,0
Kombinasi beban pada keadaan batas daya layan terbagi beberapa kombinasi.
Sebagaimana terlihat pada tabel 4.13.
Kombinasi pada keadaan batas ultimate terdiri dari jumlah pengaruh tetap
dengan satu pengaruh transient. Sebagai ringkasan kombinasi yang lazim
diberikan pada Tabel 4.13.
Kombinasi Beban
Aksi
Daya Layan (1) Ultimate (2) Catatan
Nama Simbol 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Aksi Tetap :
- Berat Sendiri PMS x x x x x x x x x x x x
Kombinasi Beban
Aksi
Daya Layan (1) Ultimate (2) Catatan
Nama Simbol 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
- Beban Mati Tambahan PMA x x x x x x x x x x x x
- Penyusutan dan Rangkak PSR x x x x x x x x x x x x
- Prategang PPR x x x x x x x x x x x x
- Tekanan Tanah PTA x x x x x x x x x x x x
- Beban Pelaksanaan Tetap x x x x x x x x x x x x
Beban Transien :
Beban Lajur “D” atau
TTD TTT x o o o o x o o o
Beban Truk “T”
Gaya Rem atau
TTB TTR X o o o o x o o
Gaya Sentrifugal
Beban Pejalan Kaki TTP x x
Gesekan Perletakan TBF o o x o o o o o
Pengaruh Temperatur TET o o x o o o o o o o o
Aliran/Hanyutan/Tumbukan
TEF TEU o o x o o o x o o
dan Hidrostatis /Apung
Beban Angin PEW o o x o o o x o
Aksi Lain :
Pengaruh Gempa PEQ x
Tumbukan PBF x x
Pengaruh Getaran TVI
Pelaksanaan TCL x x
Catatan :
Dalam keadaan batas daya layan pada bagian tabel ini, aksi dengan tanda
x adalah memasukkan faktor beban daya layan penuh
o adalah memasukkan faktor beban daya layan yang sudah diturunkan harganya
Dalam keadaan batas ultimate pada bagian tabel ini, aksi dengan tanda
x adalah memasukkan faktor beban ultimate penuh
o adalah memasukkan faktor beban ultimate yang sudah diturunkan besarnya
sama dengan daya layan
Beberapa aksi tetap bisa berubah menurut waktu secara perlahan-lahan. Kombinasi
beban untu aksi demikian harus dihitung dengan melihat harga rencana maksimum
dan minimum untuk menentukan keadaanyang paling bahaya
1 2 3 4 5 6 7
Aksi Tetap X X X X X X X
Pengaruh Temperatur X X
Arus/hanyutan/hidro/apung X X X X X
Beban angin X X
Pengaruh gempa X
Beban tumbukan X
Beban pelaksanaan X
Setiap struktur jembatan terdiri atas struktur bangunan bawah dan struktur
bangunan atas.
Slab Beton 0 – 12
Beton 12 – 210
Girder
Baja 30 – 300
Beton 90 – 130
Arch Rib
Baja 120 – 370
Beton 90 – 450
Cable Stayed
Baja 90 – 600
Preliminary Design
A. Concrete
h = L
Cantilever and continuous, prestressed concrete
3.
beam, erected by the cantilever method
H = L
h = L
Statically determined and statically in determined
4. prestressed bridges, erected by cantilever
method
H = L
f = L
5. Three hinged arches
d = L
f = L
6. Bridge with the traffic in the middle of arches
d = L
f = L
7. Arches with rigid tie
d = L
f = L
8. Arch – Cantilever bridge deck type
d = L
B. Composite Deck
1. Simple beams h = L
C. Steel Trusses
f = L
H= 5h
f = L
2. Arch with tie beam
h = L
Dimasa lampau, pemilihan bentuk pier yang dilakukan ahli struktur jembatan
lebih cenderung dengan pertimbangan fungsional, estetika bentuk pier
dilakukan hanya berdasarkan intuisi. Namun dewasa ini, estetika dari sebuah
jembatan seharusnya melibatkan tenaga ahli yang berkompeten, misalnya
arsitektur. Pemilihan bentuk, warna, pencahayaan dan proporsional, Secara
keseluruhan akan membentuk struktur jembatan yang indah dan selaras
dengan lingkungan.
Abutments
BACK/PARAPET WALL
BEARING PAD
WING TIMBUNAN
WALL
DINDING
ABUTMENT
FOOTINGS
Pondasi
Secara khusus, terkait dengan kondisi tanah yang harus diperhatikan adalah :
1. Reaksi struktur atas yang harus didukung oleh fondasi tidak menyebabkan
kegagalan geser pada tanah/lapisan tanah yang mendukung fondasi
tersebut.
2. Deformasi yang terjadi pada lapisan tanah fondasi tidak /membahayakan
fondasi dan struktur atas. Artinya settlement yang terjadi harus dalam
toleransi.
Dewasa ini material fondasi terbatas pada beton atau baja, sementara tipe
fondasi sangat bervariasi terutama pada fondasi dalam.
Jenis fondasi sangat tergantung dari kedalaman layer tanah yang akan di pilih
sebagai bearing layer. Tabel di bawah ini adalah diagram kedalaman tanah
pendukung dengan jenis fondasi yang dapat dilaksanakan.
Kedalaman Bearing
10 20 30 40 50 > 60
Layer (m)
Fondasi Dangkal
Pipa baja
Profil H Baja
Pondasi
Tiang
Precast
Bore pile
Open
Caisson
Fondasi
Pneumatic
Fungsi utama dari fondasi adalah mentransfer beban-beban dari struktur atas
ke layer tanah pendukung. Sehingga struktur fondasi harus mempunyai
kekakuan dan kekuatan yang memadai.
Hal-hal yang harus di kontrol untuk berbagai fondasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Pondasi Dangkal
Pondasi Caisson
Pondasi Tiang
Defleksi horizontal dibatasi 1% dari lebar fondasi, tetapi tidak boleh lebih dari
5 cm. Khusus untuk pondasi tiang, defleksi horizontal dibatasi tidak lebih dari
1,5 cm. Pembatasan defleksi horizontal dimaksudkan agar defleksi yang
terjadi pada pondasi masih berada di dalam batas elastik, sehingga stabilitas
pondasi tetap terjaga.
Gambar perencanaan akhir tersebut akan diplot dalam kertas A3 yang selengkapnya
terdiri dari :
1. Umum (General)
Sampul.
Lembar Pengesahan.
Daftar Isi.
Legenda, symbol dan singkatan.
Peta Lokasi Pekerjaan.
Peta Sumber Material.
Rekapitulasi Daftar Kuantitas.
2. Situasi dan Potongan Memanjang.
Skala horizontal 1:1000 dan Vertikal 1:100, Maksimum 350 m per lembar
Dilengkapi dengan detail situasi yang ada, letak dan tanda patok beton, letak
dan ukuran jembatan/gorong-gorong, tanda-tanda lalu lintas, dan lain-lain.
3. Potongan Melintang
Skala horizontal 1:100 dan Vertikal 1:100
Untuk kondisi lurus interval dibuat per 50 m dan kondisi tikungan interval
dibuat per 25 m
4. Struktur
Detail Pondasi
Detail Bangunan Bawah Jembatan
Detail Bangunan Atas Jembatan
5. Gambar Standar
Rambu – Rambu Lalu Lintas
Marka Jalan
Patok Kilometer, Patok Pengarah, Rel Pengaman.
Saluran Samping
Gorong – Gorong
Dinding Penahan Tanah
Diagram super elevasi
Kondisi jalan menuju lokasi pekerjaan relatif sedang, sehingga masih dapat dicapai
dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan berat lainnya tanpa mengalami
hambatan yang berarti.
Iklim di wilayah ini sangat dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan
Gelombang La Nina atau El Nino. Saat musim penghujan (Nopember - Maret ) cuaca
didominasi oleh angin Barat (dari Sumatera, Samudra Hindia sebelah selatan India)
yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Cuaca
didominasi oleh angin Timur. Temperatur di daerah ini dapat mencapai antara 18º C
–29º C.
Curah hujan sebesar 2.712 – 3.670 mm pada musim penghujan bulan September –
Mei. Pada musim kemarau, curah hujan sebesar 615 – 833 mm pada bulan April –
Desember .
Terdapat perbedaan kondisi Jembatan antara lapangan dengan data sekunder. Data
kondisi jembatan eksisting secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
Nama Jembatan : Jembatan Paddomengpadang - Maccodong
Lokasi : KM 10+900 (Ruas Pontang – Kronjo)
No. Jembatan : 157.006
Data kondisi jalan eksisting secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
Nama Ruas Jalan : Pontang – Kronjo
Kelas Jalan : Kolektor Primer
No. Ruas Jalan : 157
Lebar Perkerasan : 4.5 m (rata-rata)
Jenis Perkerasan : Aspal beton
Kondisi Perkerasan : Sedang
Tata Guna Lahan : Kebun dan pemukiman tidak padat
Kondisi sungai memiliki aliran air normal tenang, kecepatan arus air sedang. Gerusan
yang terjadi relatif kecil hanya terjadi pada musim hujan, ekosisitem dan vegetasi
pada daerah aliran sungai belum terganggu, aliran sungai masih bersifat alami,
belum banyak pemukiman penduduk disekitar bantaran sungai. Kedalaman air
normal sekitar 1,0 sampai 3,0 meter.
Lapisan tanah permukaan pada umumnya dominan berupa lempung dengan sedikit
pasir kerikil kerakalan. Lapisan tanah cenderung bersifat lunak.
Untuk lokasi quarry berdasarkan data dari Peta Geologi Regional Kabupaten Soppeng
dapat dilihat pada tabel 4.1. Lokasi Bahan Galian
Perkiraan Luas
No Kab/Kota Lokasi Bahan Cadangan Wilayah
(Ton) (Ha)
Bayah, Sungai Cimandur, Cidikit,
Cikadut, Cipadung,
Pasir
1 Lebak Pasir Pabeasan, Pasir Carelang, 105.000.000 441,25
Quarsa
Kampung Panulauan, Sawarna,
Panggarangan dan Banjarasri
Cisimeut, Ciujung, Cidikit,
Cimandur, Cihara, Kampung Sirtu 25,00
Cieles dan Sungai Ciujung.
Cimanggu, Gunung Sulalimah,
Cadasari, Desa Kabayan, Pasir
Gamang, Pasir Kalapa
Mangkubumi, Cikeusik, Curug
Ciung, kampung Munding,
Batu 17.501.500.00
2 Pandeglang Cibaliung, Gunung Batu, Karang
Gunung 0
Bolong, Katumbiri,
Mempelem, Merapat, Pasir
Koratpeureung, Gunung Kura-
kura, Pandeglang Kadu
Limas.
Sungai Cilember, Sungai
Pasir 210.000.000
Cibungur, Ciliman dan Cikapar
Tanah
Cimanggu dan Munjul 600.000.000
Urug
Pasir
Cimanggu dan Munjul 135.000.000
Gunung
Bojonegara, Lebak Gede, Salira,
Cipura, Pabuaran, Gunung Batu
3 Serang 160.600.427 189,54
Kamuning, Ciwandan dan Pasir Gunung
Mokol.
Bojonegara, Gunung Gede, Tanah
9.103.124 55,00
Ciwandan dan Pasir Pokol. Urug
Tangerang, Teluk Naga, Sungai
Cisadane, Curug, Cikupa, Pasir
Pasir dan
4 Tangerang Keris, Sungai Cianceuri, 10.500.000 178,83
Sirtu
Cidurian, Balaraja, Sepatan,
Legok, Serpong dan Ciputat.
Ciputat, Serpong,
Curug, Tigaraksa, Tanah
30.000.000
Cisoka, Balaraja, Urug
Sepatan dan Tangerang.
1. Perencanaan Geometrik
Medan : Datar
R minimum : 110 m
e maksimum : 8%
Panjang Ls : 35 m
Reliabilitas : 80
Zo : -0,841
Dikarenakan kondisi struktural jembatan lama relatif masih memadai dan kondisi
geometrik jalan yang tidak memerlukan perubahan trase, maka terdapat 2 (dua)
alternatif dalam pemakaian jembatan lama, yaitu sebagai berikut :
a) Pembangunan jembatan kembar
Dalam alternatif ini jembatan baru dibangun dengan lebar 0.6m+4.5m+
0.6m, disamping jembatan lama. Jembatan lama masih tetap digunakan.
Perbaikan jembatan lama meliputi bangunan minor dan perkerasan jalan.
Kelebihan alternatif ini biaya konstruksi untuk jangka pendek dapat ditekan,
sementara kekurangannya dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama
jembatan lama harus dibongkar juga dan dibangun jembatan baru, sehingga
biaya konstruksi untuk jangka panjang dapat lebih mahal.
b) Pembangunan jembatan baru
Dalam alternatif ini jembatan lama tidak digunakan lagi, jembatan baru
dibangun dengan lebar total 11 m. Kelebihan alternatif ini pembangunan
jembatan dilaksanakan satu kali sehingga biaya konstruksi untuk jangka
panjang dapat ditekan, sementara kekurangannya biaya konstruksi dalam
jangka pendek lebih mahal daripada alternatif pertama.
Tim konsultan perencana merekomendasikan alternatif kedua dalam pelaksanaan
desain jembatan Paddomengpadang - Maccodong ini.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk survey topografi adalah sebagai berikut :
1. Kondisi terrain relatif datar, alinyemen horizontal jalan relatif lurus, jalan eksisting
relatif masih baik. Kondisi kedalaman sungai relatif tidak terlalu tinggi dari
permukaan jalan. Daerah aliran sungai di sekitar jembatan relatif datar, sehingga
dapat mempermudah pelaksanaan survey topografi.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk Penyelidikan Tanah dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Daerah Aliran Sungai di sekitar jembatan relatif curam sehingga dapat
menyulitkan dalam pelaksanaan dan mobilisasi peralatan mekanika tanah.
2. Di sekitar lokasi pekerjaan terdapat pemukiman penduduk, sehingga tidak
dibutuhkan perlengkapan untuk menginap di lapangan.
3. Lokasi Quarry sebagaimana tertulis dalam bab sebelumnya agar dianalisa lebih
lanjut property dan kuantitasnya.
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk Survey Hidrologi adalah sebagai berikut :
1. Arus sungai relatif rendah, sehingga dapat memudahkan dalam melaksanakan
survey aliran air.
2. Tinggi muka air banjir rencana selain diperoleh dari hasil analisa, juga sebaiknya