Anda di halaman 1dari 10

Laporan Rekayasa Lingkungan

Bench Scale Continuous Coagulation-Flocculation of Saline Industrial Wastewater


Contaminated by Hydrocarbons
Nur Anisyah Handayani Hasibuan (25320932), Tiara Ananda Husen (25320936),
Wahyu Setyo Kuntoro (25320937), Zayinatun Biladiyah Al Khoeriyah (25320938)

1. Introduction
Pencemaran pada perairan lautan beracun dan kompleks. Koagulasi,
terjadi ketika adanya sumber polutan yang flokulasi dan sedimentasi merupakan
bercampur dengan air laut. Salah satu serangkaian proses pengolahan air limbah
contoh dari kegiatan pencemaran yang secara fisik-kimia yang dapat digunakan.
terjadi di lautan adalah tumpahan air dari Berikut merupakan gambar dari proses
proses pencucian tangki kapal pengangkut koagulasi :
minyak. Air yang dihasilkan oleh proses
ini disebut slop. karakteristik dari air
limbah tersebut adalah air dengan tingkat
konsentrasi hidrokarbon dan salinitas yang
tinggi, serta adanya polutan seperti minyak
dan surfaktan. Untuk menghilangkan
polutan dalam air limbah tersebut, proses
pengolahan fisik, kimia dan biologi dapat
digunakan, tetapi pada kasus ini Koagulasi merupakan proses
pengulangan secara biologi tidak penambahan zat kimia/koagulan dalam air
digunakan. Hal tersebut dikarenakan limbah, yang bertujuan untuk destabilisasi
pengendapan lumpur biologis di senyawa koloid dan membentuk
lingkungan garam dapat menyebabkan gumpalan-gumpalan kecil berupa mikro
beberapa masalah. masalah tersebut flok. Pada proses koagulasi air limbah
ditimbulkan oleh kepadatan air asin yang diaduk dengan kecepatan tinggi, sehingga
lebih besar dibandingkan dengan air tawar partikel-partikel dapat saling berinteraksi.
serta salinitas yang tinggi dalam air limbah Proses selanjutnya adalah proses flokulasi
menyebabkan tekanan osmotik yang tinggi dan sedimentasi, yang ditunjukan pada
antara cairan dan kandungan intraseluler, gambar berikut :
sehingga menyebabkan kematian pada
mikroorganisme yang digunakan.
Jenis pengolahan air limbah yang
cocok digunakan dalam kasus ini adalah
pengolahan air limbah secara fisik dan
kimia. Hal tersebut dikarenakan proses
pengolahan secara fisika dan kimia efektif
dalam menghilangkan bahan organik dan
anorganik dalam air limbah, tingkat
kemurnian yang tinggi serta kemampuan
beradaptasi yang tinggi terhadap senyawa
Flokulasi merupakan proses proses selanjutnya, baik sedimentasi
lanjutan destabilisasi dari proses ataupun flokulasi. Oleh karena itu, dengan
sebelumnya, sehingga mikro flok yang dilakukannya serangkaian proses
sudah terbentuk akan saling berikatan dan pengolahan air limbah secara fisika-kimia
membentuk bentuk yang lebih besar yang sudah disebutkan sebelumnya
berupa pin flok dan akan mencapai ukuran diharapkan dapat meningkatkan efisiensi
maksimalnya berupa makro flok. Pada dan efektivitas dari proses koagulasi-
proses flokulasi, air limbah diaduk dengan flokulasi untuk menghilangkan polutan
kecepatan yang tidak terlalu rendah yang ada di dalam air limbah, yang
ataupun terlalu tinggi untuk menghindari merupakan tujuan dari penelitian tersebut.
sedimentasi dan kerusakan serpihan.
Proses selanjutnya adalah proses 2. Materials and Methods
sedimentasi. Proses sedimentasi 2.1 Karakteristik air limbah
merupakan pengendapan makro flok yang Langkah awal dalam penelitian ini
sudah terbentuk pada proses flokulasi pada adalah menentukan karakteristik awal dari
bagian dasar permukaan tangki air limbah sebelum dilakukan proses
sedimentasi dengan bantuan gaya pengolahan. Sampel pada penelitian ini
gravitasi. Proses tambahan setelah diambil dalam 2 waktu yang berbeda, dan
serangkaian proses tersebut adalah proses dinamai sebagai sampel 2 dan sampel 2.
flotasi, yang ditunjukan pada gambar Pengukuran setiap parameter diulang
berikut : beberapa kali untuk mendapatkan data
yang akurat dan nilai yang ditampilkan
pada tabel merupakan rata-rata dari nilai
yang diperoleh pada pengujian yang
berbeda. Berikut merupakan tabel yang
menunjukan karakteristik awal dari air
limbah yang dihasilkan :

Flotasi merupakan proses


pemisahan antara senyawa padat atau cair 2.2 Pilihan dosis yang optimal untuk
dari sebuah cairan. Pemisahan tersebut koagulan dan flokulan
didasarkan pada perbedaan berat jenis Proses koagulasi dan flokulan
partikel dengan bantuan gelembung udara. dalam proses pengolahan air limbah
proses flotasi pada kasus ini akan memerlukan campuran zat kimia berupa
digunakan pada pemisahan air dan minyak koagulan dan flokulan. Oleh karena itu,
yang terkandung dalam air limbah. diperlukan pemilihan jenis serta dosis dari
Rekayasa yang dilakukan pada kasus ini reagen dan kecepatan putaran pengadukan
adalah dengan penambahan deflektor pada dalam tangki yang berbeda. Salah satu
tangki sedimentasi dan tangki flotasi. faktor yang harus dipertimbangkan dalam
Penambahan deflektor tersebut bertujuan pemilihan reagen tersebut adalah faktor
agar air limbah lebih terarah untuk ke
ekonomi, karena penggunaan senyawa sedimentasi, untuk mengendapkan
kimia tentunya akan menambah biaya sebagian besar zat pencemar ke dasar
dalam penelitian tersebut. Berikut permukaan air. Pada penelitian ini
merupakan tabel yang menunjukan dilakukan dua proses percobaan yang
kombinasi dosis koagulan dan flokulan berbeda setelah proses koagulasi-flokulasi,
yang akan digunakan : yaitu proses sedimentasi dan proses flotasi.
Proses flotasi memiliki tujuan
mengapungkan endapan-endapan yang
sudah terbentuk pada proses koagulasi-
flokulasi ke permukaan air. Proses flotasi
dapat digunakan pada penelitian tersebut
Tes dilakukan didalam sebuah tabung
karena karakteristik air limbah yang
percobaan dengan menggunakan beberapa
berminyak, sehingga memungkinkan
kombinasi pada tabel diatas. Tes tersebut
pembuangan partikel koloid tidak hanya
dilakukan untuk untuk lumpur mentah dan
melalui proses sedimentasi. Oleh karena
lumpur yang sebelumnya sudah
itu, pada penelitian tersebut diterapkan dua
dihilangkan kandungan minyaknya pada
jenis layout, yaitu layout A dimana proses
proses de oiled . Hasil menunjukan jika
akhir menggunakan tangki sedimentasi
efisiensi proses koagulasi dan flokulasi
dan layout B dimana proses akhir
meningkat seiring dengan ditingkatkannya
menggunakan proses flotasi. Pada layout
dosis koagulan, tetapi tidak ada
A akan dilakukan proses penghilangan
peningkatan yang berarti seiring dengan
minyak terlebih dahulu, sementara pada
peningkatan dosis flokulasi. Oleh karena
layout B tidak dilakkan proses
itu, kombinasi yang dipilih adalah
penghilangan minyak. berikut merupakan
penambahan aluminium sulfat sebanyak
gambar perbedaan antara layout A dan
90 mg/L untuk koagulan dan penambahan
layout B :
1 mg/L anionik untuk flokulan.

2.3 Ukuran pabrik


Unit instalasi yang diperlukan untuk
pengolahan air limbah pada proses
koagulasi dan flokulasi didasarkan pada
faktor waktu retensi hidrolik (HRT),
kecepatan pengadukan, laju aliran air
lumpur dan volume. Berikut merupakan
tabel yang menunjukan besarnya faktor- Berdasarkan gambar diatas terdapat tiga
faktor tersebut pada setiap prosesnya : titik pengukuran air limbah, yaitu :
- S1 : pengukuran air limbah yang
sudah dilakukan penghilangan
minyak pada layout A dan air
limbah mentah pada layout B.
2.4 Deskripsi layout yang digunakan - S2 : Pengukuran air limbah setelah
Pengolahan koagulasi-flokulasi proses flokulasi
biasanya akan dilanjutkan dengan proses
- S3 : Pengukuran air limbah yang
sudah diolah
Selama percobaan dilakukan, partikel yang
berada pada tangki sedimentasi atau flotasi
cenderung kembali ke tangki flokulasi.
Seperti yang telah disebutkan
Oleh karena itu, dilakukan pencegahan
sebelumnya, dalam kedua pengujian
dengan menambahkan deflector antara
tersebut dilakukan dengan pengolahan
tangki flokulasi dengan tangki sedimentasi
yang terdapat pada layout A dan layout B
atau flotasi. Sehingga layout percobaan
untuk mengolah slop (sumber air limbah).
dibuat menjadi empat jenis, seperti yang
Dalam instalasi ini, slop dilakukan
dapat dilihat pada gambar dibawah :
pengolahan de-oiled terlebih dahulu
sebelum dikirim ke pengolahan
selanjutnya, pengolahan de-oiled air
limbah bertujuan untuk menghilangkan
sebagian besar minyak yang ada di slop,
dimana memungkinkan untuk mengurangi
beban polutan yang dikirim ke pengolahan
unit flokulasi dan koagulasi.
Tabel. 4 menunjukkan adanya
nilai dari penyisihan minyak pada
pengolahan de-oiled, dimana dilakukan
Berdasarkan gambar diatas, didapatkan pembanding untuk menganalisa dua layout
empat jenis layout yang diterapkan pada yang berbeda dengan melihat kepada tata
percobaan ini, yaitu : letak sistem yaitu tata letak A dan B
- Layout A : pengolahan air limbah menggunakan unit sedimentasi dengan
dengan proses de-oiled, proses penggunaan deflektor dan tanpa deflector
akhir sedimentasi dan tanpa sedangkan tata letak C dan D
deflektor menggunakan unit floatation dengan
- Layout B : pengolahan air limbah penggunaan deflektor dan tanpa deflektor.
dengan proses de-oiled, proses Tabel 4 menyajikan data dari dua sampel
akhir sedimentasi dan yang berbeda sehingga awal dari
menggunakan deflektor parameternya juga berbeda. Hasil
- Layout C : pengolahan air limbah penyisihan dari sumber air limbah yang
tanpa proses de-oiled, proses akhir sudah melakukan de-oiled masih memiliki
flotasi dan tanpa deflektor nilai yang lebih tinggi dengan baku mutu
- Layout D : pengolahan air limbah yang ada dari batas legislative Decree
tanpa proses de-oiled, proses akhir 152/2006. Melihat dari hasil penyisihan
flotasi dan menggunakan deflektor untuk menghilangkan parameter yang lain
seperti TSS maka pengolahan de-oiled
3. Result and Discussion dikonfigurasi sebagai langkah pertama,
3.1 Penghilangan minyak pada air kemudian dilanjutkan dengan adanya
limbah mentah kombinasi dengan pengolahan fisika-kimia
yang nantinya dilakukan untuk antara kedua unit flokulasi dan
menyisihkan parameter yang lainnya. sedimentasi/floatation yang berguna
sebagai jebakan untuk mengurangi efek
3.2 Penyisihan Total Padatan terjadinya turbulensi yang diakibatkan
Tersuspensi (TSS) oleh agitasi pada floatation dan mencegah
Setelah slop pada layout A melalui
de-oiled maka dilanjutkan pada unit fisika- terjadinya aliran baik pada unit
kimia, sedangkan pada layout B slop sedimentasi menuju ke unit sebelumnya.
tersebut langsung dimasukkan ke dalam Faktor lain yang mempengaruhi hasil
pengolahan unit fisika-kimia tanpa adanya penyisihan yaitu penggunaan aluminium
pengolahan de-oiled, dimana untuk hasil sulfat yang digunakan sebagai koagulan
outputnya dilakukan analisa untuk yang sesuai untuk menghilangkan padatan
beberapa parameter. Hasil analisa dari
tersuspensi dari limbah yang memiliki
penyisihan TSS dijabarkan pada grafik
yang dapat dilihat pada Gambar. 3 di salinitas tinggi dan terkontaminasi
bawah ini : hidrokarbon.

3.3 Penyisihan Zat Organik


Penghilangan COD sangat
dipengaruhi oleh fraksi COD total, dimana
terkait dengan bahan organik partikulat
yang larut pada air limbah. Setelah
didapatkan nilai analisa efisiensi TSS
maka bahan organik juga dianalisa untuk
mendapatkan nilai hasil penyisihan yang
dapat dilihat pada Gambar. 4 di bawah ini :

Proses koagulasi-flokulasi telah


dirancang untuk melakukan penyisihan
padatan tersuspensi dan koloid dari air
limbah. Penelitian sebelumnya
menyatakan penyisihan TSS bisa
meningkat dari 40 menjadi 70% tanpa
koagulasi dan hingga 60–90% jika
memakai koagulan. Gambar. 3
menunjukkan variasi konsentrasi dan
penyisihan padatan yang tersuspensi. Gambar. 4 merupakan hasil
Analisa pada Gambar 3. memperlihatkan efisiensi untuk COD, dimana dilihat dari
kinerja pada penggunaan deflector yang nilai konsentrasi air limbah sudah berada
dapat meningkatkan penyisihan pada slop, dibawah baku mutu menurut Legislative
dimana efisiensi penyisihan TSS setelah Decree 152/2006 dengan nilai batas baku
unit koagulasi-flokulasi (S2) dengan mutu 160 mg/l. Grafik tersebut
penggunaan deflector mengakibatkan nilai menunjukkan variasi konsentrasi COD dan
efisiensi mencapai 100%. Penelitian ini efisiensi penyisihan parsial di bagian
menunjukkan penggunaan deflector kontrol yang dipilih, dimana pengujian
sebagai elemen penting yang diletakkan di dilakukan dengan dan tanpa pengolahan
de-oiled. Dalam kasus air limbah de-oiled dilihat pada Gambar. 5 hasilnya berbeda
efisiensi penyisihan COD tertinggi dengan dengan nilai efisiensi penyisihan COD.
adanya deflector sebesar 89%, sedangkan Nilai efisiensi penyisihan tertinggi dengan
tanpa penggunaan deflector sebesar 57%. menggunakan deflector, dimana kehadiran
Hasil penyisihan tersebut dikarenakan deflector menyebabkan peningkatan TOC
adanya pengaruh deflector sebagai limbah cair jika dibandingkan dengan
pencegah turbulensi dan menghalangi analisa penyisihan TOC tanpa deflektor.
agregasi pada kompartemen. Hasil efisiensi penyisihan TOC menurun
Penelitian ini dilakukan dengan air dari 65 menjadi 60% pada slop yang
limbah mentah, yang dianalisis pada diolah sebelumnya dan pada limbah
Gambar. 4b dan d, menyatakan bahwa mentah memiliki nilai efisiensi mencapai
deflector meningkatkan efisiensi 98%.
penghilangan di dalam kompartemen.
Untuk alasan ini meskipun tingkat 3.4. Penyisihan Total Petroleum
penyisihan lebih tinggi di bagian S2 tetapi Hidrokarbon
ada sisa konsentrasi COD pada air limbah. Untuk melengkapi analisis tentang
Namun, pada bagian output (S3) penghilangan partikel organik, bagian ini
konsentrasi COD lebih rendah dalam membahas analisis penyisihan parameter
pengujian yang dilakukan dengan limbah total petroleum hidrokarbon (TPH) pada
yang telah diolah sebelumnya (dihilangkan pengolahan air limbah sesudah dan
minyaknya) dan adanya bantuan deflector. sebelum pengolahan minyak. Pentingnya
Selain dari analisa efisiensi COD maka pengolahan minyak tersebut sangat
dilakukan juga analisa efisiensi penyisihan berpengaruh terhadap penyisihan
TOC yang dapat dilihat pada Gambar 5. hidrokarbon yang dapat dilihat pada grafik
berikut ini : di Gambar. 6 di bawah ini:

Gambar. 6 menunjukkan bahwa


Gambar 5. menunjukkan analisa koagulasi dan flokulasi telah berkontribusi
penyisihan TOC (Total organic carbon) secara substansial terhadap peningkatan
pada air limbah yang memiliki salinitas efisiensi removal, nilai batas baku mutu
terkontaminasi hidrokarbon. Peraturan TPH pada outlet yaitu 5 mg/l yang diatur
tentang nilai batas dari total organik tidak oleh hukum MARPOL 73/78. Analisis
ada yang mengatur, seperti yang dapat TPH pada Gambar. 6 menunjukkan
keberadaan deflector yang berkontribusi Gambar.7 menunjukkan bahwa
positif terhadap penyisihan TPH. Namun, hasil-hasil tersebut dipengaruhi pada tahap
analisis dari data konsentrasi efisiensi yang awal penghilangan minyak. Gambar. 7
dilihat pada setiap bagian menunjukkan diperlihatkan grafik hasil penyisihan untuk
proses penghilangan TPH membutuhkan semua konsentrasi. Secara khusus, dapat
serangkaian unit pengolahan untuk diamati bahwa analisis yang dilakukan
menghilangkan hampir seluruh partikel dengan adanya deflector ditandai dengan
hidrokarbon sehingga nantinya nilai efisiensi yang lebih tinggi. Pada Gambar. 7
konsentrasi outlet dapat mencapai <5 mg/l. dapat diamati bahwa B dan D memiliki
Efisiensi penyisihan TPH hampir keseluruhan nilai konsentrasi yang lebih
mendekati 100% dengan atau tanpa rendah. Selain itu, perlu digaris bawahi
penggunaan deflector pada saat fase konsentrasi polutan di bagian outlet
pemisahan cairan padat yang dilakukan industri selalu lebih rendah dari batas yang
dibagian S3. Dalam kasus slop de-oiled diberlakukan oleh peraturan untuk dibuang
adanya deflector menyebabkan ke badan air.
peningkatan efisiensi 90% hingga
mendekati 100%. 3.6. Analisa Konsentrasi Koagulan
Aluminium merupakan logam yang
3.5. Evaluasi Reaktor Hidrodinamika tidak termasuk parameter pencemar.
Analisis yang dilakukan untuk analisis konsentrasi aluminium pada
menyisihkan parameter pencemar yang penelitian dihubungkan dengan lumpur
berapa pada air limbah seperti parameter yang ada di unit sedimentasi di mana
TSS, COD, TOC dan TPH yang dilihat konsentrasi aluminium merupakan ukuran
dari keuntungan umum dalam sirkulasi yang tidak langsung dari koagulan. oleh
hidrodinamika dan efisiensi penyisihan karena itu pada penelitian ini dianalisis
polutan yang disebabkan oleh deflector konsentrasi aluminium untuk menilai dosis
yang dipasang di lintasan antara flokulasi efektif dari unit koagulasi yang dijabarkan
dan sedimentasi/floatation. Untuk lebih ke dalam kedua grafik yang dapat dilihat
memahami efisiensi proses secara efektif pada Gambar. 8 di bawah ini :
dari polutan removal maka dilakukan
analisis konsentrasi pada akhir slop di unit
terakhir, hasil penyisihan untuk semua
parameter dapat dilihat pada Gambar. 7 di
bawah ini :

Pada grafik sebelah kiri merupakan


grafik menyatakan massa aluminium di
dalam lumpur dengan satuan mg/ kgss
pada pengolahan dapat dilihat untuk grafik
A, B, C dan D terdapat perlakuan terhadap
limbah yang melalui unit pre-Oil removal
dan limbah tanpa perlakuan terlebih
dahulu. untuk grafik A dan C tidak ada koagulan berupa aluminium sulfat
penggunaan deflector sedangkan grafik B yang sesuai untuk menghilangkan
dan D terdapat penggunaan deflector, nilai padatan tersuspensi pada air yang
sludge yang tertinggi terdapat pada pada salinitasnya tinggi dan terkontaminasi
grafik B dengan removal yang cukup dengan hidrokarbon.
tinggi dengan menggunakan deflector. Jadi 2. Total petroleum hidrokarbon
pada analisis konsentrasi menyatakan memiliki peningkatan efisiensi dari
semakin besar konsentrasi logam dalam 90% hingga mendekati 100% dengan
lumpur menunjukkan semakin besar pula bantuan adanya deflector.
efisiensi koagulasi dalam analisis pada air 3. Parameter COD dan BOD memiliki
limbah yang dihilangkan minyak serta nilai yang rendah pada penyisihan
bantuan penggunaan deflector, sedangkan dibandingkan dengan parameter
grafik sebelah kanan merupakan grafik sebelumnya yaitu dengan nilai 89%
konsentrasi Aluminium sulfat pada unit menggunakan deflector.
terakhir sebagai outlet yg dinyatakan 4. Konsentrasi koagulan memiliki dosis di
dalam satuan mg/l, dimana dapat dilihat bawah baku mutu menurut legislative
hasil akhir dari konsentrasi yang berada decree 152/2006 menggunakan
dibawah baku mutu menurut legislative deflector dan sludge memiliki nilai
decree 152/2006 berada pada grafik B dan efisiensi penyisihan yang cukup tinggi
D yang menggunakan deflector dengan pada penggunaan deflector.
pengolahan minyak terlebih dahulu dan
tanpa pengolahan. Pada hasil tersebut 5. Review
dapat dinyatakan, efisiensi pengurangan Review pada penelitian ini dapat
polutan dipengaruhi oleh kondisi dilihat sebagai berikut:
hidrodinamik yang disebabkan oleh 1. Kebaruan dari penelitian untuk
adanya deflector atau dengan adanya pra- optimalisasi pengolahan air limbah
perawatan (yaitu proses penghilangan berkelanjutan pengolahan air limbah
minyak). dengan keuntungan ekonomis dalam
hal fleksibilitas pengolahan dalam tata
4. Conclusions letak dan adanya penggunaan
Penelitian pada jurnal ini dilakukan deflector sebagai pembantu agar tidak
untuk menganalisis hasil penyisihan TSS, terjadinya arus bolak balik yang
COD, TOC dan TPH dengan melihat
menyebabkan turbulensi. Penelitian
keuntungan hasil removal atau penyisihan
polutan dengan menggunakan bantuan ini merupakan realisasi dari unit
deflector pada unit yang berkelanjutan dalam skala laboratorium menjadi
yang dipasang di antara unit flokulasi dan konvensional yang berkelanjutan
unit flotasi atau sedimentasi. dengan konsep untuk mengusulkan
1. Pada parameter TSS jika hanya penggunaan deflector dalam
menggunakan unit koagulasi maka pengolahan air limbah.
nilai efisiensi hanya mencapai 60 2. Pemilihan treatment fisika-kimia
sampai 90% dan jika ditambah dengan dipilih karena faktor dari densitas air
penggunaan deflector nilai efisiensi laut lebih tinggi dibandingkan dengan
dapat mencapai 97% mendekati 100%. air tawar sehingga adanya daya
nilai efisiensi ini juga dibantu oleh dorong apung yang menahan proses
dekantasi atau pemisahan antara
sludge dan air, sedangkan yang kedua
karena salinitas air yang cukup tinggi
pada air limbah menyebabkan tekanan
osmotik pada liquid dan
mikroorganisme.
3. Pengolahan limbah menggunakan
metode fisik-kimia memiliki
kelebihan efisiensi yang cukup tinggi,
sedangkan kekurangannya
memerlukan biaya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode biologi,
hal ini dikarenakan kebutuhan Petroleum hidrokarbon dan
kontaminan air limbah dengan nilai
pengadaan koagulan.
salinitas 1,6-3,2 g/l NaCl dengan removal
4. Adanya perbandingan dengan proses efisiensi COD 90-80% menggunakan
biologi untuk pengolahan air limbah bioreaktor SBR-MBR. Unit biologi MBR
dengan karakteristik salinitas tinggi pada prinsipnya merupakan sistem
menggunakan unit biologi. pengolahan air limbah dengan aplikasi
Perbandingan dilakukan dengan membran yang terendam di dalam
tinjauan dari review dengan salinitas tinggi kombinasi antara activated sludge dengan
yang memanfaatkan mikroorganisme membran filtrasi, dapat dilihat pada
sebagai agen dalam proses biodegradasi gambar di bawah ini merupakan
menggunakan reaktor berupa MBR pembagian dari mikroorganisme yang
(membran by reactor). Penggunaan unit berpengaruh terhadap salinitas dan
reaktor ini didasarkan pada konsentrasi mikroorganisme yang tidak peka terhadap
dari salinitas pada air limbah tersebut yang salinitas, dimana untuk mikroorganisme
dilihat dari senyawa NaCl ataupun garam yang memiliki kepekaan terhadap salinitas
yang memiliki pengaruh terhadap salinitas. disebut sebagai mikroorganisme halofilik
Faktor salinitas ini menjadi faktor dalam yang terbagi atas non halofilik, sedikit
pemilihan unit biologi karena adanya halofilik, cukup halofilik dan sangat
pengaruh dari mikroorganisme yang tahan halofilik sesuai dengan nilai konsentrasi
atau tidaknya terhadap air limbah yang salinitasnya. Oleh karena itu MBR
mengandung nilai salinitas yang tinggi konvensional disesuaikan sesuai kondisi
yang dapat dilihat pada tabel. 1 terdapat salinitas yang dapat dilihat pada gambar di
nilai konsentrasi air limbah yang bawah ini :
mengandung senyawa organik minyak
yang dapat dilihat di bawah ini :
Pada Gambar. 5 berikut
menyatakan nilai konsentrasi salinitas
disesuaikan dengan penggunaan unit
reaktor biologi yang dapat dibagi sebagai
berikut :
· Unit conventional MBR dipakai untuk
nilai konsentrasi salinitas 1 mg/l
hingga 30 mg/l
· Unit MBR hybrid bioreactors dipakai
untuk nilai konsentrasi salinitas 1 mgl
hingga 75 mg/l
· Unit halophilic inoculum dipakai untuk
nilai konsentrasi 27 mg/l hingga 150
mg/l
Maka hasil akhir review kami
adalah pemilihan treatment sebenarnya
tergantung kepada karakteristik limbah
yang dianalisa dan lihat dari faktor
ekonomi dalam pengadaan cost oleh
industri, sedangkan pengolahan biologi ini
sendiri lebih ke pengadaan dalam
pembiakan bakteri yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai